HUBUNGAN REMAJA SINGLE PARENT AKIBAT KEHAMILAN TIDAK DIINGINKAN (KTD) TERHADAP TINGKAT DEPRESI PADA REMAJA DI KABUPATEN SINTANG

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

HUBUNGAN REMAJA SINGLE PARENT AKIBAT KEHAMILAN TIDAK DIINGINKAN (KTD) TERHADAP TINGKAT DEPRESI PADA REMAJA DI KABUPATEN SINTANG

  Oleh GRACE RIYANTI SIMBOLON 011411223010 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIDAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA 2016 SKRIPSI

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

  ii HUBUNGAN REMAJA SINGLE PARENT AKIBAT KEHAMILAN TIDAK DIINGINKAN (KTD) TERHADAP TINGKAT DEPRESI PADA REMAJA DI KABUPATEN SINTANG Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kebidanan Dalam Program Studi Pendidikan Bidan Pada Fakultas Kedokteran UNAIR Oleh : GRACE RIYANTI SIMBOLON 011411223010 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIDAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA 2016 SKRIPSI

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

  Skripsi dengan judul : HUBUNGAN SINGLE PARENT AKIBAT KEHAMILAN TIDAK DIINGINKAN (KTD) TERHADAP TINGKAT DEPRESI PADA REMAJA DI KABUPATEN SINTANG

  Telah diuji pada tanggal : 27 Juni 2016 Panitia penguji skripsi : Ketua : Dr. Gadis Meinar Sari. dr., M. Kes NIP. 197701202008 01 1 001 Anggota Penguji : 1. Dr.Irwanto, dr., Sp. A (K) NIP. 19650227 199003 1 010

  2. Baksono Winardi, dr., Sp.OG (K)

NIP. 19540930 198111 1 001

v

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

  

vi

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

  vii JANGANLAH TAKUT, SEBAB AKU MENYERTAI ENGKAU, JANGANLAH BIMBANG, SEBAB AKU INI ALLAHMU ; AKU AKAN MENEGUHKAN, BAHKAN AKAN MENOLONG ENGKAU ; AKU AKAN MEMEGANG ENGKAU DENGAN TANGAN KANAN-KU YANG MEMBAWA KEMENANGAN. YESAYA 41 :10 SEGALA HAL YANG TELAH KITA CAPAI SAAT INI, ITU SEMUA KARENA KEBAIKAN DAN ANUGERAH TUHAN SEMATA-MATA, MENGUCAP SYUKURLAH SEBAB KITA MEMILIKI TUHAN

  

YANG LUAR BIASA

. MOTTO

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

  Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas berkat, kuasa dan pimpinan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Hubungan Single Parent Akibat Kehamilan Tidak Diinginkan (KTD) Terhadap Tingkat Depresi Pada Remaja Di Kabupaten Sintang”. Skripsi ini disusun sebagai prasyarat untuk memperoleh gelar sarjana kebidanan (S.Keb) di program Studi Pendidikan Bidan Universitas Airlangga.

  Penyusunan skripsi ini, penulis mendapatkan banyak bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

  1. Prof. Dr. Soetojo, dr. Sp. U, selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga

  2. Baksono Winardi, dr., Sp.OG (K), selaku Ketua Program Studi Pendidikan Bidan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga dan pembimbing pendamping dalam penulisan skripsi ini.

  3. Dr.Irwanto, dr.,Sp.A (K), selaku pembimbing utama skripsi penulis yang dengan sabar membimbing dan memotivasi penulis.

  4. Dr. Gadis Meinar Sari, dr., M. Kes, selaku penguji skripsi yang telah meluangkan waktu untuk membantu proses perbaikan skripsi ini.

  5. Seluruh Dosen dan Staf Program Studi Pendidikan Bidan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga.

  6. Bupati dan Pemerintah Kabupaten Sintang, Dinas Kesehatan Kabupaten Sintang yang memberi kesempatan bagi peneliti untuk mengabdi dan meneliti sehingga mendapat pengalaman untuk peneliti bagikan di kelas Program Studi Pendidikan Bidan Angkatan 2014 Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga.

  7. Remaja yang mengalami kehamilan tidak diinginkan dan bersedia menjadi responden dalam menyelesaikan penelitian di daerah kabupaten Sintang.

  8. Teman-teman anggota IBI Kabupaten Sintang, yang turut membantu dalam penelitian ini. viii

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

  9. Orangtua, kakak dan adik yang selalu memberikan doa dan semangat dalam penulisan skripsi, semoga selalu diberikan kesehatan dan diberkati dalam kehidupannya.

  10. Teman-teman seangkatan dari Kal-Bar (KTB), group SAB-MER terima kasih sudah mengisi suka duka penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini semoga kita semua bisa tetap saling membantu dan mendoakan.

  11. Teman-teman seperjuangan mahasiswa Program Studi Pendidikan Bidan Reguler Angkatan 2012 dan Alih Jenis Angkatan Tahun 2014 terimakasih atas dukungan dan motivasi yang diberikan.

12. Semua pihak yang turut membantu dalam penyelesaian skripsi ini yang tidak bisa saya sebutkan namanya satu persatu.

  Semoga Tuhan yang Maha Esa membalas budi baik semua pihak yang membantu hingga selesainya skripsi ini. Penulis sadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna tetapi penulis berharap skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan bagi ilmu kebidanan.

