Pengaruh perbandingan Surfaktan Tween 80 dan kosurfaktan PEG 400 dalam formulasi sediaan mikroemulsi askorbil palmitat dan alfa tokoferol untuk antiaging - USD Repository

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

PENGARUH PERBANDINGAN SURFAKTAN TWEEN 80 DAN
KOSURFAKTAN PEG 400 DALAM FORMULASI SEDIAAN
MIKROEMULSI ASKORBIL PALMITAT DAN ALFA
TOKOFEROL UNTUK ANTIAGING

SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)
Program Studi Ilmu Farmasi

Oleh:
Elizabeth Sita Permata Sari Sucipto Putri
NIM : 108114165


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2014

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

PENGARUH PERBANDINGAN SURFAKTAN TWEEN 80 DAN
KOSURFAKTAN PEG 400 DALAM FORMULASI SEDIAAN
MIKROEMULSI ASKORBIL PALMITAT DAN ALFA
TOKOFEROL UNTUK ANTIAGING

SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)

Program Studi Ilmu Farmasi

Oleh:
Elizabeth Sita Permata Sari Sucipto Putri
NIM : 108114165

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2014

i

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI


ii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

iii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

HALAMAN PERSEMBAHAN


Jangan mencari apa yang kamu takutkan melainkan carilah harapan dan impianmu. Jangan
berpikir tentang frustasimu, tetapi tentang potensi yang belum kamu kembangkan.
Perhatikan dirimu bukan pada apa yang telah kamu coba dan ternyata gagal, tetapi pada
segala sesuatu yang masih mungkin bagimu untuk melalukannya.
~ Paus Yohanes XXIII ~

Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku, demikianlah
firman Tuhan.
~ Yesaya 55:8 ~

Karya ini kupersembahkan untuk :
Tuhan Yesus Kristus,
Bapak dan Ibu tercinta,
Kedua Kakakku, Tia dan Vera
Kedua Keponakanku tersayang, Nathan dan Nolan
Sahabat-sahabatku,
dan Almamaterku.

iv


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

v

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

vi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN

MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

PRAKATA

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kasih, berkat, dan
penyertaan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Pengaruh Perbandingan Surfaktan Tween 80 dan Kosurfaktan PEG 400 dalam
Formulasi Sediaan Mikroemulsi Askorbil Palmitat dan Alfa Tokoferol untuk
Antiaging” dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) di Fakultas Farmasi Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta.
Selama proses perkuliahan, penelitian, penyusunan dan penyelesaian
skripsi ini, penulis telah mendapatkan bantuan doa, dukungan, semangat, saran
dan kritik dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima
kasih kepada:
1. Orang tua atas doa, cinta, kasih sayang, perhatian, kebersamaan, kesabaran,
inspirasi, motivasi, saran, dan kritik yang diberikan kepada penulis.

2. Ibu Aris Widayati, M.Si., Ph.D., Apt, selaku Dekan Fakultas Farmasi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
3. Bapak Dr. T. N. Saifullah S., M.Si., Apt., selaku dosen pembimbing yang
telah banyak memberikan waktu, bimbingan, diskusi, kritik, dan saran kepada
penulis mulai dari proposal, penelitian, penyusunan hingga penyelesaian
skripsi ini.
4. Ibu C.M. Ratna Rini Nastiti, M. Pharm., Apt., selaku dosen penguji atas
kesediaannya meluangkan waktu untuk menjadi dosen penguji, serta
memberikan pengarahan, saran, dan kritik kepada penulis.
vii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

5. Ibu Melania Perwitasari, M.Sc., Apt., selaku dosen penguji atas kesediaannya
meluangkan waktu untuk menjadi dosen penguji, serta memberikan

pengarahan, saran, dan kritik kepada penulis.
6. Segenap Dosen Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang telah
mengajar dan membimbing Penulis selama perkuliahan.
7. Fransisca Kristi Astuti, dan Agrifina Akardias Mahalalita sebagai teman satu
tim penelitian atas kerja sama, bantuan, dan kebersamaan selama proses
skripsi ini.
8. Hendrika Putra Hastama atas perhatian, semangat, dukungan, saran dan kritik
yang diberikan kepada penulis.
9. Sahabat-sahabatku : Astuti Malyawati Susesanto, Marcelina Widani Amanda
Rompas, Rosalia Suryaningtyas, Eva Cristiana, Ayu Listiana, Rizki
Nugrahanto dan Candra Widiantoro atas semangat, dukungan, dan doa yang
diberikan kepada penulis.
10. Puspita Sari, Cindy Tiara Sari, Nita Rahayu dan teman-teman seperjuangan
atas kebersamaan dan motivasi yang diberikan kepada penulis selama proses
skripsi ini.
11. Pak Musrifin, Pak Suparlan, Mas Agung, Mas Kunto, Pak Wagiran, Mas
Ottok, Bapak-bapak satpam dan seluruh laboran serta karyawan lain di
Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang telah banyak membantu
penulis selama penelitian.
12. Teman-teman FST 2010 atas kebersamaannya baik selama proses perkuliahan

maupun praktikum.

viii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

13. Semua pihak yang telah banyak membantu selama proses skripsi ini yang
tidak dapat disebutkan satu per satu.
Penulis sadar bahwa memiliki keterbatasan kemampuan dan pengetahuan
pada skripsi ini. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran
yang membangun dari berbagai pihak. Akhir kata, penulis berharap semoga
skripsi ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya di
bidang farmasi.

Penulis


ix

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................

i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ..............................................

ii


HALAMAN PENGESAHAN..........................................................................

iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................

iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .....................................

v

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI .......................

vi

PRAKATA ....................................................................................................... vii
DAFTAR ISI ....................................................................................................

x

DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiv
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xvii
INTISARI......................................................................................................... xix
ABSTRACT ....................................................................................................... xx
BAB I. PENGANTAR .....................................................................................

1

A. Latar Belakang ........................................................................................

1

B. Perumusan masalah ................................................................................

4

C. Keaslian penelitian..................................................................................

4

D. Manfaat penelitian ..................................................................................

5

E. Tujuan Penelitian ....................................................................................

6

BAB II. PENELAAHAN PUSTAKA..............................................................

