Pengembangan Kompetensi Fasilitator dan Kelembagaan Pemberdayaan Masyarakat di Era MEA"

PROSIDING

Seminar Nasional 2016

Pengembangan Kompetensi Fasilitator dan Kelembagaan
Pemberdayaan Masyarakat di Era MEA"
30 November 2016

Program Studi M agister dan Doktor Penyuluhan Pembangunan/ Pemberdayaan M asyarakat,
Pascasarjana Universitas Sebelas M aret Surakarta

PROSIDING
"Pengembangan Kompetensi Fasilitator dan Kelembagaan
Pemberdayaan Masyarakat di Era MEA"

ISBN : 978-602-61351-0-0
E ISBN : 978-602-61351-1-7
Cover Design :
Ginanjar Rahmawan

Lay Out :

Sri Mulyani
Adhianty Nuq'anah
LV. Ratna Devi
Editors:
Dr. Supriyandi

^

Dr. Endang Sutisna Sulaeman
Dr. Sarah Rum Handayani
Dr. Mulyanto
Suwarno Widodo, MSi
Diterbitkan oleh:
Program Studi M agister dan Doktor Penyuluhan Pembangunan/ Pemberdayaan M asyarakat,
Pascasarjana Universitas Sebelas M aret Surakarta

Hak cipta.
Reproduksi dalam bentuk apapun dari setiap bagian dari publikasi kami adalah pelanggaran
hukum hak cipta dan dilarang. Isi di luar tanggung jawab penerbit.


DAFTARISI

Kata Pengantar
Sambutan Ketua Panitia.

K E Y N O T E SPEACH
Peningkatan Kualitas SDM Perguraan Tinggi dalam mendukung kualifikasi Kompetensi
National Indonesia

Prof. Dr. John Hendri, M.Si., Ph.D (Sekretaris (Dirjen Sumber Daya Ilmu Pengetahuan,
Teknologi dan Pendidikan Tingi)

1

PEMAKAAH UTAMA
Menyiapkan Dan Mengelola Tenaga Pemberdayaan Masyarakat Yang Profesional Dan
Tersertifikasi Dalam Menghadapi MEA
Dr. Prabawa Eka Soesanta, S.Sos.;M.Si (Direktur Bina Ideologi, Karakter dan Wawasan
Kebangsaan, Kementrain Dalam Negeri)


11

Urgensi Asosiasi Profesi Pemberdayaan Masyarakat dalam Mendukung Pembangunari
Nasional
Prof. Dr. Ir. Sumardjo, M.S (Ketua Perhimpunan Ahli Penyuluhan Pembangunan
Indonesia)

25

Peran Perguruan Tinggi Dalam Menghasilkan Tenaga Profesional Pemberdayaan
Masyarakat Dalam Menghadapi MEA
Dr. Sapja Anantanyu, S.P., Msi (Kepala Program Studi S3 Penyuluhan Pembangunan/
Pemberdayaan Masyarakat)

41

PEMAKALAH PENUNJANG
Kelompok: Penyuluhan Pertanian Dalam Arti Luas
1. Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat PenerapanTeknologi Pertanian Padi
Organik(Studi Kasus Di Kelompok Tani Madya^Dusun Jayan, Desa Kebbnagung,

Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta)
Aris Slamet Widodo, Jhclardi Rival Chandra Saputra
2.
3.
4.

50

Masa Depan Penyuluh Wanita Dalam Pembangunan Pertanian Di Indonesia
Kadhung Prayoga

61

Pemberdayaan Masyarakat Model Ambul (Dalam Perspektif Kearifan Lokal)
Tri Prajawahyudo
•.

69

Strategi Adaptasi Petani Terhadap Perkembangan Teknologi Infonnasi di Era MEA

UgikRomadi

76

5.

Eksplorasi Topik Iptek Yang Diperlukan Oleh Petani Karet Rakyat Di Kalimantan
Barat (Studi. Kasus Petani Karet Rakyat di Kabupaten Bengkayang)
Akhmad Rouf dkn Budi Setyawan



6. Teknologi Mesin Pengering Guna Meningkatkan Kualitas Produksi Biji Kakao
Di Kabupaten Gunung Kidul
Agus Nugroho Setiawan, Susanawati & Tptok Suwanda

8

4


95

7. Kajian Model Pertanian Perdesaaan Melalui Penerapan Inovasi Teknologi Adaptif
di Aceh
Basri A. Bakar, Abdul Azis
103
8.

Analisis Kebutuhan Informasi Petani Dan Penggunaan Media Informasi Dalam
Penyuluhan Di Kabupaten Bogor
.
. 1yxwvutsrponmlkjihgfedcbaYWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
• — o•.: * „ . . ; i i v
x T I ~ l .TJIA
TJ"
t;
1 1 A

/ i l l l i i l t i'dLClllVtl, O l l l ^ i l l i l i l l H . l l ,


9.

1 UUl

1
U
U
U
U .kUUUUluu.wu

.

1 1 -

Kinerja Lumbung Pangan Di Dusun Botokan Desa Argosari Kecamatan Sedayu
Kabupaten Bantul
Retno Wulandari, Francy Risvansuna, Ikhtimah Tri Astuti
125

Kelompok : Promosi Kesehatan Masyarakat

1. Meningkatkan Pengetahuan Tentang Kesehatan Reproduksi
Rahesli Humsona, Tetri Widiyani, Sri Yuliani

131

2.

Upaya menurunkan kematian ibu hamil melalui pemberdayaan pedagang sayur di
wilayah kerja puskesmas Sempu kabupaten Banyuwangi
Jayanti Dian Eka Sari
:
139

3.

Kecemasan Ibu Dalam Perkembangan Kehamilan (Studi Eksplorasi Ibu Hamil di
Wilayah Kerja Puskesmas Kembaran I I Banyumas)
Wilis Dwi Pangesti
146


4.

Analisis proses pembinaan pengguna narkoba di yayasan laras Kota Samarinda
tahun 2016
Rosdiana

153

Model Diseminasi Program Berhenti Merokok Pada Perokok Remaja
Endang Sutisna Sulaeman

158

5.
6.

