PEMAHAMAN NADZIR TENTANG PERWAKAFAN DAN EFEKTIFITASNYA TERHADAP PENGELOLAAN WAKAF DI YAYASAN AL-MUFLIHUN JETIS KELURAHAN SIDOREJO LOR KECAMATAN SIDOREJO KOTA SALATIGA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hu

  

PEMAHAMAN NADZIR TENTANG PERWAKAFAN DAN

EFEKTIFITASNYA TERHADAP PENGELOLAAN WAKAF

DI YAYASAN AL-MUFLIHUN JETIS KELURAHAN

SIDOREJO LOR KECAMATAN SIDOREJO

  

KOTA SALATIGA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam

  

Oleh :

N U R O H M A T

NIM. 21208006

  

JURUSAN AHWAL AL-SYAKHSIYYAH

FAKULTAS SYARI’AH

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

2015

  

MOTTO

  Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran.

  Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya (QS. Al – Maidah : 2)

  

PERSEMBAHAN

  Dengan Ketulusan Hati Dan Cinta Kasih Yang Suci Kupersembahkan Karyaku Ini Untuk Orang-Orang Yang Senantiasa Mewarnai Hari-Hariku

  Di Sepanjang Perjalanan Hidupku Ya Allah Terimakasih Engkau telah hadirkan orang-orang disekelilingku yang senantiasa memberikan cinta, kasih sayang, perhatian tulus, dukungan, nasehat yang tiada henti, kepadanyalah kupersembahkan karyaku ini. Teriring doa semoga kebaikannya Engkau balas dengan kebaikan yang berlimpah. Amiiiin. Ayahanda dan Ibunda Tercinta yang selalu memancarkan kasihnya, mendidikku, mengasihiku, membimbingku dengan setulus hati. Istriku tercinta yang selalu mendampingiku, memberi motivasi dan dorongan dalam segala hal

  Sahabat-sahabatku yang selama ini selalu mengingatkanku dan membantuku dalam segala hal. Terimakasih telah memberikan Semangat, Keceriaan, Kebahagiaan & Pengalaman kalian Kenangan Terindah dalam Hidupku

KATA PENGANTAR

  Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan semesta alam pencipta langit dan bumi beserta isinya yang telah memberikan segala rahmat, taufik dan hidayah- Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.

  Shalawat serta salam penulis sampaikan kepada pemimpin umat dan penutup para Rasul, Muhammad SAW yang telah membimbing dan mendidik manusia dari masa kegelapan menuju masa yang sangat terang benderang dengan syariatnya yang lurus.

  Skripsi yang berjudul “Pemahaman Nadzir Tentang Perwakafan Dan Efektifitasnya Terhadap Pengelolaan Wakaf di Yayasan Al-Muflihun Jetis Kelurahan Sidorejo lor Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga ini, diajukan untuk memperoleh gelar Sarjana dalam Hukum Islam pada Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.

  Dalam skripsi ini, penulis akan memaparkan bagaimana pemahaman Nadzir Yayasan Al-Muflihun Jetis Kelurahan Sidorejo lor Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga terhadap hukum perwakafan, bagaimana pengelolaan harta wakaf yang ada di Yayasan Al-Muflihun Jetis Kelurahan Sidorejo lor Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga dan apakah pemahaman Nadzir tersebut turut mempengaruhi efektifitas pengelolaan harta wakaf di Yayasan Al- Muflihun jetis Kelurahan Sidorejo lor Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga. Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

  1. Yang terhormat Rektor IAIN Salatiga Dr. Rahmat Hariyadi M.Pd.

  2. Yang terhormat Dra. Siti Zumrotun M.Ag selaku Dosen Pembimbing yang telah berkenan meluangkan waktu dan pikiran untuk membimbing penulis dalam penulisan skripsi ini.

  3. Yang terhormat Munajat Ph.D yang telah berkenan meluangkan waktu dan pikiran untuk memberi masukan dan nasehat kepada penulis.

  4. Yang terhormat HM. Indi Sugandi, Rochmad Wibowo S.Kom, Darmadi S.Pd selaku pengurus yayasan Al-Muflihun yang telah berkenan meluangkan waktu untuk memberikan informasi dalam penulisan skripsi ini.

  5. Ayah dan Ibuku tercinta yang telah mengasuh, mendidik, membimbing serta memotivasi kepada penulis, baik moral maupun spiritual.

  6. Istriku tercinta dan tersayang yang senantiasa mendampingiku, memberi motivasi dan semangat kepada penulis.

  7. Pihak-pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini dan teman-teman seperjuangan yang tidak tersebut namanya satu persatu.

  Semoga segala amal yang telah diperbuat akan menjadi amal saleh, yang akan mendaptakan pahala yang setimpal dari Allah SWT, kelak dikemudian hari.

  Akhirnya, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat. Amin, Amin, Ya Rabbal ‘Alamin.

  Salatiga, 07 September 2015 Penulis N U R O H M A T NIM : 212 08 006

  

ABSTRAK

  Nurohmat . 2015. Pemahaman Nadzir Tentang Perwakafan Dan Efektifitasnya Terhadap Pengelolaan Wakaf di Yayasan Al-Muflihun Jetis Kelurahan Sidorejo Lor Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga.

  Skripsi. Jurusan Ahwal Al-Syakhsiyyah. Fakultas Syari’ah. Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.

