MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI P
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI
PENGGUNAAN MIND MAP SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR
BEKASI UTARA
Nur Astriany
Guru Sekolah Dasar Marga Mulya Bekasi Utara
Astriany@gmail.com
This research as Observational As Action brazes that intent for meningka t yielding
cannikin studying student class IV. in learning knowledge science
nature via purpose mind map at elementary school Mulya VI Bekasi
Subjek in research this are student class IV. Elementary school that
total 32 students. Research happens on Schools Year i. semester 2012 2013.
Acquired learned result of observational it is mark sense result step-up study
student by use of Mind Folder. For action watcher percentage experience ascension
as much 15% of i. cycles until cycles II.. There is percentage even i. cycle data
which is 70% and cycle data percentages II. are 85%. Besides essays IPApun's
studying result experience ascension as much 18,75% yai t u ascension essays to
usufruct studying on cycle I. as big as 62,5% as 81,25% on cycle II.. On
instrument essays, exceeding expected target which is as big as 80% of total all
student who can reach minimal thoroughness criterion default. Thus can be
declared for that by use of Mind Folder therefore student studying result
experiences step-up. That thing is proved with marks sense score percentage stepup attainment on every its cycle .
Keyword: Learning outcome natural sciences, mind map, elementary school
Abstrak, Penelitian ini berupa Penelitian Tindakan Kelas yang bertujuan untuk
meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV dalam pembelajaran ilmu pengetahuan
alam melalui penggunaan mind map di Sekolah Dasar Negeri Mulya VI Bekasi.
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV Sekolah Dasar yang berjumlah
32 siswa. Penelitian berlangsung pada semester I Tahun Ajaran 2012-2013. Hasil
belajar yang diperoleh dari penelitian ini adalah adanya peningkatan hasil belajar
siswa dengan menggunakan Mind Map. Untuk persentase pemantau tindakan
mengalami kenaikan sebanyak 15% dari siklus I sampai siklus II. Adapun
persentase data siklus I yaitu 70% dan persentase data siklus II adalah 85%. Selain
itu tes hasil belajar IPA pun mengalami kenaikan sebanyak 18,75% yaitu
kenaikan tes hasil belajar pada siklus I sebesar 62,5% menjadi 81,25% pada
siklus II. Pada instrumen tes, melebihi target yang diharapkan yaitu sebesar 80%
dari jumlah seluruh siswa yang mampu mencapai standar KKM. Dengan demikian
dapat dinyatakan bahwa dengan menggunakan Mind Map maka hasil belajar siswa
mengalami peningkatan. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya peningkatan
persentase skor pencapaian pada tiap siklusnya.
Kata Kunci: Hasil belajar ilmu pengetahuan alam , mind map, elementary school
Pendidikan
merupakan
usaha
sadar
Pendidikan
adalah
suatu
masalah
terencana untuk mewujudkan suasana
menarik dan tak pernah ada habisnya
belajar dan proses pembelajaran agar
untuk dibahas karena melalui usaha
peserta
pendidikan
didik
mengembangkan
secara
potensi
aktif
dirinya.
diharapkan
tujuan
pendididkan akan segera tercapai. Salah
177
JURNAL PENDIDIKAN DASAR
Volume 6 Edisi 1 Mei 2016
satu tujuan pendidikan Nasional yang
perkembangan Teknologi, karena IPA
ingin
pembangunan
memiliki upaya untuk membangkitkan
sebagaimana tercantum dalam Undang-
minat manusia serta kemampuan dalam
Undang No.20 tahun 2003 tentang
mengembangkan ilmu pengetahuan dan
Sistem
yang
teknologi serta pemahaman tentang alam
menyatakan bahwa Pendidikan Nasional
semesta yang mempunyai banyak fakta
berfungsi mengembangkan kemampuan
yang belum terungkap dan masih bersifat
dan membentuk watak serta peradaban
rahasia sehingga hasil penemuannya
bangsa yang bermanfaat dalam rangka
dapat
mencerdaskan
bangsa,
pengetahuan alam yang baru dan dapat
bertujuan untuk berkembangnya potensi
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
peserta didik agar menjadi manusia
Dengan demikian, IPA memiliki peran
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan
yang sangat penting. Kemajuan IPTEK
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
yang begitu pesat sangat mempengaruhi
berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan
perkembangan dalam dunia pendidikan
menjadi warga Negara yang demokrasi
terutama pendidikan IPA di Indonesia
sehingga bertanggung jawab (UURI No
dan negara-negara maju.
dicapai
dalam
Pendidikan
Nasional
kehidupan
menjadi
ilmu
Pendidikan IPA telah berkembang
20/2003 tentang Sisdiknas).
di Negara-negara maju dan telah terbukti
Peran Guru dalam mengembangkan
potensi
dikembangkan
dengan
siswa merupakan pemegang
adanya
penemuan-penemuan
peranan yang amat sentral. Guru adalah
baru yang terkait dengan teknologi.
jantungnya pendidikan, tanpa peran aktif
Dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan
guru, kebijakan perubahan pendidikan
Alam (IPA) yang merupakan salah satu
secanggih apapun akan tetap sia-sia.
bidang studi yang harus dikuasai oleh
Oleh karena itu diperlukan guru yang
siswa sebagai alat pendidikan yang
mampu mengembangkan potensi dan
berperan penting dalam meningkatkan
kemampuan siswanya terutama dalam
mutu pendidikan, khususnya di dalam
pelajaran IPA. IPA merupakan konsep
menghasilkan peserta didik yang mampu
pembelajaran
berpikir kritis, logis, dan berinisiatif
hubungan
dengan
alam
yang
dan
sangat
mempunyai
terkait
dalam menghadapi kemajuan IPTEK
manusia.
dalam kehidupan sehari-hari. Melihat
luas
kehidupan
Pembelajaran IPA sangat berperan dalam
pentingnya
proses
pengetahuan dan kegunaannya dalam
pendidikan
dan
juga
178
IPA
sebagai
ilmu
membantu penyelesaian masalah dalam
kehidupan
sehari-hari,
semua
Meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui
Penggunaan Mind Map Siswa Kelas Iv
Sekolah Dasar Bekasi Utara
Nur Astyani
pada bidang studi IPA, menunjukkan
akan
sangat
rendah.
Dari
siswa
yang
berpikir bagaimana agar mata pelajaran
berjumlah 32 orang, hanya 15 orang
IPA mudah diserap. Akan tetapi di
siswa yang mendapatkan nilai diatas
Indonesia
mampu
KKM, sisanya 17 orang siswa mendapat
mengembangkannya. IPA di Indonesia
nilai dibawah skor KKM 65. Hal itu
belum
yang
berarti, 53,12% siswa dari 32 siswa
diinginkan, padahal untuk memajukan
kelas IV SDN Marga Mulya VI Bekasi
ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK)
belum mencapai KKM hanya 46,8%
sains penting dan menjadi tolak ukur
siswa yang memperoleh nilai diatas skor
kemajuan
KKM 65.
sendiri
mencapai
bangsa.
belum
standar
Kenyataan
yang
terjadi di Indonesia, mata plajaran IPA
tidak
begitu
diminati
dan
Terbatasnya sarana dan prasarana
kurang
menyebabkan guru dalam setiap proses
diperhatikan. Apalagi melihat kurangnya
pembelajaran
pendidik yang kurang bervariasi dalam
pengetahuannya
menerapkan strategi pembelajaran IPA.
penggunaan metode belajar yang kurang
Permasalahan ini terlihat pada cara
tepat. Salah satu metode yang sampai
pembelajaran IPA serta kurikulum yang
saat ini masih banyak digunakan oleh
diberlakukan
malah
guru dalam mengajar yaitu metode
mempersulit pihak sekolah dan siswa,
pembelajaran konvensional (tradisional).
masalah
Metode
sesuai
yang
atau
dihadapi
oleh
hanya
yang
mengandalkan
saja
bahkan
dalam
dalam
penyampaian
pembelajaran IPA sendiri berupa strategi
materinya
dengan
pembelajaran, materi atau kurikulum,
Sehingga
guru lebih
guru, fasilitas, sarana dan prasarana
sedangkan peserta didik hanya duduk
siswa serta komunikasi antara siswa dan
dan
guru.
Daya serap materinya pun tidak bertahan
Pembelajaran IPA di SDN Marga
Mulya
VI,
Bekasi
Utara,
mendengarkan
cara
ceramah.
bersifat
penjelasan
aktif,
guru.
lama, karena hanya mengandalkan aspek
belum
pendengaran. Permasalahan yang sering
mencapai target KKM yang diharapkan
muncul ketika siswa berusaha mengingat
oleh sekolah. Hal ini ditunjukkan oleh
kembali apa yang sudah didapatkan,
hasil perolehan nilai ulangan tengah
dipelajari, direkam, dicatat atau yang
semester kelas IV SDN Marga Mulya VI
dahulu pernah diingat, siswa mengalami
179
JURNAL PENDIDIKAN DASAR
Volume 6 Edisi 1 Mei 2016
kesulitan
berkonsentrasi,
baik, memahami, dan mengingat materi-
ataupun
materi yang sudah dijelaskan. Hal ini
kesulitan ketika mengerjakan tugas.
