Penggunaan Obat Antiinfsi Pada Penyakit Rheumatoid Artritis Pada Pasien Rawat Jalan RSUP H. Adam Malik Medan

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Obat
Menurut Undang-Undang Kesehatan No. 36 tahun 2009,obat adalah bahan atau
paduan bahan, termasuk produk biologi yang digunakan untuk mempengaruhi atau
menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosis,
pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan kesehatan dan kontrasepsi, untuk
manusia.
Dalam penggunaannya, obat akan bersifat sebagai obat apabila tepat digunakan dalam
pengobatan suatu penyakit dengan dosis dan waktu yang tepat dan obat akan bersifat racun
apabila salah dalam penggunaannya atau dengan dosis yang berlebih, namun apabila dosisnya
kurang juga tidak memperoleh penyembuhan (Anief, 2004).
2.2 Pengertian Resep
Menurut Permenkes (2014), resep adalah permintaan tertulis dokter atau dokter gigi
kepada apoteker, baik dalam bentuk tulisan maupun elektronik untuk menyediakan dan
menyerahkan obat kepada pasien sesuai dengan peraturan yang berlaku (Menkes RI, 2004).
Resep selalu dimulai dengan tanda R/ yang artinya recipe yaitu ambillah, dibelakang
tanda ini biasanya baru tertera nama dan jumlah obat. Resep harus ditulis secara jelas dan
lengkap, apabila resep tidak bisa dibaca dengan jelas dan tidak lengkap, apoteker atau asisten
apoteker harus menanyakannnya kepada dokter penulis resep. Resep asli tidak boleh
diberikan kembali setelah obatnya diambil oleh pasien, hanya diberikan copy resep atau

salinan resepnya ( syamsuni, 2006).
2.3 Pembagian Obat Antiinflamasi
Obat antiinflamasi dibagi menjadi dua, yaitu obat antiinflamasi steroid dan Obat
antiinflamasi non steroid atau yang lebih dikenal dengan sebutan NSAID (Non Steroidal

6
Universitas Sumatera Utara

Anti-inflammatory Drugs)/AINSadalah suatu golongan obat yang memiliki khasiat analgesik
(pereda nyeri), antipiretik(penurun panas), dan antiinflamasi (anti radang). NSAID merupakan
obat yang heterogen, bahkan beberapa obat sangat berbeda secarakimiawi.Walaupun demikian, obatobat ini ternyata memiliki banyak persamaan dalam efek terapimaupun efek samping.Obat
golongan NSAID dinyatakan sebagai obat anti inflamasi non steroid,karena ada obat
golongan steroid yang juga berfungsi sebagai anti inflamasi.Obat golongan steroid bekerja di
sistem yang lebih tinggi dibanding NSAID, mekanisme kerja obat antiinflamasi steroid yaitu
menghambat enzim pospolipase menjadi asam arakidonat melalui penghambatan terhadap
enzim

fosfolipase

sehingga


menghambat

pembentukan

prostaglandin

maupun

leukotrien.Penggunaan obat antiinflamasi steroid dalam jangka waktu lama tidak boleh
dihentikan secara tiba-tiba, efek sampingnya cukup banyak yaitu dapat menimbulkan tukak
lambung, osteoporosis, retensi cairan dan gangguan elektrolit.Obat antiinfamasi steroid
diantaranya, hidrokortison, deksametason, metil prednisolon, kortison asetat, betametason,
triamsinolon, prednison, fuosinolon asetonid, prednisolon, triamsinolon asetonid dan
fuokortolon (Daud, 2001).
2.4 Rheumatoid Artritis (RA)
2.4.1 Defenisi Rheumatoid Artritis
Rheumatoid artritis (RA) merupakan penyakit kelainan autoimun, ditandai dengan
adanya inflamasi sendi dan dapat berlangsung secara kronik (Pradana, 2012). RA ditandai
dengan peradangan pada lapisan sinovium sendi yang dapat menyerang persendian kecil

hampir 90% keluhan utamanya adalah sendi terasa kaku. Penderita rheumatoid artritis akan
mengalami beberapa gejala seperti nyeri, inflamasi, kekakuan sendi di pagi hari dan kesulitan
bergerak. Rheumatoid Artritis juga menyebabkan gangguan fungsional yang ditandai dengan
kelelahan, nafsu makan berkurang dan menurunnya berat badan.Rheumatoid Artritis stadium
lanjut akan menyebabkan terganggunya aktivitas sehari-hari. Penyebab penyakit rheumatoid

