Pengukuran kinerja proyek pembangunan jalan dengan pendekatan value for money : studi kasus pada Dinas Permukiman dan Prasarana Wilayah Bidang Bina Marga Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta - USD Repository

  ! " # $ % & & ' % ( '&$ !

  ) ! ! % # % $ '# % # ) !' '

  '& ! # %*

  & +'('

  • ,, -../ ,01

  2

  

LEMBAR PERYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

  Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : SIGIT ARIBOWO Nomor Mahasiswa : 002114096

  Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

  “Pengukuran Kinerja Proyek Pembangunan Jalan Dengan Pendekatan Value For

  

Money”. Studi Kasus pada Dinas Permukiman dan Prasarana Wilayah Bidang Bina

Marga Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

  beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

  Demikian peryataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal : 14 Maret 2008 Yang menyatakan

  ( Sigit Aribowo)

  2 ! "

  # " $ % #

  ! " # $ % & & % ' '&$ !

  & +'(' ,,-../,01 4 %

  '&$ !

  • ,,3 Penelitian ini bertujuan untuk mengukur kinerja Dinas Pemukiman dan

  Prasarana Wilayah Bidang Bina Marga Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (Kimpraswil DIY) untuk tahun 2004 dan tahun 2005 dengan pendekatan

  . Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah studi kasus. Data yang dicari dalam penelitian ini adalah gambaran umum perusahaan, Laporan pelaksanaan belanja modal jalan yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (A.P.B.D) Kimpraswil DIY untuk tahun 2004 dan tahun 2005. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara dan dokumentasi. Dalam mengolah data yang telah diperoleh, digunakan pengukuran kinerja berdasarkan pendekatan .

  Berdasarkan hasil pengukuran ekonomis untuk tahun 2004 Dinas Pemukiman dan Prasarana Wilayah Bidang Bina Marga Propinsi DIY telah melakukan penghematan sebesar Rp.331.001.570. dan untuk tahun 2005 sebesar Rp.1.565.254.427. Dalam pengukuran efisiensi, dari 11 proyek jalan untuk tahun 2004 dan 15 proyek jalan di tahun 2005 Dinas Pemukiman dan Prasarana Wilayah Bidang Bina Marga Propinsi DIY telah mampu melakukan efisiensi, yaitu dengan anggaran yang telah disediakan mampu melakukan 100 % realisasi fisik.

  Sedangkan untuk pengukuran efektivitas Dinas Pemukiman dan Prasarana Wilayah Bidang Bina Marga Propinsi DIY telah dapat menyelesaikan semua program yang ada sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Kesimpulan yang diperoleh dari analisis data adalah kinerja Kimpraswil DIY pada tahun 2004 dan tahun 2005 telah baik.

  .

  5

  2

  5

  2

  5 "

  2

  2

  52 5 $ 2 &%( $ 6 ' '7 '4 6 # +# 6 "' ! '&$ !

  & +'('

  • ,,-../,01 %

  4 $ '&$ !

  • ,,3 The aim of this study was to measure the performance of Highways Directorate of Provincial Public Works Department of Yogyakarta for years of 2004 and 2005. The background of this study was the demand of people on transparency of performance result of Highways Directorate of Provincial Public Works Department Yogyakarta. Value for money was used use to measure the organization performance, from the aspects of economic, efficiency and effectiveness.

  This study was a case study, this study obtained the data by interviewing and documentation and literature study. The data analysis technique of this study was Value For Money.

  The economic measurement result for the year of 2004 showed that the Highways Directorate of Provincial Public Works Department of Yogyakarta had doneretrenchment with the amount of Rp.331.001.570 and for the year of 2005 was Rp.1.565.254.427. The result of efficiency measurement showed that from eleven road projects for the year of 2004 and fifteen road projects in the year of 2005. The Highways Directorate of Provincial Public Works Department of Yogyakarta had made efficiency, which was from the provided budget it was able to do 100% physical realization. The result of effectiveness measurement showed that the Highways Directorate of Provincial Public Works Department of Yogyakarta could finish all the available programs in accordance with the purpose. The conclusion which found from the data analysis was that the performance of Highways Directorate of Provincial Public Works Department of Yogyakarta in the year of 2004 and 2005 were good.

  Puji dan syukur penulis kepada Tuhan atas segala rahmat, karunia, dan bimbingan8Nya dari awal hingga terselesaikannya penyusunan skripsi yang berjudul 8

  • 9

  ! " # $ % & & ' % ( '&$ ! :; Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada program studi Akuntansi,

  Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  Penyusunan skripsi ini tidak mungkin dapat terlaksana dengan baik tanpa bantuan dan kerjasama dari berbagai pihak yang terkait, oleh karena itu penulis dengan segala kerendahan hati dalam kesempatan ini menyampaikan terima kasih kepada:

  1. Dr. Ir. P. Wiryono P., S. J., selaku Rektor Universitas Sanata Dharma.

  2. Drs. Alex Kahu Lantum, M. S., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.

  3. Ir. Drs. Hansiadi YH., M. Si., Akt., selaku Kaprodi Akuntansi Universitas Sanata Dharma.

  4. Firma Sulistiyowati, S.E., M.Si., sebagai dosen pembimbing I yang telah berkenan untuk memberikan bimbingan, masukan, saran, dan semangat kepada penulis dalam menulis skripsi ini.