7

A. Penuaan ..................................................................................................

7

x

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

B. Antioksidan ............................................................................................ 11
1. Definisi Antioksidan ......................................................................... 11
2. Askorbil Palmitat Sebagai Antioksidan ............................................ 12
3. Alfa Tokoferol Sebagai Antioksidan ................................................ 14
4. Interaksi Askorbil palmitat dan Alfa tokoferol sebagai Antioksidan

15

C. Mikroemulsi............................................................................................ 16
1. Definisi Mikroemulsi ........................................................................ 16
2. Teori Pembentukan Mikroemulsi ..................................................... 17
3. Komponen Penyusun Mikroemulsi ................................................... 19
4. Kontrol Kualitas Mikroemulsi .......................................................... 21
D. Uji DPPH ................................................................................................ 24
E. Uji Iritasi ................................................................................................. 26
F. Pemerian Bahan ...................................................................................... 27
1. Askorbil Palmitat ............................................................................... 27
2. Dl- alfa Tokoferol ............................................................................. 28
3. Minyak Zaitun ................................................................................... 28
4. Tween 80 ........................................................................................... 29
5. PEG 400 ............................................................................................ 30
6. Aquadest ............................................................................................ 30
G. Landasan Teori ....................................................................................... 31
H. Hipotesis ................................................................................................. 32
BAB III. METODE PENELITIAN.................................................................. 33
A. Jenis dan Rancangan Penelitian .............................................................. 33

xi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

B. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional......................................... 33
1. Variabel penelitian ............................................................................. 33
2. Definisi operasional ........................................................................... 34
C. Bahan Penelitian ..................................................................................... 35
D. Alat Penelitian ........................................................................................ 35
E. Tata Cara Penelitian................................................................................ 35
1. Formula Acuan Mikroemulsi ............................................................ 35
2. Percobaan Pendahuluan .................................................................... 36
3. Percobaan Utama .............................................................................. 39
4. Evaluasi Sifat Fisik Sediaan Mikroemulsi Hasil Percobaan Utama .. 41
5. Uji Stabilitas Fisik ............................................................................. 44
6. Uji Aktivitas Antioksidan .................................................................. 45
7. Uji Iritasi ............................................................................................ 50
F. Analisis Hasil .......................................................................................... 51
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................ 52
A. Percobaan Pendahuluan Basis Mikroemulsi ........................................... 52
B. Evaluasi Sifat Fisik Sediaan Mikroemulsi Hasil Percobaan Utama ...... 54
1. Pemeriksaan Organoleptis dan pH .................................................... 55
2. Pemeriksaan Tipe Mikroemulsi ......................................................... 57
3. Pengukuran Indeks Bias ..................................................................... 58
4. Pengukuran Bobot Jenis..................................................................... 59
5. Pengukuran Persen Transmitansi ...................................................... 60
6. Pengukuran Viskositas ...................................................................... 61

xii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

7. Pengukuran Ukuran Droplet ............................................................. 62
C. Stabilitas Fisik Sediaan Mikroemulsi ..................................................... 63
1. Stabilitas Organoleptis Sediaan Mikroemulsi setelah Freeze Thaw .. 64
2. Stabilitas pH Sediaan Mikroemulsi setelah Freeze Thaw.................. 65
3. Stabilitas Transmitansi Sediaan Mikroemulsi setelah Freeze Thaw.. 66
4. Stabilitas Viskositas sediaan mikroemulsi setelah freeze thaw ......... 66
5. Stabilitas Ukuran Droplet Sediaan Mikroemulsi setelah Freeze Thaw 67
D. Aktivitas Antioksidan Sediaan Mikroemulsi .......................................... 68
1. Penentuan Panjang Gelombang Maksimum ..................................... 68
2. Penentuan Operating Time (OT) ...................................................... 69
3. Aktivitas Antioksidan Sediaan Mikroemulsi .................................... 71
E. Uji Iritasi Sediaan Mikroemulsi ............................................................ 74
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN.......................................................... 76
A. Kesimpulan ............................................................................................. 76
B. Saran ....................................................................................................... 76
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 77
LAMPIRAN ..................................................................................................... 82
BIOGRAFI ...................................................................................................... 137

xiii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR TABEL

Tabel I.

Tingkat kekuatan aktivitas antioksidan dengan metode DPPH .. 26

Tabel II.

Hubungan iritation score dengan kategori iritasi ....................... 27

Tabel III.

Formula acuan mikroemulsi ....................................................... 36

Tabel IV.

Formula orientasi basis mikroemulsi .......................................... 36

Tabel V.

Formula sediaan mikroemulsi ..................................................... 40

Tabel VI.

Hasil uji pendahuluan ................................................................. 52

Tabel VII.

Hasil pengamatan setelah uji heating and cooling .................... 53

Tabel VIII. Hasil pengamatan organoleptis dan pH sediaan mikroemulsi .... 55
Tabel IX.

Hasil pengamatan indeks bias sediaan mikroemulsi................... 58

Tabel X.

Hasil pengukuran ukuran droplet mikroemulsi formula A pada
siklus ke-0 ................................................................................... 63

Tabel XI.

Hasil pengukuran ukuran droplet mikroemulsi formula A pada
siklus ke-0 dan siklus ke-3 .......................................................... 68

Tabel XII.

Hasil uji aktivitas antioksidan ..................................................... 72

Tabel XIII. Hasil uji iritasi sampel mikroemulsi ........................................... 74

xiv

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.

Tipe sistem dispersi mikroemulsi ............................................... 16

Gambar 2.

Struktur DPPH radikal (1), struktur DPPH non radikal ............. 25

Gambar 3.

Struktur Ascorbyl Palmitate........................................................ 27

Gambar 4.

Struktur Alpha Tocopherol ......................................................... 28

Gambar 5.

Struktur Polysorbate 80 (tween 80) ............................................ 29

Gambar 6.

Struktur PEG 400 ........................................................................ 30

Gambar 7.

Hasil uji viskositas uji pendahuluan ........................................... 54

Gambar 8.

a) Mikroemulsi yang dilarutkan dalam aquadest, (b) Mikroemulsi
yang dilarutkan dalam minyak zaitun ......................................... 57

Gambar 9.