Pelaksanaan Promosi Kesehatan Lingkungan Pada Pusat Kesehatan Masyarakat
(Puskesmas) Di Kota Malang
Misbahul Subhi
167


Kelompok: Corporate Social Responsibility
1.

Pemberdayaan Ibu Riimah Tangga Melalui Program CSR Bank Sampah Mandiri
PT Holcim Indonesia Tbk Cilacap Plant
Adhianty Nurjanah, Ravik Karsidi, Widodp Mulctiyo, Sri Kusumo Habsari
175

2.

Model Pemberdayaan Pondok Pesantren dalam Pengembangan Budaya
Kewirausahaan
..„
Slamet Widodo

182

Program Corporate Social Responsibility PT Perkebunan Nusantara EX
Batujamus, Kerjo, kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah

Paksi Nlei'Penggalih

191

3.

Kelompok: Pemberdayaan Usaha Mikro Kecil Dan Menengah
1.

Kompetensi Remaja Dalam Mengelola UMKM Melalui Periklanan Di Media
Sosial
Joko Suryono, Nuryani Tri Rahayu

198

2.

Pemberdayaan Perempuan Tani Pada Sistem Pertanian Bioindustri Berbasis Gambir yxwvutsrponmlkjihgfedcbaYU
(Uncaria gambir) Di Sumatera Barat Dalam Perspektif Gender
Harmi Andrianyta, Dani Medionovianto, dan Hari Hermawan....
207

3.

Kebijakan Pajak Yang Bijak Untuk UKM Indonesiadi Era Masyarakat Ekonomi
ASEAN
Agus Suharsono, Khusnaini
;

216

Stratcgi Pcmbcrdayaau PcUmi Dalaui Fciigclolaan Usahaiam Fadi Di Kabupaten
Cianjur Dan Karawang, Jawa Barat
Dwi Sadono

226

Fasilitasi Inisiasi Bisnis Puding Hias Untuk Pemberdayaan Masyarakat Kampung
Kauman, Kecamatan Gondomanan, Yogyakarta
Inayati, Sperisa Distantina, Fadilab

240

Komunikasi Pembangunan Berkelanjutan Dalam Pengelolaan Sampah Berbasis
Masyarakat Di Kabupaten Bahtul
Titi Antin, Hermin Indah Wahyuni, Partini

246

Evaluasi Program Pemberdayaan Usaha Garam Rakyat (Pugar) Di Pulau Madura
Ilisannudin
'.

253

Pemberdayaan Masyarakat Dalam Mengembangkan Produktivitas Home Industri
Bata Merah
Waluyo Sukatiman, Ida Nugroho Saputro

260

Pemberdayaan peternak potong melalui formulasi ransum berbasis limbah
pertanian di Kecamatan Nguntoronadi, kabupaten Wonogiri
Suwarto, Shanti Emawati, Endang Tri Rahayu

266

10. Strategi Pengembangan U M K M Kharisma Jaya Food Sebagai Produsen Keripik
Talas Merk Kharisma
Kharisma Nur Khakiki, Reza Safitri

273

11. Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pengembangan Desa Wisata Berbasis
Ecotourism (Studi di Desa Sumberasri, Kecamatan Purwoharjo, Kabupaten
Banyuwangi)
Eko Setiawan

284

12. Implementasi Pengembangan Pariwisata Di Puiau-Pulau Kecil Terhadap
Masyarakat Pesisir Desa Lihunu, Kecamatan Likupang, Kabupaten Minahasa
Utara, Provinsi Sulawesi Utara Prima Farid Budianto, Edi Susilo, Erlinda Indrayani

290

13. Pemberdayaan Perempuan Melalui Kelompok Wanita Tani (KWT) Bagi
Aktualisasi Perempuan Di Perkotaan (Studi Kasus KWT Wanita Sejahtera,
Muja-Muja, Umbulharjo, Yogyakarta)
SitiNurlaela....

299 .

14. IbM Pengrajin Shuttlecock Di Klaster Cock Surakarta
Bambahg Sulistyono, Bekti Wahyu Utami, Indri Yaningsih

307

4.

5.

6.

7.
8.

9.

Kelompok: Pendidikan Luar Sekolah
1

2.

3.
4.

5.

6.

7.

8.

Peran Pendidikan Luar Sekolah Terhadap Peningkatan Ketrampilan Pemuda Putus
Sekolah Di Kabupaten Jember Dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean
Novi Haryati
.1...
......

314

Inovasi Pembelajaran Penyuluhan di Perguruan Tinggi dalam Merespon Masyarakat
Ekonomi ASEAN
;
Siti Amanah
323
Diagram Jalur Efektivitas Pelatihan Padi di kabupaten Kulon Progo
Sujono

332

Penguatan Kapasitas Forum Anak Surakarta dalam pengambilan keputusan untuk
mendukung partisipasi aktif anak dalam Musyawarah Perencanaan nembangiman
Sri Yuliani, Rahesli Humsona, Sudaryanti

339

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Penyuluh Pertanian Dalam
Pengembangan Diri Melalui Pendidikan(Kasus Mahasiswa STPP Magelang
Jurusan Penyuluhan Pertanian Di Yogyakarta).
Ina Fitria Ismarlin, Eny Lestari, Sapja Anantanyu

347

Implementasi Program Decentralized Basic Education D i Kabupaten Jepara
(Studi Kasus SDN Sukodono 03 Tahunandan SDN Dorang 2 Nalumsari Kabupaten
Jepara)
Ahmad Mardiyanto Prasetyo, Sapja Anantanyu, Eny Lestari

359

Faktpr-faktor yang mempengaruhi keberlangsungan Pusat Kegiatan Belajar
Masyarakat (PKBM) (Studi Kasus Pada Pkbm Nurul Jadid, Desa Banjaranyar,
Kecamatan Tanjung Anom, Kabupaten Nganjuk)
Jalil, Ravik Karsidi, Zaini Rohmad

368

Proses Sosialisasi Dan Persepsi Orang Tua (Nelayan) Dalam Memberikan
Kesempatan Pendidikan Bagi Anak Di Kelurahan Karangsai Kabupaten Tuban
JawaTimur
Muhammad Alhajj Dzulfikri

382

Kelompok : Pengembangan SDM Fasilitator Pemberdayaan
1.

