Hubungan Sumber Informasi Dengan Tingkat Pengetahuan Sikap Dan Tindakan Pencegahan Siswa Siswi Kelas XI Tentang HIV AIDS Di SMA Al-Azhar Medan Tahun 2014

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.

Latar belakang
Acquaired immunodeficiency syndrome (AIDS) adalah kumpulan gejala atau

sindrom yang disebabkan oleh menurunnya kekebalan tubuh akibat infeksi human
immunodeficiency virus (HIV). Sejak pertama kali ditemukan pada tahun 1981 di
Amerika Serikat AIDS terus menyebar ke seluruh dunia dan sampai saat ini tidak ada
satu negarapun yang benar-benar dinyatakan bebas dari HIV/AIDS termasuk
Indonesia.1
Kasus HIV/AIDS pada remaja setiap tahun selalu mengalami peningkatan.
Hal ini juga didukung dengan perkembangan globalisasi yang mengakibatkan adanya
perubahan sosial dan gaya hidup remaja seperti hubungan seksual dengan bergantiganti pasangan, hubungan seks pranikah, serta penyalahgunaan narkoba. Gaya hidup
seperti ini membahayakan kesehatan dan kemungkinan terjadinya penularan penyakit
menular seksual termasuk HIV (Human Immunodeficiency Virus) /AIDS (Acquaired
immunodeficiency syndrome).
Remaja merupakan salah satu kelompok penduduk yang mudah terpengaruh
oleh arus informasi baik informasi yang positif maupun yang negatif.2 Remaja
merupakan sasaran primer dalam program penanggulangan IMS (Infeksi Menular

Seksual) khususnya HIV/AIDS.3
Berdasarkan case report United Nations Programme on HIV/AIDS (UNAIDS)

pada tahun 2006 HIV/AIDS telah menginfeksi 7,3 juta pada wanita muda dan 39,4 juta
pada pria muda. Penderita HIV AIDS ini rata rata mengenai usia 15-24 tahun, setiap 14

Universitas Sumatera Utara

detik terdapat satu terjangkit HIV AIDS di dunia, setiap hari sekitar 6000 orang remaja
tercatat sebagai penderita baru HIV AIDS. Pada tahun 2011 jumlah orang yang terjangkit
HIV didunia sampai akhir tahun 2012 terdapat 34 juta orang, dua pertiganya tinggal di
Afrika kawasan Selatan Sahara, di kawasan itu kasus infeksi baru mencapai 70 persen, di
Afrika Selatan 5,6 juta orang terinfeksi HIV, di Eropa Tengah dan Barat jumlah kasus
infeksi baru HIV/AIDS sekitar 840 ribu, di Jerman secara kumulasi ada 73 ribu orang.3

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan pada tahun 2013 secara global HIV
telah menginfeksi 35 juta orang. Hal tersebut menunjukkan adanya peningkatan kasus
penderita HIV/AIDS pada setiap tahunnya.
Epidemi saat ini meningkat di negara berkembang termasuk Asia Pasifik.
Negara yang paling tinggi prevalensi HIV adalah Kambodja, Indonesia, China,

Vietnam, Malaysia, Thailand, Myanmar dan beberapa bagian Negara India. Menurut
World Health Organization (WHO) dilaporkan bahwa pada tahun 2011 terdapat 3,5 juta
orang di Asia Tenggara hidup dengan HIV/AIDS.4

Di Indonesia tercatat pada laporan Triwulan Januari sampai dengan Juni 2014
tercatat 15.534 jiwa yang terinfeksi HIV dan sebanyak 1.700 jiwa yang terkena
AIDS. Secara kumulatif dari 1 April 1987 sampai dengan 30 Juni 2014 jumlah
penderita HIV terdapat 142.961 jiwa dan jumlah penderita AIDS 55.623 jiwa.
Pada laporan Triwulan Januari sampai dengan Juni 2014 jumlah kumulatif
kasus AIDS pada golongan umur 15-19 tahun sebanyak 1.717 jiwa dan golongan
umur 20-29 tahun sebanyak 18.287. Ini berarti bahwa jumlah terbanyak penderita
HIV/AIDS adalah remaja dan orang muda. Menurut jenis pekerjaan pada tahun 1987

