Pengaruh Kemandirian Pribadi dan Motivasi Berwirausaha Terhadap Keberhasilan Usaha (Studi Kasus Pada UMKM Kuliner di Jalan Setia Budi Medan)

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kewirausahaan
Menurut Hendro (2011:29) Kewirausahaan adalah padanan kata dari
entrepreneurship dalam bahasa inggris, unternehmer dalam bahasa jerman,
ondernamen dalam bahasa Belanda. Sedangkan di Indonesia diberi nama
kewirausahaan. Kata entrepreneur berasal dari bahasa Perancis, yaitu entreprende

yang berarti petualang. Pengambil risiko, kontraktor, pengusaha (orang yang
mengusahakan suatu pekerjaan tertentu), dan pencipta yang menjual hasil
ciptaannya.
Menurut Sari (2014:3) Kewirausahaan merupakan sikap mental dan jiwa
yang selalu aktif atau kreatif berdaya, bercipta, berkarsa dan bersahaja dalam
berusaha dalam rangka meningkatkan pendapatan dalam kegiatan usahanya dan
kiprahnya. Selain itu kewirausahaan adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang
dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses. Inti
dari kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan
berbeda (create new and different) melalui berpikir kreatif dan bertindak inovatif
untuk menciptakan peluang dalam menghadapi tantangan hidup. Pada hakekatnya
kewirausahaan adalah sifat, ciri, dan watak seseorang yang memiliki kemauan
dalam mewujudkan gagasan inovatif ke dalam dunia nyata secara kreatif.

Menurut Suryana (2006:2) Kewirausahaan adalah kemampuan kreatif dan
inovatif yang dijadikan dasar, dan sumber daya untuk mencari peluang menuju
sukses. Tidak sedikit orang dan perusahaan yang berhasil meraih sukses karena

11
Universitas Sumatera Utara

12

memiliki kemampaun kreatif dan inovatif. Proses kreatif dan inovatif tersebut
biasanya diawali dengan munculnya ide-ide dan pemikiran-pemikiran untuk
menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda. Kewirausahaan mempelajari tentang
nilai, kemampuan, dan prilaku seseorang dalam berkreasi dan berinovasi, oleh
sebab itu objek study kewirausahaan adalah nilai-nilai dan kemampuan (ability)
seseorang yang diwujudkan dalam bentuk prilaku. Dengan sendirinya kreativitas
dan inovasi merupakan suatu hal yang esensial bagi setiap pelaku dalam
kewirausahaan di mana setiap proses perkembangan usaha mulai dari tahap awal
sampai pada tahap penurunan dibutuhkan pemikiran kreatif dan inovatif terhadap
produk yang dihasilkan. Tujuannya agar suatu usaha dapat terus menghasilkan
keuntungan sehingga dapat bersaing dengan mengikuti selera pasar (konsumen)

untuk perkembangan suatu usaha terutama di bidang usaha kecil dan menengah
yang mempunyai kapital kecil. Oleh karena itu, wirausaha memerlukan ide-ide
kreatif dan inovatif agar dapat efisien dan efektif dalam setiap tahapan.

Universitas Sumatera Utara

13

Tabel 2.1
Karakteristik dan watak Kewirausahaan
KARAKTERISTIK
WATAK
1. Percaya diri dan Optimis

2.

3.
4.

5.

6.

Memiliki kepercayaan diri yang
kuat, ketidaktergantungan terhadap
orang lain.
Berorientasi pada tugas Kebutuhan
untuk
berprestasi,
dan hasil
berorientasi
laba,
mempunyai
dorongan kuat, energik, tekun dan
tabah, tekad kerja keras serta
inisiatif.
Berani mengambil risiko Mampu mengambil risiko yang
wajar
dan menyukai tantangan
Berjiwa kepemimpinan, mudah
Kepemimpinan

beradaptasi dengan orang lain, dan
terbuka terhadap saran serta kritik.
Keorisinilan
Inovatif, kreatif, dan fleksibel.
Berorientasi masa depan
Memiliki visi dan perspektif
terhadap masa depan.

Sumber: (Suryana, 2006:24)

Menurut Hendro (2011:45), Ada beberapa ciri-ciri utama yang biasanya
ada di dalam diri seorang entrepreneur yang sukses, yaitu:
1.

Mempunyai mimpi-mimpi yang realistis dan tinggi, yang mampu
diubah menjadi cita-cita yang harus dicapai.

2.

Mempunyai empat karakter dasar kekuatan emosional yang saling

mendukung untuk sukses yaitu keteguhan hati, ulet, mampu
menaklukkan ketakutannya sendiri, dan pantang menyerah.

3.

Menyukai tantangan dan tidak pernah puas dengan apa yang didapat
(high achiever ).

4.

Mempunyai ambisi dan motivasi yang kuat (motivator).

Universitas Sumatera Utara

14

5.

Memiliki keyakinan yang kuat akan kemampuannya bahwa “dia bisa”
(power of mind)


6.

Seorang yang visioner dan mempunyai daya kreativitas yang tinggi.

7.

Risk Manager, not just risk taker.

8.

