IMPLEMENTASI KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI PADA PROSES PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Kasus pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 2 Boyolali Tahun 2005/2006) - Test Repository

  

IMPLEMENTASI KURIKULUM BERBASIS

KOMPETENSI PADA PROSES PEMBELAJARAN

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

(Studi Kasus pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 2 Boyolali

Tahun 2005 / 2006)

  

SKRIPSI

  Diajukan Untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana (S.Pd.I)

  Dalam Ilmu Tarbiyah

  

ANIK SUFYARANI

NIM : 111 01 082

JURUSAN TARBIYAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI

  

(STAIN) SALATIGA

2 0 0 6

  D E P A R T E M E N A G A M A Rl S E K O L A H T IN G G I A G A M A IS L A M N E G E R I (S T A IN ) S A L A T IG A

  Jl. Station 03 Telp. (0298) 323706, 323433 Salatiga 50721 Websile . m vw stainsalatiga.ac.id E -inail.

  

DEKLARASI

  Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, peneliti menyatakan bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang pernah ditulis oleh orang lain atau pernah diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan.

  Apabila di kemudian hari ternyata terdapat materi atau pikiran-pikiran orang lain di luar referensi yang peneliti cantumkan, maka peneliti sanggup mempertanggung jawabkan kembali keaslian skripsi ini di hadapan sidang munaqosah skripsi.

  Demikian deklarasi ini dibuat oleh penulis untuk dapat dimaklumi.

  Salatiga, 18 Januari 2006 Penulis,

  ANIK SUFYARANI NIM : 111 01 082

DEPARTEMEN AGAMA RI

  JL Stadion 03 Telp. 0298 323706 Salatiga 50721

  Website :

  Drs. Djoko Sutopo

  Salatiga, 18 Januari 2006 Dosen STAIN SALATIGA Jl. Stadion No. 03 Salatiga

  NOTA PEMBIMBING Lamp. : 3 (Tiga) Eks.

  Hal : Naskah Skripsi Kepada

  Saudari Anik Sufyarani Yth. Ketua STAIN Salatiga Di Salatiga Assalamu’alaikum Wr. Wb.

  Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan, maka bersama ini kami kirimkan naskah skripsi Saudari: Nama : ANIK SUFYARANI

  NIM : 111 01 082

  Jurusan : Tarbiyah Program : Pendidikan Agama Islam

  Judul : IMPLEMENTASI KURIKULUM BERBASIS

  KOMPETENSI PADA PROSES PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Kasus pada Kelas XI SMA N 2 Boyolali Tahun Pelajaran 2005/2006)

  Dengan ini kami mohon agar skripsi Saudari tersebut di atas dapat dimunaqosyahkan. Demikian agar menjadi perhatian.

  Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

  Pembimbing, NIP. 150

  DEPARTEMEN AGAMA RI SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI S A L A T I G A

  Jl. Stadion No. 3 Salatiga 50721 Telp. (0298) 323433, 323706

  

PENGESAHAN

  Skripsi saudari: ANIK SUFYARANI dengan Nomor Induk Mahasiswa: 111 01 082 yang beijudul: IMPLEMENTASI KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI

  

PADA PROSES PEMBELAJARAN (Studi Kasus Materi Pendidikan Agama

Islam pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 2 Boyolali Tahun 2005/2006) telah

  dimunaqosahkan dalam Sidang Panitia Ujian Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga pada hari: Selasa tanggal: 28 Pebruari 2006 M yang bertepatan dengan tanggal: 29 Muharram 1427 H dan telah diterima sebagai bagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dalam Ilmu Tarbiyah.

  28 Pebruari 2006 M. Salatiga,------------------------- 29 Muharram 1427 H.

  

PANITIA UJIAN

rs. Imam Sutfimo, M. Ag.

  NIP. 150198743 NIP. 150216814

  Penguji I Penguji II / f L (

  {/ r Dr a. Siti Asdiqoh PR. Mansur, M.Ag

  N IP.150267136

  NIP. 150267027

Pembimbing

  NIP. 1 5 0231366

MOT.ZO

  

Pendidiltan udalalt salull satu cara pcmbumian nilai-nilai ifanij mulia

buyi svtiap insuit mattusia

O

  I V «'i

  I ' fJ jJl <Ojl *_S „■

  • -* \ S J

   w** j \ J w** ^ -/•*

  

"A lla h a ban ttie n in y y ik a n beherapa d e ra ja t Ira p i o ra n y -o ra n y r/a n y

b e rilm u " [M Mu\ada\\ab :

  11 /

  • *

  

PERSEMBAHAN

  Skripsi ini penulis persembahkan kepada:

  1. Ayah, Ibuku tercinta yang telah mendidik, mengasuh dan mengarahkan dengan sabar, ikhlas dan atas segala do'anya dan dukungannya.

  2. Kakak-kakakku tersayang yang sudah memperjuangkan kuliahku.

  3. Adik-adikku tersayang

  4. Kekasihku yang selalu memberikan pengertian, perhatian dan motivasinya dalam menyelesaikan skripsi.

  5. Teman-teman dekat yang tak dapat ku sebutkan satu persatu yang telah memberikan dorongan hingga terselesaikannya skripsi ini.

KATA PENGANTAR

  Puji syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang tel all melimpahkan segala karunia, kenikmatan, hidayah, serta inayahnya yang diberikan kepada seluruh alam semesta, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

  Shalawat dan salam penulis haturkan kepada junjungan kita nabi besar Muhammad SAW yang kita nantikan syafaatnya di hari qiamat nanti.

  Kemudian dalam penulisan skripsi ini tidak akan lepas dari bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis tidak lupa menyampaikan terima kasih dari berbagai pihak, terutama yang telah membantu dalam proses studi dan penulisan skripsi ini.

