1.1. Latar Belakang - DOCRPIJM b64fb49a8c BAB I03 BAB 1 Pendahuluan (RPI2JM Karimun) FINAL

Laporan Akhir

Bab 1 : Pendahuluan

1.1. Latar Belakang
Untuk dapat mewujudkan bangsa yang mandiri, maju, adil, dan makmur
seperti yang dicita-citakan pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Nasional (RPJPN) 2005-2025, diperlukan penyelenggaraan pembangunan
nasional yang mantap, termasuk penyelenggaraan pembangunan Bidang
Cipta Karya/Permukiman.
Peran pembangunan Bidang Cipta Karya khususnya dalam peningkatan
sosial ekonomi masyarakat Indonesia antara lain dengan (i) mewujudkan
kota tanpa permukiman kumuh, (ii) mewujudkan lingkungan perkotaan dan
perdesaan yang sesuai dengan kehidupan yang baik, berkelanjutan, serta
mampu

memberikan

nilai

tambah


bagi

masyarakat,

serta

(iii)

pembangunan dan penyediaan air minum dan sanitasi yang diarahkan

1-1

Laporan Akhir

Bab 1 : Pendahuluan

untuk mewujudkan terpenuhinya kebutuhan dasar masyarakat serta
kebutuhan sektor-sektor terkait lainnya, seperti industri, perdagangan,
transportasi, pariwisata, dan jasa sebagai upaya mendorong pertumbuhan

ekonomi.
Penyelenggaraan infrastruktur Bidang Cipta Karya, sesuai dengan amanat
Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan
Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan
Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota, merupakan tanggung jawab
bersama,

antara

Pemerintah

Pusat,

Pemerintah

Provinsi,

serta


Pemerintah Kabupaten/Kota, yang diselenggarakan bersama dengan
masyarakat dan dunia usaha.
Pemerintah

Pusat

berperan

dalam

pengaturan,

pembinaan,

dan

pengawasan, sedangkan Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota
memiliki peran yang lebih besar dalam pelaksanaan pembangunan
infrastruktur Bidang Cipta Karya. Dengan dengan kerjasama berbagai
stakeholders pembangunan Bidang Cipta Karya, diharapkan 3 (tiga)

strategic goals Kementerian Pekerjaan Umum dapat tercapai, yaitu (i)
meningkatkan pertumbuhan ekonomi kota dan desa, (ii) meningkatkan
kesejahteraan masyarakat, serta (iii) meningkatkan kualitas lingkungan.
Dalam kerangka pelaksanaan otonomi daerah, penyediaan infrastruktur
dihadapkan pada tantangan untuk mewujudkan suatu keterpaduan antara
kebijakan nasional (top down policy) dengan potensi, permasalahan, dan
kebutuhan di daerah yang dituangkan dalam suatu perencanaan berbasis
masyarakat (bottom up planning). Pada kenyataannya, pelaksanaan
penyediaan infrastruktur daerah sering dilaksanakan secara parsial dan
belum sepenuhnya mampu menjabarkan tujuan dan sasaran yang telah
ditetapkan dalam pembangunan nasional, hal ini disebabkan :
1) Anggaran pembangunan terhadap penyediaan infrastruktur masih
terbatas;
2) Belum adanya kesinambungan program penanganan infrastruktur
daerah terutama infrastruktur bidang ke-Cipta Karya-an;

1-2

Laporan Akhir


Bab 1 : Pendahuluan

3) Belum terciptanya keterpaduan alokasi dan pemanfaatan sumber
pembiayaan antara pusat, propinsi, kabupaten/kota, serta investasi
masyarakat.
Untuk menciptakan keterpaduan pembangunan antara Pemerintah Pusat
dan Pemerintah Daerah secara berkelanjutan, Direktorat Jenderal Cipta
Karya,

Kementerian

Pekerjaan

Umum,

mengembangkan

konsep

perencanaan pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya yang

terintegrasi berupa Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur
Jangka Menengah (RPI2-JM) Bidang Cipta Karya, sebagai upaya
mewujudkan keterpaduan pembangunan di kabupaten/kota. RPI2-JM
Bidang Cipta Karya disusun oleh Pemerintah Kabupaten/Kota melalui
fasilitasi Pemerintah Provinsi yang mengintegrasikan kebijakan skala
nasional, provinsi, dan kabupaten/kota, baik kebijakan spasial maupun
sektoral. Melalui perencanaan yang rasional dan inklusif, diharapkan
keterpaduan pembangunan Bidang Cipta Karya dapat terwujud, dengan
mempertimbangkan aspek lingkungan, kelembagaan, dan kemampuan
keuangan daerah.
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM) Bidang Cipta Karya merupakan dokumen perencanaan dan
pemrograman pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya yang
disusun oleh Pemerintah Kabupaten/Kota dengan jangka waktu 5 (lima)
tahun, dan dilaksanakan oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi,
Pemerintah Kabupaten/Kota, masyarakat, dan dunia usaha dengan
mengacu pada rencana tata ruang dan kebijakan skala nasional, provinsi,
dan kabupaten kota, untuk mewujudkan keterpaduan pembangunan
permukiman yang layak huni dan berkelanjutan.
RPI2-JM Bidang Cipta Karya disusun dengan mengintegrasikan berbagai