  Surabaya, Juni 2016 Penulis ix

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

  RINGKASAN Remaja adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju dewasa. menurut WHO batas usia remaja yaitu 10 sampai 20 tahun. Pada masa ini remaja mengalami krisis identitas yang beresiko menimbulkan masalah (Sarwono, 2007). Salah satu masalah yang timbul pada masa remaja adalah pergaulan bebas yang beresiko dengan hubungan seks bebas, hal ini dapat mengakibatkan terjadinya kehamilan tidak diinginkan pada remaja wanita (Kumalasari, 2012). Kehamilan tidak diinginkan yang dipertahankan dapat memposisikan remaja wanita berperan menjadi single parent. Hal ini dapat terjadi karena pasangan pria yang tidak bertanggung jawab akan kehamilannya (Soetjiningsih, 2010). Peran single parent akibat kehamilan tidak diinginkan pada remaja wanita beresiko mengalami gangguan psikologis. Secara psikologis remaja putri akan merasa tidak nyaman seperti dihantui rasa malu, rendah diri, merasa berdosa, pesimis, tertekan hingga menjadi depresi (Soetjiningsih, 2010).

  Masalah dari penelitian ini adalah kehamilan remaja di kabupaten Sintang mengalami peningkatan, dimana pada tahun 2014 diperoleh 309 kehamilan remaja, sedangkan tahun 2015 diperoleh 496 kehamilan remaja. Pada kehamilan remaja tersebut belum pernah didata kasus single parent dan tingkat depresi yang terjadi sehingga penilitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh single parent akibat kehamilan tidak diinginkan (KTD) dengan tingkat depresi pada remaja di Kabupaten Sintang.

  Metode penelitian ini dilakukan secara analitik pendekatan dengan menggunakan rancangan cross sectional. Populasi kehamilan remaja pada tahun 2015 yaitu 496, pengambilan kelompok dengan total sampling yang berjumlah 100 responden dan diantaranya terdapat 62 sampel yang berperan sebagai single parent dan 38 sampel yang berperan tidak single parent. Variabel bebas pada penelitian ini adalah single parent sedangkan variabel terikat adalah tingkat depresi. Instrumen yang digunakan adalah kuisioner Beck Depresion Inventory (BDI). Analisis data menggunakan Fisher’s Exact.

  Hasil penelitian dari 100 responden yang mengalami KTD terdiri dari 62 % yang single parent dan 38 % responden yang tidak single parent. Kasus remaja tidak single parent memiliki presentase tingkat depresi yang paling tinggi adalah depresi sedang (63,8) sedangkan pada kasus remaja yang single parent paling tinggi adalah depresi parah (54,8%).Berdasarkan uji statistik yang telah di Fisher’s Exact terdapat hubungan antara single parent terhadap tingkat depresi yang mana nilai signifikansinya (p) < 0,0001.

  Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat hubungan remaja single parent akibat kehamilan tidak diinginkan terhadap tingkat depresi pada remaja di kabupaten Sintang. x

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

  ABSTRACT Background: Teens is a period of transition from childhood to adulthood and experience an identity crisis that may lead to problems such as illicit sex that can result in unwanted pregnancies in young women. A maintained unwanted pregnancy can put young women into single parent’s position. This can occur when their partner not take their responsibility for the pregnancy. Role as a single parent as a result of unwanted pregnancies in teenagers are considerably tough that risk for experiencing depression.

  Objective: The aim of this study was to determine the association of the single parent adolancent as a result of unwanted pregnancy (KTD) on the level of depression.

  Methode: This research was conducted by analytical cross sectional method, involving 100 adolescents’ respondents who experience unwanted pregnancy and 62 respondents with single parent status and not a single parent as many as 38 respondents. The instrument used was Beck Depression Inventory (BDI) questionnaire.

  Result: Statistical analysis used was Fisher Ecxact's test with significant result <0.000 (p <0.0001) which mean single parent as a result of unwanted pregnancies associated with the level of depression in adolescents.

  Conclusion: In conclusion, there was an association between single parent adolancent due to unwanted pregnancy and the level of depression in Sintang district.

  Keywords: Adolescents, unwanted pregnancy, single parent, depression xi

  ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA DAFTAR ISI

  Halaman SAMPUL DEPAN

SAMPUL DALAM .......................................................................................... ..i

PRASYARAT GELAR .................................................................................... ..ii

SURAT PERNYATAAN................................................................................. ..iii

LEMBAR PERSETUJUAN............................................................................. ..iv

PENETAPAN PANITIA PENGUJI ................................................................ ..v

LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. ..vi

MOTTO ........................................................................................................... ..vii

UCAPAN TERIMAKASIH ............................................................................. ..viii

RINGKASAN .................................................................................................. ..x

ABSTRACT ..................................................................................................... ..xi

DAFTAR ISI .................................................................................................... ..xii

DAFTAR TABEL ............................................................................................ ..xv

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... . xvi

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. ..xvii DAFTAR SINGKATAN ................................................................................. ..xviii

