Tugas Pengantar Ilmu Lingkungan pdf

Tugas Pengantar Ilmu Lingkungan

PENILAIAN DAN RENCANA PEMANTAUAN DAMPAK PROYEK PEMASANGAN PIPA
JUMPER DIMULAI DARI ORF PERTAMINA DI DESA PERMISAN MENUJU KE
SALURAN SEMAMBUNG DI DESA PLUMBON.

Oleh : Kelompok VI
-

Wawan Trianto

3111 100 059

-

Firnalia Perdana P

3111 100 060

-


Iveth Fahrizal

3111 100 065

-

Ahmad Naim M

3111 100 067

-

Agi Arbianto

3111 100 068

JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA

2014

1

PENILAIAN DAN RENCANA PEMANTAUAN DAMPAK PROYEK PEMASANGAN PIPA JUMPER
DIMULAI DARI ORF PERTAMINA DI DESA PERMISAN MENUJU KE SALURAN SEMAMBUNG DI DESA
PLUMBON.

BAB I PENDAHULUAN

Latar Belakang
PT. PETROKIMIA GRESIK (PKG) adalah produsen pupuk terlengkap di Indonesia, yang
berkewajiban untuk memenuhi kebutuhan pupuk khususnya di Jawa Timur dan mendukung
Program Swasembada Pangan Nasional.

Sejak pecahnya pipa 28 inch milik PERTAMINA pada bulan November 2006 yang lalu akibat
semburan lumpur di Sidoarjo, pasokan gas bumi ke PT. Petrokimia Gresik menjadi terbatas.
Sampai dengan saat ini PT. Petrokimia Gresik hanya mendapat pasokan gas + 42 MMSCFD yang
berasal dari :





Kangean Energi Indonesia dan melalui pipa Wunut sebesar 20-22 MMSCFD
Kodeco sebesar 10-12 MMSCFD.

Dikarenakan hal tersebut pabrik amoniak hanya bisa berproduksi 85%, urea 90% dan
kehilangan produksi amonia 50.000 ton, urea 30.000 ton. PKG telah membangun pipa gas dan
dioperasikan sejak akhir tahun 2006 di daerah Wunut Sidoarjo, namun berpotensi terjadi
kerusakan pipa akibat adanya semburan lumpur. Kondisi tersebut dapat mengakibatkan
terhentinya pasokan gas.

Gambar 1.1. Pabrik amoniak PT Petrokimia Gresik

TUGAS PENGANTAR ILMU LINGKUNGAN | Kelompok VI Kelas 22

2

Dalam rangka meningkatkan dan menjaga pasokan gas bumi ke PT. Petrokimia Gresik (PKG)
maka direncanakan dibangun pipa Jumper 12 inch sepanjang 10,5 kilometer mulai dari ORF

Pertamina Porong hingga ke pipa 28 inchi EJGP KM 35-200. Pembangunan pipa jumper ini
diharapkan dapat menggantikan pipa gas yang dibangun di Wunut Sidoarjo apabila terjadi
kondisi emergency. Selain itu bisa mengalirkan seluruh gas dari Kangean Energi Indonesia (KEI)
guna mempercepat peningkatan suplai gas ke PT. Petrokimia Gresik.

Sesuai dengan PP No. 27 tahun 1999 tentang Amdal, serta berbagai perangkat peraturan
perundangan lainnya yang berkaitan dengan kegiatan yang akan dilaksanakan, khususnya
KEPMENLH No. 11 tahun 2006 tentang Jenis Usaha dan/atau Kegiatan yang Wajib Dilengkapi
dengan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL), kegiatan Pemasangan Pipa
Jumper PT. PKG termasuk kategori kegiatan yang tidak wajib dilengkapi dengan Studi AMDAL.

Di samping berbagai dampak positif yang diharapkan, muncul juga berbagai dampak negatif
yang tidak diinginkan terhadap lingkungan hidup sebagai efek dari kegiatan Pemasangan Pipa
Jumper PT PKG. Oleh karena itu, dalam setiap kegiatan pembangunannya harus pula diikuti
dengan kegiatan pengelolaan lingkungan yang diarahkan pada upaya untuk mencegah atau
menanggulangi dampak negatif dan mengembangkan dampak positif agar manfaat yang
diperoleh dari kegiatan pembangunan dapat dioptimalkan.

Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang timbul dari latar belakang di atas, antara lain:

1. Apa saja dampak positif dan negatif potensial dari pekerjaan tersebut untuk setiap
tahapnya (pra konstruksi, konstruksi dan pasca konstruksi/operasi) ?
2. Dampak apa saja yang penting dan bagaimana menganalisa dampak tersebut?
3. Bagaimana pengelolaan dampak negatif penting agar kerugian yang ditimbulkan dapat
dimininalisir?

Maksud dan Tujuan
Maksud disusunya laporan ini adalah menjawab beberapa permasalahan dan pertanyaan
sebagai berikut:

TUGAS PENGANTAR ILMU LINGKUNGAN | Kelompok VI Kelas 22

3

1. Mendapatkan Identifikasi dampak positif dan negatif potensial dari pekerjaan tersebut
untuk setiap tahapnya (pra konstruksi, konstruksi dan pasca konstruksi/operasi).
2. Menentukan dampak apa saja yang penting dan bagaimana menganalisa dampak
tersebut.
3. Merencanakan pengelolaan dampak negatif penting agar kerugian yang ditimbulkan
dapat dimininalisir.


TUGAS PENGANTAR ILMU LINGKUNGAN | Kelompok VI Kelas 22

4

BAB II RENCANA KEGIATAN

Lokasi
Rencana pemasangan jalur pipa gas jumper ini akan melalui sungai milik Dinas Pengairan
Kabupaten Sidoarjo dan melintasi 3 Kecamatan di Kabupaten Sidoarjo yaitu Kecamatan Jabon,
Kecamatan Porong, dan Kecamatan Tanggulangin. Di Kecamatan Jabon desa yang dilalui adalah
Desa Permisan sedangkan di Kecamatan Porong desa yang dilalui adalah Desa Plumbon. Di
Kecamatan Tanggulangin, jalur pipa akan melintasi 7 (tujuh) desa yaitu: Desa Sentul, Desa
Penatarsewu, Desa Kalidawir, Desa Gempolsari, Desa Kalitengah, Desa Kludan dan Desa
Kedensari.

LAPINDO

Gambar 2.1. Rencana Rute Perpipaan yang akan dibangun


Jalur pipa dimulai dari ORF Pertamina di Desa Permisan menuju ke saluran Semambung di Desa
Plumbon. Alur pipa searah dengan aliran saluran Semambung melewati Desa Sentul lalu ke
Desa Penatarsewu. Di Desa Penatarsewu saluran bermuara di Kali Sangangewu. Di pertemuan
saluran dan sungai tersebut pipa jalur pipa membelok searah dengan aliran sungai
Sanggangewu melewati Desa Kalidawir. Jalur pipa selanjutnya diteruskan ke Kali Rowogedek

TUGAS PENGANTAR ILMU LINGKUNGAN | Kelompok VI Kelas 22

5

melewati Desa Gempolsari, Desa Kalitengah, Desa Kludan dan Desa Kedensari. Lokasi / rute
seperti gambar 2.1.

Jadwal Kegiatan
Umur/jadwal kegiatan pemasangan pipa gas jumper ini dilakukan selama 254 hari dan dimulai
pada Maret 2008. Untuk tahap prakonstruksi meliputi kegiatan pengukuran lapangan, disain /
drawing, perijinan, tender pipa. Tahap ini diprakirakan memerlukan waktu 4 bulan mulai Maret
2008 sampai Juli 2008 Dokumen Perijinan yang sudah ada sampai studi ini dilakukan

Pekerjaan konstruksi pemasangan pipa Gas Jumper direncanakan dilaksanakan selama 5 (lima)

bulan dan akan dilaksanakan mulai Juni 2008 sampai Nopember 2008.

Umur operasi pipa atau kegiatan pengoperasian pipa gas jumper ini adalah 5 tahun mulai
Desember 2008 sampai Desember 2013 dan tahap pasca operasi adalah setelah tahun 2013

Garis Besar Komponen Kegiatan
Rencana kegiatan yang akan dilaksanakan adalah pemasangan jalur pipa gas jumper mulai dari
ORF Pertagas Poro g ke pipa gas Perta i a
,5 k

de ga dia eter pipa adalah

” di KM 5-200. Panjang pipa jumper ini adalah

” da tebal ,5

. Teka a desain pipa adalah 700

psi dan tekanan operasi 450 psi. Tie in pipa di jembatan layang tol di Km 35-200.


