PENYEBAB SERTA DAMPAK NEGATIF KEMISKINAN

PENYEBAB SERTA DAMPAK NEGATIF KEMISKINAN

DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA PELAJARAN
BAHASA INDONESIA

DISUSUN OLEH :
1. ARCHAM. RIFA’I.
2. NAUFAL. MUHAMMAD.
3. NURUL. RETNO. WULANDARI.
MADRASAH ALIYAH NEGRI 2 JAKARTA
MARET , 2017

KATA PENGANTAR.

Puji syukur kami panjatkan kepada kehadirat Allah. S.W.T yang telah
memberikan nikmat sehat sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini. Adapun
tujuan penulisan makalah ini adalah untuk tugas mata pelajaran Bahasa Indonesia
semester 2 di tahun ajaran 2016/2017, dengan judul “PENYEBAB SERTA
DAMPAK NEGATIF KEMISKINAN”. Dengan membuat tugas ini kami
mengharapkan dapat mampu lebih mengerti sesama terhadap orang yang lebih
membutuhkan sehingga tidak banyak terjadi kemiskinan di sekitar kita .

Kami mengucapkan terimakasih kepada Kepala Madrasah Aliyah Negri 2
Jakarta, Ibu Nurlaelah, ibu bapak wakil kesiswaan, serta Ibu Lathifah. Tunain,
selaku guru Bahasa Indonesia dan selaku pembimbing dalam penyelesaian
makalah ini.
Kami mengakui, dalam pengerjaan makalah ini, kami masih banyak
kekurangan, dan kesalahan. Oleh karena itu kami masih harus belajar lagi.
Harapan kami, semoga makalah yang sederhana ini dapat berguna bagi kita
semua.

Jakarta, 22 Maret 2017.

TIM PENYUSUN.

DAFTAR ISI.

Kata pengantar
Daftar isi
BAB 1 Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah

1.3 Tujuan Penelitian
1.4 Manfaat Penelitian
BAB II Pembahasan.
2.1 Pengertian Kemiskinan
2.2 Penyebab Kemiskinan
2.3 Dampak Kemiskinan
2.4 Cara Mencegah Kemiskinan
BAB III Kesimpulan dan Saran.
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Daftar Pustaka

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG
Kemiskinan adalah segmentasi tingkat pendapatan terendah dari warga
masyarakat dalam sebuah entitas negara. Dalam tinjauan ekonomi,
kemiskinan adalah sebuah ketidakberdayaan dalam memenuhi kebutuhan

hajad hidup secara layak. Disuatu negara pasti memiliki masalah dengan
kemiskinan, salah satunya di Indonesia.
Faktor utama penyebab kemiskinan adalah kebodohan. Minimnya
pengetahuan dan kesadaran akan pendidikan membuat manusia tak mampu
bersaing untuk bertahan hidup.
Masih banyak orangtua yang masih kurang sadar betapa pentingnya
pendidikan untuk masa depan anaknya. Orangtua berpikiran, anaknya lebih
baik membantunya di ladang dibangdingkan harus belajar di sekolah.
Berdasrkan kondisi diatas, kami menyusun makalah ini untuk
mengingatkan kepada masyarakat akan pentingnya pendidikan guna
mencegah kemiskinan dimasa yang akan datang.
1.2 RUMUSAN MASALAH.
Berdasaran latar belakang diatas, maka masalah-masalah dapat dirumuskan
sebagai berikut:
a. Apa pengertian kemiskinan?
b. Apa penyebab kemiskinan?
c. Apa dampak kemiskinan?
d. Bagaimana cara mencegah kemiskinan?
e. Bagaimana cara menanggulangi kemiskinan?
1.3 TUJUAN PENELITIAN

Tujuan makalah disusun adalah sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui penyebab kemiskinan.
b. Untuk mengetahui dampak kemiskinan.
c. Untuk mengetahui cara mencegah dan menanggulangi kemiskinan.
1.4 MANFAAT PENELITIAN
Dalam penulisan ini kami berharap agar bisa bermanfaat bagi kami pada
khususnya dan teman-teman pada umunya. Dan kami berharap juga pada
pembaca untuk biasa melihat klasifikasi tentang kemiskinanan secara
keseluruhan dari penyebab sampai dampak apa saja yang ditimbulkan oleh

adanya kemiskinan tersebut. Itu saja manfaat singkat dari penulisan kami
kurang lebihnya kami mohon maaf.