dokumen perencanaan spasial maupun sektoral, mulai dari tingkat pusat,
provinsi, hingga kabupaten/kota. RPI2-JM Bidang Cipta Karya disusun
sebagai dokumen teknis operasional pembangunan infrastruktur Bidang
Cipta Karya sesuai dengan dokumen rencana yang ada, dengan
perkuatan pada rencana investasi sesuai dengan kebutuhan dan
kapasitas Daerah.

1-3

Laporan Akhir

Bab 1 : Pendahuluan

Integrasi rencana pembangunan permukiman berisikan arahan kebijakan
pengembangan

permukiman

di


kabupaten/kota

tersebut,

untuk

selanjutnya diterjemahkan pada rencana induk masing-masing sektor,
seperti Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM), Strategi
Sanitasi Kota (SSK), dan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan
(RTBL).
Dengan tersusunnya Rencana Program Investasi Jangka Menengah
(RPI2JM) Bidang Pekerjaan Umum/Cipta Karya, diharapkan pelaksanaan
pembangunan

infrasruktur

daerah

dapat


terpadu

dan

mampu

menggerakkan semua sumber daya yang ada untuk meningkatkan
pertumbuhan ekonomi serta mewujudkan lingkungan yang layak huni.

1.2. Pengertian dan Kedudukan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM) Bidang Cipta Karya merupakan dokumen perencanaan dan
pemrograman pembangunan infrastruktrur Bidang Cipta Karya yang
disusun oleh Pemerintah Kabupaten/Kota, masyarakat, dan dunia usaha
dengan mengacu pada rencana tata ruang dan kebijakan skala nasional,
provinsi,

dan

kabupaten


kota,

untuk

mewujudkan

keterpaduan

pembangunan permukiman yang layak huni dan berkelanjutan.
RPI2-JM Bidang Cipta Karya disusun dengan mengintegrasikan berbagai
dokumen perencanaan spasial maupun sektoral, mulai dari tingkat pusat,
provinsi, hingga kabupaten/kota. RPI2-JM Bidang Cipta Karya disusun
sebagai dokumen teknis operasional pembangunan infrastruktur Bidang
Cipta Karya sesuai dengan dokumen rencana yang ada, dengan
perkuatan pada rencana investasi sesuai dengan kebutuhan kapasitas
Daerah.
Berdasarkan pengertian diatas terlihat bahwa RPI2-JM merupakan
integrasi berbagai kebijakan baik pusat, provinsi maupun kabupaten/kota,
khususnya kebijakan yang terkait dalam penyediaan infrastruktur Bidang

Cipta Karya.

1-4

Laporan Akhir

Bab 1 : Pendahuluan

Lebih jelas mengenai kedudukan dan keterkaitan RPI2-JM Bidang Cipta
Karya pada Sistem Perencanaan Pembangunan Infrastruktur Bidang
Cipta Karya dapat dilihat pada gambar berikut ini.

Gambar 1.1.
Kedudukan RPI2-JM Bidang Cipta Karya pada Sistem Perencanaan
Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karya

Pada gambar diatas dapat dilihat bahwa RPI2-JM Bidang Cipta Karya,
selain

mengacu

pada

rencana

spasial

dan

arah

pembangunan

nasional/daerah, juga mengintegrasikan rencana sektoral Bidang Cipta
Karya, antara lain Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
(RISPAM), Strategi Sanitasi Kota (SSK), serta Rencana Tata Bangunan
dan Lingkungan (RTBL), dalam rangka mewujudkan keterpaduan
pembangunan permukiman yang berkelanjutan.

1-5

Bab 1 : Pendahuluan

Laporan Akhir

1.3. Keterkaitan RPI2-JM Bid. Cipta Karya dengan RPI2JM Bidang PU
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM) adalah rencana dan program pembangunan infrastruktur
tahunan dalam periode tiga hingga lima tahun, yang mensinkronkan
kegiatan pembangunan infrastruktur, baik yang dilaksanakan dan dibiayai
pemerintah, pemerintah daerah, maupun olh masyarakat/ dunia usaha.
Khusus untuk Bidang Cipta Karya, rencana dan program pembangunan
infrastruktur yang terdapat pada RPI2-JM dioperasionalkan melalui RPI2JM Bidang Cipta Karya. Gambar 1.2 memaparkan Keterkaitan RPI2-JM
Bidang Cipta Karya dengan RPI2-JM Bidang Pekerjaan Umum dan
dokumen perencanaan pembangunan di daerah.

