AQIDAH Prinsip Prinsip Dasar Keimanan.do (1)

Prinsip-Prinsip Dasar Keimanan

‫شرح أصول اليإمان‬

PRINSIP-PRINSIP
DASAR
KEIMANAN

Oleh :
MUHAMMAD BIN SHALEH AL ‘UTSAIMIN

Penerjemah :
Ali Makhtum Assalamy

2

Prinsip-Prinsip Dasar Keimanan

3

Editor:

Munir F. Ridwan
Muh.Mu’inudinillah Basri.
ISI BUKU
PENDAHULUAN ………………………………………………………..……..4
AGAMA ISLAM …………………………………………………….………..…5
RUKUN ISLAM ………………………………………………………………...8
PRINSIP AQIDAH ISLAM ……………………………………………………..9
IMAN KEPADA ALLAH SWT ………………………………………………..10
1. Mengimani
Wujud
Allah
Swt
………………………….
………………….10
2. Mengimani
Rububiyah
Allah
swt
…………………………………………13
3. Mengimani

Uluhiyah
Allah
………………………………………………..15
4. Mengimani
Asma
dan
Sifat
Allah
Swt
…………………………………….18
IMAN KEPADA MALAIKAT ……………………………….………………….20
IMAN KEPADA KITAB-KITAB ALLAH ………………….………………….23
IMAM KEPADA PARA RASUL ……………………………………………….24
IMAN KEPADA HARI AKHIR ………………………………..………………28
IMAN KEPADA TAKDIR ……………………………………………………...40
TUJUAN AKIDAH ISLAM ……………………………………………………..47

Prinsip-Prinsip Dasar Keimanan

4


‫بسم الله الرحمن الرحيم‬
PENDAHULUAN
Segala puji bagi Allah. Kami memuji-Nya, memohon
pertolongan- Nya, memohon ampunan-Nya, serta bertobat
kepada-Nya.
Kami berlindung kepada Allah dari kejahatankejahatan diri serta perbuatan-perbuatan buruk Kami. Barang siapa
yang telah diberi petunjuk oleh Allah, maka tidak ada satupun yang
dapat menyesatkannya, dan barang siapa yang disesatkan Allah,
tidak ada satupun yang dapat memberikan petunjuk kepadanya.
Aku bersaksi, tidak ada Tuhan selain Allah yang Esa, tiada sekutu
bagi-Nya. Aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan
utusan-Nya. Selamat sejahtera semoga dilimpahkan kepadanya,
kepada keluarga, para sahabat dan para pengikutnya.
Ilmu tauhid adalah ilmu yang paling mulia dan paling agung
kedudukannya. Setiap muslim wajib mempelajari, mengetahui dan
memahami ilmu tersebut, karena merupakan ilmu tentang Allah ,
tentang asma-asma-Nya, sifat-sifat-Nya, dan hak-hak-Nya atas
semua hamba-Nya.
Ilmu tauhid juga merupakan kunci jalan menuju Allah , serta

dasar syari’at-Nya. Oleh karena itu para Rasul bersepakat untuk
mendakwahkannya kepada seluruh umat manusia.
Allah  berfirman :

 ‫ وما أرسلنا من قبلك من رسول إل نوحي إليه أنه ل إله إل أنا فاعبدون‬
“Dan Kami tidak mengutus seorang Rasulpun sebelum kamu,
melainkan Kami wahyukan kepadanya bahwasanya tidak ada
Tuhan melainkan Aku, maka sembahlah olehmu sekalian akan
Aku.” ( QS. Al-Anbiya : 25).

Prinsip-Prinsip Dasar Keimanan

5

Allah  menyaksikan ke Esaan diri-Nya. Demikian juga para
Malaikat dan para ulama’.
Allah berfirman yang artinya :
“Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Ilah yang berhak
disembah melainkan Dia, yang menegakkan keadilan. Para
Malaikat dan orang-orang yang berilmu (juga menyatakan

yang demikian itu). Tidak ada Ilah yang berhak disembah
melainkan Dia, yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS.
Al-Imran : 18).
Jika ilmu tauhid sedemikian pentingnya, maka setiap muslim
tentu wajib memperhatikannya dengan mempelajari dan
mengajarkannya, dengan berpikir dan
beriktikad agar dapat
mendirikan dinullah atas dasar yang benar, serta untuk
menenangkan jiwa dan mendapatkan kebahagiaan sebagai buah
dan hasilnya.

AGAMA ISLAM
Agama Islam adalah agama yang dibawa oleh Nabi
Muhammad
.
Dengan
Islam,
Allah
mengakhiri
serta

menyempurnakan agama-agama lain untuk para hambanya.
Dengan Islam pula, Allah menyempurnakan kenikmatanNya, dan
meridlai Islam sebagai dinnya. Oleh karena itu tidak ada lain yang
patut diterima selain Islam.
Allah  berfirman:

‫ن ن‬
‫ما ن‬
‫سممو ن‬
‫ن‬
‫ل الل مممهل ون ن‬
‫مممن مر ن‬
‫مد د أنبا أ ن‬
‫م ن‬
‫كا ن‬
‫م ونل نك لممن مر م‬
‫خممات ن ن‬
‫جممال لك م م‬
‫حد د م‬
‫ح م‬

‫ن م‬
‫ م‬
‫م الن مب لي ميمم ن‬
‫ون ن‬
‫ه ب لك م م‬
‫ل ن‬
‫ سورة الحزاب‬ (40)‫ما‬
‫كا ن‬
‫يدء ع نللي م‬
‫ن الل م م‬
‫ش م‬
“Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang lakilaki di antara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup
Nabi-nabi… (QS. Al-Ahzab : 40).

‫ن‬
‫ال ميو ن‬
‫م‬
‫ملتي وننر ل‬
‫سممل ن ن‬
‫ن م ن‬

‫م ال ل م‬
‫ت ل نك م م‬
‫ضي م‬
‫م ن لعم ن‬
‫ت ع نل ني مك م م‬
‫م م‬
‫م م‬
‫م ونأت م ن‬
‫م لديإن نك م م‬
‫ت ل نك م م‬
‫مل م م‬
‫م أك م ن‬
‫ سورة المائدة‬ (3) ‫لديإمنا‬
“Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu,
dan telah kucukupkan kepadamu ni’matKu, dan telah Kuridlai
Islam itu jadi agama bagimu…” (QS. Al-Maidah : 3).

‫ سورة آل عمران‬(19) ‫م‬
‫ن ل‬
‫ن ال م‬

‫إ ل م‬
‫سل ن م‬
‫عند ن الل لهل ال ل م‬
‫ديإ ن‬

Prinsip-Prinsip Dasar Keimanan

6

“Sesungguhnya Ad-diin (yang diridlai) di sisi Allah hanyalah
Islam…” (QS. Al-Imran : 19).

