Kajian Keseimbangan Panas untuk Mencegah Heat Stress pada Pekerja dengan Menggunakan Metode Indeks Suhu Bola Basah (ISBB) di PT. Socfin Indonesia

BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1.

Sejarah Perusahaan
PT. Socfin Indonesia (SOCFINDO) berdiri pada tanggal 7 Desember 1930

dengan nama Socfin Medan S.A. Pada tahun 1965, PT. Socfin Indonesia
(SOCFINDO) dialihkan di bawah pengawasan pemerintah Indonesia berdasarkan
peraturan Presiden No. 6 Tahun 1965. Pada tahun 1968, PT. Socfin Indonesia
(SOCFINDO) menjadi perusahaan gabungan antara Plantation Nord Sumatra
S.A.-Belgia (pemilik saham SOCFINDO) dengan pemerintah R.I dengan nama
PT. Socfin Indonesia (SOCFINDO) berdasarkan UU penanaman modal asing No.
01/1967 dengan perbandingan kepemilikan 60% saham Plantation Nord Sumatra
dan 40% saham pemerintah R.I. Pada 13 Desember 2001, telah terjadi perubahan
kepemilikan saham SOCFINDO menjadi 90% saham Plantation Nord Sumatra
dan 10% saham pemerintah R.I. di bawah kementerian BUMN. Namun pada akhir
ini saham PT. Socfin Indonesia (SOCFINDO) 90% milik Belgia.
Kapasitas produksi crumb rubber pada PT. Socfin Indonesia (SOCFINDO) Tanah
Besih terus mengalami perkembangan. Pada tahun 2014, kapasitas produksi

crumb rubber mencapai 720.000 ton / tahun. Pada tahun 2015, setelah pergantian
Tekniker 1, terjadi perkembangan yang cukup signifikan dalam peningkatan
jumlah produksi yaitu dari 720.000 ton / tahun menjadi 900.000 ton / tahun.

Universitas Sumatera Utara

2.2.

Ruang Lingkup Bidang Usaha
PT. Socfin Indonesia Tanah Besih adalah perusahaan yang bergerak di

bidang pengolahan karet SIR 3CV dan SIR 10 dengan jenis produk latex grade
dan lower grade. Hasil produksi karet digunakan oleh perusahan-perusahaan luar
negeri yang bergerak di bidang manufaktur untuk memproduksi produk-produk
yang membutuhkan bahan baku karet.

2.3.

Lokasi Perusahaan
PT. Socfin Indonesia (SOCFINDO) berdasarkan akta pendiriannya


beralamat di Jl. K.L. Yos Sudarso No.106, Medan, merupakan perusahaan
agribisnis yang bergerak di bidang perkebunan kelapa sawit dan karet, serta
produksi benih unggul kelapa sawit.
PT. Socfin Indonesia (SOCFINDO) merupakan salah satu perusahaan
PMA (Penanaman Modal Asing) dengan status joint venture (patungan) yang
beroperasi di Sumatera Utara dan Nanggroe Aceh Darussalam.

2.4.

Daerah Pemasaran
Daerah pemasaran dari hasil produksi perusahaan diekspor seluruhnya ke

luar negeri, yaitu Eropa dan Amerika, khususnya Belgia dan Amerika Serikat.
Pengiriman produk dilakukan dengan menggunakan kapal laut.

Universitas Sumatera Utara

2.5.


Organisasi dan Manajemen

2.5.1.

