TUGAS BIOLOGI DASAR MANUSIA ANATOMI FISI

TUGAS BIOLOGI DASAR MANUSIA
ANATOMI FISIOLOGI PAYUDARA

DISUSUN OLEH :
1. DELVIA LUTFI AWALIAH

(1615401024)

2. THINA APRIYANI

(1615401006)

3. TANTI NOVITA SARI

(1615401045)

POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNGKARANG
JURUSAN KEBIDANAN
TAHUN 2016

TUGAS BIOLOGI DASAR MANUSIA

A. Anatomi Payudara
Setiap manusia pada umumnya mempunyai payudara, tetapi antara laki – laki
dan perempuan berbeda dalam fungsinya. Payudara yang matang adalah salah
satu tanda kelamin sekunder dari seorang gadis dan merupakan salah satu
organ yang indah dan menarik. Lebih dari itu untuk mempertahankan
kelangsungan hidup keturunannya maka organ ini menjadi sumber utama dari
kehidupan, karena Air Susu Ibu ( ASI ) adalah makanan bayi yang paling
penting

terutama

pada

bulan



bulan

pertama


kehidupan.

Payudara (mammae, susu) adalah kelenjar yang terletak di bawah kulit, di atas
otot dada. Fungsi dari payudara adalah memproduksi susu untuk nutrisi bayi.
Manusia mempunyai sepasang kelenjar payudara, yang beratnya kurang lebih
200 gram, saat hamil 600 gram dan saat menyusui 800 gram.
Pada payudara terdapat tiga bagian utama, yaitu :
1. Korpus (badan), yaitu bagian yang membesar.
2. Areola, yaitu bagian yang kehitaman di tengah.
3. Papilla atau puting, yaitu bagian yang menonjol di puncak payudara.
1. Struktur Makraskopis Payudara (luar)

Cauda axillaris
Adalah jaringan payudara yang meluas ke axilla.

Areola
Daerah lingkaran yang terdiri dari kulit yang longgar dan mengalami
pigmentasi dan masing-masing payudara bergaris tengah kira-kira 2,5 cm.
Areola berwarna merah muda pada wanita yang berkulit cerah, lebih gelap

pada wanita yang berkulit cokelat, dan warna tersebut menjadi gelap pada
waktu hamil. Didaerah areola ini terletak kira-kira 20 glandula sebacea.
Pada kehamilan areola ini membesar dan disebut tuberculum montgomery.
Papila mammae
Terletak di pusat areola mammae setinggi iga ( costa ) ke-4. papilla
mammae merupakam suatu tonjolan dengan panjang kira- kira 6 mm,
tersusun atas jaringan erektil berpigmen dan merupakan bangunan yang
sangat peka. Permukaan papilla mammae berlubang- lubang berupa
ostium papillare kecil- kecil yang merupakan muara duktus lactifer.
Duktus latifer ini di lapisi oleh epitel.
2. Struktur Mikraskopi Payudara (dalam)

Payudara terutama etrsusun atas jaringan kelenjar tetapi juga mengandung
sejumlah jaringan lemak dan di tutupi oleh kulit. Jaringan kelenjar ini di
bagi menjadi kira-kira 18 lobus yang di pisahkan secara sempurna satu
sama lain oleh lembaran- lembaran jaringan febrosa. Struktur didalamnya
dikatakan menyerupai segmen buah anggur atau jeruk yang dibelah. Setiap
lobus merupakan satu unit fungsional yang berisi dan tersusun atas bangun
sebagai berikut :


1) Alveoli
Yang mengandung sel-sel yang mensekresi air susu. Setiap alveolus
dilapisi oleh sel-sel yang mensekresi air susu, disebut acini. Yang
mengekstraksi

faktor-faktor

dari

darah

yang

penting

untuk

pembentukan air susu. Di sekeliling setiap alveolus terdapat sel-sel
mioepitel yang kadang disebut sel keranjang (basket cell)atau sel labalaba (spider cell). Apabila sel-sel ini dirangsang oleh oksitosin akan
berkontraksi sehingga mengalirkan air susu kedalam duktus lactifer.