  5. Dra. YFM. Gien Agustinawansari, M.M, Akt, sebagai dosen pembimbing II yang telah berkenan untuk memberikan bimbingan, masukan, saran, dan semangat kepada penulis dalam menulis skripsi ini.

  6. Seluruh dosen dan karyawan Fakultas Ekonomi yang telah memberikan bimbingan, bantuan, dan kerjasama yang baik selama penulis belajar di Universitas Sanata Dharma.

  7. BAPEDA DIY, yang telah memberikan surat ijin penelitian 8. .Bapak Budi, Bapak Mul, dan Ibu Sri selaku staf seksi perencanaan teknis

  Dinas Permukiman dan Prasarana Wilayah Bidang Bina Marga Propinsi DIY yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian di Dinas Permukiman dan Prasarana Wilayah Bidang Bina Marga Propinsi DIY

  9. Papa dan mamaku tercinta, kakaku, dan keluarga besarku yang senantiasa memberikan dukungan moril dan material.

  10. Kekasihku Sylvia Dyan Hastarica yang selalu menemaniku hingga saat ini dan memberikan dukungan.

  11. Om Haris dan Tante Diah yang menjadi orang tua keduaku selama Kuliah di Yogyakarta.

  12. Ardi, Kaka, Jampes, Lho8lhong, dan Mbak Endang yang sudah memberi dukungan.

  13. Borobudur Goldfish Society, Komunitas Mawar, dan Komunitas B.W3, yang telah memberi dukungan.

  14. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu di sini, terima kasih atas semua dukungannya.

  Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dan bermanfaat bagi penulis. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan semua pihak yang memerlukan.

  Yogyakarta, Oktober 2007 Penulis

  Sigit Aribowo

  HALAMAN JUDUL…………………………………………………………. i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING……………………………… ii HALAMAN MOTO DAN PERSEMBAHAN……………………………...... iv PERNYATAAN KEASLIAN KARYA……………………………………… v ABSTRAK……………………………………………………………………. vi ABSTRACT…………………………………………………………………... vii KATA PENGANTAR………………………………………………………... viii DAFTAR ISI………………………………………………………………….. xi DAFTAR TABEL…………………………………………………………….. xiv DAFTAR GAMBAR…………………………………………………………. xv

  BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………….. 1 A. Latar Belakang Masalah…………………………………………… 1 B. Rumusan Masalah…………………………………………………. 5 C. Batasan Masalah…………………………………………………... 5 D. Tujuan Penelitian…………………………………………………... 5 E. Manfaat Penelitian…………………………………………………. 5 F. Sistematika Penulisan……………………………………………… 6 BAB II LANDASAN TEORI…………………………………………………. 8 A. Kinerja…………………………………………………………….. 8 B. Proyek……………………………………………………………… 8

  D. Pengukuran Kinerja………………………………………………. 10

  E. Tujuan Sistem Pengukuran Kinerja………………………………. 14

  F. Manfaat Pengukuran Kinerja……………………………………… 14

  G. Informasi yang Digunakan Untuk Pengukuran Kinerja………….. 15

  H. Indikator Kinerja dalam Pengukuran Kinerja……….…………… 17

  I. Indikator Kinerja Berdasarkan ………………... 18 J. …………………………………………………. 22 K. Langkah Pengukuran ………………………….. 26 L. Review Penelitian………………………………………………... 27

  BAB III METODE PENELITIAN……………………………………………. 30 A. Jenis Penelitian…………………………………………………….. 30 B. Tempat dan Waktu Penelitian……………………………………… 30 C. Subjek dan Objek Penelitian……………………………………….. 30 D. Data yang Dicari…………………………………………………… 31 E. Teknik Pengumpulan Data………………………………………... 31 F. Teknik Analisis Data……………………………………………… 32 BAB IV GAMBARAN UMUM DINAS KIMPRASWIL DIY……………… 39 A. Sejarah Singkat ………….………………………………………. 39 B. Lokasi ………….………………………………………………… 41 C. Struktur Organisasi ………….…………………………………… 41 D. Visi Dinas Permukiman dan Prasarana Wilayah…………………. 45

  BAB V DESKRIPSI DATA, ANALISIS DATA, DAN PEMBAHASAN….. 54 A. Deskripsi Data…………………………………………………….. 54 B. Analisis Data……………………………………………………… 62 C. Pembahasan……………………………………………………….. 84 BAB VI PENUTUP…………………………………………………………... 87 A. Kesimpulan……………………………………………………….. 87 B. Keterbatasan Penelitian…………………………………………… 88 C. Saran………………………………………………………………. 89 DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………… 90 LAMPIRAN………………………………………………………………….. xvii

  Tabel V.1 Anggaran Proyek Jalan Tahun 2004……………………… 54 Tabel V.2 Anggaran Proyek Jalan Tahun 2004……………………… 55 Tabel V.3 Realisasi Anggaran Proyek jalan Tahun 2004...…………. 56 Tabel V.4 Realisasi Anggaran Proyek jalan Tahun 2005………….… 57 Tabel V.5 Program Proyek Jalan Tahun 2004.………………………. 58 Tabel V.6 Program Proyek Jalan Tahun 2005……………………….. 59 Tabel V.7 Realisasi Program Proyek Jalan Tahun 2004..……………. 60 Tabel V.8 Realisasi Program Proyek Jalan Tahun 2005..……………. 61 Tabel V.9 Perhitungan Ekonomis Proyek Jalan 2004……………….. 66 Tabel V.10 Perhitungan Ekonomis Proyek Jalan 2005……………….. 68 Tabel V.11 Perhitungan Efisien Proyek Jalan 2004….……………….. 73 Tabel V.12 Perhitungan Efisien Proyek Jalan 2005….……………….. 74 Tabel V.13 Perhitungan Efektivitas Proyek Jalan 2004…...………….. 82 Tabel V.14 Perhitungan Efektivitas Proyek Jalan 2005..…………….. 82

  Gambar II.1 …………………..……………….