Gambar 1.2.
Keterkaitan RPI2-JM Bidang Cipta Karya dengan RPI2-JM Bidang Pekerjaan
Umum dan Dokumen Perencanaan Pembangunan di Daerah

1-6

Laporan Akhir

Bab 1 : Pendahuluan

Pada Gambar 1.2 diatas, dapat dilihat bahwa arahan kebijakan, rencana,
dan indikasi program terkait khusus untuk Bidang Cipta Karya yang
tercantum pada Perda RTRWK, Perda Perbup/Perwali RPJMD, RPI2-JM
Bidang PU, dan Perda Bangunan Gedung merupakan acuan dasar
integrasi rencana pembangunan permukiman.
Rencana

pembangunan

pengembangan

permukiman

permukiman

di

berisikan

kabupaten/kota

arahan

kebijakan

tersebut,

untuk

selanjutnya diterjemahkan pada rencana induk masing-masing sektor,
seperti Rencana Induk sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM), Strategi
Sanitasi Kota (SSK), dan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan
(RTBL). Khusus untuk Kawasan Strategis Kabupaten/Kota (KSK), yaitu
wilayah yang penatan ruangnya diproritaskan karena mempunyai
pengaruh sangat penting dalam lingkup kabupaten/kota terhadap
pertumbuhan

ekonomi,

kesejahteraan

sosial

masyarakat,

budaya,

dan/atau lingkungan, rencanan pembangunan infrastruktur permukiman
dapat dikembangkan lebih rinci melalui Rencana Tata Bangunan dan
Lingkungan di Kawasan Strategis kabupaten/Kota (RTBL KSK). RTBL
KSK berisikan rencana aksi program strategis dalam penanganan
kegiatan permukiman dan pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya
pada kawasan prioritas di perkotaan, dalam hal ini di KSK erdasarkan
RTRW Kabupaten/Kota.
Seluruh dokumen perencanaan yang ada selanjutnya dioperasionalkan
melalui RPI2-JM Bidang Cipta Karya, memuat rencana investasi yang
melibatkan

Pemerintah

Pusat,

Pemerintah

Provinsi,

Pemerintah

Kabupatn/Kota, dunia usaha, masyarakat, dan bantuan pembiayaan
pembangunan lainnya. Seluruh rencana investasi, yang disusun dengan
mempertimbangkan aspek lingkungan dan sosial, kelembagaan, serta
kapasitas keuangan daerah, kemudian disusun dalam matriks program
lima tahunan dan untuk selanjutnya dibagi dalam rencana tahunan.
Rencana investasi infrastruktur akan mencakup sektor/bidang bidang
pengembangan sistem penyediaan air minum, pengembangan sistem
pelayanan persampahan, pengembangan sistem pelayanan air limbah,

1-7

Laporan Akhir

Bab 1 : Pendahuluan

pengembangan sistem pematusan kota/drainase, peningkatan kualitas
kawasan kumuh dan peremajaan permukiman, penanganan kawasan
kumuh, pengembangan kawasan, serta penanggulangan kebakaran dan
penataan bangunan gedung.

1.4. Maksud, Tujuan dan Sasaran
Maksud

disusunnya

mewujudkan

RPI2-JM

kemandirian

Bidang

Cipta

kabupaten/kota

Karya

dalam

adalah

untuk

penyelenggaraan

infrastruktur permukiman yang berkelanjutan, baik di perkotaan maupun
perdesaan.
Adapun tujuan dari disusunnya RPI2-JM Bidang Cipta Karya adalah
sebagai dokumen acuan dalam perencanaan, pemrograman, dan
penganggaran pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya. RPI2-JM
memuat rencana program dan investasi dalam jangka waktu lima tahun
yang mencakup multi sektor, multi sumber pendanaan, dan multi
stakeholders.
Adapun sasaran yang ingin dicapai dalam penyusunan RPI2JM Bidang
Cipta Karya, adalah :


Terfasilitasinya pemerintah daerah dalam merencanakan keterpaduan
program bidang infrastruktur permukiman di Kabupaten/Kota kategori
Strategis Nasional terpilih

dengan

prinsip

multi sektor, multi

pendanaan dan multi tahun, berbasis pada kondisi, kebutuhan dan
aspirasi daerah serta sesuai dengan kebijakan pemerintah provinsi
dan pemerintah pusat.


