Kompilasi Tafsir Ayat Ayat Ekonomi Islam

BOOK RIVIEW
KOMPILASI TAFSIR AYAT-AYAT EKONOMI ISLAM
Buku Referensi Program Studi Ekonomi Islam

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Tafsir Ahkam
II
Dosen Pengampu:
Muhammad Julijanto, S.Ag., M.Ag
Oleh:
Nama

: Ahmad Faizun

NIM : 132111023

JURUSAN HUKUM EKONOMI SYARI’AH
FAKULTAS SYARI’AH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SURAKARTA
2015

BOOK RIVIEW

KOMPILASI TAFSIR AYAT-AYAT EKONOMI ISLAM: BUKU REFERENSI
PROGRAM STUDI EKONOMI ISLAM
DWI SUWIKNYO, SEI, MSI
Pustaka Pelajar, Yogyakarta, Cetakan 1, 2010
Oleh: Ahmad Faizun
Dewasa ini perkembangan ekonomi syariah semakin pesat. Perkembangan
ini ditandai dengan munculnya lembaga-lembaga yang berbasis syariah, mulai
dari bank syariah, asuransi syariah bahkan hotel syariah. Kemunculan lembagalembaga tersebut juga tak lepas dari adanya krisis ekonomi

yang membuat

lembaga-lembaga keuangan menjadi merugi. Akan tetapi tidak dengan lembaga
syariah, seperti bank syariah. Krisis ekonomi tidak membuat lembaga syariah ikut
merugi.
Setelah krisis terjadi, beramai-ramai lembaga syariah berdiri, dan hal itu
semakin membuat penelitian-penelitian mengenai keuangan syariah banyak
dilakukan dan di kaji. Dan buku ini juga termasuk dari bagian perkembangan
keilmuan yang berbasis syariah. Tafsir yang berkaitan dengan ekonomi Islam
mulai bermunculan. Walaupun sebenarnya transaksi di bidang ekonomi Islam
sudah di bahas sejak zaman dahulu, tapi baru mulai menyebar dan banyak dikaji

pada saat sekarang ini.
Pembahasan mengenai ekonomi Islam menyangkut bidang yang sangat luas
sekali. Buku ini membahas mengenai perilaku ekonomi yang dapat diterapkan
dalam kehidupan sehari-sehari. Pembahasan buku ini juga tak lepas dari pola
ekonomi konvensional yang telah terbiasa pada masyarakat Indonesia.
Buku dengan Judul Kompilasi Tafsir Ayat-Ayat Ekonomi Islam: Buku
referensi program studi ekonomi Islam ini adalah karya dari Dwi Suwiknyo, SEI,

Kompilasi Tafsir Ayat-Ayat Ekonomi IslamPage 1

MSI. Beliau lahir pada 29 Oktober 1984. Mulai belajar Akuntansi Keuangan di
STIE STIKUBANK Semarang pada 2002, kemudian belajar Keuangan Dan
Perbankan Syariah di Sekolah Tinggi Ekonomi Indonesia (STIE) Yogyakarta lulus
pada 2006 dan mendapat gelar Sarjana Ekonomi Islam (SEI).
Beliau melanjutkan S2 di program pascasarjana MSI Universitas Islam
Indonesia (UII) Yogyakarta Konsentrasi Ekonomi Islam. Berawal menjadi asisten
dosen, kemudian diberi kepercayaan untuk menyampaikan materi mata kuliah
Pengantar Akuntansi dan akuntansi Perbankan Syariah I dan II, mata kuliah
akuntansi Zakat di STAIN Surakarta. Beliau juga menyampaikan mata kuliah
Akuntansi Syariah di di STIE Yogyakarta. Selain sebagai dosen, saat ini beliau