2.

3.
4.

5.

Pengaruh Komunikasi Terhadap Kinerja Anggota Gabungan Kelompok Tani
Torong Makmur Batu-Malang
Moh Sazali Harun
,

389

Efektivitas Aktivitas Pemberdayaan Masyarakat (Studi Kasus pada Program
Penyuluhan Pertanian di Sejumlah UPT PPP di Kabupaten Bandung)
Dika Supyandi, Yayat Sukayat, Rani Andriani

397

Pola Adaptasi Kehidupan Sosial Budaya Komunitas Masyarakat Adat Mone
La Ode Topo Jers, Sitti Hermina

407

Manajemen Sumberdaya Komunikasi Dalam Peningkatan Kinerja Pendampingan
• .
"
Program Simantri D i Provinsi Bali
I Dewa Putu Oka Suardi

416

Model Pemberdayaan Petani Berbasis Kawasan Dalam Mewujudkan Desa Industri
Pertanian Mandiri Di Era MEA
Wahyu Windari

425

6.

7.
8.

9.

Pengembangan Kompetensi Fasilitator dalam Pemanfaatan Limbah Temak
menjadi Biogas(Kasus Desa Suntenjaya, Kecamatan Lembarig, Kabupaten
Bandung Barat)
Nurul Dwi Novikarumsari, Siti Amanah, Basita Ginting Sugihen

432

Urgensi Penyuluhan Pertanian Untuk Peningkatan Mutu SDM Pemuda Pedesaan
MuksinyxwvutsrponmlkjihgfedcbaYUTSQPNMLKJIGFEDCB
:.
j.

439

Pendampingan Teknologi dan Supervisi pelaksanaan pengembangan usaha
agribisnis perdesaan (PUAP) di Provinsi Aceh
Abdul Azis, Basri A. Bakar, Yufhiati dan Damasus

448

Partisipasi Masyarakat dalam Perencanaan Pembangunan Desa Sitimulyo,
Kecamatan Piyungan, Kabupaten Bantul.
Emy Panda, Zaini Kohmat, Drajat Tri Kartono

457

Kelompok: Kelembagaan Pemberdayaan Masyarakat
1.

2.

3.

4.

5.
6.

7.

8.

9.

Sistem Komunikasi Pemerintah dan Kompleksitas Diversifikasi Usaha dalam
Budidaya Kambing PE di Purworejo
Tatag Handaka, Hermin Indah Wahyuni, Endang Sulastri, Paulus Wiryono

'..

465

Peranan Kelembagaan dalam Menentukan Kualitas Sertifikasi SDM Bidang
Pariwisata
Riyono Gede Trisoko

473

Peran Organisasi Petani Dalam Pemberdayaan Swadaya: Kolegial Atau
Transaksional (Studi Komparasi Kelompok Tani di Tiga Lokasi di Jawa Barat)
Yayat Sukayat, Dika Supyandi, Achmad Choibar Tridakusumah...

479

Pengembangan Potensi Kelembagaan Sektor Agribisnis Pertanian Di Kabupaten
Jepara
Mis an Gunawan, Hamdi Sari Maryoni

489

Penguatan Kelembagaan Pertanian Sebagai Langkah Pencegahan Migrasi Buruh
WidiArtini
;

503

Pengembangan Pasar Lelang Sebagai Unit Pengolahan Dan Pemasaran Bokar
(UPPB) Di Kabupaten Rokan Hulu, Propinsi Riau
Yulfita ' A i n i , Eksa Rusdiyana

509

Kefektifan Program Desa Wisata Kebangsaan Wonorejo Kecamatan Banyuputih
Kabupaten Situbondo dalam Meningkatkan Keberdayaan Masyarakat Melalui
Pengembangan Ekowisata Taman Nasional Baluran
Arif Pratiwi, Sapja Anantanyu, Kusnandar
.-

517

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kemandirian Petani Dalam pengelolaan
Hutan Rakyat Di Kecamatan Samigaluh, Kabupaten Kulonprogo Provinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta
Eli Sugianto, Kusnandar, Sapja Anantanyu
;

527

Kompetensi dan Kinerja Penyuluh Pertanian PNS dan Swadaya
(Kasus di Kabupaten Kampar dan Kota Pekaribaru, Provinsi Riau)
Marliati Ahmad

535

10. Manajemen Tenaga Kerja Pada "UD Sami Makmur" Kabupaten Sidoaijo
Nurul Muthoharoh, Muhammad Alhajj Dzulfikri

546

11. Pelaksanaan Peran Ganda Perempuan (Studi Kasus Pada Karyawati di Sekolah
Tinggi Penyuluhan Pertanian Jurusan Penyuluhan Pertanian Yogyakarta)
Demi Widi Kurniawati, Sapja Anantanyu, Suwarto.

552

12. Dinamika Organisasi Pos Penyuliihan Desa (Posluhdes) Bontoa (Studi Kasus
Di Desa Tupabiring, Kecamatan Bontoa, Kab. Maros, Prov. Sulsel)
Muh. Hatta Jamil, Eymal B Demmalino, Muh. IkhsanAzis, A. Nixia Tenriawaru,
.-.
Rush M . Rukka

561

S E M I N A R N A S I O N A L 2016
Surakarta30 November 2016

ANALISIS KEBUTUHAN INFORMASI PETANI DAN
PENGGUNAAN MEDIA INFORMASI DALAM PENYULUHAN
DI KABUPATEN BOGOR

Anna Fatchiya, Siti Amanah, Yatri Indah Kusumastuti
Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat,
Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor
Korespondensi penulis: Anna Fatchiya, [email protected].