Terfasilitasinya

pemerintah

daerah

dalam

mengidentifikasi

pelaksanaan keterpaduan program bidang infrastruktur permukiman di
Kabupaten/Kota tahun 2015 - 2019.
Jika dilihat lebih jauh lagi maka sasaran yang ingin dicapai dari
pelaksanaan pekerjaan penyusunan Dokumen RPI2JM Bidang Cipta
Karya di wilayah Kabupaten Karimun adalah sebagai berikut :

1-8

Laporan Akhir

Bab 1 : Pendahuluan

1. Menyiapkan program pembangunan yang menunjang kemandirian
kota, layak untuk didiami dan mampu mendanai pembangunan
kotanya sendiri;
2. Menyusun program-program pembangunan yang sesuai dengan
kebutuhan

masyarakat

secara

berkelanjutan

dan

mendorong

pertumbuhan ekonomi, meningkatkan kesejahteraan masyarakat
dengan

menyediakan

sarana

dan

prasarana

perkotaan

yang

memadai;
3. Menterjemahkan atau operasionalisasi dari dokumen legal seperti
Propeda, Renstrada dan Renstra Dinas-dinas dalam kerangka tata
ruang yang berlaku;
4. Menyusun program investasi infrastruktur kota yang akan didanai
dengan skema pendanaan melalui pinjaman, hibah/granat dan dana
pendamping (equity);
5. Menyusun program reformasi dasar perkotaan yaitu partisipasi dan
transparansi, pengelolaan keuangan daerah dan reformasi pengadaan
barang dan jasa yang mendukung program utama;
6. Menyusun

program

reformasi

yang

mendorong

peningkatan

pelayanan publik yang lebih baik melalui peningkatan kapasitas
pengelolaan pemerintahan.

1.5. Prinsip Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
Berdasarkan Maksud dan Tujuan tersebut diatas, secara prinsip
penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya, memuat hal-hal sebagai
berikut :
a. Multi Tahun, yang diwujudkan dalam kerangka waktu 5 (lima) tahun
untuk rencana investasi yang disusun.
b. Multi Sektor, yaitu mencakup sektor/bidang pengembangan sistem
penyediaan
persampahan,

air

minum,

pengembangan

pengembangan

sistem

sistem

pelayanan

pelayanan
air

limbah,

pengembangan sistem pematusan kota/drainase, peningkatan kualitas

1-9

Laporan Akhir

Bab 1 : Pendahuluan

kawasan kumuh dan peremajaan permukiman, penanganan kawasan
kumuh, pengembangan kawasan dan ruang terbuka hijau, serta
penanggulangan kebakaran dan penataan bangunan gedung.
c. Multi Sumber Pendanaan, yaitu memadukan sumber pendanaan
pemerintah, sumber pendanaan swasta, dan masyarakat. Sumber
pendanaan pemerintah dapat terdiri dari APBN, APBD Provinsi, APBD
Kabupaten/Kota, sedangkan dana swasta dapat berupa Kerjasama
Pemerintah Swasta (KPS) dan Coorporate Social Responsibility
(CSR).

Masyarakat

dapat

berkontribusi

dalam

pemberdayaan

masyarakat, antara lain dalam bentuk barang dan jasa.
d. Multi Stakeholder, yaitu melibatkan masyarakat, pemerintah, dan
swasta sebagai pelaku pembangunan dalam proses penyusunan
RPI2-JM Bidang Cipta Karya maupun pada saat pelaksanaan
program.
e. Partisipatif, yaitu memperhatikan kebutuhan dan kemampuan daerah
(kabupaten/kota dan provinsi) sesuai karakteristik setempat (bottomup).
Dengan 5 (lima) prinsip dasar tersebut, diharapkan kemandirian daerah
dapat terwujud, sehingga pembangunan yang efektif dan efisien dapat
tercapai. Selain itu RPI2-JM Bidang Cipta Karya bersifat dinamis dan
dapat dikaji (review) setiap tahunnya dalam rangka penyesuaian dengan
arahan pembangunan yang ada sesuai dengan kebutuhan daerah.

1.6. Muatan Dokumen RPI2-JM Bidang Cipta Karya
Secara substansi muatan RPI2JM Bidang Cipta Karya akan memuat halhal sebagai berikut :


Bab 1 Pendahuluan; Pada bab ini berisikan penjelasan mengenai
latar belakang, maksud dan tujuan RPI2JM, prinsip penyusunan
RPI2JM, serta mekanisme penyusunan RPI2JM Bidang Cipta Karya.



Bab 2 Arahan Perencanaan Pembangunan Bidang Cipta Karya;
Pada bagian ini berisikan arahan konsep perencanaan Bidang Cipta

1 - 10

Laporan Akhir

Bab 1 : Pendahuluan

Karya, antara lain amanat pembangunan nasional (RPJPN, RPJMN,
MP3EI, MP3KI, KEK, dan Direktif Presiden), amanat peraturan
perundangan terkait Pembangunan Bidang Cipta Karya, serta
amanat internasional.