  Kata kunci: Pemahaman, Nadzir dan Efektifitas Pengelolaan Wakaf

  Penelitian ini membahas tentang Pemahaman Nadzir Tentang Perwakafan Dan Efektifitasnya Terhadap Pengelolaan wakaf di Yayasan Al-Muflihun Jetis Kelurahan Sidorejo lor Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga. Rumusan masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah bagaimana pemahaman Nadzir di yayasan Al-Muflihun Jetis Kelurahan Sidorejo Lor Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga terhadap hukum perwakafan, bagaimana pengelolaan harta wakaf yang ada di Yayasan Al-Muflihun Jetis Kelurahan Sidorejo lor Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga dan apakah pemahaman Nadzir tersebut turut mempengaruhi efektifitas pengelolaan harta wakaf di Yayasan Al- Muflihun Jetis Kelurahan Sidorejo lor Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga.

  Sesuai dengan pendekatan kualitatif, maka kehadiran peneliti di lapangan sangat penting sekali mengingat peneliti bertindak langsung sebagai pengumpul data dari hasil observasi dalam penelitian. Data yang berbentuk kata-kata diambil dari para informan/responden pada waktu mereka diwawancarai. Dengan kata lain data-data tersebut berupa keterangan dari para informan, sedangkan data tambahan berupa dokumen. Keseluruhan data tersebut selain wawancara diperoleh dari observasi dan dokumentasi. Analisa data dilakukan dengan cara menelaah data yang ada, lalu mengadakan reduksi data, penyajian data, dan tahap akhir menganalisa data sehingga dapat ditarik kesimpulan.

  Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemahaman para Nadzir di Yayasan Al-Muflihun paham tentang hukum perwakafan dan jika dilihat dari segi produktifitas dalam hal pengelolaan harta wakaf yang berada di Yayasan Al- Muflihun maka penulis mendapatkan kesimpulan bahwa pemahaman nadzir tentang hukum wakaf mempengaruhi tingkat produktifitas pada Yayasan Al- Muflihun sehingga dapat dikatakan sudah efektif dalam mengelola harta wakaf tersebut.

  

DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i HALAMAN NOTA PEMBIMBING................................................................. ii HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... iii HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN..................................................... iv HALAMAN MOTTO ........................................................................................ v HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................ vi KATA PENGANTAR ....................................................................................... vii ABSTRAK ......................................................................................................... ix DAFTAR ISI ..................................................................................................... x

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ....................................................................

  1 B. Rumusan Masalah .............................................................................

  6 C. Tujuan Penelitian ..............................................................................

  6 D. Manfaat Penelitian ............................................................................

  6 E. Penegasan Istilah ..............................................................................

  7 F. Telaah Pustaka ..................................................................................

  8 G. Metode Penelitian .............................................................................

  11 1. Jenis Penelitian .............................................................................

  11 2. Kehadiran Peneliti ........................................................................

  13 3. Tempat dan Waktu Penelitian ......................................................

  13 4. Sumber Penelitian.........................................................................

  13 5. Teknik Pengumpulan Data ...........................................................

  14 6. Teknik Analisis Data ....................................................................

  16 7. Sistematika Penulisan ...................................................................

  18

  BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Nadzir ..............................................................................

  20 B. Pengertian Wakaf ………………………...…...................................

  24 1. Pengertian Wakaf menurut Fiqih………………………………...

  24

  2. Pengertian Wakaf menurut Undang-undang ……………………

  27 3. Pengertian Wakaf menurut Kompilasi Hukum Islam …………..

  29 4. Dasar Hukum Wakaf ………………….………………………..

  30 5. Macam-macam Wakaf ……………………………………….….

  34 6. Rukun dan Syarat Wakaf ………………………………………..

  36

  7. Tujuan dan Fungsi Wakaf ………………………………………

  46 C. Pengelolaan Wakaf …………………………………………...........

  47 BAB III GAMBARAN UMUM YAYASAN Al-MUFLIHUN A. Lokasi Penelitian ……………………..………………….………....

  49 1. Profil Yayasan Al-Muflihun...…………………….…...………...

  49

  a. Sejarah Berdirinya Yayasan Al-Muflihun...…….……………

  49

  b. Letak Geografis ……………….…………………………...…

  50 2. Visi dan Misi Yayasan Al-Muflihun.……………………............

  51 3. Tujuan Yayasan Al-Muflihun………….………….…….……….

  52 4. Struktur Organisasi …………………………………………..….

  52 5. Tugas dan Wewenang Pengurus Yayasan ....................................

  53 6. Ruang Lingkup dan Program Kerja……..………….…………....

  56

  7. Faktor Penghambat dalam pengelolaan dan Pengembangan Wakaf di Yayasan Al-Muflihun..……………...…………….…..

  57 B. Hasil Penelitian …………………………...……………………......

  58

  1. Identifikasi Nadzir dan Pemahaman Nadzir di Yayasan Al- Muflihun……………………………............................................

  58 2. Pengelolaan Harta Wakaf di Yayasan Al-Muflihun......................

  62 3. Efektifitas Pengelolaan Harta Wakaf di Yayasan Al-Muflihun....

  65 a. Masjid Al-Muflihun…………………………………………..

  65 b. TPA dan PAUD Al-Muflihun………………………………...

  68

  BAB IV ANALISIS DATA A. Analisis Penelitian...........................................................................

  1. Pemahaman Nadzir di Yayasan Al-Muflihun terhadap Hukum Perwakafan.................................................................................

  2. Pengelolaan Harta Wakaf di Yayasan Al-Muflihun Salatiga.......................................................................................