Hasil uji bobot jenis sediaan mikroemulsi .................................. 59

Gambar 10. Hasil uji persen transmitansi sediaan mikroemulsi..................... 60
Gambar 11. Hasil uji viskositas sediaan mikroemulsi .................................... 61
Gambar 12. Grafik distribusi ukuran droplet sediaan mikroemulsi formula A 63
Gambar 13. Penampilan fisik seluruh formula sediaan mikroemulsi sesudah
dan sebelum uji sentrifugasi ....................................................... 64
Gambar 14. Profil kurva pH sediaan mikroemulsi tiap siklus freeze thaw .... 65
Gambar 15. Profil kurva persen transmitansi sediaan mikroemulsi tiap siklus
freeze thaw .................................................................................. 66
Gambar 16. Profil kurva viskositas sediaan mikroemulsi tiap siklus freeze
thaw ............................................................................................. 67

xv

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

Gambar 17. Grafik distribusi ukuran droplet sediaan mikroemulsi formula A
pada siklus ke-3 ......................................................................... 68
Gambar 18. Profil kurva operating time askorbil palmitat, alfa tokoferol
serta campuran Askorbil Palmitat dan Alfa Tokoferol ............... 70
Gambar 19. Profil kurva operating time formula A, formula B, formula C,
formula D, dan formula E ........................................................... 71
Gambar 20. Profil kurva operating time basis A, basis B, basis C, basis D,
dan basis E .................................................................................. 71

xvi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1.

Sertifikat analisis Askorbil Palmitat dari CV.Privat Equipment 83

Lampiran 2.

Sertifikat analisis Alfa Tokoferol dari CV. Cipta Anugerah .... 84

Lampiran 3.

Sertifikat analisis Minyak zaitun dari CV. Sofa Mediteranian. 85

Lampiran 4.

Sertifikat analisis Tween 80 dari PT. Brataco Chemika........... 86

Lampiran 5.

Sertifikat analisis PEG 400 dari PT. Brataco Chemika ............ 87

Lampiran 6.

Data Pengamatan Organoleptis Sediaan Mikroemulsi ............. 88

Lampiran 7.

Dokumentasi Pengamatan Organoleptis Sediaan Mikroemulsi 89

Lampiran 8.

Data Sifat Fisik dan Stabilitas Fisik Sediaan Mikroemulsi ...... 90

Lampiran 9.

Hasil Pengamatan Ukuran Droplet Formula A ........................ 92

Lampiran 10. Analisis Statistika Sifat Fisik Mikroemulsi Menggunakan
Program R. 3.0.1 ....................................................................... 94
Lampiran 11. Analisis Statistika Stabilitas Fisik Mikroemulsi Menggunakan
Program R. 3.0.1 ....................................................................... 97
Lampiran 12. Perhitungan Irritation Score (IS).............................................. 102
Lampiran 13. Pengamatan Uji Iritasi Mikroemulsi Menggunakan Metode
HET-CAM ................................................................................ 103
Lampiran 14. Pengujian Aktivitas Antioksidan standar Askorbil palmitat .... 104
Lampiran 15. Pengujian Aktivitas Antioksidan standar Alfa tokoferol.......... 107
Lampiran 16. Pengujian Aktivitas Antioksidan Campuran Askorbil palmitat
dan Alfa tokoferol .................................................................... 109
Lampiran 17. Pengujian Aktivitas Antioksidan Mikroemulsi Formula A ...... 112

xvii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

Lampiran 18. Pengujian Aktivitas Antioksidan Mikroemulsi Formula B ...... 114
Lampiran 19. Pengujian Aktivitas Antioksidan Mikroemulsi Formula C ...... 117
Lampiran 20. Pengujian Aktivitas Antioksidan Mikroemulsi Formula D ...... 120
Lampiran 21. Pengujian Aktivitas Antioksidan Mikroemulsi Formula E ...... 122
Lampiran 22. Aktivitas Antioksidan Basis Mikroemulsi Formula A ............. 125
Lampiran 23. Aktivitas Antioksidan Basis Mikroemulsi Formula B ............. 127
Lampiran 24. Aktivitas Antioksidan Basis Mikroemulsi Formula C ............. 130
Lampiran 25. Aktivitas Antioksidan Basis Mikroemulsi Formula D ............. 132
Lampiran 26. Aktivitas Antioksidan Basis Mikroemulsi Formula E.............. 134

xviii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

INTISARI
Sifat fisik dan stabilitas fisik mikroemulsi dipengaruhi oleh surfaktan dan
kosurfaktan sebagai penyusunnya serta komposisi keduanya. Penelitian ini
bertujuan untuk melihat pengaruh perbandingan komposisi surfaktan dan
kosurfaktan terhadap sifat fisik dan stabilitas fisik mikroemulsi askorbil palmitat
dan alfa tokoferol, serta daya antioksidan dan potensi iritasinya.
Pada penelitian ini dibuat lima formula tengan perbandingan antara
tween 80 : PEG 400 yaitu : 2:1, 3:1, 4:1, 5:1, dan 6:1. Seluruh formula diuji sifat
fisik meliputi organoleptis, tipe mikroemulsi, bobot jenis, indeks bias, pH,
transmitansi, viskositas, dan ukuran droplet. Stabilitas fisik diuji dengan metode
sentrifugasi dan freeze thaw, mengamati perubahan organoleptis, pH,
transmitansi, viskositas, dan ukuran droplet sebelum dan sesudah freeze thaw.
Data dianalisis secara statistik menggunakan menggunakan uji ANOVA satu arah
dengan taraf kepercayaan 95% dengan software R3.0.1.. Sediaan diuji HET-CAM
untuk mengamati potensi iritasi, sementara aktivitas antioksidan diuji
menggunakan metode DPPH.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin tinggi perbandingan tween
80 dan PEG 400 berpengaruh signifikan pada viskositas dan pH, namun tidak
berpengaruh signifikan terhadap organoleptis, bobot jenis, transmitansi, dan
indeks bias sediaan mikroemulsi yang dihasilkan. Seluruh formula menghasilkan
mikroemulsi yang stabil dan tidak mengiritasi. Sediaan mikroemulsi askorbil
palmitat dan alfa tokoferol memiliki kemampuan antioksidan yang sangat kuat.
Kata kunci :