Ingatan merupakan suatu proses
dapat dilakukan dengan menggunakan
pemanggilan informasi kembali ketika
teknik mencatat efektif dan efisien yakni
informasi tersebut dibutuhkan. Namun
Peta Pikiran (Mind Map).
kebanyakan yang terjadi sekarang ini
Pembelajaran dengan menggunakan
siswa tidak dapat mengingat kembali
Mind Map adalah cara mencatat yang
materi yang diberikan oleh guru dengan
kreatif, efektif, dan secara harfiah akan
kata lain materi tidak tersimpan lama
“memetakan” pikiran-pikiran kita. Mind
dalam kognitif siswa. Hal ini terjadi
Map selain membantu siswa untuk
karena informasi yang diperoleh siswa
meningkatkan hasil belajar IPA juga
tidak diolah lebih lanjut sehingga hanya
berguna
tersimpan dalam memori jangka pendek
menumbuhkan
dan tidak tersimpan dalam memori
kreatifitas
jangka panjang. Untuk mengatasi hal
konsep-konsep dalam pembelajaran IPA
tersebut, siswa melakukan berbagai hal
sehingga
salah satunya mencatat materi yang
memahami
diberikan oleh guru. Umumnya siswa
disampaikan dapat meningkat. Hal lain
membuat
dalam
yang penting dalam metode Mind Map
yang
adalah dapat meningkatkan aktivitas
mencakup seluruh isi materi pelajaran,
belajar siswa dan sikap yang positif,
sehingga catatan terlihat sangat tidak
menambah motivasi belajar dan rasa
menarik
percaya diri
bentuk
catatan
tulisan
dan
tradisional
linier
panjang
membosankan.
Pada
untuk
membantu
keterampilan
siswa
dalam
kemampuan
materi
siswa
dan
memetakan
siswa
pelajaran
bagi siswa,
dalam
yang
mengasah
dasarnya catatan yang tidak menarik
kereatif dan keterampilan siswa. Mind
akan menghilangkan topik- topik utama
Map adalah salah satu cara pembelajaran
yang penting dari materi pelajaran itu
yang
sendiri. Ini terjadi dikarenakan catatan
disekolah. Dalam penggunaan Mind Map
ataupun ingatannya belum teratur. Oleh
ini seorang guru harus merencanakan
sebab itu untuk meningkatkan hasil
suasana kelas dan dibangun sedemikian
belajar IPA dalam proses belajarnya
rupa sehingga para pesrta didik mampu
diperlukan
salah
mengekspresikan
menumbuhkan
keterampilannya
satunya
upaya
dengan
perbaikan,
cara
memang
konsep-konsep
keinginan siswa untuk mencatat lebih
180
jarang
dijumapai
keratifitas
dalam
dan
memetakkan
pelajaran
IPA.
Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti
Meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui
Penggunaan Mind Map Siswa Kelas Iv
Sekolah Dasar Bekasi Utara
Nur Astyani
2008: 2)
bermaksud
melakukan
tindakan
Howard L. Kingskey dalam Bahri
perbaikan
pembelajaran
melalui
menyatakan bahwa learning is the
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan
process by which behavior (in the
judul “Meningkatkan Hasil Belajar IPA
broader sense) is originated or changed
melalui penggunaan Mind Map Siswa
through practice or training. Belajar
Kelas IV SDN Marga Mulya VI Bekasi
adalah proses dimana tingkah laku
Utara”.
ditimbulkan atau diubah melalui praktek
Gagne
dalam
Sagala
dan latihan (Syaiful Bahri, 2008: 13).
mengemukakan bahwa belajar adalah
Menurut Hilgard dalam Suyono, belajar
perubahan
dalam
adalah suatu proses dimana suatu prilaku
kemampuan manusia yang terjadi setelah
muncul atau berubah karena adanya
belajar terus menerus, bukan hanya
respon terhadap suatu situasi. (Suyono
disebabkan oleh proses pertumbuhan
dan Hariyanto, 2011: 12). Belajar adalah
saja. Setelah belajar orang memiliki
suatu proses perubahan yang terjadi
keterampilan, pengetahuan, sikap, dan
secara terus-menerus yang berlangsung
nilai
17).
secara progresif dalam berbagai bentuk
Sedangkan menurut pandangan B. F.
seperti perubahan pengetahuan, tingkah
Skinner dalam Sagala belajar adalah
laku
suatu proses adaptasi atau penyesuaian
keterampilan, kecakapan, kebiasaan serta
tingkah laku yang berlangsung secara
perubahan aspek-aspek yang ada pada
progresif (Saiful Sagala, 2008: 14).
individu
Sudjana dalam Jihad berpendapat, belajar
adanya respon terhadap suatu situasi.
yang
(Saiful
terjadi
Sagala,
2008:
dan
sikap,
yang
pemahaman,
belajar
dikarenakan
adalah suatu proses yang ditandai dengan
Howard Kingsley dalam Daryanto
adanya perubahan pada diri seseorang,
membagi 3 macam hasil belajar, antara
perubahan sebagai hasil proses belajar
lain sebagai berikut: (a) keterampilan dan
dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk
kebiasaan,
(b)
seperti
pengetahuan,
pengertian,
(c)
pemahaman, sikap dan tingkah laku,
(Daryanto,
2007:
keterampilan,
kebiasaan,
Benyamin Bloom dalam Sudjana bahwa
serta perubahan aspek-aspek yang ada
hasil belajar dalam studi dicapai melalui
pada individu yang belajar. (Asep Jihad,
tiga kategori ranah antara lain kognitif,
perubahan
kecakapan,
181
pengetahuan
sikap
dan
102).
dan
cita-cita
Menurut
JURNAL PENDIDIKAN DASAR
Volume 6 Edisi 1 Mei 2016
afektif, dan psikomotor. (Nana Sudjana,
mencapai suatu tujuan pendidikan. Hasil
2005:
Namun
Anderson
dan
belajar adalah perubahan yang terjadi
melakukan
revisi
pada
pada individu belajar setelah ada proses
taksonomi Bloom tersebut. Menurut
masuknya informasi, perubahan tersebut
Anderson dan Krathwol hasil revisi dari
berupa tingkah laku seseorang, baik itu
taksonomi Bloom, hasil belajar peserta
perubahan dari ranah kognitif, afektif,
didik ditunjukkan oleh penguasaan tiga
maupun
kompetensi yang meliputi ranah kognitif,
merubah
ranah afektif, dan ranah psikomotor.
menghasilkan suatu prilaku yang lebih
Dalam
meliputi
baik lagi. Hasil belajar yang diteliti
kemampuan peserta didik dalam (1)
hanya memfokuskan pada ranah kognitif
mengingat,
(2)
memahami,
(3)
dan psikomotor saja.
menerapkan,
(4)
menganalisis,
(5)
IPA adalah ilmu pengetahuan alam
mengevaluasi, dan (6) menciptakan.
yang mempunyai obyek, menggunakan
Selain ranah kognitif, juga terdapat
metode ilmiah sehingga perlu diajarkan
tingkatan ranah psikomotorik dan afektif.
di sekolah dasar. Ada berbagai alasan
Ranah psikomotor meliputi (1) meniru,
yang menyebabkan satu mata pelajaran
(2) manipulasi, (3) presisi, (4) artikulasi,
itu dimasukkan kedalam kurikulum suatu
(5) naturalisasi. Sedangkan ranah afektif
sekolah.
meliputi (1). Menerima, (2) Merespon,
berhubungan dengan cara mencari tahu
(3) menghargai, (4) mengorganisasikan,
tentang alam dan sistematis, sehingga
(5) karakterisasi.
IPA bukan hanya penguasaan kumpulan
22).
Krathwohl
ranah
kognitif
psikomotorik
cara
Di
yang
dapat
berfikir
dalam
serta
KTSP
IPA
Tipe hasil belajar kognitif lebih
pengetahuan yang berupa fakta-fakta,
dominan dari pada psikomotorik dan
konsep- konsep, atau prinsip-prinsip saja
afektif karena lebih menonjol, namun
tetapi juga merupakan suatu proses
penilaian hasil belajar dalam penelitian
penemuan (Mulyasa, 2008: 110).
Berdasarkan
ini saya mengambil ranah kognitif dan
Kurikulum
Tingkat
psikomotor untuk diteliti. Hasil belajar
Satuan Pendidikan Tahun 2007 tujuan
juga
kemampuan-
pembelajran IPA sebagai berikut: 1).
kemampuan yang dimiliki siswa setelah
Memperoleh keyakinan terhadap Tuhan
ia menerima pengalaman belajarnya.
Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan,
Hasil belajar digunakan guru untuk
keindahan, dan keteraturan alam ciptaan-
dijadikan ukuran atau kriteria dalam
Nya, 2). Mengembangkan pengetahuan
merupakan
182
dan pemahaman konsep-konsep IPA
Meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui
Penggunaan Mind Map Siswa Kelas Iv
Sekolah Dasar Bekasi Utara
Nur Astyani
surya, dan benda-benda langit lainnya
yang bermanfaat dan dapat diterapkan
dalam
kehidupan
sehari-hari,
(Mulyasa, 2008: 111)
3).
Powler
dalam
Usman
Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap
mengemukakan IPA merupakan ilmu
positif dan kesadaran tentang adanya
yang berhubungan dengan gejala alam
hubungan yang saling mempengaruhi
dan kebendaan yang sistematis yang
anatara IPA, lingkungan, teknologi dan
tersususn secara teratur, berlaku umum
masyarakat,
yang
4).