BAB II
PEMBAHASAN.
2.1 Pengertian Kemiskinan.
Kemiskinan adalah keadaan di mana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi
kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, tempat berlindung, pendidikan, dan
kesehatan.


Sementara pengertian kemiskinan menurut para ahli adalah sebagai berikut:
Makna kemiskinan menurut Suparlan (2004:315) kemiskinan sebagai suatu
standar tingkat hidup yang rendah, yaitu adanya suatu tingkat kekurangan pada
sejumlah atau segolongan orang dibandingkan dengan standar kehidupan yang
rendah ini secara langsung nampak pengaruhnya terhadap tingkat keadaan
kesehatan, kehidupan moral dan rasa harga diri mereka yang tergolong sebagai
orang miskin.
Menurut Ritonga (2003:1) memberikan definisi bahwa kemiskinan adalah
kondisi kehidupan yang serba kekurangan yang dialami seorang atau rumah
tangga sehingga tidak mampu memenuhi kebutuhan minimal atau yang layak bagi
kehidupannya. Kebutuhan dasar minimal yang dimaksud adalah yang berkaitan
dengan kebutuhan pangan, sandang, perumahan dan kebutuhan sosial yang
diperlukan oleh penduduk atau rumah tangga untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya secara layak.
2.2 PENYEBAB KEMISKINAN.
Faktor utama penyebab kemiskinan adalah kebodohan, namun ada
beberapa faktor yang menyebabka kemiskinan, diantranya adalah:
1. Rendahnya kualitas angkatan kerja.
2. Akses yang sulit terhadap kepemilikan modal.
3. Rendahnya masyarakat terhadap penguasaan teknologi.

4. Penggunaan sumber daya yang tidak efisien.
5. Tingginya pertumbuhan penduduk.
Nugroho & Dahuri, 2004: 165 – 168 menyatakan kemiskinan merupakan
kondisi absolut dan relatif yang menyebabkan seseorang atau kelompok
masyarakat dalam suatu wilayah tidak mempunyai kemampuan untuk mencukupi
kebutuhan dasarnya sesuai dengan tata nilai atau norma tertentu yang berlaku di
dalam masyarakat karena penyebab natural, kultural dan struktural. Kemiskinan

natural disebabkan keterbatasan kualitas sumber daya alam maupun sumber daya
manusia. Kemiskinan struktural disebabkan secara langsung maupun tidak
langsung oleh berbagai kebijakan, peraturan, keputusan dalam pembangunan,
kemiskinan ini umunya dapat dikenali dari transformasi ekonomi yang berjalan
tidak seimbang. Kemiskinan kultural adalah kemiskinan yang lebih banyak
disebabkan sikap individu dalam masyarakat yang mencerminkan gaya hidup,
perilaku, atau budaya yang menjebak dirinya dalam kemiskinan. Dengan kata lain
seseorang dikatakan miskin jika tingkat pendapatannya tidak memungkinkan
orang tersebut untuk mentaati tata nilai dan norma dalam masyarakatnya.
Terdapat dua cara untuk mengukur tingkat kemiskinan, pertama pendekatan
yang memandang kemiskinan dalam suatu ukuran yang bersifat mutlak yang
bermuara atau berwujud sebagai garis, titik, atau batas kemiskinan. Seseorang

atau masyarakat yang tidak mampu keluar dari ukuran-ukuran tersebut
dikelompokan sebagai miskin. Ukurannya antara lain berupa tingkat pendapatan,
pengeluaran atau konsumsi, atau kalori seseorang atau keluarga dalam satu waktu
tertentu dan hal-hal yang disetarakan dengan ukuran tersebut. Pendekatan ini lebih
mudah diterapkan karena hanya membandingkan saja dengan batasan yang
dikehendaki (Nugroho & Dahuri, 2004 : 169). Kemiskinan ini dapat diartikan pula
sebagai suatu keadaan dimana tingkat pendapatan dari suatu orang tidak
mencukupi untuk memenuhi kebutuhan pokoknya, seperti pangan, sandang,
pemukinan, kesehatan dan pendidikan. Besarnya atau dimensi masalah
kemiskinan absolut tercermin dari jumlah penduduk yang tingkat pendapatan atau
tingkat konsumsinya berada di bawah “tingkat minimum” yang telah ditetapkan
(Ahluwalia, 1974 : 10 dalam Wie, 1981 : 6).