‫قب ن ن‬
‫ن‬
‫سل نم ل لديإمنا فننلن يإ م م‬
‫ن ال م ن‬
‫ه ونهمون لفي ال ل‬
‫خا ل‬
‫خنرةل ل‬
‫ل ل‬

‫من يإ نب مت نلغ غ ني منر ال ل م‬
‫من م م‬
‫ ون ن‬
‫ريإ ن‬
‫م ن‬
‫سمم ل‬
‫( سورة آل عمران‬85)
“Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka
sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) dari padanya,
dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi.” (QS. AlImran : 85).
Allah  telah mewajibkan seluruh umat manusia agar memeluk
agama Islam karena Allah. Hal ini sebagaimana telah difirmankanNya kepada Rasul-Nya, yang artinya :
‫ن‬
‫مل ممم م‬
‫سو م‬
‫قم م‬
‫ت‬
‫مانوا ل‬
‫ميعممما ال ممم ل‬
‫ج ل‬

‫م ن‬
‫ك ال م‬
‫س إ لمني نر م‬
‫سمم ن‬
‫ه م‬
‫ذيِ ل نمم م‬
‫ل الل لممهل إ لل ني مك ممم م‬
‫ل نيإا أيإ ينها المنا م‬

‫م‬
‫ن‬
ِ‫ذي‬
‫ي ال ممم ل‬
‫ت نفآَ ل‬
‫حليي ونيإ م ل‬
‫ه إ لل م همون يإ م م‬
‫ممنوا م لبالل لهل وننر م‬
‫ي ال م‬
‫مي م‬
‫ض ل إ لل ن ن‬
‫ممم م‬
‫سممول لهل الن مب لمم م‬
‫نوالمر ل‬
‫ سورة العراف‬‫( ن‬158)‫دون‬
‫يإ مؤ م ل‬
‫م ت نهمت ن م‬
‫مات لهل نوات مب لمعوه م ل نعنل مك م م‬
‫ن لبالل لهل ونك نل ل ن‬
‫م م‬
“Katakanlah : “Hai manusia, sesungguhnya aku adalah utusan
Allah kepadamu semua, yaitu Allah yang mempunyai kerajaan
langit dan bumi. Tidak ada Ilah yang berhak disembah selain
Dia, yang menghidupkan dan mematikan. Maka berimanlah
kamu kepada Allah dan Rasul-Nya Nabi yang ummi yang
beriman kepada Allah dan kepada kalimat-kalimat-Nya (kitabkitab-Nya) dan ikutilah dia,
supaya kamu mendapat
petunjuk.” (QS. Al-A’raf 158).
Dari Abu Hurairah  dikatakan bahwa Rasulullah  bersabda :

‫ ل يإسمممع بممي أحممد مممن هممذه‬،‫" والذيِ نفس محمممد بيممده‬
ِ‫المممة يإهمموديِ أو نصممراني ثممم يإممموت ولممم يإممؤمن بالممذي‬
." ‫أرسلت به إل كان من أصحاب النار‬

“Demi Tuhan yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya,
tidak seorang pun dari ummat ini, Yahudi maupun Nasrani,
yang mendengar tentang aku, kemudian mati tidak
mengimani sesuatu yang aku diutus karenanya, kecuali dia
termasuk penghuni neraka.” (HR.Muslim).
Beriman kepada Nabi  artinya : membenarkan dengan penuh
penerimaan dan kepatuhan terhadap segala yang dibawanya,
bukan hanya membenarkan semata. Oleh karena itulah Abu Thalib (
paman Nabi ) dikatakan bukan orang yang beriman kepada Nabi ,
walaupun ia membenarkan apa yang dibawa oleh keponakannya
itu, dan dia juga mengakui bahwa Islam adalah agama terbaik.

Prinsip-Prinsip Dasar Keimanan

7

Agama Islam mencakup seluruh kemaslahatan yang dikandung
oleh agama-agama terdahulu. Islam mempunyai keistimewaan,
yaitu relevan untuk setiap masa, tempat dan umat.
Allah  berfirman kepada Rasulnya yang artinya :
“Dan Kami telah turunkan kepadamu Al-Qur’an dengan
membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumya,
yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian
terhadap kitab-kitab yang lain itu… ( QS. Al-Maidah : 48).
Islam dikatakan relevan untuk setiap masa, tempat dan umat,
maksudnya adalah bahwa berpegang teguh pada Islam tidak akan
menghilangkan kemaslahatan umat di setiap waktu dan tempat.
Bahkan dengan Islam, umat akan menjadi baik. Tetapi bukan berarti
Islam tunduk pada waktu, tempat dan umat, seperti yang
dikehendaki sebagian orang.
Agama Islam adalah agama yang benar. Allah menjamin
kemenangan kepada orang yang memegangnya dengan baik. Hal
ini dikatakan dalam firman-Nya, yang artinya :

‫ن‬
‫س ن‬
‫همون ال م ل‬
‫حقم ل لي مظ مهلنره م ع ننلىَ ال م‬
‫ن ال م ن‬
‫ه لبال مهم ن‬
‫ل نر م‬
‫ذيِ أمر ن‬
‫ن ك مل مهل ونل نوم ك نرله ن‬
‫سول ن م‬
‫ديإ ل‬
‫دىَ ونلديإ ل‬
‫شرل م‬
‫م م‬
‫ سورة التوبة‬ (33)‫ن‬
‫كو ن‬
‫ال م م‬
“Dialah yang telah mengutus Rasul-Nya (dengan membawa)
petunjuk
(Al-Qur’an)
dan
agama
yang
benar
untuk
dimenangkannya atas segala agama, walaupun orang-orang
musyrik tidak menyukai.” ( QS. At-Taubah : 33).

‫من‬
‫ممما‬
‫خل ل ن‬
‫ست ن م‬
‫حا ل‬
‫م ونع ن ل‬
‫ممنوا ل‬
‫ه ال م ل‬
‫صال ل ن‬
‫ت ل ني ن م‬
‫ض كن ن‬
‫منك م م‬
‫نآ ن‬
‫ونع ند ن الل م م‬
‫مملوا ال م‬
‫ذيإ ن‬
‫فن ممهم فلممي المر ل‬
‫م ونل ني مب نممد مل نن ممهم‬
‫ست ن م‬
‫خل ن ن‬
‫م ال م ل‬
‫ن ل‬
‫ف ال م ل‬
‫ذيِ امرت ن ن‬
‫ا م‬
‫ضممىَ ل نهممم م‬
‫م لديإن نهم م‬
‫ن ل نهم م‬
‫م ونل ني م ن‬
‫من قنب مل لهل م‬
‫مك من ن م‬
‫ذيإ ن‬
‫ن‬
‫شممرل م‬
‫فممنر ب نعمممد ن ذ نل لمم ن‬
‫ن ب لممي ن‬
‫دون نلني ل يإ م م‬
‫ك‬
‫مممن ك ن ن‬
‫من ب نعمد ل ن‬
‫كو ن‬
‫من ممما يإ نعمب ممم م‬
‫شممي ممئا ون ن‬
‫مأ م‬
‫خومفلهل م‬
‫م‬
‫م‬
‫م‬
‫ن‬
‫ن‬
‫ سورة النممور‬(55)‫ن‬
‫س م‬
‫م ال ن‬
‫فا ل‬
‫قو ن‬
‫فنأوملئ لك هم م‬
“Dan Allah telah berjanji kepada orang orang yang beriman di
antara kamu dan mengerjakan amalan-amalan yang shalih bahwa
Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di muka
bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang yang
sebelum mereka berkuasa. Dan sungguh Dia akan meneguhkan
bagi mereka agama yang telah diridlainya untuk mereka dan Dia
benar-benar akan menukar (keadaan) mereka sesudah mereka
berada dalam kekuatan menjadi aman sentosa. Mereka tetap
menyembah-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun
dengan Aku. Barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu,
maka mereka itulah orang-orang yang fasik.” ( QS. An-Nur : 55).