Bab 3 Arahan Strategis Nasional Bidang Cipta Karya untuk
Kabupaten/Kota; Bagian ini berisikan arahan RTRW Nasional (PP
No. 26 Tahun 2008), RTRW Pulau, RTRW Provinsi, serta RTRW
Kawasan Strategis Nasional (KSN). Indikasi program Bidang Cipta
Karya pada RTRW Nasional, RTRW Pulau, RTRW Provinsi, maupun
RTRW KSN yang terkait dengan kabupaten/kota setempat dipaparkan
pada bagian ini. Tidak hanya memaparkan arahan kebijakan spasial,
bagian

ini

juga

pengembangan

memaparkan

kedudukan

kota

ada

rencana

kawasan khusus, antara lain dalam

rangka

pengembangan MP3EI dan KEK (jika kabupaten/kota tersebut
termasuk dalam KPI MP3EI dan/atau kawasan pengembangan KEK).


Bab 4 Profil Kabupaten/Kota; Pada bab ini berisikan penjelasan
profil umum Kabupaten/Kota seperti batas administrasi wilayah,
demografi, geografi, topografi, geohidrologi, geologi, klimatologi, serta
kondisi sosial dan ekonomi wilayah.



Bab 5 Keterpaduan Strategi Pengembangan Kabupaten/Kota;
Pada bab ini berisikan penjelasan mengenai kebijakan dan strategi
dokumen rencana seperti Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW),
Rencana

Pembangunan

Jangka

Menengah Daerah (RPJMD),

Rencana Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman
(RP2KP), Rencana Tata

Bangunan dan Lingkungan

(RTBL),

Rencana Induk Sistem PAM (RISPAM), Strategi Sanitasi Kota (SSK),
dan Rencana

Tata Bangunan dan Lingkungan di Kawasan Strategis

Kabupaten/Kota (RTBLKSK), serta penjelasan mengenai Keterpaduan
Strategi dan Rencana Pembangunan pada skala Kabupaten/Kota
maupun kawasan.


Bab 6 Aspek Teknis Per Sektor; Pada bab ini berisikan penjelasan
mengenai rencana program investasi infrastruktur Bidang Cipta Karya
seperti rencana pengembangan permukiman, rencana penataan

1 - 11

Bab 1 : Pendahuluan

Laporan Akhir

bangunan dan lingkungan (PBL), rencana pengembangan sistem
penyediaan air minum, dan rencana penyehatan lingkungan
permukiman (PLP). Pada setiap sektor dijelaskan isu strategis, kondisi
eksisting, permasalahan, dan tantangan daerah, analisis kebutuhan,
serta usulan program dan pembiayaan masing-masing sektor.


Bab 7 Keterpaduan Program Berdasarkan Entitas; Bagian ini
merupakan pengelompokan dari usulan aspek teknis per sektor pada
Bab 6 menjadi usulan berdasarkan entitas regional, kabupaten/kota,
kawasan, dan lingkungan. Khusus untuk entitas kawasan, pemilihan
kawasan harus pada Kawasan Strategis Kabupaten/Kota (KSK)
sesuai dengan amanat RTRW Kabupaten/Kota.



Bab 8 Aspek Lingkungan dan Sosial; Pada bab ini berisikan
penjelasan mengenai gambaran umum dan kondisi eksisting
lingkungan, analisis perlindungan lingkungan dan sosial seperti Kajian
Lingkungan Hidup Strategis (KLHS), AMDAL, UKL – UPL, dan
SPPLH, serta perlindungan sosial pada tahap perencanaan,
pelaksanaan, maupun pasca pelaksanaan pembangunan bidang Cipta
Karya.



Bab 9 Aspek Pembiayaan; Bab ini berisikan penjelasan mengenai
Profil APBD Kabupaten/Kota, profil investasi dan proyeksi investasi
dalam pembangunan Bidang Cipta Karya, serta strategi peningkatan
investasi bidang Cipta Karya.



Bab 10 Aspek Kelembagaan Kabupaten/Kota; Bab ini berisikan
penjelasan mengenai aspek kelembagaan Cipta Karya di daerah yang
fokus kepada aspek keorganisasian, aspek ketatalaksanaan, dan
aspek sumber daya manusia. Dari ketiga aspek tersebut dijelaskan
kondisi
eksisting,
analisis
permasalahan
dan
rencana
pengembangannya.



Bab 11 Matriks Rencana Terpadu dan Program Investasi
Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Bidang Cipta Karya;
Pada bab ini berisikan matriks program investasi RPI2-JM
Kabupaten/Kota dan matriks keterpaduan program investasi RPI2-JM
Kabupaten/Kota. Matriks RPI2JM yang disusun merupakan usulan
program investasi infrastruktur Bidang Cipta Karya Tahun 2015-2019.