Abstrak
Informasi
pertanian sangat dibutuhkan oleh petani untuk meningkatkan kapasitas dirinya dalam
mengembangkan usaha taninya. Informasi inovasi bisa didapatkan dari berbagai sumber media massa, baik
media eetak, elektronik maupun yang berbasis internet. Pada penelitian ini ditujukan untuk mengidentifikasi
media massa dan jenis kebutuhan informasi petani, dan penggunaan media informasi dalam penyuluhan.
Penelitian menggunakan metode survei pada 80 orang petani di dua desa di wilayah Kabupaten Bogor. Data
yang terkumpul dianalisis secara statistik deskriptif dalam bentuk persentase. Dari hasil penelitian
menunjukkan bahwa mayoritas petani mer.gakses media televisi, hanya sedikit yang mengakses media cetak,
radio, dan internet Pada media televisi, program yang disukai adalah berita yang berupa berita, olah raga,
film yang berupa sinetron, dan informasi yang berupa harga pasar dan teknik pertanian. Penyuluhan masih
jarang menggunakan media massa berbasis elektronik dan internet, yang digunakan masih berupa media
konvensional seperti poster, brosur, dan leaflet.
Kata kunci:yxwvutsrponmlkjihgfedcbaYUTSQPNMLKJIGFEDCB
kebutuhan informasi, penyuluhan pertanian, media massa

1. Pendahuluan
Inovasi teknologi pertanian berperan sangat penting dalam peningkatan produksi
pertanian di Indonesia. Terlebih lagi pada kondisi saat ini peningkatan melalui perluasan
lahan atau yang disebut dengan ekstensifikasi sulit dilakukan sebagai upaya meningkatkan
produksi "bahan pangan, yang disebabkan oleft konservasi lahan pertanian menjadi lahan
industri, perumahan, infrastruktur dan sebagainya.
Petani sebagai pelaku utama di sektor pertanian menjadi pihak yang paling penting
dalam menerapkan inovasi teknologi pertanian. Berbagai pendekatan dilakukan untuk
memperkenalkan inovajsi teknologi pertanian kepada petani, diantaranya adalah melalui
penyediaan informasinya yang diakses dari media massa, maupun yang secara langsung
disediakan oleh kegiatan penyuluhan.
Media massa berperan dalam pembangunan, termasuk pembangunan pertanian.
Menurut Schramm dalam Depart dan MacAndrews (1982), peranan media massa sebagai
agen pembaharu {agent of social change) dalam mempercepat proses peralihan masyarakat
yang tradisonal menjadi modern.Media massa memungkinkan setiap orang dapat
menerima informasi secara bersamaan, sehingga hambatan penyebaran informasi pertanian
yang dibutuhkan oleh petani untuk meningkat produktivitasnya menjadi hal yang sangat
penting.
"'TentjentBatyan Ypmpetensi 'rasilitatar dan 'Kekmvagaan (Pemberdayaan tMusyaraky.t di era MEJ1 j 116

S E M I N A R N A S I O N A L 2016
Surakarta30 November 2016

'

yxwvutsrponmlkjihgfedcbaYU

_
f
" V ^ - r ^ - ^

Penggunaan media massa dewasa ini semakin meningkat mengingat pentingnya media
massa dalam penyebaran informasi secara cepat dan dalam jangkauan yang luas. Media
massa yang dapat dapat digunakan untuk smnber informasi inovasi pertanian meliputi
media cetak, media elektronik, dan media yang berbasis internet. Cangara (2004)
membagi media massa menjadi surat kabar, radio, film, dan televisi. Di Indonesia media
cetak yang menyediakan informasi pertanian antara lain koran tani, majalah pertanian,
leaflet dan booklet. Sedangkan untuk media elektronik misalnya program siaran pedesaan
baik di radio maupun televisi, seperti yang masih eksis disiarkan di Radio Republik
Indonesia (RRI) dan Televisi Republik Indonesia (TVRI). Untuk media massa yang
berbasis internet, pemerintah melalui Kementerian Pertanian dan perguruan tinggi, seperti
Institut Pertanian Bogor menyediakan informasi pertanian melalui Cyber Extension dan
Green TV yang menyediakan content audio visual tentang pertanian dan lingkungan hidup.
Fciicinuaii jenis infonnasi yang dibutuhkan oieh petani oieh media massa sudah tidak
relevan lagi pada saat ini. Mengingat bahwa setiap petani pada dasarnya memiliki
kebutuhan dan tujuan masing-masing dalam mengkonsumsi informasi. Hal ini sesuai
dengan pandangan teori penggunaan dan pemenuhan kepuasan (uses and
gratiScation
theory) yang dipelopori oleh Elihu Katz, Jay G. Blumlerm dan Michael Gurevitch
(McQuail, 1987), bahwa audiens merupakan individu-individu yang secara aktif memilih
dan memiliki kebutuhan dan keinginan yang berbeda-beda di dalam mengkonsumsi media,
dan tidak menerima begitu saja infonnasi yang disediakan oleh media massa, sebagaimana
yang dianut dalam teori j arum hipodermis.
Kebutuhan petani akan informasi pertanian bergantung pada kondisi agroekologi dan
jenis usaha tani yang dilakukan, karena permasalahan, potensi, dan kebutuhan untuk
pengelolaan usaha tani tersebut juga berbeda. Misalnya petani di dataran tinggi berbeda
dengan yang berada di dataran rendah, di area persawahan beririgasi berbeda dengan di
sawah tadah hujan, dan seterusnya. seter wilayah pegunungan dan wilayah .
Terkait dengan bagaimana penggunaan media massa oleh petani dan jenis infonnasi
apa saja yang dibutuhkan serta kepuasan petani atas tayangan yang disajikan, termasuk
informasi inovasi pertanian oleh media massa, khususnya yang disiarkan oleh televisi
penting untuk dikaji. Dengan demikian perumusan strategi apa yang tepat untuk
menyusun tayangan informasi inovasi pertanian mendapat perhatian dari petani dan
bermanfaat bagi petani itu sendiri. Untuk itu tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi
media massa dan jenis kebutuhan infonnasi petani, dan sekaligus penggunaan media
informasi dalam kegiatan penyuluhan di Kabupaten Bogor.