Prinsip-Prinsip Dasar Keimanan

8

Agama Islam merupakan aqidah dan syariat. Islam adalah
agama yang sempurna dalam aqidah dan syai’at, karena :
1. memerintahkan untuk bertauhid dan melarang syirik.
2. memerintahkan untuk bersikap jujur dan melarang berbuat
bohong/dusta.
3. memerintahkan untuk berbuat adil dan melarang berbuat
lalim.
Catatan :
Adil artinya menyamakan yang sama dan membedakan yang
berbeda, bukan persamaan secara mutlak seperti yang
dikatakan sebagian orang, yang mengatakan bahwa Islam
adalah agama persamaan yang mutlak. Menyamakan hal-hal
yang berbeda merupakan kelaliman yang tidak dianjurkan oleh
Islam, dan pelakunyapun tidak terpuji.
4. memerintahkan untuk bersikap amanat dan melarang khianat.
5. memerintahkan untuk menepati janji dan melarang ingkar
janji.
6. memerintahkan untuk berbakti pada ibu-bapak serta melarang
menyakitinya.
7. memerintahkan untuk bersilaturrahim/menyambung hubungan
dengan kerabat dekat, serta melarang memutuskannya.
8. memerintahkan untuk berbuat baik dengan tetangga dan
melarang berbuat jahat kepada mereka.
Secara umum Islam memerintahkan agar bermoral baik dan
melarang bermoral buruk. Islam juga memerintahkan setiap
perbuatan baik, dan melarang perbuatan buruk.
Allah  berfirman :

‫ إن الله يإأمر بالعدل والحسان وإيإتاء ذيِ القربىَ ويإنهىَ عن الفحشاء‬
 ‫والمنكر والبغي يإعظكم لعلكم تذكرون‬
“Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan
berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, Dan Allah
melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan.
Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat
mengambil pelajaran.” ( QS. An Nahl : 90).

RUKUN ISLAM

Prinsip-Prinsip Dasar Keimanan

9

Islam didirikan atas lima dasar, sebagaimana yang tersebut
dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Umar ,
Rasulullah  bersabda :

‫" بنممي السمملم علممىَ خمممس؛ شممهادة أن ل إلممه إل اللممه وأن محمممدا عبممده‬
." ‫ وإقام الصلة وإيإتاء الزكاة وصيام رمضان والحج‬،‫ورسوله‬
“Islam didirikan atas lima dasar; yakni : (1) Bersaksi bahwa
tiada Ilah yang berhak disembah selain Allah, dan Muhammad
adalah hamba Allah dan RasulNya, (2) mendirikan shalat, (3)
menunaikan zakat, (4) puasa Ramadlan, dan (5) ibadah haji.”
(HR. Bukhari Muslim).
1. Kesaksian tiada Ilah yang berhak disembah selain Allah dan
Muhammad adalah hamba serta Rasul-Nya merupakan
keyakinan yang mantap, yang diekspresikan dengan lisan.
Dengan kemantapannya itu, seakan-akan dapat menyaksikanNya.
Syahadah (kesaksian) merupakan satu rukun, padahal yang
disaksikan itu ada dua hal, ini dikarenakan Rasul  adalah
muballigh (penyampai) sesuatu dari Allah . Jadi, kesaksian
bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan Allah merupakan
kesempurnaan kesaksian : “Tiada tuhan selain Allah”.
Atau, karena kesaksian (syahadah) itu merupakan dasar
sah dan diterimanya semua amal. Amal tidak sah dan tidak
akan diterima bila dilakukan tidak dengan keikhlasan terhadap
Allah  dan dengan tidak mengikuti manhaj RasulNya . Ikhlas
kepada Allah terealisasi pada kesaksian “bahwa Muhammad
adalah hamba dan utusanNya.”
Buah syahadah (kesaksian) yang terbesar ialah
membebaskan hati dan jiwa dari penghambaan terhadap
makhluk serta tidak mengikuti selain para Rasul-Nya.
2. Mendirikan shalat artinya menyembah Allah dengan
mengerjakan shalat secara istiqamah serta sempurna, baik
waktu maupun caranya.
Salah satu buah atau hikmah shalat adalah mendapat
kelapangan dada, ketenangan hati, dan menjauhkan diri dari
perbuatan keji dan mungkar.
3. Mengeluarkan zakat artinya, menyembah Allah  dengan
menyerahkan kadar (ukuran) yang wajib dari harta-harta yang
harus dikeluarkan zakatnya.
Salah satu hikmah mengeluarkan zakat adalah membersihkan
jiwa dan moral yang buruk yaitu kekikiran, serta dapat
menutupi kebutuhan Islam dan umat Islam.

Prinsip-Prinsip Dasar Keimanan

10

4. Puasa Ramadlan artinya menyembah Allah  dengan cara
meninggalkan hal-hal yang dapat membatalkannya di siang
hari bulan Ramadhan. Salah satu hikmahnya adalah melatih
jiwa untuk meninggalkan hal-hal yang disukai karena mencari
ridla Allah Azza wa jalla.
5. Naik haji ke Baitullah ( rumah Allah), artinya menyembah Allah
 dengan menuju ke Baitul al Haram (Rumah suci) untuk
mengerjakan syiar atau manasik haji.
Salah satu hikmahnya adalah melatih jiwa untuk mengerahkan
segala kemampuan harta dan jiwa agar tetap taat kepada
Allah . Oleh karena itu haji merupakan salah satu macam
jihad fi sabilillah.
Hikmah rukun Islam, baik yang sudah Kami sebutkan maupun
yang belum Kami sebutkan, akan dapat menjadikan umat sebagai
umat yang suci, bersih, beragama yang benar, dan memperlakukan
manusia dengan penuh keadilan serta kejujuran. Baiknya syariatsyariat Islam yang lain tergantung pada baiknya dasar-dasar ini.
Baiknya umatpun tergantung pada baiknya agamanya, dan
hilangnya kebaikan tingkah laku umatpun akan tergantung pada
kadar hilangnya kebaikan agamanya.
Bagi yang ingin mengetahui penjelasan ini, silahkan menyimak
firman Allah  yang artinya :
“Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan
bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka
berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan
(ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan
perbuatannya. Maka apakah penduduk negeri-negeri itu
merasa aman dari kedatangan siksaan Kami kepada mereka di
malam hari diwaktu mereka sedang tidur? Atau apakah
penduduk negeri-negeri itu merasa aman dari kedatangan
siksaan
Kami
kepada
mereka
di
waktu
matahari
sepenggalahan naik ketika mereka sedang bermain? Maka
apakah mereka merasa aman dari azab Alah (yang tidak
terduga-duga)? Tiadalah yang merasa aman dari azab Allah,
kecuali orang-orang yang merugi.” ( QS. Al-A’raf : 96-99).
Untuk lebih jelasnya hendaklah anda pelajari sejarah orangorang terdahulu kita, karena dalam sejarah terdapat pelajaran bagi
orang-orang yang berakal dan bagi orang yang hatinya “bersih”
(tidak ada hijab yang menutupi hatinya).
PRINSIP AKIDAH ISLAM

Prinsip-Prinsip Dasar Keimanan

11

Aqidah Islam dasarnya adalah iman kepada Allah, iman kepada
para Malaikat-Nya, iman kepada kitab-kitab-Nya, iman kepada para
Rasul-Nya, iman kepada hari akhir, dan iman kepada takdir yang
baik dan yang buruk. Dasar-dasar ini telah ditunjukkan oleh
Kitabullah dan sunnah Rasul-Nya .
Allah berfirman dalam kitab sucinya, yang artinya :
“Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat
itu suatu kebaktian, akan tetapi sesungguhnya kebaktian itu
ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, Malaikat-Malaikat,
kitab-kitab, nabi-nabi…” ( QS. Al-Baqarah : 177).
Dalam soal takdir, Allah berfirman, yang artinya :
“Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu menurut
ukuran, dan perintah Kami hanyalah satu perkataan seperti
kejapan mata.” (QS. Al-Qomar : 49-50).
Nabi  juga bersabda dalam haditsnya sebagai jawaban
terhadap Malaikat jibril ketika bertanya tentang iman :

‫" اليإمان أن تؤمن بالله وملئكته وكتبه ورسله واليوم الخر وتممؤمن‬
." ‫بالقدر خيره وشره‬
“Iman adalah engkau beriman kepada Allah, para MalaikatNya, kitab-kitab-Nya, para Rasul-Nya, hari kemudian, dan
beriman kepada takdir yang baik dan yang buruk.” ( HR.
Muslim ).