7
Universitas Sumatera Utara

artritis masih belum diketahui secara pasti, namun meningkatnya resiko penyakit ini dapat
dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan faktor genetik (Rubenstein, 2003).
2.4.2 Klasifikasi Rheumatoid Artritis (RA)
Journal Of The Royal Society Of Medicine membagi 4 (empat)onset, yaitu :
1) PolymyalgicOnset
Biasanya dialami oleh usia lanjut dan merupakan penyakitakut. Dengan kekakuan disekitar
bahu dan lingkar panggul.TingkatESR (Erythrocyte Sedimentation Rate) biasanya
tinggi.Pengobatanyang paling umum biasanya menggunakan kortikosteroid dosisrendah
(Prednisolon 15 – 20 mg per hari).
2) PalindromicOnset
Pasien mengalami nyeri berulang, pembengkakan dankemerahan yang mempengaruhi salah

satu sendi atau lebih pada satuwaktu, masing-masing berlangsung hanya satu atau dua
hari.Kemudian pasien bisa mengalami gejala yang terus menerus.
3) SystemicOnset
Keluhan pertama biasanya seperti penurunan beratbadan, kelelahan, depresi, demam, atau
bisa berhubungan denganfitur ekstra artikular seperti radang pada paru-paru (serositis)
atauradang pada pembuluh darah (vaskulitis).
4) PersistentMonoarthritis
Biasanya pasien megalami gejala arthritis persisten yangmempengaruhi satu sendi besar
seperti lutut, bahu, pergelangan kakiatau pergelangan tangan (Suresh, 2004).
2.4.3 Etiologi
Rheumatoid arthritis merupakan penyakit kelainan autoimun yang berlangsung secara kronis
yangditandai dengan peradangan, nyeri, kekakuan dan kerusakan sendi yangterus meningkat.
Selain tingginya rasa nyeri dan angka kematian, penderitarheumatoid arthritis mengalami

8
Universitas Sumatera Utara

masalah

penurunan


produktivitas,

keuangan,

emosional

dan

keadaan

sosial

yangmempengaruhi kualitas hidup mereka (Bykerk et al., 2011).
Ada beberapa faktor resiko yang dapat menyebabkan seseorang
menderita rheumatoid arthritis, yaitu :
1) Genetik
Pada penyakit rheumatoid arthritis faktor genetik sangatberpengaruh.Gen-gen tertentu
yang terletak di komplekshistokompatibilitas utama (MHC) pada kromosom 6 telah
terlibatpredisposisi dan tingkat keparahan rheumatoid arthritis. Pendudukasli Amerika

dengan gen polimorfik HLA-DR9 memiliki resiko 3,5lebih besar terkena rheumatoid
arthritis bawaan.
2) Infeksi
Agen penginfeksi yang terkait pada rheumatoid arthritis antaralain mycoplasma,
mycobacterium, parvovirus, virusEpstein-Barr,dan retrovirus. Agen penginfeksi ini
menginfeksi pasien melaluiinfeksi sinovial.
3) Usia dan jenis kelamin
Penyakit rheumatoid arthritis lebih banyak dialami olehwanita daripada laki-laki
dengan rasio 2:1 hingga 3:1. Perbedaanini dipengaruh dari hormon namun data inimasih
dalam penelitian.Wanita memiliki hormon estrogen sehinggadapat memicu sistem
imun.penyakit rheumatoid arthritis biasanya terjadi pada usia kurang lebih 40 tahun.
4) Obesitas
Secara statistik perempuan memiliki body mass index (BMI)diatas rata-rata dimana
kategori BMI pada perempuan Asiamenurut jurnal American Clinical Nutrition adalah
antara

24

sampaidengan


26,9kg/m2.BMI

di

atas

rata-rata

mengakibatkan

terjadinyapenumpukan lemak pada sendi sehingga meningkatkan tekananmekanik pada
sendi penahan beban tubuh, khususnya lutut.