  BAB V PENUTUP A. Kesimpulan............................................................................................. B. Saran....................................................................................................... DAFTAR PUSTAKA DAFTAR RIWAYAT HIDUP LAMPIRAN-LAMPIRAN

  70

  71

  72

  78

  80

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki jumlah penduduk

  yang mayoritas agamanya muslim, ini memiliki potensi besar dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat dan pengembangan perekonomian nasional. Salah satu contoh instrumen yang dapat dimanfaatkan adalah wakaf. Berwakaf bagi masyarakat Muslim merupakan salah satu tuntunan ajaran Islam yang menyangkut kehidupan bermasyarakat dalam rangka ibadah ijtima’iyah (ibadah sosial) melalui harta benda yang dimilikinya, yaitu dengan melepas harta benda yang dimilikinya untuk kepentingan umum.

  Sejak terjadinya krisis multi dimensi dalam kehidupan masyarakat Indonesia, peranan wakaf menjadi semakin penting sebagai salah satu instrument untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Kesadaran berwakaf menjadi perekat sosial bangsa Indonesia (Harahap, 2006:1). Karena itu institusi wakaf dapat dikategorikan sebagai amal jariyah yang pahalanya tidak pernah putus, wakaf sangat berperan penting dalam pengembangan kegiatan-kegiatan sosial, ekonomi dan kebudayaan masyarakat seperti telah banyak memfasilitasi para sarjana dan mahasiswa dengan berbagai sarana dan prasarana yang memadai untuk melakukan riset dan pendidikan, sehingga dapat mengurangi ketergantungan dana pada pemerintah.

  Wakaf merupakan amalan yang terkandung dalam Islam yang menghendaki agar harta wakaf itu tidak boleh hanya dipendam tanpa hasil yang akan dinikmati oleh mauquf ‘alaih. Semakin banyak hasil harta wakaf yang dapat dinikmati orang, akan semakin besar pula pahala yang akan mengalir kepada pihak waqif. Berdasarkan hal tersebut, dari sisi hukum fiqih, pengembangan harta wakaf secara produktif merupakan kewajiban yang harus dilakukan oleh pengelola (nadzir)( Nasution, 2004:95).

  Selain itu wakaf juga merupakan salah satu bentuk kegiatan ibadah yang sangat dianjurkan untuk dilakukan oleh kaum muslimin, karena wakaf akan selalu mengalirkan pahala bagi wakif (orang yang mewakafkan) walaupun orang yang bersangkutan sudah meninggal dunia. Dengan dianjurkannya wakaf, maka tidak sedikit orang yang mempunyai kelebihan harta bendanya kemudian menginfestasikan sebagian hartanya tersebut di jalan Allah melalui wakaf dengan berbagai macam bentuk.

  Secara administratif wakaf dikelola oleh nadzir orang atau badan yang memegang amanat untuk memelihara dan mengurus harta wakaf sebaik- baiknya sesuai dengan wujud dan tujuannya. Contoh yang paling klasik dari wakaf adalah tanah yang mana tanah itu atau benda itu tidak boleh dijual atau dialih tangankan selain untuk kepentingan umat, yang diamanahkan oleh waqif kepada nadzir waqaf (Ali, 1988:91).

  Dengan demikian perwakafan dapat memberikan konstribusi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan membantu pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan dan taraf hidup masyarakat. Namun kenyataannya institusi wakaf belum maksimal dalam memberikan konstribusi terhadap pemberdayaan ekonomi masyarakat. Hal ini disebabkan dari tradisi masyarakat muslim dalam pengelolaan harta wakaf yang masih bersifat konsumtif, karena belum optimalnya fungsi harta wakaf dan dalam pengelolaannya juga belum mengarah kepada pengelolaan yang bersifat produktif, persepsi dalam memahami dan menafsiri wakaf sebagaimana yang diharapkan, wakaf masih terikat dan tersekat dengan paham lama yang hampir mendominasi pemikiran masyarakat muslim di Indonesia. Salah satu faktor yang menyebabkan pemahaman tersebut adalah adanya hadits yang menjadi rujukan dalam kegiatan wakaf yang diriwayatkan oleh Tarmizi dan Muslim. Dalam hadits tersebut, Nabi SAW bersabda:

  “Apabila manusia meninggal dunia, maka terhentilah kesempatannya

untuk mendapatkan nilai pahala dari amalannya, kecuali tiga hal, yaitu;

sedekah yang mengalirkan pahala terus menerus (wakaf), ilmu yang

diajarkan dan bermanfaat bagi orang lain dan anak yang shaleh yang

mendoakan kedua orang tuanya”. (H. R Muslim)( Muslim bin al Hujjaj bin

Muslim, Juz 3 halaman 73).

  Dari rujukan hadits tersebut bahwa wakaf merupakan sedekah yang pahalanya terus menerus mengalir kepada orang yang berwakaf. Hal ini berarti benda yang diwakafkan haruslah tahan lama agar pahalanya terus mengalir. Harta wakaf sebenarnya memiliki kemanfaatan yang banyak dan lebih dari sekedar sedekah biasa. Namun, kemanfaatan ini belum didapatkan karena wakaf selama ini masih berada seputar di rumah ibadah, kuburan dan madrasah. Jika dilihat dari segi keagamaan, semangat ini tentunya baik, karena wakaf yang ada dimanfaatkan sebagai rumah ibadah dan dapat meningkatkan keimanan dari masyarakat. Namun, jika dilihat dari sisi ekonomis, potensi itu masih jauh dari yang diharapkan.

  Pengelolaan wakaf secara produktif tidak terlepas dari media yang digunakan dalam menunaikan wakaf. Demikian juga dengan Undang-undang No. 41 Tahun 2004 tentang wakaf, yang mengatur perwakafan baik dari aspek materi wakaf maupun pengelolaannya, dimana benda wakaf mencakup benda bergerak dan tidak bergerak, sementara pengelolaannya harus dilakukan sesuai dengan prinsip syariah secara produktif sesuai dengan tujuan, fungsi dan peruntukannya. Wakaf benda tidak bergerak seperti bangunan, tanah dan perkebunan. Sedangkan wakaf benda bergerak antara lain, buku/kitab, sajadah, kendaraan, dan sebagainya. Salah satu bentuk wakaf benda bergerak adalah wakaf uang.