Memiliki strong emotional attachment (kekuatan emosional).

9.

Seorang problem solver .

10. Mampu menjual dan memasarkan produknya (seller ).
11. Ia mudah bosan dan terkesan orang yang sulit diatur.
12. Seorang kreatur ulung.


2.2 Kemandirian Pribadi
Kemandirian

berasal

dari

kata

“mandiri”.

Mandiri

yaitu

tidak

mengandalkan dan bergantung pada orang lain atau keluarga. Dimana
kemandirian merupakan sikap mutlak yang harus dimiliki oleh seorang

wirausahawan.
Menurut Steinberg (2002:287), kemandirian pribadi adalah kemampuan
individu dalam bertingkah laku, merasakan sesuatu, dan mengambil keputusan
berdasarkan kehendaknya sendiri. Mandiri merupakan salah satu ciri utama
kepribadian yang dimiliki oleh seseorang yang telah dewasa dan matang.
Menurut Ranto (2007:22), kemandirian pribadi adalah kemampuan untuk
mengandalkan diri sendiri dalam upaya untuk menciptakan lapangan kerja baru
tanpa harus bergantung dengan orang lain, mulai dari menciptakan ide,
menetapkan tujuan, sampai pada pencapaian kepuasan.

Universitas Sumatera Utara

15

Menurut Suryana (2006:34), kemandirian pribadi adalah orang yang tidak
suka mengandalkan orang lain, namun justru mengoptimalkan segala daya dan
upaya yang dimilikinya sendiri.
Menurut Alwisol (2009:7), kemandirian adalah seseorang secara
keseluruhan, individual, unik, usaha mencapai tujuan, kemampuannya bertahan
dan membuka diri, kemampuan memperoleh pengalaman.

Menurut Vamer dan Beamer dalam Ranto (2007:22), kemandirian pribadi
adalah kepemilikan sebuah nilai dalam diri seseorang yang mengarah pada
kedewasaan, sehingga dia mampu menghadapi persaingan. Persaingan inilah yang
dapat memberikan semangat untuk mencapai keberhasilan usaha. Jadi, individu
yang mandiri adalah individu yang mampu mengelola dirinya sendiri. Secara
singkat dapat disimpulkan bahwa kemandirian mengandung pengertian:
a. Suatu keadaan dimana seseorang yang memiliki hasrat bersaing untuk
maju demi kebaikan dirinya.
b. Mampu mengambil keputusan dan inisiatif untuk mengatasi masalah yang
dihadapi.
c. Memiliki kepercayaan diri dalam mengerjakan tugas-tugasnya.
d. Bertanggung jawab terhadap apa yang dilakukannya.
e. Kemandirian merupakan suatu proses mulai dari menciptakan ide,
membuat rencana, mencari sumber sampai dengan memperoleh hasil yang
memuaskan.

Universitas Sumatera Utara

16


Pada prinsipnya seorang wirausahawan harus memiliki sikap mandiri dalam
memenuhi kegiatan usahanya. Menjadi individu yang mandiri, berarti seseorang
dalam mengisi kehidupannya perlu memiliki kemampuan untuk dapat berdiri
sendiri dalam arti mampu mengatasi permasalahan yang dihadapinya, bisa bekerja
team work dengan orang lain tapi juga tanpa harus menggantungkan keterlibatan

orang lain.
Kemandirian merupakan proses kematangan baik dalam berpikir ataupun
bertindak. Kematangan inilah yang mendorong seseorang untuk meraih prestasi
demi prestasi. Agar kemandirian ini dapat terbentuk di dalam diri individu dengan
sempurna maka harus didukung dengan kepedulian terhadap orang lain dan
lingkungan sekitarnya dengan menerima kritik dan saran dari orang lain. Seorang
wirausaha dituntut untuk memiliki sikap kemandirian. Sikap ini dapat mendorong
wirausaha dalam mencapai tujuannya di dalam berusaha. Wirausaha yang mandiri
tentu memiliki pemikiran yang mandiri pula.
2.2.1 Faktor-Faktor Yang Dapat Dimiliki Dalam Kemandirian
Menurut Suryana (2006:34), faktor -faktor yang dapat dimiliki
dalam kemandirian sebagai berikut :
a. Berani menghadapi risiko.
Menjadi wirausahawan harus selalu berani mengahadapi risiko. Semakin

besar risiko yang dihadapinya, maka semakin besar pula kemungkinan dan
kesempatan untuk meraih keuntungan yang lebih besar. Sebaliknya,
semakin