2. Metode Penelitian
Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode survai. Menurut
Singarimbun dan Effendi (2008) survey sebagai metode sosial yang menggunakan
kuesioner sebagai instruriiennya. Penelitian dilaksanakan di Desa Benteng dan Desa
Cibeber I . Jumlah total sampel penelitian 80 orang petani dengan jumlah masing-masing
desa 40 orang. Data yang terkumpul dianalisis secara statistik deskriptif dalam bentuk
frekwensi dan persentase.
3. Tinjauan Pustaka
Media massa secara harafiah diartikan sebgai media atau alat yang digunakan untuk
menyampaikan infonnasi kepada khalayak atau massa. Massa sendiri berarti kumpulan
orang yang memiliki karakteristik beragam, baik dalam aspek umur, pendidikan, kondisi
social ekonomi dan sebagainya. Menurut Cangara (2004), media massa sebagai adalah alat
"tPengem&uigan "Kpmpctensi 'FasiBtatordan Itekmoagaan (PemBerdayaan'MasyaroMpdiera -M£Jt'] 117

S E M I N A R N A S I O N A L 2016
Surakarta 30 November 2016

yang digunakan dalam penyampaian pesan dari sumber kepada khalayak penerima) dengan
menggunakan alat-alat komunikasi mekanis seperti surat kabar, film, radio, dan televisi.
Perkembangan lebih lanjut, internet juga dimasukkan sebagai media massa.
Teori tentang media massa berkembang dari masa ke masa. Teori awal yang dikenal
dengan teori jarum suntikyxwvutsrponmlkjihgfedcbaYUTSQPNMLKJIGFEDCB
{hypodermic needle theory) yang menganggap bahwa khalayak
bersifat pasif dan menelan begitu saja infonnasi dari media massa ditentang oleh pengahut
teori penggunaan dan pemenuhan kepuasan {uses and gratiScation).
Dinyatakan dalam
teori ini bahwa khalayak merupakan suatii individu aktif yang masing-masing akan
mengkonsumsi informasi yang berbeda-beda sesuai dengan kebutuhannya, sehingga
khalayaklah yang menentukan informasi apa yang dibutuhkan bukan dari media massa.
Perintis teori ini Katz, Blunder, Gurevitch (McQuail, 1987) merumuskan asumsi dasar
teori ini, yaitu: (1) khalayak dianggap aktif, sehingga dalam penggunaan media massa
memiliki tujuan; (2) dalam proses komunikasi massa banyak inisiatif yang mengaitkan
pemuasan kebutuhan dengan pemilihan media terletak pada anggota khalayak; (3) media
massa harus bersaing dengan sumber lain untuk memuaskan kebutuhannya, dimana
kebutuhannya untuk memuaskan kebutuhan manusia, sehingga bergantung kepada
khalayak yang bersangkutan; (4) banyak tujuan pemilih media massa disimpulkan dari data
yang diberikan anggota khalayak; dan (5)nilai pertimbangan keperluan audiens tentang
media secara spesifik.
4. Hasil Dan Pembahasan
a. Peggunaan Media Informasi dan Kebutuhan Informasi Petani
Informasi teknologi pertanian dapat diperoleh dari beragam cara, baik melalui media
massa maupun secara langsung atau tatap muka. Perkembangan teknologi komunikasi
mendorong tersebarnya informasi ke masyarakat luas. Beragam informasi disajikan oleh
penyedia informasi, namun tidak semua informasi dibutuhkan oleh masyarakat.
Berdasarkan pemilikan media komunikasi, televisi merupakan media yang paling
banyak dimiliki oleh responden (Tabel 1). Hampir semua rumah tangga responden
memiliki televisi. Televisi tidak lagi menjadi barang mewah bagi masyarakat desa.
Sebaliknya radio sudah banyak ditinggalkan oleh masyarakat karena sangat sedikit
responden yang memiliki radio, bahkan responden di Desa Cibeber I tidak ada yang
memiliki radio. Kondisi sebaliknya di Nigeria, Affika (Okwu, 2011) bahwa radio
merupakan media massa utama yang digunakan oleh petani. DVD juga cukup banyak
dimiliki oleh responden di kedua desa penelitian. Dengan demikian, dapat disimpulkan
bahwa media yang bersifat audio visual lebih menarik bagi masyarakat termasuk
responden di desa penelitian.
Tabel 1 ' Jumlah dan persentase responden dalam kepemilikan media massa dan media
komunikasi di Desa Benteng dan Desa Cibeber I , 2015
Jenis media
TV
c
Radio
DVD
HP biasa
Smartphone
Telepon rumah
Komputer (PC)

Desa Benteng
Jumlah (orang)
Persentase (%)
97.5
39
12.5
5
25.0
10
67.5
27
57.5
23
2.5
1
17-5
7

Desa Cibeber I
Persentase (%)
Jumlah (orang)
92.5
37
0.0
0
13
32.5
21
52.5
19
47.5
0
0.0
2
5.0

"Penger.tBaugan tfempciensi• FasiGtaiordan 'Kekndagaan 'Pemberdayaan'MasyarakatSera MEJt 'j 118