IMAN KEPADA ALLAH
Iman kepada Allah mengandung empat unsur :
1. Beriman kepada wujudnya Allah .
Wujud Allah telah dibuktikan oleh fitrah, akal, syara’, dan
indra.
1.
Bukti fitrah tentang wujud Allah adalah bahwa iman
kepada sang Pencipta merupakan fitrah setiap makhluk,
tanpa terlebih dahulu berpikir atau belajar. Tidak akan
berpaling dari tuntutan fitrah ini, kecuali orang yang di
dalam hatinya terdapat sesuatu yang memalingkannya.
Rasulullah  bersabda :

‫ فأبواه يإهممودانه أو يإنصممرانه أو‬،‫" ما من مولود إل يإولد علىَ الفطرة‬
." ‫يإمجسانه‬

Prinsip-Prinsip Dasar Keimanan

12

“Semua bayi dilahirkan dalam keadaan fitrah, ibu
bapaknyalah yang menjadikan ia yahudi, nasrani, atau
majusi.” (HR. Al-Bukhari).
2.

Bukti akal tentang wujud Allah adalah proses terjadinya
semua makhluk, bahwa semua makhluk, yang terdahulu
maupun yang akan datang, pasti ada yang menciptakan.
Tidak mungkin makhluk menciptakan dirinya sendiri, dan
tidak mungkin pula terjadi secara kebetulan. Tidak
mungkin wujud itu ada dengan sendirinya, karena segala
sesuatu tidak akan dapat mencipakan dirinya sendiri.
Sebelum wujudnya tampak, berarti tidak ada.
Semua makhluk tidak mungkin tercipta secara kebetulan
karena setiap yang diciptakan pasti membutuhkan
pencipta. Adanya makhluk dengan aturan aturan yang
indah, tersusun rapi, dan saling terkait dengan erat
antara sebab-musababnya dan antara alam semesta
satu sama lainnya. Semua itu sama sekali menolak
keberadaan seluruh makhluk secara kebetulan, karena
sesuatu yang ada secara kebetulan, pada awalnya pasti
tidak teratur.
Kalau makhluk tidak dapat menciptakan dirinya sendiri,
dan tidak tercipta secara kebetulan, maka jelaslah,
makhluk-makhluk itu ada yang menciptakan, yaitu Allah
Rabb semesta alam.
Allah  menyebutkan dalail aqli (akal) dan dalil qath’i
dalam surat Ath thur :

‫ن‬
‫ن‬
‫ن غ ني مرل ن‬
‫ سورة الطور‬(35)‫ن‬
‫خال ل م‬
‫خل ل م‬
‫م ال م ن‬
‫م م‬
‫قوا ل‬
‫قو ن‬
‫يدء أ م‬
‫أ م‬
‫م هم م‬
‫ش م‬
‫م م‬

“Apakah mereka diciptakan tanpa sesuatupun ataukah
mereka yang menciptakan (diri mereka sendiri)?” ( QS.
Ath-thur : 35).
Dari ayat di atas tampak bahwa makhluk tidak diciptakan
tanpa pencipta, dan makhluk tidak menciptakan dirinya
sendiri. Jadi jelaslah, yang menciptakan makhluk adalah
Allah .
Ketika Jubair bin Muth’im mendengar dari Rasulullah 
yang tengah membaca surat Ath-thur dan sampai kepada
ayat-ayat ini :
“Apakah mereka diciptakan tanpa sesuatupun, ataukah
mereka menciptakan (diri mereka sendiri)? Ataukah
mereka telah menciptakan langit dan bumi itu?

Prinsip-Prinsip Dasar Keimanan

13

Sebenarnya mereka tidak meyakini (apa yang mereka
katakan). Ataukah di sisi mereka ada perbendaharaan
Robbmu atau merekalah yang berkuasa?” ( QS. At-Thur :
35-37).
Ia, yang tatkala itu masih musyrik berkata : “hatiku
hampir saja terbang. Itulah permulaan menetapnya
keimanan dalam hatiku.” (HR. Al-Bukhari).
Dalam hal ini Kami ingin memberikan satu contoh. Kalau
ada sesorang berkata kepada anda tentang istana yang
dibangun, yang dikelilingi kebun-kebun, dialiri sungaisungai, dialasi oleh hamparan karpet, dan dihiasi dengan
berbagai perhiasan pokok dan penyempurna, lalu orang
itu mengatakan kepada anda bahwa istana dengan
segala kesempurnaanya ini tercipta dengan sendirinya,
atau tercipta secara kebetulan tanpa pencipta, pasti anda
tidak akan mempercayainya, dan menganggap perkataan
itu adalah perkataan dusta dan dungu. Kini Kami
bertanya kepada anda, masih mungkinkah alam semesta
yang luas ini beserta apa-apa yang ada di dalamnya
tercipta dengan sendirinya atau tercipta secara
kebetulan?.
3.
Bukti syara’ tentang wujud Allah  bahwa seluruh kitab
samawi ( yang diturunkan dari langit ) berbicara tentang
itu. Seluruh hukum yang mengandung kemaslahatan
manusia yang dibawa kitab-kitab tersebut merupakan
dalil bahwa kitab-kitab itu datang dari Robb yang maha
Bijaksana dan Mengetahui segala kemaslahatan makhlukNya. Berita-berita alam semesta yang dapat disaksikan
oleh realitas akan kebenarannya yang didatangkan kitabkitab itu juga merupakan dalil atau bukti bahwa kitabkitab itu datang dati Robb Yang Maha Kuasa untuk
mewujudkan apa yang diberitakan itu.
4.
Bukti inderawi tentang wujud Allah  dapat dibagi menjadi
dua:
a. kita dapat mendengar dan menyaksikan terkabulnya do’a
orang-orang yang berdo’a serta penolong-Nya yang
diberikan kepada orang-orang yang mendapatkan
musibah. Hal ini menunjukkan secara pasti tentang wujud
Alah .
Allah berfirman :

Prinsip-Prinsip Dasar Keimanan

14

 ‫ ونوحا إذ نادىَ من قبل فاستجبنا له فنجيناه وأهله من الكرب العظيم‬
“Dan (ingatlah kisah) Nuh sebelum itu ketika dia berdo’a,
dan Kami memperkenankan do’anya, lalu Kami
selamatkan dia beserta keluarganya dari bencana yang
besar.” ( QS. Al-Anbiya : 76).
“Ingatlah), ketika kamu memohon pertolongan kepada
Robbmu, lalu diperkenankannya bagimu …” ( QS. Al-Anfal
: 9)
Anas bin Malik  berkata : “ Pernah ada seorang badui
datang pada hari jum’at. Pada waktu itu Nabi  tengah
berkhotbah. Lelaki itu berkata : “Hai Rasul Allah, harta
benda Kami telah habis, seluruh warga sudah kelaparan.
Oleh karena itu mohonkanlah kepada Allah  untuk
mengatasi kesulitan Kami. “Rasululah lalu mengangkat
kedua tangannya dan berdo’a. tiba-tiba awan mendung
bertebaran bagaikan gunung-gunung. Rasulullah belum
turun dari mimbar, hujan turun membasahi jenggotnya.
Pada hari jum’at yang kedua, orang badui atau orang lain
berdiri dan berkata : ‘Hai Rasulullah, bangunan Kami
hancur dan harta bendapun tenggelam, doakanlah Kami
ini kepada Allah (agar selamat).’ Rasulullah lalu
mengangkat kedua tangannya, seraya berdo’a : “Ya
Robbku, turunkanlah hujan di sekeliling Kami, dan jangan
Engkau turunkan sebagai bencana bagi Kami.” Akhirnya
beliau tidak mengisyaratkan pada suatu tempat kecuali
menjadi terang (tanpa hujan).” (HR. Al-Bukhari).
b. Tanda-tanda para Nabi yang disebut mukjizat, yang dapat
disaksikan atau didengar banyak orang merupakan bukti
yang jelas tentang wujud yang mengutus para Nabi
tesebut, yaitu Allah , karena hal-hal itu berada di luar
kemampuan manusia. Allah melakukannya sebagai
penguat dan penolong bagi para Rasul.
Ketika Allah memerintahkan Nabi Musa untuk memukul
laut dengan tongkatnya, Musa memukulnya, lalu
terbelahlah laut itu menjadi dua belas jalur yang kering,
sementara air di antara jalur-jalur itu menjadi seperti
gunung-gunung yang bergulung. Allah berfirman, yang
artinya :
“Lalu Kami mewahyukan kepada Musa : “Pukullah lautan
itu dengan tongkatmu.” Maka terbelahlah lautan itu dan