  Dengan demikian, peluang dikelolanya wakaf secara produktif baik dari aspek perundang-undangan maupun pemikiran mutakhir sangat memungkinkan, hal ini mengandung pengertian bahwa wakaf tidak mutlak harus selama-lamanya artinya wakaf bisa bersifat sementara, wakif dimungkinkan memiliki hak atas harta wakafnya apabila tenggang waktu wakaf telah berakhir, harta yang tidak berfungsi lagi ada kemungkinan ditukar atau dijual untuk dibelikan harta yang lain sebagai penggantinya dan pengelolaannya harus dilakukan secara produktif yang berarti Nadzir harus memiliki kemampuan manajerial dan profesionalitas dalam mengelola wakaf. Jelas bahwa fungsi dan tidak berfungsinya suatu wakaf tergantung dari peran Nadzir, dimana dia berkewajiban untuk menjaga, mengembangkan dan melestarikan manfaat dari harta yang diwakafkan bagi orang-orang yang berhak menerimanya(Depag RI, 1998: 42-43).

  Kota Salatiga adalah salah satu kota di wilayah Jawa Tengah yang terdapat ratusan harta wakaf dan umumnya harta wakaf tersebut berupa tanah.

  Sebagian besar tanah tersebut hanya diperuntukkan bagi tempat ibadah, sekolah serta sarana sosial masyarakat lainnya. Ikrar wakaf umumnya hanya bersifat lisan tanpa ada bukti tertulis sama sekali. Pelaksanaannyapun hanya berdasarkan saling percaya dan tahu sama tahu. Artinya pemberi wakaf mempercayakan sepenuhnya kepada Nadzir mengenai pengelolaannya, begitu juga pemberitahuan kepada keluarganya hanya secara lisan saja (http://depagkotasalatiga.wordpress.com, 23 Juni 2009, 7:13 am di akses pada hari Rabu 15 Agustus 2013 Jam 20:30 WIB).

  Hal itu menunjukkan bahwa pengelolaan wakaf produktif belum begitu memasyarakat di Kota Salatiga. Persoalan yang menarik untuk diteliti adalah pemahaman Nadzir di kota Salatiga terhadap wakaf masih terikat dan terpengaruh dengan pemikiran dan pemahaman klasik, disamping terikat dengan tradisi yang hidup dalam masyarakat. Sementara Undang-undang No.

  41 Tahun 2004 tentang wakaf telah mengatur bahwa wakaf tidak hanya dapat digunakan untuk pembangunan fisik saja. Harta wakaf dapat dikembangkan sehingga kemanfaatannya justru akan lebih besar untuk kemaslahatan umat.

  Atas dasar uraian diatas penulis bermaksud mengadakan penelitian

  “Pemahaman Nadzir Tentang Perwakafan dan

  dengan judul

  Efektifitasnya Terhadap Pengelolaan Wakaf di Yayasan Al-Muflihun Jetis Kelurahan Sidorejo lor Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga.

  B. Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang masalah dan permasalahan yang telah dikemukakan di atas, maka yang menjadi pokok kajian dalam penelitian ini adalah:

  1. Bagaimana pemahaman Nadzir di Yayasan Al-Muflihun Jetis Kelurahan Sidorejo lor Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga terhadap hukum perwakafan?

  2. Bagaimana Pengelolaan harta wakaf yang ada di Yayasan Al-Muflihun Jetis Kelurahan Sidorejo lor Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga?

  3. Apakah pemahaman Nadzir tersebut turut mempengaruhi efektifitas pengelolaan harta wakaf di Yayasan Al-Muflihun Jetis Kelurahan Sidorejo lor Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga?

  C. Tujuan Penelitian

  1. Untuk Mengetahui pemahaman Nadzir di Yayasan Al-Muflihun Jetis Kelurahan Sidorejo lor Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga terhadap hukum perwakafan.

  2. Untuk mengetahui Pengelolaan harta wakaf yang ada di Yayasan Al- Muflihun Jetis Kelurahan Sidorejo lor Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga.

  3. Untuk mengetahui pemahaman Nadzir tersebut pengaruhnya terhadap efektifitas pengelolaan harta wakaf di Yayasan Al-Muflihun Jetis Kelurahan Sidorejo lor Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga.

D. Manfaat Penelitian

  1. Akademis

  a. Bisa memberikan sumbangan tentang perwakafan untuk bahan studi lanjutan dan bahan kajian kearah pengembangan berikutnya b. Bisa memberikan informasi tentang pengelolaan wakaf

  2. Praktis

  a. Bisa memberikan pengetahuan bagi nadzir dalam mengelola wakaf kemudian dapat dikembangankan dengan pengelolaan yang lebih baik.

  Sehingga dapat menanggulangi permasalahan-permasalahan.

  b. Bisa menambah wawasan bagi masyarakat luas tentang perwakafan.

E. Penegasan Istilah

  Sebelum memulai dalam penyusunan skripsi ini, perlu penulis kemukakan bahwa judul skripsi ini adalah: Pemahaman Nadzir Tentang Perwakafan dan Efektifitasnya Terhadap Pengelolaan Wakaf di Yayasan Al- Muflihun Jetis Kelurahan Sidorejo Lor Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga.