S E M I N A R N A S I O N A L 2016
Surakarta30 November 2016

Laptop
InternetusrnlkiecSKG
Koran
Majalah

7
14
3
_3

17.5
35.0
7.5
75

1
0
3
0

2.5
0 .0
7.5
0 .0

Teknologi komunikasi yang berupa telepon rumah tidak banyak dimiliki oleh
responden, hanya satu orang responden di Desa Benteng yang memilikinya, bahkan di
Desa Cibeber I tidak ada yang memiliki telepon rumah. Tidak adanya telepon rumah dapat
digantikan dengan telepon genggam. Lebih dari separuh responden memiliki telepon
genggam dalam rumah tangganya.
Teknologi komunikasi yang berbasis internet sudah dikenal oleh responden di kedua
lokasi studi, baik melaluiyxwvutsrponmlkjihgfedcbaYUTSQPNMLKJIGFEDCB
smartphone atau komputer {Personal Computer/PC) dan laptop,
meskinun iumlahnva masih sedikit. Jika dibandinekan.yvutsronmlkjihgfedcbaUSRPONMIGDA
resnnnden di T V c a R ^ n W i c r if git i
banyak yang memiliki media berbasis internet daripada responden di Desa Cibeber I . Hal
ini terkait dengan posisi kedua desa tersebut, dimana Desa Benteng lebih berciri urban
dengan fasilitas komunikasi yang banyak, sedangkan Desa Cibeber I bersifat rural.
Penggunaan media massa yang berupa media cetak, seperti koran dan majalah sangat
rendah, bahkan di Desa Cibeber I tidak ada responden yang memiliki majalah. Media
cetak kurang menarik bagi responden, diduga karena rendahnya kebiasaan membaca di
kalangan masyarakat, kesulitan mendapatkan media cetak, atau rendahnya daya beli.
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, televisi merupakan media massa favorit
responden. Secara umum tayangan televisi berupa berita, hiburan, film, dan informasi.
Responden di Desa Benteng (Tabel 2) paling menyukai berita mengenai sosial ekonomi,
politik, dan olahraga. Berita mengenai politik dan sosial ekonomi paling disukai karena
informasi ini dianggap penting bagi responden. Responden mampu mengetahui isu-isu
terhangat saat ini, sehingga dapat dianggap berwawasan jika melakukan interaksi dengan
orang lain. Responden juga membutuhkan hiburan untuk melepas penat, sehingga hiburan
berupa humor mampu membuat responden tertawa. Humor menjadi daya tarik untuk
responden di Desa Benteng dan ditonton setelah melakukan aktivitas.
Tabel 2

Jumlah dan persentase responden berdasarkan kesukaan terhadap tayangan
televisi yang ditonton di Desa Benteng, 2015
Tayangan
Kesukaan

PTS
%
Berita
Sosek
1
2.5
Politik
3
7.5
Olahraga
9
22.5
Keberhasilan
7.5 •
3
anak'muda
Hiburan atau entertainment
Humor
1
2.5
Lagu POP
4
10.0
Ta IksTJIA
/ 10 w
4
10.0
Kuliner
3
7.5
Film
Inspirasi
3
7.5
Keberhasilan
20.0
8
wirausaha
Sinetron
. .
4
10.0
Budaya ,
22.5
9

%

BS

%

S

%

PS

%

5 .
. 7
4

12.5
17.5
10.0

4
3
6

10.0
7.5
15.0

10
6
4

25.0
15.0
10.0

20
21
17

50.0
52.5
42.5

16

40.0

10

25.0

6

15.0

5

12.5

8
12
12
13

20.0
30.0
30.0
32.5

6
15 •
9
7

15.0
13
5
37.5
22.5
5
17.5 - 4 1

32.5
12.5
12.5
27.5

12
4
10
11

30.0
10.0
25.0
27.5

16

40.0

17

42.5

4

10.0

0

0.0

14

35.0

14

35.0

3

7.5

1

2.5

7
17

17.5
42.5

5
12

12.5
30.0

4
1

10.0
2.5

20
1

50.0
2.5

TS

"(PengemBatigan
'Kompetensi• FasiGtat
or Jan 'Ke(evwagaan
Pcmbenfayaan it
insyjrailatSeraC-

119

S E M I N A R N A S I O N A L 2016
Surakarta 30 November 2016

Tayangan
Keberhasilan
LSM
Informasi
Harga pasar
Teknik
pertanian
Tips memilih
buah
Fashion
Inovasi
Informasi
Kiat bisnis
Kiat
pemberdayaan
Inovasi

Kesukaan
BS

%

S

%

PS

%

7

17.5

2

5.0

0

0.0

5.0

1

2.5

3

7.5

33

82.5

2

1 5.0

4

10.0

8

20.0

25

62.5

5.0

4

10.C

3

7.5

12

30.0

19

47.5

9
8

22.5
20.0

17
22

42.5
55.0

9
6

22.5
15.0

1
2

2.5
5.0

4
2

10.0
5.0

5

12.5

22

• 55.U

8

20.0

5

20.0

0

0.0

11

27.5

26

65.0

3

7.5

0

0.0

0

0.0

.

%

PTS

%

TS

14

35.0

17

42.5

1

2.5

2

1

2.5

2

2.0
1
2.5
0
0.0
21
52.5
1
17
42.5
pemerintah
0
0.0
4
10.0
0
0.0
Kebijakan
16
40.0
50.0
20
Tips mengolah
20.0
7.5
3
10.0
45.0
7
17.5
8
4
18
ikan
Ket:
PTS = paling tidak disukai, TS = tidak disukai, BS = biasa saja, S = disukai, PS = paling disukai

Sebagian responden paling menyukai sinetron pada kategori film daripada
keberhasilan wirausaha, budaya, dan keberhasilan LSM. Hal ini dikarenakan hampir setiap
jam dari mulai pagi hingga malam hari, televisi selalu menyajikan sinetron di berbagai
stasiun televisi. Pada umumnya sinetron memproduksi filmnya menjadi berseri, sehingga
membuat responden menjadi penasaran dengan adegan selanjutnya. Faktor inilah yang
membuat responden menjadi selalu menonton sinetron. Terkait dengan informasi mengenai
harga pasar, para responden sangat menyukai informasi ini karena daya tawar dan daya
beli responden dapat diperhitungkan dengan mengikuti perkembangan informasi yang ada.
Responden mampu mengetahui harga komoditas yang dapat dipasarkan maupun komoditas
yang dapat dibeli. Teknik pertanian juga sangat disukai agar responden dapat
meningkatkan pendapatan. Selain itu, terdapat informasi lainnya, seperti fashion, inovasi,
kiat bisnis, kiat pemberdayaan, inovasi pemerintahan, kebijakan, dan tips mengolah ikan
yang termasuk informasi yang tidak disukai oleh reponden. Sebagaimana diketahui,
informasi tersebut hanya ditayangkan pada stasiun televisi tertentu, sehingga responden
tidak mengetahui secara mendetail tentang apa yang dibahas. Selain itu juga, daya tangkap
untuk siaran televisi terbatas, sehingga tidak semua daerah dapat menjangkau siaran
tersebut.
Kesukaan berita mengenai sosial ekonomi, politik, dan olahraga tidak hanya di Desa
Benteng saja, tetapi juga di Desa Cibeber I (Tabel 3). Pada kategori hiburan, responden
hanya menganggap humor dan lagu pop termasuk biasa saja serta tidak menyukai talkshow
dan kuliner. Namun demikian, responden paling menyukai sinetron karena sinetron tidak
membuat jenuh. Begitupula pada .kesukaan pada kategori informasi antara Desa Benteng
dan Desa Cibeber I yang lebih m'ehyukai informasi mengenai harga pasar dan teknik
pertanian daripada tips memilih buah, fashion, inovasi, kiat bisnis, kiat pemberdayaan,
inovasi pemerintah, kebijakan, dan tips mengolah ikan.