mikroemulsi,
kosurfaktan

askorbil

palmitat,

xix

alfa

tokoferol,

surfaktan,

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ABSTRACT
Physical properties and physical stability of microemulsion can be
affected by the surfactant and the cosurfactant constituent and composition of
both of them. This study aimed to investigate the effect of surfactant and
cosurfactant ratio on the physical properties and physical stability of the
microemulsion ascorbyl palmitate and alpha tocopherol. It also aimed to observe
the antioxidants activity and irritation risk of the microemulsion.
In this study a comparison was made of five formulas between tween 80:
PEG 400, the comparison are : 2: 1, 3: 1, 4: 1, 5: 1 and 6: 1. All formula were
tested in terms of physical properties including organoleptic observation,
microemulsion type, specific gravity, refractive index, pH, transmittance,
viscosity, and droplet size. Physical stability was tested by using centrifugation
and freeze thaw method, observing the changes in organoleptic parameter, pH,
transmittance, viscosity, and droplet size before and after freeze thaw treatment.
Data were statistically analyzed by one-way ANOVA with 95% level of confidence
using the software of R3.0.1.. Irritation potential was tested by using HET-CAM
method, while antioxidant activity by DPPH method.
The results showed that the increase of the ratio of tween 80 and PEG
400 increased the viscosity and pH, but gave no significant effect on the
organoleptic, specific gravity, transmittance, and the refractive index of the
resulting microemulsion preparation. All formulas produce stable microemulsion
without any irritation risk. Moreover the microemulsion of ascorbyl palmitate and
alpha tocopherol showed very strong antioxidant activity.
Key words :

microemulsion, ascorbyl palmitate, alpha tocopherol, surfactant,
cosurfactant

xx

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB I
PENGANTAR

A. Latar Belakang
Penuaan atau aging merupakan suatu proses fisiologis yang pasti akan
dialami oleh setiap makhluk hidup dengan kecepatan yang berbeda, dikarenakan
oleh faktor fisiologis tiap individu yang berbeda. Namun, hal ini dapat dipicu oleh
hal-hal yang berasal dari luar yang dapat menyebabkan penuaan berjalan lebih
cepat, salah satunya radikal bebas. Untuk melawan radikal bebas ini diperlukan
suatu senyawa yang memiliki daya antioksidan, seperti askorbil palmitat and alfa
tokoferol.
Vitamin E atau alfa tokoferol merupakan salah satu antioksidan utama
yang bekerja dengan memecah rantai radikal bebas di dalam membran sehingga
mengakibatkan inaktivasi radikal peroksil di sekitar membran dan dengan
demikian menghambat peroksidasi lipid. Vitamin E memiliki fungsi lain, yaitu
fotoproteksi dan melembabkan kulit (Baumann, 2009). Askorbil palmitat
memiliki aktivitas sama seperti asam askorbat yaitu merupakan antioksidan kuat
karena dapat menyumbangkan atom hidrogen dan sebagai scavenger ROS dan
RNS, efektif melawan ion radikal superoksida, dan hidrogen peroksida (Padayatty
et al., 2003). Selain itu, juga berfungsi sebagai ko-faktor biosintesis kolagen
sehingga dapat mengembalikan elastisitas kulit dan menyamarkan keriput. Kedua
vitamin tersebut memiliki kerja yang saling mendukung dalam melawan radikal
bebas. Namun menurut Bisset (2006), formulasi kedua vitamin dalam sediaan

1

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

2

topikal memiliki masalah kestabilan dan penetrasinya menembus barier kulit,
serta kelarutannya yang sedikit berbeda.
Sediaan yang sesuai untuk memformulasikan keduanya ialah sediaan
emulsi. Namun, emulsi memiliki beberapa kelemahan diantaranya kurang mampu
untuk menghantarkan zat aktif masuk kedalam lapisan kulit karena ukuran
dropletnya yang cukup besar, hal ini kurang efektif bila digunakan untuk sediaan
kosmetik yang ditujukan untuk anti penuaan dini serta sifatnya yang tidak stabil
secara termodinamika. Perkembangan ilmu pengetahuan telah didapat suatu
bentuk sediaan yang merupakan pengembangan dari bentuk emulsi itu sendiri
yaitu mikroemulsi.
Mikroemulsi

memiliki

sistem

isotropik

yang

stabil

secara

termodinamika, yang terdiri dari dua fase cairan air dan minyak membentuk fase
tunggal. Mikroemulsi memiliki kelebihan diantaranya adalah dapat meningkatkan
kelarutan suatu senyawa karena dapat berperan sebagai super solven, stabil secara
termodinamika, jernih dan dapat meningkatkan penetrasi suatu senyawa.
Mikroemulsi dapat mencapai kestabilannya dengan bantuan surfaktan dan
kosurfaktan. Surfaktan dalam mikroemulsi berperan dalam menurunkan tegangan
antar muka hingga sangat rendah dan membuat energi bebas permukaan
mendekati nol. Namun, dalam kebanyakan formulasi mikroemulsi, surfaktan saja
belum mampu untuk membentuk suatu sistem mikroemulsi sehingga perlu
ditambahkan suatu kosurfaktan. Kosurfaktan berperan membantu kerja surfaktan
dalam mengurangi tegangan permukaan dan meningkatkan entropi dari sistem
yang mengarah ke stabilitas termodinamika (Pathan et al., 2012). Surfaktan dan