2.3 DAMPAK KEMISKINAN.
Dampak yang dapat ditimbulkan dari kemiskinan adaalah:

Pengangguran merupakan dampak dari kemiskinan, berhubung
pendidikan dan keterampilan merupakan hal yang sulit diraih
masyarakat, maka masyarakat sulit untuk berkembang dan mencari
pekerjaan yang layak untuk memenuhi kebutuhan. Dikarenakan sulit

untuk bekerja, maka tidak adanya pendapatan membuat pemenuhan
kebutuhan sulit, kekurangan nutrisi dan kesehatan, dan tak dapat
memenuhi kebutuhan penting lainnya. Misalnya saja harga beras yang
semakin meningkat, orang yang pengangguran sulit untuk membeli
beras, maka mereka makan seadanya. Seorang pengangguran yang
tak dapat memberikan makan kepada anaknya akan menjadi dampak
yang buruk bagi masa depan sehingga akan mendapat kesulitan untuk
waktu yang lama.

Kriminalitas merupakan dampak lain dari kemiskinan. Kesulitan mencari
nafkah mengakibatkan orang lupa diri sehingga mencari jalan cepat tanpa
memedulikan halal atau haramnya uang sebagai alat tukar guna memenuhi
kebutuhan. Misalnya saja perampokan, penodongan, pencurian, penipuan,
pembegalan, penjambretan dan masih banyak lagi contoh kriminalitas yang
bersumber dari kemiskinan. Mereka melakukan itu semua karena kondisi yang
sulit mencari penghasilan untuk keberlangsungan hidup dan lupa akan nilai-nilai
yang berhubungan dengan Tuhan. Di era global dan materialisme seperti sekarang
ini tak heran jika kriminalitas terjadi dimanapun.
Putusnya sekolah dan kesempatan pendidikan sudah pasti merupakan
dampak kemiskinan. Mahalnya biaya pendidikan menyebabkan rakyat miskin

putus sekolah karena tak lagi mampu membiayai sekolah. Putus sekolah dan
hilangnya kesempatan pendidikan akan menjadi penghambat rakyat miskin dalam
menambah keterampilan, menjangkau cita-cita dan mimpi mereka. Ini
menyebabkan kemiskinan yang dalam karena hilangnya kesempatan untuk
bersaing dengan global dan hilangnya kesempatan mendapatkan pekerjaan yang
layak.
Kesehatan sulit untuk didapatkan karena kurangnya pemenuhan gizi
sehari-hari akibat kemiskinan membuat rakyat miskin sulit menjaga kesehatannya.
Belum lagi biaya pengobatan yang mahal di klinik atau rumah sakit yang tidak
dapat dijangkau masyarakat miskin. Ini menyebabkan gizi buruk atau banyaknya
penyakit yang menyebar.
2.4 CARA MENCEGAH KEMISKINAN

Untuk mencegah kemiskinan dapat dilakukan beberapa upaya sebagai
berikut:
1. Memperluas lapangan kerja
Cara yang satu ini cukup ampuh dalam mengatasi masalah kemiskinan yang
ada dengan cara mengurangi jumlah tingkat pengangguran yang kian bertambah
dari tahun ke tahun. Pemerintah harus menyediakan lapangan kerja lebih banyak
lagi di setiap wilayah tertentu, dimana wilayah itu sedang kekurangan lapangan

pekerjaan. Dengan kata lain, diharapkan pemerintah mampu dalam memenuhi
jumlah pelamar kerja agar sebanding dengan lapangan kerja yang tersedia.
Pemerintah dapat membangun industri besar, perusahaan, apartemen, hotel,
rumah makan, dan sebagainya yang tentu membutuhkan tenaga kerja. Dengan
adanya lapangan pekerjaan yang cukup, seseorang bisa bekerja untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari anggota keluarganya.
2. Memberi bantuan pendidikan secara gratis
Dalam hal edukasi, pemerintah telah mengadakan program bantuan
pendidikan berupa wajib belajar sembilan tahun bagi masyarakat yang tidak
mampu. Di samping itu, pemerintah juga perlu memberi keringanan biaya iuran
bulanan sekolah kepada siswa yang orang tuanya merasa kurang mampu. Dengan
itu, masalah putus sekolah dapat diatasi sehingga pada suatu saat nanti siswa yang
telah lulus tersebut dapat leluasa mencari pekerjaan karena dia telah memiliki
kemampuan dan ketrampilan di dunia kerja.
3. Memberi fasilitas yang memadai dan subsidi gratis
Pemerintah sebaiknya membantu dalam memberi fasilitas yang merata di
setiap wilayah. Pemberian fasilitas tersebut dapat diwujudkan dengan melengkapi
sejumlah sarana dan prasarana yang dinilai kurang atau masih belum cukup
keberadaannya. Setelah fasilitas terpenuhi, diharapkan masyarakat dapat hidup
layak dan sejahtera.