"Pengevidattgan. Kompetensi -Tasifilaior dan KeQtiuvagaan (Pemberdayaan Masyarakat di era MEJt'] 120

S E M I N A R N A S I O N A L 2016
Surakarta30 November 2016

\

zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
y--»l>" " SsnreickriGS

Tabel 3

Jumlah dan persentase responden berdasarkan kesukaan terhadap
televisi yang ditonton di Desa Cibeber 1,2015

0/
Tayangan
PTS
TS
BS
/o
Berita
Sosek
0
0.0
8
5
20.0
Politik
1
2.5
6
15.0
8
Olahraga
6
15.0
3
7.5
1
Keberhasilan
20.0
17
8
42.5
6
anak muda
Hiburan atau entertainment
Humor
0
0.0
12
7
17.5
Lagu POP
3
7.5
14
13
32.5
Talkshow
7
17.5
14
35.0
7
Ku l i n e r
17.5
7
15
37.5
8
Film
Inspirasi
20.0
8
19
47.5
9
Keberhasilan
11
27.5
17
42.5
7
wirausaha
Sinetron
1
5
12.5
7
17.5
Budaya
16
5
40.0
11
27.5
Keberhasilan
20
50.0
10
25.0
5
LSM
Informasi
Harga pasar
2
5.0
7.5
5
3
Teknik
4
10.0
2
5.0
2
pertanian
Tips memilih
2
5.0
16
4
10.0
buah
Fashion
14
35.0
14
35.0
7
Inovasi
5
12.5
17
42.5
10
Informasi
Kiat bisnis
30.0
14
9
35.0
12
Kiat
13
32.5
11
27.5
10
pemberdayaan
Inovasi
16
15
37.5
40.0
2
pemerintah
Kebijakan
23
57.5
0
6
15.0
Tips mengolah
20
50.0
8
7
17.5
ikan
Ket: PTS = paling tidak disukai, T S = tidak disukai, B S
disukai

tayangan

%

S

%

PS

%

12.5
20.0
2.5

9
7
11

22.5
17.5
27.5

15
15
16

37.5
37.5 40.0

15.0

1

2.5

5

12.5

30.0
35.0
17.5
20.0

10
2
4
6

25.0
5.0
10.0
15.0

8
5
5
1

20.0
12.5
12.5
2.5

22.5

0

0.0

1

2.5

17.5

2

5.0

0

0.0

2.5
12.5

2
1

5.0
2.5

22
4

55.0
10.0

12.5

2

5.0

0

0.0

12.5

5

12.5

22

55.0

5.0

14

35.0

15

37.5

40.0

12

30.0

3

7.5

17.5
25.0

1
3

2.5
7.5

1
2

2.5
•5.0

22.5

2

5.0

0

0.0

25.0

2

5.0

1

2.5

5.0

3

7.5

1

2.5

0.0

4

10.0

4

10.0

20.0

1

2.5

1

2.5

= biasa saja, S = disukai, PS = paling

Penggunaan Media Informasi dalam Penyuluhan
Kegiatan penyuluhan yang diselenggarakan di wilayah Kabupaten Bogor, termasuk
di kedua lokasi penelitian tidak lepas dari penggunaan media komunikasi sebagai media
pembelajaran.
Media pembelajaran konvensional masih dominan digunakan -di desa
penelitian (Tabel 4), seperti alat peraga, brosur, dan leaflet. Pada media yang berbasis
teknologi komunikasi dan informasiyxwvutsrponmlkjihgfedcbaYUTSQPNMLKJIGFEDCB
{Information and Communication
TecbnoiogyflCT)
masih sangat rendah, hanya ada film, tetapi yang berbasis internet seperti cyber extension
tidak digunakan. Demikian pula penggunaan media cetak yang berupa koran desa dan
majalah pertanian tidak tersedia. Hal yang sama juga terjadi di Afrika (Okwu,2011; Salau,
2013) bahwa koran, film, poster/selebaran sangat sedikit digunakan oleh petani,
"Pengembangan Kompetensi • rasiftaiardan itekmbagaan Pemberdayaan Masyarakat di era MeEJi j 121

S E M I N A R N A S I O N A L 2016
Surakarta 30 November 2016

Tabel 4
Jenis
Media

.

V

Jumlah dan persentase responden terhadap ketersediaan media belajar dalam
penyuluhan di Desa Benteng danDesa Cibeber I, 2015
Desa Cibeber I

Desa Benteng
Ada

(0/\

Tidak Ada

(%)

Ada

(to)