Rencana kegiatan yang diprakirakan akan menimbulkan dampak terhadap lingkungan hidup,
dapat dibagi atas 4 (empat) tahapan, yaitu Tahap Pra Konstruksi, Tahap Konstruksi, Tahap
Operasi, dan Tahap Pasca Operasi.
1) Tahap Prakonstruksi
a. Publikasi rencana kegiatan
b. Pembebasan lahan
2) Tahap Konstruksi
a. Mobilisasi tenaga kerja konstruksi
b. Mobilisasi dan demobilisasi peralatan dan material
c. Pembersihan lahan
d. Penggelaran fisik pipa

TUGAS PENGANTAR ILMU LINGKUNGAN | Kelompok VI Kelas 22

6

 Penumpukan pipa

 Penggalian tanah dan penumpukan material galian
 Penjajaran dan penyambungan

 Peletakan pipa

 Uji hidrostatik pipa

 Pembuangan limba uji hidrostatik pipa
e. Rehabilitasi sekitar jalur pipa
f. Demobilisasi tenaga kerja konstruksi
3) Tahap Operasi
4) Tahap Pasca Operasi

TUGAS PENGANTAR ILMU LINGKUNGAN | Kelompok VI Kelas 22

7

BAB III METODE

Untuk mengidentifikasi dampak kegiatan, dilakukan pendekatan teknis untuk
mendapatkan nilai dari dampak yang akan terjadi, seperti pada diagram di bawah ini.

Gambar 3.1. Pendekatan teknis penyusunan upaya pengelolaan lingkungan dan pemantauan

lingkungan

Dengan pendekatan teknis, diharapkan didapatkan informasi-informasi penting
mengenai dampak dari rencana kegiatan konstruksi. Antara lain:
1. Identifikasi hal penting
2. Identifikasi dan prakiraan dampak
3. Penentuan dampak besar dan penting
4. Evaluasi dampak besar dan penting

Identifikasi Hal Penting
Metode yang digunakan untuk mendapatkan informasi tentang hal yang penting terdiri atas :
a. Telaahan tentang uraian proyek dan penelitian lapangan di daerah proyek

TUGAS PENGANTAR ILMU LINGKUNGAN | Kelompok VI Kelas 22

8

b. Telaah literatur
c. Wawancara dan kuesioner
d. Penelitian dan partisipasi-observasi

Identifikasi dan Prakiraan Dampak
Untuk langkah awal dalam memprakirakan dampak besar dan penting yang akan timbul
ditinjau berdasarkan interaksi antara komponen kegiatan konstruksi (tahap pra konstruksi,
konstruksi, operasi dan pasca operasi) dengan komponen lingkungan terkena dampak.
Prakiraan dampak penting dilakukan dengan menggunakan matriks prakiraan dampak penting.

Penentuan dampak besar dan penting
Penentuan dampak besar dan penting ini merupakan tindak lanjut dari hasil identifikasi dengan
menggunakan bagan alir dan prakiraan dampak yang terjadi sebagai akibat dari adanya
kegiatan proyek terhadap komponen lingkungan, untuk selanjutnya akan diperoleh nilai
besaran dampak dan nilai pentingnya dampak dan sifat dampak untuk masing-masing kegiatan.
Penentuan besaran dampak ditentukan dengan kriteria :






1 = Kecil (Skala 1)
2 = Sedang (Skala 2)
3 = Besar (Skala 3)

Evaluasi Dampak Besar dan Penting
Evaluasi dampak penting dari setiap tahap kegiatan seperti yang telah dilakukan secara holistik
dengan memperhatikan dampak dari kegiatan terhadap aspek atau komponen lingkungan
yang diperkirakan terkena dampak. Dari hasil prakiraan dampak terlihat, bahwa tidak semua
dampak yang muncul sebagai hasil kegiatan Pemasangan Pipa Gas PT Petrokimia Gresik dapat
dikategorikan sebagai dampak penting, karena beberapa dampak mempunyai intensitas
dampak yang rendah atau karena penyebarannya relatif tidak luas.

Kriteria dampak penting didasarkan pada Peraturan Pemerintah No. 27 tahun 1999 dan
Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan No. Kep-056/ Tahun 1994 yang
didasarkan pada kriteria sebagai berikut : (1). Jumlah manusia yang akan terkena dampak (2).

TUGAS PENGANTAR ILMU LINGKUNGAN | Kelompok VI Kelas 22

9

Luas wilayah persebaran dampak (3). Lamanya dampak berlangsung (4). Intensitas dampak (5).
Banyaknya komponen lingkungan lainnya yang terkena dampak (6). Sifatnya kumulatif dampak
(7). Berbalik (reversible) atau tidak berbaliknya (irreversible) dampak Evaluasi dampak penting.