Selain itu, Pemerintah juga perlu memberikan subsidi gratis kepada
masyarakat yang membutuhkan. Subsidi ini dapat berupa barang pokok/sembako
yang diberikan secara gratis kepada masyarakat yang kurang mampu. Pemberian
sembako secara gratis dapat memberikan keringanan kepada sejumlah masyarakat
untuk memenuhi kebutuhan pokok hidupnya.
4. Lakukan hal yang inovatif dan kreatif
Sebagian dari manusia malas untuk bekerja. Selain itu, ia tidak memiliki
kemampuan serta ketrampilan dalam bekerja. Alhasil, ia lebih memilih untuk

bersenang-senang atau hanya diam di rumah saja tanpa melakukan sesuatu yang
bermanfaat. Hal inilah yang menyebabkan angka pengangguran kian meningkat.
Daripada melakukan hal-hal semacam itu, lebih baik lakukanlah kegiatan yang
bermanfaat. Kegiatan itu dapat berupa hal-hal yang inovatif dan kreatif, seperti
membuat kerajinan dari barang bekas. Hasil karya yang diperoleh dari kerajinan
itu, dapat kita jual untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
5. Membuka lapangan kerja sendiri
Dalam usaha untuk mencegah kemiskinan, kita dapat berinisiatif untuk
membuka usaha sendiri, seperti warung makan sederhana, restoran, tempat
penginapan, toko roti, dan lain sebagainya. Tentunya, jika kita membuka usaha,
maka akan membutuhkan sejumlah tenaga kerja sebagai penggerak jalannya suatu
usaha kita. Dengan itu, orang-orang yang mencari kerja akan membutuhkan
permintaan kerja kepada kita. Dengan cara inilah, pengangguran yang merupakan
faktor utama kemiskinan dapat dikurangi jumlahnya.

BAB III
KESIMPULAN dan SARAN

3.1 KESIMPULAN.
Kemiskinan adalah segmentasi tingkat pendapatan terendah dari warga
masyarakat dalam sebuah entitas negara. Dalam tinjauan ekonomi,
kemiskinan adalah sebuah ketidakberdayaan dalam memenuhi kebutuhan
hajad hidup secara layak. Disuatu negara pasti memiliki masalah dengan
kemiskinan, salah satunya di Indonesia.
Faktor utama penyebab kemiskinan adalah kebodohan. Minimnya
pengetahuan dan kesadaran akan pendidikan membuat manusia tak mampu
bersaing unruk bertahan hidup.
Pemerintah sudah berupaya untuk mengatasi masalah kemiskinan
diantaranya:
1. Membuka lapangan pekerjaan.
2. Penyelenggaraan pendidikan gratis.
Melalui progam-program diatas, diharapkan masyarakat dapat memperoleh
kehidupan yang lebih layak & dapat mecegah kemiskinan.
3.3 SARAN.
Dengan masih besarnya tingkat kemiskinan di Indonesia maka pemerintah
harus lebih tanggap dalam mengatasi maslah ini. Karena seperti yang kita tau
kemiskinan merupakan slah satu kpenyebab ketidak makmuran masyarakat
Indonesia.
Dengan demikian kebijakan-kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah
Indonesia,harus berihak pada kaum miskin agar mereka tidak semakin
tertindas dengan masalah kemiskinan yang mereka hadapi
Selain itu harusnya pemerintah Indonesia dapat memperbanyak sector-sektor
usaha, sehingga angka pengangguran dapat ditekan karena seperti yang kita
ketahui pengangguran merupakan salah satu penyebab kemiskinan.
DAFTAR PUSTAKA

www.materibelajar.id › IPS

https://laelyrakhmawati.wordpress.com/2014/04/21/faktor-faktor-yangmempengaruhi-kemiskinan/
https://saefakipratiwi.wordpress.com/2012/03/08/dampak-kemiskinan/

www.qureta.com/post/mengatasi-kemiskinan-di-indonesia/
http://anisaamelia09.blogspot.com/2010/01/kata-pengantar-pujisyukur-penulis.html.