kurang

berani

menghadapi

risiko,

maka

kemungkinan

keberhasilan semakin sedikit. Tentu saja, risiko-risiko ini sudah harus

Universitas Sumatera Utara

17

diperhitungkan terlebih dahulu. Berani menghadapi risiko yang telah
diperhitungkan sebelumnya merupakan kunci awal dalam berusaha karena
hasil yang akan dicapai akan proporsional dengan risiko yang akan
diambil. Risiko yang diperhitungkan dengan baik akan lebih banyak
memberikan kemungkinan berhasil lebih tinggi.
b. Selalu Mencari Peluang
Mencari peluang tidak berarti peluang sudah ada, tetapi wirausahawan
harus menciptakan sendiri peluang, yaitu dengan menciptakan sesuatu
yang baru dan berbeda, dan sesuatu yang lebih bermanfaat serta mudah
digunakan. Wirausahawan sejati mampu melihat sesuatu dalam persperktif
atau dimensi yang berlainan pada sewaktu-waktu. Bahkan, iya juga harus
mampu melakukan beberapa hal sekaligus dalam satu waktu. Kemampuan
inilah yang membuatnya piawai dalam menangani berbagai persoalan
yang dihadapi oleh perusahaan. Semakin tinggi kemampuan wirausahawan
dalam mengerjakan berbagai tugas sekaligus, semakin besar pula
kemungkinan untuk mengelolah peluang menjadi sumber daya produktif.
c.

Memiliki Jiwa Kepemimpinan

Untuk dapat mampu menggunakan waktu dan tenaga orang lain mengelola
dan mengembangkan bisnisnya, seorang wirausaha harus memiliki
kemampuan dan semangat untuk mengembangkan orang-orang di
sekelilingnya. Jiwa kepemimpinan, sebagai faktor yang penting untuk

Universitas Sumatera Utara

18

dapat mempengaruhi kinerja orang lain, memberikan sinergi yang kuat
demi tercapainya suatu tujuan.
d. Memiliki Kemampuan Manajerial
Kemampuan manajerial seseorang dapat dilihat dari tiga kemampuan,
yaitu: kemampuan teknik, kemmapuan pribadi, dan kemampuan
emosional. Seorang wirausaha yang cerdas harus mampu menggunakan
tenaga dan waktu orang lain untuk mencapai impiannya.
e.

Memiliki Kemampuan Personal

Semua orang yang berkeinginan untuk menjadi seorang wirausaha harus
memperkaya diri dengan berbagai keterampilan personal.
2.2.2 Dimensi Kemandirian Pribadi
Menurut Steinberg (2002:289)

kemandirian pribadi

memiliki tiga

dimensi,yaitu:
a. Kemandirian emosi (emotional autonomy)
Kemandirian emosi adalah kemampuan untuk tidak tergantung terhadap
dukungan emosional orang lain terutama orang tua. Kemandirian
emosional menunjuk kepada pengertian yang dikembangkan mengenai
individuasi dan melepaskan diri atas ketergantungan dalam pemenuhan
kebutuhan-kebutuhan dasar. Kemandirian emosi dapat berkembang
dengan sangat baik dibawah kondisi yang mendorong kedekatan emosi
dan individuasi. kemandirian emosional berkembang lebih dulu sebagai
dasar perkembangan kemandirian karena kemandirian tingkah laku dan
kemandirian nilai mensyaratkan kemandirian emosional yang cukup.

Universitas Sumatera Utara

19

Dengan demikian kemandirian emosional adalah seberapa besar
ketidakbergantungan individu terhadap dukungan emosional orang lain
yang dapat berkembang dalam kondisi yang mendorong kedekatan emosi
dan individuasi.
b. Kemandirian tingkah laku (behavioral autonomy)
kemandirian tingkah laku adalah merupakan kapasitas individu dalam
menentukan pilihan dan mengambil keputusan. Kemandirian tingkah laku
menunjuk kepada kemampuan seseorang melakukan aktivitas, sebagai
manifestasi dan berfungsinya kebebasan dengan jelas, menyangkut
peraturan-peraturan yang wajar mengenai perilaku dan pengambilan
keputusan dari seseorang.
Kemandirian tingkah laku mencakup kemampuan untuk meminta
pendapat orang lain jika diperlukan, menimbang berbagai pilihan yang ada
dan pada akhirnya mampu mengambil kesimpulan untuk suatu keputusan
yang dapat dipertanggungjawabkan, tetapi bukan berarti lepas dari
pengaruh orang lain. Ada tiga karakteristik seseorang yang memiliki
kemandirian tingkah laku, yaitu mampu mengambil keputusan, tidak
terpengaruh oleh pihak lain, dan memiliki rasa percaya diri.

Dapat

disimpulkan bahwa kemandirian tingkah laku adalah kemampuan individu
dalam menentukan pilihan dan mampu mengambil keputusan untuk
pengelolaan dirinya tanpa pengaruh pihak lain dengan rasa percaya diri.

Universitas Sumatera Utara

20

c. Kemandirian nilai (values autonomy)
kemandirian nilai adalah kemampuan individu menolak tekanan untuk
mengikuti tuntutan orang lain tentang keyakinan (belief) dalam bidang
nilai. Kemandirian nilai menunjuk kepada suatu pengertian mengenai
kemampuan seseorang untuk mengambil keputusan-keputusan dan
menetapkan pilihan yang lebih berpegang atas dasar prinsip-prinsip dari
orang lain. Dengan kata lain bahwa kemandirian nilai menggambarkan
kemampuan untuk mendukung atau menolak tekanan, permintaan maupun
ajakan orang lain; dalam arti memiliki seperangkat prinsip tentang benar
atau salah, tentang apa yang penting dan tidak penting.
Perkembangan kemandirian nilai mensyaratkan perkembangan
kebebasan emosi dan tingkah laku yang memadai. Dapat dilihat bahwa
kemandirian nilai adalah kemampuan individu untuk menolak tekanan
atau tuntutan orang lain yang berkaitan dengan keyakinan dalam bidang
nilai. Dengan demikian individu memiliki seperangkat prinsip tentang
benar atau salah serta penting dan tidak penting dalam memandang sesuatu
dilihat dari sisi nilai.