Prinsip-Prinsip Dasar Keimanan

15

tiap-tiap belahan adalah seperti gunung yang besar.”
( QS. Asy-Syuara’ : 63).
Contoh kedua adalah mukjizat Nabi Isa  ketika
menghidupkan orang-orang yang sudah mati; lalu
mengeluarkannya dari kubur dengan izin Allah.
Allah  berfirman yang artinya :
“… dan aku menghidupkan orang mati dengan seizin
Allah…” (QS. Al-Imran : 49).
“ … dan (ingatlah) ketika kamu mengeluarkan orang mati
dari kuburnya (menjadi hidup) dengan izinKu ..” ( QS. AlMaidah : 110).
Contoh ketiga adalah mukjizat Nabi Muhammad  ketika
kaum Quraisy meminta tanda atau mukjizat. Beliau
mengisyaratkan pada bulan, lalu terbelahlah bulan itu
menjadi dua, dan orang-orang dapat menyaksikannya.
Allah  berfirman tentang hal ini yang artinya :
“Telah dekat (datangnya) saat (kiamat) dan telah
terbelah bulan. Dan jika mereka (orang-orang musyrik)
melihat suatu tanda (mukjizat), mereka berpaling dan
berkata : “(ini adalah) sihir yang terus-menerus.” (QS. AlQomar 1-2).
Tanda-tanda yang diberikan Allah, yang dapat dirasakan
oleh indera kita itu adalah bukti pasti wujudNya.
2. Beriman kepada Rububiah Allah .
Beriman kepada Rububiyah Allah maksudnya : beriman
sepenuhnya bahwa Dialah Robb satu-satunya, tiada sekutu
dan tiada penolong bagiNya.
Robb adalah yang berhak menciptakan, memiliki serta
memerintah. Jadi, tidak ada pencipta selain Allah, tidak ada
pemilik selain Allah, dan tidak ada perintah selain perintah
dari-Nya. Allah  telah berfirman yang artinya :
“…Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanya hak Allah.
Maha suci Allah, Robb semesta alam.” (QS. Al-A’raf : 54).

Prinsip-Prinsip Dasar Keimanan

16

…Yang (berbuat) demikian itulah Allah Robbmu, kepunyaanNyalah kerajaan. Dan orang-orang yang kamu seru (sembah)
selain Allah tidak mempunyai apa-apa walaupun setipis kulit
ari.” (QS. Fathir : 13).
Tidak ada makhluk yang mengingkari kerububiyahan Allah ,
kecuali orang yang congkak sedang ia tidak meyakini
kebenaran ucapannya, seperti yang dilakukan fir’aun ketika
berkata kepada kaumnya : “Akulah tuhanmu yang paling
tinggi.” ( QS. An-Naziat : 24), dan juga ketika berkata : “Hai
pembesar kaumku, aku tidak mengetahui tuhan bagimu selain
aku.” ( QS. Al-Qashash : 38)
Allah  berfirman yang artinya :

‫ة‬
‫قن نت منها نأن م‬
‫ست ني م ن‬
‫ن ن‬
‫عاقلب نمم م‬
‫وا فنممانظ ممر ك ني ممم ن‬
‫ف ك نمما ن‬
‫ح م‬
‫ج ن‬
‫ون ن‬
‫ف م‬
‫دوا ب لنها نوا م‬
‫م ظ مل م م‬
‫سممهم م‬
‫ممما ونع مل ممم و‬
‫ سورة النمل‬‫( ن‬14)‫ديإن‬
‫م م‬
‫س ل‬
‫ف ل‬
‫ال م م‬
“Dan mereka mengingkarinya karena kezdaliman dan
kesombongan mereka padahal hati mereka meyakini
(kebenaran)nya.” (QS. An-Naml : 14).

‫قد ع نل لمت مما ن‬
‫ت وال ن‬
‫م‬
‫ن‬
‫نقا ن‬
‫م‬
‫صمآَئ لنر ونإ لمنمي‬
‫ر‬
‫وا‬
‫ما‬
‫س‬
‫ال‬
‫ب‬
‫ر‬
‫ل‬
‫إ‬
‫ؤلء‬
‫هم‬
‫ل‬
‫ز‬
‫أنم‬
‫ن‬
‫ل‬
‫ي‬
‫ن‬
‫ل لن ن م‬
‫م‬
‫ن‬
‫م ن ن‬
‫ض بن ن‬
‫م‬
‫ن‬
‫ن‬
‫ن‬
‫ل‬
‫ل‬
‫ل نظ من ي ن‬
‫ سورة السراء‬ (102)‫مث ممبومرا‬
‫ك نيإا فلمر ن‬
‫عو م‬
‫ن ن‬
Nabi Musa berkata kepada Fir’aun : “Sesungguhnya kamu
telah mengetahui bahwa tiada yang menurunkan mukjizatmukjizat itu kecuali Robb yang memelihara langit dan bumi
sebagai bukti-bukti yang nyata; dan sesungguhnya aku
mengira kamu, hai fir’aun, seorang yang akan binasa.” (QS.
Al-Isra’ : 102).

Oleh karena itu, sebenarnya orang-orang musyrik mengakui
rububiyah Allah, meskipun mereka menyekutukan-Nya dalam
uluhiyah (penghambaan).
Allah  berfirman, yang artinya :
“Katakanlah : Kepunyaan siapakah bumi ini, dan semua yang
ada padanya, jika kamu mengetahui? “Mereka akan menjawab
: “kepunyan Allah”. Katakanlah : “siapakah yang empunya
langit yang tujuh dan yang empunya Arsy yang besar?”
mereka menjawab : “kepunyaan Allah.” Katakanlah : “Maka
apakah kamu tidak bertakwa? “Katakanlah : “Siapakah yang di
tanganNya berada kekusaan atas segala sesuatu, sedang Dia
melindungi, tetapi tidak ada yang dapat dilindungi dari
(azab)Nya, jika kamu mengetahui?” mereka akan menjawab :

Prinsip-Prinsip Dasar Keimanan

17

“kepunyaan Allah.” Katakanlah : “(kalau demikian), maka dari
jalan manakah kamu ditipu?” ( QS. Al-Mu’minun : 84-89).

 ‫ ولئن سألتهم من خلق السماوات والرض ليقولن خلقهن العزيإز العليم‬
“Dan sungguh jika kamu bertanya kepada mereka : “Siapakah
yang menciptakan langit dan bumi?”, niscaya mereka
menjawab, “Semuanya diciptakan oleh yang Maha Perkasa
lagi Maha Mengetahui.” ( QS. Az-Zukhruf : 9).