  26 Gambar IV.1 Bagan Struktur Organisasi ………………..………………. 44

  2 ; # ! & # %

  Pada organisasi swasta pengukuran kinerja merupakan hal yang sudah seharusnya dilakukan, ini karena karakter dari organisasi swasta yang harus selalu bertindak efisien dan efektif untuk dapat melangsungkan kehidupan organisasi. Tetapi pada organisasi publik, pengukuran kinerja perlu mendapat perhatian serius. Hal ini seiring dengan menguatnya isu8isu mengenai untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat terhadap organisasi8organisasi pemerintah. Memang organisasi publik sering kali dituding sebagai biang dari ketidak efisiensian, ketidak efektifan dan juga biang dari segala kebocoran.

  Dari tahun ke tahun terjadi perubahan pada lingkungan yang menuntut organisasi menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan tersebut. Masyarakat sebagai konsumen dan pelanggan utama dari organisasi sektor publik, saat sekarang menjadi lebih kritis, semakin banyak menuntut termasuk didalamnya pertanggungjawaban yang jelas dari pemerintah tentang pengelolaan dana publik dan transparansi terhadap hasil kinerja yang telah dicapai .

  Banyaknya komentar masyarakat tentang keberhasilan dan ketidakberhasilan instansi pemerintah dalam menjalankan amanah yang diberikan kepada organisasi pemerintah menunjukkan harapan dan kepedulian masyarakat yang harus direspon. Namun, antara harapan masyarakat terhadap kinerja instansi pemerintah sering berbeda. Artinya, terjadi kesenjangan harapan yang bisa menimbulkan ketidak harmonisan antara instansi pemerintah dengan masyarakat terutama dalam menggunakan fasilitas yang disediakan oleh pemerintah. Sangat penting bagi organisasi sektor publik saat ini untuk senantiasa meningkatkan kinerjanya, terutama pada proyek8proyek yang menyangkut hajat hidup orang banyak khususnya dalam proyek prasarana permukiman, seperti : Penyediaan Air Bersih, Pemugaran perumahan rakyat, Pembangunan jalan, Pembuatan saluran drainase, Pembuatan tempat pembuangan sampah, Pembuatan pengolahan limbah, Pembuatan tempat mandi, cuci dan kakus (MCK), dan Pembangunan Gedung Sekolah (SMU, SLTP dan lain8lain).

  Dinas permukiman dan Prasarana Wilayah Bidang Bina Marga Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) merupakan salah satu dari sekian organisasi publik yang bertugas untuk melayani masyarakat dalam pengadaan dan perawatan jalan. Dalam rangka menyelenggarakan pemerintahan yang efisien, efektif, bersih, dan bertanggungjawab, juga seiring dengan dengan meningkatnya tuntutan terhadap penyelenggaraan pemerintahan yang baik ( ) maka perlu diupayakan suatu system pertanggungjawaban yang tepat, jelas, terukur, dan

  . Serangkaian upaya guna menata perwujudan Pemerintahan yang baik, diantaranya dengan terbitnya TAP MPR RI No. XI/MPR/1998 tentang penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN), UU. No 28 tahun 1999 tentang akuntabilitas Kinerja Instansi Pengukuran kinerja adalah perwujudan dari suatu instansi pemerintah dalam hal ini Dinas permukiman dan Prasarana Wilayah Bidang Bina Marga propinsi DIY untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai tujuan8tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan.

  Dalam oganisasi sektor publik, ada berbagai macam pendekatan yang dapat digunakan dalam pengukuran kinerja yaitu: Analisis Biaya Manfaat ( , V , dan Dalam penelitiaan ini alat analisis yang akan digunakan adalah analisis hal ini dikarenakan pengukuran kinerja Proyek Pembangunan jalan Dinas Permukiman dan Prasarana wilayah Bidang Bina Marga pemerintah kota Yogyakarta didasarkan pada anggaran yang ada. Jika dalam penelitian ini menggunakan pendekatan Analisis Biaya Manfaat, maka akan memerlukan waktu yang lama untuk dapat mengetahui manfaat yang diperoleh dari proyek tersebut. Jika menggunakan pendekatan untuk penelitian ini, maka akan memerlukan penelaahan yang lebih mendalam. Selain itu tidak semua organisasi bisa menerapkan baik pada organisasi sektor publik maupun swasta, hal ini disebabkan karena karakteristik yang berbeda dari tiap organisasi tersebut.