Mengembangkan
berupa
kumpulan
dari
hasil
keterampilan proses untuk menyelidiki
observasi
alam sekitar, memecahkan masalah dan
Usman
membuat keputusan, 5). Meningkatkan
merupakan suatu kumpulan pengetahuan
kesadaran untuk berperan serta dalam
tentang alam dan gejala-gejalanya yang
memelihara dan menjaga lingkungan
diperoleh dan disusun secara teratur,
alam, 6). Meningkatkan kesadaran untuk
yaitu
menghargai
eksperimentasi,
alam
dan
segala
dan
eksperimen/sistematis
Samatowa,
dengan
2010:
melakukan
3).
IPA
observasi,
penyimpulan,
keteraturannya sebagai salah satu ciptaan
penyusunan teori, serta ekperiementasi
Tuhan,
dan observasi.
7).
Memperoleh
bekal
pengaturan, konsep dan keterampilan
Siswa kelas IV SD rata-rata berada
IPA sebagai dasar untuk melanjutkan
di usia 9-10 tahun, dimana dalam usia ini
pendidikan
mereka
ke
SMP
atau
MTS.
sudah
mulai
mampu
Sedangkan ruang lingkup bahan kajian
mengurutkan data berdasarkan bentuk
IPA untuk SD/MI meliputi aspek-aspek
dari setiap data tersebut tetapi mereka
berikut: 1) Makhluk hidup dan proses
akan mengalami kesulitan menyatakan
kehidupan,
manusia,
hewan,
definisi secara verbal. Untuk siswa kelas
interaksinya
dengan
IV SD tingkatan berfikir seperti ini
lingkungan serta kesehatan, 2) Benda
termasuk ke dalam tingkatan skematis,
atau materi, sifat-sifat dan kegunaannya
dimana siswa tersebut belum sepenuhnya
meliputi: cair, padat, dan gas, 3) Energi
dapat berpikir secara abstrak melainkan
dan perubahannya meliputi: gaya, bunyi,
masih dalam tahapan proses berpikir
panas, magnet,
dan
secara konkret menuju abstrak atau
pesawat sederhana, 4). Bumi dan alam
sering dikenal dengan istilah semi-
sekitar meliputi: tanah,
abstrak. Hubungan atau asosiasi antara
tumbuhan
yaitu
dan
listrik,
cahaya,
bumi,
tata
183
JURNAL PENDIDIKAN DASAR
Volume 6 Edisi 1 Mei 2016
tanggapan yang satu dengan yang lain
IV semester ganjil tahun pelajaran
telah
2012/2013 sebanyak 32 siswa
ada.
Untuk
mempermudah
yang
pemahamn konsep pada kelas IV SD
terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 12
diperlukan media atau alat peraga yang
siswa perempuan. Kolaborator dalam
sesuai
penelitian ini adalah guru kelas IV di
dengan
diajarkan
materi
dan
yang
sesuai
akan
dengan
SDN Marga Mulya VI Bekasi Utara.
perkembangan intelektual siswa. Seperti
Metode Penelitian yang digunakan
yang diungkapkan Piaget tentang tahap-
adalah penelitian tindakan kelas (action
tahap perkembangan kognitif anak dapat
research). Penelitian Tindakan Kelas
dipahami bahwa pada tahap tertentu cara
(PTK). Menurut Kemmis dan MC.
maupun
anak
Taggart yang dikutip oleh Iskandar,
ilmu
berbeda-beda
Penelitian Tindakan Kelas adalah suatu
dengan
kematangan
kemampuan
mengkonstruksi
berdasarkan
bentuk
refleksi
diri
kolektif
yang
intelektual anak. Dengan demikian dapat
dilakukan oleh peserta-pesertanya dalam
diambil
situasi
kesimpulan
bahwa
dalam
sosial
untuk
meningkatkan
kegiatan pembelajaran khususnya di
penalaran dan keadilan praktik-praktik
kelas IV SD, guru perlu mencari dan
itu dan terhadap situasi tempat dilakukan
mempertimbangkan kematangan siswa
praktik-praktik tersebut (Iskandar, 2009:
dalam belajar sesuai dengan tingkat
22).
perkembangnnya, sehingga siswa tidak
Dalam
pelaksanaan
Kemmis
dianggap sebagai botol kosong yang
menggunakan sistem spiral yang terdiri
dapat
dari empat tahapan yaitu perencanaan
diisi
pengetahuan
oleh
berbagai
tanpa
ilmu
memperhatikan
(planning),
kematangn siswa itu sendiri. Dan juga
observasi
diperlukan media dan metode yang
(reflecting).
dapat
membantu
pemahaman
aksi/tindakan
(observing),
dan
(acting),
refleksi
siswa
HASIL
dalam menerima konsep yang diberikan
Data yang diperoleh dalam penelitian
oleh guru sehingga tujuan pembelajaran
ini yaitu data hasil penelitian yang
dapat tercapai.
berasal dari evaluasi yang di berikan,
hasil gambar Mind Map dan data
METODE
Penelitian ini dilaksanakan di SDN
pemantau tindakan.
Marga Mulya VI Bekasi Utara. Subyek
dalam penelitian ini adalah siswa kelas
184
Meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui
Penggunaan Mind Map Siswa Kelas Iv
Sekolah Dasar Bekasi Utara
Nur Astyani
Siklus II
Siklus I
Setelah dianalisis hasil belajar, nilai
siswa
yang
mencapai
target
Data yang diperoleh dari hasil belajar
dan
IPA pelaksanaan siklus II pada materi
indikator keberhasilan sebanyak 20 siswa
perubahan
atau 62,5%. Siswa yang memperoleh
diperiksa peneliti dan dibantu oleh
nilai 50 sampai 60 sebanyak 10 siswa
observer, antara lain nilai siswa yang
atau
mencapai
25%.
Sedangkan
siswa
yang
lingkungan
target
fisik
dari
setelah
indikator
memperoleh nilai dibawah 50 sebanyak
keberhasilan sebanyak 26 siswa atau
4 siswa atau 12,5%. Untuk data hasil
81,25%. Siswa yang memperoleh nilai
belajar
50 sampai 60 sebanyak 4 siswa atau
(psikomotor)
diperoleh
hasil
“sangat baik” mencapai 8 siswa atau
12,5%.
25%. Siswa yang memperoleh hasil
memperoleh nilai dibawah 50 sebanyak
“baik” mencapai 12 orang atau 37.5%.
2 siswa atau 6,25%. Untuk data hasil
Siswa yang memperoleh hasil “sedang”
belajar (psikomotor) saat pembuatan
sebanyak 7 orang atau 21,87%, dan yang
Mind Map diperoleh hasil “sangat baik”
memperoleh hasil “kurang” sebanyak 5
mencapai 12 siswa atau 37,5%. Siswa
orang
data
yang
yang
mencapai 15 orang atau 46,87%. Siswa
atau
pengamatan
15,62%.
dan
Untuk
penilaian
Sedangkan
memperoleh
siswa
hasil
yang
“baik”
“sedang”
dilakukan oleh observer diperoleh data
yang
antara lain: skor instrumen pemantau
sebanyak 5 orang atau 15,62%, dan yang
tindakan penggunaan Mind map untuk
memperoleh hasil “kurang” sebanyak 0
guru dan siswa adalah 70%.
orang atau 0%. Untuk data pengamatan
memperoleh
hasil
Berdasarkan refleksi dan analisis
dan penilaian yang dilakukan oleh
data pada siklus I, ternyata hasil belajar
observer diperoleh data antara lain: skor
IPA belum mencapai target yang telah
instrumen
ditentukan indikator keberhasilan yaitu
penggunaan Mind Map untuk guru dan
80% siswa untuk memperoleh nilai 65.
siswa adalah 80%.
Prosentase hasil
belajar IPA siswa
melalui penggunaan Mind Map pada
siklus I baru mencapai 62,5% dari 32
siswa kelas IV. Oleh karena itu peneliti
melanjutkan tindakan pada siklus II.
185
pemantau
tindakan
JURNAL PENDIDIKAN DASAR
Volume 6 Edisi 1 Mei 2016
Tabel 1. Hasil Analisis Data Hasil Belajar IPA (Kognitif)
No
1
2
Nilai Hasil
Siklus
Belajar (%)
Siklus I
62,5
Siklus II
81,25
Berdasarkan refleksi dan analisis data
mencapai
Pada siklus II meningkat menjadi
indikator
81,25% berarti telah terjadi peningkatan
keberhasilan yang telah ditentukan yaitu
18,75%, puncaknya terjadi pada siklus II
80%
dimana seluruh target dari hasil belajar
siswa
target
Mencapai Target
20
26
ditentukan 80%.
pada siklus II, ternyata hasil belajar IPA
telah
Jumlah Siswa yang
memperoleh
Prosentase hasil
belajar
nilai
65.
IPA siswa
telah tercapai.
melalui penggunaan Mind Map pada
Data Hasil Belajar IPA (Psikomotor)
siklus II sudah mencapai 81,25% dari
Data yang diperoleh dari hasil belajar
32 siswa kelas IV. Dengan indikasi
IPA
demikian maka penelitian ini dihentikan
peningkatan dari siklus I dan siklus II.
pada siklus II dan penelitian ini dianggap
Siswa yang
sudah
kategori memuaskan mencapai 62,5%
berhasil
sesuai
indikator
keberhasilan.