Universitas Sumatera Utara

sampai dengan 2014 terdapat pada anak sekolah/mahasiswa penderita AIDS sebanyak
1.291 jiwa.
Di Provinsi Sumatera Utara pada laporan Triwulan Januari sampai dengan
Juni 2014 HIV telah menginfeksi 827 jiwa dan penderita AIDS 231 jiwa. Prevalensi
kasus AIDS secara kumulatif pada provinsi Sumatera Utara 12,12%. Secara kumulatif

jumlah penderita HIV di Sumatera Utara dari tahun 1987 sampai dengan 2014 adalah
8.794 jiwa dan pada penderita AIDS 1.573 jiwa.5
Jumlah kematian HIV/AIDS di kalangan remaja di seluruh dunia yang
meningkat sebesar 50 persen antara tahun 2005 dan 2012 menunjukkan tren
mengkhawatirkan. Laporan badan PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa) yang
menangani masalah anak-anak UNICEF (United Nations International Children’s
Emergency Fund) menyebutkan sekitar 71.000 remaja berusia antara 10 sampai
dengan 19 tahun meninggal dunia karena virus HIV pada tahun 2005. Jumlah itu
meningkat menjadi 110.000 jiwa pada tahun 2012.6 Pada tahun berikutnya (2013)
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan bahwa 1,5 juta orang meninggal
akibat HIV/AIDS.
Tahun 2001 sampai 2010 menurut WHO (World Health Organization) di
Eropa Timur dan Asia Tengah sejumlah orang meninggal karena AIDS meningkat
dari 7.800 jiwa menjadi 90.000 jiwa, di Timur Tengah dan Afrika Utara meningkat
dari 22.000 jiwa menjadi 35.000 jiwa, di Asia Timur juga meningkat dari 24.000 jiwa
menjadi 56.000 jiwa.4

Universitas Sumatera Utara

Di Indonesia jumlah kematian (CFR) yang disebabkan oleh virus ini secara

kumulatif HIV & AIDS 1 April 1987 s.d. 30 Juni 2014 merenggut 9.760 jiwa (19,0).
Pada Sumatera Utara jumlah kematian yang disebabkan AIDS sebanyak 176 jiwa.5
Pada daerah Kota Medan didapatkan dari data Dinas Kesehatan Kota Medan
periode Bulan Oktober 2012 angka kematian yang diakibatkan oleh HIV/AIDS
sebanyak 722 jiwa dengan prevalens 21,58 % dari kasus HIV/AIDS.7
Ada beberapa penyebab yang memasukkan remaja dalam kelompok risiko
tinggi. Salah satu penyebabnya adalah usia mereka masih berada dalam masa transisi,
namun belum dapat disebut orang dewasa yang ditandai dengan adanya beberapa
perubahan dalam diri mereka, antara lain perubahan fisik, emosi, pola pikir, sosial,
dan biologis/seksual.2
Faktor risiko penularan AIDS di Indonesia, khususnya remaja lebih banyak
karena IDU/Injecting Drug User serta kurangnya informasi yang benar mengenai
perilaku seks yang aman dan upaya pencegahan yang bisa dilakukan oleh remaja dan
kaum muda. Kurangnya informasi ini disebabkan adanya nilai-nilai agama, budaya,
moralitas dan lain-lain, sehingga remaja seringkali tidak memperoleh informasi
maupun pelayanan kesehatan reproduksi yang sesungguhnya dapat membantu remaja
terlindung dari berbagai resiko, termasuk penularan HIV/AIDS.8
Penelitian yang terdapat Iran Journal of Clinical Infectious Diseases
menyatakan masih terdapat sikap yang negatif terhadap penderita AIDS (ODHA)
dengan mayoritas siswa percaya bahwa ODHA harus terisolasi di lembaga-lembaga

yang sudah ditetapkan dan penderita ODHA pantas mati dan tidak harus menerima
perawatan.9