  Untuk menghindari kekeliruan penafsiran dan kesalahpahaman serta pengertian yang simpang siur, maka penulis kemukakan pengertian dan penegasan judul skripsi ini sebagai berikut:

  1. Pemahaman adalah kemampuan seseorang dalam mengartikan, menafsirkan, menerjemahkan atau menyatakan sesuatu dengan caranya sendiri tentang pengetahuan yang pernah diterimanya (Sadiman, 1999:206).

  2. Nadzir adalah orang yang diserahi kekuasaan dan kewajiban untuk mengurus dan memelihara harta wakaf (Al-Ramli, 1996:610).

  3. Wakaf adalah menahan suatu benda yang menurut hukum tetap milik si wakif dalam rangka mempergunakan manfaatnya untuk kebaikan.

  Berdasarkan definisi itu maka pemilikan harta wakaf tidak lepas dari si wakif bahkan ia dibenarkan menariknya kembali dan ia boleh menjualnya, karena yang lebih kuat menurut pendapat abu hanifah adalah bahwa wakaf hukumnya jaiz (boleh), tidak wajib sama halnya dengan pinjaman (Wahbah Al-Zuhaili ,1989: 153).

  4. Efektifitas adalah suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh target (kuantitas, kualitas dan waktu) telah tercapai. Dimana makin besar presentase target yang dicapai, makin tinggi efektifitasnya. (Hidayat, 1986:35). http://dansite.wordpress.com, 28 Maret 2009 di akses pada hari Rabu 15 Agustus 2013 jam 21:00 WIB.

  5. Pengelolaan adalah suatu proses memberikan pengawasan pada semua hal

  yang terlibat dalam pelaksanaan kebijaksanaan dan pencapaian tujuan tertentu. (Em Zul Fajr & Ratu Aprilia Senja, 2005:444)

F. Telaah Pustaka Penelitian-penelitian yang berkenaan dengan wakaf cukup banyak.

  Penelitian Muhyar Fanani dengan judul Kelanggengan Wujud Fisik Versus

  Kelangganan Manfaat:Kunci sukses Manajemen Wakaf Produktif Pondok

  

Modern Darussalam Gontor , penelitian ini menjelaskan bahwa Gontor telah

  membuktikan dirinya sebagai lembaga pendidikan yang menggantungkan hidupnya pada pengelolaan aset-aset wakaf secara produktif. Kunci sukses dari perwakafan di Gontor adalah manajemen. Manajemen Wakaf di Gontor berpegang pada tiga hal, yaitu pembiayaan dalam bingkai proyek, kesejahteraan nadzir, dan transparansi serta akuntabilitas publik. Dengan tiga hal ini dalam jangka waktu 82 tahun aset wakaf Gontor tumbuh berlipat-lipat.

  (Fanani, 2010:1 -23).

  Peneliti yang lain yaitu Lukman Fauroni meneliti tentang Wakaf Untuk

  

Produktivitas Ekonomi Umat. penelitian ini menitikberatkan pada model-

  model pengembangan wakaf. Peneliti berusaha memberikan pemahaman baru berkaitan dengan kekhawatiran hilangnya harta wakaf jika diinvestasikan sebagai wakaf produktif. Ada tiga alternatif untuk menginvestasikan harta wakaf agar dapat dikembangkan bagi kesejahteraan umat menurut peneliti yaitu melalui investasi bisnis yang minim resiko, melalui kerjasama kemitraan dengan lembaga yang berpengalaman, dan lembaga-lemba keuangan syariah.(Fauroni, 2010:25-38).

  Dalam penelitian Khusnur Rofiq yang meneliti Wakaf Kolektif di PPTI

  

Al-falah Sidomukti Salatiga. Penelitian ini memfokuskan pada pengelolaan

  wakaf kolektif dalam hal benda bergerak berupa uang di PPTI Al-Falah Sidomukti Salatiga. Wakaf benda bergerak tersebut diwakafkan melalui lembaga keuangan syariah. Di PPTI Al-Falah Sidomukti Salatiga termasuk dalam wakaf bersyarat karena penggunaannya hanya dibolehkan untuk membeli tanah. Dalam pengelolaan wakaf ini terjadi penyimpangan, seharusnya yang mengelola harta wakaf adalah yayasan, tapi pada prakteknya pengelolaan dilakukan oleh pengasuh yang sebenarnya tidak ada pelimpahan wewenang dari yayasan kepada pengasuh.

  Skripsi Siti Hanifah dengan judul Pelaksanaan Perwakafan Tanah

  

Milik di Desa Sruwen Kec. Tengaran. Penelitian ini menjelaskan tentang

  banyaknya tanah wakaf yang belum bersertifikat di daerah tersebut, sejumlah 17 lokasi. Belum bersertifikat dikarenakan sikap ikhlas dalam pelaksanaan wakaf yang tidak diimbangi dengan pentingnya administrasi. Kelalaian nadzir belum memenuhi kewajiban tertib administrasi yang berkaitan dengan pengelolaan tanah wakaf untuk dilaporkan kepada kepala KUA Kec. Tengaran.

  Skripsi Misranto berjudul Strategi Pengelolaan Tanah Wakaf di

  

Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Salatiga Tahun 2013, Berdasarkan

  dengan adanya temuan fakta di lapangan, hasil penelitian menyimpulkan bahwa pengelolaan wakaf yang ada di Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Salatiga masih bersifat sosial tradisional yang konsumtif, sehingga harapannya untuk Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Salatiga dapat menambah bidang ekonomi agar dapat lebih berperan dalam perwakafan. Selain itu penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan pemikiran bagi pengembangan ilmu pengetahuan, meningkatkan kompetensi keilmuan khususnya dibidang perwakafan, serta dapat memberikan pengetahuan mengenai besarnya manfaat wakaf.