Berdasarkan
(Psikomotor)
mengalami
mendapat hasil
pada siklus I menjadi
siklus II.
tindakan siklus I dan siklus II terlihat
Pada
adanya peningkatan dari sumber data
psikomotor
yang
hasil
memuaskan yaitu siswa yang mendapat
perolehan data yang diambil tergambar
nilai sangat baik diperoleh sebanyak 8
dari paparan di bawah ini.
siswa atau 25% siswa, dan siswa yang
Data Hasil Belajar IPA (Kognitif)
mendapat nilai baik sebanyak 12 siswa
Data
yang
data
84,37% pada
hasil
diambil.
analisis
dengan
Peningkatan
diperoleh
dan
hasil
siklus
I
siswa
diperoleh
untuk
hasil
kategori
atau 37,5%. Sehingga untuk seluruh
evaluasi belajar siswa meningkat pada
siswa
setiap siklus.
memuaskan mencapai 20 siswa atau
Pada siklus I diperoleh presentase
tercapai karena target
mencapai
kategori
62,5%.
sebesar 62,5%, berarti hasil belajar
belum
yang
Pada siklus II diperoleh hasil
yang
psikomotor
186
siswa
untuk
kategori
memuaskan yaitu siswa yang mendapat
Meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui
Penggunaan Mind Map Siswa Kelas Iv
Sekolah Dasar Bekasi Utara
Nur Astyani
Tumbuhan meningkat dari 62,5% pada
nilai sangat baik diperoleh sebanyak 12
siklus I ke 81,25% pada siklus II
siswa atau 37,5% siswa, dan siswa yang
sehingga mengalami kenaikan sebesar
mendapat nilai baik sebanyak 15 siswa
18,75%. Sedangkan untuk hasil belajar
atau 46,87%. Sehingga untuk seluruh
IPA (Psikomotor) yang mendapatkan
siswa
kategori
hasil dengan kategori memuaskan terjadi
memuaskan mencapai 27 siswa atau
peningkatan dari 62,5% pada siklus I
84,37%.
menjadi 84,37% pada siklus II. Jadi
Data Pemantau Tindakan
prosentase
yang
Data
mencapai
yang
diperoleh
dari
hasil
peningkatannya
21,87%.
Sementara
sebesar
pemantauan
pengamatan guru mengajar yang telah
tindakan dalam proses pembelajaran
dilakukan
dengan
oleh
observer
adanya
menggunakan
Mind
Map
peningkatan dari siklus I dan siklus II.
meningkat dari 70% pada siklus I ke
Prosentase pelaksanaan dari 70% pada
85% pada siklus II sehingga mengalami
siklus I menjadi 85% pada siklus II.
kenaikan sebesar 15%.
Pada siklus I diperoleh indikator
Merujuk
pada
hasil
tindakan
untuk hasil pengamatan penggunaan
penelitian, baik instrumen tes maupun
Mind Map pada dimensi guru dan siswa
non tes selama dua siklus maka kriteria
diperoleh skor 14 atau 70%.
keberhasilan
telah
mencapai
yang
Pada siklus II diperoleh indikator
ditentukan oleh peneliti yaitu sebanyak
untuk hasil pengamatan penggunaan
80% dari jumlah siswa yaitu sekitar 32
Mind Map pada dimensi guru diperoleh
siswa mendapat nilai minimal 65, pada
skor 17 atau 85%.
siklus I mencapai 62,5% dan pada siklus
Berdasarkan data yang diperoleh
II dipertemuan akhir mencapai 81,25%
pada tindakan pembelajaran peningkatan
SIMPULAN
hasil belajar IPA tentang Hubungan
Dengan menggunakan Mind Map
Struktur Tumbuhan dengan Fungsinya
menggunakan
Mind
Map
dapat meningkatkan peranan siswa lebih
ternyata
aktif, kreatif, dan inovatif dalam belajar
menunjukkan adanya peningkatan sesuai
yang
diharapkan.
Pada
siklus
dan siswa merasa lebih senang dalam
II
pembelajaran
menunjukkan adanya peningkatan hasil
sehingga
pembelajaran
lebih bermakna. Hal tersebut dapat
belajar IPA (Kognitif) tentang Struktur
terlihat pada peningkatan hasil belajar
187
JURNAL PENDIDIKAN DASAR
Volume 6 Edisi 1 Mei 2016
siswa.
Pembelajaran
dengan
meningkat pada siklus I ke siklus II dari
menggunakan Mind Map tepat untuk
dilakukan
dengan
yang
metode
juga
70% ke 85% naiknya 15%.
digabungkan
pembelajaran
DAFTAR RUJUKAN
yang
Bahri Syaiful, 2008. Psikologi Belajar,
bervariasi, terutama dalam pembelajaran
IPA
khususnya
tentang
Jakarta: Rineka Cipta.
Hubungan
Bermawi
Struktur Tumbuhan dengan Fungsinya.
Dalam
pelaksanaannya
Map, Jakarta: Gramedia.
Darwan
materi
Daryanto, 2007.
selalu diperbaiki sehingga hasil belajar
Hubungan
disetiap
Mengajar, Bandung: Bumi Aksara.
hasil belajar IPA materi Hubungan
Ingemar Svantesson, 2004.
Struktur Tumbuhan dengan Fungsinya
Gramedia.
Iskandar, 2009. Penelitian Tindakan
dan siklus II meningkat dari 62,5% ke
mencapai
Kelas, Jakarta: Gaung Persada
18,75%.
Press
Sedangkan untuk nilai psikomotor untuk
hasil
yang
memperoleh
Jean Piaget dan Barbel Inhaler, 2010.
ketegori
Psikologi
memuaskan meningkat dari 62,5% ke
tindakan
proses
Anak-diterjemahkan
dari The Psychology of the child,
84,37% naiknya 21,87%. Sementara
pemantau
Learning
Maps and Memori Skills, Jakarta:
terdapat
peningkatan cukup baik. Pada siklus I
naiknya
dan
Hamalik Oemar, 2006. Proses Belajar
pada tindakan pembelajaran peningkatan
81,25%
Nyaman
Menyenangkan, Jakaarta: Kaifa.
Berdasarkan data yang diperoleh
Map
Evaluasi pendidikan,
Quantum Learning Membiasakan
pertemuannya.
Belajar
Mind
Strategi
DeBobby Porter dan Hernacki, 2008.
PEMBAHASAN
menggunakan
2009.
Jakarta: Rineka Cipta.
Struktur
Tumbuhan dengan Fungsinya dapat
meningkat
dkk,
Media,
Kelemahan yang observer temukan
tentang
Syah,
Belajar Mengajar, Jakarta: Diadit
pembelajaran yang telah disampaikan.
siswa
Yogyakarta:
Buzan Toni, 2012. Buku Pintar Mind
menarik sehingga dapat membuat siswa
menangkap
Desain
Pustaka Insan Madani.
berfariasi dengan simbol dan warna yang
cepat
2009.
Pembelajaran,
guru
menggunakan Mind Map dalam bentuk
lebih
Munthe,
Yogyakarta: Pustaka Pelajar
kegiatan
Jihad Asep dan Abdul Haris, 2008.
pembelajaran menggunakan Mind Map
Evaluasi
188
Pembelajaran,
Meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui
Penggunaan Mind Map Siswa Kelas Iv
Sekolah Dasar Bekasi Utara
Nur Astyani
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
Yogyakarta: Multi Presindo
Lamiran
Sudarmaji,
2011.
Strategi
Suharsimi
2008.
Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta:
Jakarta: Prestasi Pustaka
PT. Bumi Aksara,
2008.
Kurikulum
Tingkat
Suwarsih, 2007. Teori dan Praktik
Satuan Pendidikan, Bandung: PT.
Penelitian
Remaja Rosda Karya.
Bandung: Alfabeta,
Olivia Femi, Gembira Belajar dengan
Mind
mapping,
Jakarta:
Kartawijaya,
Mengajar
TIndakan
PT
dan
Pembelajaran,
1998.
Metode
Trianto,
Jakarta:
2010. Model
Terpadu,
Depdikbud. Dikti
Jakarta:
Trianto,
2007.
Belajar IPS Melalui Metode Mind
Pembelajaran
Map Pada Siswa Kelas IV SDN
Prestasi Pustaka,
Pondok kelapa 06 Pagi Jakarta
dan
Sagala Saiful, 2010. Konsep dan Makna
ALFABETA, 2008
Samatowa Usman, 2010. Pembelajaran
IPA di Sekolah Dasar, Jakarta: PT
Indeks,
Kemampuan
Peningkatan
Membaca
Pemahaman Melalui Metode Mind
Map Pada Siswa Kelas IV SDN
Tuggu Utara 22 Pagi Jakarta Utara,
Jakarta: Skripsi UNJ,
Sudjana Nana, 2005. Penilaian Hasil
Belajar
Bumi
Model-model
Inovatif,
Pembelajaran,
Erlangga,
Bandung:
2011.
PT.
Jakarta:
Wilis Ratna, 2011. Teori-Teori Belajar
Utara, Jakarta: Skripsi UNJ
Pembelajara,
Pembelajaran
Aksara,
Safitri Amelia, 2011. Peningkatan Hasil
Proses
Bandung:
Remaja Rosdakarya,
Geografi
Anggun,
Kelas,
Suyono dan Hariyanto, 2011. Belajar
Gramedia, 2008
Siti
dkk,
pembelajaran Sekolah Terpadu,
Mulyasa,
Omi
Arikunto
Mengajar,
189
Jakarta:
PENGGUNAAN MIND MAP SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR
BEKASI UTARA
Nur Astriany
Guru Sekolah Dasar Marga Mulya Bekasi Utara
Astriany@gmail.com
This research as Observational As Action brazes that intent for meningka t yielding
cannikin studying student class IV. in learning knowledge science
nature via purpose mind map at elementary school Mulya VI Bekasi
Subjek in research this are student class IV. Elementary school that
total 32 students. Research happens on Schools Year i. semester 2012 2013.