Universitas Sumatera Utara

21

2.3 Motivasi Berwirausaha
Maslow (dalam Sisilia, 2011:3) berpendapat bahwa hirarki kebutuhan
manusia dapat dipakai untuk melukiskan dan meramalkan motivasinya. Motivasi
didasarkan pada dua asumsi. Pertama, kebutuhan seseorang tergantung dari apa
yang telah dipunyainya, dan kedua, kebutuhan merupakan hirarki dilihat dari
pentingnya.

Menurutnya ada lima kategori

kebutuhan manusia,

yaitu:

physiological needs (kebutuhan fisiologis), safety (keamanan), social (social),
esteem (penghargaan), dan self-actualization (perwujudan diri).

Stevenson (dalam Sisilia, 2011:3) mendefinisikan motivasi sebagai
insentif, dorongan, atau stimulus untuk bertindak dimana motivai adalah semua
hal verbal, fisik, atau psikologis yang membuat seseorang melakukan sesuatu
sebagai respon.
Venesaar (2006:104) mendefinisikan motivasi berwirausaha sebagai
sesuatu yang melatarbelakangi atau mendorong seseorang melakukan aktivitas
dan memberi energi yang mengarah pada pencapaian kebutuhan, memberi
kepuasan ataupun mengurangi ketidakseimbangan dengan membuka suatu usaha
atau bisnis.
Sisilia (2011:3) mendefinisikan motivasi berwirausaha sebagai sesuatu
yang melatarbelakangi atau mendorong seseorang melakukan aktivitas dan
memberi energi yang mengarah pada pencapaian kebutuhan, memberi kepuasan
ataupun mengurangi ketidakseimbangan dengan membuka suatu usaha atau
bisnis.

Universitas Sumatera Utara

22

McClelland (dalam Sisilia, 2011:4) menjelaskan bahwa seorang wirausaha
melakukan kegiatan usaha didorong oleh kebutuhan untuk berprestasi,
berhubungan dengan orang lain dan untuk mendapatkan kekuasaan baik secara
financial maupun secara social. Wirausaha melakukan kegiatan usaha dimotivasi
oleh:
1. Motif berprestasi (need for achievement)
Orang melakukan kegiatan kewirausahaan didorong oleh keinginan
mendapatkan prestasi dan pengakuan dari keluarga maupun masyarakat.
2. Motif berafiliasi (need for affiliation)
Orang melakukan kegiatan kewirausahaan didorong oleh keinginan untuk
berhubungan dengan orang lain secara sosial kemasyarakatan.
3. Motif kekuasaan (need for power)
Orang yang melakukan kegiatan kewirausahaan didorong oleh keinginan
mendapatkan kekuasaan atas sumberdaya yang ada. Peningkatan
kekayaan, penguasaan pasar sering menjadi pendorong utama wirausaha
melakukan kegiatan usaha.
Motivasi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan
usaha karena motivasi utama seseorang untuk menjadi seorang entrepreneur be
their own bosses (Hutagalung dkk, 2010). Motivasi merupakan satu penggerak

dari dalam hati seseorang untuk melakukan atau mencapai sesuatu tujuan.
Motivasi juga bisa dikatakan sebagai rencana atau keinginan untuk menuju
kesuksesan dan menghindari kegagalan.

Universitas Sumatera Utara

23

Menurut Rasmulia (2014:225), Manusia hidup harus berusaha dalam
meraih segala impian dan harapannya. Meskipun ketika sudah berusaha ada dua
kemungkinan berhasil atau kemungkinan gagal. Kita harus siap mengantisipasinya
sehingga bisa melakukan tindakan cepat dan tepat. Kalau berhasil tidak
menimbulkan kelabilan jiwa, sementara kalau gagal agar tidak mengakibatkan
keputusasaan berwirausaha. Dalam memaksimalkan potensi dibutuhkan motivasi
yang tinggi. Seberapa besar potensi yang dimiliki seorang wirausaha kalau tidak
memiliki motivasi, potensi yang tinggi itu tidak ada apa-apanya. Dengan motivasi
segala sesuatu yang tidak mungkin bisa menjadi mungkin. Karena motivasi bisa
menggerakkan fisik yang lemah, motivasi bisa mengubah dari fasilitas yang tidak
ada sekali menjadi fasilitas yang serba ada. Motivasilah penggerak sejati seorang
wirausaha. Dan rata-rata pengusaha yang sukses adalah pengusaha yang memiliki
motivasi dan tidak pernah kering motivasi untuk bangkit.
Ketika seseorang sudah memiliki motivasi yang tinggi maka akan timbul
beberapa efek positif untuk dirinya ketika bekerja, atau ketika menjadi seorang
wirausaha, diantaranya:
1. Kerja Keras
Motivasi bisa mengubah seseorang yang tadinya pemalas menjadi pekerja
keras yang ulet, tekun, dan rajin. Kerja keras merupakan syarat dan modal
dasar jika ingin meraih keberhasilan.