Struktur Organisasi Manajemen
Secara umum, struktur organisasi di PT. Socfin Indonesia Tanah Besih

memiliki struktur organisasi lini dan fungsional. Alasan dikatakan lini dan
fungsional karena wewenang dari pimpinan tertinggi dilimpahkan kepada kepala
bagian yang mempunyai jabatan fungsional untuk dikerjakan kepada para
pelaksana yang mempunyai keahlian khusus. Struktur organisasi dapat dilihat
pada Gambar 2.1
PENGURUS KEBUN /
ADM

TEKNIKER – I
(KEPALA PABRIK)

TEKNIKER – II
(ASISTEN PABRIK)


PENGOLAHAN/
PACKING

LABORATORIUM

ASISTEN KEBUN/
LAPANGAN

ADMINISTRASI
PABRIK

MESIN INDUK / PLN

BENGKEL UMUM

TRANSPORT

TUKANG KAYU /
KARYAWAN SIPIL


GU D ANG

Keterangan
Hubungan Lini
Hubungan Fungsional

Sumber: PT. Socfin Indonesia Tanah Besih

Gambar 2.1. Struktur Organisasi PT. Socfin Indonesia Tanah Besih

2.5.2.

Pembagian Tugas & Tanggung Jawab
Pembagian

jabatan pada

PT. Socfin Indonesia Tanah Besih dapat


dijabarkan sebagai berikut.
1. Pengurus Kebun
Pengurus kebun adalah pimpinan tertinggi dalam perusahaan mempunyai
tanggung jawab sebagai berikut:

Universitas Sumatera Utara

a. Menentukan garis besar kebijakan umum dan program kerja pabrik dan
kebun.
b. Mengatur dan mengawasi tugas - tugas tiap kepala bagian.
2. Tekniker-I (Kepala Pabrik)
Tekniker-I membawahi Tekniker-II yang merupakan asisten pabrik dan
mempunyai tanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan produksi secara umum.
3. Tekniker-II (Asisten Pabrik)
Tekniker-II membawahi beberapa kepala bagian pada bagian pabrik yang
bertanggung jawab atas kegiatan produksi dan mengawasi keseluruhan proses
produksi.
4. Asisten Kebun / Lapangan
Asisten kebun / lapangan membawahi beberapa kepala bagian pada bagian
kebun yang bertanggung jawab dalam mengawasi kegiatan pengambilan latex

saat panen dan mengawasi seluruh proses yang ada di kebun / lapangan.
5. Pengolahan / Packing
Bagian pengolahan / packing bertanggung jawab dalam melakukan proses
produksi dan packaging. Proses produksi dan packaging meliputi untuk SIR
3CV dan SIR 10.
6. Laboratorium
Bagian laboratorium bertanggung jawab dalam melakukan penngujian mutu
dan pengujian standarisasi pada bahan baku maupun produk.

Universitas Sumatera Utara

7. Administrasi Pabrik
Bagian administrasi pabrik bertanggung jawab dalam pembuatan dokumen
dan mengawasi aliran dokumen pada pabrik seperti penerimaan produksi,
administrasi produksi, pengiriman produk dan sebagainya.
8. Mesin Induk / PLN
Bagian mesin induk / PLN bertanggung jawab dalam melakukan
pengoperasian listrik dan juga air pada pabrik. Bagian mesin induk / PLN juga
bertanggung jawab dalam melakukan pemeliharaan (maintenance) pada mesin
induk.

9. Bengkel Umum
Bagian bengkel umum bertanggung jawab dalam melakukan pemeliharaan
(maintenance) pada pabrik.
10. Transport
Bagian transport bertanggung jawab dalam melakukan pengoperasian dan
pemeliharaan transportasi yang ada pada pabrik maupun kebun.
11. Gudang
Bagian gudang bertanggung jawab pemesanan dan administrasi barangbarang/kebutuhan kebun dan pabrik.
12. Tukang Kayu / Sipil
Tukang kayu bertanggung jawab dalam melakukan pemeliharaan pabrik,
perumahan, dan bangunan pada pabrik maupun kebun.
13. Karyawan
Sebagai operator yang bertugas untuk menjalankan mesin.

Universitas Sumatera Utara

2.5.3.