  1. Drs. Badwan, M.Ag, selaku Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri.

  2. Drs. Djoko Sutopo, selaku pembimbinga yang dengan kerelaan hati dan kesabarannya dalam memberikan bimbingan dan pengarahan terhadap skripsi ini.

  3. Semua Dosen dan staf akademik Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga.

  4. Kepala Kantor Kesbang dan Linmas Kota Boyolali yang telah memberikan ijin kepada penulis.

  5. Drs. Tri wahyudi, selaku kepada Sekolah SMA Negeri 2 Boyolali, yang telah memberikan ijin serta bantuan kepada penulis dalam mengumpulkan data sehingga skripsi ini dapat penulis selesaikan.

  6. Bapak, ibu, kakak-kakakku, adik-adikku tercinta yang telah memberikan spirit serta motivasi baik berupa moril maupun materiil serta doa restunya.

  7. Teman-teman dekatku, Dini, Anis, Maryati, Wigati, Ismi, Poppy, Yuli, Heni, dam masih banyak yang tidak penulis sebutkan yang telah memberi motivasi demi terselesaikannya skripsi ini.

  8. Teman-teman angkatan 2001 yang telah memberikan dukungan kepada penulis.

  9. Dot com Semoga bimbingan, bantuan dan saran yang telah diberikan kepada penulis menjadi amalaan yang utama dan mendapatkan balasan dari Allah SWT.

  Saran dan kritik dari pembaca senantiasa penulis harapkan semoga dapat bermanfaat bagi kita semua.

  Penulis

  DAFTAR PUSTAKA

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Implementasi

  

  a. Pelaksanaan dan Pengembangan Pembelajaran dalam

  

  

  

  

  

  

  

   DAFTAR PUSTAKA

  

B A B I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

  Pendidikan Nasional bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan berusaha untuk mengembangkan manusia seutuhnya, yaitu yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggungj awab.

  Kegiatan belajar dan mengajar merupakan kegiatan aktif yang ditunjukkan siswa menyangkut aspek kognitif, skills maupun pematangan sikap kepribadian serta budi pekerti seperti rasa tanggung jawab, jujur, menghargai pendapat atau karya orang lain. Dalam hal ini guru sebagai pengajar harus mampu membuat desain proses pembelajaran ke arah kegiatan tersebut.

  Seiring dengan perubahan waktu dan perubahan teknologi, dalam dunia pendidikanpun mengalami perubahan kurikulum, yaitu dari kurikulum 1994 beserta suplemennya dikembangkan menjadi Kurikulum Berbasis

  Kompetensi. Meskipun saat ini Kurikulum Berbasis Kompetensi belum diberlakukan secara Nasional, namun dampaknya sudah terasa. Semangat para praktisi pendidikan yang menggebu dalam rangka mengantisipasi diberlakukannya Kurikulum Berbasis Kompetensi ini mengisyaratkan perlunya sosialisasi intensif tentang implementasinya.

  2 Kurikulum Berbasis Kompetensi adalah suatu konsep kurikulum yang

  menekankan pada pengembangan kemampuan melakukan (kompetensi) tugas- tugas dengan standar performansi tertentu, sehingga hasilnya dapat dirasakan oleh peserta didik, berupa penguasaan terhadap seperangkat kompetensi tertentu. Dengan demikian, implementasi kurikulum dapat menumbuhkan tanggungjawab, dan partisipasi peserta didik untuk belajar menilai dan mempengaruhi kebijakan umum (public policy), serta memberanikan diri berperan serta dal am berbagai kegiatan, baik di sekolah maupun di masvarakat.1

  Pemaknaan kurikulum berbasis kompetensi dapat dilihat bahwa tujuan pembelajaran tidak hanya terbatas pada perolehan pengetahuan tetapi juga ditekankan pada keterampilan dan perilaku siswa, secara tradisional telah menjadi ”bahan pokok” materi pengujian. Keterampilan proses yang dalam kurikulum 1994 masih ditekankan untuk mencapai kompetensi, keterampilan tersebut dijadikan bagian integral tujuan pembelajaran yang dapat diukur.

  Pembaharuan kurikulum ini membawa konsekuensi bahwa penilaian hasil belajar tidak hanya berdasarkan ‘paper and p e n ’ yang artinya kertas dan bolpoin. Kinerja siswa baik yang berhubungan dengan sikap, ketrampilan dan nilai menjadi pertimbangan utama dalam menentukan sejauhmana hasil belajar seorang siswa.

  Kurikulum Berbasis Kompetensi, 'E. Mulyasa, Remaja Rosdakarva. Bandune. 20C

  3 Kurikulum berbasis kompetensi mengisyaratkan bahwa pendidik harus

  mengubah paradigma Teaching (mengajar) menjadi Learning (belajar) maksudnya mengalami perubahan yakni yang semula dalam kegiatan belajar dan mengajar berperan sebagai “pemberi informasi” kini peran tersebut bergeser keperan yang lebih menekankan pada proses berfikir siswanya. Kalau dalam pembelajaran menekankan pada hasil, kini harus menekankan pada proses.

  Dengan melihat fenomena di lapangan tentang dunia pendidikan harus diakui bahwa dalam rangka menyambut persaingan di era globalisasi perlu disiapkan sumber daya manusia yang benar-benar kompeten di segala bidang. Sehingga kualitas manusia Indonesia tangguh menghadapi era global. Kurikulum berbasis kompetensi sebagai penyempuma kurikulum sebelumnya diharapkan dapat meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia.