 ‫ ولئن سألتهم من خلقهم ليقولن الله فأنىَ يإؤفكون‬
“Dan sungguh jika kamu bertanya kepada mereka : “siapakah
yang menciptakan mereka?”, niscaya mereka menjawab :
“Allah”, maka bagaimanakah mereka dapat dipalingkan (dari
menyembah Allah)?” (QS. Az-Zukhruf : 87).
Perintah Allah  mencakup perintah alam semesta (kauni) dan
perintah syara’ (syar’i). Dia adalah pengatur alam, sekaligus
sebagai pemutus seluruh perkara, sesuai dengan tuntutan
hikmahNya. Dia juga pemutus peraturan-peraturan ibadah
serta hukum-hukum muamalat sesuai dengan tuntutan
hikmahNya. Oleh karena itu barangsiapa menyekutukan Allah
dengan seorang pemutus ibadah atau pemutus muamalat,
maka dia berarti telah menyekutukan Allah serta tidak
beriman kepadaNya.
3. Beriman kepada Uluhiyah Allah .
Artinya, benar-benar mengimani bahwa Dialah Ilah yang benar
dan satu-satunya, tidak ada sekutu baginya.
Al Ilah artinya “al ma’luh”, yakni sesuatu yang disembah
dengan penuh kecintaan serta pengagungan.
Allah  berfirman, yang artinya :
“Dan Tuhanmu adalah tuhan yang Maha Esa; tidak ada tuhan
melainkan Dia, yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.”
( QS. Al Baqarah : 163).

‫ شهد الله أنه ل إله إل هو والملئكة وأولوا العلم قائما بالقسط ل إله‬
 ‫إل هو العزيإز الحكيم‬
“Allah menyatakan bahwa tidak ada Tuhan (yang berhak
disembah) selain Dia yang menegakkan keadilan, para
Malaikat dan orang-orang yang berilmu (juga menyatakan

Prinsip-Prinsip Dasar Keimanan

18

demikian). Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia
yang Maha Perkasa lagi Maha bijaksana.” ( QS. Al-Imran :18).
Allah  berfirman tentang lata, uzza, dan manat yang disebut
sebagai tuhan, namun tidak diberi hak Uluhiyah:
Allah  berfirman, yang artinya :

‫إن هي إل أ نسماء سميتمو ن ن‬
‫سل م ن‬
‫م نوآنباؤ م م‬
‫ما نأننز ن‬
‫ن‬
‫ه ب لنها ل‬
‫من م‬
‫ل الل م م‬
‫كم م‬
‫ها أنت م م‬
‫ن م مم م‬
‫م ن‬
‫طا د‬
‫ل م ل ن ل‬
‫ سورة النجم‬(23)

“Itu tidak lain hanyalah nama-nama yang kamu dan bapakbapak kamu mengada-adakannya; Allah tidak menurunkan
suatu keteranganpun untuk (menyembah)nya…” (An Najm :
23).
Setiap sesuatu yang disembah selain Allah, Uluhiyahnya
adalah batil.
Allah  berfirman yang artinya :
“(Kuasa Allah) yang demikian itu adalah karena sesungguhnya
Allah, Dialah (Tuhan) yang haq dan sesungguhnya apa saja
yang mereka seru selain dari Allah, itulah yang batil, dan
sesungguhnya Allah, Dialah yang Mahatinggi lagi Mahabesar.”
(Al-Hajj : 62).
Allah  juga berfirman tentang Nabi Yusuf yang berkata kepada
dua temannya di penjara, yang artinya :
“Hai kedua temanku dalam penjara, manakah yang baik,
tuhan-tuhan yang bermacam-macam itu ataukah Allah yang
Maha Esa lagi Maha Perkasa? Kamu tidak menuyembah yang
selain Allah, kecuali hanya (menyembah) nama-nama yang
kamu dan nenek moyangmu membuat-buatnya. Allah tidak
menurukan suatu keteranganpun tentang nama-nama itu…”
( QS. Yusuf : 40).
Oleh karena itu para Rasul ‘Alaihimussalam berkata kepada
kaum-kaumnya :
“Sembahlah Allah oleh kamu sekalian, sekali-kali tidak ada
Tuhan selain daripadanya. Maka mengapa kamu tidak
bertaqwa (kepadaNya)?” ( QS. Al-Mu’minun : 32).
Orang-orang musyrik tetap saja mengingkarinya. Mereka
masih saja mengambil Tuhan selain Allah . Mereka

Prinsip-Prinsip Dasar Keimanan
menyembah, meminta bantuan dan pertolongan
tuhan-tuhan itu dengan menyekutukan Allah.

19
kepada

Pengambilan tuhan-tuhan yang dilakukan orang-orang musyrik
ini telah dibatalkan oleh Allah dengan dua bukti :
A
Tuhan-tuhan yang diambil itu tidak mempunyai
keistimewaan uluhiyah sedikitpun, karena mereka adalah
makhluk, tidak dapat menciptakan, tidak dapat menarik
manfaat, tidak dapat menolak bahaya, tidak memiliki
hidup dan mati, tidak memiliki sedkitpun dari langit dan
tidak pula ikut memiliki keseluruhannya.
Allah  berfirman,yang artinya :
“Mereka mengambil tuhan-tuhan selain daripadaNya
(untuk
disembah),
yang
tuhan-tuhan
itu
tidak
menciptakan apapun, bahkan mereka sendiri diciptakan
dan tidak kuasa untuk (menolak) sesuatu kemudharatan
dari dirinya dan tidak (pula untuk mrngambil) sesuatu
manfaatpun dan (juga) tidak kuasa mematikan,
menghidupkan dan tidak (pula) membangkitkan.” ( QS.
Al-Furqan : 3).
“Katakanlah : “Serulah mereka yang kamu anggap
(sebagai tuhan) selain Allah. Mereka tidak memiliki
(kekuasaan) seberat zarrahpun di langit dan di bumi, dan
mereka tidak mempunyai suatu sahampun dalam
(penciptaan) langit dan bumi, dan sekali-kali tidak ada
diantara mereka yang menjadi pembantu bagiNya, dan
tiadalah berguna syafaat di sisi Allah, melainkan bagi
orang yang telah diizinkanNya memperoleh syafaat…”
( QS. Saba’ : 22-23).
“Apakah mereka mempersekutukan (Allah dengan)
berhala-berhala
yang
tak
dapat
menciptakan
sesuatupun? Sedangkan berhala-berhala itu sendiri
buatan orang. Dan berhala-berhala itu tidak mampu
memberi
pertolongan
kepada
penyembahpenyembahnya dan kepada dirinya sendiripun berhalaberhala itu tidak dapat memberi pertolongan.” ( QS. AlA’raf :191-192).
Kalau demikian keadaan tuhan-tuhan itu, maka sungguh
sangat tolol dan sangat batil bila menjadikan mereka
sebagai Ilah dan tempat meminta pertolongan.

Prinsip-Prinsip Dasar Keimanan
B

20

Sebenarnya orang-orang musyrik mengakui bahwa Allah 
adalah satu-satunya Robb, Pencipta, yang di tangan-Nya
kekuasaan segala sesuatu. Mereka juga mengakui bahwa
hanya Dialah yang dapat melindungi dan tidak ada yang
dapat melindungi-Nya. Ini mengharuskan pengesaan
uluhiyah (penghambaan), seperti mereka mengEsakan
Rububiyah (ketuhanan) Allah.
Allah  berfirman :