Jumlah Tenaga Kerja & Jam Kerja


2.5.3.1. Jumlah Tenaga Kerja
Perincian jumlah tenaga kerja di PT. Socfin Indonesia Tanah Besih dapat
dilihat pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1. Perincian Jumlah Tenaga Kerja di PT. Socfin Indonesia Tanah
Besih
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
10

Departemen

Pengurus Kebuun
Tekniker-I
Tekniker-II
Mandor Pengolahan / Packing
Kepala Laboratorium
Administrasi Pabrik
Bagian Mesin Induk / PLN
Bengkel Umum
Transport
Bagian Gudang
Tukang Kayu / Sipil
Karyawan
Total

Jumlah
1
1
2
1
1

5
3
6
3
2
5
160
190

Sumber: PT. Socfin Indonesia Tanah Besih

2.5.3.2. Jam Kerja
Klasifikasi jam kerja di PT. Socfin Indonesia Tanah Besih terbagi dalam
dua kelompok yaitu:
1. Sistem Non Shift
Jam kerja dengan sistem non shift diberlakukan bagi tenaga kerja di bagian
administrasi pabrik. Pembagian jam kerja sistem non shift yang berlaku di PT.
Socfin Indonesia Tanah Besih dapat dilihat pada Tabel 2.2.

Universitas Sumatera Utara

Tabel 2.2. Jam Kerja Sistem Non Shift PT. Socfin Indonesia Tanah Besih
No.
1
2
3
4
5
6

Hari
Senin
Selasa
Rabu
Kamis
Jumat
Sabtu

Jam Kerja Aktif
08:00 - 12:00
08:00 - 12:00
08:00 - 12:00
08:00 - 12:00
08:00 - 12:00
08:00 - 12:00

Istirahat
12:00 - 13:00
12:00 - 13:00
12:00 - 13:00
12:00 - 13:00
12:00 - 14:00
12:00 - 13:00

Jam Kerja Aktif
13:00 - 16:00
13:00 - 16:00
13:00 - 16:00
13:00 - 16:00
14:00 - 15:00
13:00 - 16:00

Sumber: PT. Socfin Indonesia Tanah Besih

2. Sistem Shift
Jam kerja dengan sistem shift diberlakukan bagi tenaga kerja di luar bagian
administrasi pabrik. Pembagian jam kerja sistem shift yang berlaku di PT.
Socfin Tanah Besih dapat dilihat pada Tabel 2.3.
Tabel 2.3. Jam Kerja Sistem Shift PT. Socfin Indonesia Tanah Besih
No.
1
2
3
4
5
6

Hari
Senin
Selasa
Rabu
Kamis
Jumat
Sabtu

Shift 1
00:00 - 08:00
00:00 - 08:00
00:00 - 08:00
00:00 - 08:00
00:00 - 08:00
00:00 - 08:00

Shift 2
08:00 - 16:00
08:00 - 16:00
08:00 - 16:00
08:00 - 16:00
08:00 - 16:00
08:00 - 16:00

Shift 3
16:00 – 24:00
16:00 – 24:00
16:00 – 24:00
16:00 – 24:00
16:00 – 24:00
16:00 – 24:00

Sumber: PT. Socfin Indonesia Tanah Besih

2.6.

Proses Produksi
Proses produksi yang dilakukan perusahaan PT. Socfin Indonesia Tanah

Besih menggunakan teknologi yang memanfaatkan tenaga listrik PLN untuk
menggerakkan sistem permesinan dan bekerja secara otomatis dan untuk
kebutuhan akan sumber air, PT. Socfin Indonesia Tanah Besih menggunakan

Universitas Sumatera Utara

sumur bor untuk memenuhi kebutuhan akan air pada pabrik. Proses produksi yang
dilakukan untuk pengolahan latex grade menjadi SIR 3CV dan lower grade
menjadi SIR 10.

2.6.1.

Bahan yang Digunakan
Bahan-bahan yang digunakan pada proses produksi pengolahan crumb

rubber meliputi bahan baku, bahan penolong, dan bahan tambahan.