Acquired learned result of observational it is mark sense result step-up study
student by use of Mind Folder. For action watcher percentage experience ascension
as much 15% of i. cycles until cycles II.. There is percentage even i. cycle data
which is 70% and cycle data percentages II. are 85%. Besides essays IPApun's
studying result experience ascension as much 18,75% yai t u ascension essays to
usufruct studying on cycle I. as big as 62,5% as 81,25% on cycle II.. On
instrument essays, exceeding expected target which is as big as 80% of total all
student who can reach minimal thoroughness criterion default. Thus can be
declared for that by use of Mind Folder therefore student studying result
experiences step-up. That thing is proved with marks sense score percentage stepup attainment on every its cycle .
Keyword: Learning outcome natural sciences, mind map, elementary school
Abstrak, Penelitian ini berupa Penelitian Tindakan Kelas yang bertujuan untuk
meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV dalam pembelajaran ilmu pengetahuan
alam melalui penggunaan mind map di Sekolah Dasar Negeri Mulya VI Bekasi.
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV Sekolah Dasar yang berjumlah
32 siswa. Penelitian berlangsung pada semester I Tahun Ajaran 2012-2013. Hasil
belajar yang diperoleh dari penelitian ini adalah adanya peningkatan hasil belajar
siswa dengan menggunakan Mind Map. Untuk persentase pemantau tindakan
mengalami kenaikan sebanyak 15% dari siklus I sampai siklus II. Adapun
persentase data siklus I yaitu 70% dan persentase data siklus II adalah 85%. Selain
itu tes hasil belajar IPA pun mengalami kenaikan sebanyak 18,75% yaitu
kenaikan tes hasil belajar pada siklus I sebesar 62,5% menjadi 81,25% pada
siklus II. Pada instrumen tes, melebihi target yang diharapkan yaitu sebesar 80%
dari jumlah seluruh siswa yang mampu mencapai standar KKM. Dengan demikian
dapat dinyatakan bahwa dengan menggunakan Mind Map maka hasil belajar siswa
mengalami peningkatan. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya peningkatan
persentase skor pencapaian pada tiap siklusnya.
Kata Kunci: Hasil belajar ilmu pengetahuan alam , mind map, elementary school
Pendidikan
merupakan
usaha
sadar
Pendidikan
adalah
suatu
masalah
terencana untuk mewujudkan suasana
menarik dan tak pernah ada habisnya
belajar dan proses pembelajaran agar
untuk dibahas karena melalui usaha
peserta
pendidikan
didik
mengembangkan
secara
potensi
aktif
dirinya.
diharapkan
tujuan
pendididkan akan segera tercapai. Salah
177
JURNAL PENDIDIKAN DASAR
Volume 6 Edisi 1 Mei 2016
satu tujuan pendidikan Nasional yang
perkembangan Teknologi, karena IPA
ingin
pembangunan
memiliki upaya untuk membangkitkan
sebagaimana tercantum dalam Undang-
minat manusia serta kemampuan dalam
Undang No.20 tahun 2003 tentang
mengembangkan ilmu pengetahuan dan
Sistem
yang
teknologi serta pemahaman tentang alam
menyatakan bahwa Pendidikan Nasional
semesta yang mempunyai banyak fakta
berfungsi mengembangkan kemampuan
yang belum terungkap dan masih bersifat
dan membentuk watak serta peradaban
rahasia sehingga hasil penemuannya
bangsa yang bermanfaat dalam rangka
dapat
mencerdaskan
bangsa,
pengetahuan alam yang baru dan dapat
bertujuan untuk berkembangnya potensi
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
peserta didik agar menjadi manusia
Dengan demikian, IPA memiliki peran
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan
yang sangat penting. Kemajuan IPTEK
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
yang begitu pesat sangat mempengaruhi
berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan
perkembangan dalam dunia pendidikan
menjadi warga Negara yang demokrasi
terutama pendidikan IPA di Indonesia
sehingga bertanggung jawab (UURI No
dan negara-negara maju.
dicapai
dalam
Pendidikan
Nasional
kehidupan
menjadi
ilmu
Pendidikan IPA telah berkembang
20/2003 tentang Sisdiknas).
di Negara-negara maju dan telah terbukti
Peran Guru dalam mengembangkan
potensi
dikembangkan
dengan
siswa merupakan pemegang
adanya
penemuan-penemuan
peranan yang amat sentral. Guru adalah
baru yang terkait dengan teknologi.
jantungnya pendidikan, tanpa peran aktif
Dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan
guru, kebijakan perubahan pendidikan
Alam (IPA) yang merupakan salah satu
secanggih apapun akan tetap sia-sia.
bidang studi yang harus dikuasai oleh
Oleh karena itu diperlukan guru yang
siswa sebagai alat pendidikan yang
mampu mengembangkan potensi dan
berperan penting dalam meningkatkan
kemampuan siswanya terutama dalam
mutu pendidikan, khususnya di dalam
pelajaran IPA. IPA merupakan konsep
menghasilkan peserta didik yang mampu
pembelajaran
berpikir kritis, logis, dan berinisiatif
hubungan
dengan
alam
yang
dan
sangat
mempunyai
terkait
dalam menghadapi kemajuan IPTEK
manusia.
dalam kehidupan sehari-hari. Melihat
luas
kehidupan
Pembelajaran IPA sangat berperan dalam
pentingnya
proses
pengetahuan dan kegunaannya dalam
pendidikan
dan
juga
178
IPA
sebagai
ilmu
membantu penyelesaian masalah dalam
kehidupan
sehari-hari,
semua
Meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui
Penggunaan Mind Map Siswa Kelas Iv
Sekolah Dasar Bekasi Utara
Nur Astyani
pada bidang studi IPA, menunjukkan
akan
sangat
rendah.
Dari
siswa
yang
berpikir bagaimana agar mata pelajaran
berjumlah 32 orang, hanya 15 orang
IPA mudah diserap. Akan tetapi di
siswa yang mendapatkan nilai diatas
Indonesia
mampu
KKM, sisanya 17 orang siswa mendapat
mengembangkannya. IPA di Indonesia
nilai dibawah skor KKM 65. Hal itu
belum
yang
berarti, 53,12% siswa dari 32 siswa
diinginkan, padahal untuk memajukan
kelas IV SDN Marga Mulya VI Bekasi
ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK)
belum mencapai KKM hanya 46,8%
sains penting dan menjadi tolak ukur
siswa yang memperoleh nilai diatas skor
kemajuan
KKM 65.
sendiri
mencapai
bangsa.
belum
standar
Kenyataan
yang
terjadi di Indonesia, mata plajaran IPA
tidak
begitu
diminati
dan
Terbatasnya sarana dan prasarana
kurang
menyebabkan guru dalam setiap proses
diperhatikan. Apalagi melihat kurangnya
pembelajaran
pendidik yang kurang bervariasi dalam
pengetahuannya
menerapkan strategi pembelajaran IPA.
penggunaan metode belajar yang kurang
Permasalahan ini terlihat pada cara
tepat. Salah satu metode yang sampai
pembelajaran IPA serta kurikulum yang
saat ini masih banyak digunakan oleh
diberlakukan
malah
guru dalam mengajar yaitu metode
mempersulit pihak sekolah dan siswa,
pembelajaran konvensional (tradisional).
masalah
Metode
sesuai
yang
atau
dihadapi
oleh
hanya
yang
mengandalkan
saja
bahkan
dalam
dalam
penyampaian
pembelajaran IPA sendiri berupa strategi
materinya
dengan
pembelajaran, materi atau kurikulum,
Sehingga
guru lebih
guru, fasilitas, sarana dan prasarana
sedangkan peserta didik hanya duduk
siswa serta komunikasi antara siswa dan
dan
guru.
Daya serap materinya pun tidak bertahan
Pembelajaran IPA di SDN Marga
Mulya
VI,
Bekasi
Utara,
mendengarkan
cara
ceramah.
bersifat
penjelasan
aktif,
guru.
lama, karena hanya mengandalkan aspek
belum
pendengaran. Permasalahan yang sering
mencapai target KKM yang diharapkan
muncul ketika siswa berusaha mengingat
oleh sekolah. Hal ini ditunjukkan oleh
kembali apa yang sudah didapatkan,
hasil perolehan nilai ulangan tengah
dipelajari, direkam, dicatat atau yang
semester kelas IV SDN Marga Mulya VI
dahulu pernah diingat, siswa mengalami
179
JURNAL PENDIDIKAN DASAR
Volume 6 Edisi 1 Mei 2016
kesulitan
berkonsentrasi,
baik, memahami, dan mengingat materi-
ataupun
materi yang sudah dijelaskan. Hal ini
kesulitan ketika mengerjakan tugas.