Universitas Sumatera Utara

24

2. Tidak pernah menyerah
Memiliki semangat tinggi, mau berjuang dan pantang mundur. Orangorang yang gigih dalam menghadapi usaha dan tantangan, biasanya akan
memperoleh keberhasilan.
3. Memiliki komitmen yang kuat
Komitemen terhadap usaha artinya lebih dari sekadar keanggotaan formal,
karena meliputi sikap menyukai usahanya dan kesediaan untuk
mengusahakan tingkat upaya yang tinggi bagi usaha demi pencapaian
tujuan.
Motivasi berwirausaha dapat juga diartikan sebagai kekuatan (energi)
seseorang yang dapat menimbulkan tingkat persistensi dan entusiasmenya dalam
melaksanakan suatu usaha, baik yang bersumber dari dalam diri individu itu
sendiri (motivasi intrinsik) maupun dari luar individu (motivasi ekstrinsik).
Seberapa kuat motivasi yang dimiliki individu akan banyak menentukan terhadap
kualitas perilaku yang ditampilkannya, baik dalam konteks berwirausaha, bekerja
maupun dalam kehidupan lainnya.

Universitas Sumatera Utara

25

2.3.1 Dimensi Motivasi Berwirausaha
Venesaar (2006:104) menjelaskan bahwa motivasi seseorang menjadi
wirausaha dibagi dalam tiga dimensi, yaitu Ambition for freedom (Ambisi
kemandirian),

Self-realisation

(Realisasi

diri),

Pushing

Factors

(Faktor

Pendorong). Berikut dimensi motivasi beserta indikatornya:
1. Ambition for freedom (Ambisi kemandirian)
a. Aktivitas lebih bebas
b. Memiliki usaha sendiri
c. Menjadi lebih dihormati
d. Terdepan dalam menerapkan ide baru
e. Mengembangkan hobi dalam bisnis
2. Self-realisation (realisasi diri)
a. Memperoleh posisi yang lebih baik di masyarakat
b. Merasakan tantangan
c. Memotivasi dan memimpin orang lain
d. Melanjutkan tradisi keluarga
e. Mengimplementasikan ide atau berinovasi
f. Mengikuti orang lain
3. Pushing factors (faktor pendorong)

a. Kehilangan pekerjaan
b. Memperoleh pendapatan yang lebih baik
c. Tidak puass dengan pekerjaan.

Universitas Sumatera Utara

26

2.4 Keberhasilan Usaha
Noor (2007:397) mengemukakan bahwa keberhasilan usaha pada
hakikatnya adalah keberhasilan dari bisnis mencapai tujuannya, suatu bisnis
dikatakan berhasil bila mendapat laba, karena laba adalah tujuan dari seseorang
melakukan bisnis.
Menurut Ranto (2007: 20) keberhasilan berwiraswasta tidaklah identik
dengan seberapa berhasil seseorang mengumpulkan uang atau harta serta menjadi
kaya, karena kekayaan bisa diperoleh dengan berbagai cara sehingga
menghasilkan nilai tambah.
Keberhasilan usaha juga dapat diartikan sebagai hasil pencapaian
maksimal dari kegiatan usaha dimana keberhasilan secara nyata dari para
wirausaha adalah materi yang semakin meningkat. Dewasa ini banyak orang yang
mendirikan usaha baru baik itu usaha besar ataupun kecil. Dalam menjalankan
kegiatan usahanya tersebut, ada orang yang mampu bertahan bertahun-tahun
bahkan ada orang yang hanya bertahan dalam sesaat saja. Penyebab utama yang
menjadikan seseorang mampu bertahan dalam menjalankan usahanya itu bukanlah
karena modal uang yang besar, tetapi tergantung pada orang yang membuat usaha
itu terjadi, artinya bahwa wirausaha itu sadar dan tahu usaha apa yang sedang
dikelolanya, sehingga dia tahu apa yang seharusnya dilakukan terhadap usahanya
itu

dan

wirausaha

memiliki

semangat

dan

pantang

menyerah

dalam

menjalankannya.
Keberhasilan suatu usaha tidak mungkin diraih begitu saja, tetapi
keberhasilan usaha dapat dilihat dari diri wirausahawannya itu sendiri, karena

