GAMBARAN RESILIENSI REMAJA DARI KELUARGA SINGLE PARENT

GAMBARAN RESILIENSI REMAJA DARI
KELUARGA SINGLE PARENT

SKRIPSI

Oleh :
Amelia Fipri Anda
06810022

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2011

GAMBARAN RESILIENSI REMAJA DARI
KELUARGA SINGLE PARENT

SKRIPSI

Diajukan Kepada Universitas Muhammadiyah Malang
Sebagai Salah Satu Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Psikologi


Oleh :
Amelia Fipri Anda
(06810022)

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2011

LEMBAR PERSETUJUAN

1. Judul Skripsi

: Gambaran Resiliensi Remaja dari Keluarga

Single Parent
2. Nama Peneliti

: Amelia Fipri Anda


3. Tempat, tanggal lahir

: Probolinggo, 20 Mei 1988

4. Nomor Induk Mahasiswa

: 06810022

5. Fakultas

: Psikologi

6. Perguruan Tinggi

: Universitas Muhammadiyah Malang

7. Waktu Penelitian

: 15 November


Mengetahui,
Pembimbing I

Dra. Djudiyah, M.Si

Pembimbing II

Diana Savitri Hidayati,M.Psi

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi ini telah diuji oleh dewan penguji
Tanggal:

5 Februari 2011

Dewan Penguji

Tanda Tangan


Ketua Penguji

: Dra. Djudiyah, S.Psi.,M.Si

(

)

Anggota Penguji

:

1. Diana Savitri Hidayati, M.Psi

(

)

2.


Dra. Cahyaning S, M.Si

(

)

3. Yuni Nurhamida S.Psi, M.Si

(

)

Mengesahkan,
Dekan Fakultas Psikologi
Universitas Muhammadiyah Malang

Drs. Tulus Winarsunu, M.Si

SURAT PERNYATAAN


Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama

: Amelia Fipri Anda

NIM

: 06810022

Fakultas / Jurusan

: PSIKOLOGI / Psikologi

Perguruan Tinggi

: UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

Menyatakan bahwa Skripsi/Karya Ilmiah
Judul :
GAMBARAN RESILIENSI REMAJA DARI KELUARGA

SINGEL PARENT
1.

Adalah bukan karya orang lain baik sebagian maupun keseluruhan kecuali
penulisan dalam bentuk kutipan yang digunakan dalam naskah ini dan telah
disebutkan sumbernya.

2.

Hasil tulisan karya ilmiah/skripsi dari penelitian yang saya lakukan merupakan
Hak bebas Royalti non eksklusif, apabila digunakan sebagai sumber pustaka.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila
pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia mendapatkan sanksi sesuai
dengan Undang-undang yang berlaku.

Mengetahui,

Malang, 5 Februari 2011

Ketua Program Studi


Yang menyatakan

(M.Salis Yuniardi, S.Psi, M.Si)

(Amelia Fipri Anda)

KATA PENGANTAR

Segala Puji bagi Allah SWT, Tuhan semesta alam dengan segala kebesaran,
karunia dan izin-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Shalawat
dan salam selalu tercurah kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan
sahabat dan pengikut jejak langkahnya sampai hari akhir nanti.
Skripsi ini berjudul “Gambaran Resiliensi Remaja Dari Keluarga Single
Parent”. Maksud penulisan skripsi ini adalah sebagai salah satu syarat
menyelesaikan studi tingkat Strata 1 (S-1) di Fakultas Psikologi Universitas
Muhammadiyah Malang.
Sebagai pribadi yang memiliki keterbatasan, penulis menyadari bahwa
kelancaran penyusunan skripsi ini tidak lepas dari dorongan, bantuan, dan dukungan
dari semua pihak. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1.

Drs. Tulus Winarsunu, M. Si selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas
Muhammadiyah Malang.

2.