1 - 12

Laporan Akhir

Bab 1 : Pendahuluan

1.7. Mekanisme Penyusunan dan Penilaian RPI2-JM Bid. Cipta Karya
Mekanisme penyusunan dan penilaian RPI2-JM Bidang Cipta Karya
dipaparkan dalam 3 (tiga) bagian, yaitu hubungan kerja penyusunan
RPI2-JM Bidang Cipta Karya, langkah penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta
Karya, serta Penilaian Kelayakan RPI2-JM Bidng Cipta Karya.
1.7.1. Hubungan Kerja Penyusunan RPI2JM Bidang Cipta Karya
Penyusunan RPI2-JM bidang Cipta Karya Kabupaten/Kota pada dasarnya
melibatkan Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah
Kabupaten/Kota. Pemerintah Pusat, dalam hal ini Ditjen Cipta Karya,
bertindak sebagai fasilitator, dan Pemerintah Kabupaten/Kota merupakan
penyusun dari Dokumen RPI2-JM bidang Cipta Karya.
Di dalam mekanisme penyusunan RPI2-JM Cipta Karya terdapat unit
pelaksanaan di Pusat dan Daerah. Pada tingkat pusat dibentuk Satgas
RPI2-JM/Randal, melalui Surat Keputusan Direktur Jenderal Cipta Karya,
yang terdiri dari pejabat yang mewakili Direktorat Bina Program, Direktorat
Pengembangan

Permukiman,

Direktorat

Tata

Bangunan

dan

Pengembangan PLP, dan Sekretariat Ditjen Cipta Karya. Untuk
kemudahan komunikasi dan koordinasi, pada struktur satgas terdapat juga
Koordinator Wilayah (Korwi) Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, dan
Papua-Maluku. Pada tingkat provinsi, dibentuk satgas RPI2-JM yang
berfungsi memfasilitasi antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah
Kabupaten/Kota dalam penyusunan RPI2-JM. Satgas Provinsi dapat
dibentuk melalui SK Gubernur/Sekda. Adapun anggotanya terdiri dari
unsur Bappeda, Dinas PU/CK/Permukiman, BPLHD, Dispenda, SKPD
terkait pembangunan Cipta Karya, dan Satker-Satker Cipta Karya
Provinsi. Sementara di tingkat Kabupaten/Kota, dibentuk Satgas RPI2-JM
Kabupaten/Kota yang bertugas menyusun RPI2-JM. Satgas dibentuk
dengan SK Bupati/Walikota dengan anggota terdiri dari unsur Bappeda,
Dinas

PU/CK/Permukiman,

BPLHD,

Dispenda,

SKPD

terkait

pembanngunan Cipta Karya, dan PDAM. Gambar 1.3 memaparkan
Keterkaitan Organisasi Penyusunan RPI2JM Kabupaten/Kota.

1 - 13

Laporan Akhir

Bab 1 : Pendahuluan

Gambar 1.3.
Hubungan Kerja Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

Dengan melibatkan seluruh stakeholder pada penyusunan RPI2-JM
bidang Cipta Karya, diharapkan pembangunan infrastuktur bidang Cipta
Karya

dapat

berjalan

dengan

efisien

dan

efektif

dalam

rangka

mewujudkan permukiman permukiman yang layak huni dan berkelanjutan.
1.7.2. Langkah Penyusunan RPI2JM Bidang Cipta Karya
Dalam penyusunannya, RPI2-JM Bidang Cipta Karya harus mengacu
pada dokumen perencanaan yang ada, baik dokumen pembangunan
nasional, perencanaan sektoral, maupun perencanaan spasial. Gambar
1.4 memaparkan langkah-langkah penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta
Karya.

1 - 14

Laporan Akhir

Bab 1 : Pendahuluan

Gambar 1.4.
Langkah Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

Dari Gambar 1.4 dapat dilihat bahwa seluruh anggota Satgas, baik di
tingkat

Pusat,

Provinsi,

maupun

Kabupaten/Kota

memiliki

peran

pentingdalam penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya. Prinsip bottom
up planning cukup kental pada penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
ini, agar rencana yang dihasilkan sesuai dengan kebutuhan infrastruktur
Bidang Cipta Karya di daerah, dengan tetap mengacu pada kebijakan
nasional.
1.7.3. Penilaian Kelayakan RPI2JM Bidang Cipta Karya
Kelayakan suatu dokumen RPI2-JM bidang Cipta Karya perlu dinilai untuk
meningkatkan kualitas substansi dokumen tersebut. Penilaian kelayakan
tersebut menggunakan metode scoring, dimana masing-masing kriteria
kelayakan telah ditetapkan bobot/nilainya. Indikator Penilaian Dokumen
RPI2-JM dinilai dari beberapa kriteria yaitu :