9
Universitas Sumatera Utara

5) Lingkungan
Banyak faktor lingkungan yang mempengaruhipada penyakit rheumatoid arthritis,
meskipun tidak ada objek spesifikyang diidentifikasikan sebagai masalah utama. Merokok
adalah


salahsatu

faktor

resiko

dari

keparahan

rheumatoid

arthritis

pada

populasitertentu.Tetapi alasan pengaruh rokok terhadap sinovitis belumsepenuhnya
didefinisikan, tetapi rokok dapat mempengaruhi sistemkekebalan bawaan di jalan nafas
(Firestein et al., 2005).

2.4.4 Patofisiologi
Rheumatoid arthritis sering disebut radang selaput sinovial.Penyebab dari rheumatoid
arthritis masih belum jelas, tetapi produksifaktor rheumatoid (RFS) oleh sel-sel plasma dalam
sinovium

danpembentukan

lokal

kompleks

imun

sering

berperan

dalam

peradangan.Sinovium normal tipis dan terdiri dari lapisan-lapisan fibroblastsynoviocytes dan

makrofag.Pada penderita rheumatoid arthritis sinoviummenjadi sangat tebal dan terasa
sebagai pembengkakan di sekitar sendidan tendon. Sinovium berproliferasi ke dalam lipatan,
lipatan inikemudian dipengaruhi oleh berbagai sel inflamasi diantaranya polimorf
yangberpindah melalui jaringan ke dalam sel sendi, limfosit dan plasma sel.Lapisan sel
sinovium menjadi menebal dan hiperplastik, kejadian iniadalah tanda proliferasi vaskuler
awal rheumatoid arthritis. Peningkatanpermeabilitas pembuluh darah dan lapisan sinovial
menyebabkan efusisendi yang mengandung limfosit dan polimorf yang hampir mati
(Kumarand Clark, 2009).
Sinovium

hiperplastik

menyebar

dari

daerah

sendi


ke

permukaantulang

rawan.Penyebaran ini menyebabkan kerusakan pada sinoviumdan tulang rawan mengalami
peradangan, kejadian ini menghalangimasuknya gizi ke dalam sendi sehingga tulang rawan
menjadi menipis.Fibroblast dari sinovium berkembang dan tumbuh di sepanjangpembuluh

10
Universitas Sumatera Utara

darah antara margin sinovial dan rongga tulang epifis dan dapat merusak tulang (Kumar and
Clark, 2009).
Sistem kekebalan tubuh memiliki dua fungsi yaitu fungsi humoraldan sel
dimediasi.Komponen

humoral

diperlukan

untuk

pembentukanantibodi.Antibodi

ini

diproduksi oleh sel-sel plasma yang berasal darilimfosit B. Faktor rheumatoid sendiri belum
diidentifikasikan sebagaipatogen, jumlah antibodi yang beredar selalu berkolerasi dengan
aktivitaspenyakit.Pasien