  Pada saat ini belum semua sekolah menerapkan Kurikulum Berbasis Kompetensi pada proses pembelajarannya. Seperti implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi di SMA Negeri 2 Boyolali. Juga belum semua kelas dan semua mata pelajaran menggunakan Kurikulum Berbasis Kompetensi karena belum semua guru mendapat pengarahan tentang Kurikulum Berbasis

  Kompetensi. Kelas yang belum menggunakan Kurikulum Berbasis Kompetensi adalah kelas III, dan yang sudah kelas X dan XI. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam sebelum Kurikulum Berbasis Kompetensi guru berperan sebagai pemberi informasi dan menekankan pada hasil. Guru menyampaikan mated, sedang siswa mendengarkan, mencatat dan menghafal

  4

  pelajaran yang telah diperoleh tidak langsung dipraktekkan dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.

  Sedangkan pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang menggunakan Kurikulum Berbasis Kompetensi guru berperan sebagai fasilitator dan motivator dan lebih menekankan pada prosesnya. Guru hanya memberikan garis besarnya saja. Sedangkan siswa dituntut untuk lebih aktif dan kreatif dalam proses pembelajaran. Sebagai contoh siswa disuruh menghafal ayat Al- Qur'an sebelum pelajaran dimulai.

  Penerapan kurikulum ini diharapkan dapat menghidupkan kegiatan belajar mengajar yang selama ini dianggap mati. Hal ini disebabkan karena siswa kurang aktif dalam proses pembelajarannya dan hanya menjadi siswa DDCH (Duduk, Dengar, Catat dan Hafal). Kurikulum berbasis kompetensi ini akan menjadikan siswa aktif dalam proses pembelajaran. Di sini siswa berusaha menemukan sendiri, sementara para guru hanya berperan sebagai fasilitator dan motivator apabila siswa menemukan kesulitan dalam belajarnya.

  Dengan latar belakang di atas maka penulis menetapkan judul skripsi

  IMPLEMENTASI KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI PADA PROSES PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Kasus pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 2 Boyolali Tahun 2005 / 2006).

  5 B. Penjelasan Istilah

  Untuk memperjelas maksud judul diatas dan supaya terhindar dari kesalahan penafsiran, maka perlu penulis jelaskan sesuai dengan interpretasi yang dimaksudkan.

  1. Implementasi Implementasi artinya pelaksanaan, penerapan sesuatu yang memberikan dampak atau efek.2 Implementasi merupakan suatu proses penerapan ide, konsep, kebijakan, atau inovasi dalam suatu tindakan praktis sehingga memberikan dampak, baik berupa perubahan pengetahuan, ketrampilan maupun nilai, dan sikap.

  2. Kurikulum Kurikulum dipandang sebagai suatu rencana yang disusun untuk melancarkan proses belajar dan mengajar dibawah bimbingan dan tanggungjawab sekolah atau lembaga pendidikan beserta staf pengajarnya.3

  3. Berbasis Berbasis artinya berdasarkan pada atau berfokus pada. Berbasis maksudnya berdasarkan pada suatu ketentuan atau aturan yang sudah ditetapkan sebagai acuan dalam suatu kegiatan untuk mencapai tujuan.

  Kamus Besar Bahasa Indonesia,Edisi Ke-2, ‘Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

  Balai Pustaka, him. 3 74 Kurikulum dan Pengajaran.

  3Nasution S, Bumi Aksara. Jakarta. 1989. him. 5

  6

  4. Kompetensi Kompetensi merupakan perpaduan dari pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak.

  Menurut Me Ashan kompetensi diartikan sebagai pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan yang dikuasai oleh seseorang yang telah menjadi bagian dari dirinya, sehingga ia dapat melakukan perilaku- perilaku kognitif, afektif, dan psikomotorik dengan sebaik-baiknya untuk menunjang keberhasilan.4 Hal tersebut menunjukkan bahwa kompetensi mencakup tugas, keterampilan, sikap dan apresiasi yang harus dimiliki oleh peserta didik untuk dapat melaksanakan tugas-tugas pembelajaran sesuai dengan jenis pekerjaan tertentu.

  Jadi yang dimaksud dengan Kurikulum Berbasis Kompetensi adalah suatu konsep kurikulum yang menekankan pada pengembangan kemampuan melakukan (kompetensi) tugas-tugas dengan standar performansi tertentu, sehingga hasilnya dapat dirasakan oleh peserta didik berupa penguasaan terhadap seperangkat kompetensi tertentu.5 Kurikulum berbasis kompetensi diarahkan untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, kemampuan, nilai, sikap dan minat peserta didik agar dapat melakukan sesuatu dalam bentuk kemahiran, ketepatan dan keberhasilan dengan penuh tanggung jawab. *

  3 op. cit..

  4Mulyasa, E, him. 37-38 Loc.cit,

  3 him. 3 9

  7

  5. Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi Implementasi adalah suatu proses penerapan ide, konsep dan kebijakan kurikulum (kurikulum potensial) dalam suatu aktivitas pembelajaran sehingga peserta didik menguasai seperangkat kompetensi tertentu sebagai hasil interaksi dengan lingkungan. Implementasi kurukulum juga dapat diartikan sebagai aktualisasi kurikulum tertulis dalam bentuk pembelajaran.6

  6. Proses Pembelajaran Proses pembelajaran merupakan suatu proses yang rumit karena tak sekedar menyerap informasi dari guru, tetapi melibatkan berbagai kegiatan maupun tindakan yang harus dilakukan, terutama bila diinginkan hasil belajar yang lebih baik. Pembelajaran pada dasamya adalah interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dengan peserta didik dalam situasi pendidikan.7

  7. Pendidikan Agama Islam Pendidikan Agama Islam merupakan usaha sadar yang berupa bimbingan anak didik setelah selesai mengikuti kegiatan dapat memahami dan menghayati ajaran-ajaran agama Islam sekaligus mengamalkannya ajaran-ajaranm agama Islam sekaligus mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.

  6Ibid., hlm.9?