TUGAS PENGANTAR ILMU LINGKUNGAN | Kelompok VI Kelas 22

10

BAB IV PEMBAHASAN

Identifikasi Dampak Positif dan Negatif Potensial
Terlampir (lampiran 1)

Analisa Dampak Penting
Tahap Pra Konstruksi
Yang perlu diperhatikan pada tahap ini adalah reaksi dari masyarakat sekitar yang
menolak pemasangan pipa gas jumper karena beberapa aspek diantaranya lokasi tersebut
dekat dengan pemukiman penduduk sehingga masyarakat merasa terganggu, termasuk
ketidakpastian atas besarnya ganti rugi pada tanaman milik masyarakat juga menambah
keresahan masyarakat.
Pada proyek pembangunan pipa gas, biasanya kekecewaan masyarakat terutama disebabkan
karena alih fungsi yang tidak sesuai dengan kehendak masyarakat dan kegiatan yang
mengganggu kebiasan masyarakat. Hal ini akan mengakibatkan ketidak sepahaman antara
masyarakat dengan pihak kontruksi dan akan menyebabkan hal hal yang tidak diinginkan
seperti , demo atau pemberhentian paksa proyek tersebut oleh warga. Oleh karena itu perlu
adanya sosialisai dengan warga setempat.

Gambar 4.1. Aksi penolakan masyrakat terhadap proyek pembangunan pipa gas diakibatkan
sosialisasi yang kurang

TUGAS PENGANTAR ILMU LINGKUNGAN | Kelompok VI Kelas 22

11

Pada proyek pembangunan jumper pipa gas PKG ini, masyarakat justru banyak
memberikan masukan kepada pihak PT. Petrokimia Gresik sehingga atas usul warga jalur
semula dipindahkan ke lokasi yang lebih aman.

Konstruksi
Untuk tahap kontruksi perlu diperhatikan bagaimana masyarakat tetap merasa nyaman
dan tidak terganggu ketika konstruksi berjalan, untuk itu hal-hal yang paling diperhatihan
adalah dampak dari kebisingan dan getaran yang ditimbulkan akibat pekerjaan kontruksi,
kemacetan lalu lintas yang diakibatkan kendaraan yang mengangkut material, juga polusi yang
diakibatkan pekerjaan.

Gambar 4.2. Kegiatan penggalian untuk jalur pipa disekitar pemukiman dan jalan sering
menyebabkan aktivitas warga terganggu

Tahap Pasca Konstruksi / Operasi
Pada tahap pasca konstruksi, hal-hal yang perlu diperhatikan adalah kegiatan
pengawasan dan pemeriksaan jalur pipa. Meliputi pemeriharaan pipa supaya mengurangi
resiko kebocoran, pemeliaharaan ROW , pengawasan agar ROW tidak dimanfaatkan warga
secara ilegal, dan system keamanan darurat yang harus berjalan dengan baik.

Tahap Pasca Operasi
Pada tahap pasca operasi, pipa dikosongkan, diisi dengan gas N2 (blanket) dan ditutup
untuk ditinggalkan sesuai dengan standar perpipaan MIGAS yang berlaku. Sedangkan lahan
bekas jalur pipa akan dikembalikan ke fungsi asalnya seperti sebelum penggelaran jalur pipa.
Maka perlu adanya upaya dari perusahaan untuk melakukan kegiatan pengembalian fungsi
lahan dan pengawasan terhadap pipa yang ditinggalkan.

TUGAS PENGANTAR ILMU LINGKUNGAN | Kelompok VI Kelas 22

12

Upaya Pengendalian Dampak Negatif
Terlampir (lampiran 2)

Rencana Pemantauan Dampak Proyek
Terlampir (lampiran 3)

TUGAS PENGANTAR ILMU LINGKUNGAN | Kelompok VI Kelas 22

13

BAB V PENUTUP

Kesimpulan
Di samping berbagai dampak positif yang diharapkan, muncul juga berbagai dampak negatif
yang tidak diinginkan terhadap lingkungan hidup sebagai efek dari kegiatan Pemasangan Pipa
Jumper PT PKG. Oleh karena itu, dalam setiap kegiatan pembangunannya harus pula diikuti
dengan kegiatan pengelolaan lingkungan yang diarahkan pada upaya untuk mencegah atau
menanggulangi dampak negatif dan mengembangkan dampak positif agar manfaat yang
diperoleh dari kegiatan pembangunan dapat dioptimalkan.