2.6.1.1. Bahan Baku
Bahan baku merupakan bahan utama yang digunakan dalam proses
produksi untuk menghasilkan sebuah produk. Bahan baku yang digunakan PT.
Socfin Indonesia Tanah Besih terbagi menjadi 2 jenis, yaitu latex grade dan lower
grade. Latex grade dan lower grade merupakan karet yang dihasilkan dari
perkebunan milik PT. Socfin Indonesia Tanah Besih. Gambar 2.2 menunjukkan
bahan baku latex dan Gambar 2.3 menunjukkan bahan baku lower grade.

Sumber: PT. Socfin Indonesia Tanah Besih

Gambar 2.2. Latex Grade

Universitas Sumatera Utara

Sumber: PT. Socfin Indonesia Tanah Besih

Gambar 2.3. Lower Grade

2.6.1.2. Bahan Tambahan
Bahan tambahan adalah bahan yang digunakan dalam proses produksi
dan berfungsi memberikan nilai tambah pada produk serta merupakan bagian dari
produk akhir. Bahan tambahan yang digunakan antara lain sebagai berikut.
1. Plastik Pembungkus
Plastik pembungkus digunakan sebagai pembungkus crumb rubber yang
sudah jadi ditunjukkan oleh Gambar 2.4.

Sumber: PT. Socfin Indonesia Tanah Besih

Gambar 2.4. Plastik Pembungkus
2. Pallet
Pallet digunakan untuk membatasi produk yang akan dimasukkan ke dalam
panel box ditunjukkan oleh Gambar 2.5.

Universitas Sumatera Utara

Sumber: PT. Socfin Indonesia Tanah Besih

Gambar 2.5. Pallet
3. Panel Box
Panel box merupakan kotak-kotak yang berfungsi sebagai packaging produk
akhir ditunjukkan oleh Gambar 2.6.

Sumber: PT. Socfin Indonesia Tanah Besih

Gambar 2.6. Panel Box

2.6.1.3. Bahan Penolong
Bahan penolong merupakan bahan yang digunakan untuk memperlancar
proses produksi, namun tidak terlihat di bagian akhir produk. Bahan penolong
yang digunakan antara lain sebagai berikut.
1. Air sebagai pelarut dan pencampur zat-zat kimia dengan karet ditunjukkan
oleh Gambar 2.7.

Universitas Sumatera Utara

Sumber: http://rmoljakarta.com/images/berita/normal/877770_11081229052015_pipa_air.jpg

Gambar 2.7. Air

2. Hydroxylamine Ammonium Sulphate (HAS) digunakan sebagai memantapkan
viskositas Mooney karet ditunjukkan oleh Gambar 2.8.

Sumber: PT. Socfin Indonesia Tanah Besih

Gambar 2.8. Hydroxylamine Ammonium Sulphate (HAS)

3. Sodium Metabisulfite (SMBS) digunakan sebagai bahan pengawet pada latex
grade ditunjukkan oleh Gambar 2.9.

Universitas Sumatera Utara

Sumber: PT. Socfin Indonesia Tanah Besih

Gambar 2.9. Sodium Metabisulfite (SMBS)

4. HCOOH digunakan sebagai koagulan latex ditunjukkan oleh Gambar 2.10.

Sumber: PT. Socfin Indonesia Tanah Besih

Gambar 2.10. HCOOH

5. Ammonia digunakan agar latex tidak membeku ditunjukkan oleh Gambar
2.11.

Sumber: http://ecx.images-amazon.com/images/I/415A4oevmVL._SY300_.jpg

Gambar 2.11. Ammonia

Universitas Sumatera Utara

2.6.2.

Uraian Proses
Berikut ini merupakan uraian proses pembuatan crumb rubber di PT.

Socfin Indonesia Tanah Besih:
1. Proses Pencampuran (Compounding)
Pada tahap ini, latex grade yang sudah diterima pabrik dari kebun
dicampurkan dengan Hydroxylamine Ammonium Sulphate (HAS) dengan
takaran 1,2 – 1,7 kg/ton karet kering untuk SIR 3CV 60 dan 1,5 – 2,0 kg/ton
karet kering untuk SIR 3CV 50. Setelah itu ditambahkan dengan Sodium
Metabisulfite (SMBS) dengan takaran minimum 0,6 kg/ton karet kering
dengan konsentrasi 2,5% untuk SIR 3CV. Pencampuran dilakukan pada
Bulking Tank ditunjukkan oleh Gambar 2.12.