  Pendekatan Dalam Proses Belajar Rusyan, Tabrani, Kusdinar Atang, Arifln Zaenal, upnaninr_

   Remaia Karva. Bandung. 1989. hlml-5

  8 Pengertian tersebut di atas selaras dengan apa yang telah

  dikemukakan oleh Zakiah Darajat, bahwa Pendidikan Agama Islam adalah bimbingan dengan melalui ajaran agama Islam, yaitu berupa bimbingan dan usaha terhadap anak didik agar nantinya setelah selesai dari

  r

  pendidikan ia dapat memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran- ajaran agama Islam yang telah diyakini secara menyeluruh, serta menjadikan agama Islam itu sebagai suatu pandangan hidupnya demi keselamatan dan kesejahteraan hidup di dunia maupun di akhirat kelak.8

  Pendidikan agama Islam juga dapat diartikan sebagai usaha sadar untuk menyiapkan siswa dalam meyakini, memahami, menghayati dan mengamalkan agama Islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan dengan memperhatikan tuntutan untuk menghormati agama lain dalam hubungan kerukunan antar umat beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan persatuan nasional.9

  C. Rumusan Masalah Berpijak dari latar belakang masalah diatas rumusan masalah yang akan diteliti adalah Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi pada proses pembelajaran di SMA Negeri 2 Boyolali. Adapun rinciannya adalah sebagai berikut:

  8Zakiah Darajat, Ilmu Pendidikan Islam, Bumi Aksara, Jakarta, 1991, him. 86.

  Aluhairr.in, Paradigma Pendidikan Islam, Upaya M engefektijkan Pendidikan Agam Islam di Sekolah,

  1. Bagaimana pelaksanaan dan pengembangan pembelajaran dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi?.

  2. Bagaimana pelaksanaan evaluasi hasil belajar dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi?.

  3. Bagaimana metode pembelajaran yang digunakan dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi?.

  4. Faktor pendukung yang tersedia dalam implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi?.

  5. Faktor penghambat yang dominant dalam implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi?.

  Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi ini dilaksanakan pada proses pembelajaran di SMA Negeri 2 Boyolali.

  1. Untuk mengetahui pelaksanaan dan pengembangan pembelajaran pada Kurikulum Berbasis Kompetensi.

  2. Untuk mengetahui pelaksanaan evaluasi hasil belajar dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi.

  3. Untuk mengetahui metode pembelajaran yang digunakan dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi.

  9

D. Tujuan Penelitian

  10

  4. Untuk mengetahui faktor pendukung yang tersedia dalam implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi.

  5. Untuk mengetahui faktor penghambat yang dominan dalam implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi.

  E. Manfaat Penelitian

  1. Manfaat teoritis,memberikan pemahaman kepada pelaksanaan pendidikan khususnya bagi guru tentang pentingnya implementasi kurikulum berbasis kompetensi pada proses pembelajaran tahun ajaran 2005 / 2006.

  2. Manfaat praktis

  a. Memberikan masukan kepada kepala sekolah tentang deskripsi partisipasi pada guru dalam implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi pada proses pembelajaran.

  b. Meningkatkan pengetahuan bagi penulis.

F. Sistematika Penulisan Skripsi

  BAB I : Latar Belakang Masalah, Penegasan Istilah, Perumusan Masalah,Tujuan dan Manfaat Penelitian, dan Sitematika Penulisan. BAB II : Berisi tentang landasan teori yang digunakan sebagai dasar pijakan penulisan skripsi ini

  11 BAB III

  : Berisi tentang Metode Penelitian yang digunakan untuk mendapatkan data dan informasi yang di pelukan dalam penelitian.

  BAB IV : Berisi hasil penelitian dan pembahasan tentang Deskripsi informasi SMA Negeri 2 Boyolali dan Implementasi

  Kurikulum Berbasis Kompentensi pada proses pembelajaran di SMA Negeri 2 Boyolali.

  BABY : Penutup meliputi : kesimpulan, saran dan kritik.

  

BAB n

LANDASAN TEORI

A. Kurikulum Berbasis Kompetensi

1. Pengertian Kurikulum Berbasis Kompetensi

  Kurikulum merupakan suatu rencana pendidikan, memberikan pedoman dan pegangan tentang jenis, lingkup dan urutan isi serta proses pendidikan. Menurut Beauchamp dalam Nana Syaodih Sukmadinata mendefinisikan kurikulum sebagai suatu rencana pendidikan atau pengajaran, pelaksanaan rencana itu sudah masuk pengajaran. Menurut Donal dalam Nana Syaodih kurikulum merupakan suatu rencana yang memberi pedoman atau pegangan dalam proses belajar dan mengajar.1

  Berdasarkan definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa kurikulum dipandang sebagai suatu rencana yang disusun untuk melancarkan proses pembelajaran di bawah bimbingan dan tanggung jawab sekolah atau lembaga pendidikan beserta staf pengajamya.

  Kompetensi adalah kemampuan akademis, keterampilan hidup, pengembangan moral, pembentukan karakter yang kuat, kebiasaan hidup sehat, semangat, bekerjasama dan apresiasi estetika terhadap dunia sekitamya. Menurut Finch dan Crunkilton dalam E. Mulyasa mengartikan kompetensi sebagai penguasaan terhadap suatu tugas, keterampilan, sikap, dan apresiasi yang harus dimiliki oleh peserta didik untuk dapat

  Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek,

1 Sukmadinata Remaja Rosdakaiva.

  13

  melaksanakan tugas-tugas pembelajaran sesuai dengan jenis pekerjaan tertentu.2 Pertamina korporat dalam Andi Haris Prabawa dan Siti Zuhriah Arianti mendifmisikan kompetensi sebagai bentuk motif, sikap, keterampilan, pengetahuan, perilaku atau karakteristik pribadi lain yang penting untuk melaksanakan pekerjaan yang membedakan antara kinerja rata-rata dengan kinerja superior. Pertamina korporat merupakan cabang perusahaan pertamina yang sahamnya sebagian milik pertamina dan sebagian milik Badan Usaha Milik Negara (BUMN).3

  Dapat disimpulkan bahwa kompetensi merupakan pengetahuan, keterampilam dan nilai-nilai dasar yang direkfleksikan dan terns menerus yang memungkinkan seseorang menjadi kompeten, artinya dia memiliki pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai dasar untuk melakukan sesuatu.