Saran
Walaupun menurut PP No. 27 tahun 1999 tentang Amdal, serta berbagai perangkat peraturan
perundangan lainnya yang berkaitan dengan kegiatan yang akan dilaksanakan kegiatan
Pemasangan Pipa Jumper PT. PKG termasuk kategori kegiatan yang tidak wajib dilengkapi
dengan Studi AMDAL. Namun demikian seharusnya melakukan studi dampak lingkungan
lainnya, yaitu UKL-IPL sebagai bagian dari studi kelayakan kegiatan proyek dilihat dari aspek
lingkungan hidup.

TUGAS PENGANTAR ILMU LINGKUNGAN | Kelompok VI Kelas 22

LAMPIRAN
Lampiran 1. Identifikasi Dampak Positif dan Negatif Potensial

Penilaian dan Rencana Pemantauan Dampak Proyek Pemasangan pipa jumper tersebut
dimulai dari ORF Pertamina di Desa Permisan menuju ke Saluran Semambung di Desa Plumbon
Diskripsi proyek :
Dalam rangka meningkatkan dan menjaga pasokan gas bumi ke PT. Petrokimia Gresik (PKG) maka direncanakan dibangun pipa Jumper 12 inch sepanjang 10,5
kilometer mulai dari ORF Pertamina Porong hingga ke pipa 28 inchi EJGP KM 35-200. Pembangunan pipa jumper ini diharapkan dapat menggantikan pipa gas yang
dibangun di Wunut Sidoarjo apabila terjadi kondisi emergency. Selain itu bisa mengalirkan seluruh gas dari Kangean Energi Indonesia (KEI) guna mempercepat
peningkatan suplai gas ke PT. Petrokimia Gresik.

Tabel.1 Matrik Penilaian Resiko Dampak

No

Kegiatan

Aspek
Terdampak

Kondisi Awal

Hipotesis Kondisi Pada Saat
Pelaksanaan

Dampak

Tahap Prakonstruksi
Publikasi
Rencana
Kegiatan
Pembebasan Lahan

Mobilisasi
Tenaga
Kerja Konstruksi.

Psikologis masyarakat

Masyarakat hidup damai

Masyarakat mulai resah

(-)

Rencana kegiatan
proyek diketahui
masyarakat

Masyarakat cemas dengan rencana
pembangunan

(+)

Ketidakpastian ganti
rugi

Harga tanah normal

Alih fungsi lahan

Lahan produktif, untuk sawah dan
tambak
Tahap Konstruksi

Masyarakat bisa mengetahui rencana kegiatan
yang akan dilakukan sehingga mereka bisa
menyalurkan
aspirasi
sebelum
kegiatan
pemasangan pipa gas jumper dilakukan.
Terjadi spekulasi harga tanah, karena banyak
makelar tanah yang menaikkan harga diatas
harga normal
Ladang mata pencaharian warga terganggu

Penyerapan
kerja

Mayoritas masyarakat bekerja
sebagai petani dan pemilik tambak

Sebagian masyarakat beralih profesi menjadi
tenaga kerja konstruksi dan makelar tanah

(+)

tenaga

(-)

(-)

Mobilisasi
Demobilisasi
Peralatan
Material.

dan

Kepadatan aktivitas di
lokasi
Ketidaknyamanan
akibat polusi

-

Alih fungsi sungai

masyarakat
masih
menggunakan
sungai
kebutuhan sehari-hari
_______

dan

Penyediaan
lahan
loading dan exisisting
dari peralatan dan
material
Aktivitas ekonomi

Kondisi prasaranana
transportasi
Pembersihan Lahan.

Penggelaran Fisik Pipa

Kualitas udara di sekitar jalur darat
masih bagus. Tingkat kebisingan
rendah

leluasa
untuk

Di daerah konstruksi dan lay down
area pada mulanya tidak ada
kegiatan ekonomi
---

Mengganggu fungsi
saluran irigasi

Saluran irigasi bekerja dengan
semestinya.

Pembuangan material
sisa
pembersihan
lahan
Lahan produktif dan
ruang hijau.

Material sisa pembersihan lahan
masih berserakan di sekitar lokasi
pembersihan lahan
Diatas jalur ORF masih dapat
ditanami
tanaman
maupun
dijadikan tambak