juga aktif menulis dan berbisnis. Diantara karya-karya beliau yaitu: Raih
Penghasilan Online (TrustMedia Yogyakarta, 2008), How To Manage My Money
(TrustMedia Yogyakarta, 2008), Kamus Lengkap Ekonomi Islam (TotalMedia
Yogyakarta, 2009), akuntansi Perbankan Syariah (TrustMedia Yogyakarta, 2009),
beberapa buku dan artikel jurnal.
Buku ini terdapat 40 pokok bahasan mengenai ekonomi Islam, akan teapi
penulis tidak membahas kesemuanya itu. Penulis hanya akan membahas 9
bahasan yang menyangkut dalam mata kuliah Tafsir Ahkam 2. Kesembilan
bahasan itu yaitu: Akuntansi Syariah, Anti Riba, Ijarah, Jual Beli, Mudharabah,
Musyarakah, Shulh, Takaran dan Timbangan dan Zakat
Pembahasan buku ini diawali dengan tema Akuntansi Syariah. Ekonomi
konvensional tentu mengenal akuntansi yang secara bahasa berarti menulis. Jika
selama ini akuntansi di kenal dengan penulisan laporannya, lalu bagaimana jika
akuntansi tersebut berbasis syariah?. Pada pembahasan ini ada satu ayat yang
menjadi dasar dari akuntansi syariah, yaitu surat Al-Baqarah ayat 282. Ayat ini
merupakan ayat terpanjang dalam Al-Qur’an. Tidak hanya menjadi dasar
akuntansi syariah, tapi juga dasar mengenai hutang dan lain-lain.
Pada surat Al-Baqarah ayat 282 berisi perintah untuk menuliskan setiap
transaksi yang dilakukan, baik transaksi dalam jumlah yang besar maupun


Kompilasi Tafsir Ayat-Ayat Ekonomi IslamPage 2

transaksi kecil. Ini merupakan prinsip yang umum pada akuntansi yaitu
menuliskannya. Mungkin bagi sebagian orang menganggap hal ini masalah biasa,
akan tetapi di balik perintah ini terdapat hikmah yaitu keadilan.
Dalam menuliskannya, ayat tersebut menjelaskannya secara rinci.
Penulisnya yaitu seorang khatib, dan dia bukan seorang yang punya kepentingan
atas transaksi tersebut. Kenapa seperti itu? Karena prinsip keadilan sangat
ditekankan sekali dalam hal ini. Selain itu, dalam transaksi tersebut juga di
hadirkan dua orang saksi laki-laki. Apabila tidak ada dua saksi laki-laki maka bisa
dengan empat orang saksi perempuan.
Pembahasan selanjutnya yaitu mengenai Anti Riba. Ciri utama ekonomi
Islam adalah anti riba. Segala jenis transaksi yang mengandung unsur riba harus
ditinggalkan. Menurut bahasa, riba adalah az-ziyadah yang berarti tambahan.
Tambahan disini adalah tambahan uang dalam peminjaman, baik sedikit maupun
banyak. Penambahan yang diambil tanpa adanya transaksi pengganti dan
penyeimbang yang dibenarkan syariah, maka penambahan tersebut juga termasuk
riba. Akan tetapi, jika penambahan tersebut terdapat transaksi pengganti atau
penyeimbang, maka hal itu dibolehkan, seperti pada sewa menyewa. Seseorang
membayar upah sewa karena adanya manfaat sewa yang dinikmati.

Konsep anti riba telah diturunkan dalam al-Qur’an dan as-Sunnah. AlQur’an menggunakan kata riba sebanyak 8 kali yang terdapat dalam 4 surat, yaitu
Surat al-Baqarah, Surat ali-‘Imran, Surat An-Nisaa’ dan Surat ar-Ruum. Surat arRuum turun sebelum nabi hijrah ke Madinah, sedangkan yang lain turun setelah
nabi hijrah ke Madinah. Dengan begitu, surat ar-Ruum turun pertama kali dalam
membahas riba.
Konsep anti riba diturunkan secara bertahap. Tahapan yang pertama yaitu
surat Ar-ruum ayat 39 yang berisi dalam riba terdapat unsur yang negatif,
sehingga diminta untuk meninggalkannya. Pada ayat ini belum ada pengharaman
riba. Tahapan selanjutnya yaitu surat an-Nisaa’ ayat160-161. Ayat ini

berisi

isyaratkan diharamkannya riba. Pada tahapan ketiga yaitu surat Ali ‘Imran ayat

Kompilasi Tafsir Ayat-Ayat Ekonomi IslamPage 3

160 yang berisi pengharaman riba yang berlipat ganda. Dan pada tahapan
keempat, yaitu surat al-baqarah ayat 278-279. Pada tahapan terakhir ini, allah
mengharamkan secara total mengenai riba dan tidak boleh mengambil sisa-sisa
riba yang belum dipungut
Pembahasan yang ketiga yaitu mengenai Ijarah. Dalam bahasa arab, ijarah