  Pengukuran kinerja V merupakan bentuk pengukuran kinerja yang spesifik dan unik pada organisasi pemerintah. Konsep sangat berbeda pengertiannya dengan konsep Time adanya perubahan waktu, sedangkan memiliki pengertian penghargaan terhadap nilai uang. Hal ini berarti bahwa setiap rupiah harus dihargai secara layak secara layak dan digunakan sebaik8baiknya Karena pentingnya konsep tersebut, maka seringkali dikatakan bahwa inti pengukuran kinerja organisasi pemerintah adalah untuk mengukur ekonomi, efisiensi, dan efektivitas. merupakan konsep pengelolaan organisasi sektor publik yang mendasarkan pada tiga elemen utama, yaitu ekonomi, efisiensi, dan efektivitas. Ekonomi berkaitan dengan pemilihan dan penggunaan sumber daya dalam jumlah dan kualitas tertentu pada harga yang terendah. Efisiensi berarti bahwa penggunaan dana masyarakat ( ) tersebut dapat menghasilkan yang maksimal (berdaya guna). Efektivitas berarti bahwa penggunaan anggaran tersebut harus mencapai target8target atau tujuan kepentingan publik. merupakan inti dari pengukuran kinerja pada organisasi pemerintah. Kinerja pemerintah tidak dapat dinilai dari sisi yang dihasilkan saja, akan tetapi harus mempertimbangkan , dan secara bersama8sama. dapat tercapai apabila organisasi telah menggunakan biaya paling kecil untuk pencapaian yang optimum dalam rangka mencapai tujuan organisasi. (Ulum 2004; 274)

  ; # % Apakah kinerja Dinas Permukiman dan Prasarana wilayah Bidang Bina

  Marga Propinsi DIY dalam melaksanakan proyek pembangunan jalan sudah ekonomis, efisien, dan efektif bila dievaluasi dengan pendekatan ?

  5; # %

  1. Evaluasi kinerja dilakukan untuk proyek pembangunan jalan Dinas Permukiman dan Prasarana wilayah Bidang Bina Marga pemerintah kota Yogyakarta tahun 2004 dan 2005.

  2. Evaluasi kinerja dilakukan dengan pendekatan .

  ; ) # Penelitian ini bertujuan untuk memberikan masukan atau informasi mengenai kinerja Dinas Permukiman dan Prasarana wilayah Bidang Bina Marga

  Propinsi DIY dalam melaksanakan proyek jalan dengan menggunakan pendekatan V .

  ; 7 #

  1. Bagi Pemerintah Propinsi DIY Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan atau informasi tentang pencapaian tingkat kinerja Sub Dinas Permukiman dan Prasarana

  Wilayah Bidang Bina Marga Propinsi DIY pada periode 2004 dan 2005, dan sebagai dasar untuk melakukan perbaikan.

  2. Bagi Penulis Penelitian ini merupakan kesempatan bagi penulis untuk menambah wawasan dan sebagai wahana untuk mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh selama kuliah dan membandingkannya dengan dunia nyata.

  3. Bagi Masyarakat Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan bagi masyarakat tentang kinerja dari Sub Dinas Permukiman dan Prasarana Wilayah Bidang Bina Marga Propinsi DIY.

  4. Bagi Universitas Sanata Dharma Hasil penelitian ini dapat menambah koleksi perpustakaan dan hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan wawasan dan informasi bagi para pembaca, sehingga dapat memperkaya pengetahuan.

  ; ! + %

  Bab I Pendahuluan Dalam bab ini akan diuraikan tentang latar belakang permasalahan yang menerangkan alasan dipilihnya masalah yang hendak diteliti, batasan masalah, rumusan masalah yang berisi masalah utama yang dihadapi, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

  Bab II Landasan Teori Dalam bab ini akan diuraikan teori8teori yang akan digunakan sebagai dasar pembahasan permasalahan yang ada. Bab III Metoda peneltian Dalam bab ini akan diuraikan jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian, subyek dan obyek penelitian, data yang dicari, teknik pengumpulan data dan teknik analisis data.

  Bab IV Gambaran Umum Perusahaan Dalam bab ini akan diuraikan mengenai gambaran umum perusahaan. Bab V Diskripsi Data dan Pembahasan Dalam bab ini berisikan analisis data yang sudah dilakukan oleh penulis dan pembahasan terhadap permasalahan yang diambil. Bab VI Penutup Dalam bab ini berisikan kesimpulan dari analisis data dan pembahasan masalah, saran8saran yang diberikan oleh penulis, serta keterbatasan penelitian.

  ; ) ; Kinerja merupakan sebuah istilah yang mungkin mempunyai banyak arti.

  Kinerja mungkin berfokus pada , misalnya: uang, staf/karyawan, wewenang yang legal, dukungan politis atau birokratis.

  Kinerja mungkin juga berfokus juga aktivitas atau proses yang mengubah menjadi dan kemudian menjadi , misalnya : kesesuaian program atau aktivitas dengan hukum, peraturan, dan pedoman yang berlaku, atau standar proses yang telah ditetapkan (Ningsih,2002:1).

  Di saat sekarang, dalam upaya mengembangkan manajemen yang berdasar kinerja. Kinerja seringkali difokuskan pada kualitas jasa dan sebagai hasil yang dicapai oleh individu, organisasi, atau populasi diluar organisasi yang menjadi sasaran program atau kegiatan.