Kebutuhan
lahan
untuk penumpukan
material dan pipa

Akses masyarakat menuju sungai
dan tambak masih lancar

Pada tahap konstruksi terjadi peningkatan
Kepadatan aktivitas di lokasi
Seringnya penggunaan jalan darat untuk
pengangkutan material dan peralatan dengan
menggunakan gerobak mengakibatnya turunnya
kualitas
udara
(debu)
dan
timbul
ketidaknyamanan akibat kebisingan
penggunaan sungai sebagai alternatif jalan darat
(penggunaan
ponton)
mengakibatkan
terbatasnya penggunaan sungai oleh warga
Penggunaan lahan kosong milik warga, lapangan
desa Penatar Sew, dan lahan kosong milik
developer Perumahan Permata Regency untuk
lokasi Lay Down Area bisa diangap mengganggu
kenyamanan
Terjadi pengingkatan aktivitas ekonomi di daerah
penggelaran pipa
Beban truk yang sampai 10 ton bisa saja melebihi
kapasitas jalan yang dilalui dan menyebabkan
kerusakan jalan
Spekulasi adanya penurunan efisiensi dari saluran
irigasi dan penurunan kualitas air akibat adanya
pembersihan jalur pipa di jalur intake dengan
cara pemompaan.
Lokasi pembersihan sudah bersih dari material
sisa pembersihan lahan dan dibuang di suatu
lahan kosong
Kegiatan pembersihan lahan dari tumbuhan dan
material yang tidak dibutuhkan dianggap dapat
mengurangi lahan persawahan dan pertambakan
produktif.
Akses masyarakat menuju sungai dan tambak
menjadi terganggu

(-)

(-)

(+)

(-)

(-)

(+)

(-)

Rehabilitasi di sekitar
jalur pipa

Demobilisasi tenaga
kerja konstruksi

Kebisingan
saat
proses
penyambungan pipa
Limba uji hidrosatik
pipa
Adanya material sisa
penggalian
Penimbunan kembali
lubang galian diikuti
dengan pemadatan
Pembersihan lahan di
sekitar pipa dari
tanah dan sampah
yang tercecer
Pengembalian aliran
sungai atau saluran

-

Timbul kebisingan akibat penyambungan dan
pemotongan pipa. Timbul radiasi dari las.

Tidak ada limbah yang dialirkan ke
saluran
------------

Timbul limbah akibat uji hidrostatik berupa air
kotor dan kotoran padat
Terjadi penumpukan material di sekitar bahu
sungai yang belum ditangani
Mengakibatkan adanya penurunan kualitas udara
berupa debu akibat kegiatan penimbunan.

Pemutusan kontrak
tenaga kerja

Sebagian masyarakat berprofesi
menjadi tenaga kerja konstruksi di
proyek pemasangan pipa jumper
Pada saat pelaksaanan konstruksi
ketenangan masyarakat terganggu
Pada saat pelaksaanan konstruksi
terjadi
peningkatan
aktivitas
ekonomi
Tahap Operasi/Pasca Konstruksi

Ketidaknyaman
masyrakat sekitar
Aktivitas ekonomi

Pengoperasian
penyalur

pipa

Pemeliharaan pipa.

Psikologi
warga
sekitar
Kemungkinan
terjadinya kebocoran
pipa
Pelaporan
masyarakat kepada
petugas
Inspeksi
berkala

Adanya penimbunan yang kurang
sempurna sehingga diperlukan
penimbunan ulang
Material sisa pembersihan lahan
berserakan di sekitar lokasi
pembersihan lahan
Saluran irigasi masih berfungsi
dengan baik

-Masyarakat tidak perlu takut
tentang kemungkinan adanya
kebocoran gas
-

(-)

(-)
(-)

Lokasi pembersihan sudah bersih dari material
sisa pembersihan lahan dan dibuang di suatu
lahan kosong

(+)

Adanya kemungkinan terjadi penurunan efisiensi
dari saluran irigasi untuk mengalirkan air ke
petak-petak warga
Masyarakat yang tidak mampu mencari profesi
lain pasca pemutusan kontrak tenaga kerja
terpaksa menganggur
Ketenangan masyarakat kembali pulih seperti
sedia kala
Pasca konstruksi aktivitas ekonomi kembali
berkurang akibat tidak adanya kegiatan.

(0)

Timbul kekhawatiran masyarakat sekitar akan
terjadinya kebocoran gas.
Munculnya spekulasi masyarakat tentang adanya
kemungkinan terjadi kebocoran gas

(-)

Masyarakat yang khawatir dengan adanya
kebocoran gas bisa membantu melaporkan
ketidakberesan yang terjadi di daerah jalur pipa

(+)

(-)

(+)
(-)

(-)

Pemeliharaan ROW

Pengurangan
tanam

Sistem penanganan
keadaan darurat.