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

3

kosurfaktan yang sering dipakai adalah tween, span, PEG, propilen glikol, dan
alkohol rantai pendek.
Surfaktan dan kosurfaktan yang dipilih dalam penelitian ini adalah tween
80 dan PEG 400. Tween 80 merupakan surfaktan yang paling sering digunakan,
selain itu, tween 80 juga memiliki nilai toksisitas yang lebih rendah dari surfaktan
lain serta tidak bersifat iritatif terhadap kulit. Selain itu, tween 80 memiliki
kandungan asam oleat sama seperti minyak zaitun yang mengandung lebih dari
50% asam oleat, persamaan kandungan asam oleat ini membuat tween 80 dapat
membentuk sistem mikroemulsi (Mahdi et al., 2011). PEG 400 dipilih sebagai
kosurfakan karena senyawa ini mampu mengurangi teganggan permukaan,
meningkatkan entropi sistem serta dapat meningkatkan kelarutan zat yang sukar
larut dalam air. Kedua bahan tersebut sering digabungkan untuk membentuk suatu
sediaan mikroemulsi yang baik dan stabil.
Mikroemulsi sangatlah kompleks dengan sistem mikrostruktur yang
dapat berubah bila terjadi sedikit penyimpangan dari formulasi yang sesuai untuk
pembentukan mikroemulsi dapat menyebabkan perubahan yang drastis dari
karakteristik fisiknya (Pathan et al., 2012). Proporsi antara surfaktan, kosurfaktan,
minyak dan air dalam sediaan mikroemulsi sangat menentukan terbentuknya
mikroemulsi yang stabil. Oleh karena itu, diperlukan suatu penelitian untuk
mengetahui pengaruh komposisi tween 80 sebagai surfaktan dan PEG 400 sebagai
kosurfaktan

terutama

terhadap

formulasi

sediaan

mikroemulsi

untuk

menghasilkan sediaan mikroemulsi yang baik dan stabil. Penelitian pengaruh
surfaktan tween 80 dan kosurfaktan PEG 400 dalam formulasi sediaan

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

4

mikroemulsi askorbil palmitat dan alfa tokoferol untuk antiaging diharapkan
dapat diketahui pengaruh dari perbandingan surfaktan (tween 80) dan kosurfaktan
(PEG 400) dalam menghasilkan sediaan mikroemulsi yang memenuhi syarat sifat
fisik dan stabilitas fisik dalam kondisi ekstrim penyimpanan yang baik.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dirumuskan permasalahan
dalam penelitian sebagai berikut :
1) Apakah perbandingan tween 80 sebagai surfaktan dan PEG 400 sebagai
kosurfaktan berpengaruh terhadap sifat fisik sediaan mikroemulsi askorbil
palmitat dan alfa tokoferol serta bagaimanakah pengaruhnya ?
2) Apakah perbandingan tween 80 sebagai surfaktan dan PEG 400 sebagai
kosurfaktan berpengaruh terhadap stabilitas fisik sediaan mikroemulsi
askorbil palmitat dan alfa tokoferol dalam kondisi ekstrim penyimpanan
serta bagaimanakah pengaruhnya ?
3) Apakah sediaan mikroemulsi askorbil palmitat dan alfa tokoferol memiliki
aktivitas antioksidan ?
4) Apakah sediaan mikroemulsi askorbil palmitat dan alfa tokoferol memiliki
potensi mengiritasi ?

C. Keaslian Penelitian
Sejauh penelusuran pustaka dari beberapa sumber yang dilakukan
oleh peneliti, penelitian mengenai “pengaruh perbandingan surfaktan tween

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

5

80 dan kosurfaktan PEG 400 dalam formulasi sediaan mikroemulsi askorbil
palmitat dan alfa tokoferol untuk angiaging “ belum pernah dilakukan.
Penelitian terkait mengenai vitamin C dan vitamin E yang
diformulasikan sebagai sediaan mikroemulsi yang pernah dilakukan dengan :
Temperature-Sensitive Microemulsion Gel: An Effective Topical Delivery
System for Simultaneous Delivery of Vitamins C and E (Rozman et al., 2008),
serta Simultaneous absorption of vitamins C and E from topical
microemulsions using reconstructed human epidermis as a skin model
(Rozman et al., 2009).
Penelitian terkait formulasi sediaan mikroemulsi dengan minyak
zaitun, tween 80 dan PEG 400 yang pernah dilakukan adalah Design and
Characterization of Self Emulsifying Drug Delivery System of Repaglinide
(Kundarapu et al, 2013), serta Formulation Development & Characterization
of Microemulsion Drug delivery systems Containing Antiulcer drug (Jha et al,
2010).

D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis.
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan ilmiah terhadap
ilmu pengetahuan terutama mengenai pengaruh perbandingan tween 80
sebagai surfaktan dan PEG 400 sebagai kosurfaktan terhadap formulasi
dan evaluasi sediaan mikroemulsi askorbil palmitat dan alfa tokoferol
untuk anti aging.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

6

2. Manfaat praktis.
Penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan sediaan mikroemulsi anti
aging dengan zat aktif askorbil palmitat dan alfa tokoferol yang memiliki
sifat fisik dan stabilitas yang baik serta memiliki kemampuan antioksidan
dan tidak bersifat iritatif yang bermanfaat bagi masyarakat.

E. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui pengaruh perbandingan tween 80 sebagai surfaktan dan
PEG 400 sebagai kosurfaktan terhadap sifat fisik sediaan mikroemulsi
askorbil palmitat dan alfa tokoferol.
2. Untuk mengetahui pengaruh perbandingan tween 80 sebagai surfaktan dan
PEG 400 sebagai kosurfaktan terhadap stabilitas fisik sediaan mikroemulsi
askorbil palmitat dan alfa tokoferol dalam kondisi ekstrim penyimpanan.
3. Untuk mengetahui kemampuan antioksidan dalam bentuk IC50 dari sediaan
mikroemulsi askorbil palmitat dan alfa tokoferol.
4. Untuk mengetahui sifat iritatif sediaan mikroemulsi askorbil palmitat dan alfa
tokoferol.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB II
PENELAAHAN PUSTAKA

A. Penuaan (Aging)
Penuaan adalah suatu proses menjadi tua, yang merupakan proses
fisiologis yang pasti akan terjadi pada semua makhluk hidup dengan kecepatan
yang berbeda, dan terjadi setelah masa pertumbuhan berhenti. Pada orang tertentu
penuaan terjadi sesuai dengan usianya sedangkan pada orang lain datangnya lebih
cepat, keadaan ini disebut penuaan dini (premature aging) (Jusuf, 2005).
Cunnningham (2003) menjabarkan proses penuaan pada kulit terjadi
dengan dua macam proses yang saling berkaitan satu sama lain, yaitu :
a. Proses intrinsik (true aging, chronological aging)
Proses ini merupakan proses fisiologis yang berjalan alami seiring
dengan pertambahan usia seseorang yang disebabkan dan dipicu oleh
faktor-faktor dari dalam tubuh, seperti faktor genetik dan hormonal.
b. Proses ekstrinsik (entrinsic aging)
Merupakan proses penuaan yang berjalan lebih cepat dan
menjadikannya tidak sesuai dengan usia yang dipengaruhi oleh faktor dari
luar tubuh, seperti sinar matahari, kelembaban udara dan radikal bebas.