  ; '$ !; Proyek adalah suatu aktivitas dimana dikeluarkan uang dengan harapan untuk mendapatkan hasil ! diwaktu yang akan datang, yang direncanakan, dibiayai dan dilaksanakan sebagai salah satu unit dimana biaya maupun hasilnya dapat diukur (Arifin, 1980).

  Menurut Arifin (1980) proyek atau kegiatan proyek dapat dibagi atas 2 (dua) tujuan yaitu:

  1. Komersil.

  Proyek komersil adalah proyek yang berfokus pada keuntungan. Misalnya kegiatan di bidang produksi seperti pertanian, perkebunan, industri dan sebagainya.

  2. Tidak Komersil.

  Proyek tidak komersil adalah proyek yang berfokus pada kegiatan di bidang kepentingan umum, tidak berfokus pada laba. Misalnya pengadaan prasarana fisik seperti waduk, jalan, dan sebagainya.

  5; 4 # ! ) '$ !; Evaluasi kinerja proyek adalah suatu kegiatan mengolah atau menganalisis data suatu proyek yang telah dikumpulkan kemudian hasil dari analisis tersebut dicocokkan serta dibandingkan dengan standar atau kriteria tertentu (Soetrisno, 1985). Menurut Mahsun, Firma, dan Masmudi (2002) evaluasi kinerja adalah kegiatan untuk menilai atau untuk melihat keberhasilan dan kegagalan dalam melaksanakan tugas dan fungsi yang dibebankan dalam hal ini berkaitan dengan keberhasilan dan kegagalan pemimpin proyek dalam melaksanakan pengembangan visi dan misi yang ditetapkan. Fungsi evaluasi kinerja yaitu:

  1. mengetahui tingkat keberhasilan dan kegagalan kinerja organisasi.

  3. evaluasi kinerja merupakan analisis dalam interprestasi keberhasilan atau kegagalan pencapaian kinerja.

  Menurut Soetrisno (1985) evaluasi kinerja proyek adalah suatu kegiatan mengolah atau menganalisis data suatu proyek yang telah dikumpulkan kemudian hasil dari analisis tersebut dicocokkan dengan standar atau kriteria tertentu. Evaluasi kinerja proyek mencakup:

  1. evaluasi terhadap urutan proyek yang akan didirikan. 2. evaluasi terhadap proyek yang sedang berjalan. 3. evaluasi terhadap proyek yang sudah selesai.

  ; & ! ) ; Menurut Mardiasmo (2002:121), sistem pengukuran kinerja sektor publik adalah suatu sistem yang bertujuan untuk membantu manajer publik menilai pencapaian suatu strategi melalui alat ukur finansial dan nonfinansial

  Sistem pengukuran kinerja dapat dijadikan sebagai alat pengendalian organisasi, karena pengukuran kinerja diperkuat dengan menetapkan " . Sedangkan menurut Ulupui (2002:10), pengukuran kinerja didefinisikan sebagai “ # # $ # $ % $

  $ # $ $ # # % # # #

  # # # $ & Sistem pengukuran kinerja membantu manajer mengetahui program mereka sukses atau gagal dengan memberi tanda pada masalah8masalah potensial apabila indikator kinerja tidak berjalan sesuai dengan fungsi yang diinginkan.

  Saat ini memang masyarakat dan banyak pihak lainnya peduli atau tertarik dengan permasalahan kinerja dari pemerintah, sehingga mengundang pertanyaan mengapa masyarakat sekarang tertarik tentang kinerja pemerintah.

  Menurut Neely (1999) seperti yang dikutip Ningsih (2002: 283) ada tujuh alasan mengapa pengukuran kinerja mendapat perhatian lebih dewasa ini, yaitu:

  1. Perubahan lingkungan Dari tahun ke tahun terjadi perubahan pada lingkungan yang menuntut organisasi menyesuaikan diri dengan perubahan tersebut.

  Masyarakat sebagai konsumen dan pelanggan utama dari organisasi sektor publik, saat sekarang menjadi lebih kritis, semakin banyak menuntut termasuk didalamnya pertanggungjawaban yang jelas dari pemerintah tentang pengelolaan dana publik.

  2. Meningkatnya persaingan.

  Tidak diragukan lagi bahwa tingkat persaingan antar penyedia jasa yang sama telah memaksa masing8masing organisasi untuk berusaha mengurangi biaya dan meningkatkan pelayanan kepada konsumennya. Dewasa ini, jasa8jasa yang tadinya disediakan oleh organisasi sektor publik (pemerintah), juga mulai disediakan oleh pihak swasta. Jika organisasi sektor publik tidak berusaha memberikan pelayanan yang terbaik bagi masyarakat, tidak mustahil akan digantikan perannya oleh pihak swasta.

  3. Adanya usaha8usaha perbaikan yang spesifik Untuk merespon persaingan yang meningkat tajam diantara penyedia produk dan jasa, masing8masing organisasi mulai berbenah diri dengan melakukan usaha8usaha perbaikan yang spesifik. Sebagai contoh, esensi dari perbaikan yang berkelanjutan bertujuan untuk mencari cara8 cara atau langkah8langkah yang secara konstan dapat memperbaiki proses dan produk sehingga dapat memberikan yang lebih baik kepada konsumen seiring dengan efisiensi yang dilakukan.

  4. Adanya penghargaan nasional dan internasional Untuk mengakui perbaikan yang substansial terhadap kinerja yang telah dicapai oleh organisasi, telah dimunculkan sejumlah penghargaan terhadap kualitas baik yang berskala nasional maupun internasional, seperti " yang ada di Amerika Serikat dan '

  ( !' ( yang ada di Eropa.

  5. Adanya perubahan peran organisasi profesi Pada tahun 19808an dan 19908an terjadi perubahan yang mendasar pada peran organisasi8organisasi profesi. Komunitas akademis di bidang akuntansi mamberikan kritik yang tajam terhadap sistem pengukuran mengadakan konferensi dan " # di bidang pengukuran kinerja nonfinansial. Selain itu, manajer personalia dan manajer sumber daya manusia juga mengambil peran yang lebih aktif dalam pengukuran kinerja organisasi. Peran aktif yang diambil oleh organisasi8organisasi profesi ini semakin mendorong penerapan sistem pengukuran kinerja di banyak organisasi termasuk pada organisasi sektor publik.

  6. Adanya perubahan permintaan dari pihak # Organisasi saat ini diharapkan mampu memenuhi berbagai macam permintaan atau kebutuhan pihak eksternal, yang mana masing8masing kebutuhan dan permintaan dari pihak8pihak yang berbeda ini mempunyai implikasi bagi pengukuran kinerja organisasi yang bersangkutan.

  Masyarakat sebagai pelanggan bagi organisasi sektor publik, saat ini tidak hanya mengharapkan kualitas pelayanan yang tinggi tapi juga mengharapkan bahwa organisasi sektor publik mampu beroperasi dalam cara8cara yang spesifik. Adanya perubahan tuntutan dari pihak8pihak eksternal yang terlibat dengan organisasi mendorong organisasi mengubah operasinya, yang secara otomatis juga akan membutuhkan sistem pengukuran kinerja yang sesuai dengan tuntutan tersebut.

  7. Kemajuan teknologi informasi Salah satu pemicu revolusi pengukuran kinerja adalah kemajuan teknologi informasi. Kemajuan teknologi tidak hanya mempermudah pengumpulan, pengolahan dan analisis data, namun juga membuka kesempatan baru untuk melakukan " terhadap data yang ada serta melakukan tindakan8tindakan lebih lanjut yang diperlukan.

  ; ) & ! ) Menurut Mardiasmo (2002:122), secara umum sistem pengukuran kinerja mempunyai tujuan:

  1. Untuk mengkomunikasikan strategi secara lebih baik ( " dan ).

  2. Untuk mengukur kinerja finansial dan nonfinansial secara berimbang sehingga dapat ditelusur perkembangan pencapaian strategi.

  3. Untuk mengakomodasi pemahaman kepentingan manajer menengah dan bawah, serta memotivasi organisasi sektor publik untuk mencapai ; dan

  4. Sebagai alat untuk mencapai kepuasan berdasarkan pendekatan individual dan kemampuan kolektif yang rasional.

  ; 7 & ! ) Terdapat delapan manfaat yang dapat diperoleh dari pengukuran kinerja (Mardiasmo, 2002:122), yaitu:

  1. Memberikan pemahaman mengenai ukuran yang digunakan untuk menilai kinerja manajemen.

  2. Memberikan arah untuk mencapai target kinerja yang telah ditetapkan.

  3. Untuk memonitor dan mengevaluasi pencapaian kinerja dan membandingkannya dengan target kinerja serta melakukan tindakan korektif untuk memperbaiki kinerja.

  4. Sebagai dasar untuk memberikan penghargaan dan hukuman ( " ) secara obyektif atas pencapaian prestasi yang diukur sesuai dengan sistem pengukuran kinerja yang telah disepakati.

  5. Sebagai alat komunikasi antara bawahan dan pimpinan dalam rangka memperbaiki kinerja organisasi.

  6. Membantu mengidentifikasikan apakah kepuasan pelanggan sudah terpenuhi.

  7. Membantu memahami proses kegiatan instansi pemerintah.

  8. Memastikan bahwa pengambilan keputusan dilakukan secara obyektif.

  ; 7' $ & & ! ! & ! ) Instansi pemerintah adalah organisasi yang %

  Kinerja instansi pemerintah harus diukur dari aspek8aspek yang komprehensif baik finansial maupun nonfinansial. Berbagai aspek yang diukur adalah: masukan ( ), keluaran ( ), hasil ( ), manfaat ( ), dan dampak ( ). Selain itu ruang lingkup pengukuran kinerja sangat luas.

  Pengukuran kinerja harus mencakup kebijakan ( ), perencanaan dan penganggaran ( ), kualitas () ), kehematan ( ), keadilan ( ) ), dan juga pertangungjawaban ( ).(Mahsun, 2002:52)

  Menurut Mardiasmo (2002:51) informasi yang digunakan untuk pengkuran kinerja adalah:

  1. Informasi Finansial Penilaian laporan kinerja diukur berdasarkan pada anggaran yang telah dibuat. Pernilaian tersebut dilakukan dengan menganalisis (selisih atau perbedaan) antara kinerja aktual dengan yang dianggarkan. Setelah dilakukan analisis , maka dilakukan identifikasi sumber penyebab terjadinya dengan menelusur tersebut hingga tingkat manajemen paling bawah. Hal tesebut dilakukan untuk mengetahui unit spesifik mana yang bertanggung jawab terhadap terjadinya sampai tingkat manajemen paling bawah.

  2. Informasi Nonfinansial Informasi nonfinansial dapat dijadikan sebagai tolak ukur lainnya. Informasi nonfinasial dapat menambah keyakinan terhadap kualitas proses pengendalian manajemen. Jenis informasi nonfinansial dapat dinyatakan dalam bentuk variabel kunci (# ) atau sering dinamakan # . Variabel kunci adalah variabel yang mengindikasikan faktor8 fakor yang menjadi sebab kesuksesan organisasi. Jika terjadi perubahan yang tidak dinginkan, maka variabel ini harus segera disesuaikan.

  2; ! ' ) # & ! ) Untuk melakukan pengukuran kinerja, variabel kunci yang sudah teridentifikasi tersebut kemudian dikembangkan menjadi indikator kinerja untuk unit kerja yang bersangkutan. Untuk dapat mengetahui tingkat pencapaian kinerja, indikator kinerja tersebut dibandingkan dengan target kinerja atau standar kinerja. Menurut I.G.K.A Ulupui (2002:12) Terdapat beberapa jenis indikator kinerja yang paling sering digunakan dalam sistem pengukuran kinerja. Indikator kinerja tersebut adalah: 1. * * . GASB (

  ) mendefinisikan pengukuran kinerja sebagai indikator yang dirancang untuk melaporkan jumlah sumber daya, baik keuangan atau yang lainnya (khususnya personal) yang telah digunakan untuk jasa atau program khusus.

  2. + ,- # * . Indikator ini melaporkan hasil dan jasa8jasa unit yang telah disediakan oleh suatu program.

  3. + ,' * . Pengukuran ini dirancang untuk melaporkan hasil (termasuk kualitas) dari jasa.

  4. ' ! %' * . Menurut GASB indikator ini didefinisikan sebagai indikator yang mengukur biaya (apakah dalam dollar atau jam kerja pegawai) per unit atau . 5. . * . Indikator produktivitas merupakan kombinasi dimensi efektivitas dan efisiensi dalam satu indikator tunggal.

  Menurut Mardiasmo (2002:128) terdapat delapan peranan penting indikator kinerja bagi pemerintah: 1) Untuk membantu memperjelas tujuan organisasi. 2) Untuk mengevaluasi target akhir ( ) yang dihasilkan. 3) Sebagai masukan untuk menentukan skema insentif manajerial. 4) Memungkinkan bagi pemakai jasa layanan pemerintah untuk melakukan pilihan.

  5) Untuk menunjukkan standar kinerja. 6) Untuk menunjukkan efektivitas. 7) Untuk membantu menentukan aktivitas yang memiliki efektivitas biaya yang paling baik untuk mencapai target sasaran.

  8) Untuk menunjukkan wilayah, bagian, atau proses yang masih potensial untuk dilakukan penghematan biaya.

  ; ! ' ! ) + ! Ada tiga macam pendekatan yang dapat digunakan dalam pengkuran kinerja:

  1. Analisis Biaya Manfaat ( ), yaitu analisis yang menggunakan masukan ( ), keluaran ! ), manfaat ( ), dan dampak ( ) sebagai indikator dalam penilaian kinerja. Indikator input mengukur jumlah sumberdaya yang dipergunakan untuk melaksanakan kegiatan, indikator mengukur keluaran menggambarkan hasil nyata dari keluaran suatu kegiatan, indikator menggambarkan manfaat yang diperoleh dari indikator hasil, sedangkan indikator memperlihatkan pengaruh yang ditimbulkan dari manfaat yang diperoleh dari hasil kegiatan.

  2. , yaitu suatu analisis yang menilai kinerja suatu entitas dari segi ekonomis, efisiensi, dan efektivitas. Ekonomis merupakan perbandingan antara dengan (anggaran), efisien merupakan perbandingan antara dengan , sedangkan efektivitas merupakan perbandingan antara dengan . 3. , yaitu suatu analisis yang melihat kinerja suatu entitas yang tidak hanya dari perspektif saja tetapi juga dari

  . menggunakan empat perspektif yaitu: , pelanggan, proses internal dan inovasi dan pembelajaran. (Mahsun, Firma, dan Masmudi, 2002: 20821)

  Kriteria pokok yang mendasari pelaksanaan manajemen publik dewasa ini adalah: ekonomi, efisiensi, efektivitas, transparansi, dan akuntabilitas publik. Tujuan yang dikehendaki oleh masyarakat mencakup pertanggungjawaban mengenai pelaksanaan V , yaitu: ekonomis (hemat cermat) dalam pengadaan dan alokasi sumber daya, efisien (berdaya guna) dalam penggunaan sumber daya dalam arti penggunaannya diminimalkan dan hasilnya dimaksimalkan ( /

  ), serta efektif (berhasil guna) dalam arti mencapai tujuan dan Agar dalam menilai kinerja organisasi dapat dilakukan secara obyektif, maka diperlukan indikator kinerja. Indikator kinerja yang ideal harus terkait pada efisiensi biaya dan kualitas pelayanan. Sementara itu, kualitas terkait dengan kesesuaian dengan maksud dan tujuan, konsistensi, dan kepuasan publik ( ). Kepuasan masyarakat dalam konteks tersebut dapat dikaitkan dengan semakin rendahnya dari masyarakat. (Mahmudi, 2002: 130)

  Ekonomi adalah hubungan antara pasar dan masukan ( ). Dengan kata lain, ekonomi adalah pembelian barang dan jasa dengan tingkat kualitas tertentu pada harga terbaik yang dimungkinkan

  ( ). Pengertian ekonomi (hemat/tepat guna) sering disebut kehematan yang mencakup juga pengelolaan secara hati8hati atau cermat ( ) dan tidak boros, suatu kegiatan operasional dikatakan ekonomis bila dapat menghilangkan atau mengurangi biaya yang tidak perlu. Dengan demikian, pada hakekatnya ada pengertian yang serupa antara efisien dengan ekonomi, karena keduanya menghendaki penghapusan atau penurunan biaya ( ). Terjadinya peningkatan biaya mestinya terkait dengan peningkatan manfaat yang lebih besar. (Mahmudi, 2002: 131)

  Pengertian efisiensi berhubungan erat dengan konsep produktivitas. Pengukuran efisiensi dilakukan dengan menggunakan perbandingan antara yang dihasilkan terhadap ang digunakan ( ). Proses kegiatan operasional dapat dikatakan efisien apabila sumber daya dan dana yang serendah8rendahnya ( " ). (Mahmudi, 2002: 132)

  Indikator efisiensi menggambarkan hubungan antara masukan sumber daya oleh suatu unit organisasi (misalnya: staf, upah, biaya administratif) dan keluaran yang dihasilkan. Indikator tersebut memberikan informasi tentang konversi masukan menjadi keluaran (yaitu efisiensi dari proses internal). (Mahmudi, 2002: 132)

  Pengertian efektivitas pada dasarnya berhubungan dengan pencapaian tujuan atau target kebijakan (hasil guna). Efektivitas merupakan hubungan antara keluaran dengan tujuan atau sasaran yang harus dicapai. Kegiatan operasional dikatakan efektif apabila proses kegiatan mencapai tujuan dari sasaran akhir kebijakan ( " ). (Mahmudi, 2002: 132)

  Indikator efektivitas menggambarkan jangkauan akibat dan dampak ( ) dari keluaran ( ) program dalam mencapai tujuan program. Semakin besar kontribusi yang dihasilkan terhadap pencapaian tujuan atas sasaran yang ditentukan, maka semakin efektif proses kerja suatu unit organisasi. Dari uraian diatas, sangat terkait satu dengan yang lainnya. Ekonomi membahas mengenai masukan ! ), efisiensi membahas masukan ! dan keluaran ! dan efektivitas membahas mengenai keluaran ! dan dampak ! (Mahmudi, 2002: 132)

  Menurut Mahmudi (2005: 89), merupakan konsep penting dalam organisasi sektor publik. Meskipun sama8sama menggunakan kata dan , konsep sangat berbeda pengertiannya dengan konsep dalam akuntansi dan manajemen keuangan. 1 memiliki pengertian bahwa nilai uang bisa berubah dengan adanya perubahan waktu, sedangkan memiliki pengertian penghargaan terhadap nilai uang.

  Hal ini berarti bahwa setiap rupiah harus dihargai secara layak dan digunakan sebaik8baiknya. Konsep terdiri atas tiga elemen utama, yaitu: 1. Ekonomi.

  Ekonomi terkait dengan pengkonversian input primer berupa sumber daya keuangan (uang/kas) menjadi input sekunder berupa tenaga kerja, bahan, infrastuktur, dan barang modal yang dikonsumsi untuk kegiatan operasi organisasi. Konsep ekonomi sangat terkait dengan konsep biaya untuk memperoleh unit input. Ekonomi memiliki pengertian bahwa sumber daya input hendaknya diperoleh dengan harga lebih rendah ( ), yaitu harga yang mendekati harga pasar. Secara matematis, ekonomi merupakan perbandingan antara input dengan nilai rupiah untuk memperoleh input tersebut (Mahmudi, 2005:89890).

  • *

    '# 100 %
  • Keterangan:

  : Dana realisasi yang digunakan dalam proyek. * : Dana yang dianggarkan dalam proyek *

  Ekonomi merupakan konsep yang sifatnya relatif. Relatifitas konsep ekonomi tersebut bisa disebabkan karena faktor lokasi dan waktu.

  Kedua faktor tersebut terkait dengan harga pasar. Harga pasar untuk yang sama bisa berbeda karena lokasi dan waktu yang berbeda. Sebagai contoh harga semen per Kg di Jakarta akan berbeda dengan di Jayapura karena lokasi yang berbeda. Faktor waktu juga akan mempengaruhi pertimbangan ekonomi. Sebagai contoh harga Komputer dapat berubah setiap waktu tergantung kurs . Waktu tersebut merupakan pengertian jangka pendek, menengah, dan panjang atau pengertian musiman.(Mahmudi, 2005:90).

  Kinerja suatu entitas dikatakan ekonomis apabila lebih kecil daripada , Artinya bahwa dana realisasi yang digunakan lebih kecil dari dana yang dianggarkan.

  2. Efisiensi.