2) Tubulus lactifer
Saluran kecil yang berhubungan dengan alveoli
3) Ductus lactifer
Saluran sentral yang merupakan muara beberapa tubulus lactifer
4) Ampulla
Bagian dari ductus lactifer yang melebar, yang merupakan tempat
menyimpan air susu. Ampulla terletak dibawah areola.
5) Lanjutan masing-masing ductus lactifer
Meluas dari ampulla sampai muara papilla mammae
6) Vaskularisasi
Suplai darah (vaskulaisasi) ke payudara berasal dari arteria mammaria
iterna, arteria mammaria eksterna, dan arteria-arteria intercostalis
superior. Drainase vena melalui pembuluh-pembuluh yang sesuai, dan
akan masuk kedalam vena mammaria interna dan vena axillaris.
7) Drainase limfatik
Drainase limfatik terutama kedalam kelenjar axillaris dan sebagian
akan dialirkan kedalam fissura portae hepar dan kelenjar mediasanum.
Pembluh limfatik dari masing-masing payudara berhubungan satu
sama lain.
8) Persyarafan

Funfsi payudara terutama dikendalikan oleh aktivitas hormon.pada
kulit dipersyarafi oleh cabang-cabang nervus thoracalis. Juga terdapat
sejumlah saraf simpatis, terutama disekitar areola dan papilla
mammae.

3. Tahap Perkembangan Payudara

Tahap 1: Anak
Pada anak perempuan payudara masih bener-bener datar dan hanya
tonjolan puting saja. Keadaan ini sama dengan ke adaan payudara anak
laki-laki
Tahap 2 : Payudara Mulai Terbentuk
Tahap ini biasanya terjadi pada anak berumur 7 tahun sampai dengan 14
tahun dimana puting lebih menonjol dan payudara mulai terbentuk dan
berukuran kecil. Pada tahap ini biasanya akan timbul sedikit rasa sakit
didada tetapi ini dianggap normal
Tahap 3 : Payudara Mulai Tumbuh
Pada tahap ini payudara mulai membengkak dan lingkaran di sebelah
puting yang akan melebar dan berwarna sedikit lebih gelap sedangkan
puting berlahan-lahan akan membesar. Pada tahap ini biasanya terjadi

sekitar 2-24 bulan. biasanya pada tahap ini seorang perempuan mulai
menggunakan mini set atau Bra berukuran kecil. biasanya tahap ini terjadi
di usia 11 sampai 13 tahun
Tahap 4 : Puting dan Payudara Mulai Menonjol
Pada tahap ini payudara mulai terbentuk dan menjadi semakin besar. Pada
tahap ini lah biasanya akan timbul rasa pegal dan garis-garis merah di
sekitar payudara. Pada tahap ini membeli Bra atau BH yang tepat sangat
dianjurkan karena jika kita salah dalam penanganan bentuk payudara akan
menjadi kendur karena dalam fase ini payudara sedang mengalami
pembentukan menjadi dewasa
Tahap 5 : Dewasa

Bentuk inilah adalah bentuk akhir dari fase perkembangan payudara.
Payudara menjadi matang dan berukuran maksimal. Ukuran tersebut yang
nantinya akan di bawa untuk seumur hidupnya. Unuk mengoptimalkan
ukuran payudara sehingga menjadi lebih indah setelah fase dewasa
tersebut diperlukan perawatan khusus yang pastinya lebih sulit karena
pada fase ini payudara sudah tidak berkembang lagi.
4. Kolostrum


Kolostrum (dari bahasa latin colostrum) atau jolong adalah susu yang
dihasilkan oleh kelenjar susu dalam tahap akhir kehamilan dan beberapa
hari setelah kelahiran bayi. Kolostrum manusia dan sapi warnanya
kekuningan dan kental. Kolostrum penting bagi bayi mamalia (termasuk
manusia) karena mengandung banyak gizi dan zat-zat pertahanan tubuh.
Kolostrum (IgG) mengandung banyak karbohidrat, protein, dan antibodi,
dan sedikit lemak (yang sulit dicerna bayi). Bayi memiliki sistem yang
belum sempurna, dan kolostrum memberinya nutrisi dalam konsentrasi
tinggi di seiap tetesnya. Kolostrum juga mengandung zat yang
mempermudah bayi buang air besar pertama kali, yang disebut meconium.
Karakter kolostrum ini sangat bermanfaat unntuk membersihkan tubuh
bayi dari bilirubin, yaitu sel darah merah yang mati yang diproduksi ketika
kelahiran.
Kolostrum adalah cairan pra-susu yang dihasilkan oleh induk mamalia
dalam 0-48 jam pertama setelah melahirkan (pasca-persalinan). Kolostrum
mensuplai

berbagai

faktor


kekebalan

(faktor

imun)

dan

faktor

pertumbuhan pendukung kehidupan dengan kombinasi zat gizi (nutrien)

yang sempurna untuk menjamin kelangsungan hidup, pertumbuhan, dan
kesehatan bagi bayi yang baru lahir. Namun karena kolostrum manusia
tidak selalu ada, maka kita harus bergantung pada sumber lain. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa kolostrum sapi (bovine colostrum) sangat
mirip dengan kolostrum manusia dan merupakan suatu alternatif yang
aman. Bahkan ada laporan yang menyatakan bahwa kolostrum sapi empat
ratus kali lebih kaya akan faktor imun daripada kolostrum manusia.