Universitas Sumatera Utara

Penelitian serupa dilakukan oleh Amelia,dkk di kota Bandung pada tahun
2013 menyatakan bahwa dari 180 siswa/siswi yang dibagikan kuisioner terdapat 110
siswa/siswi memiliki pengetahuan yang rendah tentang HIV/AIDS dan 98 siswa/siswi
masih memiliki sikap yang buruk terkait HIV/AIDS. Hal ini sejalan dengan hasil
publikasi riset kesehatan dasar (Riskesdas) bahwa hanya 9,1% remaja di Jawa Barat
yang telah memiliki pengetahuan komprehensif tentang HIV/AIDS dengan benar.10
Riset yang dilakukan Sudikno,dkk tentang pengetahuan HIV/AIDS pada
remaja di Indonesia (2010) menunjukkan persentase pengetahuan pada remaja
tentang HIV/AIDS dengan kategori kurang cukup besar yaitu 48,9 persen. Masih
minimnya informasi tentang HIV/AIDS yang diperoleh menjadi salah satu faktor
kurangnya pengetahuan HIV/AIDS dikalangan remaja.11 Menurut Wijaya (2009)
bahwa informasi mengenai HIV/AIDS didapatkan remaja sebagian besar melalui
televise dan radio sebesar 33,3 persen.12
Penelitian KPAI (Komisi Penanggulangan AIDS Indonesia) tahun 2010
dengan metode survei yang berbasis website terhadap 2.075 pengguna internet

berusia 15-19 tahun berada di Indonesia menunjukkan bahwa masih sekitar 1 dari 4
responden melakukan hubungan seks dengan pacar dan kurang dari 5 persen yang
pernah melakukan hubungan seksual komersial. Ditambah lagi penggunaan kondom
yang masih kurang dari 20 persen pada hubungan seksual terakhir.13
Data terakhir yang dilakukan survei oleh pemerintahan kota Medan
menunjukkan perempuan yang memiliki pengetahuan komprehensif tentang
HIV/AIDS sebesar 9.5 persen dan laki-laki sebesar 14.7 persen, sementara target
MDGs pada tahun 2015 adalah sebesar 95 persen.14

Universitas Sumatera Utara

Berdasarkan hasil survei awal yang dilakukan di SMA Al-Azhar Medan dari
beberapa siswa/siswa menyatakan masih kurangnya informasi didapatkan mengenai
HIV/AIDS dan mereka hanya mengetahui penyakit HIV/AIDS itu berbahaya tanpa
tahu secara terperinci darimana sumber penularannya hanya beberapa siswa/siswi
yang mengetahui dari jarum suntik dan kontak darah. Mengacu kepada latar belakang
di atas, maka perlu dilakukan penelitian hubungan sumber informasi dengan tingkat
pengetahuan, sikap, dan tindakan pencegahan siswa/siswi kelas XI tentang HIV/AIDS
di SMA Al-Azhar Medan tahun 2014.
1.2. Rumusan Masalah

Rendahnya pengetahuan yang komprehensif dan informasi tentang HIV/AIDS di
kalangan remaja.
1.3.

Tujuan

1.3.1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui apakah ada hubungan sumber informasi dengan tingkat
pengetahuan, sikap, dan tindakan pencegahan siswa/siswi kelas XI tentang HIV/AIDS
di SMA Al-Azhar Medan tahun 2014.
1.3.2. Tujuan Khusus
1.3.2.1. Untuk mengetahui distribusi frekuensi berdasarkan tingkat kategori sumber
informasi yang didapatkan oleh siswa/siswi kelas XI tentang HIV/AIDS di
SMA Al-Azhar Medan tahun 2014.
1.3.2.2. Untuk

mengetahui distribusi frekuensi berdasarkan tingkat kategori

pengetahuan siswa/siswi kelas XI tentang HIV/AIDS di SMA Al-Azhar
Medan tahun 2014.