  BAB 1 PENDAHULUAN

  1.1. Latar Belakang ......................................................................... ..1

  1.2. Rumusan Masalah ................................................................... ..3

  1.3. Tujuan Penelitian ..................................................................... ..3

  1.3.1. Tujuan umum .................................................................. ..3

  1.3.2. Tujuan khusus ................................................................. ..4

  1.4. Manfaat Penelitian ................................................................... ..4

  1.4.1. Manfaat teoritis .............................................................. ..4

  1.4.2. Manfaat praktis ............................................................... ..4

  1.5. Risiko Penelitian ...................................................................... ..5

  BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

  2.1. OrangtuaTunggal (Single Parent) ............................................ ..7

  2.1.1. Definisi single parent ...................................................... ..7

  2.1.2. Bentuk single parent ....................................................... ..8

  2.1.3. Masalah single parent ..................................................... ..8

  2.1.4. Penyebab single parent ................................................... ..9

  2.1.5. Dampak single parent ..................................................... ..11

  2.1.6. Fungsi single parent dalam keluarga .............................. ..12

  2.1.7. Hal yang dilakukan oleh single parent ........................... ..14

  2.1.8. Karakter single parent yang prima .................................. ..15

  2.2. Kehamilan Tidak Diinginkan ................................................... ..15

  2.2.1. Konsep kehamilan tidak diinginkan ................................ ..15

  2.2.2. Sebab kehamilan tidak diinginkan .................................. ..17 xii

  ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

  2.2.3. Dampak kehamilan tidak diiginkan ................................ ..18

  2.3. Remaja ...................................................................................... ..21

  2.3.1. Konsep remaja................................................................. ..21

  2.3.2. Karakteristik perkembangan Remaja .............................. ..23

  2.4. Depresi ...................................................................................... ..34

  2.4.1. Pengertian gejala depresi ................................................ ..34

  2.4.2. Teori tentang depresi ....................................................... ..34

  2.4.3. Gejala depresi .................................................................. ..36

  2.4.4. Penyebab depresi............................................................. ..37

  2.4.5. Faktor risiko depresi........................................................ ..38

  2.4.6. Bentuk-bentuk depresi .................................................... ..39

  2.4.7. Tingkatan depresi ............................................................ ..40

  2.4.8. Penatalaksanaan depresi .................................................. ..42

  2.5. Hubungan single parent akibat kehamilan tidak diinginkan pada remaja terhadap tingkat depresi ............................................... ..43

  BAB 3 KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL DAN HIPOTESIS

  3.1. Kerangka Konseptual ............................................................... ..46

  3.2. Hipotesis Penelitian ................................................................. ..47

  BAB 4 METODE PENELITIAN

  4.1. Jenis Penelitian ......................................................................... ..48

  4.2. Rancangan Penelitian ............................................................... ..48

  4.3. Populasi dan Sampel................................................................. ..49

  4.3.1. Populasi ........................................................................... ..49

  4.3.2. Sampel ............................................................................. ..50

  4.4. Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................... ..50

  4.5. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional .......................... ..51

  4.6. Teknik Dan Prosedur Pengumpulan Data ................................ ..53

  4.7. Pengolahan dan Analisis Data .................................................. ..53

  4.7.1. Pengolahan data ............................................................ ..53

  4.7.2. Analisis data .................................................................. ..54

  4.8. Kerangka Operasional .............................................................. ..56

  4.9. Ethical Clearance ..................................................................... ..56

  4.9.1. Informed consent ........................................................... ..56

  4.9.2. Anominity (tanpa nama) ............................................... ..57

  4.9.3. Confidentiality (kerahasiaan) ........................................ ..57

  BAB 5 HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN

  5.1. Hasil Penelitian ........................................................................ ..58

  5.2. Analisis Hasil Penelitian ........................................................... ..62

  BAB 6 PEMBAHASAN

  6.1. Status Single Parent Akibat Kehamilan Tidak Diinginkan Pada Remaja...................................................................................... ..64

  6.2. Tingkat Depresi Akibat Kehamilan Tidak Diinginkan ............. ..66 xiii

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

  xiv

  6.3. Hubungan Antara Single Parent Dengan Depresi Pada Kehamilan Tidak Diinginkan (KTD) ......................................................... ..67

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

  7.1. Kesimpulan ............................................................................... ..70

  7.2. Saran ......................................................................................... ..70 DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... ..72 LAMPIRAN

  xv Halaman

Tabel 4.1 Definisi operasional variabel hubungan single parent akibat kehamilan tidak diinginkan (KTD) terhadap tingkat depresi

  pada remaja ............................................................................ 53

Tabel 4.2 Kontingesi single parent dengan tingkat depresi ................... 55Tabel 5.1 Distribusi frekuensi karakteristik responden yang mengalami KTD .................................................................... 60Tabel 5.2 Distribusi frekuensi status single parent remaja akibat KTD 60Tabel 5.3 Distribusi frekuensi responden remaja akibat KTD berdasarkan tingkat depresi ................................................... 61Tabel 5.4 Distribusi tabel silang berdasarkan usia dan usia pertama kali hamil terhadap status single parent ................................ 61Tabel 5.5 Distribusi tabel silang lama menjadi orangtua terhadap status single parent ................................................................ 62Tabel 5.6 Tabel silang single parent akibat KTD berdasarkan tingkat depresi pada remaja di kabupaten Sintang ............................. 62

  DAFTAR TABEL ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

  DAFTAR GAMBAR Halaman

Gambar 3.1 Kerangka konsep penelitian hubungan single parent akibat kehamilan tidak diinginkan terhadap tingkat depresi pada

  remaja di Kabupaten Sintang ................................................. 46

Gambar 4.1 Desain penelitian hubungan single parent akibat kehamilan tidak diinginkan terhadap tingkat depresi pada remaja di

  Kabupaten Sintang ................................................................. 49

Gambar 4.2 Kerangka kerja penelitian hubungan single parent akibat kehamilan tidak diinginkan terhadap tingkat depresi pada

  remaja di Kabupaten Sintang ................................................. 56 xvi