seropositif

cenderung

lebih

agresif

dari

pasienseronegatif.Imunoglobulin dapat mengaktifkan sistem komplemen.Sistem komplemen
menguatkan respon imun dengan mendorongkemotaksis, fagositosis, dan pelepasan limfokin
oleh sel mononuklear,yang kemudian dijabarkan ke dalam T limfosit (Dipiro et al., 2008)
Proses awalnya, antigen (bakteri, mikroplasma atau virus)menginfeksi sendi
akibatnya terjadi kerusakan lapisan sendi yaitu padamembran sinovial dan terjadi peradangan
yang berlangsung terus-menerus. Peradangan ini akan menyebar ke tulang rawan kapsul
fibromaligament tendon. Kemudian terjadi penimbunan sel darah putih danpembentukan
pada jaringan parut sehingga membran sinovium menjadi membesar dan menebal.Terjadinya
pembesaran dan penebalan inimenyebabkan aliran darah yang masuk ke dalam sendi
menjaditerhambat. Keadaan seperti ini akan mengakibatkan terjadinya nekrosis(rusaknya
jaringan sendi), nyeri hebat dan deformitas (perubahan bentuk)(Dipiro et al., 2008).
Sendi yang paling sering terkena rheumatoid arthritis adalah sendi pada tangan,
pergelangan tangan dan kaki.Selain itu, siku, bahu, pinggang,lutut dan pergelangan
kaki.Peradangan kronis dengankurangnya program latihan yang memadai bisa berpengaruh
padahilangnya rentang gerak, pengecilan jaringan otot, kelemahan dan perubahan
bentuk.Keterlibatan tangan dan pergelangan tangan adalah umum pada pasienrheumatoid
arthritis.Keterlibatan tangan dimanifestasikan dengan nyeri,pembengkakan, ketidakstabilan,
dan pengecelan jaringan otot dalam fase kronis.Kesulitanfungsional ditandai dengan

11
Universitas Sumatera Utara

berkurangnya gerakan motorik halus.Perubahan bentuk tangan dapat dilihat dengan
peradangan kronis, perubahan inidapat mengubah mekanisme fungsi tangan dan mengurangi
kekuatanpegangan, hal ini membuat sulit untuk melakukan aktivitas sehari-hari (Dipiro etal.,
2008).
3.4.5 Sendi-sendi Yang Terkena Rheumatoid Arthritis
Beberapa sendi yang sering terkena pada pasien rheumatoidarthritis adalah sebagai
berikut :
a. Tangan dan Pergelangan Tangan
Dampak rheumatoid arthritis pada tangan sangat parah, Padaawal gejala jari menjadi
bengkak, nyeri dan kaku.Radang pada otot yang menyebabkan tungkai atau bagian lain
menekuk sehingga meningkatkan gangguan fungsional.
b. Bahu
Rheumatoid arthritis juga mempengarui bahu.Awal gejala nyeri pada lengan atas yang
terjadi dimalam hari.Sebagiansendi menjadi terganggu dan kaku.Hal ini bisa
mengganggupada saat berpakaian, makan dan di toilet.
c. Siku
Sinovitis pada siku menyebabkan pembengkakan dan pergerakan siku terganggu.Pasien
juga mengalamikesulitan makan jika dikombinasikan dengan bahu, tangan danpergelangan
tangan yang cacat.
d. Kaki
Salah satu manifestasi awal rheumatoid arthritis adalahpembengkakan.Kaki terlihat
menjadi lebih besar yang diakibatkan dari pembengkakan yang menyebabkan rasa sakit.
e. Lutut
Sebagian besar sinovitis dan penumpukan cairan terjadi di lutut.
f. Pinggul

12
Universitas Sumatera Utara

Pinggul jarang terkena pada awal rheumatoid arthritis.
g. Tulang Belakang Pada Leher
Kekakuan dan nyeri di leher pada rheumatoid arthritis bisakarena otot leher (Kumar and
Clark, 2009).

Gambar 1.2 Sendi-sendi Yang Terkena Rheumatoid Artritis
3.4.6 Diagnosa
Pada kasus rheumatoid arthritis gejala cukup bervariasi dan sulitdiprediksi pada setiap
individu.Pendekatan terapi pada awal-awaldiagnosa dapat mengurangi gejala seperti
peradangan sendi, cacat,kerusakan sendi dan kematian.Secara klasik, kabanyakan
pasienmengalami kerusakan sendi tetapi berfluktuasi, disertai dengan tingkatkerusakan sendi
dan gangguan fungsional. Pada usia 10-20 tahun,