  Untuk mewujudkan kompetensi peserta didik di perlukan kurikulum yang lebih menekankan pada pengembangan kemampuan (kompetensi), kurikulum yang dimaksud adalah kurikulum berbasis kompetensi. Kurikulum berbasis kompetensi dapat diartikan sebagai suatu konsep kurikulum yang menekankan pada pengembangan kemampuan melakukan (kompetensi) tugas-tugas standar dengan performansinnya tertentu, sehingga hasilnya dapat dirasakan oleh peserta didik, berupa penguasaan terhadap seperangkat kompetensi tertentu.

  2E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi,

   Remaja Rosdakarya, Bandung. 2003. him 38.

  3Prabawa dan Siti Zuhriah Arianti, Paradigma Pengembangan Kurikulum Pendidikan

  > \

  14 Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa kurikulum berbasis kompetensi merupakan seperangkat rencana dan pengaturan tentang kompetensi dan hasil belajar yang hams dicapai siswa, penilaian, kegiatan yang dapat dimanifestasikan sesuai dengan kebutuhannya. Kurikulum berbasis kompetensi diarahkan untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, kemampuan, nilai, sikap, dan minat peserta didik agar dapat melakukan sesuatu dalam bentuk kemahiran, ketepatan dan keberhasilan dengan penuh tanggung jawab.

2. Ciri-ciri Kurikulum Berbasis Kompetensi

  Kurikulum berbasis kompetensi yang diterbitkan oleh pusat kurikulum badan peneliti dan pengembangan Departemen Pendidikan Nasional memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

  a. Menekankan pada ketercapaian kompetensi siswa baik secara individual maupun klasikal.

  b. Berorientasi pada hasil belajar siswa

  c. Penyampaian mata pelajaran dengan pendekatan dan metode yang bervariasi.

  d. Sumber belajar bukan hanya gum tetapi juga sumber belajar lainnya yang memenuhi unsur edukatif.

  e. Penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya penguasaan dan pencapaian suatu kompetensi.

  Berdasarkan ciri di atas dapat diidentifikasikan enam karakteristik kurikulum berbasis kompetensi yaitu:

  15

  1) Sistem Belajar dengan Modul Kurikulum berbasis kompetensi menggunakan modul sebagai sistem pembelajaran. Dalam hal ini modul merupakan paket belajar mandiri yang meliputi serangkaian pengalaman belajar yang direncanakan dan dirancang secara sistematis untuk membantu peserta didik mencapai tujuan belajar. Modul adalah suatu prosrs pembelajaran mengenai suatu satuan bahasan tertentu yang disusun secara sistematis, operasional dan terarah untuk digunakan oleh peserta didik, disertai dengan pedoman penggunaannya untuk para guru. Tujuan utama sistem modul adalah untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas pembelajaran di sekolah, baik waktu, dana, fasilitas maupun tenaga guna mencapai tujuan secara optimal. 2) Menggunakan Keseluruhan Sumber Belajar

  Dalam kurikulum berbasis kompetensi guru tidak lagi berperan sebagai aktor / aktris utama dalam pembelajaran, karena pembelajaran dapat dilakukan dengan mendayagunakan aneka ragam sumber belajar. Sumber balajar dapat dirumuskan sebagai segala sesuatu yang dapat memberikan kemudahan kepada peserta didik dalam memperolah sejumlah informasi, pengetahuan, pengalaman dan ketrampilan dalam proses belajar mengajar.

3) Pengalaman Lapangan

  Kurikulum berbasis kompetensi lebih menekankan pada pengalaman lapangan untuk mengakrabkan hubungan antara guru

  16

  dengan peserta didik. Pengalaman lapangan dapat secara sistematis melibatkan masyarakat yang berperan sebagai pemakai produk pendidikan dalam pengembangan program, aktivitas dan evaluai pembelajaran.

  4) Strategi Belajar Individual Personal Belajar individual adalah belajar berdasarkan tempo belajar peserta didik, sedangkan belajar personal adalah interaksi edukatif berdasarkan keunikan peserta didik. Individualisasi dan personalisasi dalam kurikulum berbasis kompetensi tidak hanya sekedar individualisasi dalam pembelajaran. Untuk memenuhi kebutuhan kognitif peserta didik, tetapi mencakup respon terhadap perasaan pribadi dan kebutuhan pertumbuhan psikososial peserta didik. 5) Kemudahan Belajar

  Kemudahan belajar diberikan melalui kombinasi antara pembelajaran individual personal dengan pengalaman lapangan dan pembelajaran secara tim. Hal ini dilakukan melalui berbagai saluran komunikasi yang dirancang untuk itu seperti: video, televise, radio, bulletin, jumal dan surat kabar. 6) Belajar Tuntas

  Belajar tuntas merupakan strategi pembelajaran yang dapat dilaksanakan dalam kelas, dengan asumsi bahwa dalam kondisi yang tepat semua peserta didik akan mampu belajar dengan baik dan memperoleh hasil belajar secara maksimal terhadap seluruh bahan

  17

  yang dipelajari. Agar semua peserta didik memperoleh hasil maksimal, pembelajaran hams dilakukan secara sistematis.4 Dengan karakteristik tersebut, maka gum sebagai pelaksana kurikulum diharapkan mampu menerapkan pada siswa dalam proses pembelajaran. Keberhasilan proses pembelajaran Kurikulum Berbasis Kompetensi ditentukan oleh gum dan siswa sebagai pendidik dan terdidik.