Ingatan merupakan suatu proses
dapat dilakukan dengan menggunakan
pemanggilan informasi kembali ketika
teknik mencatat efektif dan efisien yakni
informasi tersebut dibutuhkan. Namun
Peta Pikiran (Mind Map).
kebanyakan yang terjadi sekarang ini
Pembelajaran dengan menggunakan
siswa tidak dapat mengingat kembali
Mind Map adalah cara mencatat yang
materi yang diberikan oleh guru dengan
kreatif, efektif, dan secara harfiah akan
kata lain materi tidak tersimpan lama
“memetakan” pikiran-pikiran kita. Mind
dalam kognitif siswa. Hal ini terjadi
Map selain membantu siswa untuk
karena informasi yang diperoleh siswa
meningkatkan hasil belajar IPA juga
tidak diolah lebih lanjut sehingga hanya
berguna
tersimpan dalam memori jangka pendek
menumbuhkan
dan tidak tersimpan dalam memori
kreatifitas
jangka panjang. Untuk mengatasi hal
konsep-konsep dalam pembelajaran IPA
tersebut, siswa melakukan berbagai hal
sehingga
salah satunya mencatat materi yang
memahami
diberikan oleh guru. Umumnya siswa
disampaikan dapat meningkat. Hal lain
membuat
dalam
yang penting dalam metode Mind Map
yang
adalah dapat meningkatkan aktivitas
mencakup seluruh isi materi pelajaran,
belajar siswa dan sikap yang positif,
sehingga catatan terlihat sangat tidak
menambah motivasi belajar dan rasa
menarik
percaya diri
bentuk
catatan
tulisan
dan
tradisional
linier
panjang
membosankan.
Pada
untuk
membantu
keterampilan
siswa
dalam
kemampuan
materi
siswa
dan
memetakan
siswa
pelajaran
bagi siswa,
dalam
yang
mengasah
dasarnya catatan yang tidak menarik
kereatif dan keterampilan siswa. Mind
akan menghilangkan topik- topik utama
Map adalah salah satu cara pembelajaran
yang penting dari materi pelajaran itu
yang
sendiri. Ini terjadi dikarenakan catatan
disekolah. Dalam penggunaan Mind Map
ataupun ingatannya belum teratur. Oleh
ini seorang guru harus merencanakan
sebab itu untuk meningkatkan hasil
suasana kelas dan dibangun sedemikian
belajar IPA dalam proses belajarnya
rupa sehingga para pesrta didik mampu
diperlukan
salah
mengekspresikan
menumbuhkan
keterampilannya
satunya
upaya
dengan
perbaikan,
cara
memang
konsep-konsep
keinginan siswa untuk mencatat lebih
180
jarang
dijumapai
keratifitas
dalam
dan
memetakkan
pelajaran
IPA.
Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti
Meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui
Penggunaan Mind Map Siswa Kelas Iv
Sekolah Dasar Bekasi Utara
Nur Astyani
2008: 2)
bermaksud
melakukan
tindakan
Howard L. Kingskey dalam Bahri
perbaikan
pembelajaran
melalui
menyatakan bahwa learning is the
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan
process by which behavior (in the
judul “Meningkatkan Hasil Belajar IPA
broader sense) is originated or changed
melalui penggunaan Mind Map Siswa
through practice or training. Belajar
Kelas IV SDN Marga Mulya VI Bekasi
adalah proses dimana tingkah laku
Utara”.
ditimbulkan atau diubah melalui praktek
Gagne
dalam
Sagala
dan latihan (Syaiful Bahri, 2008: 13).
mengemukakan bahwa belajar adalah
Menurut Hilgard dalam Suyono, belajar
perubahan
dalam
adalah suatu proses dimana suatu prilaku
kemampuan manusia yang terjadi setelah
muncul atau berubah karena adanya
belajar terus menerus, bukan hanya
respon terhadap suatu situasi. (Suyono
disebabkan oleh proses pertumbuhan
dan Hariyanto, 2011: 12). Belajar adalah
saja. Setelah belajar orang memiliki
suatu proses perubahan yang terjadi
keterampilan, pengetahuan, sikap, dan
secara terus-menerus yang berlangsung
nilai
17).
secara progresif dalam berbagai bentuk
Sedangkan menurut pandangan B. F.
seperti perubahan pengetahuan, tingkah
Skinner dalam Sagala belajar adalah
laku
suatu proses adaptasi atau penyesuaian
keterampilan, kecakapan, kebiasaan serta
tingkah laku yang berlangsung secara
perubahan aspek-aspek yang ada pada
progresif (Saiful Sagala, 2008: 14).
individu
Sudjana dalam Jihad berpendapat, belajar
adanya respon terhadap suatu situasi.
yang
(Saiful
terjadi
Sagala,
2008:
dan
sikap,
yang
pemahaman,
belajar
dikarenakan
adalah suatu proses yang ditandai dengan
Howard Kingsley dalam Daryanto
adanya perubahan pada diri seseorang,
membagi 3 macam hasil belajar, antara
perubahan sebagai hasil proses belajar
lain sebagai berikut: (a) keterampilan dan
dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk
kebiasaan,
(b)
seperti
pengetahuan,
pengertian,
(c)
pemahaman, sikap dan tingkah laku,
(Daryanto,
2007:
keterampilan,
kebiasaan,
Benyamin Bloom dalam Sudjana bahwa
serta perubahan aspek-aspek yang ada
hasil belajar dalam studi dicapai melalui
pada individu yang belajar. (Asep Jihad,
tiga kategori ranah antara lain kognitif,
perubahan
kecakapan,
181
pengetahuan
sikap
dan
102).
dan
cita-cita
Menurut
JURNAL PENDIDIKAN DASAR
Volume 6 Edisi 1 Mei 2016
afektif, dan psikomotor. (Nana Sudjana,
mencapai suatu tujuan pendidikan. Hasil
2005:
Namun
Anderson
dan
belajar adalah perubahan yang terjadi
melakukan
revisi
pada
pada individu belajar setelah ada proses
taksonomi Bloom tersebut. Menurut
masuknya informasi, perubahan tersebut
Anderson dan Krathwol hasil revisi dari
berupa tingkah laku seseorang, baik itu
taksonomi Bloom, hasil belajar peserta
perubahan dari ranah kognitif, afektif,
didik ditunjukkan oleh penguasaan tiga
maupun
kompetensi yang meliputi ranah kognitif,
merubah
ranah afektif, dan ranah psikomotor.
menghasilkan suatu prilaku yang lebih
Dalam
meliputi
baik lagi. Hasil belajar yang diteliti
kemampuan peserta didik dalam (1)
hanya memfokuskan pada ranah kognitif
mengingat,
(2)
memahami,
(3)
dan psikomotor saja.
menerapkan,
(4)
menganalisis,
(5)
IPA adalah ilmu pengetahuan alam
mengevaluasi, dan (6) menciptakan.
yang mempunyai obyek, menggunakan
Selain ranah kognitif, juga terdapat
metode ilmiah sehingga perlu diajarkan
tingkatan ranah psikomotorik dan afektif.
di sekolah dasar. Ada berbagai alasan
Ranah psikomotor meliputi (1) meniru,
yang menyebabkan satu mata pelajaran
(2) manipulasi, (3) presisi, (4) artikulasi,
itu dimasukkan kedalam kurikulum suatu
(5) naturalisasi. Sedangkan ranah afektif
sekolah.
meliputi (1). Menerima, (2) Merespon,
berhubungan dengan cara mencari tahu
(3) menghargai, (4) mengorganisasikan,
tentang alam dan sistematis, sehingga
(5) karakterisasi.
IPA bukan hanya penguasaan kumpulan
22).
Krathwohl
ranah
kognitif
psikomotorik
cara
Di
yang
dapat
berfikir
dalam
serta
KTSP
IPA
Tipe hasil belajar kognitif lebih
pengetahuan yang berupa fakta-fakta,
dominan dari pada psikomotorik dan
konsep- konsep, atau prinsip-prinsip saja
afektif karena lebih menonjol, namun
tetapi juga merupakan suatu proses
penilaian hasil belajar dalam penelitian
penemuan (Mulyasa, 2008: 110).
Berdasarkan
ini saya mengambil ranah kognitif dan
Kurikulum
Tingkat
psikomotor untuk diteliti. Hasil belajar
Satuan Pendidikan Tahun 2007 tujuan
juga
kemampuan-
pembelajran IPA sebagai berikut: 1).
kemampuan yang dimiliki siswa setelah
Memperoleh keyakinan terhadap Tuhan
ia menerima pengalaman belajarnya.
Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan,
Hasil belajar digunakan guru untuk
keindahan, dan keteraturan alam ciptaan-
dijadikan ukuran atau kriteria dalam
Nya, 2). Mengembangkan pengetahuan
merupakan
182
dan pemahaman konsep-konsep IPA
Meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui
Penggunaan Mind Map Siswa Kelas Iv
Sekolah Dasar Bekasi Utara
Nur Astyani
surya, dan benda-benda langit lainnya
yang bermanfaat dan dapat diterapkan
dalam
kehidupan
sehari-hari,
(Mulyasa, 2008: 111)
3).
Powler
dalam
Usman
Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap
mengemukakan IPA merupakan ilmu
positif dan kesadaran tentang adanya
yang berhubungan dengan gejala alam
hubungan yang saling mempengaruhi
dan kebendaan yang sistematis yang
anatara IPA, lingkungan, teknologi dan
tersususn secara teratur, berlaku umum
masyarakat,
yang
4).