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

  Lampiran 1 Jadwal penelitian Lampiran 2 Surat ijin penelitian Lampiran 3 Surat layak etik Lampiran 4 Surat rekomendasi kesbangpol Lampiran 5 Surat rekomendasi dinas kesehatan Lampiran 6 Surat ijin BDI Lampiran 7 Lembar permohonan menjadi responden Lampiran 8 Lembar persetujuan menjadi responden Lampiran 9 Lembar data umum responden Lampiran 10 Lembar kuisioner BDI Lampiran 11 Lembar jawaban responden Lampiran 12 Lembar berita acara perbaikan usulan penelitian Lampiran 13 Tabulasi karakteristik responden Lampiran 14 Hasil uji statistik Lampiran 15 Berita acara perbaikan skripsi xvii

DAFTAR SINGKATAN

  xviii BDI : Beck Depression Inventory BKKBN : Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional KTD : Kehamilan Tidak Diinginkan WHO : World Health Organitation

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

  Menurut WHO, remaja adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa yakni bila anak telah mencapai usia 10-20 tahun, pada rentang usia tersebut terjadi perkembangan fungsi reproduksi. Berdasarkan sensus penduduk tahun 2010 persentase remaja dengan usia 10-19 tahun 18 % dari jumlah penduduk (Kemenkes RI, 2015). Pada masa ini sering sekali terjadi krisis identitas atau pencarian identitas diri yang menimbulkan masalah pada diri remaja itu sendiri. Masalah yang ada adalah kesehatan fisik yaitu semua penyakit yang berkaitan dengan kondisi fisik dari remaja itu sendiri dan masalah perilaku diantaranya yaitu penggunaan obat- obatan dan alcohol, hubungan seks bebas yang dapat menyebabkan infeksi menular seksual ( Kusmiran, 2014).

  Hubungan seks bebas didapatkan 35 % remaja pria yang tidak mempertahankan keperjakaannya dan 10 % remaja wanita yang tidak mempertahankan keperawananya yang terjadi antara teman dekat. Remaja beranggapan teman dekat adalah orang yang dapat mereka tanya seputar masalah seks dimana mereka baru sama-sama merasakannya sekarang (Azinar, 2013).

  Menurut remaja, seks bebas ataupun seks pranikah dianggap aman untuk dilakukan, namun bila remaja melihat dan memahami akibat perilaku itu ternyata banyak membawa kerugian. Salah satu risikonya adalah kehamilan

  1

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

  tidak diinginkan dapat menghancurkan segalanya dari masa muda, pendidikan, kepercayaan, kebangsaan, kebanggan orangtua dan pandangan negatif dari masyarakat. Hal ini dapat menimbulkan gangguan psikologi remaja dari segi kognitif, biologis dan emosi (Kusmiran,2014).

  Remaja wanita yang mengalami kehamilan tidak diinginkan akan mengalami kebingungan dengan menerima kejadian bahwa dirinya hamil sebelum menikah yang disebabkan oleh pria tidak bertanggungjawab, sehingga remaja wanita harus siap menjadi orangtua tunggal (single parent).

  Sebagai single parent tersebut yang harus mengurus rumah tangga dan anak akan menjadi beban, sehingga memicu masalah yang menghambat peran ibu sebagai orang tua tunggal (Kisworowati, 2010).

  Menurut SDKI (2012), untuk Provinsi Kalimantan Barat presentase kehamilan remaja bagaikan fenomena gunung es yang cenderung mengalami peningkatan 9,3 % tahun 2002, meningkat kembali tahun ke 5 berikutnya menjadi 11,6 %. Tahun 2014di Kalimantan Barat terdapat 2,6% remaja perempuan dari 405 yang melakukan hubungan seks pranikah dan terdapat 2,8% remaja laki-laki dari 405 yang pernah melakukan seks pranikah (BKKBN, 2014).

  Di Kabupaten Sintang pada tahun 2013 terdapat 707 kehamilan remaja. Tahun 2014 terdapat 309 kehamilan remaja dan tahun 2015 dari januari sampai dengan agustus terjadi peningkatan menjadi 496 kehamilan remaja, tetapi Kabupaten Sintang belum ada data khusus kehamilan tidak diinginkan.

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

  Berdasarkan hasil survey awal di Puskesmas Sungai Durian Kabupaten Sintang pada tahun 2013 terdapat 14 kasus kehamilan yang tidak diinginkan.

  Kasus ini meningkat tajam pada tahun 2014 menjadi 21 orang. Sedangkan data single parent akibat kehamilan tidak diinginkan tahun 2013 yaitu 8 remaja yang menjadi single parent dan pada tahun 2014 diperoleh 11 remaja menjadi single parent. Status sebagai remaja single parent akibat kehamilan tidak diinginkan akan mempengaruhi psikologisnya. Data 2016 ditemukan 610 jiwa mengalami gangguan psikologis. Gangguan psikologis yang terjadi antara lain skizofrenia, psikotik, neurotic, depresi, dan spikotik. Kasus depresi yang ditemukan sebanyak 13 jiwa (Dinkes, 2016).

  Berdasarkan data diatas dilakukan penelitian apakah ada “Hubungan Single Parent Akibat Kehamilan Tidak Diinginkan (KTD) dengan terhadap depresi remaja di Kabupaten Sintang”.

  1.2 Rumusan Masalah Apakah ada hubungan single parent akibat kehamilan tidak diinginkan (KTD) terhadap tingkat depresi pada remaja di Kabupaten Sintang.

  1.3 Tujuan Penelitian

  1.3.1 Tujuan umum Mengetahui “Apakah ada hubungan single parent akibat kehamilan tidak diinginkan (KTD) terhadap tingkat depresi pada remaja di Kabupaten Sintang .

  1.3.2 Tujuan khusus 1) Untuk mengetahui jumlah kejadian kehamilan tidak diinginkan(KTD) pada remaja di Kabupaten Sintang.

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

2) Untuk mengetahui distribusi frekuensi kejadian single parent akibat kehamilan tidak diinginkan pada remaja di Kabupaten Sintang.

  3) Untuk mengetahui hubungan single parent akibat kehamilan tidak diinginkan (KTD) terhadap tingkat depresi pada remaja di Kabupaten Sintang.

1.4 Manfaat Penelitian

  1.4.1 Manfaat teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan yang bermanfaat bagi perkembangan ilmu Kesehatan Reproduksi, khususnya kesehatan reproduksi remaja terhadap tingkat depresi pada remaja dan dapat dipakai sebagai pedoman dalam melakukan penelitian lebih lanjut.

  1.4.2 Manfaat praktis 1) Bagi responden Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran depresi bagi remaja yang mengalami kehamilan tidak diinginkan yang berperan sebagai single parent. 2) Bagi masyarakat Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran dampak depresi bagi remaja terhadap kehamilan tidak diinginkan sebagai masukan bagi para orangrtua ataupun individu dari berbagai kalangan usia terutama para wanita akan pentingnya kesadaran menjauhi perilaku seks pranikah.

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

  3) Bagi ilmu pengetahuan Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran dampak tingkat depresi yang terjadi pada remaja single parent yang mengalami kehamilan tidak diinginkan sebagai masukan bagi para pendidik tentang pentingnya kesadaran menjauhi perilaku seks pranikah yang mengakibatkan kehamilan tidak diinginkan.

1.5 Risiko Penelitian

  Risiko pada peneliti dan responden adalah risiko sosial. Risiko sosial yang timbul berupa hukuman adat jika peneliti tidak merahasiakan identitas responden (peneliti) dan responden akan dikucilkan oleh masyarakat dan hukuman adat jika diketahui mengalami kehamilan tidak diinginkan (responden) sehingga peneliti tidak memberikan informasi identitas responden ke orang lain.

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Orangtua Tunggal ( Single Parent)

2.1.1 Definisi single parent

  Keluarga yang terdiri dari ayah dan ibu berperan sebagai orang tua bagi anak-anaknya. Di kehidupan nyata sering dijumpai keluarga dimana salah satu orang tuanya tidak ada lagi. Keadaan ini menimbulkan apa yang

disebut dengan keluarga dengan single parent (Khoiroh, 2011).

  Orangtua tunggal (single parent) adalah orangtua yang telah menduda atau menjanda baik bapak atau ibu, mengasumsikan tanggung jawab untuk memelihara anak-anak setelah kematian pasangannya, perceraian atau kelahiran anak diluar nikah (Khoiroh, 2011).

  Menurut Hammer & Turner menyatakan bahwa: “A single parent family consist of one parent with dependent children living in the same household.” Sementara itu, Sager dan teman-temannya menyatakan bahwa orang single parent adalah orang tua yang secara sendirian membesarkan anak-anaknya tanpa kehadiran, dukungan, dan tanggung jawab pasangannya (Aprilia, 2013).

  Seorang single parent dapat dibagi menjadi 2 kategori yaitu ada yang berperan sebagai ayah dan ada juga yang berperan sebagai ibu. Laki- laki bisa berperan sebagai orangtua tunggal disebabkan karena meninggalnya istri, pengabaian seorang ibu ataupun penolakan hak asuh seorang istri. Wanita yang berperan sebagai orangtua tunggal dapat

  6

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

  disebabkan oleh meninggalnya suami, perceraian, ibu yang tidak menikah ataupun kehamilan diluar nikah pada remaja ( Aprilia, 2013).

2.1.2 Bentuk single parent

  Orangtua yang disebut dengan single parent adalah orangtua tunggal (ayah atau ibu saja). Ada banyak penyebab yang mengakibatkan peran orangtua yang lengkap dalam sebuah rumah tangga menjadi tidak sempurna.Hal ini bisa disebabkan banyak faktor, dalam penelitian Laksono di antaranya: 1) Jikalau pasangan hidup kita meninggal dunia, otomatis itu akan meninggalkan kita sebagai orang tua tunggal. 2) Jika pasangan hidup kita meninggalkan kita atau untuk waktu yang sementara namun dalam kurun yang panjang. Misalkan ada suami yang harus pergi ke pulau lain atau ke kota lain guna mendapatkan pekerjaan yang lebih layak.

  3) Yang lebih umum yakni akibat perceraian. 4) Orangtua angkat ( Khoiroh, 2011)

2.1.3 Masalah single parent

  Terdapat beberapa permasalahan yang sering timbul di dalam keluarga sebagai orang tua tunggal baik wanita maupun pria. Masalah umum yakni merasa kesepian, perasaan terjebak dengan tanggung jawab untuk mengasuh anak dan mencari sumber pendapatan, kekurangan waktu untuk mengurus diri dan kehidupan seksualnya, kelelahan menanggung tanggung jawab untuk mendukung dan membesarkan anak sendirian, mengatasi hilangnya hubungan dengan partner spesial, memiliki jam kerja

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

  yang lebih panjang, lebih banyak masalah ekonomi yang muncul, menghadapi perubahan hidup yang lebih menekan, lebih rentan terkena depresi, kurangnya dukungan sosial dalam melakukan perannya sebagai orang tua, dan memiliki fisik yang rentan terhadap penyakit (Khoiroh, 2011) .

  Sedangkan masalah khusus yang timbul pada keluarga dengan orang tua tunggal wanita adalah kesulitan mendapatkan pendapatan yang cukup, kesulitan mendapat pekerjaan yang layak, kesulitan membayar biaya untuk anak, kesulitan menutupi kebutuhan lainnya. Sementara pada keluarga dengan orang tua tunggal pria masalah khusus yang timbul hanya dalam hal memberikan perlindungan dan perhatian pada anak (Khoiroh, 2011).

  Pada kasus keluarga dengan orang tua tunggal yang terjadi karena perceraian, Duvall & Miller menyatakan bahwa baik bagi wanita maupun pria proses setelah terjadinya perceraian seperti orang yang baru mulai belajar berjalan dengan satu kaki, setelah kaki yang lainnya dipotong.

  Perceraian adalah proses amputasi pernikahan. Tidak peduli seberapa pentingnya perceraian tersebut, perceraian tetap saja menyakitkan (Khoiroh, 2011).

2.1.4 Penyebab single parent

  Banyak faktor yang menjadi penyebab seseorang bisa menjadi single parent, yaitu :

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

  1) Perpisahan karena perceraian Perpisahan dapat terjadi dikarenakan tidak ada kecocokan antara kedua belah pihak. Hal ini dapat terlihat dari perbedaan persepsi atau perselisihan yang tidak mampu menemukan jalan keluarnya dan mengalami persoalan ekonomi, pekerjaan, perbedaan prinsip hidup yang akhirnya menimbulkan niat untuk berpisah.

  2) Perpisahan karena kematian Biasanya salah satu pasangan yang meninggal, secara otomatis akan menjadi orangtua tunggal yang harus bertanggung jawab dalam mengurus rumah tangga.

  3) Kehamilan diluar nikah Banyak sekali sekarang kasus pergaulan bebas yang terjadi di sekitar, bahkan terdapat kasus perkosaan sehingga berdampak pada kehamilan yang tidak diharapkan. Hal ini dapat membuat wanita membesarkan anak-anaknya tanpa ada pasangan. 4) Tidak ingin menikah Ada beberapa orang yang memang tidak ingin menikah namun ingin memiliki anak dengan cara mengadopsi. Hal ini membuat mereka berperan sebagai orangtua tunggal yang harus bertanggung jawab.

  5) Ditelantarkan atau ditinggal suami tanpa dicerai Hal ini dapat terjadi pada pria yang tidak memiliki tanggung jawab dengan menelantarkan atau meninggalkan keluarga tanpa ada kepastian dan kelanjutan dari hubungan mereka (Kumalasari, 2012) .

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

2.1.5 Dampak single parent

  Dengan meningkatnya kebutuhan hidup masa sekarang, single parent harus mampu menjalankan perannya yang ditinggal oleh pasangannya dengan mendidik anak sendiri dan juga memenuhi kebutuhan keluarga (Mubil Mz, 2015).

  Ada beberapa dampak dari orangtua tunggal terhadap perkembangan anak, yaitu : 1) Tidak dapat melaksanakan fungsi sosialnya dengan baik yang membuat anak menjadi minder dan tidak dapat berinteraksi dengan masyarakat sehingga menarik diri dari lingkungan. 2) Banyak ditemukan asupan gizi yang kurang sehingga menyebabkan perkembangan anak terhambat . Hal ini banyak didapatkan pada orangtua tunggal yang tidak mampu secara ekonomi. 3) Orangtua tunggal kurang menanamkan adat istiadat sehingga anak kurang dapat bersopan santun dan tidak meneruskan budaya keluarga dan berisiko terjadinya kenakalan pada anak. 4) Orangtua yang sibuk bekerja mencari nafkah dan jarang perhatian dengan anak berisiko mengalami ketidaksempurnaan pendidikan pada anak. 5) Anak jarang dibimbing dalam bidang agama sehingga pendidikan agama anak kurang baik.

  6) Orangtua tunggal kurang dapat melindungi anaknya dari gangguan orang lain yang berisiko pada psikologis anak (Kumalasari, 2014).

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

  Dampak yang terjadi dari single parent tidak hanya memberikan dampak bagi perkembangan anak, akan tetapi memiliki dapat pada perannya sendiri sebagai orangtua tunggal. Dampak yang dapat terjadi, yaitu : 1) Masalah ekonomi Orangtua tunggal akan menanggung ekonominya sendiri sepeninggal pasangan hidupnya dengan mencari nafkah sendiri demi kelangsungan hidupnya.

  2) Peran ganda Orangtua tunggal harus berperan baik sebagai ibu, ayah, pendidik, kepala rumah tangga. 3) Masalah interaksi sosial Pasangan yang tidak menikah atau tidak dinakahi terkadang mendapat perlakuan yang tidak menyenangkan dari lingkungan masyarakat. Hal tersebut dapat dirasakan mereka ketika dikucilkan, dicemooh sehingga perlakuan seperti ini mengganggu interaksi sosial perempuan yang menjadi orangtua tunggal dilingkungannya (Kumalasari, 2014).

2.1.6 Fungsi single parent dalam keluarga

  1) Fungsi reproduksi Bagi para single parent fungsi reroduksi tidak mungkin diperankan oleh mereka sampai dengan single parent menikah kembali dan memiliki anak.

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

  2) Fungsi afeksi Bagi wanita single parent, menjalankankan fungsi afeksi pastinya berbeda-beda. Untuk wanita karier, banyak yang tidak menjalankan fungsi afeksinya karena menyerahkan tugasnya dan tanggung jawabnya ke pembantu atau orangtua. Untuk wanita yang mengalami kehamilan pranikah, maka single parent merasa terguncang jiwanya sehingga tidak dapat menjalankan fungsi afeksinya. 3) Fungsi sosialisasi Semua orangtua pasti ingin yang terbaik untuk anaknya agar anak tersebut dapat mengambil peran dilingkungannya. Hal tersebut membuat orangtua merasa bertanggungjawab untuk membimbing, mendidik dan mengajarkan yang terbaik bagi anaknya sehingga mereka dapat bersosialisasi dengan masyarakat luas.

  4) Fungsi ekonomi Disini fungsi sebagai single parent adalah berusaha mencari atau memenuhi keuangan bagi dirinya sendiri dan anak-anakny. Hal ini diperlukan untuk memenuhi kebutuhan sandang, pangan, pendidikan dan keperluan lainnya. 5) Fungsi pengawasan atau kontrol Pada anggota keluarga, ditanamkan tentang hak dan tanggungjawab di keluarga, masyarakat serta negara dan agama. Disisni keluarga berfungsi untuk menegur dan mengarahkan yang terbaik agar dapat berperilaku yang sesuai dengan norma dan ajaran yang telah diajarkan oleh keluarga. Harapannya dalah anak-anak dapat menanam nilai

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

  norma dan perilaku yang bertanggung jawab ketika mereka sudah tidak bersama dengan anaknya lagi.

  6) Fungsi proteksi Fungsi ini adalah fungsi perlindunga dalam keluarga yang dapat dibagi menjadi tiga, yaitu : perlindungan fisik dimana seseorang tidak memiliki kemampuan untuk melakukan sesuatu pada kebutuhan fisiknya sendiri, ekonomi yang terdiri dari kebutuhan sandang dan pangan, dan psikologis dimana memerlukan rasa aman, nyaman, dan kasih sayang dari keluarga dan orang sekitar (Hamdani, 2013).

2.1.7 Hal yang dilakukan oleh single parent

  Dalam menjalankan tugas sebagai single parent ada beberapa hal yang harus dilakukan mereka agar tidak berlarut dengan kesedihan statusnya, yaitu : 1) Keterbukaan Status sebagai single parent bukanlah hal yang harus ditutupi karena ketika ada masyarakat yang beranggapan negatif maka banyak dari single parent yang memiliki semangat bahwa mereka itu mampu dan sanggup menunjukan bahwa mereka akan menjadi single parent yang sukses dan bertanggung jawab.

  2) Mengisi waktu Menjadi single parent terkadang timbul perasaan kesepian dan rasa kesendirian yang mendalam. Menghindari perasaan tersebut, mereka

harus bisa mengisi waktu dengan hal-hal yang bermanfaat.

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

  3) Membuka diri untuk masa depan Membuka komunitas pergaulan yang positif dengan orang-orang yang bernasib sama, sehingga ketika mereka memiliki komunitas mereka dapat bercerita tentang kejadian yang mereka alami. Adanya komunitas tersebut maka mereka dapat membuka diri untuk pergaulan

meski tetap memilih teman bergaul (Kumalasari, 2014).

2.1.8 Karakter single parent yang prima

  Single parent dalam membentuk suatu keluarga yang prima harus memiliki karakter. Karakter yang dimilikinya, yaitu: 1) Memiliki kualitas waktu untuk bersama keluarga 2) Memberikan perhatian yang lebih 3) Memiliki komitmen satu sama yang lainnya 4) Menghormati satu sama yang lainnya 5) Komunikasi yang baik dalam membangun keluarganya

6) Kondisi krisis dan stress dapat dilalui dengan cara berfikir yang positif untuk terus berkembang ( Kumalasari, 2012).

2.2 Kehamilan Tidak Diinginkan

2.2.1 Konsep kehamilan tidak diinginkan

  Kehamilan pada wanita merupakan hal yang wajar pada pasangan yang sudah berkeluarga, namun kehamilan tersebut ada yang diinginkan karena sudah siap untuk memiliki anak ataupun tidak diinginkan karena pasangan belum siap untuk memiliki anak. Kehamilan tidak diinginkan adalah kehamilan yang terjadi karena suatu sebab yang keberadaannya

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

  tidak diinginkan oleh salah satu atau kedua calon orangtua bayi (Kusmiran, 2011).

  Adanya perubahan-perubahan biologic dan psikologik yang akan memberikan dorongan-dorongan tertentu, yang sering kali tidak diketahui Institusi pendidikan langsung, yaitu orang tua dan guru sekolah kurang siap untuk memberikan informasi yang benar dan tepat waktu.

1) Perbaikan gizi yang menyebabkan umur haid pertama menjadi lebih dini.

  2) Semakin majunya tekhnologi dan membaiknya sarana komunikasi mengakibatkan membanjirnya arus informasi dari luar yang sulit sekali diseleksi. 3) Kemajuan pembangunan, pertumbhan penduduk dan transisi kearah industrialisasi memberi dampak pada meningkatnya urbanisasi,

berkurangnya sumber daya alam dan perubahan tata nilai.

4) Salah satu peluang yang dapat berfungsi substitusi untuk menyalurkan gejolak remaja belum sepenuhnya dimanfaatkan, yaitu upaya terarah untuk meningkatkan kebugaran jasmani.

  Gejala yang sering kita lihat dan kemudian menimbulkan masalah yaitu : 1) Hubungan seks pranikah 2) Ketidaksiapan remaja mengatasi kehamilan yang diakibatkannya, telah memicu masalah yang luas ; tindakan aborsi, tindakan kekejaman pada bayi baru lahir ataupun masaah dalam perawatan bayi baru lahir.

  Dampak sosial lain yang dapat tejadi adalah pengadopsian bayi oleh

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

  orangtua remaja dengan konsekuensi sosial dan tambahan beban ekonomi 3) Ketakutan yang tidak wajar seperti gadis remaja yang takut selaput daranya robek akibat olahraga dan remaja pria yangmerasa berdosa dan depresif karena melakukan masturbas/onani 4) Gangguan kesehatan akibat ketidaktahuan disertai kurangnya pengendalian diri dan kurangnya bimbingan 5) Tingkat kebugaran yang rendah

  6) Lambatnya perkembangan prestasi olahraga merupakan salah satu

indikasi dari derajat kesegaran jasmani kelompok remaja

Dari gejala-gejala yang tampak, masalah remaja dapat dikelompokkan dalam tiga katgori:

  

1) Reproduktif dan penyakit yang berkaitan dengan reproduksi

2) Masalah psikososial

3) Masalah kebugaran

2.2.2 Sebab kehamilan tidak diinginkan

  Terdapat beberapa alas an yang menyebabkan terjadinya kehamilan tidak diinginkan, yaitu : 1) Penundaan dan peningkatan jarak usia perkawinan dan semakin dininya usia menstruasi pertama 2) Ketidaktahuan bahkan sedikit pengetahuan tentang perilaku seksual yang dapat mengakibatkan kehamilan 3) Tidak menggunakan alat kontrasepsi terutama untuk perempuan yang sudah menikah

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

  4) Adanya kegagalan kontrasepsi 5) Kehamilan yang diakibatkan oleh pemerkosaan 6) Kesehatan ibu yang tidak mengizinkan kehamilan 7) Masalah ekonomi 8) Masalah untuk karier ataupun masih sekolah 9) Kehamilan karena incest

10) Kondisi janin yang dianggap cacat berat ataupun jenis kelamin yang tidak diharapkan (Kumalasari, 2012).

2.2.3 Dampak kehamilan tidak diinginkan

  Menurut WHO presentase angka kejadian kehamilan yang dilakukan oleh remaja di dunia diperkirakan dari 200 juta kehamilan pertahun terdapat 38 % kehamilan yang tidak diinginkan. Kasus yang tertinggi terdapat dinegara Central Afrika Republic . Untuk Indonesia terdiri dari 13.000 pulau yang memiliki laju percepatan jumlah penduduk yang sangat pesat. Dalam kurun waktu 5 tahun, jumlah fertilitas remaja (ASFR) untuk kelompok usia 15-19 tahun dapat meningkat dari 37 per 1000 kehamilan menjadi 48 dari 1000 kehamilan. Untuk kasus kehamilan pada remaja di Indonesia memang lebih rendah daripada negara lain yaitu pada usia < 15 tahun adalah 0.02 %, namun dibandingkan antara kota dan desa di Indonesia, proporsi kehamilan remaja adalah 1,97 % di desa lebih tinggi dibandingkan daerah kota (WHO, 2015).

  Ada dua hal yang bisa dan biasa terjadi pada remaja yang mengalami kehamilan tidak diinginkan, yaitu mempertahankan kehamilannya atau mengakhiri kehamilannya dengan melakukan aborsi.

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

  Semua tindakan tersebut dapat menimbulkan dampak fisik, psikis dan sosial yaitu: 1) Kehamilan yang dipertahankan (1) Dampak fisik: kesulitan pada saat bersalin, misalnya dapat terjadi perdarahan yang mungkin saja bisa berakibat fatal pada kematian (2) Dampak psikis/psikologis: Jika remaja pria tidak bisa bertanggung jawab maka remaja putri akan menjadi orangtua tunggal. Jika pasangan remaja ini menikah maka dapat terjadi konflik pula pada kedua pasangan tersebut karena masih belum dewasa dan belum siap memikul tanggungjawab sebagai orangtua. Secara psikologis remaja putri akan lebih merasa tidak nyaman seperti dihantui rasa malu, rendah diri, berdosa, depresi atau tertekan, pesimis dan lain- lain. (3) Dampak sosial: salah satunya remaja akan berhenti atau putus sekolah atas kemauan sendiri ataupun diberhentikan dari sekolah (4) Dampak ekonomi: merawat kehamilan, melahirkan dan

membesarkan bayi/anak membutuhkan biaya besar

  2) Kehamilan yang diakhiri (aborsi) (1) Dampak fisik: perdarahan dan komplikasi lain merupakan salah satu risiko aborsi. Aborsi yang berualang selain bisa mengakibatkan komplikasi juga dapat menyebabkan kemandulan.

  Aborsi yang dilakukan secara tidak aman bisa berakibat fatal yaitu kematian.