Sumber: PT. Socfin Indonesia Tanah Besih

Gambar 2.12. Proses Pencampuran (Compunding)

2. Proses Koagulasi (Coagulating)
Pada tahap ini latex dipadatkan menjadi balok-balok yang dilakukan selama 8
jam pada bak koagulasi dengan dicampurkan HCCOH dengan dosis 2,5 – 4

Universitas Sumatera Utara

liter/ton karet kering dan konsentrasi sebesar 2,5% ditunjukkan oleh Gambar
2.13.

Sumber: PT. Socfin Indonesia Tanah Besih

Gambar 2.13. Proses Koagulasi (Coagulating)

3. Proses Coagulating Trough
Pada tahap ini dilakukan penggilingan latex dengan menggunakan mesin
Mobile Crusher ditunjukkan oleh Gambar 2.14.

Sumber: PT. Socfin Indonesia Tanah Besih

Gambar 2.14. Proses Coagulating Through

Universitas Sumatera Utara

4. Proses Pemecahan Latex
Pada tahap ini dilakukan proses pemecahan latex dengan rincian sebagai
berikut:
a. Belt Conveyor & Twin Screw Prebreaker
Pada tahap ini dilakukan proses pemecahan latex menjadi ukuran 30 mm
ditunjukkan oleh Gambar 2.15.

Sumber: PT. Socfin Indonesia Tanah Besih

Gambar 2.15. Proses Pemecahan Latex Menjadi 30 mm

b. Bucket Elevator & Extruder
Pada tahap ini latex dibersihkan dan dialirkan ke dalam mesin Extruder
dan dihasilkan ukuran latex menjadi 3 mm ditunjukkan oleh Gambar 2.16.

Sumber: PT. Socfin Indonesia Tanah Besih

Gambar 2.16. Proses Pemecahan Latex Menjadi 3 mm

Universitas Sumatera Utara

5. Proses Pengeringan
Latex yang sudah dipecahkan kemudian dimasukkan ke dalam Box Dryer
dengan berat masing-masing box sebesar 130 – 140 kg/box dengan waktu
pemanasan 10 – 13,5 menit/siklus. Suhu pada proses pengeringan sebesar 133
– 138 oC untuk SIR 3CV 60 dan 135 – 140 oC untuk SIR 3CV 50 ditunjukkan
oleh Gambar 2.17.

Sumber: PT. Socfin Indonesia Tanah Besih

Gambar 2.17. Proses Pengeringan

6. Proses Inspeksi Mutu
Pada tahap ini diambil sampel dari latex yang sudah dikeringkan untuk
diperiksa tingkat viskositasnya ditunjukkan oleh Gambar 2.18.

Sumber: PT. Socfin Indonesia Tanah Besih

Gambar 2.18. Proses Inspeksi Mutu

Universitas Sumatera Utara

7. Proses Finishing
Tahap pada proses finishing adalah sebagai berikut :
a. Penimbangan
Pada tahap ini dilakukan penimbangan latex sampai mencapai berat 35 kg
ditunjukkan oleh Gambar 2.19.

Sumber: PT. Socfin Indonesia Tanah Besih

Gambar 2.19. Proses Penimbangan

b. Proses Pengepressan
Latex yang sudah ditimbang ditekan dengan menggunakan mesin Press
sampai berbentuk balok ditunjukkan oleh Gambar 2.20.

Sumber: PT. Socfin Indonesia Tanah Besih

Gambar 2.20. Proses Pengepressan

Universitas Sumatera Utara

c. Proses Pemeriksaan Kadar Besi
Latex yang sudah di-press dan berbentuk balok diperiksa untuk
mengetahui apakah mengandung besi atau tidak dengan menggunakan
conveyor yang dilengkapi dengan sensor metal detector ditunjukkan oleh
Gambar 2.21.