Adanya
rambu
penanganan keadaan
darurat
seperti
kebakaran
atau
kebocoran gas
Keresahan
masyarakat

lahan

-----------

Menurunnya tingkat produksi pertanian
masyarakat di sekitar lokasi pengoperasian pipa
karena adanya pengurangan lahan tanam

(-)

------------

Masyarakat sekitar proyek lebih waspada akan
kemungkinan-kemungkinan darurat yang akan
terjadi

(+)

Timbul keresahan saat terjadi keadaan darurat

(-)

Tahap Pasca Operasi
Pengosongan
dan
penutupan
pipa
setelah
beroperasi
selama lima tahun

Pengembalian lahan
bekas jalur pipa ke
fungsi asalnya

Psikologi masyarakat

Pemberhentian
petugas inspeksi
Adanya penggunaan
gas
N2
saat
pengosongan
dan
penutupan pipa
Kembalinya proporsi
lahan tanam setelah
masa pengoperasian
pipa berakhir

Munculnya spekulasi masyarakat
tentang adanya kemungkinan
terjadi kebocoran gas dan polusi
udara
-

Lahan kosong dan lahan tanam
milik warga di sekitar lokasi
berkurang

Masyarakat tidak perlu takut
kemungkinan adanya kebocoran gas

tentang

(+)

Pemutusan
tenaga
kerja
menyebabkan
meningkatnya pengangguran
Timbul polusi akibat gas N2 yang digunakan

(-)

Lahan koson
difungsikan

(+)

bekas

ROW

kembali

dapat

(-)

Lampiran 2. Upaya Pengendalian Dampak Negatif
Tabel.2 Matrik Upaya Pengendalian Dampak Negatif
No.

Kegiatan

Aspek Terdampak

Uraian Upaya Pengelolaan Dampak
Pra Konstuksi

Keterangan

Publikasi Rencana Kegiatan
Pembebasan Lahan

Mobilisasi dan Demobilisasi
Peralatan dan Material.

Pembersihan Lahan.
Penggelaran Fisik Pipa

Rehabilitasi di sekitar jalur
pipa

Psikologis masyarakat

Diberi penjelasan mengenai solusi yang ditawarkan oleh pihak kontraktor
untuk mengatasi hal-hal yang meresahkan masyarakat secara psikologis
Ganti rugi bermasalah
Mencoba mencari alternative selain uang untuk membebaskan lahan
masyarakat yang bermasalah
Alih fungsi lahan
Disiapkan lahan baru ditempat lain yang memiliki fungsi dari lahan ditempat
konstruksi
Tahap Konstruksi
Kondisi
prasarana  Memberi batasan pada beban yang dimobilisasi untuk mencegah
transportasi
terjadinya kerusakan pada prasarana transportasi
 Dilakukan perbaikan terhadap prasarana transportasi di waktu yang tepat
Penyediaan
lahan Pemberian ganti rugi atau kompensasi untuk pihak yang lahannya digunakan
loading dan exisisting untuk loading dan eksisting peralatan
dari
peralatan
dan
material
Polusi dari kendaraan  Penyiraman jalan untuk menanggulangi resuspensi debu akibat kegiatan
berupa debu dan asap
transportasi, dengan mempergunakan truk tangki air.
 Mengoperasikan kendaraan yang baik jalan dan telah lulus uji emisi dari
instansi terkait (Dinas Perhubungan setempat).
 Membatasi laju kendaraan sehingga debu tidak beterbangan ke udara
Kemacetan
Upaya menanggulangi gangguan kemacetan lalu lintas dilaksanakan dengan
mengatur lalu lintas perjalanan kendaraan proyek tidak pada waktu jam
sibuk, frekuensi angkutan diatur dan disesuaikan dengan kepadatan jalan
yang dilalui, peningkatan disiplin pengemudi proyek dan pemasangan
rambu-rambu lalu lintas seperti “flash light”
Kebisingan
Untuk mengurangi intensitas kebisingan dilakukan dengan cara pembatasan
aktifitas mobilisasi hanya pada siang hari saja.
Mengganggu
fungsi Pembuatan saluran irigasi yang alternative untuk mengganti saluran yang
saluran irigasi
terganggu, memanfaatkan pompa air.
Kebutuhan lahan untuk Pembuatan akses jalan tambahan sebagai solusi dari lebar jalan yang
penumpukan material berkurang akibat penumpukan material
dan pipa
Adanya material sisa Dilakukan mobilisasi untuk sisa material penggalian ke tempat yang telah
penggalian
disiapkan
Penimbunan
kembali Dilakukan penyiraman air pada lahan penimbunan untuk mengurangi polusi
lubang galian diikuti udara akibat debu
dengan pemadatan

Demobilisasi tenaga kerja
konstruksi
Pengoperasian pipa penyalur

Pengosongan
dan
penutupan pipa setelah
beroperasi selama lima
tahun
Pengembalian lahan bekas
jalur pipa ke fungsi asalnya

Pemutusan
tenaga kerja

kontrak

Dambilnya petugas pemeriksa (saat tahap operasi) dari warga sekitar.