1 - 15

Laporan Akhir

Bab 1 : Pendahuluan

a. Kelengkapan Dokumen
Penilaian kelengkapan dokumen RPI2-JM bidang Cipta Karya dilihat
dari legalisasi dokumen RPI2-JM oleh Bupati/Walikota, dan outline
dokumen yang sesuai dengan buku pedoman penyusunan RPI2-JM
b. Keterpaduan Strategi Pengembangan Kota dan Kawasan
Penilaian terhadap kelayakan rencana dilihat dari keterpaduan strategi
yang tertuang pada dokumen perencanaan pembangunan nasional
(RPJPN, RPJMN, Peraturan Perundangan Bidang Cipta Karya),
perencanaan spasial (RTRWN, RTR Pulau, RTRWP, RTRW KSN, dan
RTRW Kabupaten/Kota), dan perencanaan pengembangan kawasan
khusus (MP3EI dan KEK).
c. Kelayakan Program
Penilaian terhadap kelayakan program dalam rencana program
Investasi

sektor

pengembangan

permukiman,

rencana

program

investasi sektor PBL, rencana program investasi sektor PLP, rencana
Investasi sektro SPAM.
d. Kelayakan Lingkungan dan Sosial
Penilaian terkait aspek perlindungan sosial dan lingkungan dalam
pembangunan infrastruktur bidang Cipta Karya.
e. Kelayakan Pendanaan
Penilaian

Kelayakan

dan

Kesesuaian

anggaran

untuk

program/Kegiatan RPI2JM serta pemanfaatan multi sumber pendanaan
f. Kelayakan Kelembagaan
Penilaian kelayakan kelembagaan dilihat dari kesiapan kelembagaan
untuk menyusun dan mengelola implementasi RPI2JM di Daerah
g. Matriks Program
Penilaian kelayakan kegiatan dilihat dari penetapan prioritas program
dan matriks program berdasarkan entitas yang tertuang dalam RPI2JM
bidang Cipta Karya
Tabel 1.1. memaparkan cara penilaian kelayakan RPI2JM bidang Cipta
Karya secara Kuantitatif

1 - 16

Laporan Akhir

Bab 1 : Pendahuluan

Tabel 1.1. : Penilaian Kelayakan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
KRITERIA

A

B

C

D

E

NO.

INDIKATOR PENILAIAN

KELENGKAPAN DOKUMEN (9,5)
1
Persetujuan Bupati/Walikota
LEGALISASI
2
Persetujuan dari Kadis PU Provinsi
1
Pendahuluan
2
Arahan Perencanaan Pembangunan
Bidang Cipta Karya
3
Arahan Strategis Nasional Bidang
Cipta Karya
4
Profil Kabupaten/Kota
5
Keterpaduan Strategi Pengembangan
Kab/Kota
6
Aspek Teknis Per-sektro (AM, PLP,
OUTLINE DOKUMEN
Bangkim, PBL)
7
Keterpaduan Program Berdasarkan
Entitas
8
Aspek Perlindungan Lingkungan dan
Sosial
9
Aspek Pembiayaan
10 Aspek Kelembagaan
11 Matriks Rencana Program dan
Investasi Jangan Menengah Bidang
Cipta Karya
ARAHAN KEBIJAKAN (4)
1
Amanat Pembangunan Nasional
Terkait Bidang Cipta Karya
ARAHAN
2
Amanat Peraturan Perundangan
PERENCANAAN
Pembangunan Terkait Bidang Cipta
PEMBANGUNAN BIDANG
Karya
CIPTA KARYA
3
Amanat Internasional Bidang Cipta
Karya
1
Arahan RTRW Nasional
2
Arahan RTRW Pulau
ARAHAN STRATEGIS
NASIONAL BIDANG
3
Arahan RTRW Provinsi
CIPTA KARYA UNTUK
4
Arahan RTR Kawasan Strategis
KABUPATEN/KOTA
Nasional
5
Arahan MP3EI/KEK
PROFIL KABUPATEN KOTA (2)
1
Geografi dan Administratif Wilayah
2
Demografi
3
Topografi
PROFIL
4
Geohidrologi
KABUPATEN/KOTA
5
Geologi
6
Klimatologi
7
Sosial dan Ekonomi

NILAI MAX

2,0
2,0
0,5
0,5
0,5
0,5
0,5
0,5
0,5
0,5
0,5
0,5
0,5

0,5
0,5
0,5
0,5
0,5
0,5
0,5
0,5
0,3
0,2
0,3
0,3
0,3
0,3
0,3

1 - 17

Laporan Akhir

Bab 1 : Pendahuluan

KRITERIA

F

G

H

I

NO.