  Gum hams dapat melaksanakan proses pembelajaran secara sistematis yang disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan siswa. Dengan kondisi yang sesuai / tetap semua siswa akan mampu belajar dengan baik dan memperoleh hasil yang maksimal.

3. Komponen Kurikulum Berbasis Kompetensi

  Setiap komponen kurikulum berbasis kompetensi saling bertalian erat antara komponen yang satu dengan komponen yang lainnya.

  Komponen-komponen itu antara lain: 1) Kurikulum dan Hasil Belajar

  Menurut rencana pengembangan kompetensi peserta didik yang perlu dicapai secara keselumhan. Kurikulum dan hasil belajar memuat kompetensi, hasil belajar dan indikator dari TK sampai jenjang sekolah menengah.

  2) Penilaian Berbasis Kelas Memuat prinsip, sasaran dan pelaksanaan penilaian berkelanjutan yang lebih akurat dan konsisten, sebagai akuntabilitas

  4E. Mulyasa, Ibid. him. 42-56

  18

  publik melalui identifikasi / hasil belajar yang telah dicapai, pemyataan yang hams dan telah dicapai, pemyataan yang jelas tentang standar yang hams dan telah dicapai serta kemajuan belajar siswa dan pelapor.

  3) Kegiatan Belajar dan Mengajar Menumt gagasan pokok tentang pembelajaran dan pengajaran yang digunakan untuk mencapai kompetensi yang ditetapkan serta gagasan-gagasan paedagogis dan andragogis agar tidak mekanistis. 4) Pengelolaan Kurikulum Berbasis kompetensi

  Memuat berbagai pola pemberdayaan tenaga kependidikan dan sumber daya lain untuk meningkatkan mutu hasil belajar. Pola ini dilengkapi pula dengan gagasan pembentukan jaringan kurikulum, pengembangan perangkat kurikulum, pembinaan tenaga kependidikan dan pengembangan sistem informasi kurikulum.

4. Prinsip Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi

  Sesuai dengan kondisi Negara, kebutuhan masyarakat dengan berbagai perkembagan serta pembahan yang sedang berlangsung dewasa ini, maka dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) perlu memperhatikan dan mempertimbangkan prinsip-prinsip sebagai berikut .

  a. Keimanan, Nilai dan Budi Pekerti Luhur Keyakinan dan nilai- nilai yang dianut masyarakat berpengaruh pada sikap dan kehidupannya. Keimanan, nilai-nilai dan budi pekerti luhur perlu digali, dipahami dan diamalkan oleh siswa.

  19

  b. Penguatan Integritas Nasional Penguatan integrasi nasional dicapai melalui pendidikan yang memberikan pemahaman tentang masyarakat Indonesia yang majemuk dan kemajuan peradaban Bangsa Indonesia dalam tatanan peradaban dunia yang multikultur dan multibahasa.

  c. Keseimbangan Etika, Logika, Estetika, dan Kinestetika Keseimbangan pengalaman belajar siswa yang meliputi etika, logika, estetika dan kinestetika sangat dipertimbangkan dalam penyusunan kurikulum dan hasil belajar.

  d. Kesamaan Memperoleh Kesempatan Penyediaan tempat yang memberdayakan semua siswa untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap sangat diutamakan.

  Seluruh siswa dari berbagai kelompok seperti kelompok yang kurang beruntung secara ekonomi dan social yang memerlukan bantuan khusus, berbakat dan unggul berhak menerima pendidikan yang tepat sesuai dengan kemampuan dan kecepatannya.

  e. Adap Pengetahuan dan Teknologi Informasi Kemampuan berpikir dan belajar dengan mengakses, memilih dan menilai pengetahuan untuk mengetahui situasi yang cepat berubah dan penuh ketidakpastian merupakan kompetensi penting dalam menghadapi abad ilmu pengetahuan dan teknologi informasi.

  20

  f. Pengembangan Keterampilan Hidup Kurikulum perlu memasukkan unsur keterampilan hidup agar siswa memiliki keterampilan, sikap dan perilaku adaptif, kooperatif serta kompetitif dalam menghadapi tantangan dan tuntutan kehidupan sehari-hari secara efektif.

  g. Belajar Sepanjang Hayat Pendidikan berlanjut sepanjang hidup manusia untuk mengembangkan, menambah kesadaran dan selalu belajar memahami dunia yang selalu berubah dalam berbagai bidang.

  h. Berpusat pada Anak dengan Penilaian yang Berkelanjutan dan Komprehensip

  Upaya memandirikan siswa untuk belajar, bekerjasama dan menilai diri sendiri sangat perlu diutamakan agar siswa mampu membnagun pemahaman dan pengetahuannya. Penilaian berkelanjutan dan komprehensif menjadi sangat penting dalam rangka pencapaian upaya tersebut. i. Pendekatan Menyeluruh dan Kemiteraan

  Semua pengalaman belajar dirancang secara berkesinambungan nilai dari TK sampai kelas XII. Pendekatan yang digunakan dalam mengorganisasikan pengalaman belajar berfokus pada kebutuhan siswa yang bervariasi dan mengintegrasikan berbagai disiplin ilmu.5

  Kurikulum Berbasis Kompetensi,

  5Pusat Kurikulum. Balitbang Depdiknas, Jakarta, 2002,

  21 Prinsip Kurikulum Berbasis Kompetensi di atas dapat dijadikan

  sebagai pertimbangan oleh guru dalam pendidikan. Karena dengan prinsip tersebut guru dapat menyesuaikan kebutuhan siswa dalam memperoleh pendidikan, dan siswa itu akan tahu apa yang dapat dilakukan untuk menghadapi kehidupan yang akan datang. Di dalam implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi yang lebih ditekankan adalah bagaimana siswa itu memperoleh pengetahuan, ketrampilan dan sikap yang dapat diaktualisasikan dalam kehidupan di masyarakat, bangsa dan negara. Sehingga pelaksanaan Kurikulum Berbasis Kompetensi ini harus lebih intensif dan sistematis supaya memperoleh hasil yang maksimal.