berasal dari kata al-ajru atau al-‘iwadh yaitu ganti atau upah. Ijarah secara istilah
berarti akad pemindahan manfaat (hak guna) atas suatu barang dalam waktu
tertentu tanpa terjadi pemindahan kepemilikan atas barang terasebut. Sebagai
contoh yaitu seorang mahasiswa yang menyewa tempat tinggal (kos) selama
beberapa waktu tertentu dengan pembayaran setiap bulan atau setiap tahun.
Dalam al-Qur’an, ijarah terdapat dalam beberapa ayat, diantaranya surat alQashash ayat 26 dan surat ath-Thalaq ayat 6. Dalam surat al-Qashash ayat 6 ijarah
menyangkut mengenai ceria Nabi Musa yang bekerja memberikan minum hewan
ternak, kemudian si pemilik hewan ternak tersebut bermaksud memberikan upah
kepada musa. Surat ath-Thalaq ayat 6 menerangkan mengenai pembayaran upah
atas orang yang telah meyusui anak mereka. Orang tersebut diberi upah sebagai
mana pada umumnya karena memang dahulu banyak orang yang menawarkan asi
pada orang lain.
Dari kedua ayat tersebut dapat dipahami bahwa seseorang boleh bekerja dan
menjadi pekerja atas suatu pekerjaan. Pekerja berhak atas upah atas pekerjaannya
dan pemberi pekerjaan mempunyai kewajiban membayar upah atas pekerja
tersebut.
Bab selanjutnya yaitu mengenai Jual Beli. Secara bahasa jual beli berarti albai’, at-tijarah dan al-mubadalah. Secara istilah jual beli yaitu perjanjian antara
duapihak atau lebih dalam suatu transaksi perpindahan kepemilikan suatu barang
yang mempunyai nilai. Dalam jual beli biasanya sebelum terjadi perpindahan
kepemilikan maka akan tawar-menawar terlebih dahulu. Hal itu dimaksudkan

untuk menyepakati harga barang tersebut. Setelah disepakati barang dan harganya,

Kompilasi Tafsir Ayat-Ayat Ekonomi IslamPage 4

maka transaksi jual beli mengakibatkan perpindahan kepemilikan atas suatu
barang dari penjual ke pembeli.
Transaksi jual beli telah disebutkan dalam beberapa yat al-Qur’an dengan
menggunakan istilah isytara, isytarahu, nasytari, syaraw, juga ditunjukkan
dengan arti niaga yaitu al-bay’, bay’a, bay’un. Penggunakaan kata tersebut
diantaranya dibahas dalam surat al-Baqarah yat 275 dan surat al-Jumu’ah ayat 9.
Surat al-Baqarah ayat 275 menerangkan bahwa dahulu orang-orang jahiliyah
menyamakan antara jual beli dan riba. Sekilas antara kedua hal tersebut sama,
hanya saja jual beli disebut margin dalam pertukaran barang dengan uang,
sedangkan riba adalah kelebihan dari pokok pinjaman uang atau nilai yang lebih
dari pertukaran barang ribawi. Dalam ayat ini secara tegas allah menghalalkan
jual beli dan mengharamkan riba.
Surat al-Jumu’ah ayat 9 membahas mengenai panggilan shalat jum’at.
Ketika imam sudah naik ke mimbar dan muadzin mengumandangkan adzan di
hari juma’at, maka kaum muslimin wajib untuk bersegera ke masjid dan
meninggalkan jual-beli atau kegiatan lain. Seruan ini menjadi pijakan bisnis untuk

selalu mengingat Allah swt. Setelah melaksanakan shlat jum’at kegiatan jual-beli
dan lain sebagainya dapat dilanjutkan kembali. Keseimbangan antara urusan jualbeli dalam bermu’amalah dan shalat dalam beribadah menjadi kesatuan dalam
ekonomi Islam.
Dari dua ayat diatas dapat disimpulkan bahwa jual beli dihalalkan oleh
Allah dan allah mengharamkan riba. Selain itu, antara ranah mu’amalah dan
ibadah adalah suatu kesatuan yang tak terpisahkan. Keuntungan dalam jual beli
seharusnya tidak hanya menyangkut keuntungan materi tetapi juga keuntungan
haqiqi yaitu mendapat ridho dari allah swt.
Pembahasan yang kelima yaitu mudharabah. Mudharabah berasal dari kata
dharb yang berarti memukul atau berjalan. Secara istilah, mudharabah adalah
akad kerjasama usaha antara duapihak dimana pihak pertama sebagai penyedia
dana, sedangkan pihakkedua sebagai pengelola dana dan keuntungan di bagi