Dra. Djudiyah, M. Si, selaku pembimbing I yang telah membimbing,
mengarahkan, dan member masukkan dari awal sampai akhir sehingga penulis
dapat menyelesaikan karya ini.

3.

Diana Savitri Hidayati M. Psi selaku pembimbing II yang juga dengan sabar
memberikan bimbingan, dukungan, arahan, masukan yang membangun, dan
bantuan yang diberikan sejak awal penulis.

4.

M. Salis Yuniardi, S. Psi. M. Si yang juga telah membantu kelancaran,

dukungan dan motivasi dalam penyelesaian karya ini.

5.

Yudi Suharsono, S.Psi.M.Si sebagai dosen wali kelas A yang telah membantu
kelancaran proses perkuliahan yang selama ini saya jalani, terimakasih atas
petunjuk-petunjuk dan motivasi yang bapak berikan selama ini.

6.

Bapak Supriyadi dan Mama Sri Wati, terimakasih atas kasih sayang yang selama
ini engkau limpahkan kepada anakmu ini, termikasih telah memberiku
dukungan, motivasi dan do’a yang tiada hentinya. Terimakasih atas manjaan
yang selama ini di berikan untuku, aku sayang mama dan bapak.

7.

Bu Ririn dan Bu fifty terimakasih atas segala dukungan dan nasehat, sehingga
penelitian ini dapat berjalan dengan baik.


8.

Siswa-siswi SMA 1 Batu yang telah menjadi subyek penelitian ini, terimakasih
atas segalanya, bagiku kalian merupakan keluarga baru.

9.

Mbak Nurma dan Mas Ferdiyan, Terimakasih juga atas semangat yang kalian
berikan, dukungan yang tiada hentinya serta ketulusan hati kalian sehingga aku
bisa menjadi seperti kalian, cepet kasih ponakan yaa…

10. Buat seseorang yang telah memberiku semangat, perhatian dan kasih sayang.
Setiap hari yang tiada hentinya mengingatkan dan mengajarkanku arti kesabaran
dalam menjalani hidup.
11. Nopha dan Kicki Parlente, kebersamaan di setiap langkah kita untuk
menyelesaiakan penelitian ini tidak akan pernah terlupakan...Las Vegas mizz
you..
12. Lebbay (Riris, Shinta, Pipit, Tyas, Ciqi) aku sangat..sangat merindukan
kebersamaan kita yang dahulu, jangan pernah melupakan perjuangan yang
pernah kita lalui bersama…susah senang kita lalui bersama, tangis tawa juga kita
lewati bersama.
13. Edlewise Kemayu (Lia, Riya, Iren, Ntil) Terimakasih telah menemani
kesendirianku di kota Malang ini. Kalian memang soulmate yang lucu….mulai
dari kekompakan samapai pertengkaran pernah kita lalui, tapi itu semua yang
membuat aku bisa lebih berfikiran dewasa.
14. Teman – teman KKN 09 2010 Sumawe…bersama songoku aku bisa lebih
mengerti arti hidup dan kekompakan dalam satu tim. Aku merindukan alunan
lagu yang setiap pagi aku dengar.
Akhir kata tiada satupun karya manusia yang sempurna, saran dan kritik
sangat penulis harapkan untuk kebaikan bersama. Semoga karya ilmiah ini
bermanfaat bagi kita semua.
Malang, 5 Februari 2011

Penulis

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN ........................................................................

i

LEMBAR PENGESAHAN .........................................................................

ii

SURAT PERNYATAAN .............................................................................

iii

KATA PENGANTAR .................................................................................

iv

INTISARI ....................................................................................................

vi

ABSTRACT .................................................................................................

vii

DAFTAR ISI................................................................................................

viii

DAFTAR TABEL ........................................................................................

x

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................

xi

BAB I.

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..........................................................................

1

B. Rumusan Masalah .....................................................................

6

C. Tujuan Penelitian ......................................................................

6

D. Manfaat Penelitian ....................................................................

7

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Resiliensi
1. Pengertian Resiliensi ............................................................

