PERASAAN HARGA DIRI POSITIF DAN NEGATIF TOKOH KEN RATRI SEBAGAI MANTAN PELACUR DALAM NOVEL TERBANGLAH MERPATI KARYA ACHMAD MUNIF (Sebuah Pendekatan Psikologi Sastra)

  PERASAAN HARGA DIRI POSITIF DAN NEGATIF TOKOH KEN RATRI SEBAGAI MANTAN PELACUR DALAM NOVEL TERBANGLAH MERPATI KARYA ACHMAD MUNIF (Sebuah Pendekatan Psikologi Sastra) SKRIPSI

  Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sastra Indonesia

  Program Studi Sastra Indonesia Disusun oleh

  ELYANA IKA HAPSARI 024114014

  

PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA

JURUSAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS SASTRA

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

  K arya ini kupersembahkan untuk : Allah SWT yang selalu mendengar doaku

Ayahanda dan ibundaku yang tiada henti-hentinya mencurahkan kasih sayangnya

K akak dan adikku dengan kepeduliannya selama ini

  K ekasihku yang tiada henti-hentinya memberiku perhatian dan semangat

  

M 0T T O

Set iap bat u kerikil menghadang merupakan bat u loncat unt uk meraih

kesuksesan

  • *

    Segala sesuat u yang dikerjakan dengan keyakinan past i hasilnya

    menyakinkan.

  

ABSTRAK

  Hapsari, E. Ika.2008.Perasaan Harga Diri Positif dan Negatif Tokoh Ken Ratri dalam

  

Novel Terbanglah Merpati Karya Achmad Munif (Sebuah Pendekatan Psikologi

  Sastra).Skripsi. Yogyakarta : Program Studi Sastra Indonesia.Universitas Sanata Dharma Penelitian ini mengkaji perasaan harga diri positif dan negatif tokoh Ken Ratri dalam novel Terbanglah Merpati karya Achmad Munif. Tujuan penelitian ini adalah untuk : (1) mendeskripsikan struktur penceritaan yang meliputi : alur, tokoh, dan penokohan dan (2) mendeskripsikan perasaan-perasaan harga diri positif dan negatif tokoh Ken Ratri dalam novel Terbanglah Merpati karya Achmad Munif.

  Dalam penelitian ini digunakan pendekatan struktural dan psikologi sastra. Pendekatan struktural di pakai untuk memahami karya sastra yang mencakup alur, tokoh, dan penokohan. Pendekatan psikologi digunakan untuk menganalisis perasaan harga diri positif dan negatif Ken Ratri sebagai mantan pelacur.

  Dengan metode deskripsi, diperoleh penelitian sebagai berikut : (1) Hasil kajian struktural novel Terbanglah Merpati karya Achmad Munif menunjukkan bahwa alur dalam novel ini adalah alur maju dan tokoh utama nya adalah Ken Ratri. Tokoh Ken Ratri dilukiskan sebagai seorang mahasiswi yang cantik, rendah diri, jujur, penuh dengan kegelisahan, ramah, dan ia adalah mantan pelacur. (2) Hasil analisis perasaan harga diri tokoh Ken Ratri dengan teori Kohnstamm dan Alfred Adler menunjukkan bahwa Ken Ratri mempunyai perasaan harga diri positif dan negatif. Perasaan harga diri positif antara lain perasaan optimis, keyakinan, cinta, dan pelayanan. Sedangkan perasaan harga diri negatif adalah kegelisahan, tidak berharga, rendah diri, ketakutan, pesimis, dan menyalahkan diri sendiri. Perasaan tersebut sangat berkaitan dengan perbuatan-perbuatan Ken Ratri setelah ia meninggalkan profesinya sebagai pelacur.

  

ABSTRACT

  Hapsari, E. Ika.2008.The Negative and Positif Self Pride of Character Ken Ratri as an Ex Prostitute as Seen in The Novel Terbanglah Merpati by Achmad Munif : A Psykological Approach.Undergraduated Thesis.Yogyakarta:Indonesia Literature Study Program.Faculty of Letters.Sanata Dharma Univercity

  This research tries to find the negative and positive self pride in the character Ken Ratri as seen in the novel Terbanglah Merpati by Achmad Munif. The purposes of the research are (1) to describe the structure of the story includes : plot, character, and characterization (2) to describe the positive and negative self pride of the character Ken Ratri as seen in novel Terbanglah Merpati by Achmad Munif.

  In this research, the author use structural approach and psychological approach. Structural approach use to understanding the literary work which includes plot, character, and characterization. Psikological approach use to analize the positive and negative self pride in the character Ken Ratri as an ex-prostitute.

  By using description method, the result of the research are : (1)

  Based on the structural approach, the novel Terbanglah Merpati by Achmad Munif show that the plot in the novel is chronological order, shadowing (some flash back event) and Ken Ratri as the main character.Ken Ratri portrayed as a college student, beautiful, submissive, honest, worried, friendly, and she is an ex-prostitute.

  (2) The result of the analysis to word self pride on the Ken Ratri character using

  Kohnstamm and Alfred Adler theory shows that ken Ratri has a positive and negative self pride. The positive pride which are optimistic, certainty, affectionate, honest, not easy being influenced, and love. Mean while the negative self pride are worried, not worth enough, submissive, weak, pesimis, and blame on her self. Those feeling are connected to Ken Ratri actions’ after her proffesion as prostitute

KATA PENGANTAR

  Puji dan syukur penulis haturkan kepada Allah SWT atas segala Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat akhir dalam menempuh ujian sarjana pada Fakultas Sastra, Jurusan Sastra Indonesia, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

  Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan terwujud tanpa bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada orang-orang yang telah membantu atas terselesainya skripsi ini, yaitu : 1.

  Drs. B. Rahmanto, M.Hum sebagai dosen pembimbing I yang telah meluangkan waktunya dalam membimbing dan memberikan pengetahuan yang membangun hingga tersusunnya skripsi ini.

  2. S.E.Peni Adji, S.S, M.Hum sebagai dosen pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan memberi masukan serta pertimbangan.

  3. Para dosen Prodi Sastra Indonesia yang telah sabar dan berkenan membagikan ilmunya kepada penulis.

  4. Ayahanda Ngadimo dan Ibunda Sulastri, terimakasih atas doa dan kesabarannya selama ini.

  5. Simbah putri Jum dan mbah kakung, terimakasih atas nasehatnya selama ini.

  6. Kakakku Sigit Purnomo, terimakasih atas perhatian dan kepeduliannya.

  7. Mas Mulyadi, terimaksih atas dukungan dan kasih sayangnya selama ini.

  8. Adikku, Taruna Yuda yang telah banyak menghiburku sehingga hari-hariku selalu

  9. Pondok Mapasadha, terima kasih atas segudang pengalaman, seribu ilmu, dan sejuta kasihnya. Mapasadha is the best.

  10. Sahabatku Geng Baskom : Fani, Ira, Rosa, Adik Luki, dan Erda, terimakasih atas persahabatan dan kebersamaannya.

  11. Teman-teman Sastra Indonesia angkatan 2002, terimakasih atas semua kisah kasih dibangku kuliah selama ini.

  12. Teman-teman KKN, Eli, Sari, Dianing, Lia, Gusti, Babas, Leo, dan Eyang kakung, terimakasih atas kerjasama dan cerita indahnya.

  13. Teman-teman Bengkel Sastra, terimakasih dengan ulah gila dan banyolan- banyolannya selama ini sehingga kuliah tidak menjenuhkan.

  14. Teman-teman SARDA DIY, terimakasih atas pengalaman dan ilmunya.

  15. Pring Petong (Persatuan Pemuda-Pemudi Tonggalan), terimakasih atas pengertiannya selama ini.

  16. Semua pegawai perpustakaan, terimakasih atas pelayanan dan fasilitasnya.

  17. Semua pegawai di sekretariat Sastra, terima kasih atas keramahan dan kesabaran dalam pelayanannya.

  18. Semua Satpam Sanata Dharma, terima kasih atas kebaikan dan keramahan selama ini.

  19. KSR, KOPMA, pegawai kantin, dan tukang parkir Sanata Dharma terimakasih atas guyubnya selama ini.

  Sekalipun skripsi ini mendapat bimbingan dan masukan dari berbagai pihak, kesalahan-kesalahan dan kelemahan-kelemahan yang masih terdapat di dalamnya semata-

  

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

  Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma : Nama : ELYANA IKA HAPSARI Nomor Mahasiswa : 024114014

  Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

  

PERASAAN HARGA DIRI POSITIF DAN NEGATIF TOKOH KEN RATRI

SEBAGAI MANTAN PELACUR DALAM NOVEL TERBANGLAH MERPATI

KARYA ACHMAD MUNIF (Sebuah Pendekatan Psikologi Sastra)

  beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, me- ngalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

  Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Yogyakarta, 29 Oktober 2008 Yang menyatakan

  ( ELYANA IKA HAPSARI )

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

  Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang telah saya tulis ini adalah hasil inspirasi dan imajinasi saya sendiri. Saya tidak mengutip hasil karya orang lain kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan, daftar pustaka, sebagainya layaknya membuat karya ilmiah.

  Yogyakarta,

  

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL……………………………...………………………………….....i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ………………………………..……ii

HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI ……………………………………………iii

HALAMAN PERSEMBAHAN……………………………………………………….iv

MOTTO………………………………………………………………………………....v

ABSTRAK……………………………………………………………………………...vi

ABSTRACT…………………………………………………………………………...vii

KATA PENGANTAR………………………………………………………………. viii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA………………………………………………ix

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………… x

  

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………1

  1.1 Latar Belakang Masalah…………………………………………………… 1

  1.2 Rumusan Masalah………………………………………………………….. 3

  1.3 Tujuan Penelitian…………………………………………………………... 3

  1.4 Manfaat Penelitian ………………………………………………………… 3

  1.5 Landasan Teori……………………………………………………………... 4

  1.5.1 Analisis Struktural………………………………………….........4

  1.5.1.1 Plot………………………………………………...…….4

  1.5.1.2 Tokoh dan Penokohan………………………………...…5

  1.5.2 Psikologi Sastra………………………………………………….6

  1.6 Metode Penelitian…………………………………………………………..12

  1.6.1 Pendekatan………………………………………………….......12

  1.6.2 Metode Penelitian………………………………………………12

  1.6.3 Teknik Penelitian……………………………………………….14

  1.7 Sumber Data………………………………………………………………...15

  1.8 Sistematika Penyajian………………………………………………………15

  

BAB II ANALISIS ALUR, TOKOH DAN PENOKOHAN KEN RATRI…………16

  2.1 Analisis Alur………………………………………………………………..16

  2.2 Analisis Tokoh dan Penokohan…………………………………………… 23

  2.2.1 Tokoh……………………………………………………………..23

  2.2.2 Penokohan………………………………………………………..24

  BAB III ANALISIS PERASAAN HARGA DIRI POSITIF DAN NEGATIF TOKOH KEN RATRI SEBAGAI MANTAN PELACUR…………………35

  3.1 Perasaan Harga Diri Positif………………………………………………...37

  3.1.1 Perasaan Optimis…………………………………………….….37

  3.1.2 Keyakinan …..……………………………………………….…38

  3.1.3 Cinta ……………….…………………………………………..41 3. 1.4 Pelayanan ………………………………………...……………41

  3.2 Perasaan Harga Dir i Negatif………………………………………………..43

  3.2.1 Gelisah………………………………………………………….44

  3.2.2 Tidak berharga ………………………………………………….46

  3.2.3 Rendah Diri ………………………………………………...….47

  3.2.5 Pesimis …………………..……………………….……………51

  3.2.6 Menyalahkan Diri Sendiri……………………………………..52

  3.3 Rangkuman…………………………………………………………………50

BAB IV PENUTUP……………………………………………………………………55

  4.1 Kesimpulan………………………………………………………………....55

  4.1.1 Analisis Struktural……………………………………………...55

  4.1.2 Perasaan Harga Diri Positif dan Negatif………………………..56

  4.2 Saran………………………………………………………………………...57

  

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………….58

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

  Karya sastra lahir dari proses penyerapan realita pengalaman manusia (Siswantoro, 2005:21). Karya sastra termasuk novel pada hakikatnya adalah benda mati yang dari dirinya tidak bermakna dan tidak dapat dijadikan objek estetika selama karya sastra itu tidak disentuh, tidak dibaca, dan tidak diberi makna oleh pembaca. Karya sastra dianggap sebagai hasil aktivitas penulis, yang sering dikaitkan dengan gejala- gejala kejiwaan. (Nyoman, 2004:62)

  Novel yang berjudul Terbanglah Merpati karya Achmad Munif mengisahkan seorang wanita bernama Ken Ratri yang tidak lain dia adalah bekas pelacur. Perubahan Ken Ratri menjadi seorang yang meninggalkan pekerjaan sebagai pelacur merupakan proses perjalanan untuk menjadi perempuan muslimah yang sebenarnya. Walaupun ia dikhianati oleh pacarnya tetapi Ken Ratri berusaha sekuat tenaga untuk tabah. Pacarnya yang bernama Satrio selingkuh dengan Sito Andari, teman satu kampusnya. Ken Ratri selalu melihat masa lalunya yang buruk sehingga ia pasrah dan tidak akan menyalahkan Satrio. Ia merasa bersalah karena yang pantas disalahkan adalah dirinya sendiri. Ken merasa sangat tidak pantas bersanding dengan Satrio. Jika dilihat pada bibit, bebet dan

  , Ken Ratri tidak masuk dalam kriteria tersebut.

  bobot

  Sebagai mantan pelacur yang telah meninggalkan perbuatan yang dilarang oleh agama, Ken Ratri juga mendapatkan penghinaan dari lingkungan sekitarnya. Ia hampir Ken yang diam-diam mencintainya, namun Ken Ratri tidak menyukai pemuda tersebut. Bu Ambar yang tidak lain adalah ibu dari Hanafiah juga melakukan sebuah penghinaan yang sama terhadap dirinya. Ken Ratri di hina habis-habisan karena masa lalunya yang suram. Ia dengan tabah menghadapi cobaan akan dampak dari masa lalunya. cobaan tersebut cukup mengganggu pikirannya. Banyak hikmah yang dapat diambil dalam kesedihannya tersebut.

  Perjalanan hidup tokoh Ken Ratri dalam novel tersebut memberikan gambaran secara jelas bagaimana kehidupan batin yang ada dalam diri tokoh Ken Ratri khususnya dalam hal perasaan. Ia mengalami berbagai macam perasaan setelah tidak menjadi pelacur lagi. Perasaan-perasaan tersebut misalnya rasa gelisah, takut, mampu, cinta, bimbang, rela, dan lainnya. Dalam penelitian ini, peneliti akan membahas lebih detail mengenai gambaran perasaan harga diri positif dan negatif tokoh Ken Ratri dalam novel karya Achmad Munif.

  Terbanglah Merpati

  Alasan peneliti menganalisis perasaan harga diri positif dan negatif tokoh Ken Ratri dalam novel Terbanglah Merpati karya Achmad Munif karena tiga hal. Pertama, novel Terbanglah Merpati menggambarkan banyak perasaan harga diri yang ada pada novel tersebut. Kedua, novel tersebut mempunyai kekhasan dalam hal penceritaan, di mana pembaca dihadapkan pada masalah yang tidak jauh pada realita kehidupan. Ketiga, novel Terbanglah Merpati karya Achmad Munif belum ada yang meneliti ke dalam karya ilmiah.

  1.2 Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah yang akan diuraikan dalam penelitian ini adalah :

  1.2.2 Bagaimanakah alur, tokoh, dan penokohan dalam novel Terbanglah Merpati karya Achmad Munif?

  1.2.1 Bagaimanakah perasaan harga diri positif dan negatif tokoh Ken Ratri dalam novel

  Terbanglah Merpati karya Achmad Munif?

  1.3 Tujuan Makalah

  Berdasarkan rumusan masalah di atas, penelitian ini dimaksudkan untuk mencapai tujuan sebagai berikut :

  1.3.1 Mendeskripsikan alur, tokoh, dan penokohan dalam novel Terbanglah Merpati karya Achmad Munif?

  1.3.2 Mendeskripsikan perasaan harga diri positif dan negatif tokoh Ken Ratri dalam novel Terbanglah Merpati karya Achmad Munif?

  1.4 Manfaat Penelitian

  Penelitian ini tidak untuk kepentingan peneliti semata. Oleh karena itu, penelitian ini dilaksanakan agar bermanfaat sebagai berikut :

  1.4.1 Mengetahui macam- macam perasaan harga diri positif dan negatif.

  1.4.2 Menambah bahan kajian karya Sastra Indonesia khususnya karya sastra novel dengan tinjauan psikologi sastra.

  1.4.3 Untuk menambah wawasan pembaca dan pengamat tentang perasaan harga diri yang dialami oleh tokoh Ken Ratri sebagai mantan pelacur dalam novel karya Achmad Munif.

  Terbanglah Merpati

1.5 Landasan Teori

1.5.1 Analisis Struktural

  Analisis struktural bertujuan memaparkan secermat mungkin keterkaitan antar berbagai unsur karya sastra. Dalam penelitian ini, akan diteliti dua unsur pembentuk novel yaitu alur, serta tokoh dan penokohan. Kedua unsur tersebut merupakan dua fakta cerita yang saling mempengaruhi dan menggantungkan satu dengan yang lain.

1.5.1.1 Plot

  Plot adalah apa yang dilakukan tokoh dan apa yang menimpanya. Adanya kejadian demi kejadian, ketegangan konflik, konflik, dan sampai ke klimaks yang notabene kesemuanya merupakan hal- hal yang esensial dalam plot hanya mungkin terjadi jika ada pelakunya. Tokoh-tokoh cerita itulah sebagai pelaku sekaligus penderita kejadian, dan karenanya penentu perkembangan plot. Bahkan sebenarnya, plot tidak lain dari perjalanan cara kehidupan tokoh, baik dalam berfikir dan berperasaan, bersikap, berperilaku, maupun bertindak, baik secara verbal maupun non verbal (Nurgiantoro, 1995:173). Konflik adalah sesuatu yang dramatik, mengacu pada pertarungan antara dua kekuatan yang seimbang dan menyiratkan adanya aksi dan aksi balasan (Wellek & Austin Warren, 1989:289). Klimaks adalah saat konflik telah mencapai tingkat intensitas tertinggi. Klimaks merupakan titik pertemuan antara dua hal (keadaan) yang dipertentangkan dan menentukan begaimana permasalahan (konflik itu) akan diselesaikan (Nurgiantoro, 1995:127).

  Plot mengandung unsur jalan cerita atau lebih tepatnya : peristiwa demi peristiwa yang susul menyusul. (Nurgiantoro, 1995:111). Kenny via Nurgiantoro (2002:113) mengemukakan plot sebagai peristiwa-peristiwa yang ditampilkan dalam cerita yang tidak bersifat sederhana, karena pengarang menyusun peristiwa-peristiwa itu berdasarkan kaitan sebab-akibat.

  Penampilan peristiwa demi peristiwa yang hanya berdasarkan pada urutan waktu saja belum merupakan plot. Agar menjadi sebuah plot, peristiwa-peristiwa itu haruslah diolah dan disiasati secara kreatif, sehingga hasil pengolahan dan penyiasatan itu sendiri merupakan sesuatu yang indah dan menarik, khususnya dalam kaitannya dengan karya fiksi yang bersangkutan secara keseluruhan. Peristiwa-peristiwa (plot) dimanivestasikan lewat perbuatan, tingkah laku, dan sikap tokoh-tokoh (utama) cerita. Bahkan, pada umumnya peristiwa yang ditampilkan dalam cerita tak lain dari perbuatan dan tingkah laku para tokoh, baik yang bersifat verbal maupun nonverbal, baik yang bersifat fisik maupun batin. Plot merupakan cerminan, atau bahkan berupa perjalanan tingkah laku para tokoh dalam bertindak, berpikir, berasa, dan bersikap dalam menghadapi berbagai masalah kehidupan (Nurgiantoro, 1995:113-114).

1.5.1.2 Tokoh dan Penokohan

  Tokoh adalah orang-orang yang ditampilkan dalam suatu karya naratif, atau drama yang oleh pembaca ditafsirkan memiliki kualitas moral dan kecenderungan

  (Abrams via Nurgiantoro, 1995:165). Menurut Taum (2002:5) tokoh yang penting dan ditampilkan terus-menerus sehingga terasa didominasi sebagian besar cerita disebut “tokoh utama”. Sebaliknya tokoh yang kurang penting, jarang ditampilkan dan hanya mengisi sebagian kecil cerita disebut “tokoh tambahan” .

  Penokohan adalah penyajian watak dan penciptaan citra tokoh (Sudjiman, 1992:23). Sedangkan menurut Nurgiantoro, Penokohan mencakup masalah siapa tokoh cerita, bagaimana perwatakannya, dan bagaimana penempatan dan pelukisannya dalam sebuah cerita sehingga sanggup memberikan gambaran yang jelas kepada pembaca (Nurgiantoro, 1995:166).

1.5.2 Psikologi Sastra

  Teori yang digunakan untuk menganalisis novel Terbanglah Merpati adalah psikologi sastra. Menurut Wellek (Awang dalam Sahlan,1985:85) Psikologi sastra adalah studi atau telaah analisis terhadap penulis sebagai sosok yang bisa dipelajari lewat teori psikolosi tertentu, atau sebagai sosok individu yang berkepribadian khusus atau analisis terhadap proses penciptaan pada saat menulis, atau analisis terhadap tipe-tipe psikologis dan hukum- hukum psikologis yang hadir di dalam karya sastra. Sedangkan menurut Dick Hartoko dan Rahmanto (1985:126) psikologi sastra adalah cabang ilmu sastra yang mendekati sastra dari sudut psikologi. Psikologi dapat memperjelas proses kreatif pengarang.

  Perilaku manusia sangat beragam, tetapi memiliki pola atau keterulangan jika diamati secara cermat. Pola atau keterulangan inilah yang ditangkap sebagai fenomena Menurut Bonner, sebagai disiplin ilmu yang memfokuskan studi pada perilaku manusia, psikologi dikategorikan sebagai behavioral science atau ilmu perilaku. (Siswantoro, 2005:27)

  Wellek Warren (1990 : 43) mengatakan bahwa dalam studi sastra terdapat empat aspek yang berkenaan dengan psikologi sastra. Pertama, studi mengenai aspek psikologi penulis sebagai pencipta karya sastra. Kedua, studi mengenai aspek psikologi tokoh- tokoh dalam karya sastra. Ketiga, studi mengenai efek karya sastra terhadap psikologi pembaca. Keempat, studi mengenai tipe-tipe dan hukum- hukum karya sastra. Dalam penelitian ini yang digunakan adalah aspek yang kedua, yaitu studi mengenai aspek psikologi tokoh-tokoh dalam karya sastra. Penulis mengkaji psikologis tokoh Ken Ratri dalam novel Terbanglah Merpat karya Achmad Munif.

  Novel atau cerpen sebagai bagian bentuk sastra, merupakan jagad realita yang didalamnya terjadi peristiwa dan perilaku yang dialami dan diperbuat manusia (tokoh).

  Secara spesifik realita psikologis adalah kehadiran fenomena kejiwaan tertentu yang dialami oleh tokoh utama ketika merespon atau bereaksi terhadap diri dan lingkungan (Siswantoro, 2005:29).

1.5.3 Perasaan dan Harga Diri

  Perasaan adalah rasa atau keadaan batin sewaktu menghadapi (merasai) sesuatu (KBBI, 1995:820). Perasaan merupakan salah satu fungsi psikis yang penting dapat dirumuskan sebagai warna atau suatu psikis seseorang yang mengiringi, menyertai suatu kegiatan dalam situasi khusus serta berhubungan dengan adanya kesan setelah kegiatan (

  Harga diri (self esteem) adalah suatu hasil penilaian individu terhadap dirinya yang diungkapkan dalam sikap-sikap yang dapat bersifat positif dan negatif. Bagaimana seorang menilai tentang dirinya akan mempengaruhi perilaku kehidupan sehari- hari. Harga diri yang positif akan mengangkat rasa percaya diri, penghargaan diri, rasa yakin akan kemampuan diri,rasa berguna, serta rasa bahwa kehadirannya diperlukan didunia ini. Harga diri negatif akan cenderung merasa bahwa dirinya tidak mampu dan tidak berharga. Memiliki harga diri negatif sering muncul perilaku negatif akan tetapi tidak semua kompensasi harga diri negatif menyebabkan perilaku negatif ( http://kompas.com/kompas-cetak/0509/23/muda/207//53.htm ).

  Perasaan dan emosi biasanya disifatkan sebagai suatu keadaan (state) dari diri organisme atau individu pada suatu waktu. Misalnya orang merasa sedih, senang, terharu, dan sebagainya bila melihat sesuatu, mendengar sesuatu, mencium bau dan sebagainya. (Mahfudh, 1991:116)

  Kohnstamm (Mahfudh, 1991:139-140) memberikan klasifikasi perasaan kejiwaan menjadi enam golongan yaitu :

  1. Perasaan Intelektual Perasaan ini timbul apabila individu dapat memecahkan atau memahami suatu kebenaran dengan analisis pikirannya, yaitu merupakan rasa senang - puas, sedih dan sengsara, karena tidak dapat menangkap senang, tidak yakin, tidak puas, sedih dan sengsara, karena tidak bisa mengangkap dan tidak mengerti suatu masalah. Juga harapan-harapan dan ketegangan-ketegangan menunggu suatu hasil, penyingkapan suatu kebenaran dan teori baru dalam lapangan ilmu pengetahuan, kebahagiaan dalam menghayati suatu kebenaran, rasa putus asa dan malu, masuk dalam perasaan intelektual ini.

  2. Perasaan Estetis (keindahan) Perasaan ini berhubungan erat dengan keindahan sesuatu, baik yang bersifat kebendaan maupun yang bersifat kerohanian. Kepekaan rasa indah itu amat tergantung pada bakat dan pada perkembangan indera yang bersangkutan.

  3. Perasaan Etis Perasaan ini amat berhubungan dengan nilai baik dan buruk atau nilai- nilai ethic

  (moral). Perasaan ini berhubunga n dengan perbuatan kesusilaan. Hal ini terlihat dalam perasaan menyesal karena melanggar nilai- nilai etik, rasa bersalah, rasa tanggung jawab dan rasa tentram karena taat kepada norma agama dan lain sebagainya.

  4. Perasaan Harga Diri Perasaan ini merupakan perasaan yang ada pada seseorang tentang harga dirinya sendiri. Perasaan ini dapat positif, apabila individu mendapatkan penghargaan terhadap dirinya. Yang kemudian meningkat pada rasa harga diri lebih. Namun, juga dapat bersifat negatif apabila orang mendapatkan kekecewaan, yang berakibat menimbulkan rasa harga diri kurang. Perasaan lebih positif antara lain : rasa kuat, mampu bangga, megah, dan optimis. Sedang rasa negatif sifatnya, antara lain : lemah, malu, takut, enggan, rendah hati, dan lain sebagainya.

  5. Perasaan Sosial Perasaan ini timbul dalam hubungannya dengan orang lain, baik sebagai individu mengambil bagian dalam hidup orang lain, seperti rasa solodaritas, persaudaraan, simpati, kasih sayang dan lain sebagainya.

  6. Perasaan Ketuhanan Perasaan ini berkaitan dengan kekuasaan Tuhan. Salah satu kelebihan manusia sebagai makhluk Tuhan adalah dianugerahkannya kemampuan mengenal Tuhannya.

  Perasaan ini digolongkan pada peristiwa psikis yang paling mulia dan luhur.

  Dalam penelitian ini hanya difokuskan pada perasaan harga diri saja menurut teori Kohnstamm. Perasaan harga diri yang meliputi perasaan harga diri positif dan negatif.

  Perasaan harga diri dikaitkan denga n masa lalu Ken Ratri sebagai mantan pelacur.

  Alfred Adler (Kartini Kartono,1996:94) menyebut rasa diri sebagai perasaan lebih dan perasaan kurang. Perasaan lebih yang positif antara lain : rasa kuat, mampu, bangga, megah, vivid/hidup, intropeksi, optimis. Sedang rasa lebih negatif sifatnya antara lain : sombong, congkak, takabur, kacak, tinggi hati, pongah, dan lain- lain. Jika individu mengetahui, baik sadar maupun tidak, bahwa dia tidak mampu mencapai obyek yang sangat didambakan guna memenuhi idealnya, maka akan muncul rasa rendah diri (rasa minder, rasa inferior ).

  Menurut Martin Wijokongko (1996:39-84) pengertian macam- macam perasaan yang meliputi perasaan harga diri positif dan negatif adalah :

1. Optimis

  Perasaan optimis merupakan kemampuan melihat segi-segi baik dari persoalan, atau sikap positif menghadapi kehidupan. Optimis menghalangi orang untuk putus asa.

  2. Keyakinan Keyakinan merupakan suatu kepastian yang mengisi hidup dengan berbagai kemungkinan. Cara yang tepat untuk memanfaatkan setiap waktu adalah dengan memiliki rasa yakin dan secara positif bertindak kearah keberhasilan itu.

  3. Cinta kasih Cinta adalah perasaan positif. Cinta merupakan emosi inti yang penting dan dimiliki seseorang dengan cara membina hubungan dengan sesama.

  4. Pelayanan Pelayanan adalah perbuatan yang baik yag dilakukan kepada orang lain.

  Memberikan pelayanan berarti mempunyai rasa berguna, rasa akan hubungan yang erat dengan orang lain. Pelayanan meningkatkan kualitas hidup untuk mendapatkan kedamaian dan kebahagiaan. Sedangkan pengertian macam- macam perasaan harga diri negatif : 1.

  Gelisah Gelisah adalah peristiwa dan pengalaman yang mengundang rasa tidak enak. Rasa gelisah diatasi dengan pembinaan kepercayaan diri dan pemupukan kemampuan berdikari.

  2. Rasa tidak berharga Rasa tidak berharga terjadi ketika seseorang merasa tidak melakukan sesuatu yang seharusnya dapat dilakukan.

  3. Rendah diri Rendah diri atau rasa minder ada 3 jenis yaitu minder fisik, minder sosial, dan tangkap rendah, bakat kecil, kemampuan sedikit. Orang yang dikukung rasa minder biasanya tidak bahagia karena mereka terlalu memperhatikan cacat- cacatnya, akibatnya mereka sukar menyesuaikan diri.

  4. Takut Perasaan takut merupakan bagian dari pengalaman manusia. Rasa takut menyiapkan diri menghadapi kerugian atau bahaya yang bakal datang.

  5. Pesimis Perasaan pesimis merupakan cara pandang mengenai hidup yang serba gelap, kelabu, dan cacat.

  6. Menyalahkan diri sendiri Menyalahkan diri sendiri merupakan perasaan mengenai peristiwa atau laku salah dan dosa di masa lampau. Karena rasa bersalah dimasa lampau memaksa seseorang untuk melihat segi kotor dari hidup.

1.6 Metode Penelitian

1.6.1 Pendekatan

  Dalam penelitian ini, peneliti akan menganalisis perasaan harga diri positif dan negatif tokoh Ken Ratri dalam novel Terbanglah Merpati karya Achmad Munif.

  Pendekatan yang digunakan untuk meneliti novel Terbanglah Merpati karya Achmad Munif adalah pendekatan psikologi. Pendekatan psikologi artinya pendekatan dari sudut psikologi. Pendekatan psikologi merupakan penelaahan yang menekankan pada segi-segi psikologis yang terdapat dalam suatu karya sastra karena psikologi mempelajari proses- proses kejiwaan (Sukada, 1987:105) Perasaan dapat ditelusuri melalui kondisi kejiwaan. Perasaan Ken Ratri setelah meninggalkan profesinya sebagai pelacur akan di kaitkan dengan perasaan harga diri positif dan negatif . Penelitian ini terfokus pada tokoh Ken Ratri seorang perempuan yang memiliki berbagai macam perasaan harga diri di dalam menjalani hidupnya yaitu setelah meninggalkan dunia hitamnya. Sebagai mantan pelacur banyak sekali perasaan harga diri positif dan negatif yang muncul pada tokoh Ken Ratri dalam novel Terbanglah Merpati karya Achmad Munif. Oleh karena itu, pendekatan yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan secara psikologis.

1.6.2 Metode Penelitian

  Metode adalah prosedur atau tata cara yang sistematis yang dilakukan seorang peneliti dalam upaya mencapai tujuan seperti memecahkan masalah atau menguak kebenaran atas fenomena tertentu (Siswantoro, 2005 : 55).

  Metode yang akan dipergunakan dalam penelitian yaitu menggunakan metode deskripsi. Metode deskripsi dapat diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan subjek atau objek penelitian pada saat sekarang berdasarkan fakta- fakta yang tampak atau sebagaimana adanya (Siswantoro, 2005:56)

  Berdasarkan metode ini peneliti pertama-tama akan menganalisis alur, serta tokoh dan penokohan. Kedua, peneliti menganalisis aspek psikologi untuk mengetahui perasaan harga diri tokoh Ken Ratri dalam novel Terbanglah Merpati karya Achmad Munif (2003)

1.6.3 Teknik Penelitian

  Penelitian jenis apapun tidak lepas dari analisis dan analisis dalam penelitian sastra dilakukan mulai dari sejak pengumpulan data. Teknik yang dipergunakan dalam penelitian ini meliputi tiga hal, yaitu teknik pengumpulan data, seleksi data, dan penarikan kesimpulan. Teknik pengumpulan data diawali dengan membaca novel atau cerita pendek dan memahami isi ceritanya. Peneliti mengambil data yang dibutuhkan dengan berbasis pada seperangkat konsep yang telah dikuasai. Seleksi data merupakan proses memilih atau menyeleksi data dengan panduan parameter atau kriteria ataupun kategori yang telah ditetapkan sebelumnya pada saat pengambilan data. Dengan ini, data yang dikumpulkan menjadi terseleksi, terfokus, dan akurat. Penarikan kesimpulan memiliki pengertian merujuk pada kegiatan analisis dalam usaha memperoleh kepastian tentang kebenaran data primer. Kegiatan penarikan kesimpulan ini dilakukan bersamaan waktu dengan pengumpulan dan seleksi data. (Siswantoro, 200568-74)

  Pertama-tama peneliti mengumpulkan data dengan cara memahami isi cerita novel Terbanglah Merpati karya achmad Munif kemudian mencermati perasaan tokoh Ken Ratri dari awal cerita. Setelah memperoleh data, peneliti menyeleksi novel sehingga memperoleh pemahaman isi cerita. Kemudian tahap yang terakhir adalah penarikan kesimpulan ketika data tersebut sudah pasti benar.

  1.7 Sumber Data

  Judul Buku : Terbanglah Merpati Pengarang : Achmad Munif Penerbit : Gita Nagari Tahun Terbit : 2003 Tebal Buku : 179 Cetakan : Pertama

  1.8 Sistematika Penyajian

  Sistematika penyajian ini adalah sebagai berikut. Bab satu merupakan pendahuluan yang berisi : latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, landasan teori, pendekatan, metode penelitian, teknik penelitian, sumber data dan sistematika penyajian. Bab dua merupakan analisis alur, tokoh, dan penokohan novel karya Achmad Munif. Bab tiga merupakan analisis perasaan harga

  Terbanglah Merpati

  diri positif dan negatif tokoh Ken Ratri sebagai mantan pelacur dalam novel Terbanglah

  

Merpati karya Achmad munif dan rangkuman. Bab empat merupakan penutup yang

berisi kesimpulan dan saran.

  BAB II ANALISIS ALUR, TOKOH, DAN PENOKOHAN KEN RATRI DALAM NOVEL TERBANGLAH MERPATI KARYA ACHMAD MUNIF Pada bab II ini akan dianalisis mengenai alur, tokoh, dan penokohan. Di dalam

  menganalisis alur, peneliti akan memaparkan jalan cerita secara keseluruhan. Alur, tokoh, dan penokohan merupakan data yang kongkret untuk menganalisis karya sastra ini dari sudut psikologi seorang tokoh. Secara sistematis unsur- unsur tersebut dapat dianalisis sebagai berikut.

2.1 Analisis Alur

  Bagian pertama mengisahkan kesadaran Ken Ratri bahwa sudah hampir satu bulan pacarnya tidak menemuinya. Ketidakmunculan Satrio tersebut, ia sadari setelah semua tugas mencari bahan-bahan skripsinya selesai. Ken Ratri mendengar cerita dari sahabatnya bahwa Satrio pergi dengan perempuan lain. Mendengar kabar tersebut memunculkan keraguan di benak Ken Ratri tentang apa yang dikatakan Satrio selama ini.

  Peristiwa bagian pertama ini merupakan pendahuluan yang menggambarkan tokoh Ken Ratri. Pada bagian pertama ini konflik sudah mulai muncul. Konflik tersebut muncul ketika Ken Ratri merasakan kegelisahan karena Satrio sudah hampir satu bulan tidak mengunjunginya.

  Bagian kedua menceritakan tentang kebimbangan perasaan Satrio selama ia atau sekedar ketertarikan belaka. Di sela-sela kebimbangan Satrio, muncullah Sito Andari yang mengusik pikirannya. Ia mulai tertarik dengan perempuan itu. Dengan kebimbangan dan keraguan tentang hubungannya dengan Ken Ratri, Satrio enggan untuk menemui Ken Ratri. Satrio belum bisa sepenuhnya menerima Ken Ratri yang tak lain adalah bekas ayam kampus . Ia tidak mau dikatakan makan sisa oleh teman-temannya.

  Bagian ketiga mengisahkan ketegaran Ken Ratri untuk tidak selalu larut dalam kesedihan memikirkan hubungannya dengan Satrio. Ken Ratri kemudian pergi menemui Dr. Sustiwi untuk melengkapi bahan yang sangat mendukung skripsinya. Ken Ratri tidak ingin skripsinya itu hanya sebagai jembatan untuk mengantarkannya mencapai gelar sarjana. Ia ingin lebih dari itu. Ken Ratri punya obsesi skripsinya itu diterbitkan sehingga bisa dibaca khalayak lebih luas. Dalam pertemuannya dengan Bu Sustiwi itu, Ken bisa bertukar pengalaman. Ken pun termangu ingat di saat ia dulu dia nggap sampah oleh orang banyak karena kesalahannya sendiri menjual tubuh untuk sejumlah uang dan akhirnya ia sadar kalau apa yang dilakukannya itu melanggar norma moral dan susila. Dari bertukar cerita dengan Bu Sustiwi, Ken Ratri sedikit bisa melupakan kerisauannya menunggu Satrio. Perasaan Ken tambah sedikit lega ketika ingat Fatimah, sahabat sejati yang mengajarinya shalat.

  Bagian keempat menceritakan hubungan Amru dan Lusi. Lusi adalah teman seperjuangan Ken Ratri sewaktu menjadi pelacur dahulu, sedangkan Amru adalah kekasih Lusi. Kini Lusi sudah sadar juga dan meninggalkan pekerjaan pelacur tersebut. Lusi sekarang telah berhubungan dengan Amru, pemuda yang sangat menyayanginya.

  Bagian kelima menceritakan Hanafiah. Ia adalah teman satu kampus Ken Ratri juga. Hanafiah mendengar kabar bahwa Ken Ratri sudah putus dengan Satrio. Hanafiah mempunyai kesempatan lagi untuk mendekati Ken Ratri yang dulu pernah menolaknya.

  Hana fiah tetap akan mendekati Ken walaupun ibunya tidak menyetujuinya karena Ken Ratri adalah bekas pelacur. Ibu Hanafiah sudah menjodohkan Hanafiah dengan seorang gadis yang memiliki bibit, bobot, dan bebet yang lebih baik. Demi mendapatkan perempuan yang selama ini ia dambakan, Hanafiah menyewa temannya yang bernama Bonar untuk memata-matai hubungan perselingkuhan Satrio dan Sito Andari. Bonar menyetujuinya dengan imbalan uang karena akhir-akhir ini keuangan Bonar agak memprihatinkan.

  Bagian keenam menceriterakan kedatangan Ken Ratri ke pondokan temannya yang bernama Fatimah. Ken Ratri bercerita tentang hubungannya selama ini dengan Satrio dan mereka berdua membahas tentang kabar perselingkuhan yang dilakukan Satrio dengan Sito Andari. Fatimah sangat emosi me ndengar cerita Satrio selingkuh, akan tetapi Ken bisa menerima semuanya. Ken sudah cukup bahagia pernah berhubungan dengan laki- laki yang ia cintai. Ken tidak peduli apakah Satrio mencintainya dengan sungguh- sungguh atau sekedar main- main. Setelah meninggalkan pondokan Fatimah, muncul perasaan lega di hati Ken. Ia mendapatkan dukungan dari sahabatnya itu sehingga membuat dirinya tidak kehilangan pegangan. Dalam perjalanan pulang, Ken teringat kembali masa- masa pacaran bersama Satrio dahulu.

  Peristiwa bagia n keenam menceritakan peristiwa ketika Ken Ratri mengingat saat-saat bersama Satrio waktu pacaran dahulu. Ketika itu Ken Ratri sedang bertanya mengenai alasan mengapa Satrio mencintainya. Satrio menjawab pertanyaan Ken Ratri

  Bagian ketujuh menceriterakan perselingkuhan Satrio dengan Sito Andari. Mereka pergi berdua di pantai Pandansimo. Di saat Satrio dan Sito Andari sedang bermesraan, Bonar segera mendokumentasikan kejadian tersebut. Bonar adalah orang suruhan Hanafiah yang diberi tugas untuk memata- matai dan mencari bukti mengenai perselingkuhan Satrio dengan Sito Andari.

  Bagian kedelapan, Bonar melaporkan hasil pekerjaannya memata- matai perselingkuhan Satrio dengan Sito Andari kepada Hanafiah. Tidak ketinggalan pula, dibawanya hasil jepretannya mesra antara Satrio dan Sito Andari. Bonar mendapatkan imbalan dari Hanafiah karena sudah menyelesaikan tugasnya dengan hasil foto-foto yang sangat memuaskan.