Mengembangkan
berupa
kumpulan
dari
hasil
keterampilan proses untuk menyelidiki
observasi
alam sekitar, memecahkan masalah dan
Usman
membuat keputusan, 5). Meningkatkan
merupakan suatu kumpulan pengetahuan
kesadaran untuk berperan serta dalam
tentang alam dan gejala-gejalanya yang
memelihara dan menjaga lingkungan
diperoleh dan disusun secara teratur,
alam, 6). Meningkatkan kesadaran untuk
yaitu
menghargai
eksperimentasi,
alam
dan
segala
dan
eksperimen/sistematis
Samatowa,
dengan
2010:
melakukan
3).
IPA
observasi,
penyimpulan,
keteraturannya sebagai salah satu ciptaan
penyusunan teori, serta ekperiementasi
Tuhan,
dan observasi.
7).
Memperoleh
bekal
pengaturan, konsep dan keterampilan
Siswa kelas IV SD rata-rata berada
IPA sebagai dasar untuk melanjutkan
di usia 9-10 tahun, dimana dalam usia ini
pendidikan
mereka
ke
SMP
atau
MTS.
sudah
mulai
mampu
Sedangkan ruang lingkup bahan kajian
mengurutkan data berdasarkan bentuk
IPA untuk SD/MI meliputi aspek-aspek
dari setiap data tersebut tetapi mereka
berikut: 1) Makhluk hidup dan proses
akan mengalami kesulitan menyatakan
kehidupan,
manusia,
hewan,
definisi secara verbal. Untuk siswa kelas
interaksinya
dengan
IV SD tingkatan berfikir seperti ini
lingkungan serta kesehatan, 2) Benda
termasuk ke dalam tingkatan skematis,
atau materi, sifat-sifat dan kegunaannya
dimana siswa tersebut belum sepenuhnya
meliputi: cair, padat, dan gas, 3) Energi
dapat berpikir secara abstrak melainkan
dan perubahannya meliputi: gaya, bunyi,
masih dalam tahapan proses berpikir
panas, magnet,
dan
secara konkret menuju abstrak atau
pesawat sederhana, 4). Bumi dan alam
sering dikenal dengan istilah semi-
sekitar meliputi: tanah,
abstrak. Hubungan atau asosiasi antara
tumbuhan
yaitu
dan
listrik,
cahaya,
bumi,
tata
183
JURNAL PENDIDIKAN DASAR
Volume 6 Edisi 1 Mei 2016
tanggapan yang satu dengan yang lain
IV semester ganjil tahun pelajaran
telah
2012/2013 sebanyak 32 siswa
ada.
Untuk
mempermudah
yang
pemahamn konsep pada kelas IV SD
terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 12
diperlukan media atau alat peraga yang
siswa perempuan. Kolaborator dalam
sesuai
penelitian ini adalah guru kelas IV di
dengan
diajarkan
materi
dan
yang
sesuai
akan
dengan
SDN Marga Mulya VI Bekasi Utara.
perkembangan intelektual siswa. Seperti
Metode Penelitian yang digunakan
yang diungkapkan Piaget tentang tahap-
adalah penelitian tindakan kelas (action
tahap perkembangan kognitif anak dapat
research). Penelitian Tindakan Kelas
dipahami bahwa pada tahap tertentu cara
(PTK). Menurut Kemmis dan MC.
maupun
anak
Taggart yang dikutip oleh Iskandar,
ilmu
berbeda-beda
Penelitian Tindakan Kelas adalah suatu
dengan
kematangan
kemampuan
mengkonstruksi
berdasarkan
bentuk
refleksi
diri
kolektif
yang
intelektual anak. Dengan demikian dapat
dilakukan oleh peserta-pesertanya dalam
diambil
situasi
kesimpulan
bahwa
dalam
sosial
untuk
meningkatkan
kegiatan pembelajaran khususnya di
penalaran dan keadilan praktik-praktik
kelas IV SD, guru perlu mencari dan
itu dan terhadap situasi tempat dilakukan
mempertimbangkan kematangan siswa
praktik-praktik tersebut (Iskandar, 2009:
dalam belajar sesuai dengan tingkat
22).
perkembangnnya, sehingga siswa tidak
Dalam
pelaksanaan
Kemmis
dianggap sebagai botol kosong yang
menggunakan sistem spiral yang terdiri
dapat
dari empat tahapan yaitu perencanaan
diisi
pengetahuan
oleh
berbagai
tanpa
ilmu
memperhatikan
(planning),
kematangn siswa itu sendiri. Dan juga
observasi
diperlukan media dan metode yang
(reflecting).
dapat
membantu
pemahaman
aksi/tindakan
(observing),
dan
(acting),
refleksi
siswa
HASIL
dalam menerima konsep yang diberikan
Data yang diperoleh dalam penelitian
oleh guru sehingga tujuan pembelajaran
ini yaitu data hasil penelitian yang
dapat tercapai.
berasal dari evaluasi yang di berikan,
hasil gambar Mind Map dan data
METODE
Penelitian ini dilaksanakan di SDN
pemantau tindakan.
Marga Mulya VI Bekasi Utara. Subyek
dalam penelitian ini adalah siswa kelas
184
Meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui
Penggunaan Mind Map Siswa Kelas Iv
Sekolah Dasar Bekasi Utara
Nur Astyani
Siklus II
Siklus I
Setelah dianalisis hasil belajar, nilai
siswa
yang
mencapai
target
Data yang diperoleh dari hasil belajar
dan
IPA pelaksanaan siklus II pada materi
indikator keberhasilan sebanyak 20 siswa
perubahan
atau 62,5%. Siswa yang memperoleh
diperiksa peneliti dan dibantu oleh
nilai 50 sampai 60 sebanyak 10 siswa
observer, antara lain nilai siswa yang
atau
mencapai
25%.
Sedangkan
siswa
yang
lingkungan
target
fisik
dari
setelah
indikator
memperoleh nilai dibawah 50 sebanyak
keberhasilan sebanyak 26 siswa atau
4 siswa atau 12,5%. Untuk data hasil
81,25%. Siswa yang memperoleh nilai
belajar
50 sampai 60 sebanyak 4 siswa atau
(psikomotor)
diperoleh
hasil
“sangat baik” mencapai 8 siswa atau
12,5%.
25%. Siswa yang memperoleh hasil
memperoleh nilai dibawah 50 sebanyak
“baik” mencapai 12 orang atau 37.5%.
2 siswa atau 6,25%. Untuk data hasil
Siswa yang memperoleh hasil “sedang”
belajar (psikomotor) saat pembuatan
sebanyak 7 orang atau 21,87%, dan yang
Mind Map diperoleh hasil “sangat baik”
memperoleh hasil “kurang” sebanyak 5
mencapai 12 siswa atau 37,5%. Siswa
orang
data
yang
yang
mencapai 15 orang atau 46,87%. Siswa
atau
pengamatan
15,62%.
dan
Untuk
penilaian
Sedangkan
memperoleh
siswa
hasil
yang
“baik”
“sedang”
dilakukan oleh observer diperoleh data
yang
antara lain: skor instrumen pemantau
sebanyak 5 orang atau 15,62%, dan yang
tindakan penggunaan Mind map untuk
memperoleh hasil “kurang” sebanyak 0
guru dan siswa adalah 70%.
orang atau 0%. Untuk data pengamatan
memperoleh
hasil
Berdasarkan refleksi dan analisis
dan penilaian yang dilakukan oleh
data pada siklus I, ternyata hasil belajar
observer diperoleh data antara lain: skor
IPA belum mencapai target yang telah
instrumen
ditentukan indikator keberhasilan yaitu
penggunaan Mind Map untuk guru dan
80% siswa untuk memperoleh nilai 65.
siswa adalah 80%.
Prosentase hasil
belajar IPA siswa
melalui penggunaan Mind Map pada
siklus I baru mencapai 62,5% dari 32
siswa kelas IV. Oleh karena itu peneliti
melanjutkan tindakan pada siklus II.
185
pemantau
tindakan
JURNAL PENDIDIKAN DASAR
Volume 6 Edisi 1 Mei 2016
Tabel 1. Hasil Analisis Data Hasil Belajar IPA (Kognitif)
No
1
2
Nilai Hasil
Siklus
Belajar (%)
Siklus I
62,5
Siklus II
81,25
Berdasarkan refleksi dan analisis data
mencapai
Pada siklus II meningkat menjadi
indikator
81,25% berarti telah terjadi peningkatan
keberhasilan yang telah ditentukan yaitu
18,75%, puncaknya terjadi pada siklus II
80%
dimana seluruh target dari hasil belajar
siswa
target
Mencapai Target
20
26
ditentukan 80%.
pada siklus II, ternyata hasil belajar IPA
telah
Jumlah Siswa yang
memperoleh
Prosentase hasil
belajar
nilai
65.
IPA siswa
telah tercapai.
melalui penggunaan Mind Map pada
Data Hasil Belajar IPA (Psikomotor)
siklus II sudah mencapai 81,25% dari
Data yang diperoleh dari hasil belajar
32 siswa kelas IV. Dengan indikasi
IPA
demikian maka penelitian ini dihentikan
peningkatan dari siklus I dan siklus II.
pada siklus II dan penelitian ini dianggap
Siswa yang
sudah
kategori memuaskan mencapai 62,5%
berhasil
sesuai
indikator
keberhasilan.