Universitas Sumatera Utara

1.3.2.3. Untuk mengetahui distribusi frekuensi berdasarkan tingkat kategori sikap
siswa/siswi kelas XI tentang HIV/AIDS di SMA Al-Azhar Medan tahun
2014.
1.3.2.4. Untuk mengetahui distribusi frekuensi berdasarkan tingkat kategori tindakan
pencegahan

siswa/siswi kelas XI tentang HIV/AIDS di SMA Al-Azhar

Medan tahun 2014.
1.3.2.5. Untuk mengetahui hubungan sumber informasi dengan tingkat pengetahuan
siswa/siswi kelas XI tentang HIV/AIDS di SMA Al-Azhar Medan tahun
2014.
1.3.2.6. Untuk mengetahui hubungan sumber informasi dengan tingkat kategori sikap
siswa/siswi kelas XI tentang HIV/AIDS di SMA Al-Azhar Medan tahun
2014.
1.3.2.7. Untuk mengetahui hubungan sumber informasi dengan tingkat kategori
tindakan pencegahan siswa/siswi kelas XI tentang HIV/AIDS di SMA AlAzhar Medan tahun 2014.

1.4.

Manfaat Penelitian

1. Bagi Siswa/siswi SMA Al-Azhar
Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran dan pemahaman
mengenai

HIV/AIDS

sehingga

nantinya

diharapkan

remaja

memiliki


pengetahuan yang komprehensif tentang HIV/AIDS, serta remaja mampu
bersikap dan bertindak positif terhadap fenomena HIV/AIDS sebagai upaya
pengendalian penularan HIV/AIDS.

Universitas Sumatera Utara

2. Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai bacaan untuk menambah pengetahuan mahasiswa untuk dijadikan
bahan referensi di perpustakaan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Sumatera Utara.
3.

Bagi Peneliti
Untuk menambah pengetahuan penulis tentang pengetahuan, sikap maupun
tindakan pencegahan remaja tentang HIV/AIDS.

Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Sikap Remaja tentang HIV/AIDS di SMA Negeri 1 Medan Tahun 2012

0 48 92

Hubungan Sumber Informasi Dengan Tingkat Pengetahuan Sikap Dan Tindakan Pencegahan Siswa/Siswi Kelas XI Tentang HIV/AIDS Di SMA Al-Azhar Medan Tahun 2014

16 57 134

PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP, DAN MOTIVASI DIRI TERHADAP PERILAKU PENCEGAHAN HIV/AIDS Pengaruh Pengetahuan, Sikap, Dan Motivasi Diri Terhadap Perilaku Pencegahan HIV/AIDS Pada Siswa-Siswi SMA Perkotaan Di Kabupaten Sragen.

0 1 16

PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP, DAN MOTIVASI DIRI TERHADAP PERILAKU PENCEGAHAN HIV/AIDS Pengaruh Pengetahuan, Sikap, Dan Motivasi Diri Terhadap Perilaku Pencegahan HIV/AIDS Pada Siswa-Siswi SMA Perkotaan Di Kabupaten Sragen.

0 3 16

Hubungan Sumber Informasi Dengan Tingkat Pengetahuan Sikap Dan Tindakan Pencegahan Siswa Siswi Kelas XI Tentang HIV AIDS Di SMA Al-Azhar Medan Tahun 2014

0 0 15

Hubungan Sumber Informasi Dengan Tingkat Pengetahuan Sikap Dan Tindakan Pencegahan Siswa Siswi Kelas XI Tentang HIV AIDS Di SMA Al-Azhar Medan Tahun 2014

0 0 2

Hubungan Sumber Informasi Dengan Tingkat Pengetahuan Sikap Dan Tindakan Pencegahan Siswa Siswi Kelas XI Tentang HIV AIDS Di SMA Al-Azhar Medan Tahun 2014

0 0 33

Hubungan Sumber Informasi Dengan Tingkat Pengetahuan Sikap Dan Tindakan Pencegahan Siswa Siswi Kelas XI Tentang HIV AIDS Di SMA Al-Azhar Medan Tahun 2014

0 3 6

Hubungan Sumber Informasi Dengan Tingkat Pengetahuan Sikap Dan Tindakan Pencegahan Siswa Siswi Kelas XI Tentang HIV AIDS Di SMA Al-Azhar Medan Tahun 2014

0 0 24

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG HIVAIDS DENGAN SIKAP PENCEGAHAN HIVAIDS PADA PASIEN YANG MELAKUKAN PEMERIKSAAN DI PUSKESMAS KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2012 NASKAH PUBLIKASI - Hubungan Tingkat Pengetahuan tentang HIV/AIDS dengan Sikap Pencegahan HIV/AIDS p

0 0 12