Dokumen Tugas A H 1

Kasus Pertama
Merdeka.com - JK (53) membacok kakek Abdul Choir (62), karena tepergok berhubungan intim
dengan istri korban, CE (56).
Peristiwa itu terjadi di kediaman korban di Telagasari RT 01 RW 02 Kelurahan Mekarsari,
Kecamatan Neglasari, Tangerang, Selasa (28/3).
"Tersangka diketahui berhubungan intim dengan istri korban. Tersangka tidak terima dengan
korban," kata Kapolsek Neglasari Kompol Khoiri, Kamis (30/3).
Tersangka lalu pulang dan kembali ke rumah korban sambil membawa golok. Dia pun
membacok korban dengan membabi buta.
"Korban mengalami luka bacok pada tubuh bagian belakang dan tangannya hingga harus dirawat
intensif di rumah sakit," jelas Kapolsek.
Setelah dilaporkan ke Polsek Neglasari, kemudian polisi melakukan pemburuan terhadap pelaku.
Petugas menyisir kediaman tersangka di Gang Dongkel RW 01 Mekarsari, Neglasari, Tangerang
pada Rabu (29/3). "Dia berhasil ditangkap tanpa perlawanan," jelas Kapolsek.
Sementara itu JK mengaku nekat membacok korban karena cemburu dengan korban. Dia merasa
percintaan antara dirinya dengan isteri Abdul didasari atas rasa suka sama suka.
"Saya dituduh selingkuh, padahal saling cinta," papar di hadapan petugas Polsek Neglasari. [cob]

Kasus Kedua

Di Desa Kecamatan Karangbatu, Kelurahan Makmur Jaya, terjadi suatu

perjanjian antara dua kepala keluarga berkenaan dengan perjanjian tempat tinggal
antara keduanya (25/05/2013). Sebut saja pihak pertama yaitu Bapak Suherman
beserta istri dan kedua anaknya sebagai pihak yang membutuhkan tempat tinggal
sementara karena keluarga ini sedang mengalami masalah ekonomi sehingga hilang
kepemilikan tempat tinggal sebelumnya. Bapak Suherman memiliki teman akrab
bernama Bapak Jali yang berperan sebagai pihak kedua dalam kejadian ini. Bapak Jali
bersedia membantu keluarga Bapak Suherman dengan beberapa ketentuan yang harus
dipenuhi oleh pak Suherman dan keluarganya.
Bahwa keluarga Pak Suherman bisa menempati salah satu dari rumah yang
dimiliki oleh pak Jali, tetapi Pak Suherman harus mampu membayar uang sewa rumah
tersebut sebesar Rp.500.000/bulan tepat setiap tanggal 25. Apabila terjadi
tunggakan/penundaan pembayaran sewa rumah tersebut berdasarkan waktu yang telah
ditetapkan, maka Bapak Jali berhak mengusir keluarga Pak Suherman dari rumahnya.
Hingga pada bulan ketiga Bapak Suherman menempati rumah tersebut, ia dan
keluarganya belum juga mampu membayar sewa rumah sesuai kesepakatan dengan pak
Jali. Pak Jali pun menderita kerugian dengan kejadian ini. Sehingga beliau dengan
terpaksa harus mengusir keluarga pak Suherman setelah memberikan beberapa
dispensasi sebagai seorang teman seperti memaklumi penundaan pembayaran selama 3
bulan lamanya dan tidak menuntut ganti rugi bayaran selama 3 bulan tersebut.