INDIKATOR PENILAIAN

KELAYAKAN RENCANA (14,5)
1
Arahan RTRW Kabupaten/Kota
Rencana Pembangunan Jangka
2
Menengah Daerah (RPJMD)
3
Perda Bangunan (BG)
Rencana Tata Bangunan dan
4
Lingkungan (RTBL)
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air
KETERPADUAN
6
Minum (RISPAM)
STRATEGI
7
Strategi Sanitasi Kota (SSK)
PENGEMBANGAN
Rencana Pembangunan dan dan
PERKOTAAN
8
Pengembangan Kawasan Strategis
(RP2KP) Kabupaten/Kota
Rencana Tata Bangunan dan
9
Lingkungan di Kawasan Strategis
Kabupaten/Kota (RTBL KSK)
Integrasi Strategi Pembangunan
10
Kab/Kota dan Sektor
KELAYAKAN PROGRAM (46)
Isu Strategis, Kondisi Eksisting,
1
Permasalahan, dan Tantangan
Analisis Kebutuhan Pengembangan
2
RENCANA PROGRAM
Permukiman
INVESTASI SEKTOR
Kesiapan Daerah terhadap Kriteria
PENGEMBANGAN
Kesiapan (Readliness Criteria) Sektor
3
PERMUKIMAN
Pengembangan Permukiman
4
Usulan Kebutuhan Program dan
Kegiatan
Isu Strategis, Kondisi Eksisting,
1
Permasalahan dan Tantangan
2
Analisis Sektor PBL
RENCANA PROGRAM
Kesiapan Daerah terhadap Kriteria
INVESTASI SEKTOR PBL
3
Kesiapan (Readliness Criteria) Sektor
Penataan Bangunan dan Lingkungan
Usulan Kebutuhan Program dan
4
Kegiatan
Isu Strategis, Kondisi Eksisting,
1
Permasalahan, dan Tantangan (Air
Limbah, Persampahan, Drainase)
Analisis Kebutuhan Sektor
RENCANA PROGRAM
2
Pengembangan PLP (Air Limbah,
INVESTASI SEKTOR
Persampahan, Drainase)
PPLP
Kesiapan Daerah Terhadap Kriteria
Kesiapan (Readliness Criteria) Sektor
3
Pengembangan PLP (Air Limbah,
Persampahan, Drainase

NILAI MAX

3,0
2,0
2,0
1,0
1,0
1,0
1,0

1,0
2,5

1,0
2,0
2,0
2,0
1,0
2,0
2,0
6,0
3,0

6,0

6,0

1 - 18

Laporan Akhir

Bab 1 : Pendahuluan

KRITERIA

J

K

L

M

N

O

NO.

INDIKATOR PENILAIAN

Usulan Kebutuhan Program dan
Kegiatan Sektor Pengembangan PLP
4
(Air Limbah, Persampahan, Drainase)
Isu Strategis, Kondisi Eksisting,
1
Permasalahan dan Tantangan
2
AnalisisKebutuhan Sektor Air Minum
RENCANA PROGRAM
Kesiapan Daerah Terhadap Kriteria
INVESTASI SEKTOR AIR
3
Kesiapan (Readliness Criteria) Sektor
MINUM
Air Minum
Usulan Kebutuhan Program dan
4
Kegiatan
Keterpaduan Program Berdasarkan
KETERPADUAN
1
Entitas, Regional, Kab/Kota, Kawasan,
PROGRAM
dan Lingkungan/Komunitas
KELAYAKAN LINGKUNGAN DAN SOSIAL (6)
Analisis Perlindnungan Lingkungan
PERLINDUNGAN
1
(KLHS, Amdal, UKL-UPL dan SPPLH)
LINGKUNGAN DAN
SOSIAL
2
Analisis Perlindungan Sosial
KELAYAKAN PEMBIAYAAN (6)
Profil Perkembangan APBD
1
Kabupaten/Kota
Profil Perkembangan Investasi Bidang
2
Cipta Karya (APBN, APBD, Prov.
APBD Kab/Kota Swasta, Masyarakat)
ASPEK PEMBIAYAAN
Proyeksi Investasi Pembangunan
3
Bidang Cipta Karya
Strategi Peningkatan Investasi Bidang
4
Cipta Karya
KELAYAKAN KELEMBAGAAN (6)
Kondisi Eksisting (Organisasi, Tata1
laksana, dan SDM)
Analisis Permasalahan (Organisasi,
ASPEK KELEMBAGAAN
2
tata-laksana, dan SDM)
Rencana Pengembangan
3
Kelembagaan
MATRIKS PROGRAM (6)
MATRIKS RENCANA
Telah memuat Rencana Terpadu dan
TERPADU DAN
Program Investasi Infrastruktur Jangka
PROGRAM INVESTASI
1
Menengah (RPI2JM) Bidang Cipta
INFRASTRUKTUR
Karya untuk Jangka Menengah (Lima
JANGKA MENENGAH
Tahun)
(RPI2JM) BIDANG CIPTA
Telah memuat informasi keterpaduan
KARYA BERDASARKAN
2
pembangunan berdasarkan entitas
ENTITAS
wilayah dan sumber pembiayaannya

NILAI MAX

6,0
1,0
2,0
2,0
2,0
4,0

3,0
3,0
1,0
1,0
2,0
2,0

2,0
2,0
2,0

3,0

3,0

Sumber : Direktorat Bina Program, 2014

1 - 19