Proses serta mekanisme pasti terjadinya penuaan belum diketahui hingga
saat ini. Namun, para ahli mengemukakan beberapa teori yang dapat menjelaskan

7

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

8

proses penuaan. Banyak teori penuaan yang berkembang seperti teori kerusakan
DNA, teori endokrin, teori telomer, dan teori radikal bebas.
a. Teori Kerusakan DNA
Teori ini mengemukakan bahwa proses penuaan merupakan akibat
akumulasi kesalahan pada replikasi DNA, sehingga mengakibatkan kematian
sel (Jusuf, 2005). Mitokondrial DNA (mtDNA) yang berperan dalam
mekanisme perbaikan DNA yang rusak banyak mengalami mutasi sehingga
mekanisme perbaikan DNA yang rusak menjadi berkurang. Paparan kronis
dari UVA dapat menyebabkan delesi pada mtDNA pada fibroblast dermis
yang merupakan salah satu penyebab photoaging (Murina et al., 2012).
b. Teori Telomer
Telomer membentuk ujung kromosom dan melindungi kromosom
serta membentuk cap dari protein. Pemendekan telomer pada setiap siklus
pembelahan sel menstimulasi respon perbaikan DNA dan menyebabkan
apoptosis. Radiasi UV meningkatkan gangguan telomer yang mengakibatkan
telomer tidak dapat mengalami pemendekan sehingga proses perbaikan DNA
dan apoptosis pada sel yang rusak terganggu seperti yang terjadi pada sel
kanker (Makrantonaki et al., 2010). Namun, Murina et al., (2012)
menyatakan bahwa hilangnya kemampuan telomer bukan faktor dominan
dalam penuaan kulit.
c. Teori Endokrin
Teori ini mengatakan bahwa bertambahnya usia menyebabkan
perubahan keseimbangan sistem hormonal atau penurunan produksi hormon-

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

9

hormon tertentu yang bertugas untuk meregenerasi sel-sel, seperti hormon
pertumbuhan, hormon estrogen serta hormon progesteron (Jusuf, 2005).
d. Teori Radikal Bebas
Teori ini merupakan teori yang paling banyak diterima sebagai
penyebab penuaan dini, karena akumulasi kerusakan oleh radikal bebas dalam
sel. Radikal bebas adalah atom atau molekul yang mempunyai elektron yang
tidak berpasangan pada orbital terluarnya dan dapat berdiri sendiri. Bahan
radikal bebas dalam tubuh paling banyak berasal dari oksigen yang disebut
sebagai senyawa oksigen reaktif (reactive oxygen species/ROS). Sebagian
diantaranya berbentuk radikal seperti radikal hidroksil (●OH), radikal
peroksil (●OOH), dan ion superoksida (O2-●). Sebagian yang lain bukan
radikal, seperti singlet oksigen (1O2), hidrogen peroksida (H2O2) dan ion
hipoklorit (ClO-) (Clarkson et al., 2000).
Radikal bebas memiliki sifat reaktifitas tinggi dan dapat merubah
molekul menjadi suatu radikal, sehingga menyebabkan kerusakan sel,
gangguan fungsi sel, bahkan kematian sel. Radikal bebas ini akan merusak
enzim superoksida-dismutase (SOD) yang berfungsi mempertahankan fungsi
sel sehingga fungsi sel menurun dan menjadi rusak (Cunnningham, 2003).
tekanan oksidatif (oxidative stress) merupakan suatu keadaan dimana tingkat
oksigen reaktif yang toksik melebihi pertahanan antioksidan endogen.
Keadaan ini mengakibatkan kelebihan radikal bebas, yang akan bereaksi
dengan lemak, protein, asam nukleat dan transduksi sinyal. Lipid merupakan
biomolekul yang paling rentan diserang oleh radikal bebas karena kandungan

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

10

poly unsaturated fatty acid (PUFA) (Birben et al., 2012). Proses peroksidasi
lipid dapat menghasilkan produk yang bersifat toksik, seperti 4-HNE (4hidroksi -2- nonenal) yang mampu menyerang dan merubah molekul biologis
penting seperti protein dan basa DNA yang dapat mengakibatkan berbagai
gangguan dan penyakit (Nikki, 2010).
Teori radikal bebas pada penuaan menunjukkan bahwa ROS
mengaktifkan

sejumlah

phosphorylase-mediated

kinases,

yang

mengakibatkan aktivasi jalur transduksi sinyal di seluruh epidermis. Jalur
transduksi sinyal ini salah satunya adalah mitogen-activated protein kinases,
seperti p38; c-jun N-terminal kinase; dan extracellular signal-regulated
kinases, yang mengakibatkan pengaktifan kompleks activator protein 1 (AP1) nuklear transkripsi, yang merupakan heterodimer yang terdiri dari protein
c-jun

dan

c-fos.

AP

1

bertanggung

jawab

dalam

aktivasi

gen

metalloproteinase matriks (MMP) (Murina et al., 2012).
Matriks metalloproteinase (MMP) adalah suatu zinc-dependent
endopeptidase yang terlibat dalam proses penyembuhan luka, turn over
matriks ekstraseluler, angiogenesis, dan kanker. Sejumlah MMP mampu
menimbulkan degradasi kolagen tipe I dan III, antara lain MMP-1, MMP-8,
MMP13, MMP-14, MMP-15, dan MMP-16. Namun, pada kulit hanya MMP1 yang paling banyak dipicu pembentukannya oleh pajanan sinar UV dan
yang paling bertanggung jawab terhadap pemecahan kolagen akibat paparan
sinar

matahari.