Berdasarkan
(Psikomotor)
mengalami
mendapat hasil
pada siklus I menjadi
siklus II.
tindakan siklus I dan siklus II terlihat
Pada
adanya peningkatan dari sumber data
psikomotor
yang
hasil
memuaskan yaitu siswa yang mendapat
perolehan data yang diambil tergambar
nilai sangat baik diperoleh sebanyak 8
dari paparan di bawah ini.
siswa atau 25% siswa, dan siswa yang
Data Hasil Belajar IPA (Kognitif)
mendapat nilai baik sebanyak 12 siswa
Data
yang
data
84,37% pada
hasil
diambil.
analisis
dengan
Peningkatan
diperoleh
dan
hasil
siklus
I
siswa
diperoleh
untuk
hasil
kategori
atau 37,5%. Sehingga untuk seluruh
evaluasi belajar siswa meningkat pada
siswa
setiap siklus.
memuaskan mencapai 20 siswa atau
Pada siklus I diperoleh presentase
tercapai karena target
mencapai
kategori
62,5%.
sebesar 62,5%, berarti hasil belajar
belum
yang
Pada siklus II diperoleh hasil
yang
psikomotor
186
siswa
untuk
kategori
memuaskan yaitu siswa yang mendapat
Meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui
Penggunaan Mind Map Siswa Kelas Iv
Sekolah Dasar Bekasi Utara
Nur Astyani
Tumbuhan meningkat dari 62,5% pada
nilai sangat baik diperoleh sebanyak 12
siklus I ke 81,25% pada siklus II
siswa atau 37,5% siswa, dan siswa yang
sehingga mengalami kenaikan sebesar
mendapat nilai baik sebanyak 15 siswa
18,75%. Sedangkan untuk hasil belajar
atau 46,87%. Sehingga untuk seluruh
IPA (Psikomotor) yang mendapatkan
siswa
kategori
hasil dengan kategori memuaskan terjadi
memuaskan mencapai 27 siswa atau
peningkatan dari 62,5% pada siklus I
84,37%.
menjadi 84,37% pada siklus II. Jadi
Data Pemantau Tindakan
prosentase
yang
Data
mencapai
yang
diperoleh
dari
hasil
peningkatannya
21,87%.
Sementara
sebesar
pemantauan
pengamatan guru mengajar yang telah
tindakan dalam proses pembelajaran
dilakukan
dengan
oleh
observer
adanya
menggunakan
Mind
Map
peningkatan dari siklus I dan siklus II.
meningkat dari 70% pada siklus I ke
Prosentase pelaksanaan dari 70% pada
85% pada siklus II sehingga mengalami
siklus I menjadi 85% pada siklus II.
kenaikan sebesar 15%.
Pada siklus I diperoleh indikator
Merujuk
pada
hasil
tindakan
untuk hasil pengamatan penggunaan
penelitian, baik instrumen tes maupun
Mind Map pada dimensi guru dan siswa
non tes selama dua siklus maka kriteria
diperoleh skor 14 atau 70%.
keberhasilan
telah
mencapai
yang
Pada siklus II diperoleh indikator
ditentukan oleh peneliti yaitu sebanyak
untuk hasil pengamatan penggunaan
80% dari jumlah siswa yaitu sekitar 32
Mind Map pada dimensi guru diperoleh
siswa mendapat nilai minimal 65, pada
skor 17 atau 85%.
siklus I mencapai 62,5% dan pada siklus
Berdasarkan data yang diperoleh
II dipertemuan akhir mencapai 81,25%
pada tindakan pembelajaran peningkatan
SIMPULAN
hasil belajar IPA tentang Hubungan
Dengan menggunakan Mind Map
Struktur Tumbuhan dengan Fungsinya
menggunakan
Mind
Map
dapat meningkatkan peranan siswa lebih
ternyata
aktif, kreatif, dan inovatif dalam belajar
menunjukkan adanya peningkatan sesuai
yang
diharapkan.
Pada
siklus
dan siswa merasa lebih senang dalam
II
pembelajaran
menunjukkan adanya peningkatan hasil
sehingga
pembelajaran
lebih bermakna. Hal tersebut dapat
belajar IPA (Kognitif) tentang Struktur
terlihat pada peningkatan hasil belajar
187
JURNAL PENDIDIKAN DASAR
Volume 6 Edisi 1 Mei 2016
siswa.
Pembelajaran
dengan
meningkat pada siklus I ke siklus II dari
menggunakan Mind Map tepat untuk
dilakukan
dengan
yang
metode
juga
70% ke 85% naiknya 15%.
digabungkan
pembelajaran
DAFTAR RUJUKAN
yang
Bahri Syaiful, 2008. Psikologi Belajar,
bervariasi, terutama dalam pembelajaran
IPA
khususnya
tentang
Jakarta: Rineka Cipta.
Hubungan
Bermawi
Struktur Tumbuhan dengan Fungsinya.
Dalam
pelaksanaannya
Map, Jakarta: Gramedia.
Darwan
materi
Daryanto, 2007.
selalu diperbaiki sehingga hasil belajar
Hubungan
disetiap
Mengajar, Bandung: Bumi Aksara.
hasil belajar IPA materi Hubungan
Ingemar Svantesson, 2004.
Struktur Tumbuhan dengan Fungsinya
Gramedia.
Iskandar, 2009. Penelitian Tindakan
dan siklus II meningkat dari 62,5% ke
mencapai
Kelas, Jakarta: Gaung Persada
18,75%.
Press
Sedangkan untuk nilai psikomotor untuk
hasil
yang
memperoleh
Jean Piaget dan Barbel Inhaler, 2010.
ketegori
Psikologi
memuaskan meningkat dari 62,5% ke
tindakan
proses
Anak-diterjemahkan
dari The Psychology of the child,
84,37% naiknya 21,87%. Sementara
pemantau
Learning
Maps and Memori Skills, Jakarta:
terdapat
peningkatan cukup baik. Pada siklus I
naiknya
dan
Hamalik Oemar, 2006. Proses Belajar
pada tindakan pembelajaran peningkatan
81,25%
Nyaman
Menyenangkan, Jakaarta: Kaifa.
Berdasarkan data yang diperoleh
Map
Evaluasi pendidikan,
Quantum Learning Membiasakan
pertemuannya.
Belajar
Mind
Strategi
DeBobby Porter dan Hernacki, 2008.
PEMBAHASAN
menggunakan
2009.
Jakarta: Rineka Cipta.
Struktur
Tumbuhan dengan Fungsinya dapat
meningkat
dkk,
Media,
Kelemahan yang observer temukan
tentang
Syah,
Belajar Mengajar, Jakarta: Diadit
pembelajaran yang telah disampaikan.
siswa
Yogyakarta:
Buzan Toni, 2012. Buku Pintar Mind
menarik sehingga dapat membuat siswa
menangkap
Desain
Pustaka Insan Madani.
berfariasi dengan simbol dan warna yang
cepat
2009.
Pembelajaran,
guru
menggunakan Mind Map dalam bentuk
lebih
Munthe,
Yogyakarta: Pustaka Pelajar
kegiatan
Jihad Asep dan Abdul Haris, 2008.
pembelajaran menggunakan Mind Map
Evaluasi
188
Pembelajaran,
Meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui
Penggunaan Mind Map Siswa Kelas Iv
Sekolah Dasar Bekasi Utara
Nur Astyani
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
Yogyakarta: Multi Presindo
Lamiran
Sudarmaji,
2011.
Strategi
Suharsimi
2008.
Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta:
Jakarta: Prestasi Pustaka
PT. Bumi Aksara,
2008.
Kurikulum
Tingkat
Suwarsih, 2007. Teori dan Praktik
Satuan Pendidikan, Bandung: PT.
Penelitian
Remaja Rosda Karya.
Bandung: Alfabeta,
Olivia Femi, Gembira Belajar dengan
Mind
mapping,
Jakarta:
Kartawijaya,
Mengajar
TIndakan
PT
dan
Pembelajaran,
1998.
Metode
Trianto,
Jakarta:
2010. Model
Terpadu,
Depdikbud. Dikti
Jakarta:
Trianto,
2007.
Belajar IPS Melalui Metode Mind
Pembelajaran
Map Pada Siswa Kelas IV SDN
Prestasi Pustaka,
Pondok kelapa 06 Pagi Jakarta
dan
Sagala Saiful, 2010. Konsep dan Makna
ALFABETA, 2008
Samatowa Usman, 2010. Pembelajaran
IPA di Sekolah Dasar, Jakarta: PT
Indeks,
Kemampuan
Peningkatan
Membaca
Pemahaman Melalui Metode Mind
Map Pada Siswa Kelas IV SDN
Tuggu Utara 22 Pagi Jakarta Utara,
Jakarta: Skripsi UNJ,
Sudjana Nana, 2005. Penilaian Hasil
Belajar
Bumi
Model-model
Inovatif,
Pembelajaran,
Erlangga,
Bandung:
2011.
PT.
Jakarta:
Wilis Ratna, 2011. Teori-Teori Belajar
Utara, Jakarta: Skripsi UNJ
Pembelajara,
Pembelajaran
Aksara,
Safitri Amelia, 2011. Peningkatan Hasil
Proses
Bandung:
Remaja Rosdakarya,
Geografi
Anggun,
Kelas,
Suyono dan Hariyanto, 2011. Belajar
Gramedia, 2008
Siti
dkk,
pembelajaran Sekolah Terpadu,
Mulyasa,
Omi
Arikunto
Mengajar,
189
Jakarta: