ANALISIS PEMBIAYAAN HUNIAN SYARIAH BAGI WIRASWATA DI BANK MUAMALAT INDONESIA CAPEM SALATIGA TUGAS AKHIR - ANALISIS PEMBIAYAAN HUNIAN SYARIAH BAGI WIRASWATA DI BANK MUAMALAT INDONESIA CAPEM SALATIGA - Test Repository

  

ANALISIS PEMBIAYAAN HUNIAN SYARIAH BAGI

WIRASWATA DI BANK MUAMALAT INDONESIA CAPEM

SALATIGA

TUGAS AKHIR

  Diajukan Untuk Memenuhi Kewajiban dan Memenuhi Syarat Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya

  Program Studi Perbankan Syariah Disusun Oleh:

  

SHOLEH

NIM: 201 08 005

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)

SALATIGA

  

2011

  

ANALISIS PEMBIAYAAN HUNIAN SYARIAH BAGI

WIRASWATA DI BANK MUAMALAT INDONESIA CAPEM

SALATIGA

TUGAS AKHIR

  Diajukan Untuk Memenuhi Kewajiban dan Memenuhi Syarat Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya

  Program Studi Perbankan Syariah Disusun Oleh:

  

SHOLEH

NIM: 201 08 005

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)

SALATIGA

  

2011

PERSETUJUAN PEMBIMBING

  Hal : Pengajuan Naskah Tugas Akhir salatiga, Agustus 2011 Kepada Yth. Ketua STAIN Salatiga Di –

  Salatiga Assalamualaikum Wr. Wb.

  Setelah diadakan pengarahan, bimbingan, koreksi, dan perbaikan seperlunya, maka tugas akhir saudara : Nama : Sholeh NIM : 201 08 005 Judul : Analisis Pembiayaan Hunian Syariah Bagi Wiraswasta di Bank

  Muamalat Indonesia Capem Salatiga Dapat diajukan dalam sidang munaqasyah. Demikian untuk menjadikn periksa.

  Wassalamualaikum Wr. Wb.

  Pembimbimg Drs. H. Imam Baihaqi, M.Ag

  MOTTO v Tidak ada sesuatu yang tidak mungkin di dunia ini. v

  Awali dan akhiri segala sesuatu dengan doa, rahmat Allah SWT selalu bersama kita. v

  Hidup adalah sebuah pilihan, semua berawal dari diri sendiri.

  PERSEMBAHAN v

  

Ayah dan ibu tercinta yang selalu

mendoakan serta memberikan bantuan berupa moril dan materiil. v

  

Adik ku yang membuat hari – hari

ku lebih berwarna dan telah ku

buktikan bahwa aku bisa. v

  

Sahabat – sahabat ku yang selalu

member dukungan dan perhatian padaku.

  ABSTRAK Pendirian Bank Muamalat Indonesia merupakan keingianan masyarakat

  Indonesia yang telah terealisasi pada prakarsa Majelis Ulama Indonesia (MUI), yang muncul dalam Lokakarya Bunga Bank pada tanggal 19-22 Agustus 1990 di Cisarua Bogor.

  Analisis pemberian pembiayaan Hunian Syariah bagi wiraswasta di BMI Salatiga membahas tentang porosedur analisa pembiayaan Hunian Syariah dan penyelesaian kredit macet pada pembiayaan Hunian Syariah. Untuk mengetahui prosedur analisa pembiayaan Hunian Syariah bagi wiraswasta serta penyelesaian kredit macet dalam penelitian ini

  Penulis menggunakan metode penelitian berupa wawancara diskripsi dan dokumentasi Analisa yang dilakukan bagi nasabah yang berlatar belakang wiraswasta meliputi tujuaan, profil nasabah dan usaha, hubungan perbankan, laporan keuangan, kebutuhan pembiayaan, sumber pengembalian dan jaminan. Kemudian dari pihak bank melakukan rapat komite bila pembiayaan disetujui maka langkah selanjutnya adalah perjanjian kontrak dan pencairan dana.

  Dalam penyelesaian masalah kredit macet pada pembiayaan Hunian Syariah di BMI Capem Salatiga yaiyu dengan ligitasi dan non ligitasi. Untuk mengatasi kredit macet pada pembiayaan Hunian Syariah pihak bank melakukan pendekatan pada nasabah supaya membayar kewajibanya pada BMI Capem Salatiga. Apabila nasabah tidak mampu membayar maka langkah terakhir adalah menjual rumah yang dijadikan agunan.

KATA PENGANTAR

  Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang Maha Rahman lagi Maha Rahim yang telah melimpahkan rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan Tugas Akhir sebagai suatu syarat guna memperoleh gelar Ahli Madya pada program studi Perbankan Syariah.

  Penulis menyadari terwujudnya Tugas Akhir ini tidak lepas dari bimbingan, arahan serta bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Dr. Imam Sutomo, M.Ag, selaku ketua STAIN Salatiga.

  2. Drs. Mubasirun, M.Ag selaku ketua jurusan Syariah STAIN Salatiga

  3. Bapak Abdul Aziz NP, S.Ag, MM selaku Ketua Program Studi D-III Perbankan Syariah STAIN Salatiga.

  4. Drs. H. Imam Baihaqi, M.Ag, selaku pembimbing Tugas Akhir.

  5. Seluruh staf dan karyawan STAIN Salatiga.

  6. Ibu Suparyati yang telah memberikan pengarahan dan bimbingan

  7. Seluruh staf dan karyawan Bank Muamalat capem Salatiga yang telah mendukung dalam penyelesaian Tugas Akhir ini.

  8. Orang tua dan keluarga yang telah memberikan dukungan moril dan materiil kepada penulis selama ini.

  9. Semua pihak yang telah membantu terselesaikannya penulisan Tugas Akhir ini.

  Semoga segala bud baik pihak yang telah diberikan kepada penulis selama ini mendapatkan imbalan yang berlipat dari Allah SWT.

  Akhirnya, penulis menyadari bahwa dalam penulisan Tugas Akhir ini masih banyak kekurangan serta kekhilafan. Untuk itu kritik dan saran yang membangun senantiasa penulis harapkan. Semoga Tugas Akhir ini dapat memberikan manfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya. Amin Yaa Rabbal alamiin.

  Salatiga, Agustus 2011 Penulis

  SHOLEH

  NIM : 201 08 005

DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL………………………………………………………… i PENGAJUAN TUGAS AKHIR…………………………………………….. ii PERSETUJUAN PEMBIMBING…………………………………………… iii PENGESAHAN TUGAS AKHIR…………………………………………… iv MOTTO……………………………………………………………………….. v PERSEMBAHAN…………………………………………………………….. vi ABSTRAK…………………………………………………………………….. vii KATA PENGANTAR………………………………………………………… viii DAFTAR ISI…………………………………………………………………... ix DAFTAR TABEL……………………………………………………………... x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah…………………………………….

  1 B. Rumusan Masalah…………………………………………...

  5 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian……………………………...

  5 D. Metode Penelitian……………………………………………. 6

E. Sistematika Penulisan………………………………………… 7

BAB II LANDASAN TEORI A. Telaah Pustaka……………………………………………….. 11 B. Kerangka Teoritik……………………………………………. 14 BAB III LAPORAN OBYEK A. Sejarah Bank Muamalat Indonesia…………..………………… 37 B. Struktur Organisasi…………………….………………………. 38 C. Visi dan Misi…………………………………………………… 43 D. Produk Bank Muamalat Capem Salatiga…………………….. 43 BAB IV ANALISA

  1. Prosedur dan analisa pembiayaan ……………………………...65

2. Penyelesaian pembiayaan bila terjadi macet……………………57

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ……………………………………….……………81 B. Saran……………………………………………………………82 DAFTAR PUSTAKA DAFTAR RIWAYAT HIDUP

  

DAFTAR TABEL

Tabel jenis dokumen yang dipersyaratkan…………………………………….

  61 Tabel Neraca…………………………………………………………………...

  70 Tabel Laporan Laba/Rugi………………………………………………………

  72 Tabel Analisa Aspek Syariah…………………………………………………..

  74

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia perekonomian telah menemukan langkah baru untuk

  menciptakan kesejahteraan sejati (al-falah) yaitu dengan sistem ekonomi Islam. Ekonomi Islam sebagai solusi yang mampu menjawab kegagalan perekonomian yang sedang dilanda krisis global. Ekonomi Islam berbeda dengan Ekonomi Konvensinal. Setidaknya ada empat landasan filosofi ilmu Ekonomi Islam yang merupakan paradigma yang membedakan dari ilmu ekonomi konvensinal. Landasan filosofi tersebut adalah tauhid, keadilan dan keseimbangan, kebebasan dan tanggung jawab (Nurudin, 2010: 6).

  Sistem ekonomi yang dibangaun dengan landasan filosofi yang semacam ini mungkin akan dapat membangun kembali perekonomian dunia.

  Sistem Ekonomi Islam telah membuktikan bahwa kehadiranya mampu memberikan solusi dari problematika ekonomi sekarang ini. Sistem keuangan syariah menganggap uang hanya sebagai alat tukar bukan sebagai komoditas. Sebagai alat tukar uang tidak akan menghasilkan nilai tambah apapun kecuali apabila dikonversi menjadi barang atau jasa.

  Pendirian Bank Muamalat Indonesia merupakan keingianan masyarakat Indonesia yang telah terealisasi pada prakarsa Majelis Ulama Indonesia (MUI), yang muncul dalam Lokakarya Bunga Bank pada tanggal 19-22 Agustus 1990 di Cisarua Bogor. Ide ini dipertegas kembali dalam Musyawarah Nasional IV MUI di Hotel Sahid Jaya, Jakarta pada tanggal 22-

  55 Agustus 1990. Pendirian Bank Muamalat mendapat dukungan pengusaha maupun cendikiawan muslim yang namanya tergabung dalam 227 pemegang saham pendiri, juga diperoleh dukungan dari ICMI, untuk selanjutnya dibentuk Tim Pendanaan, Tim Hukum dan Anggaran Dasar.

  Dewasa ini, system perbankan syariah yang merupakan penggerak ekonomi Islam Indonesia telah mencapai kemajuan yang pesat. Salah salah satu yang menjadikan penyebab adalah lahirnya UU No. 21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah sebagai payung hukum dalam operasional perbankan syariah di Indonesia. Perbankan Syariah memiliki potensi besar untuk menjadi prioritas utama bagi masyarakat dalam pilihan transaksi mereka.

  Bank Muamalat Indonesia adalah bank umum pertama di Indonesia yang menerapkan pripsip Syari’ah Islam dalam menjalankan operasionalnya.

  Produk pendanaan yang ada menggunakan Prinsip Wadiah (titipan),

  

Murabahah (jual-beli) dan Mudharabah (Bagi-hasil). Sedangkan penanaman

dana menggunakan prinsip jual beli, bagi hasil dan sewa.

  Dalam sejarah perbankan nasional Bank Muamalat Indonesia merupakan satu-satunya bank syariah yang berhasil melewati krisis moneter dan atau program rekapitalisasi. Bank Muamalat memberikan pelayanan perbankan nasional dan internasional, melalui produk dan jasa layanan yang aman, nyaman, inovatif dan menguntungkan serta terus tumbuh secara sehat dengan kinerja dan reputasi positif. Misinya adalah untuk menjadi role model Lembaga Keuangan Syariah dunia dengan penekanan pada semangat kewirausahaan, keunggulan manajemen dan orientasi investasi yang inovatif untuk memaksimumkan nilai bagi para stakeholders.

  Salah satu bank umum yang beroperasi berdasarkan prinsip Syari’ah di Indonesia saat ini adalah Bank Muamalat Cabang Pembantu Salatiga. Bank Muamalat hadir sebagai salah satu lembaga perbankan syari’ah yang mencoba menepis anggapan dari kebanyakan masyarakat luas yang menganggap bahwa semua lembaga perbankan menggunakan bunga sebagai hasil dari pemberian bantuan modal usaha-usaha melalui produk yang ada.

  Bentuk- bentuk dari semua pembiayaan yang ditawarkan oleh Bank Muamalat merupakan alternative yang dapat diperoleh bagi masyarakat, terutama umat Islam. Salah satu bentuk produk pembiayaan yang ditawarkan adalah pembiayaan yang ditujukan untuk memiliki barang (murabahah) , bank bertindak sebagai penjual dan nasabah sebagai pembeli. Pembiayaan ini dilakukan oleh pihak penyandang dana (shahibul mall) yaitu pihak bank, dengan ketentuan dimana penjual menyebutkan harga pembelian barang kepada calon pembeli kemudian penjual mensyaratkan atasnya laba atau

  Dalam rangka memberikan pelayanan yang memuaskan nasabahnya, Bank Muamalat berusaha untuk menciptakan produk yang dapat memenuhi kebutuhan nasabahnya sesuai dengan syariah Islam. Salah satu kebutuhan manusia yang sangat penting adalah papan atau tempat tinggal. Rumah adalah surga bagi keluarga, memiliki sebuah rumah adalah idaman semua keluarga.

  Namun karena keberadaan lahan yang sekarang ini semakin menyempit dan harganya menjulang tinggi yang dikarenakan persaingan manusia yang semakin bertambah, bisa dipastikan dalam tahun ketahun harganya pasti akan semakin mahal. Dalam mewujudkan keinginan untuk memiliki rumah para keluarga berusaha menabung untuk membeli rumah tapi seringkali selalu mengalami kesulitan dalam membeli rumah dikarenakan harga yang semakin naik dari tahun ketahun.

  Sebagai salah satu pemeran perekonomian negara Bank Muamalat juga ikut andil dalam mewujudkan kesejahteraan umat. Dengan adanya produk pembiayaan Hunian Syariah masyarakat akan lebih mudah mendapatkan rumah dengan mengajukan pembiayaan pada Bank Muamalat.

  Dalam pengajuan pembiayaan masyarakat yang berpenghasilan tetap dan tidak tetap/ wiraswata dibedakan atas persyaratan pembiayaanya. Untuk menangani pembiayaan yang berlatar belakang penghsilan tidak tetap/wiraswasta pihak bank harus lebih teliti dalam mensurfei dan menganalisa secara tepat agar pembiayaan tersebut nantinya bisa berjalan

  Berangkat dari latar belakang masalah yang ada di atas maka maka dalam penulisan Tugas Akhir penyusun akan membahas tentang “Analisis Pembiayaan Hunian Syariah bagi Wiraswasta pada Bank Muamalat Capem Salatiga”.

B. Rumusan Masalah

  Dari latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka di dalam pembahasan tugas akhir ini penyusun mengidentifikasikan dalam bentuk rumusan masalah diantaranya adalah sebagai berikut:

  1. Bagaimana prosedur dan analisa pembiayaan Hunian Syariah bagi wiraswasta di BMI Cabang Pembantu Salatiga?

  2. Bagaimana penyelesaian msalah kredit macet pada pembiayaan Hunian Syariah di BMI Cabang Pembantu Salatiga? C.

   Tujuan dan Kegunaan

  Adapun tujuan dan kegunaan yang ingin dicapai dari penulisan ini adalah:

  1. Tujuan

  a. Untuk mengetahui prosedur dan analisa pembiayaan hunian syariah bagi wiraswasta di BMI Cabang Pembantu Salatiga.

  b. Untuk mengetahui cara penyelesaian kredit macet pada pembiayaan hunian syariah di BMI Cabang Pembantu Salatiga.

2. Kegunaan

a. Bagi Penulis 1) Menambah wawasan tentang perbankan syariah Indonesia.

  2) Mempraktekkan teori tentang perbankan syariah yang telah dipelajari di bangku perkuliahan.

  3) Untuk melengkapi dan memenuhi syarat kelulusan program DIII Perbankan Syariah.

b. Bagi lembaga pendidikan (STAIN)

  1) Memberikan kontribusi keilmuan sehingga dapat dijadikan referensi bagi para penulis lain.

  2) Membantu mengembangkan perbankan syariah yang telah ada di Indonesia yang saat ini masih dalam pertumbuhan.

  3) Membantu memperjuangkan syariah islam dalam bermuamalah.

c. Bagi Bank Muamalat Indonesia Cabang Pembantu Salatiga

  1) Memberikan masukan melalui saran dan kritik yang bermanfaat dan membangun.

  2) Membantu mengambil kebijakan pelaksanaan kerja perusahaan sebagai bank syariah yang baru saja beroperasi pertama di kota Salatiga. 3) Membantu mensosialisasikan produk- produk Bank Muamalat Indonesia.

D. Metode Penelitian

  1. Penelitian Penenilitian dilakukan di PT. Bank Muamalat Indonesia Cabang

  Pembantu (Capem) Salatiga. yang beralamat di Jl. Sukowati Kelurahan Kalicacing Sidomukti Salatiga dengan nomor telepon dan atau faximile (0298)315937, 315939.

  2. Metode Pengumpulan Data

a. Metode wawancara

  Wawancara itu sendiri adalah cara pengumpulan data atau informasi dengan mengajukan pertanyaan secara lisan untuk di jawab lisan pula (Suharsimi Arikunto: hal. 62). Metode ini penulis gunakan untuk mengumpulkan data informasi dengan mengajukan pertanyaan yang ditujukan kepada pegawai yang bergerak dibidangnya untuk menjawab pertanyaan yang ditanyakan oleh peneliti.

  Pada metode wawancara ini peneliti menggunakan jenis wawancara berstruktur yaitu percakapan dengan maksud tertentu.

  Percakapan ini dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara yang mengajukan pertanyaan kepada yang diwawancarai yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu. (Moleong, 2002: 135). b. Metode Dokumentasi Metode Dokumentasi yaitu mencari data mengenai sesuatu yang berupa catatan. Metode ini peneliti gunakan untuk mencari tambahan data yang kongkrit tentang yang sedang di teliti yang diperoleh dari catatan sebuah dokumen dan data-data di Bank Muamalat Indonesia Capem Salatiga.

  c. Deskriptif Data yang dikumpulkan adalah berupa kata-kata, gambar dan bukan angka-angka. Hal ini disebabkan oleh adanya penerapan metode kualitatif dan semua yang dikumpulkan berkemungkinan menjadi kunci terhadap apa yang sudah diteliti yang bertujuan untuk menggambarkan dan mengembangkan suatu keadaan.

3. Sumber Data

  a. Data primer Merupakan data atau keterangan yang diperoleh secara langsung dari sumber dimana penelitiaan berlangsung dengan melakukan observasi dari obyek yang diamati.

  b. Data Sekunder Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui studi kepustakaan dan perundang-undangan yang ada hubunganya dengan masalah yang diteliti berupa buku- buku yng berkaitan

4. Teknik Analisa Data

  Langkah analisa data dimulai dengan cara menelaah seluruh data yang ada yang telah dikumpulkan dari berbagai sumber, yaitu wawancara, pengamatan yang ditulis, dokumentasi dan sebagainya. Setelah semua dipelajari dan ditelaah maka langkah selanjutnya adalah data yang dilakukan dengan membuat abstraksi. Abstraksi

  reduksi

  merupakan usaha membuat rangkuman yang inti, proses dan pernyataan yang diperlukan.

  Kemudian menyusun dalam satuan-satuan. Satuan itu kemudian dikategorikan pada langkah-langkah berikutnya. Kategori-kategori selanjutnya dilakukan sambil membuat coding. Tahap akhir analisis data ini adalah mengadakan pemekrisaan keabsahan data.

F. Sistematika Penulisan

  BAB I Berisi pendahuluan, yang membahas tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan, metode pengumpulan data, serta sistematika penulisan.

  BAB II Berisi tentang telaah pustaka dan landasan teori membahas tentng, pengertian pembiayaan, pengertian pembiayaan hunian syariah, pengertian analisis, pengertian analisis pembiayaan

  BAB III Laporan Obyek, disini akan membahas tentang Profil dari Bank Muamalat Indonesia, Bank Muamalat Cabang Pembantu Salatiga, sejarah pendirian Bank Muamalat Cabang Pembantu Salatiga, visi dan misi, organisasi perusahaan meliputi struktur organisasi dan deskripsi kegiayatan, konsep dasar operasional Bank Muamalat Indonesia, kegiatan operasional Bank Muamalat Indoneisia serta Produk- produk Bank Muamalat Indonesia Cabang Pembantu Salatiga.

  BAB IV Membahas tentang prosedur dan analisis pemberian pembiayaan Hunian Syariah bagi wiraswasta BMI Cabang Pembantu Salatiga. Membahas penyelesaian kredit macet pada pembiayaan Hunian Syariah di BMI Cabang Pembantu Salatiga.

  BAB V Penutup, berisi tentang kesimpulan dan saran.

BAB II LANDASAN TEORI A. Telaah Pustaka Lembaga keuangan perbankan memiliki peran amat penting dalam

  perekonomian suatu Negara. Perbankan menpunyai kegiyatan yang mempertemukan pihak yang yang membutuhkan dana (borrowe) dan pihak yang kelebihan dana (supliyer). Melalui usaha perkreditan bank berusaha memenuhi kebutuhan masyarakat bagi kelancaran usahanya. Sedangkan dengan kegiyatan penyimpanan dana, bank menawarkan kepada masyarakat akan keamanan dananya dengan jasa lain yang akan diperoleh (Julius R Latumaerissa, 1991: 1).

  Mengelola lembaga keuangan Syariah memang harus berbeda dengan mengelola lembaga konvensional Bank Syariah dengan system bagi hasil dirancang untuk membina kebersamaan dalam menanggung resiko usaha. Secara garis besar, hubungan ekonomi berdasarkan Syariah Islam ditentukan oleh hak akad yang terdiri dari lima konsep berdasarkan aqad. Bersumber dari lima konsep dasar inilah dapat diketemukan produk- produk lembaga keuangan syariah. Kelima konsep tersebut adalah sistem simpanan, bagi hasil, margin keuntungan, sewa dan jasa (Muhammad, 2002: 84).

  Di dalam penelitian Zaifah menjelaskan bahwa di Bank BNI Syariah Kantor Cabang Surakarta, pelaksanaan pembiayaan Griya (KPRS) dilakukan dengan menggunakan skim Murabahah yaitu akad perjanjian jual beli atas rumah antara bank selaku penyedia dan nasabah yang memesan, untuk membeli rumah dengan cara pembayaran dapat dilakukan secara lumsum dengan cara angsuran. Dalam jual beli tersebut bank akan memperoleh keuntungan dari margin yang telah ditentukan dengan kesepakatan bersama bank dan nasabah (Zaifah, 2008: 9).

  Menurut Innayah dalam tugas akhirnya yang berjudul mekanisme pembiayaan “KPRS Non Subsidi” pada bank BTN Sabang Solo. Pembiayaan KPRS digolongkan menjadi dua yaitu pembiayaan KPRS perorangan. Yang dimaksud dengan pembiayaan KPRS perorangan adalah pembiayaan akan kepemilikan rumah yang dilakukan Nasabah secara perorangan atau individu baik yang berpenghasilan tetap maupun tidak tetap. Dalam pembiayaan ini dapat dilakukan secara lumsum atau angsuran. Pembiayaan KPRS kolektif adalah pembiayaan atas kepemilikan rumah yang dilakukan nasabah secara kolektif dari suatu perusahaan atau instansi. Pembiayaan ini terdiri dari beberapa orang pemohon yang memiliki kesamaan dalam obyek pembiayaan.

  Pembiayaan KPRS non subsidi merupakan pembiayaan kepemilikan rumah yang diberikan oleh Bank BMI dalam rangka memfasitasi kepemilikan atau pembelian rumah yang dibangun oleh pengembang atau developer dengan tidak non subsidi yang diberikan oleh bank kepada nasabah ini digunakan untuk membeli rumah dan tanahnya untuk dimiliki dan digunakan sendiri, dengan akadnya pembiayaan KPRS ini dengan menggunakan prinsip murabahah atau jual beli (Innayah, 2007:6).

  Di dalam penelitian Taufiq yang berjudul “Prosedur Realisaai Pembiayaan KPR Perorangan Bersubsidi Pada Bank BTN Kantor Cabang Syariah Solo” pembiayaan KPR diperuntukkan kepada nasabah secara perorangan atau secara kolektif, dan bagi Nasabah berpenghasilan tetap maupun tidak tetap (wiraswasta). Realisasi pembiayaan KPR perorangan dapat dilakukan dengan menggunakan duafasilitas perorangan Bersubsidi dan fasilitas Non Subsidi (Taufiq, 2008: 8).

  Di dalam penelitian Niya Resti Ikasari berisi tentang prosedur atau mekanisme akad pembiayaan merupakan langkah-langkah yang dilalui dalam pengajuan pembiayaan. Adapun proses dan langkah yang harus dilalui dalam pembuatan akad pembiayaan musyarakah wal ijarah al-muntahiya bit-tamlik pada Bank Muamalat Indonesia Cabang Solo dilakukan denagan beberapa tahap yaitu: pertama, prosedur pengajuan pembiayaan. Kedua, prosedur analisa pembiayaan. Ketiga, tahap realisasi pembiayaan. Keempat, tahap prosedur pengembalian pembiayaan. Pelaksanaan bagi hasil pada pembiayaan KPRS dilakuka sesuai dengan nisbah yang telah ditentukan pada awal pembuatan akad (Resti, 2008:10).

  Menurut penulis Pembiayaan KPRS atau Pebiayaan Hunian Syariah yang ada di Bank Muamalat Cabang Pembantu Salatiga adalah pembiayaan yang bertujuan untuk memiliki rumah. Dalam memberiakn pembiayaan Hunia Syariah pihak Bank Muamalat Capem Salatiga Sangat hati-hati agar pembiayaanya lancar sesuai dengan ketentuan yang sudah disepakati.

  Kerangka teoritik B.

1. Pembiayaan

a. Pengertian pembiayaan

  Pembiayaan adalah suatu fasilitas yang diberikan Bank Syariah kepada masyarakat yang membutuhkan untuk menggunakan dana yang telah dikumpulkan Bank Syariah dari masyarakat yang surplus dana (Muhammad, 2001: 10).

  Pembiayaan juga sering disebut dengan pemberian kredit. Dalam bahasa latin kredit disebut “credete’ yang artinya percaya. Maksudnya si pemberi kredit percaya kepada si penerima kredit, bahwa kredit yang disalurkan pasti akan dikembalikan sesuai perjanjian. Sedangkan bagi si penerima kredit berarti menerima kepercayaan, sehingga mempunyai kewajiban untuk membayar kembali pinjaman tersebut sesuai jangka waktunya. Oleh karena itu, untuk menyakinkan bank bahwa si nasabah benar-benar dapat dipercaya, maka sebelum kredit diberikan terlebih dahulu bank melakukan analisa kredit. Analisa kredit mencakup latar belakang nasabah atau perusahaan, prospek usahanya, jaminan yang diberikan serta factor- factor lainnya. Tujuan analisis ini adalah agar bank yakin bahwa kredit yang diberikan benar- benar aman.

  Pemberian kredit tanpa dianalisis terlebih dahulu akan sangat membahayakan bank. Nasabah dalam hal ini dengan mudah memberikan data-data fiktif, sehingga mungkin saja kredit sebenarnya tidak layak. Kemudian jika salah dalam menganalisis maka kredit yang disalurkan yang sebenarnya tidak layak menjadi layak sehingga akan berakibat sulit untuk ditagih alias macet. Namun faktor analisis ini bukanlah merupakan penyebab utama kredit macet. Penyebab lainnya mungkin disebabkan oleh bencana alam yang memang tidak dapat dihindari oleh nasabah. Misalnya kebanjiran atau gemapa bumi atau dapat pula kesalahan dalam pengelolaan usaha yang dibiayai.

  Pengertian kredit menurut Undang-Undang Perbankan No. 10 tahun 1998 adalah penyediaan uang yang dapat dipersamakan denga itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian

  Sedangkan Pengertian pembiayaan adalah penyediaaan uang atau tabungan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara pihak bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil.

  Dari pengertian diatas dapatlah disimpulkan bahwa kredit atau pembiayaan dapat berupa uang atau tagihan yang nilainya diukur dengan uang. Contoh berbentuk tagihan (kredit barang), misalnya bank membiayai kredit untuk pembelian rumah. Kredit ini berarti nasabah tidak memperoleh uang tetapi rumah, karena bank membayar langsung ke developer dan nasabah hanya membayar cicilan rumah tersebut setiap bulan. Kemudian adanya kesepakatan antara bank (kreditur). Kemudian adanya kesepakatan antara bank (kreditur) dengan nasabah penerima kredit (debitur), bahwa mereka sepakat sesuai dengan perjanjian yang telah dibuatnya. Dalam perjanjian kredit tercakup hak dan kewajiban masing- masing pihak, termasuk jangka waktu serta bunga yang ditetapkan bersama. Demikian pula dengan masalah sangsi apabila si debitur ingkar janji terhadap perjanjian yang telah dibuat bersama (Kasmir, 2008: 103).

b. Unsur- Unsur Pembiayaan.

  Dalam kata kredit mengandung berbagai maksud, atau dengan kata lain dalam kata kredit terkandung unsur-unsur yang direkatkan menjadi satu. Sehingga jika kita bicara kredit maka termasuk membicarakan unsur- unsur yang terkandung di dalamnya.

  Adapun unsur-unsur yang terkandung dalam pemberian suatu fasilitas kredit adalah sebagai berikut : 1) Kepercayaan

  Kepercayaan merupakan suatu keyakinan bagi si pemberi kredit bahwa kredit yang diberikan (baik berupa uang, barang atau jasa) benar- benar diterima kembali dimasa yang akan datang sesuai jangka waktu kredit. Kepercayaan diberikan oleh bank sebagai dasar utama yang melandasi mengapa suatu kredit berani dikucurkan. Oleh karena itu sebelum kredit dikucurkan harus dilakukan penelitian dan penyelidikan lebih dulu secara mendalam tentang kondisi suatu nasabah, baik secara interen maupun eksteren. Penelitian dan penyelidikan tentang kondisi pemohon kredit sekarang dan masa lalu, untuk menilai kesungguhan dan etikat baik nasabah terhadap bank. 2) Kesepakatan

  Disamping unsur percaya di dalam kredit juga mengandung Kesepakatan ini dituangka dalam satu perjanjian dimana masing- masing pihak menandatangani hak dan kewajibanya masing- masing. Kesapakatan ini kemudian dituangkan dalam akad kredit dan ditandatangani oleh kedua belah poihak sebelum kredit dikucurkan. 3) Jangka waktu

  Setiap kredit yang diberikan memiliki jangka waktu tertentu, jangka waktu ini mencakup masa pengambilan kredit yang telah disepakati. Jangka waktu tertsebut bisa dibentuk jangka pendek (di bawah 1 tahun), jangka menengah (1 sampai 3 tahun) atau jangka panjang (di atas 3 tahun). Jangka waktu merupakan batas waktu pengambilan angsuran kredit yang sudah disepakati kedua belah pihak. Untuk kondisi tertentu jangka waktu ini dapat diperpanjang sesuai kebutuhan.

  4) Resiko Akibat adanya tenggang waktu, maka pengambilan kredit akan memungkinkan suatu resiko tidak tertagihnya atau macet pemberian suatu kredit. Semakin panjang suatu jangka waktu kredit, maka semakin besar resikonya, demikian pula sebaliknya.

  Resiko ini menjadi tanggungan bank, baik resiko yang di sengaja oleh nasabah, maupun resiko yang tidak disengaja, misalnya karena bencana alam atau bangkrutnya usaha nasabah, sehingga nasabah tidak mampu lagi melunasi kredit yang diperolehnya.

5) Balas jasa

  Bagi bank balas jasa merupakan keuntungan atau pendapatan atas pemberian suatu kredit. Dalam bank jenis konvensional balas jasa kita kenal dengan nama bunga. Di samping balas jasa dalm bentuk bunga bank juga membebankan kepada nasabah biaya administrasi kredit yang juga merupakan keuntungan bank. Bagi bank yang berdasarkan prisip syariah balas jasanya ditentukan sebagai bagi hasil. (Kasmir, 2008: 105).

c. Tujuan dan Fungsi Pembiayaaan

  Pemberian suatu fasilitas kredit mempunyai beberapa tujuan yang hendak dicapai yang tentunya tergantung dari tujuan bank itu sendiri.

  Tujuan pemberian kredit juga tidak akan terlepas dari misi bank tersebut didirikan.

  Dalam prakteknya pemberian suatu kredit sebagai berikut:

1) Mencari keuntungan

  Tujuan utama pemberian kredit adalah untuk memperoleh keuntungan. Hasil keuntungan tersebut diperoleh dalam bentuk bunga yang diterima bank sebagai balas jasa dan biaya administrasi kredit yang dibebankan kepada nasabah. Keuntungan keuntungan juga dapat membesarkan usaha bank. Bagi bank yang terus menerus menderita kerugian, maka besar kemungkinan bank tersebut akan terlikuidir (dibubarkan). Oleh karena itu sangat penting bagi bank untuk memperbesar keuntungannya mengingat biaya operasinal bank juga relative cukup besar. 2) Membantu usaha nasabah

  Tujuan selanjutnya adalah untuk membantu usaha nasabah yang memerlukan dana, baik dana untuk investasi atupun modal kerja. Dengan dana tersebut, maka pihak debitur akan dapat mengembangkan dan memperluas usahanya. Dalam hal ini baik bank maupun nasabah sma-sama diuntungkan. 3) Membantu pemerintah

  Tujuan lainya adalah membantu pemerintah dalam berbagai bidang. Bagi oemerintah semakin banyak kredit yang disalurkan oleh pihak perbankan, maka semakin baik, mengingat semakin banyak kredit berarti adanya kucuran dana dalam rangka meningkatkan pembangunan diberbagai sektor riil. (Kasmir, 2008: 106).

d. Jenis- jenis Kredit

1) Dilihat dari segi kegunaan

a) Kredit investasi

  Kredit investasi merupakan kredit jangka panjang yang biasanya digunakan untuk keperluan perluasan usaha atau membangun proyek/pabrik baru atau keperluan rehabilitasi.

b) Kredit modal kerja

  Kredit modal kerja merupakan kredit yang digunakan untuk keperluan meningkatkan produksi dalam operasionalnya.

2) Dilihat dari segi tujuan kredit

  a) Kredit produktif Kredit Yang digunakan untuk peningkatan usaha atau produksi atau investasi. Kredit ini diberikan untu menghasilkan barang atau jasa.

  b) Kredit konsumtif Kredit yang digunakan untuk dikonsumsi secara pribadi. Dalam kredit ini tidak ada petambahan barang dan jasa yang dihasilkan, karena memang untuk digunakan atau di pakai oleh seseorang atau suatu badan usaha.

  c) Kredit perdagangan Merupakan kredit yang di berikan kepada pedagang dan digunakan untuk membiayai aktivitas perdaganganya seperti untuk membeli barang dagangan yang pembayaranya diharapkan dari hasil penjualan barang dagangan tersebut.

3) Dilihat dari segi jangka waktu

  a) Kredit jangka pendek Merupakan kredit yang memiliki jangka waktu kurang darin satu tahun atau paling lama satu tahun dan biasanya digunakan untuk keperluan modal kerja.

  b) Kredit jangka menengah Jangka wakyu kreditnya bekisar antara satu tahun sampai dengan tiga tahun dan biasanya kredit ini digunakan untuk melakukan investasi.

  c) Kredit jangka panjang Merupakan kredit yang masa pengembalianya paling panjang. Kredit jangka panjang waktu pengembalianya di atas lima tahun. Biasanya kredit ini untuk investasi jangka panjang seperti perkebunan karet, kelapa sawit atau manufaktur dan untuk kredit konsumtif seperti krerdit perumahan.

4) Dilihat dari segi jaminan

a) Pembiayaan dengan jaminan

  Merupakan pembiayaan yang diberikan dengan suatu jaminan tertentu baik berupa barang berwujud ataupun tidak berwujud.

b) Pembiayaan tanpa jaminan

  Merupakan pembiayaan yang diberikan tanpa jaminan barang atau orang tertentu. Pembiayaan ini diberikan dengan meliahat prospek, karakter serta loyaliatas si calon debitur selama berhubungan dengan bank atau pihak lain. (Kasmir, 2008: 12).

e. Jaminan Kreditr

  Dalam praktiknya yang dapat dijadikan jaminan kredit oleh calon debit oleh debitur adalah sebagai berikut:

1) Jaminan dengan barang-barang seperti: a) Tanah.

  b) Bangunan.

  c) Kendaraan bermotor.

  d) Mesin- mesin/peralatan.

  e) Barang dagangan.

  f) Tanaman/kebun/sawaha berharga.

  g) Barang-barang berharga lainya.

2) Jaminan surat berharga a) Sertifikat Saham.

  b) Sertifikat Obligasi.

  c) Sertifikat Tanah. e) Promes.

  f) Wesel.

  g) Dan surat berharga lainya. 3) Jaminan orang atau perusahaan

  Yaitu jaminan yang diberikan oleh seseorang atau perusahaan kepada bank terhadap fasilitas kredit yang diberikan. Apabila kredit tersebut macet atau perusahaan yang memberikan jaminan itulah yang diminta pertanggungjawabanya atau menanggung resikonya. 4) Jaminan asuransi

  Yaitu bank menjaminkan kredit tersebut kepada pihak asuransi, terutama terhadap phisik obyek kredit, seperti kendaraan, gedung dan lainya. Jadi apabila terjadi kehilangan atau kebakaran, maka pihak asuransilah yang akan menanggung kerugian tersebut. (Kasmir 2003:81).

f. Dilihat dari segi akad

1) Pembiayaan Mudharabah

  Merupakan akad kerjasama yang dilakukan antara dua orang atau lebih, dimana pihak pertama sebagai penyedia seluruh dana dan pihak lainya sebagai pengelolanya.

  2) Pembiayaan Musyarakah Merupakan akad usaha yang dilaksanakan antara dua atau lebih, dimana masing-masing pihak memberikan kontribusi dana dengan kesepakatan bahwa keuntungan dan resiko akan ditanggung besama sesuai denagan kontribusi dana yang diberikan.

  3) Pembiayaan Murabahah Merupakan akad jual beli barang pada harga asal dengan tambahan keuntungan yang disepakati antara pihak bank dan nasabah. Bank bertindak sebagai penjual sedangkan nasabah sebagai pembeli.

  4) Pembiayaan al Qardul- Hasan Merupakan pinjaman lunak yang diberikan atas dasar kewajiban sosial semata dimana si peminjam tidak dituntut mengembalikan apapun kecuali modal pinjaman.

g. Pengertian akad al-Murabahah

  Al-Murabahah adalah jual beli barang pada harga asal dengan tambahan keuntungan yang disepakati. Dalam bai’ al_murabahah penjual harus member tahu harga produk yang ia beli dan menentukan sutu tingkat keuntungan sebagai tambahanya. Mislnya pedagang eceran membeli computer dari grosir dengan harga Rp 10.000.000,00, kemudian ia menambahkan keuntungan besar Rp 750.000,00 dan ia umumnya, si pedagang eceran tidak akan memesan dari grosir sebelum ada pesanan dari calon pembeli dan mereka sudah menyepakati tentang lama pembiayaan, besar keuntungan yang akan diambil pedagangn eceran, serta besarnya angsuran kalau memang akan dibayar secara angsuran. dapat dilakukan untuk pembelian secara

  Bai’ al-murabahah

  pemesanan daan biasa disebut sebagai murabahah ke pada pemesan pembelian (KPP).

  Landasan Syariah 1) Al-Qur’an

   ﺎَﺑِّﺮﻟا َمَّﺮَﺣَو َﻊْﯿَﺒْﻟا ُﮫَّﻠﻟا َّﻞَﺣَأَو…

  “… Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan

  riba… “ (al-Baqarah: 275)

  2) AL-Hadist Dari Suhaib ar-Rumi r.a bahwa Rasulullah saw.

  Bersabda,”Tiga hal yang di dalamnya terdapat keberkahan: jual beli secara tangguh, muqaradhah (mudharabah), dan mencampur gandum dengan tepung untuk keperluan rumah bukan untuk dijual.” (HR Ibnu Majah) dikutip dari ( Antonio Syafi’I, 2001:102). Syarat Bai’ al- Murabhahah

  1) Penjual memberitahu biaya modal kepada nasabah. 2) Kontrak pertama harus sah sesuai dengan rukun yang ditetapkan.

  3) Kontrak harus bebas dari riba. 4) Penjual harus menyampaiakn semua hal yang barkaitan tentang pembelian, misalnya jika pembelian secara utang.

  Secara prinsip, jika syarat 1 dan 4 tidak dipenuhi, pembeli memiliki pilihan: 1) melanjutkan pembelian seperti apa adanya, 2) kembali kepada penjual dan menyatakan ketidak setujuan atas barang yang di jual, 3) membatalakan kontrak. Jual beli secara al- Murabahah di atas hanya untuk barang atau produk yang telah dikuasai atu dimiliki oleh penjual pada waktu negosiasi dan berkontrak. Bila produk tersebut tidak dimiliki penjual, sistem yang digunakan adalahmurabahah kepada pemesan pembelian.

  Hal ini namakan demikian karena si penjual semata- mata mengadakan barang untuk memenuhi kebutuhan si pembeli yang memesanya( Antonio Syafi’i, 2001:103 ).

2. Pengertian Pembiayaan Hunian Syariah

  Pembiayaan hunian syariah adalah pembiayaan kepemilikan rumah kepemilikan atau pembelian rumah yang dibangun oleh pengembang atau

  developer. Pembiayaan hunian syariah ini menggunakan akad murabahah

  (jual beli) yang diperuntukan bagi pemohon atau calon nasabah yang memenuhi persyaratan dengan tujuan untuk membeli rumah beserta tanahnya untuk dimiliki dan dipergunakan sendiri.

3. Pengertian Analisis

  Menurut bahasa analisa atau analisis adalah kajian yang dilaksanakan terhadap sebuah bahasa guna meneliti struktur bahasa tersebut secara mendalam. Sedangkan pada kegiatan laboratorium, kata analisa atau analisis dapat juga berarti kegiatan yang dilakukan di laboratorium untuk memeriksa kandungan suatu zat dalam cuplikan.

  Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi III (2001) analisis ana.li.sis (1) penyelidikan terhadap suatu peristiwa (karangan, perbuatan, dsb) untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya (sebab-musabab, duduk perkaranya, dsb); (2) penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan penelaahan bagian itu sendiri serta hubungan antarbagian untuk memperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman arti keseluruhan; (3) penyelidikan kimia dengan menguraikan sesuatu untuk mengetahui zat bagiannya; (4) penjabaran sesudah dikaji sebaik-baiknya; (5) pemecahan persoalan yang dimulai dengan dugaan akan kebenarannya.

4. Analisis Pembiayaan

  Prinsip-prisip Pembelian Kredit Pendekatan analisa pembiayaan merupakan focus dan hal terpenting di dalam pengembalian keputusan pembiayaan karena sangat menentukan kualitas pembiayaan serta kelancaran.

  Guna menilai layak tidaknya usulan pembiayaan, pada umumnya digunakan FILOSOFI Tiga pilar dan 5C.

  Filosofi tiga pilar kelayakan usaha nasabah meliputi: Kredibilitas Manajemen: a.

   Kejujuran Iktikad baik Key person dari nasabah/character.

  b. Kemanpuan mengelola usaha key person/capabiolity.

  c. Kemampuan membayar kembali pembiayaan (repayment

  capacity ):

  1) Kemampuan usaha nasabah Untuk menghasilkan laba dari produk dan jasa yang dijalankan oleh nasabah.

  2) Maajemen arus kas usaha nasabah dimasa lalu (historical cash

  flow ), termasuk peroyeksi arus khas (projected cash flow)

  dimasa mendatang merupakan ukuran utama kemampuan nasabah dalam membayar kembali pembiayaan.

  3) Jaminan yang diserahkan: a) Harga jual kembali agunan.

c) Kelengkapan dan keabsahan agunan.

  Prinsip Analisa 5 C a.

   Character

  Penilaian karakter nasabah adalah untuk mengetahui sampai sejauh mana itikad nasabah untuk memenuhi kewajibanya (willingness ) dan untuk mengetahui moral, watak maupun sifat- sifat pribadi

  to pay

  yang positif dan kooperatif termasuk di dalamnya ketaatan terhadap ketentuan syarat bagi yang muslim.

Dokumen yang terkait

PELAKSANAAN AKAD MUSYARAKAH MUTANAQISAH TERHADAP PEMBIAYAAN HUNIAN SYARIAH PADA BANK MUAMALAT INDONESIA CABANG LAMPUNG

2 40 52

LAMPIRAN 1 KUESIONER PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN NASABAH PADA BANK SYARIAH (STUDI KASUS : BANK MUAMALAT INDONESIA CAPEM GAJAH MADA)

1 4 19

ANALISIS PEMBIAYAAN MUDHARABAH DAN PERLAKUAN AKUNTANSINYA PADA BANK SYARIAH (STUDI KASUS PADA PT. BANK MUAMALAT INDONESIA TBK. CABANG SURABAYA) - Perbanas Institutional Repository

0 0 22

MITIGASI RISIKO PEMBIAYAAN GRIYA BSM PADA BANK SYARIAH MANDIRI CABANG SALATIGA TAHUN 2012 TUGAS AKHIR - MITIGASI RISIKO PEMBIAYAAN GRIYA BSM PADA BANK SYARIAH MANDIRI CABANG SALATIGA TAHUN 2012 - Test Repository

0 0 105

ANALISIS PENGAWASAN PEMBIAYAAN DI BNI SYARIAH CABANG PEMBANTU UNISSULA TUGAS AKHIR - ANALISIS PENGAWASAN PEMBIAYAAN DI BNI SYARIAH CABANG PEMBANTU UNISSULA - Test Repository

0 0 122

STRATEGI MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA DI BANK SYARIAH MANDIRI SALATIGA TUGAS AKHIR - STRATEGI MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA DI BANK SYARIAH MANDIRI SALATIGA - Test Repository

0 1 73

PROSEDUR DAN STRATEGI PEMASARAN TABUNGAN HAJI DI BANK MUAMALAT INDONESIA (BMI) CABANG PEMBANTU SALATIGA TUGAS AKHIR - PROSEDUR DAN STRATEGI PEMASARAN TABUNGAN HAJI DI BANK MUAMALAT INDONESIA (BMI) CABANG PEMBANTU SALATIGA - Test Repository

0 1 76

ANALISIS MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAAN PADA BNI SYARIAH CABANG SEMARANG TUGAS AKHIR - ANALISIS MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAAN PADA BNI SYARIAH CABANG SEMARANG TUGAS AKHIR - Test Repository

0 0 99

ANALISIS MARGIN PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA BMT TUMANG CABANG SALATIGA TUGAS AKHIR - ANALISIS MARGIN PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA BMT TUMANG CABANG SALATIGA - Test Repository

0 0 84

ANALISIS PEMBIAYAAN MURABAHAH GRIYA BSM DI BANK SYARIAH MANDIRI CABANG TEMANGGUNG - Test Repository

0 9 103