‫ن‬
‫م‬
‫خل ن ن‬
‫ذيِ ن‬
‫ن ل‬
‫م نوال م ل‬
‫م ال م ل‬
‫س اع مب م م‬
‫م ل نعنل مك م م‬
‫من قنب مل لك م م‬
‫قك م م‬
‫دوا م نرب مك م م‬
‫ نيإا أيإ ينها المنا م‬
‫ذيإ ن‬
‫ن‬
‫ماء ب لنناء وننأننز ن‬
‫جعن ن‬
‫ن‬
‫ت نت م م‬
‫ل ل‬
‫( ال م ل‬21)‫ن‬
‫ذيِ ن‬
‫قو ن‬
‫ض فلنراشا م نوال م‬
‫س ن‬
‫ل ل نك م م‬
‫م المر ن‬
‫م ن‬
‫ن‬
‫ل‬
‫م‬
‫م‬
‫م‬
‫م‬
‫ماء فنممأ م‬
‫جعنلمموا ل للممهل‬
‫مممنرا ل‬
‫ج ب لممهل ل‬
‫م فنل ن ت ن م‬
‫خنر ن‬
‫ال م‬
‫ت رلمزقمما لك ممم م‬
‫ن الث م ن‬
‫ماء ن‬
‫س ن‬
‫ممم ن‬
‫ن‬
‫ن‬
‫ سورة البقرة‬‫ن‬
‫مو ن‬
‫أن ن‬
‫م ت نعمل ن م‬
‫دادا م ونأنت م م‬
“Hai
manusia,
sembahlah
Robbmu
yang
telah
menciptakanmu dan orang-orag yang sebelummu, agar
kamu bertaqwa. Dialah yang menjadikan bumi sebagai
hamparan bagimu dan langit sebagai atap, Dia
menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan
dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezki
untukmu; karena itu janganlah kamu
mengadakan
sekutu-sekutu bagi Allah, padahal kamu mengetahiu.” (
QS. Al-Baqarah : 21-22).
“Dan sungguh jika kamu bertanya kepada mereka :
“Siapakah yang menciptakan mereka? “ niscaya mereka
menjawab : “Allah”. Maka bagaimanakah mereka dapat
dipalingkan (dari menyembah Allah)?” ( QS. Az-Zukhruf :
87).
“Katakanlah : “siapakah yang memberi rezki kepadamu
dari langit dan dari bumi, atau siapakah yang kuasa
(menciptakan) pendengaran dan penglihatan, dan
siapakah yang mengeluarkan yang hidup dari yang mati
dan yang mengeluarkan yang mati dari yang hidup, dan
siapakah yang mengatur segala urusan?” Maka mereka
akan menjawab : “Allah”. Maka katakanlah : “Mengapa
kamu tidak bertaqwa (kepadaNya)?” maka (Dzat yang
demikian) itulah Allah Robb kamu yang sebenarnya.
Tidak ada sesudah kebenaran itu, malainkan kesesatan.
Maka
bagaimanakah
kamu
dipalingkan
(dari
kebenaran)?” ( QS. Yunus : 31-32).
4.

Beriman kepada Asma’ dan sifat Allah .

Prinsip-Prinsip Dasar Keimanan

21

Iman kepada nama-nama dan sifat-sifat Allah  , yakni :
menetapkan nama-nama dan sifat-sifat yang sudah
ditetapkan Allah untuk diri-Nya dalam kitab suci-Nya atau
sunnah Rasul-Nya dengan cara yang sesuai dengan
kebesaran-Nya tanpa tahrif (penyelewengan), ta’thil
(peniadaan), takyif (menanyakan bagaimana?), dan
tamsil (menyerupakan).
Allah  berfirman, yang artinya :
“Allah mempunyai Asmaaul husna, maka memohonlah
kepadanya dengan menyebut asmaul husna itu dan
tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari
kebenaran dalam (menyebut) nama-namaNya. Nanti
mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah
mereka kerjakan.” ( QS. Al-A’raf : 180).
“Allah mempunyai sifat yang Mahatinggi; Dialah Yang
Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” ( QS. An-Nahl : 60).
“… tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan
Dialah yang Maha mendengar lagi Maha Melihat.” ( QS.
Asy-syura : 11).
Dalam perkara ini ada dua golongan yang tersesat, yaitu :
1.

Golongan
Mu’aththilah,
yaitu
mereka
yang
mengingkari nama-nama dan sifat-sifat Allah atau
mengingkari sebagiannya saja. Menurut sangkaan
mereka, menetapkan nama-nama dan sifat-sifat itu
kepada Allah dapat menyebabkan tasybih (penyerupaan),
yakni menyerupakan Allah  dengan makhluk-Nya.
Pendapat ini jelas keliru karena :
a. Sangkaan itu akan mengakibatkan hal-hal yang bathil
atau salah, karena Allah  telah menetapkan untuk
diriNya nama-nama dan sifat-sifat, serta telah menafikan
sesuatu yang serupa denganNya. Andaikata menetapkan
nama-nama dan sifat-sifat itu menimbulkan adanya
penyerupaan, berarti ada pertentangan dalam kalam
Allah serta sebagian firman-Nya akan menyalahi sebagian
yang lain.
b. Kecocokan antara dua hal dalam nama atau sifatnya tidak
mengharuskan adanya persamaan. Anda melihat ada dua

Prinsip-Prinsip Dasar Keimanan

22

orang yang keduanya manusia, mendengar, melihat dan
berbicara, tetapi tidak harus sama dalam makna-makna
kemanusiaannya, pendengarannya, penglihatannya, dan
pembicaraannya. Anda juga melihat beberapa binatang
yang punya tangan, kaki dan mata, tetapi kecocokannya
itu tidak mengharuskan tangan, kaki dan mata mereka
sama. Apabila antara mkhluk-makhluk yang serupa
dalam nama atau sifatnya saja jelas memiliki perbedaan,
maka tentu perbedaan antara khaliq (pencipta) dan
makhluk (yang diciptakan) akan lebh jelas lagi.
2.

Golongan
Musyabbihah,
yaitu
golongan
yang
menetapkan
nama-nama
dan
sifat-sifat,
tetapi
menyerupakan Allah  dengan makhluknya. Mereka
mengira hal ini sesuai dengan nash-nash Al Qur’an,
karena Allah berbicara dengan hamba-hamba-Nya
dengan sesuatu yang dapat difahaminya. Angapan ini
jelas keliru ditinjau dari beberapa hal, antara lain :
a.

b.

Menyerupakan Allah  dengan makhluk-Nya jelas
merupakan sesuatu yang bathil, menurut akal
maupun syara’. Padahal tidak mungkin nash-nash
kitab suci Al-Qur’an dan sunnah Rasul menunjukkan
pegertian yang bathil.
Allah  berbicara dengan hamba-hambaNya dengan
sesuatu yang dapat dipahami dari segi asal
maknanya.
Hakikat
makna
sesuatu
yang
berhubungan dengan zdat dan sifat Allah adalah hal
yang hanya diketahui oleh Allah saja.

Apabila Allah menetapkan untuk diri-Nya bahwa Dia Maha
Mendengar, maka pendengaran itu sudah maklum dari segi
maknanya, yaitu menemukan suara-suara. Tetapi hakikat
hal itu dinisbatkan kepada pendengaran Allah tidak maklum,
karena hakekat pendengaran jelas berbeda, walau pada
makluk-makhluk sekalipun. Jadi perbedaan hakikat itu
antara pencipta dan yang diciptakan jelas lebih jauh
berbeda.
Apabila Allah  memberitakan tentang diri-Nya bahwa Dia
bersemayam di atas Arasy-Nya, maka bersemayam dari
segi asal maknanya sudah maklum, tetapi hakekat
bersemayamnya Allah itu tidak dapat diketahui.

Prinsip-Prinsip Dasar Keimanan

23

Buah iman kepada Allah :
1. Merealisasikan pengEsaan Allah  sehingga tidak
menggantungkan harapan kepada selain Allah, tidak
takut kepada yang lain, dan tidak menyembah kepada
selain-Nya.
2. Menyempurnakan kecintaan terhadap Allah, serta
mengagungkan-Nya sesuai dengan nama-nama-Nya yang
indah dan sifat-sifat-Nya yang Maha tinggi.
3. Merealisasikan ibadah kepada Allah dengan mengerjakan
apa yang diperintah serta menjauhi apa yang dilarangNya.

IMAN
KEPADA PARA MALAIKAT
Malaikat adalah alam ghaib, makhluk, dan hamba Allah .
Malaikat sama sekali tidak memiliki keistimewaan rububiyah dan
uluhiyah. Allah menciptakannya dari cahaya serta memberikan
kekuatan yang sempurna serta kekuatan untuk melaksanakan
ketaatan itu.
Allah  berfirman, yang artinya :
“… dan Malaikat yang ada di sisi-Nya, mereka tidak angkuh
untuk menyembahnya dan tidak (pula) merasa letih, mereka
selalu bertasbih malam dan siang tiada henti-hentinya.” ( QS.
Al Anbiya’ : 19-20).
Malaikat berjumlah banyak, dan tidak ada yang dapat
menghitungnya, kecuali Allah. Dalam hadits Bukhari dan Muslim
terdapat hadits dari Anas  tentang kisah mi’raj bahwa Allah telah
memperlihatkan Al-Baitul Ma’mur yang ada di langit kepada Nabi
. Di dalamnya terdapat 70.000 Malaikat yang setiap hari
melakukan shalat. Siapapun yang keluar dari tempat itu, tidak
kembali lagi.
Iman kepada Malaikat mengandung empat unsur :
1.
Mengimani wujud mereka.
2.
Mengimani mereka yang kita kenali nama-namanya,
seperti jibril, dan juga terhadap nama-nama Malaikat
yang tidak kita kenal.
3.
Mengimani sifat-sifat mereka yang kita kenali, seperti
sifat bentuk Jibril, sebagaimana yang pernah dilihat Nabi 
yang mempuyai 600 sayap yang menutup ufuk.

Prinsip-Prinsip Dasar Keimanan

24

Malaikat bisa saja menjelma berwujud seorang lelaki,
seperti yang pernah terjadi pada Malaikat jibril tatkala
Allah  mengutusnya kepada Maryam. Jibril menjelma jadi
seorang yang sempurna. Demikian pula ketika jibril
datang kepada Nabi , sewaktu beliau sedang duduk di
tengah-tengah para sahabatnya. Jibril datang dengan
bentuk seorang lelaki yang berpakaian sangat putih,
berambut sangat hitam, tidak terlihat tanda-tanda
perjalanannya,
dan
tidak
seorangpun
yang
mengenalinya. Jibril duduk dekat Nabi , menyandarkan
kedua lututnya ke lutut Nabi dan meletakkan kedua
telapak tangannya di atas kedua pahaya. Ia bertanya
kepada Nabi  tentang Islam, iman, ihsan, hari kiamat,
dan tanda-tandanya, setelah tidak di situ lagi, barulah
Nabi  menjelaskan kepada para sahabatnya, “itu adalah
Jibril yang datang untuk mengajarkan agama kalian.”
Demikian halnya dengan para Malaikat yang diutus
kepada Nabi Ibrahim dan Luth. Mereka mejelma bentuk
mejadi lelaki.
4.

Mengimani tugas-tugas yang diperintahkan Allah kepada
mereka yang sudah kita ketahui, seperti bacaan tasbih,
dan menyembah Allah  siang dan malam tanpa merasa
lelah.

Diantara mereka ada yang mempunyai tugas-tugas
tertentu, misalnya :
1.
Malaikat Jibril yang dipercayakan menyampaikan wahyu
kepada para Nabi dan Rasul.
2.
Malaikat Mikail yang diserahi tugas menurunkan hujan
dan tumbuh-tumbhan.
3.
Malaikat Israfil yang diserahi tugas meniup sangkakala di
hari kiamat dan kebangkitan makhluk.
4.
Malaikat maut yang diserahi tugas mencabut nyawa
orang.
5.
Malaikat yang diserahi tugas menjaga neraka.
6.
Para Malaikat yang diserahi tugas yang berkaitan dengan
janin dalam rahim, ketika sudah mencapai empat bulan di
dalam kandungan, Allah  mengutus Malaikat untuk
meniupkan ruh dan menyuruh untuk menulis rezkinya,
ajal, amal, derita dan bahagianya.
7.
Para Malaikat yang diserahi tugas menjaga dan menulis
semua perbuatan manusia. Setiap orang dijaga oleh dua

Prinsip-Prinsip Dasar Keimanan

8.

Malaikat, yang satu pada sisi dari kanan
satunya lagi pada sisi dari kiri.
Para Malaikat yang diserahi tugas menanyai
mayit sudah dimasukkan ke dalam kuburnya,
datanglah dua makaikat yang bertanya
tentang Robbnya, agama dan Nabinya.

25
dan yang
mayit. Bila
maka akan
kepadanya

Buah iman kepada Malaikat.
1. Mengetahui keagungan Allah, kekuatan dan kekuasanNya.
Kebesaran makhluk pada hakikatnya adalah dari keagungan
sang pencipta.
2. Syukur kepada Allah  atas perhatianNya terhadap manusia
sehingga menugasi Malaikat untuk memelihara, mencatat
amal-amal dan berbagai kemaslahatannya yang lain.
3. Cinta kepada para Malaikat karena ibadah yang mereka
lakukan kepada Allah ..
Ada orang sesat yang mengingkari keberadaan Malaikat,
mereka mengatakan bahwa Malaikat ibarat “kekuatan kebaikan”
yang tersimpan pada makhluk-makhluk, ini berarti tidak
mempercayai kitabullah, sunnah RasulNya, da ijma’ (konsensus)
umat Islam.
Allah berfirman, yang artinya :

‫من‬
‫سمل مأول لممي‬
‫جا ل‬
‫مانوا ل‬
‫ض ن‬
‫ال م ن‬
‫منلئ لك نةل مر م‬
‫مد م ل لل مهل نفاط لرل ال م‬
‫ل ال م ن‬
‫س ن‬
‫ح م‬
‫ع ل‬
‫ت نوالمر ل‬
‫ن‬
‫زيإد م لفي ال م ن م‬
‫ه ع نل نممىَ ك ممم م‬
‫ممما يإ ن ن‬
‫ل‬
‫مث مننىَ ونث منل ن‬
‫شمماء إ ل م‬
‫جن ل ن‬
‫أ م‬
‫ن الل ممم ن‬
‫ق ن‬
‫حة د م‬
‫ث ونمرنباع ن يإ ن ل‬
‫خل ل‬
‫ن‬
‫ سورة فاطر‬‫ديإدر‬
‫يدء قن ل‬
‫ش م‬
“Segala puji bagi Allah Pencipta langit dan bumi, yang
menjadikan Malaikat sebagai utusan-utusan (untuk mengurus
berbagai macam urusan) yang mempunyai sayap, masingmasing (ada yang) dua, tiga dan empat. Allah menambahkan
pada ciptaanNya apa yang dikehendakiNya. Sesungguhnya
Allah Maha kuasa atas segala sesuatu.” (QS. Fathir : 1).

‫ن‬
‫م‬
‫ن كن ن‬
‫ملَئ لك ن م‬
‫ونل نوم ت ننرىَ إ لذ م يإ نت نونمفىَ ال م ل‬
‫ن وم م‬
‫ضرلمبو ن‬
‫ة يإ ن م‬
‫م ونأد منبممانرهم م‬
‫جمموهنهم م‬
‫فمروا م ال م ن‬
‫ذيإ ن‬
‫ذومقوا م ع ن ن‬
‫ون م‬
‫ سورة النفال‬ (50) ‫ق‬
‫ب ال م ن‬
‫ذا ن‬
‫ح ل‬
‫ريإ ل‬
“Kalau kamu melihat ketika para Malaikat mencabut jiwa
orang-orang yang kafir seraya memukul muka dan belakang
mereka (dan berkata) : “Rasakan olehmu siksa neraka yang
memba