  Dari telaah pustaka yang di peroleh penulis, maka permasalahan mengenai Pemahaman Nadzir Tentang Perwakafan dan Efektifitasnya Terhadap Pengelolaan Wakaf di Yayasan Al-Muflihun Jetis Kelurahan Sidorejo lor Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga sangat menarik untuk dikaji, dan memang belum secara khusus dibahas dalam referensi-referensi tersebut dan dari perbedaan dalam skripsi terdahulu terletak pada eksistensi petugas pencataan wakaf tentang pengelolaan wakaf tersebut. Apakah sudah memenuhi standar yang ditetapkan oleh peraturan-peraturan pencatatan benda wakaf.

G. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

  Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif, yaitu penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi pada saat sekarang, (Nana, 1984:64) sehingga penelitian ini mempunyai ciri khas yang terletak pada tujuannya, yakni mendeskripsikan tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan seluruh kegiatan, Pemilihan pendekatan kualitatif deskriptif ini karena pada penelitian ini berusaha meneliti status kelompok manusia, suatu obyek, suatu system pemikiran, atau suatu peristiwa pada masa sekarang dengan tujuan membuat deskripsi, gambaran atau lukisan sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat, serta hubungan antar fenomena yang diselidiki.

  Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pemahaman Nadzir di kecamatan sidorejo kota salatiga terhadap hukum perwakafan serta pemahaman Nadzir tersebut turut mempengaruhi efektifitas pengelolaan harta wakaf di Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga, maka penelitian ini penulisan menggunakan jenis data kualitatif, yang datanya diperoleh dari hasil wawancara, respon yang berkaitan dengan masalah yang penulis kemukakan, yaitu pemahaman Nadzir tentang hukum Perwakafan dan peran nadzir tersebut efektifitasnya terhadap pengelolaan wakaf. Penelitian ini menggunakan metode deskriftif analisis, yakni berusaha menyajikan fakta-fakta yang objektif sesuai dengan kondisi dan situasi yang sebenarnya terjadi pada saat penelitian dilakukan. Pada penelitian ini penulisan menggunakan Pendekatan kualitatif adalah jenis penelitian yang menghasilkan penemuan-penemuan yang tidak dicapai (diperoleh) dengan menggunakan prosedur-prosedur statistik atau dengan cara-cara lain dari kualifikasi (pengukuran)”(Djuanidi Ghani,1997:11).

  Dalam pendekatan kualitatif ini semua data diperoleh dalam bentuk kata-kata lisan maupun tulisan yang bersumber dari manusia. Berkaitan dengan hal tersebut, Lexy J. Moleong (2000:4-8) menyatakan Ciri-ciri pendekatan kualitatif sebagai berikut: a. Mempunyai latar alamiah

  b. Manusia sebagai alat

  c. Memakai metode kualitatif

  d. Analisa data secara induktif

  e. Lebih mementingkan proses daripada hasil f. Penulisan bersifat deskriptif

  g. Teori dari dasar (grounded thory)

  h. Adanya khusus untuk keabsahan data i. Desain yang bersifat sementara j. Hasil penelitian dirundingkan dan disepakati bersama.

  Menurut Suryabrata (1998:19), ” Penelitian deskriptif adalah penelitian yang bermaksud untuk membuat pencandraan (uraian, paparan) mengenai situasi kejadian-kejadian”. Sedangkan tujuan penelitian deskriptif menurut Umar (1999:29), ” Tujuan penelitian deskriptif adalah untuk menggambarkan sifat sesuatu yang tengah berlangsung pada saat

  researh dilakukan dan untuk memeriksa sebab-sebab dari sesuatu gejala

  tertentu”

  2. Kehadiran Peneliti

  Penulis terjun langsung di kantor Yayasan Al-Muflihun Jetis Kelurahan Sidorejo lor Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga dan Kantor Urusan Agama yang penulis anggap dapat memberikan gambaran tentang catatan kegiatan perwakafan. Sesuai dengan pendekatan kualitatif, maka semua fakta berupa kata-kata maupun tulisan dari sumber data manusia yang telah diamati dan dokumen yang terkait disajikan dan digambarkan apa adanya untuk selanjutnya ditelaah guna menemukan makna.

  3. Tempat dan Waktu Penelitian

  Penelitian dimulai hari senin, 23 Desember 2014 – selesai. Lokasi penelitian berada di Yayasan Al-Muflihun Jetis Kelurahan Sidorejo lor Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga dan Kantor Urusan Agama (KUA) Salatiga.

4. Sumber Penelitian

  Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber data primer dan sumber data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan langsung di lapangan oleh orang yang melakukan penelitian atau yang bersangkutan karena memerlukannya.

  Data primer ini disebut juga data asli atau data baru. Artinya, data yang diperoleh memang asli dari lapangan dan baru, bukan data yang sudah usang/lama atau yang telah diolah. Sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan orang yang melakukan penelitian dari sumber-sumber yang telah ada (M.Iqbal, 2002:82).

  Sumber data primer, peneliti secara khusus peroleh dari kajian langsung ke objek penelitian berupa hasil data observasi, dokumentasi, dan interview dengan petugas KUA Sidorejo dan para Nadzir yang ada di Yayasan Al-Muflihun Jetis Kelurahan Sidorejo lor Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga.

  Sumber data sekunder, peneliti memperoleh data-data Nadzir dari petugas KUA dan catatan-catatan yang sudah terdokumentasi di Kecamatan Sidorejo. Sebagai data pendukung lainnya penulis menggunakan buku-buku yang berhubungan dengan wakaf sebagai referensi.

5. Teknik Pengumpulan Data

  Teknik pengumpulan data oleh penulis dengan cara, Penelitian Lapangan/ Survey, sedangkan alat yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah : a. Observasi.