5. Paradigma Kurikulum Berbasis Kompetensi

  Paradigma kurikulum berbasis kompetensi difokuskan menjadi empat pilar pendidikan yang juga sedang dikembangkan oleh UNESCO, yaitu:

  a. Learning to do, yaitu pengembangan pembelajaran yang akan memperdayakan siswa agar mau dapat dan mampu berbuat untuk memperkaya pengalaman belajarnya dengan meningkatkan interaksi dengan lingkungan fisikdan sosialnya.

  b. Learning to know, yaitu pengembangan pembelajaran yang memungkinkan siswa membangun pemahaman dan pengetahuannya.

  c. Learning to be, yaitu pengembangan pembelajaran yang memberikan kesempatan pada siswa untuk membangun kepercayaan diri sekaligus membangun jati diri dan kepribadiannya.

  22

  d. Learning to live together, yaitu pengembangan pembelajaran yang memungkinkan siswa dapat menumbuhkan sikap-sikap positif terhadap keragaman dan kemajemukan kehiduoan.6

  Penerapan paradigma ini diharapkan mampu menjawab tantangan pendidikan dimasa mendatang. Meskipun untuk mencapai pembelajaran efektif sesuai dengan pilar-pilar pendidikan di atas menyiratkan tugas guru menjadi “lebih berat”, namun paradigma ini sebenamya memberikan kesempatan kepada para guru untuk lebih kreatif dalam mengembangkan pembelajaran.

6. Indikator Keberhasilan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)

  Keberhasilan kurikulum berbasis kompetensi yang dalam pengembangannya memberikan kewenangan sangat besar kepada sekolah melalui pengambilan keputusan partisipatif, sangat ditentukan oleh kepala sekolah, guru, siswa, karyawan, orang tua siswa dan masyarakat yang terlibat secara langsung dalam pengelolaan sekolah. Keberhasilan tersebut antara lain dapat dilihat dari indikator-indikator sebagai berikut: a. Adanya peningkatan mutu pendidikan, yang dapat dicapai oleh sekolah melalui kemandirian dan inisiatif kepala sekolah dan guru dalam mengelola dan mendayagunakan sumber-sumber yang tersedia.

  b. Adanya peningkatan efisiensi dan efektifitas pengelolaan dan penggunaan sumber-sumber pendidikan, melalui pembagian tanggung jawab yang jelas, transparan dan demokratis.

  Peneenalcm Kurikulum Berbasis Kompetensi.

  

6Saotono. UNNES. Semarane.2002.hlm.2

  23

  c. Adanya peningkatan perhatian serta partisipasi warga dan masyarakat sekitar sekolah dalam penyelenggaraan pendidikan dan pembelajaran yang dicapai melalui pengambilan keputusan bersama.

  d. Adanya peningkatan tanggung jawab sekolah kepada pemerintah, orang tua, peserta didik dan masyarakat pada umumnya berkaitan dengan mutu sekolah, baik dalam intra maupun ektra kurikuler.

  e. Adanya kompetisi yang sehat antar sekolah dalam peningkatan mutu pendidikan melalui upaya-upaya inovatif dengan dukungan orang tua peserta didik, masyarakat dan pemerintah daerah setempat.

  f. Tumbuhnya kemandirian dan kurangnya ketergantungan dikalangan warga sekolah, bersifat adaptif dan proaktif serta memiliki jiwa kewirausahaan tinggi (ulet, inovatif dan berani mengambil resiko).

g. Terwujudnya proses pembelajaran yang efektif, yang lebih

  menekankan pada belajar mengetahui (learning to know), belajar berkarya (learning to do), belajar menjadi diri sendiri (learning to be) dan belajar hidup bersama secara harmonis (learning to live together).

  h. Terciptanya iklim sekolah yang aman, nyaman dan tertib, sehingga pembelajaran dapat berlangsung dengan tenang dan menyenangkan

  {enjoyable learning).

  i. Adanya proses evaluasi secara teratur ditujukan untuk memanfaatkan hasil evaluasi belajar bagi perbaikan dan penyempurnaan proses pembelajaran di sekolah.7 op.cit.

E. Mulyasa, 2002, him. 181

  24 Dengan indikator keberhasilan Kurikulum Berbasis Kompetensi di

  atas dapat dijadikan pedoman oleh lembaga pendidikan yang sudah menggunakan Kurikulum Berbasis Kompetensi untuk meningkatkan dan memperbaiki pengelolaan sekolah. Dengan pengelolaan sekolah yang baik akan dapat mencapai mutu pendidikan yang berkualitas dan akan mendapat dukungan dari masyarakat dalam meningatkan pendidikan di sekolah. Peningkatan mutu pendidikan dapat dicapai melalui kemandirian, inisiatif kepala sekolah dan guru dalam mengelola dan mendayagunakan sumber-sumber yang tersedia.

B. Proses Pembelajaran PAI dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi

1. Pengertian Proses Pembelajaran dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi

  Pembelajaran merupakan aktualisasi kurikulum yang menuntut keaktifan guru dalam menciptakan dan menumbuhkan kegiatan peserta didik sesuai dengan rencana yang telah diprogramkan. Saylor (1981:227) dalam Mulyasa, E (2004) mengatakan bahwa “Innstruction is thus the

  implementation o f curriculum plan, usually, but not necessarily, involving teaching in the sence o f student, teacher interaction in an educational s e t ti n g Dalam hal ini, guru harus dapat mengambil keputusan atas dasar

  penilaian yang tepat ketika peserta didik belum dapat membentuk kompetensi dasar, apakah kegiatan pembelajaran dihentikan, diubah metodenya, atau mengulang pembelajaran yang lalu. Guru harus

  25

  menguasai prinsip-prinsip pembelajaran, pemilihan dan pengggunaan media pembelajaran, pemilihan dan penggunaan metode mengajar, keterampilan menilai hasil-hasil belajar peserta didik, serta memilih dan menggunakan strategi atau pendekatan pembelajaran.