Alat
peraga

39

y I.J

TJIA

1

2.5

40

1UU.U

1 ICIarv /A.VJ.U

A
U

/a/ \

(%)
o.o-

Poster

20

50.0

20

' 50.0

40

.100.0

0

0.0

Brosur

20

50.0

20

50.0

40

100.0

0

0.0

Leaflet

19

47.5

21

52.5

40

100.0

0

0.0

12

30.0

28

70.0

18

45.0

22

55.0

9

22.5

31

77.5

0

0.0

40

100.0

0

0.0

40

100.0

0

0.0

40

100.0

0

0.0

40

100.0

0

0.0

40

100.0

Film

5

12.5

. 35

87.5

4

10.0

36

90.0

Internet
Cyber
extension

0

0.0

40

100.0

0

0.0

40

100.0

0

0.0

40

100.0

0

0.0

40

100.0

Papan
tulis
Slide
Koran
desa
Majalah
pertanian

Kesadaran responden tentang arti pentingnya penggunaan media penyuluhan yang
beragam serta pentingnya ICT dalam penyuluhan cukup tinggi. Sebagian besar responden
menyatakan media tersebut sangat penting, bahkan semua responden di di Desa Cibeber I
yang menyatakan penting. Tingginya kepentingan ini dapat menunjukkan bahwa media
penyuluhan tersebut dibutuhkan oleh responden untuk mendapatkan informasi yang lebih
banyak.
Tingkat kepuasan responden atas media penyuluhan yang ada cukup tinggi (Tabel 5).
Namun demikian, jika dihitung selisih antara skor kepentingan dengan kepuasan tempak
adanya selisih yang tinggi. Selisih ini merupakan kinerja media penyuluhan. Tabel 5
menunjukkan bahwa kinerja media penyuluhan yang konvensional, seperti alat peraga,
poster, brosur dan leaflet dinilai relatif cukup baik terutama di Desa Cibeber I . Namun,
untuk media yang berupa koran desa, majalah pertanian, slide, film, dan media berbasis
internet kinerjanya dinilai masih sangat kurang.
Faktor utama yang menyebabkan rendahnya kinerja media penyuluhan ini adalah
tidak tersedianya media tersebut. Sebenarnya cyber extension sudah ada baik yang berasal
dari Kementerian Pertanian dan IPB, namun penyuluh belum memanfaatkan media
tersebut. Keterbatasan komputer, jaringan internet ataupun keengganan penyuluh karena
faktor usia dalam merigakses cyber extension yang menyebabkan rendahnya kinerja
tersebut.

"Pengembangan Ki^iipetensi 'EasiCitator dan 'Kek-ntbsgaan Penibendayaan Masyarakat di era-MEy'] 122

S E M I N A R N A S I O N A L 2016
Surakarta 30 November 2016

Tabel 5

\
\

Jumlah dan persentase responden berdasarkan persepsi tentang kepentingan
dan kepuasan media belajar dalam penyuluhan di Desa Benteng dan Desa
Cibeber I , Tahun 2015
Desa Benteng

Jenis
Media

Penting
(at

Desa Cibeber I

Puas
(b)

%

%
Kinerja
(b-c)

%

Alat
peraga

40

100.0

39

97.5

-2.5

Poster

36

90.0

20

50.0

-50.0

Brosur

38

95.0

20

50.0

Leaflet

38

95.0

10

33

82.5

12

37

92.5

Film

5

12.5

Internet

-

.

Papan
tulis
Slide

Penting
(a)
40

Puas
Chi

%

%

%
/o
Kinerja
(b-c)
0.0

100.0

40

100.0

40

100.0

40

100.0

0.0

-45.5

40

100.0

40

100.0

0.0

• -40.5

40

1

— t \J

A

yjKj.yj

0,0

30.0

-52.5

40

100.0

18

45.0

-55.0

9

22.5

-70.0

5

12.5

0.0

40

100.0

4

10.0

.

.

.

QQ A

Koran
desa
Majalah

Cyber
extension
~
Ket: - : tidak tahu/tidak menjawab

.

.
"

"

.

.

-90.0
.

-."

5. Kesimpulan Dan Saran
Kesimpulan
Media massa yang paling banyak digunakan oleh petani di Kabupaten Bogor baik
yang di wilayah rural maupun urban adalah televisi, sedangkan untuk media cetak (surat
kabar dan majalah), radio, dan internet sangat rendah Pada media televisi, program yang
disukai adalah berita yang berupa berita, olah raga, film yang berupa sinetron, dan
informasi yang berupa harga pasar dan teknik pertanian. Penggunaan media massa untuk
mendukung penyuluhan masih sangat rendah baik yang berbasis elektronik (televisi dan
radio) maupun internet (seperti cyber extension).
Penyuluhan masih lebih banyak
menggunakan media konvensional seperti poster, brosur, dan leaflet, dan kinerja media
penyuluhan tersebut, yaitu dilihat dari selisih tingkat kepuasan dengan kepentingan
berdasar persepsi petani masih rendah.
Saran
Media televisi sebagai media yang paling digunakan oleh petani perlu dimanfaatkan
untuk menyiarkan informasi pertanian yang dikemas dalam program yang menarik, guna
memenuhi kebutuhan petani. Media internet perlu dimanfaatkan oleh penyuluh bersamasama dengan petani sebagai media penyuluhan, guna mendapatkan informasi yang
dibutuhkan oleh petani untuk usahataninya.

'Pengembangan "Kompetensi 'Fasib'tatar dan 'Kelembagaan Pemberdayaan"MasyarokaLdi era MEJi j 123

SEMINAR NASIONAL

2016

Surakarta 30 November

2016

Daftar Pustaka
Cangara H. 2004. Pengantar llrnu Komunikasi. Edisi ke-1. Jakarta [ID]: PT RajaGrafindo Persada.
160 hal.
Depari E , MacAndrews C . 1982. Peranan komunikasi massa dalam pembangunan: suatu kumpulan
karangan. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. 186 hal
McQuail, Denis. 1987. Mass Communication Theory: An Introduction (2nd edn). London: Sage
Okwu, Oto Jacob and Shimayohol Daudu. 2011. Extension communication channels' usage and
preference by farmers in Benue State, Nigeria. Journal of Agricultural Extension and Rural
Development Vol. 3(5), pp. 88-94, May 2011
Salau ESND

Saingbe, MNGarba.

WTPOFA
vtsrnlifTH
ytjiKJ 7. .n. n. .o.

I n / " V r , t - a 1 A rrrir-i , 1 f ,
... ........... . . 0 . . . . . . . . . .

2013. Agricultural Information Needs of Small Holder Farmers
r,f M o n r . . . n
... . . . . . . . . . .

Qf.+o


TrHtrnvl
. . . . . . . .

TJIA

rsf A rrftr.,, iH.r^
t F W A O P . ' ^ . ^ / . l
I T
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . .

No 2
Singarimbun M , Effendi S. 2008. Metode Penelitian Survai. Jakarta: LP3S.

"Pengembangan Kompetensi 'FasiD.tatar Ian 'Kykmbagaan Pemberdayaan'Masyarakatdi era MEJi'] 124