  Teknik observasi adalah pengamatan data dengan mencatat secara sistematis fenomena-fenomena yang diselidiki (Hadi, 1983:136). Dengan kehadiran peneliti di Yayasan Al-Muflihun Jetis Kelurahan Sidorejo lor Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga dan KUA Sidorejo termasuk kegiatan Observasi, karena dapat mengetahui langsung kondisi dan berbagai aktifitas mengenai kegiatan perwakafan di Area tersebut.

  b. Wawancara (Interview) Interview adalah usaha mengumpulkan informasi dengan mengajukan sejumlah pertanyaan secara lisan, untuk dijawab secara lisan pula. Atau secara sederhana interview diartikan sebagai alat pengumpul data dengan mempergunakan tanya jawab antara pencari informasi dan responden (Hadari, 2002:111).

  Wawancara identik dengan pengumpulan data dengan bertanya langsung, lisan maupun tertulis kepada nara sumber. Ciri utamanya adalah kontak langsung dengan tatap muka antara penulis dengan sumber informasi. Berikut nama-nama Nadzir sebagai informan yaitu HM. Indi Sugandi. Kelahiran Ciamis, 20 Desember 1942. c. Dokumentasi Teknik dokumentasi adalah pencarian data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, struktur organisasi, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda, dan lain sebagainya (Suharsini, 2006:206)

  Penulis dalam pengumpulan data melalui peninggalan tertulis, terutama berupa arsip-arsip dan termasuk catatan-catatan tentang perwakafan di Yayasan Al-Muflihun Jetis Kelurahan Sidorejo lor Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga dan di KUA Sidorejo yang berhubungan dengan masalah penyelidikan.

6. Teknik Analisis Data

  Analisis data dapat diartikan sebagai proses yang menghubung- hubungkan, memisah-misahkan dan mengelompokkan data yang ada sehingga dapat ditarik kesimpulan yang benar.Analisis data yang digunakan adalah analisis non-statistik, yaitu menggunakan analisis deskriptif analitis, analisis yang diwujudkan bukan dalam bentuk angka melainkan dalam bentuk laporan dan uraian deskriptif.

  Adapun langkah-langkah dalam menganalisis data pada penelitian kualitatif deskriptif mengacu pada langkah-langkah yang dikemukakan oleh Mohammad Ali, yaitu:

  a. Reduksi data

  Reduksi data adalah proses memilih, menyederhanakan, memfokuskan, mengabstraksikan dan mengubah data kasar ke dalam catatan lapangan.

  b. Display atau sajian data Sajian data merupakan suatu cara merangkai data dalam suatu organisasi-organisasi yang memudahkan untuk pembuatan kesimpulan dan/atau tindakan yang diusulkan (Mohammad, 1993:167).

  c. Verifikasi dan/atau penyimpulan data Adapun verifikasi data adalah penjelasan tentang makna data dalam suatu konfigurasi yang secara khas menunjukan alur kausalnya sehingga dapat diajukan proposisi-proposisi yang terkait dengannya (Kafemad, 2000:103).

  Dalam menganalisi data ini, penulis menggunakan analisis data kualitatif. Menurut Muhadjir (1996:104) mengatakan, “Analisis data merupakan upaya untuk mencapai dan menata secara sistematis catatan hasil observasi, wawancara dan lainya. Untuk meningkatkan pemahaman penelitian tentang kasus yang diteliti dan menyajikanya sebagi temuan bagi orang lain. Sedangkan untuk meningkatkan pemahaman tersebut, analisis perlu dilanjutkan dengan berupaya mancari makna”.

  Dengan demikian, penulis akan menunjukkan laporan penelitian berisi kutipan-kutipan data untuk memberikan gambaran penyajian laporan tersebut. Data yang penulis mungkin berasal dari naskah wawancara pendapat para Nadzir tentang wakaf, catatan lapangan berupa catatan kegiatan Wakaf di Yayasan Al-Muflihun Jetis Kelurahan Sidorejo lor Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga, dokumen pribadi dan sebagainya.

H. Sistematika Penulisan

  Untuk memudahkan dalam penulisan, penulis menentukan sistematika penulisan dengan menguraikan setiap point nya dan akan dituangkan dalam Bab-bab sebagaimana diuraikan berikut ini : Bab I adalah Pendahuluan. Pada Bab Pendahuluan berisi Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Penegasan Istilah, Telaah Pustaka, Metode Penelitian dan Sistematika Penelitian.

  Setelah Bab I, dilanjutkan dengan Bab II yaitu Landasan Teori. Bab II berisi: yang pertama adalah Pengertian Nadzir, yang kedua Pengertian Wakaf yang meliputi Pengertian wakaf menurut Fiqih, Pengertian Wakaf menurut Undang-undang, Pengelolaan Wakaf menurut Kompilasi Hukum Islam, Dasar Hukum Wakaf, Macam-macam Wakaf, Rukun dan Syarat Wakaf dan Tujuan dan Fungsi Wakaf. Dan yang ketiga atau yang terkahir dari Bab II adalah membahas tentang Pengelolaan Wakaf.