Kolagenase

ini

memicu

kejadian

proteolitik

yang

menyebabkan degradasi kolagen dan pergantian matriks ekstraseluler secara

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

11

keseluruhan. Matriks metalloproteinase dapat dengan segera timbul hanya
dengan dosis minimal sinar UV. Ada suatu hubungan dosis dan respon yang
ditimbulkan antara paparan UV dan induksi MMP (Murina et al., 2012).
Sinar ultra violet juga mengaktifkan nuclear factor kappa B (NF kB), yaitu faktor transkripsi yang mempengaruhi ekspresi berbagai protein
serta memperburuk degradasi matriks kulit dengan cara meningkatkan kadar
MMP-1 dan MMP-9. Degradasi matriks diperburuk dengan masuknya MMP8 (kolagenase) dari sumber neutrofil ke dalam kulit yang terpapar sinar UV
setelah infiltrasi neutrofil (Brennan, 2003).
Selain itu, radiasi sinar UV juga menganggu ekspresi gen dari
prokolagen jenis I dan III dalam dermal fibroblas dengan 2 mekanisme.
Pertama, radiasi UV menginduksi AP-1, sehingga menghambat transforming
growth factor β (TGF-β), suatu sitokin profibrotik yang meningkatkan
transkripsi gen-gen kolagen. Mekanisme kedua adalah membuat reseptor
TGF-β tidak dapat menanggapi TGF-β dengan demikian menghasilkan lebih
sedikit prokollagen tipe I (Murina et al., 2012).

B. Antioksidan
1. Definisi antioksidan
Antioksidan adalah zat yang dapat menetralkan radikal bebas dengan
mendonorkan elektron, dengan demikian dapat memperlambat atau bahkan
menghambat oksidasi dan melindungi tubuh dari beragam penyakit serta
penuaan dini (Nikki, 2010). Antioksidan dapat digolongkan menjadi 2

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

12

kelompok, yaitu antioksidan enzimatik dan non-enzimatik. Antioksidan
enzimatik berperan untuk pertahanan tubuh terhadap radikal bebas dengan
menstabilkan atau deaktifasi radikal bebas, contoh dari antioksidan enzimatik
adalah superoksida dismutase (SOD), glutation peroksidase, glutation
reduktase, dan thioredoxin. Antioksidan non-enzimatik yang merupakan
scavangers ROS dan RNS, contoh dari antioksidan non enzimatik adalah
glutathione, vitamin A, C dan E (Birben et al., 2012).
Menurut Noori (2012), berdasarkan mekanisme kerjanya, antioksidan
dalam tubuh dikelompokkan menjadi 3 yakni:
1. Antioksidan

primer,

antioksidan

ini

bekerja

untuk

mencegah

pembentukan senyawa radikal baru, sebelum radikal bebas ini sempat
bereaksi. Contohnya: enzim SOD
2. Antioksidan sekunder, antioksidan ini bekerja menangkap senyawa serta
mencegah terjadinya reaksi berantai. Contoh: vitamin E, vitamin C,
betakaroten.
3. Antioksidan tersier, antioksidan ini berkerja memperbaiki kerusakan selsel dan jaringan yang disebabkan radikal bebas. Contoh: enzim metionin
sulfoksidan reduktase untuk memperbaiki DNA pada inti sel.
2. Askorbil palmitat sebagai antioksidan
Aktivitas antioksidan dari askorbil palmitat merupakan aktivitas dari
asam askorbat itu sendiri, karena askorbil palmitat akan dimetabolisme tubuh
dan mengalami hidrolisis sehingga akan kembali menjadi bentuk semula yaitu
asam askorbat dan asam linoleat (United States Department of Agriculture,

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

13

2012). Asam askorbat memiliki fungsi sebagai kofaktor enzim klasik
(hydroxylating enzymes), agen protektif (sebagai hidroksilase pada biosintesis
kolagen), dan sebagai radikal askorbil dalam reaksi dengan metal ion transisi
(Padayatty et al., 2003). Asam askorbat juga sebagai kofaktor untuk aktivitas
enzimatik hidroksilase prolyl, sebuah enzim yang menghidrolisis residu prolyl
di prokolagen, elastin, dan protein lain sebelum pembentukan triple helix,
yang diperlukan untuk sintesis kolagen (Baumann, 2009).
Asam askorbat mampu bereaksi dengan radikal bebas, mengalami
oksidasi dengan kehilangan satu elektronnya. Oksidasi yang pertama
menghasilkan radikal bebas askorbil dan kemudian membentuk asam dehidroL-askorbid. Hidrolisis asam dehidroaskorbat menghasilkan asam 2,3-diketo-Lglukonat dimana akan mengalami dekarboksilasi menjadi CO2. Asam
askorbat dapat bereaksi dengan zat toksik, ROS anion superoksida (O2-) dan
radikal hidroksil (OH-). Reaksi inilah yang merupakan dasar dari sebagian
besar fungsi biologis esensial asam askorbat (Thiele et al., 2007). Radikal
askorbil dapat diregenerasi dengan beberapa jalur enzimatik dan NADPH
sebagai sumber energi. Tetapi, di dalam tubuh manusia, reduksinya hanya
terjadi secara parsial, sehingga asam askorbat yang terlah teroksidasi tidak
seluruhnya kembali (Padayatti, 2003).
Asam askorbat dapat menjadi antioksidan untuk lipid, protein, dan
DNA, dengan cara : (1) Untuk lipid, misalnya Low-Density Lipoprotein
(LDL), akan beraksi dengan oksigen sehingga menjadi lipid peroksida. Reaksi
berikutnya akan menghasilkan lipid hidroperoksida, yang akan menghasilkan

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

14

proses radikal bebas. Asam askorbat akan bereaksi dengan oksigen sehingga
tidak terjadi interaksi antara lipid dan oksigen, dan akan mencegah terjadinya
pembentukan lipid hidroperoksida. (2) Untuk protein, asam askorbat
mencegah reaksi oksigen dan asam amino pembentuk peptida, atau reaksi
oksigen dan peptida pembentuk protein. (3) Untuk DNA, asam askorbat akan
mencegah reaksi DNA dengan oksigen akan menyebabkan kerusakan pada
DNA yang akhirnya menyebabkan mutasi (Padayatti, 2003).
3. Alfa tokoferol sebagai antioksidan
Vitamin E terdiri

dari 2 jenis yaitu tokoferol dan tokotrineol.