Sumber: PT. Socfin Indonesia Tanah Besih

Gambar 2.21. Proses Pemeriksaan Kadar Besi

d. Packing
Setelah latex diperiksa dan dipastikan tidak mengandung besi, latex
kemudian dibungkus dengan menggunakan plastik dan dimasukkan ke
pallet dan kemudian dimasukkan ke dalam panel box ditunjukkan oleh
Gambar 2.22.

Sumber: PT. Socfin Indonesia Tanah Besih

Gambar 2.22. Proses Packing

Universitas Sumatera Utara

2.7.

Mesin dan Peralatan
Mesin produksi adalah mesin-mesin yang secara langsung berperan

dalam proses produksi. Berikut adalah beberapa mesin yang digunakan oleh PT.
Socfin Indonesia Tanah Besih.
Tabel 2.4 Mesin dan Peralatan yang Digunakan untuk Proses Produksi
Crumb Rubber
No
1.

2

Nama
Mobile Crusher

Mesin
Prebreaker

3

Bucket Elevator

Foto

Keterangan
Mobile
Crusher
merupakan
mesin
penekan
yang
berfungsi
untuk
menggiling latex

Mesin Prebreaker
berfungsi
untuk
memecahkan latex
menjadi ukuran 30
mm

Bucket
Elevator
ialah mesin untuk
mengirim
latex
menuju
mesin
selanjutnya

Universitas Sumatera Utara

Tabel 2.4 Mesin dan Peralatan yang Digunakan untuk Proses Produksi
Crumb Rubber (Lanjutan)
No
Nama
4 Mesin extruder

Foto

Keterangan
Mesin
extruder
berfungsi
untuk
memecahkan latex
menjadi ukuran 3
mm

5

Mesin Single
Dryer

Mesin Single Dryer
berfungsi
untuk
mengeringkan latex

6

Mesin Press

Mesin
Press
berfungsi
untuk
membentuk produk
menjadi balok-balok

7

Mesin Metal
Detector

Mesin
Metal
Detector berfungsi
untuk
memeriksa
adanya kandungan
logam dalam produk
jadi

Sumber: PT. Socfin Indonesia Tanah Besih

Universitas Sumatera Utara

2.8.

Utilitas
Utilitas merupakan unit pendukung yang digunakan untuk memperlancar

proses produksi dalam sebuah pabrik. Utilitas pendukung proses produksi keripik
singkong pada PT. Socfin Indonesia Tanah Besih ditunjukkan pada Tabel 2.5.
Tabel 2.5. Utilitas Pendukung Proses Produksi Crumb Rubber
No
1

Nama
Utilitas
Generator

2

Tangki Air

Gambar

Keterangan
Genset digunakan
ketika
terjadi
pemadaman listrik
di
pabrik
dan
digunakan sebagai
alternatif energi.

G Air digunakan
untuk mencuci dan
menjalankan latex
pada
lintasan
produksi. Air yang
digunakan berasal
dari sumur bor
yang
dibuat
perusahaan

Sumber: PT. Socfin Indonesia Tanah Besih

2.9.

Safety and Fire Protection
Pihak perusahaan mengutamakan keselamatan pekerja saat melakukan

proses produksi. Beberapa upaya yang dilakukan untuk meningkatkan
keselamatan kerja perusahaanyaitu dengan memberi alat pelindung diri (APD)
pada pekerja, antara lain sebagai berikut.