Universitas Sumatera Utara

27

keberhasilan disebabkan oleh wirausahawan memiliki otak yang cerdas, kreatif
memiliki rasa ingin tahu, mengikuti perkembangan teknologi dan dapat
menerapkannya secara produktif atau secara tepat.
Menurut Suryana (2006:25), Wirausaha selalu berkomitmen dalam
melakukan tugasnya hingga memperoleh hasil yang diharapkannya. Ia tidak
setengah-setengah dalam melakukan pekerjaannya, karena itu ia selalu tekun, ulet,
dan pantang menyerah. Tindakannya tidak didasari oleh spekulasi, melainkan
perhitungan yang matang. Oleh sebab itu, wirausaha selalu berani mengambil
risiko yang moderat, artinya risiko yang diambil tidak terlalu tingggi dan tidak
terlalu rendah. Keberanian menghadapi risiko yang didukung oleh komitmen yang
kuat mendorong wirausaha untuk terus berjuang mencari peluang hingga
memperoleh hasil. Hasil-hasil itu harus nyata/jelas dan objektif serta merupakan
umpan balik bagi kelancaran kegiatannya. Dengan semangat optimisme yang
tinggi karena mendapatkan hasil yang diharapkannya, maka uang selalu dikelola
secara proaktif dan dipandang sebagai sumber daya, bukan tujuan akhir.
Menurut Suryana (2006:26) Keberhasilan atau kegagalan wirausaha
dipengaruhi oleh sifat dan kepribadiannya. Ciri kewirausahaan dalam hal ini yaitu,
memiliki keinginan yang kuat untuk berdiri sendiri, memiliki kemauan untuk
mengambil risiko, memiliki kemampuan untuk belajar dari pengalaman, mampu
memotivasi terhadap diri sendiri, memiliki semangat untuk bersaing, memiliki
orientasi untuk kerja keras, memiliki kepercayaan diri yang besar, memiliki
dorongan untuk berprestasi , tingkat energi yang tinggi, tegas, yakin terhadap
kemampuan diri yang besar merupakan salah satu ukuran untuk memperoleh

Universitas Sumatera Utara

28

hasil. Ukuran lainnya, ialah mempunyai dorongan (motivasi) yang kuat untuk
terus berjuang mencari peluang hingga memperoleh hasil.
Menurut Hendro (2011:47), Faktor keberhasilan usaha seorang wirausaha
bukan hanya dilihat dari seberapa keras ia bekerja, tetapi seberapa cerdas ia
melakukan dan merencanakan strateginya serta mewujudkannya. Jadi, lebih baik
menjadi wirausahawan yang cerdas (smart). Yang dimaksud dengan smart bagi
wirausaha yaitu:
1. Strategic thinker : Seorang wirausaha juga adalah seorang strategic
planner yang handal. Tidak hanya dengan menggunakan otot tetapi

juga menggunakan otak.
2. Motivator : Bagi dirinya, bila mengalami kegagalan ia akan selalu
bangkit dari kegagalan (pantang menyerah) serta menjadi motivator
bagi tim dan karyawannya.
3. Ambitious : Seorang Wirausaha harus memiliki ambisi, tentu saja
ambisi yang positif dan tepat.
4. Risk Manager : Seorang wirausahawan tidak hanya sekadar risk taker
tetapi juga seorang risk manager bagi dirinya dan usahanya. Risk
manager berarti tidak gegabah, tidak terburu-buru, cermat, dan jeli

membaca risiko dan peluang.
5. Totality : Dalam mengerjakan tugas-tugas dan membangun usahanya,
seorang

wirausahawan

pantang

mundur

ke

belakang/pantang

menyerah.

Universitas Sumatera Utara

29

2.4.1 Faktor Penyebab Keberhasilan Usaha
Menurut Suryana (2016:67), Keberhasilan seseorang wirausaha ditentukan
oleh beberapa faktor, yaitu:
a. Kemampuan dan kemauan
Orang yang tidak memiliki kemampuan tetapi banyak kemauan dan
orang yang memiliki kemauan tetapi tidak memiliki kemampuan,
keduanya tidak akan menjadi wirausaha yang sukses.
b. Tekad yang kuat dan kerja keras
Orang yang tidak memiliki tekad yang kuat tetapi tidak mau bekerja
keras dan orang yang suka bekerja keras tetapi tidak memiliki tekad
yang kuat, keduanya tidak akan menjadi wirausaha yang sukses.
c. Mengenal peluang
Mengenal peluang yang ada dan berusaha meraihnya ketika ada
kesempatan.
2.4.2 Dimensi Keberhasilan Usaha
Beberapa dimensi keberhasilan usaha menurut Noor (2007:397) adalah
sebagai berikut :
1. (Laba/Profitability)
Laba merupakan tujuan utama dari bisnis. Laba usaha adalah selisih
antara pendapatan dengan biaya.
2. Produktivitas
Besar kecilnya produktivitas suatu usaha akan menentukan besar kecilnya
produksi. Hal ini akan mempengaruhi besar kecilnya penjualan dan pada

Universitas Sumatera Utara

30

akhirnya menentukan besar kecilnya pendapatan, sehingga mempengaruhi
besar kecilnya laba yang diperoleh.
3. Daya Saing
Daya saing adalah kemampuan atau ketangguhan dalam bersaing untuk
merebut perhatian dan loyalitas konsumen. Suatu bisnis dapat dikatakan
berhasil, bila dapat mengalahkan pesaing atau paling tidak masih bisa
bertahan menghadapi pesaing.
4. Kompetensi dan Etika Usaha
Kompetensi merupakan akumulasi dari pengetahuan, hasil penelitian, dan
pengalaman secara kuantitatif maupun kualitatif dalam

bidangnya

sehingga dapat menghasilkan inovasi sesuai dengan tuntutan zaman.
5. Terbangunnya citra baik
Citra baik perusahaan terbagi menjadi dua yaitu, trust internal dan trust
external. Trust internal adalah amanah atau trust dari segenap orang yang

ada dalam perusahaan. Sedangkan trust external adalah timbulnya rasa
amanah atau percaya dari segenap stakeholder perusahaan, baik itu
konsumen, pemasok, pemerintah, maupun masyarakat luas, bahkan juga
pesaing.