Terdapat enam jenis tokoferol, α (alfa), ß (beta), γ (gama), δ (delta), ρ (eta), λ
(zeta) yang memiliki aktivitas bervariasi. Tokoferol yang memiliki aktifitas
terbesar adalah tokoferol alfa. Secara kimia, vitamin E (tokoferol) merupakan
turunan chromanol. Rantai hidrokarbon pada tokoferol berfungsi untuk
orientasi tokoferol di tempat aksinya, sedangkan bagian chromanol
memberikan sifat antioksidan dari tokoferol (Kretz et al., 2001).
Alfa tokoferol memiliki fungsi utama adalah sebagai antioksidan
alami pemecah rantai radikal bebas dan mencegah peroksidasi membran asam
lemak tak jenuh (PUFAs), karena alfa tokoferol dapat bersaing dengan radikal
peroksil lebih cepat dibanding PUFAs. Alfa tokoferol banyak digunakan untuk
mengatasi kulit kering, serta sebagai produk tabir surya (Baumann, 2009).
Riset membuktikan bahwa alfa tokoferol memberikan perlawanan terhadap
kekeringan pada kulit dengan menjadi pelembab natural pada kulit, namun
belum diketahui mekanisme secara pasti. Para ahli memperkirakan mekanisme

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

15

melembabkan dari vitamin E adalah dengan meningkatkan hidrasi pada kulit
atau sebagai humektan serta dengan membentuk barier lipid (Alencastre et al.,
2006).
Vitamin E dalam menjalankan fungsinya sebagai antioksidan
berubah bentuk menjadi suatu bentuk radikal semistabil, radikal tocopheroxyl.
Tidak seperti radikal bebas yang dibentuk dari PUFAs, radikal tocopheroxyl
relatif tidak reaktif sehingga dapat menghentikan proses penyebarluasan
perusakan oleh peroksidasi lipid (Fennema et al., 2004). Tocopheroxyl radikal
dapat mengalami beberapa kemungkinan reaksi, diantaranya : (1) radikal
tocopheroxyl dapat diubah kembali menjadi tokoferol melalui reaksi redoks
yang diperantarai oleh antioksidan lain seperti asam askorbat dan ubiquinon.
(2) Bereaksi dengan yang radikal tocopheroxyl lain untuk membentuk produk
non-reaktif seperti tokoferol dimer, (3) mengalami oksidasi lebih lanjut untuk
membentuk

tocopherylquinone

yang

dapat

tereduksi

menjadi

α-

tocopherylhydroquinone, yang dapat terkonjugasi dengan asam glukoronat
disekresikan dalam empedu, dan kemudian diekskresikan dalam feses
(eliminasi vitamin E), dan (4) bertindak sebagai prooksidan dan mengoksidasi
lipid lainnya (Rigel et al., 2004)
4. Interaksi askorbil palmitat dan alfa tokoferol sebagai antioksidan
Interaksi antar antioksidan bersifat sinergis dan mempunyai efek
saling memberi dimana satu antioksidan melindungi yang lain melawan
destruksi oksidatif. Askorbil palmitat mempunyai peran meregenerasi efek
proteksi antioksidan alfa tokoferol pada area sel yang hidrofobik dengan cara

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

16

mendonorkan atom hidrogen pada radikal tocopheroxyl yang akan membentuk
kembali bentuk aktif alfa tokoferol setelah berinteraksi dengan radikal bebas
(Fennema et al., 2004)

C. Mikroemulsi
1. Definisi Mikroemulsi
Mikroemulsi adalah sistem dispersi minyak dan air yang secara
termodinamika stabil, transparan atau jernih yang distabilkan oleh lapisan
antarmuka dari molekul surfaktan (Pathan et al., 2012). Mikroemulsi terdiri dari
empat komponen yaitu minyak, air, surfaktan dan kosurfaktan. Terdapat tiga tipe
sistem dispersi yang dibentuk oleh mikroemulsi yaitu tipe minyak dalam air (M/A
atau O/W), tipe air dalam minyak (A/M atau W/O) dan tipe bikontinu. Tipe sistem
dispersi mikroemulsi tersebut terbentuk dipengaruhi oleh komposisi dari
komponen mikroemulsi itu sendiri (Lawrence et al., 2000). Mikroemulsi memiliki
banyak kelebihan bila dibandingkan dengan emulsi, antara lain stabil secara
termodinamika (stabil dalam jangka waktu yang lama), jernih dan transparan,
dapat disterilkan secara filtrasi, biaya pembuatan murah, mempunyai kelarutan
yang tinggi serta dapat berpenetrasi dengan baik (Pathan et al., 2012).

Gambar 1. Tipe sistem dispersi mikroemulsi (Wankhade et al.,2012).

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

17

Menurut Muzaffar et al. (2013) pembentukan mikroemulsi harus
memperhatikan tiga kondisi penting, yaitu :
a. Pemilihan surfaktan adalah hal yang sangat penting dalam mencapai tegangan
antar muka yang sangat rendah antara minyak dan air yang merupakan syarat
utama untuk menghasilkan mikroemulsi.
b. Konsentrasi surfaktan harus cukup tinggi untuk menyediakan jumlah molekul
surfaktan yang diperlukan untuk menstabilkan tetesan mikro yang akan
diproduksi oleh sistem mikroemulsi.
c. Sistem antarmuka harus cukup fleksibel untuk pembentukan mikroemulsi
2. Teori Pembentukan Mikroemulsi
Menurut Singh et al. (2014) terdapat tiga teori pembentukan
mikroemulsi, antara lain:
a. Teori bauran lapisan (Mixed film)
Teori ini menyatakan bahwa pembentukan mikroemulsi dapat
terjadi dengan penurunan tegangan lapisan antar muka hingga sangat
rendah (mendekati nol atau negatif). Pembentukan partikel mikroemulsi
yang spontan berhubungan dengan pembentukan suatu lapisan yang
kompleks pada antar muka minyak-air oleh surfaktan dan kosurfaktan. Hal
ini menyebabkan penurunan tegangan antar permukaan minyak-air hingga
nilai yang sangat rendah.
b. Teori kelarutan (solubilisasi)
Kelompok Shinoda dan Friberg menganggap mikroemulsi
merupakan larutan monofase yang stabil secara termodinamika yang

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

18

terbentuk dari misel speris, air dan minyak. Karena surfaktan memiliki
kecenderungan untuk berkelompok membentuk misel dan konsentrasi
yang d