Kompilasi Tafsir Ayat-Ayat Ekonomi IslamPage 5

menurut kesepakatan, kerugian di tanggung oleh pihak pengelola. Secara
operasional, mudharabah dibagi menjadi 3 macam, Pertama, mudharabah
muthlaqoh,

kedua


mudharabah

muqayyadah,

dan

ketiga

mudharabah

musytarakah.
Pengakuan mudharabah terdapat dalam Surat al-Muzzammil ayat 20. Secara
umum ayat tersebut membicarakan tentang shalat malam. Selain itu juga tidak
membedakan antara berjihad dengan senjata dengan menjemput rezeki.
Keterkaitan dengan mudharabah yaitu adanya kata yadhribuuna yang sama
dengan akar kata mudharabah yang berarti menjalankan usaha.
Pembahasan selanjutnya yaitu mengenai Musyarakah. Pada pembahasan
sebelumnya dibahas mengenai mudharabah yang berarti akad kerjasama usaha
antara duapihak dimana pihak pertama sebagai penyedia dana, sedangkan pihak

kedua sebagai pengelola dana dan keuntungan di bagi menurut kesepakatan, kalau
musyarakah akad kerjasama antara duapihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu,
dimana masing-masing pihak memberikan kontribusi dana dan ketentuan
keuntungan di bagi berdasarkan kesepakatan dan resiko berdasarkan porsi
kontribusi dana. Perbedaannya terletak pada pemberi dana, jika dalam
mudharabah pemberi dana hanya salah satu pihak, sedangkan dalam musyarakah
semua pihak berkontribusi dana.
Musyarakah dibahas dalam al-Qur’an surat Shaad ayat 24. Ayat tersebut
menunjukkan adanya perserikatan dalam kepemilikan harta yang terjadi atas dasar
akad. Etika dasar dalam perserikatan yang pertama yaitu, memilih mitra yang
beriman dan shaleh, kedua, memiliki perhitungan yang jelas, ketiga, dapat
dipercaya sehingga tidak saling mengkhianati dan keempat, apabila terjadi
sengketa, diselesaiakan dengan cara yang baik, dengan bantuan dari pihak lain.
Pada pembahsan yang ketujuh ini, penulis akan membahas mengenai Shulh.
Secara bahasa shulh berarti mendamaikan atau memutus perkara. Adanya shulh
bertujuan untuk menghilangakan perselisihan atau persengketaan antara duapihak
atau lebih yang berselisih untuk menemukan solusi yang terbaik. Konsep shulh

Kompilasi Tafsir Ayat-Ayat Ekonomi IslamPage 6


dalam ekonomi Islam sangat di butuhkan sekali terutama dalam penyelsaian
sengketa ekonomi supaya tetap pada ketetapan syariah.
Shulh dalam al-Qur’an terdapat dalam surat al-Hujurat ayat 9-10. Ayat ini
menekankan pada perdamaian jika ada dua golongan kaum mukmin yyang
berperang. Jika sudah dilakukan perdamaian akan tetapi masih ingin berperang,
hal tersebut harus langsung dicegah. Selanjutnya dijelaskan dalam ayat 10, bahwa
sesama mukmin itu bersaudara sebagaimana saudara kandung yang beriman,
seperti dalam hadits yang diriwayatkan Bukhari dari Anas Bin Malik, “orang
muslim itu adalah bersaudara dengan orang muslim, jangan ia buat aniaya
kepadanya, jangan ia membuka aibnya.”
Selain dalam surat al-Hujurat, shulh juga terdapat pada surat an-Nisaa’ ayat
114 dan ayat 128. Kesimpulannya dari keempat ayat tersebut yaitu bahwa
perdamaian (shulh) menjadi konsep penting dalam ekonomi Islam dengan
landasan moral yaitu, dilakukan secara adil yang berarti hanya memihak pada
kebenaran atas hak dan kewajiban masing-masing pihak, bukan pada salah satu
pihak yang berselisih. Selanjutnya, perdamaian dapat dilakukan secara
tersembunyi untuk menjaga kerahasiaan di depan publik atas suatu konflik yang
terjadi. Menjadi kewajibban oleh masing-masing pihak untuk tetap memelihara
kebaikan setelah adanya perdamaian.
Pembahasan yang kedelapan yaitu Takaran danTimbangan. Takaran
diartikan sebagai proses mengukur untuk mengetahui kadar, berat atau harga
barang tertentu. Dalam kata kerja, takaran adalah menakar yang merupakan
bagian dari perniagaan yang sering dilakukan oleh para pedagang. Biasanya alat
takar yang di gunakan adalah timbangan.
Prinsip mengenai menakar dan menimbang terdapat dalam beberapa ayat alQur’an, diantaranya Surat Al-Mutaffifi ayat 1-3, Asy-Syura ayat 181-183, dan
surat Al-Isra’ ayat 35. Dalam surat Al-Mutaffifin ayat 1-3, Allah menyampaikan
ancaman bagi orang-orang yang curang dalam menakar atau menimbang, “wailullil-muthaffifiin.” Cara itu dilakukan supaya mendapatkan selisih lebih, namau