Universitas Sumatera Utara

1. Masker
Masker berfungsi untuk melindungi hidung dari zat-zat berbau menyengat dan
dari debu yang merugikan
2. Safety helmet
Melindungi kepala dari benda keras, pukulan dan benturan, terjatuh, dan
terkena arus listrik
3. Boots
Khusus untuk menginjak daerah yang licin agar tidak mudah terpeleset
4. Sarung tangan
Sarung tangan berfungsi untuk melindungi tangan dan jari-jari tangan dari
suhu panas, suhu dingin, radiasi elektromagnetik, radiasi mengion, arus listrik,
bahan kimia, benturan, pukulan dan tergores, terinfeksi zat patogen (virus,
bakteri)
Selain itu PT. Socfin Indonesia Tanah Besih juga memberikan jaminan
kesehatan berupa BPJS ketenagakerjaan dan pemeriksaan kesehatan berkala guna
untuk menjaga dan meningkatkan kinerja para pekerja.
Untuk mengatasi kebakaran, perusahaan menyediakan fire extinguisher yang
berfungsi sebagai alat pemadam api apabila terjadi kebakaran. Fire extinguisher
ini terdapat di setiap departemen agar ketika terjadi kebakaran dapat langsung
diatasi oleh orang yang sedang berada di daerah sekitar.

Universitas Sumatera Utara

2.10.

Pengolahan Limbah
Produksi di PT. Socfin Indonesia Tanah Besih menghasilkan limbah yang

relatif kecil karena limbah yang ada masih dapat digunakan kembali. Air dan
larutan kimia yang digunakan untuk membersihkan cetakan dinetralisir terlebih
dahulu di dalam waste water treatment, kemudian setelah dinetralisir hingga pH
normal, kemudian limbah tersebut dibuang ke selokan yang mengalir ke kolam
limbah.
Proses pengolahan limbah di PT. Socfin Indonesia Tanah Besih sebagai
berikut :
1. Limbah cair yang dikeluarkan ditampung pada bak penampungan dan
selanjutnya dipompakan dengan mesin pompa ke kolam waste water
treatment. Di kolam ini terdapat 4 jenis bak yaitu bak netralisir, bak aerasi,
bak sedimentasi, dan bak biokontrol.
2. Pada bak netralisir limbah diatur pH nya sedemikian rupa sehingga pada
proses selanjutnya limbah sudah netral. Jika limbah masuk ke bak ini memiliki
pH 7 - 9 maka akan ditambahkan air kapur ke dalam bak sedangkan jika
sebaliknya akan ditambahkan asam fosfat ke dalam bak tersebut. Setelah itu
limbah cair yang telah netral dialirkan ke bak aerasi.
3. Pada bak aerasi dilakukan aerasi dengan menggunakan aerator yang betujuan
untuk menginjeksikan oksigen ke dalam limbah tersebut supaya bakteri aerob
yang terdapat dalam bak tersebut dapat melakukan penguraian bahan-bahan
organik yang terdapat dalam limbah cair tersebut. Kemudian dialirkan ke bak
sedimentasi.

Universitas Sumatera Utara

4. Pada bak sedimentasi, limbah cair tersebut diendapkan beberapa hari dan
selanjutnya dialirkan ke bak biokontrol.
5. Pada bak biokontrol, dilakukan pengujian terhadap hasil pengolahan limbah
cair tersebut berupa nilai BOD (Biological Oxigen Demand) dan COD
(Chemical Oxygen Demand). Bila telah memenuhi syarat nilai BOD dan COD
limbah cair yang telah diolah tersebut dapat dibuang ke lingkungan. Kadar
maksimum untuk BOD adalah 100 mg/L air limbah dan untuk COD kadar
maksimumnya adalah 180 mg/L air limbah.
6. Limbah produk reject yang tidak dapat dikerjakan ulang lagi dibawa ke tempat
penampungan untuk digunakan kembali dengan catatan produk tersebut
diturunkan grade-nya.
Denah Aliran limbah dapat dilihat pada Gambar 2.23.

4

Simbol
1
2
3
4
5
3

21

Keterangan
Bak Netralisir
Bak Aerasi
Bak Sedimentasi
Bak Biokontrol
Lantai Produksi
Aliran Bahan
Jalan

5

Gambar 2.23. Denah Aliran Limbah PT. Socfin Indonesia Tanah Besih

Universitas Sumatera Utara