8

2. Jenis – jenis Resiliensi ..........................................................

9

3. Faktor – faktor Mempengaruhi Individu dalam
Mengembangkan Resiliensi ..................................................

10

B. Remaja
1. Pengertian Remaja................................................................

15

2. Ciri –ciri Masa Remaja .........................................................

16

3. Tugas – tugas Perkembangan Masa Remaja .........................

20

4. Permasalahan Pada Remaja…………………………………

22

C. Orang Tua Tunggal / Single parent
1. Pengertian ............................................................................

23

2. Faktor – faktor Penyebab Single parent ................................

23

3. Efek Orang Tua Tunggal Terhadap Keluarga........................

26

4. Keluarga yang Berstatus Orang Tua Tunggal Ayah ..............

27

5. Keluarga yang Berstatus Orang Tua Tunggal Ibu .................

28

D. Gambaran Daya Resiliensi Remaja dari Keluarga Single Parent

29

BAB III. METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Desain Penelitian .......................................................

31

B. Batasan Masalah .......................................................................

31

C. Subjek Penelitian ......................................................................

32

D. Prosedur Penelitian ...................................................................

32

E. Metode Pengumpulan Data .......................................................

33

F. Analisa Data .............................................................................

34

G. Keabsahan Data ........................................................................

35

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data ..........................................................................

37

1. Identitas Subyek Penelitian ...................................................

37

2. Deskripsi Hasil Penelitian.....................................................

37

B. Analisa Data .............................................................................

45

C. Pembahasan ..............................................................................

53

BAB V. PENUTUP
A. Kesimpulan ...............................................................................

58

B. Saran ........................................................................................

59

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................

60

LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Pelaksanaan Penelitian .....................................................................

33

Tabel 2 Nama subjek penelitian ....................................................................

37

DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Diagram Resiliensi Subyek IM ....................................................... 45
Gambar 2 Diagram Resiliensi Subyek FK....................................................... 47
Gambar 3 Diagram Resiliensi Subyek AN ...................................................... 49
Gambar 4 Dinamika Resiliensi Subjek NR ..................................................... 51

DAFTAR PUSTAKA

Ali, M. & Asrori,M. 2004. Psikologi remaja. Jakarta: Bumi Aksara.
Balson, M. 1993. Bagaimana menjadi orang tua yang baik. Jakarta : Bumi Aksara.
Capai 6.716 kasus Perceraian di Malang Tertinggi.(2010, 21 Juni). Malang Post
Dampak Psikologis anak yang dibesarkan tanpa Figur Ayah.(2006,5 Oktober).
Kompas
Desmita. 2008. Psikologi perkembangan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Goode. W.J. Sosiologi keluarga. Jakarta : Bumi Aksara.
Grotberg. 1991. Origins of Resilience. Clinic@4. Washington.edu; diakses pada
tanggal 30 Mei 2010
Handerson, N, & Milstein,M.M, 2003. Resilience in School. California : Corwin
Press.
Hurlock, E.B.1980. Psikologi perkembangan. Jakarta: Erlangga.
Lemay, R dan Ghazal,H, 2001.Resilience And Positive Psychology : Finding Hope.
The Journal of Child and Family. 5, 10-21.
Mappiare, A, 1982. Psikologi remaja. Surabaya: Usaha Nasional.
Moleong. L. J. 2009. Metodelogi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Rest & Garmezy. 1990. Toward An Operational Definition Of Resilience. www.
Society. Medicine.html. diakses tanggal 25 Mei 2010.
Santrock, J.W. 2002. Life Span Development. Jakarta: Erlangga.
Schoon, I, 2006. Risk and Resilience Adaptations in changing Timer. New York:
Cambridge University.

Siahaan, H. N, 1986. Peranan ibu bapak mendidik anak. Bandung: Angkasa.
Spock, B, 1981. Masalah orang tua menghadapi remaja. Jakarta: Bharatara K arya
Aksara
Su’adah. 2005. Sosiologi keluarga. Malang:UMM Press.
Sugiyono.2009. Memahami penelitian kualitatif. Bandung: Alfabeta.
Yusuf, Syamsu L.N. 2009. Psikologi perkembangan anak dan remaja. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keluarga merupakan sekelompok manusia yang disatukan oleh jalinan
perkawinan, darah atau adopsi yang membentuk sebuah rumah tangga
berinteraksi dan berkomunikasi dalam aturan sosial mereka suami dan istri, ayah
dan ibu, anak laki-laki dan anak perempuan, kakak dan adik . (Su’adah, 2005 ).
Pada umumnya, keluarga terdiri dari ayah, ibu, dan anak. Tentunya, keluarga
memiliki fungsi yang penting bagi anak maupun bagi pasangan suami istri atau
orang tua.
Keluarga merupakan lingkungan sosial pertama bagi anak dan tempat anak
mendapatkan perlindungan, kasih sayang serta rasa aman. Orang tua mempunyai
peran yang penting dalam pertumbuhan dan perkembangan mental dan spiritual
anaknya seperti, memberikan pengawasan dan pengendalian yang wajar agar
anak tidak tertekan, mengajarkan kepada anak tentang dasar-dasar pola hidup
pergaulan yang benar, memberikan contoh perilaku yang baik dan pantas bagi
anak-anaknya. Hal ini disebabkan orang tua khususnya, dalam ruang lingkup
keluarga merupakan media awal dari satu proses sosialisasi, sehingga dalam
proses sosialisasi tersebut orang tua mencurahkan perhatiannya untuk mendidik
anak–anaknya menjadi pribadi yang baik. Dalam hal ini, orang tua yang
dimaksud tentunya adalah ayah dan ibu.
Seorang anak seyogyanya dibesarkan dalam sebuah keluarga utuh. Namun
untuk keadaan tertentu terkadang anak terpaksa tumbuh dan besar tanpa figur
dari ayah atau ibu. Ada banyak alasan yang menjadi penyebab sebuah keluarga
tidak lagi utuh. Perpisahan perkawinan terjadi dalam berbagai macam bentuk
yaitu perceraian, kematian, ditinggalkan, serta banyak hal lain yang
menyebabkan tidak lagi bisa hidup bersama. Perceraian adalah penyebab
perpisahan tertinggi. Angka perceraian di Indonesia mungkin tidak setinggi di
Amerika Serikat 66,6% perkawinan berakhir dengan perceraian. Namun kita
tahu bahwa di Indonesiapun banyak perkawinan yang berakhir dengan

1

2

perceraian.
Berikut adalah data berdasarkan pengadilan agama kota Malang selama
tahun 2009. Telah terjadi perceraian sebanyak 6.716 kasus. Jumlah ini sedikit
lebih kecil dibanding Banyuwangi yang mencapai 6.784 kasus. Kemudian
disusul kota Jember 6.054 kasus dan Surabaya sebagai kota ke dua terbesar di
Indonesia berada diurutan keempat dengan 5.253 kasus. Secara akumulasi
selama tahun 2009 telah terjadi 92.729 kasus perceraian naik sekitar 15 persen
dibanding tahun 2008 yang hanya 80.121 kasus. Malang Post ( 2010, 21 Juni).
Apapun

bentuk

perpisahan

yang

terjadi

dalam

suatu

keluarga

mengakibatkan terjadi single parent atau menjadi orang tua tunggal. Salah satu
fenomena yang banyak dijumpai dalam masyarakat kita saat ini adalah
keberadaan orang tua tunggal atau lazim dengan istilah single parent. Single
parent adalah orang yang melakukan tugas sebagai orang tua ayah dan ibu
seorang diri karena kehilangan atau terpisah dengan pasangannya

(Balson,

1993).
Besarnya angka keluarga single parent yang diprediksi menjadi penyebab
terjadinya penyimpangan perilaku remaja. Seperti perceraian orang tua juga
memberi dampak yang kurang baik terhadap perkembangan kepribadian anak.
Dari hasil penelitian beberapa ahli (dalam Yusuf, 2001) remaja yang orang
tuanya bercerai cenderung menunjukan ciri-ciri: berperilaku nakal, mengalami
depresi, melakukan hubungan seksual secara aktif, dan memakai narkoba. Selain
itu, kehilangan figur ayah atau ibu menjadi awal dari permasalahan dimana
sebuah kebutuhan kasih sayang yang diharapkan datang dari kedua orang tua
tidak terpenuhi. Kondisi ini diperparah dengan perilaku orang tua yang kurang
kondusif dalam pola pengasuhan remaja karena memiliki peran ganda sebagai
ayah sekaligus ibu atau sebaliknya yang keduanya sulit untuk dicapai.
Sebuah studi mengenai hubungan antara keluarga dengan kenakalan yang
dilakukan oleh Michael Rutern dan Norman Garmezy (dalam Santrock, 2003)
menyimpulkan

bahwa

keluarga

memang

memiliki

pengaruh

terhadap

terbentuknya kenakalan pada remaja. Tak dapat dipungkiri bahwa single parent
memaksa orang tua menjalankan peran ganda, yaitu mengasuh anak dan bekerja
untuk mencari penghasilan. Oleh karenanya, orang tua seringkali kurang dalam

3

mengawasi keberadaan anak di luar rumah dan kerap kali orang tua juga kurang
meluangkan waktu dengan anak. Dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh
Gerald Patterson dan rekannya (dalam Santrock, 2003) menyatakan bahwa
faktor keluarga utama dalam menentukan munculnya kenakalan adalah
pengawasan orang tua yang tidak memadai, meliputi rendahnya pengawasan
terhadap remaja, dan penerapan disiplin yang tidak efektif.
Sejalan dengan hal tersebut, penelitian menunjukkan bahwa banyak
kesulitan yang dialami single parent yang hidup dengan anaknya dimana salah
satunya adalah kesulitan dalam mendidik anak secara memuaskan. Oleh karena
itu, jelas bahwa menjadi single parent, baik ayah maupun ibu bukanlah sebuah
hal yang mudah karena seorang ibu belum tentu mampu menggantikan figur
ayah sepenuhnya begitupun sebaliknya.
Siahaan (1991) menyatakan bahwa anak yang orang tuanya bercerai atau
meninggal dunia seringkali mengalami problem perilaku diri dan perilaku sosial.
Misalnya, mudah tersinggung dan marah-marah, murung ataupun lebih memilih
bermain sendiri.
Remaja sendiri termasuk fase dalam kehidupan yang mana pada fase ini
mereka ingin untuk dimengerti dan dipahami. Satu diantara usaha yang
dilakukan adalah dengan mengetahui dan mengerti tentang pertumbuhan dan
perkembangan remaja khususnya dalam mengantar remaja menuju kematangan
psikis dan kematangan sosialnya (Mappiare, 1982).
Berbeda dengan kondisi remaja yang memiliki keluarga ayah dan ibu,
dalam keluarga utuh anak tentunya akan merasa mudah untuk berkomunikasi
dengan orang tua. Mayoritas remaja dari keluarga single parent mempunyai
problem tambahan dibandingkan dengan remaja dari keluarga dengan ayah dan
ibu, mereka merasa ditinggalkan, kecewa dan kesedihan yang dalam (Balson,
1993). Hal ini diakibatkan selain menghadapi beban psikologis yang cukup
berat, mereka juga harus menanggung perlakuan dari masyarakat yang kurang
mendukung eksistensi single parent di masyarakat.
Disisi lain remaja dari keluarga single parent merupakan bagian generasi
muda yang mempunyai fungsi, peran dan tanggung jawab dalam pembangunan
yang sama dengan remaja dari keluarga yang utuh, mereka juga memiliki tugas

4

– tugas perkembangan yang harus dilewati. Hurlock (1980) mengatakan remaja
yang tidak dapat melewati tugas perkembangannya akan bermasalah pada tahap
perkembangan selanjutnya. Pada akhirnya mereka terperangkap pada trauma
yang mereka alami dengan segala dampaknya, mulai dari perasaan ketidak
yakinan akan kemampuan diri, keterasingan, kemarahan, dendam, hingga segala
bentuk pelariannya yang seringkali negatif dalam mengahadapi masalah dari
pada menyelesaikannya.
Dewi (2006) seorang psikolog dari Universitas Indonesia, menyatakan
bahwa

dampak psikologis yang dihadapi anak dari keluarga single parent

dipengaruhi oleh beberapa hal, antara lain kepribadian dan gender si anak, serta
bagaimana penghayatan si ibu terhadap peran yang dijalaninya."Pada anak-anak
yang memiliki sifat tegar atau cuek mungkin dampaknya tidak terlalu terlihat,
tapi untuk anak yang sensitif pasti akan terjadi perubahan perilaku, misalnya jadi
pemurung atau suka menangis diam-diam, hal ini biasanya terjadi pada anak
yang orang tuanya bercerai," ujarnya. Seorang anak laki-laki membutuhkan figur
ayah untuk mempelajari hal-hal yang tidak dia dapatkan dari ibunya, begitu pun
dengan anak perempuan, ada sesuatu yang dia butuhkan dari kehadiran figur
ayah, misalnya bagaimana relasi interpersonal pria dan wanita."Setelah remaja
atau dewasa, anak-anak ini mungkin saja tumbuh menjadi anak yang permisif,
tertutup, pemalu atau justru agresif sekali pada lawan jenis. Kompas (2006,5
Oktober).
Ada individu yang mampu bertahan dan pulih dari situasi negatif secara
efektif sedangkan individu lain gagal karena mereka tidak berhasil keluar dari
situasi yang tidak menguntungkan. Di dalam kehidupan setiap orang pernah
merasakan bencana, kesulitan, kemalangan, dan permasalahan lainnya yang
membuat kita merasakan kesedihan, dan putus asa. Ketika seseorang tetap
dengan keadaan sedih dan putus asa, dan dibiarkan berlarut akan mengalami
kesedihan, memicu stress, bahkan trauma. Kemampuan untuk melanjutkan hidup
setelah ditimpa kemalangan atau setelah mengalami tekanan yang berat
bukanlah sebuah keberuntungan, tetapi hal tersebut menggambarkan adanya
kemampuan tertentu pada individu yang dikenal dengan istilah resiliensi

5

(Tugade & Fredrikson, 2004). Individu yang bisa kembali seperti semula setelah
mengalami berbagai masalah disebut individu itu resilien.
Sebuah potensi, yang dapat bersumber dari internal maupun adanya
dukungan eksternal, yang akan menjadi kekuatan atau daya manakala disadari
dan kemudian dikembangkan. Resiliensi merupakan suatu proses yang alamiah
terjadi dalam diri individu. Hanya saja, seberapa waktu yang diperlukan oleh
seseorang untuk melewati proses tersebut bersifat individual dan berbeda antara
satu orang dengan yang lainnya. Ada berbagai faktor yang mempengaruhi cepat
lambatnya seseorang pulih kembali ke keadaannya yang semula, baik yang
berasal dari diri sendiri maupun dari lingkungan sekitarnya.
Adapun contoh kasus dari salah satu subyek yakni NR, yang tinggal bersama
orang tua tunggal. NR tinggal bersama seorang ibu dan Kakaknya, 1 tahun yang
lalu Ayah NR meninggal dunia karena penyakit koplikasi. Atas kepergian sang
ayah NR cukup berat untuk menerima keadaan ini. Disaat keluarganya masih
utuh NR lebih dekat dengan sang Ayah, jika pergi kemana-mana NR selalu
bersama ayahnya. Bercanda gurau itu hal biasa yang dilakukan oleh NR dengan
ayahnya. Hal yang paling membuat NR selalu mengingat ayahnya, jika NR
melihat teman-temannya di antar jemput oleh ayah pada saat bersekolah. Sampai
sekarang sepeninggalan ayah NR belum bisa menerima keadaan. NR menjadi
lebih pendiam tidak mau terbuka dengan orang lain dan selalu ingin menyendiri.
Fenomena ini menunjukan bahwa resiliensi ini sangat penting karena orang
yang resilien mengetahui bagaimana mengembalikan mental dari suatu
kemalangan atau kesengsaraan dan membaliknya menjadi sesuatu yang lebih
baik, bahkan dibandingkan keadaan sebelum kemalangan itu sendiri. Mereka
maju dengan cepat dalam perubahan yang berlangsung terus menerus karena
mereka fleksibel, cerdas, kreatif, secara cepat menyesuaikan diri, sinergik, dan
belajar dari pengalaman. Mereka dapat mengendalikan kesulitan – kesulitan
besar, dengan lebih baik meski ketika dipukul oleh kemunduran besar, mereka
tetap tidak mengeluh dengan kehidupannya yang tidak wajar (Siebert, 2000).
Seperti halnya hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Puspitasari
(2006) menyebutkan bahwa pemenuhan kasih sayang dan keharmonisan dalam
keluarga berpengaruh terhadap daya resiliensi remaja untuk menghadapi setiap

6

permasalahan dan tekanan yang ada. Ketika kebutuhan kasih sayang tidak
terpenuhi karena remaja tersebut hanya mendapatkan kasih sayang dari salah
satu dari orang tuanya, dapat mengakibatkan remaja kurang mendapat perhatian
sehingga berkecenderungan melakukan perilaku menyimpang dan negatif. Hal
ini diakibatkan karena daya resiliensi yang dimiliki belum berkembang optimal
yang menyebabkan mereka kurang mampu menyelesaikan masalah dan lebih
memilih untuk menghindar.
Resiliensi merupakan faktor penting dalam kehidupan kita sekarang ini
khususnya untuk remaja. Ketika perubahan dan tekanan hidup berlangsung
begitu intens dan cepat, maka seseorang perlu mengembangkan kemampuan
dirinya untuk mampu melewati tugas perkembangannya secara efektif seperti
menghadapi perubahan fisik dan psikologis, ujian nasional, masalah teman
sebaya dan sekolah, pengaturan sikap, perilaku, dan lain sebagainya. Dari hal
diatas, maka kebutuhan akan kemampuan untuk menjadi resilien saat ini
sungguh menjadi makin tinggi.
Berangkat dari fenomena tersebut yang telah dipaparkan diatas, maka
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang Bagaimana Gambaran Daya
Resiliensi Remaja Dari Keluaraga Single Parent.

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas dapat dirumuskan masalah yang ingin diungkap
adalah, bagaimana gambaran daya resiliensi remaja dari keluarga single parent?

C. Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana gambaran
daya resiliensi remaja dari keluarga single parent.

7

D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaaat dari penelitian ini yang dapat dipetik, yaitu:
1. Manfaat teoritis
Manfaat di bidang psikologi, hasil penelitian ini diharapkan dapat
memberikan sumbangan yang berarti bagi perkembangan ilmu psikologi,
terutama psikologi klinis, psikologi perkembangan.
2. Manfaat secara praktis
Dapat memberikan manfaat bagi para orang tua khususnya orang tua tunggal
yang mengasuh anak seorang diri dan dapat digunakan sebagai informasi
untuk mengasuh dan membimbing anak.