Kompilasi Tafsir Ayat-Ayat Ekonomi IslamPage 7

dengan cara yang tidak benar. Hal ini seperti mencuri hak milik orang lain, dan
orang yang dicurangi tersebut mengalami kerugian karena takarannya tidak
sesuai.
Dalam surat Asy-Syura 181-183 berisi hampir sama dengan ayat diatas,
akan tetapi dala permulaan ayat ini dimulai dengan perintah “ssempurnakanlah
takaran”. Ayat ini jelas menyuruh untuk menakar atau menimbang dengan adil
dan sesuai transaksi. Sama halnya dengan ayat 181-183 surat Asy-Syuro, surat AlIsra’ ayat 35 juga secara tegas menyuruh untuk menakar dengan sempurna dan
neraca yang benar.
Dari ketiga ayat tersebut dapat disimpulkan bahwa, menakar atau
menyimbang haruslah secara adil yaitu sesuai dengan transaksi yang ada.
Mengurangi timbangan berarti mencuri hak orang lain. Transaksi yang baik dan
adil akan membuat pelanggan akan percaya dan hubungan dalam bertransaksi
akan berjalan dengan baik.
Di pembahasan yang terakhir yaitu zakat. Zakat merupakan keberkahan,
penyucian, dan peningkatan. Disebut zakat karena dapat memberkahi kekayaan
yang dizakatkan. Zakat merupakan suatu kewajiban yang dibayarkan dengan
tujuan khusus dan dalam kategori tertentu seperti dalam surat al-an’am ayat 141.
Zakat terbagi dalam beberapa macam dan penerimanya sudah ditentukan oleh
Allah seperti dalam surat At-Taubah ayat 60. Seseorang yang berzakat akan
memperoleh keberkahandan keberuntungan di dunia dan juga di akhirat kelak
seperti dalam surat al-Mukminun ayat 4.
Dalam al-Qur’an terdapat ayat yang membahas mengenai zakat. Selain itu
juga terdapat perintah zakat yag menggunakan kata infaq ataupun shodaqoh.
Beberapa ayat mengenai zakat diantaranya surat at-Taubah ayat 60 dan 103, alAn’am ayat 141, Al-Mukminun ayat 4 dan masih banyak lagi. Telah dijanjikan
oleh Allah bahwa orang yang berzakat akan bertambah hartanya dan mendappat
pahala serta akan ditempatkan dalm surge firdaus-Nya.

Kompilasi Tafsir Ayat-Ayat Ekonomi IslamPage 8

Diakhir tulisan ini, penulis memberikan saran untuk tetap mengkaji ayatayat mengenai ekonomi Islam. Ekonomi Islam yang dewasa ini semakin
berkembang membuat peluang baru untuk terus meneliti dan mengkaji ayat AlQur’an maupun hadist Nabi SAW tentang ekonomi Islam. Dengan adanya
penelitian-penelitian dan kajian-kajian yang mendalam mengenai ekonomi Islam,
diharapkan mampu untuk memajukan Ekonomi Islam itu sendiri.
Buku ini mempunyai peran penting dalam perkembangan kajian keilmuan,
dan secara khusus dalam perkembangan tafsir Ayat-ayat ekonomi Islam. Bukubuku tafsir yang berkembang saat ini lebih banyak mengenai hukum-hukum
Islam. Tafsir-tafsir ayat-ayat ekonomi masih jarang untuk ditemui.
Buku ini mempunyai keunggulan yaitu, Pertama:

buku ini menambah

pengetahuan kita bahwa permasalahan dalam ekonomi Islam sangat banyak dan
beraneka ragam. Kedua: buku ini tidak hanya memberikan tafsir ayat tetapi juga
mufradat ayat. Ketiga: bahasa yang digunakan dalm buku ini mudah dipahami dan
di mengerti.
Kesan penulis setelah membaca buku ini, bahwa buku ini membuat penulis
bertambah wawasannya mengenai ayat-ayat ekonomi Islam. Sebelum baca buku
ini, penulis belum banyak menemui buku yang membahas mengenai ayat-ayat
ekonomi sebanyak ini. Harapannya, suatu saat nanti penulis dapat menulis buku
yang berkaitan dengan tafsir ekonomi Islam.

Kompilasi Tafsir Ayat-Ayat Ekonomi IslamPage 9