Tahap Operasi
Pengurangan
lahan Disiapkan lahan pertanian dilokasi lain
tanam
Kemungkinan terjadinya  Dilakukan pencerdasan mengenai peluang terjadinya kebocoran pada pipa
kebocoran pipa
 Dilakukan pencerdasan pada masyarakat yang bermukim disekitar pipa
mengenai prosedur keselamatan
Tahap Pasca Operasi
Adanya penggunaan gas Dilakukan upaya lanjutan untuk mencegah terjadinya kebocoran gas N2 dan
N2 saat pengosongan dan pengawasan terhadap pipa yang ditinggalkan
penutupan pipa
Kembalinya
proporsi
lahan tanam setelah
masa
pengoperasian
pipa berakhir

Perlu ada upaya dari PKG untuk melakukan upaya pengijauan kembali atas
lahan bekas ROW pipa.

Lampiran 3. Rencana Pemantauan Dampak Proyek
Tabel.3 Matrik Rencana Pemantauan Dampak Proyek
No.

Kegiatan

Keterangan

Publikasi Rencana Kegiatan
Pembebasan Lahan

Mobilisasi
Konstruksi.

Tenaga

Kerja

Parameter yang Dipantau

Tahap Prakonstruksi
Psikologis masyarakat Jumlah komlplain dari masyarakat
Ganti
rugi  Jumlah pembebasan lahan yang bermasalah
bermasalah
 jumlah uang yang dikeluarkan untuk pembebasan lahan
Alih fungsi lahan
 Luas lahan yang beralih fungsi
 Nilai dan isi dari lahan yang beralih fungsi

Penyerapan
kerja

tenaga

Tahap Konstruksi
Jumlah tenaga kerja lokal yang dipekerjakan

Referensi

Mobilisasi dan Demobilisasi
Peralatan dan Material.

Pembersihan Lahan.

Penggelaran Fisik Pipa

Rehabilitasi di sekitar jalur pipa

Demobilisasi
konstruksi

tenaga

kerja

Kondisi
prasarana
transportasi
Penyediaan
lahan
loading dan exisisting
dari peralatan dan
material
Mengganggu fungsi
saluran irigasi
Pembuangan
material
sisa
pembersihan lahan
Kebutuhan
lahan
untuk penumpukan
material dan pipa
Adanya material sisa
penggalian
Penimbunan kembali
lubang galian diikuti
dengan pemadatan
Pembersihan lahan di
sekitar pipa dari
tanah dan sampah
yang tercecer
Pengembalian aliran
sungai atau saluran
Pemutusan kontrak
tenaga kerja

Jumlah dan nilai dari kerusakan yang terjadi pada prasarana
Jumlah lahan yang dibutuhkan untuk eksisting dan loading
peralatan dan material

Besaran debit untuk irigasi yang berkurang akibat jalur intake
rusak
Volume buangan dan volume daya tampung TPA

Lahan yang dipakai untuk penumpukan material

Sisa material yang butuh untuk dialokasi
Pamadatan harus sesuai prosedur

Tingkat keluhan warga akibat polusi udara karea debu

Debit saluran pra dan pasca konstruksi
Jumlah kontrak tenaga kerja yang diputuskan dan kebutuhan
tenaga kerja untuk tahap operasi
Tahap Operasi/Pasca Konstruksi

Pengoperasian pipa penyalur

Pengurangan lahan
tanam
Kemungkinan
terjadinya kebocoran
pipa

Luas lahan tanam yang berkurang
Tingkat keresahan masyarakat setempat

Pemeliharaan pipa.
Sistem penanganan keadaan
darurat.

Tahap Pasca Operasi
Pengosongan dan penutupan
pipa
setelah
beroperasi
selama lima tahun
Pengembalian lahan bekas
jalur pipa ke fungsi asalnya

Penanganan keadaan
darurat
seperti
kebakaran
atau
kebocoran gas

Pengetahuan masyarakat dalam menangani keadaan darurat

Adanya penggunaan
gas
N2
saat
pengosongan
dan
penutupan pipa
Kembalinya proporsi
lahan tanam setelah
masa pengoperasian
pipa berakhir

Kadar gas N2 yang lepas ke udara

Tingkat fungsi lahan