Universitas Sumatera Utara

31

2.5 Penelitian Terdahulu
Tabel 2.2
Tinjauan Penelitian Terdahulu
Nama
Peneliti
Muthalib
dan Yulianti
(2015)

Judul
Penelitian
The Effect of
Entrepreneurial
Motivation on
Bussines
Performance in
the
Culinary
Industrial
Sector)

Ayu Sabena
(2015)

Pengaruh
Keterampilan
Keterampilan
Berwirausaha (X)
Berwirausaha
Keberhasilan Usaha (Y)
terhadap
Keberhasilan
Usaha
pada
Doorsmer
Sabena

Hasil
penelitian
menunjukkan
bahwa
terdapat
pengaruh
positif dan signifikan
keterampilan
berwirausaha terhadap
keberhasilan usaha.

Entrepreneur
terhadap kinerja
UKM di Kota
Medan

Hasil
penelitian
menunjukkan
bahwa
bahwa
entrepreneur
berpengaruh
secara
signifikan
terhadap
kinerja UKM.

Maya Sari
(2014)

Rina
Wahyuni
Daulay dan
Frida
Ramadini
(2012)

Etikasi diri dan
Motivasi
terhadap
Keberhasilan
Usaha
pada
Usaha
Foto
Copy

Variabel Penelitian
Entrepreneurial
Motivation (X)
Bussines Performance
(Y)

Entrepreneur (X)
Kinerja UKM (Y)

Efikasi Diri (X1)
Motivasi (X2)
Keberhasilan Usaha
(Y)

Hasil Penelitian
Entrepreneurial
motivation positive and
significant effect on the
business performance of
the culinary industrial
in
kendari,
this
indicates that the better
entrepreneurial
motivation of owned
business
culinary
industrial, the better the
performance
of
its
business

Faktor Efikasi diri dan
Motivasi
serentak
mempengaruhi
keberhasilan
usaha,
variabel efikasi diri
berpengaruh positif dan
signifikan
terhadap
keberhasilan
usaha.
Variabel
Motivasi

Universitas Sumatera Utara

32

berpengaruh
negatif
dan signifikan terhadap
keberhasilan usaha.
Yahya
Uswaturrasu
l dan
Kristina
Sisilia
(2011)

Analisis Minat
dan
Motivasi Minat berwirausaha
Berwirausaha
Motivasi berwirausaha
Mahasiswa
(studi
pada
program studi
administrasi
bisnis Telkom
university
angkatan 2011)

Mahasiswa
prodi
administrasi
bisnis
Telkom university 2011
secara
keseluruhan
sudah berminat untuk
berwirausaha
sebesar
95,4% dan 4,6% yang
belum berminat.

Raisand
Nurmansyah
Putra
(2011)

Hubungan
Kemandirian
Kemandirian (X)
dengan Intensi
Intensi Berwirausaha
Berwirausaha
(Y)
pada
Mahasiswa
Universitas
Brawijaya
Malang

Hasil
penelitian
menunjukkan
bahwa
kemandirian
berpengaruh positif dan
signifikan
terhadap
intensi berwirausaha.

Khairani
(2010)

Pengaruh
Pengetahuan
Kewirausahaan
dan
Kemandirian
Pribadi terhadap
Kinerja Usaha
(Studi
Kasus
pada Pengusaha
Depot
Air
Minum
Isi
Ulang di Jalan
Veteran
Kec.
Labuhan Deli
Kab.Deli
Serdang

Pengetahuan
Kewirausahaan (X1)
Kemandirian
Pribadi (X2)
Kinerja Usaha (Y)

Hasil
penelitian
menunjukkan
bahwa
pengetahuan
kewirausahaan
dan
kemandirian
pribadi
mempengaruhi kinerja
usaha.
Variabel
Pengetahuan
Kewirausahaan
tidak
berpengaruh
positif
terhadap kinerja usaha
namun
variabel
kemandirian
pribadi
memiliki
pengaruh
positif terhadap kinerja
usaha.