Ada lebih dari 90 bahan bioaktif alami dalam kolostrum. Komponen
utamanya dikelompokkan menjadi dua yaitu faktor imun dan faktor
pertumbuhan. Kolostrum juga mengandung berbagai jenis vitamin,
mineral, dan asam amino yang seimbang. Semua unsur ini bekerja secara
sinergis dalam memulihkan dan menjaga kesehatan tubuh.
== Faktor Imunitas Tubuh == Adanya berbagai penyakit degeneratif
(keturunan) dan infeksi yang menyerang manusia adalah disebabkan oleh
lemahnya sistem imunitas tubuh. Penelitian secara medis menunjukkan
bahwa

kolostrum :

*

Mempunyai

faktor

imunitas


yang

kuat

(Immunoglobulin, Lactoferin, Lactalbumin, Glycoprotein, Cytokines dll)
yang membantu melawan virus, bakteri, jamur, alergi dan toksin. *
Membantu mengatasi berbagai masalah usus, auto imunitas, arthritis,
alergi HIV. * Membantu menyeimbangkan kadar gula dalam darah dan
sangat bermanfaat bagi penderita diabetes. * Kaya akan kandungan TgF-B
yang mendukung terapi penderita kanker, pembentukkan tulang dan
mencegah penyakit herpes. Mengandung Immunoglobulin yang telah
terbukti dapat berfungsi sebagai anti virus, anti bakteri, anti jamur dan anti
toksin. == Faktor Pertumbuhan == Kolostrum mengandung faktor
pertumbuhan alami yang berfungsi untuk : * Meningkatkan sistem
metabolisme tubuh. * Memperbaiki sistem DNA & RNA tubuh. *
Mengaktifkan sel

B. Fisiologi payu dara
1. Produksi ASI

Proses laktasi (menyusui) timbul setelah ari-ari atau plasenta lepas. Plasenta
mengandung hormon yang menghambat pembentukan ASI. Setelah plasenta
lepas, hormon tersebut tidak ada lagi sehingga ASI pun keluar.


Setiap kali bayi menghisap, ia akan merangsang ujung syaraf di sekitar
payudara. Rangsangan ini disalurkan ke otak dan merangsang kelenjar
hipofisis bagian depan (Anterior pituitary) untuk memproduksi
hormon prolaktin.



Prolaktin dialirkan ke pabrik ASI, merangsang sel-sel alveoli pembuat
ASI untuk memproduksi ASI.



Semakin banyak ASI dikeluarkan dari payudara, semakin banyak
produksi ASI. Semakin sering menyusui, semakin banyak produksi
ASI.



Selain itu, hormon prolaktin akan menekan fungsi indung telur
(Ovarium)

sehingga

menyusui

secara

eksklusif

akan

dapat

memperlambat kembalinya fungsi kesuburan dan haid. Sehingga,
menyusui secara eksklusif dapat menjarangkan kehamilan dan
digunakan sebagai KB Alami.

2. Pengeluaran ASI

Proses pengeluaran ASI yang sebelumnya sudah diproduksi pada saat
reflek prolaktin dipengaruhi oleh rangsangan yang berasal dari hisapan
bayi pada puting susu. Rangsangan yang berasal dari hisapan bayi
kemudian diteruskan ke neurohipofise yang selanjutnya mengeluarkan
oksitosin. Hormon ini selanjutnya diangkut oleh darah menuju uterus dan
menimbulkan kontraksi pada uterus sehingga terjadi involusi dari organ
tersebut.
Oksitosin yang sudah sampai pada alveoli akan mempengaruhi sel
mioepitelium dan menimbulkan kontraksi. Kontraksi ini akan memeras air
susu yang telah terbuat dalam alveoli masuk menuju duktulus kemudian
mengalir melalui laktiferus masuk ke mulut bayi.
Beberapa faktor yang mempengaruhi proses refleks let down adalah:


melihat bayi yang dilahirkan



mendengar suara tangisan bayi



mencium bayi



munculnya pikiran untuk menyusui bayi yang baru dilahirkan

Sedangkan proses pengeluaran ASI dapat terhambat oleh beberapa faktor
diantaranya:


Perasaan bingung / panik



Rasa takut dan cemas

Yang perlu diperhatikan bagi ibu yang baru melahirkan dan hendak
menyusui adalah tingkat stres. Stres yang muncul setelah melahirkan dapat
memicu atau menghambat keluarnya ASI. Penghambatan keluarnya ASI
dikarenakan adanya adrenalin yang yang membuat hormon oksitosin
terhambat dan tidak dapat mencapai pada organ mioepitelium.
Faktoru yang menyebabkan asi tidak keluar diantaranya dikarenakan
stres yang melanda ibu yang baru melahirkan akan berakibat terjadinya
penumpukan Air Susu Ibu pada alveoli. Penumpukan air susu ini akan
membuat payudara menjadi membesar. Bagi ibu menyusui, jika tidak
dapat mengeluarkan ASI dan produksi asi terus berlanjut hal ini akan
menyebabkan payudara terasa sakit dan rasa sakit yang ditimbulkan akan
menambah stres yang dialami ibu yang baru melahirkan.
3. Pemeliharaan Laktasi

Penyediaan berlangsung terus sesuai kebutuhan. Apabila bayi tidak
disusukan,maka tidak akan dimulai penyediaan air susu. Apabila seorang
ibu bayi kembar menyusukan kedua bayinya bersama, maka penyediaan
air susu akan tetap cukup untuk kedua bayi tersebut. Maka sering bayi
disusukan, penyediaan air susu ibu juga makin baik.

Dua faktor penting untuk pemeliharaan laktasi tersebut adalah :
a. Rangsangan
Bayi yang minum air susu ibu perlu sering menyusui, terutama pada
hari-hari neonatal awal. Penting bahwa bayi difiksasi pada payudara
dengan posisi yang benar apabila diinginkan untuk meningkatkan
rangsangan yang tepat. Rangsangan gusi bayi sebaiknya berada pada
kulit areola,sehingga tekanan diberikan kepada ampula yang ada
dibawahnya sebagai tempat tersimpannya air susu. Dengan demikian
bayi minum dari payudara,dan bukan dari papilla mammae. Apabila
ibu mengeluh rasa sakit, maka bayi tidak terfiksasi secara baik.
Sebagai respons terhadap pengisapan, prolaktin dikeluarkan dari
glandula pituitasi anterior dan demikian memacu pembentukan air susu
yang lebih banyak. Apabila karena suatu alasan tertentu bayi tidak
dapat menyusu sejak awal,maka ibu dapat memeras air susu dari
payudaranya dengan tangan atau menggunakan pompa payudara.
Tetapi pengisapan oleh bayi akan memberikan rangsangan yang jauh
lebih besar dibandingkan denagn kedua cara tersebut.
Fiksasi
Fiksasi bayi (yaitu aposisi yang benar antara lidah dengan gusi bayi
terhadap papilla dan areola mammae ibu) merupakan seni yang perlu
dipelajari oleh peserta didik sebelum mereka mencoba melatih ibu-ibu
muda. Ibu, bayi dan bidan yang mengajari perlu menemukan posisi
yang nyaman untuk mencapai maksud ini, dan mungkin perlu mencoba
posisi yang berbeda-beda.
b. Pengosongan payudara secara sempurna
Bayi sebaiknya mengosongkan satu payudara sebelum diberikan
payudara yang lain. Apabila bayi tidak mengosongkan payudara yang
kedua, maka pada pemberian air susu yang berikutnya payudara kedua ini
yang diberikan pertama kali. Atau bayi mungkin sudah kenyang dengan
satu payudara, maka payudara yang kedua digunakan pada pemberian air
susu berikutnya. Apabila diinginkan bayi benar-benar puas (kenyang),
maka bayi perlu diberikan baik air susu pertama (fore-milk) maupun air

susu kedua (hind-milk) pada saat sekali minum. Hal ini hanya dapat
dicapai dengan pengosongan sempurna pada satu payudara.
Penting bahwa bayi minum air susu apabila ia menginginkannya dan
selama ia ingin minum, maka penyediaannya jangan sampai tidak cukup
atau berlebihan. Apabila air susu yang diproduksi tidak dikeluarkan maka
laktasi

akan

tertekan

(mengalami

hambatan)

karena

terjadi

pembengkakan alveoli dan sel keranjang tidak dapat berkontraksi. Air
susu ibu tidak dapat dipaksa masuk kedalam ductus lactifer. Tidak terlalu
ditekankan disini bahwa memberikan air susu ibu saat dibutuhkan dan
melakukan stripping payudara setiap menyusukan anak juga penting
untuk memelihara laktasi. Rutinitas dan pola minum air susu ibu akan
terbentuk dan minumnya akan lebih jarang apabila laktasi telah berfungsi
penuh.