  Bab berikutnya adalah Bab III membahas Gambaran Umum Yayasan Almuflihun. Penulis akan menggambarkan tentang objek penelitian yang terbagi beberapa point yaitu Profil Yayasan, Visi dan Misi, Tujuan Yayasan, Struktur Organisasi, Tugas dan Wewenang Pengurus Yayasan, Ruang Lingkup dan Program Kerja Yayasan, Faktor Penghambat dalam Pengelolaan dan pengembangan wakaf di Yayasan. Dalam Bab III juga membahas Hasil Penelitian yang berisi Identifikasi dan Pemahaman Nadzir di Yayasan Al- Muflihun Jetis Kelurahan Sidorejo lor Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga terhadap hukum perwakafan, pengelolaan harta wakaf di Yayasan Al- Muflihun Jetis Kelurahan Sidorejo lor Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga dan efektifitas pengelolaan harta wakaf di Yayasan Al-Muflihun Jetis Kelurahan Sidorejo lor Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga. Pada Bab IV membahas Analisis Data, yang pertama adalah Analisis Pemahaman Nadzir di Yayasan Al-Muflihun Jetis Kelurahan Sidorejo lor Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga terhadap hukum perwakafan dan yang kedua adalah Analisis pemahaman Nadzir tersebut terhadap efektifitas pengelolaan harta wakaf di Yayasan Al-Muflihun Kelurahan Sidorejo Lor Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga.

  Dalam Bab terakhir atau Bab V adalah penutup yang berisi kesimpulan skripsi serta kritik dan saran.

BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Nadzir Kata nadzir secara etimologi berasal dari kata kerja nazira – yandzaru

  yang berarti “menjaga” dan “mengurus” (Hamami, 2003: 97). Di dalam kamus Arab Indonesia disebutkan bahwa kata nadzir berarti; “yang melihat”, “pemeriksa.”( Yunus, 1973:457).

  Dalam terminologi fiqh, yang dimaksud dengan nadzir adalah orang yang diserahi kekuasaan dan kewajiban untuk mengurus dan memelihara harta wakaf (Al-Ramli, 1996:610). Jadi pengertian nadzir menurut istilah adalah orang atau badan yang memegang amanat untuk memelihara dan mengurus harta wakaf dengan sebaik-baiknya sesuai dengan wujud dan tujuan harta wakaf (Ali, 1988:91).

  Dalam Pasal 1 ayat (4) Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1977 disebutkan nadzir adalah kelompok orang atau badan hukum yang diserahi tugas pemeliharaan dan pengurusan benda wakaf. Menurut penjelasan Pasal I ayat (4) peraturan tersebut yang dimaksud kelompok orang dalam rumusan itu adalah kelompok orang-orang yang merupakan satu kesatuan atau merupakan suatu pengurus, sedangkan badan hukum adalah badan hukum diluar pengertian Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 1963 tantang badan hukum yang memiliki hak atas tanah, tetapi badan hukum yang disahkan oleh Menteri Kehakiman seperti yayasan keagamaan dan badan sosial lainnya

  (Harsono,1993:20). Dibentuknya nadzir dimaksudkan untuk menjamin agar tanah hak milik yang diwakafkan tetap dapat berfungsi sesuai dengan tujuan wakaf.

  Pasal 6 Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1977 tentang Perwakafan Tanah Milik, menyebutkan tentang syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh nadzir perorangan dan nadzir badan hukum. Untuk nadzir perorangan, syarat-syaratnya adalah sebagai berikut : (1) warga Negara Indonesia; (2) beragama Islam; (3) sudah dewasa; (4) sehat jasmaniah dan rohaniah; (5) tidak berada di bawah pengampunan; (6) bertempat tinggal di kecamatan tempat tinggal tempat letaknya tanah yang diwakafkan. Sedangkan untuk nadzir badan hukum, syaratnya adalah : (1) badan hukum Indonesia, berkedudukan di Indonesia; (2) mempunyai perwakilan di kecamatan tempat letaknya tanah yang diwakafkan; (3) sudah disahkan oleh Menteri Kehakiman dan dimuat dalam Berita Negara; (4) jenis tujuan dan usahanya untuk kepentingan peribadatan atau keperluan umum lainnya sesuai dengan ajaran Islam. Ketentuan lebih lanjut mengenai nadzir, adalah :

  1. Nadzir wakaf, baik perorangan maupun badan hukum harus terdaftar pada Kantor Urusan Agama Kecamatan setempat untuk mendapatkan pengesahan dari Kepala Kantor Urusan Agama Kecamatan yang bertindak sebagai Pejabat Pembuat Akta Ikrar Wakaf (Harsono, 1993:22 ).

  2. Jika syarat-syarat nadzir perorangan seperti tersebut tidak terpenuhi, maka hakim menunjuk orang lain yang mempunyai hubungan kerabat dengan

  wakif , dengan prinsip hak pengawasan ada pada wakif sendiri (Suhadi, 1985:28).

  3. Jumlah nadzir untuk suatu daerah tertentu ditetapkan oleh Menteri Agama.

  Menurut Peraturan Menteri Agama Nomor 1 Tahun 1978, jumlah nadzir perorangan untuk satu kecamatan adalah sama dengan jumlah desa yang terdapat dalam kecamatan bersangkutan. Di dalam setiap desa hanya ada satu nadzir kelompok perorangan. Kelompok perorangan itu terdiri dari sekurang-kurangnya 3 (tiga) orang, salah seorang diantaranya menjadi ketua (Ali, 1988:17).

  4. Masa kerja nadzir perorangan tidaklah selama-lamanya. Seorang anggota

  nadzir berhenti dari jabatannya apabila : (Suhadi, 1985:28) (a) meninggal

  dunia; (b) mengundurkan diri; (c) dibatalkan kedudukannya sebagai nadzir oleh Kepala Kantor Urusan Agama Kecamatan setempat, karena : (1) tidak memenuhi syarat seperti diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1977 dan peraturan pelaksanaannya; (2) melakukan tindak pidana kejahatan yang berhubungan dengan jabatan nadzir; (3) tidak dapat lagi melakukan kewajibannya sebagai nadzir.