Sumber: Muthalib (2015), Ayu(2015), Maya (2014), Rina (2012), Sisilia (2011), Putra
(2011), Khairani (2010)

Universitas Sumatera Utara

33

2.6 Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual merupakan sintesa tentang hubungan antara variabel
yang disusun dari berbagai teori yang telah dideskripsikan (Sugiyono, 2005),
dengan demikian dalam rangka penelitian ini dikemukakan variabel yang akan
diteliti yaitu Kemandirian Pribadi dan Motivasi Berwirausaha sebagai variabel
bebas dan Keberhasilan Usaha sebagai variabel terikat.
Menurut Steinberg (2002:287), kemandirian pribadi adalah kemampuan
individu dalam bertingkah laku, merasakan sesuatu, dan mengambil keputusan
berdasarkan kehendaknya sendiri. Mandiri merupakan salah satu ciri utama
kepribadian yang dimiliki oleh seseorang yang telah dewasa dan matang.
Kemandirian terbagi menjadi tiga dimensi yaitu kemandirian emosi,
kemandirian tingkah laku, dan kemandirian nilai. Individu yang mandiri secara
perilaku memiliki kemampuan untuk membuat suatu keputusan sendiri dan dapat
melaksanakan keputusannya tersebut. Individu yang mandiri juga memiliki
seperangkat prinsip tentang benar dan salah serta penting dan tidak penting dalam
memandang sesuatu yang dilihat dari sisi nilai. Kemandirian pribadi adalah
kekuatan diri dalam upaya untuk menciptakan lapangan pekerjaan baru tanpa
harus bergantung kepada orang lain, mulai dari menciptakan ide, menetapkan
tujuan, sampai pada pencapaian kepuasan (Ranto, 2007:24). Dengan adanya
kemandirian pribadi berpengaruh terhadap keberhasilan usaha dikarenakan
dengan kemandirian pribadi seseorang wirausaha dapat selalu memiliki ide untuk
usaha dan sesuatu yang kreatif dan inovatif untuk mencapai keberhasilan usaha.

Universitas Sumatera Utara

34

Venesaar (2006:104) mendefinisikan motivasi berwirausaha sebagai
sesuatu yang melatarbelakangi atau mendorong seseorang melakukan aktivitas
dan memberi energi yang mengarah pada pencapaian kebutuhan, memberi
kepuasan ataupun mengurangi ketidakseimbangan dengan membuka suatu usaha
atau bisnis. Dengan kata lain bahwa dengan adanya motivasi berwirausaha adalah
pendorong suatu usaha yang mempengaruhi tingkah laku seseorang agar ia
tergerak untuk melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu.
Menurut McClelland pada

Ranto (2007:20), menyatakan bahwa motivasi

yang tinggi adalah motif yang mendorong individu dalam mencapai sukses dan
bertujuan untuk berhasil. Motivasi Berwirausaha adalah suatu pembentukan
perilaku yang ditandai oleh bentuk-bentuk aktivitas atau kegiatan melalui proses
psikologis, baik yang dipengaruhi oleh faktor intrinsik maupun ekstrinsik, yang
dapat mengarahkannya dalam mencapai apa yang diinginkannya.
Menurut Ranto (2007:20) keberhasilan berwirausaha tidaklah identik dengan
seberapa berhasil seseorang mengumpulkan uang atau harta serta menjadi kaya,
karena kekayaan bisa diperoleh dengan berbagai cara sehingga menghasilkan nilai
tambah. Berusaha lebih dilihat dari bagaimana seseorang bisa membentuk,
mendirikan, serta menjalankan usaha dari sesuatu yang tadinya tidak berbentuk,
tidak berjalan, atau mungkin tidak ada sama sekali. Seberapa pun kecilnya ukuran
suatu usaha jika dimulai dari nol dan berjalan dengan baik maka nilainya jelas
lebih berharga.

Universitas Sumatera Utara

35

Menurut Suparman pada buku Riani (2006:14), wirausaha yang sukses
memiliki: sikap mental positif, daya pikir kreatif, inovatif, motivasi yang tinggi
dan kemampuan mengambil resiko. Yang diharapkan dapat mempengaruhi
keberhasilan usaha yang dijalankan dengan memiliki kemandirian serta motivasi
berwirausaha yang tinggi. Dengan adanya kemandirian pribadi dan motivasi
berwirausaha berpengaruh terhadap keberhasilan usaha dikarenakan dengan
memulai suatu usaha diperlukan sikap mandiri dalam diri wirausaha dan motivasi
untuk selalu mendorong wirausaha untuk mencapai keberhasilan.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa semakin seorang
pengusaha memiliki kemandirian pribadi dan memiliki motivasi berwirausaha,
maka ia akan semakin berkualitas dalam menampilkan keberhasilan usaha.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa masing-masing variabel tersebut
(kemandirian pribadi dan motivasi berwirausaha) memiliki pengaruh pada
keberhasilan usaha.

Universitas Sumatera Utara

36

Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang dikemukakan
sebelumnya, maka model kerangka konseptual yang digunakan adalah:

Kemandirian Pribadi (X1)
Keberhasilan
Usaha (Y)
Motivasi Berwirausaha (X2)
Sumber: Steinberg (2002), Venesaar (2006), Ranto (2007)

Gambar 2.1
Kerangka Konseptual
2.7 Hipotesis
Berdasarkan perumusan masalah yang telah diuraikan maka hipotesis yang
diberikan peneliti adalah sebagai berikut ”Kemandirian Pribadi dan Motivasi
Berwirausaha Berpengaruh Positif terhadap Keberhasilan Usaha (Studi Kasus
Pada UMKM kuliner di Jalan Setia Budi Medan)”

Universitas Sumatera Utara