  Menurut aliran humanistik pembelajaran adalah memberikan kebebasan kepada siswa untuk memilih bahan pembelajaran dan cara mempelajarinya sesuai dengan minat dan kemampuannya. Tentu saja kerangkannya tidak keluar dari kerangka belajar. Setidaknya guru dengan kerangka humanistik dapat memberikan layanan belajar yang menyenangkan bagi murid, sedangkan bahan belajar tetap berasal dari kurikulum yang berlaku, hanya gaya mengajar dengan penuh tekanan dan ancaman dapat dikurangi bahkan dihilangkan. Pembelajaran menurut aliran kognitif adalah cara guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpikir agar dapat mengenal dan memahami apa yang sedang dipelajari. Ini sesuai dengan pengertian belajar menurut aliran kognitif yang menekankan pada kemampuan kognisi (mengenal) pada individu yang belajar.

  Pembelajaran pada hakekatnya adalah proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya, sehingga teijadi perubahan perilaku kearah yang lebih baik. Dalam pembelajaran tugas guru adalah mengkondisikan lingkungan agar menunjang teijadinya perubahan perilaku bagi peserta didik.

  26 Jadi dapat disimpulkan, bahwa pembelajaran adalah suatu kegiatan

  yang dilakukan secara sadar dan sengaja, dengan tujuan membantu siswa, supaya memperoleh berbagai pengalaman dan dengan pengalaman itu tingkah laku siswa bertambah, baik kuantitas maupun kualitas. Tingkah laku yang dimaksud meliputi pengetahuan, keterampilan, dan nilai atau norma yang berfimgsi sebagai pengendali sikap dan perilaku siswa.

2. Tahap-tahap Pembelajaran PAI

  Tahap-tahap pembelajaran didalam kurikulum berbasis kompetensi yaitu sebagai berikut: a. Kegiatan awal pembelajaran

  Kegiatan awal pembelajaran, yaitu memberikan motivasi kepada siswa dengan cara menggali pengetahuan awal siswa tentang topik yang sedang dibahas. Secara konkrit, cara ini dapat berupa demonstrasi yang dilakukan guru atau dengan melibatkan siswa untuk menunjukkan fenomena alam. Cara lain, yaitu dengan memberikan ilustrasi atau gambaran fenomena nyata yang mungkin pemah dialami siswa. Langkah akhir pada tahap ini adalah memunculkan pertanyaan yang berkaitan dengan demonstrasi atau ilustrasi yang telah dilakukan mengarah pada tujuan pembelajaran.

  b. Kegiatan inti pembelajaran Kegiatan inti pembelajaran, yaitu siswa diberi kesempatan untuk melakukan ekplorasi sederhana. Ekplorasi lebih diartikan sebagai kegiatan yang memberi peluang kepada siswa untuk

  27

  mengembangkan kemampuan mengamati, menyelidiki fenomena (sesuai rancangan guru), menyusun pengamatan serta mengkomunikasikan hasil pengamatannya dalam rangka menjawab pertanyaan yang muncul pada tahap pertama, sebagai konsep yang siswa temukan. Kemudian guru memberikan penegasan atau penguatan terhadap konsep yang telah dibahas oleh siswa. Penegasan atau penguatan guru memegang peranan penting untuk meyakinkan siswa terhadap hasil belajar yang telah dipelajarinya.

  c. Penutup pembelajaran Penutup pembelajaran, yaitu pengembangan. Pada tahap ini guru dapat memberikan pengembangan terhadap konsep yang telah dipahami siswa atau nilai-nilai yang telah dipelajari siswa. Pengembangan dapat berupa aplikasi konsep yang dikaitkan dengan altematif pemecahan masalah kehidupan sehari-hari, evaluasi sebagai balikan atau dapat juga pemberian tugas.8

Dokumen yang terkait

STUDI PERSEPSI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TERHADAP IMPLEMENTASI KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI DI SMP NEGERI 3 BATU

0 8 1

IMPLEMENTASI PENILAIAN AUTENTIK KURIKULUM 2013 PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI DI SMP NEGERI 2 JOMBANG

0 8 27

KOMPETENSI GURU DALAM IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BERBASIS MULTIPLE INTELLIGENCES UNTUK ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SEKOLAH DASAR ANAK SALEH KOTA MALANG

2 24 28

IMPLEMENTASI METODE KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) PADA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)

0 6 183

GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SMA BERPRESTASI TAHUN 2012 Bidang INOVASI PEMBELAJARAN BERBASIS AKHLAK MULIA

0 0 9

EVALUASI IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 UNTUK PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA SMA DI KECAMATAN SALAHUTU KABUPATEN MALUKU TENGAH

0 0 20

BAB I PENDAHULUAN - IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DALAM MENINGKATKAN MUTU PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Multisitus di SMPN 1 Tulungagung dan SMPN 3 Tulungagung) - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 21

BAB V PEMBAHASAN - IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DALAM MENINGKATKAN MUTU PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Multisitus di SMPN 1 Tulungagung dan SMPN 3 Tulungagung) - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 1 14

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA KURIKULUM 2013 (Studi Kasus di SMA Negeri 1 dan SMA Negeri 3 Surakarta)

0 0 15

STRATEGI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENINGKATKAN PROSES PEMBELAJARAN AL-ISLAM DI SMA MUHAMMADIYAH 2 SURABAYA

0 4 15