IMPLEMENTASI METODE KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) PADA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)

IMPLEMENTASI METODE KOOPERATIF TIPE GROUP
INVESTIGATION (GI) PADA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN
AGAMA ISLAM (PAI)

Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah
Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

Oleh
AufaHusnia Rosalina
NIM 109011000075

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2014

ABSTRAK
Aufa Husnia Rosalina (109011000075). Implementasi Metode Kooperatif
Tipe Group Investigation (GI) pada Pembelajaran Pendidikan Agama Islam

(PAI).
Pelajaran agama Islam di sekolah-sekolah umum dan madrasah sudah ada
sejak berdirinya lembaga-lembaga pendidikan di Indonesia. Berbagai metode
yang sering digunakan pada tiap pembelajaran seperti metode ceramah, diskusi,
tanya jawab, demonstrasi dan lain-lain, akan tetapi tujuan pendidikan yang
diinginkan belum tercapai secara maksimal. Siswa siswi kurang berminat pada
pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI). Padahal mata pelajaran agama menjadi
salah satu mata pelajaran wajib tiap jenjang pendidikan. Untuk mengubah
keadaan tersebut perlu perencanaan yang matang dalam menentukan strategi
pembelajaran yang tepat. Salah satu strategi pembelajaran yang dapat
membangkitkan gairah balajar siswa yaitu dengan menggunakan strategi
pembelajaran kooperatif tipe group investigation. Karena pembelajaran kooperatif
tipe group investigation membawa siswa kepada pembelajaran yang aktif
sehingga mampu mengembangkan kemampuannya dalam memecahkan masalah
atas materi yang diberikan guru secara bekerja sama. Guru tidak lagi sebagai pusat
belajar, akan tetapi siswa lah yang menjadi pusat belajar.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana implementasi
strategi pembelajaran kooperatif tipe group investigation pada pembelajaran
pendidikan agama Islam di sekolah. Penelitian ini menggunakan pendekatan
kualitatif untuk menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan

dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Data dikumpulkan melalui
observasi, wawancara, dan dokumentasi.
Hasil penelitian ini menemukan bahwa penerapan atau penggunaan
strategi pembelajaran kooperatif tipe group investigation pada pembelajaran
pendidikan agama Islam di sekolah sudah efektif. Hal tersebut dapat diketahui
setelah siswa belajar dengan menggunakan strategi pembelajaran kooperatif tipe
group investigation, semua fitur dasar dari karakter pembelajaran investigasi
kelompok telah tercapai. Kemudian adanya efek atau akibat dari proses
pembelajaran, memberikan hasil yang memuaskan pada perolehan nilai,
terlaksananya semua tugas pokok, tercapainya tujuan/indikator, terbentuknya
kompetensi, dan adanya partisipasi aktif dari anggota kalompok.

i

KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil’alamin, puji syukur kehadirat Allah SWT,
yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan inayah-Nya sehingga skripsi
ini dapat diselesaikan. Karya tulis ini merupakan skripsi yang diajukan
kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

Pendidikan Agama Islam.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan sebagaimana yang diharapkan, namun berkat semangat dan
kerja keras serta bantuan dari berbagai pihak maka skripsi ini dapat
terselesaikan. Oleh karena itu penulis ingin menyampaikan rasa terima
kasih dan penghargaan yang setinggi-tingging kepada :
1. Ibu Nurlena Rifa’i, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta beserta pembantu
Dekan.
2. Bapak Dr. H. Abdul Majid Khon, M.Ag. selaku Ketua Jurusan
Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta beserta staf-stafnya.
3. Ibu Marhamah Saleh, Lc. MA. selaku Sekertaris Jurusan
Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Bapak Yudhi Munadi, M.Ag. selaku Dosen Pembimbing skripsi
yang telah memberikan arahan, bimbingan dengan sabar, ilmu yang
tak terhingga, serta waktu luangnya kepada penulis.
5. Ibu Dra. Shofiah, M.Ag. selaku Dosen Pembimbing Akademik
penulis yang dengan kesabarannya selalu membimbing penulis dari

awal sampai akhir perkuliahan di kampus tercinta.
6. Bapak dan Ibu dosen yang telah memberikan ilmunya selama
penulis mengikuti perkuliahan, semoga ilmu yang diberikan dapat
bermanfaat di dunia dan akhirat.
ii

7. Kepala Perpustakaan Utama UIN Jakarta dan Perpustakaan
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta beserta staf-stafnya yang telah membantu penulis
mendapatkan referensi.
8. Kepala sekolah dan segenap dewan guru di SMA Negeri 7 Bekasi,
khususnya kepada Bapak H. Kowih Sarkowih, S.Ag. (guru PAI)
yang telah meluangkan waktu dan banuannya selama proses
penelitian.
9. Kedua orang tua tercinta, Bapak Drs. Sanusi dan Ibu Ida Royani
beserta adik-adikku, yang selalu setia memberikan dukungan
kepada penulis. Dengan segala perhatian, do’a, dorongan, dan cinta
kasih sayangnya dalam mendidik dan mengasuh penulis sehingga
dapat menempuh jenjang pendidikan dasar sampai perguruan tinggi
dengan baik dan penuh pengorbanan.

10. Suamiku tercinta, Iyus Ariyawan yang selalu memberikan
perhatian, motivasi, do’a, dan bantuannya kepada penulis. Maafkan
untuk semua kesalahan dan kelalaian adinda yang kadang tidak
menjalankan kewajibannya sebagai seorang istri.
11. Sahabat-sahabatku, (Oval, Eva, Vivi) untuk kebersamaan, do’a dan
support kepada penulis. Dan teman-teman seperjuangan mahasiswa
PAI Fakultas

Ilmu

Tarbiyah

dan

Keguruan

UIN

Syarif


Hidayatullah Jakarta angkatan 2009 khususnya PAI B semoga
ukhuwah kita selalu terjaga.
12. Kepada semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi
ini, semoga Allah SWT memberikan balasan kepada semua pihak
yang telah membantu terselesaikannya skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna baik
dari segi sistematika, bahasa maupun isi materi karena terbatasnya
kemmapuan penulis. Untuk itu kritik dan saran yang membangun sangat
penulis harapkan.
iii

Semoga

skripsi

ini

bermanfaat


bagi

kita

semua

dalam

meningkatkan kualitas dunia pendidikan di Indonesia.
Aamiin ya Rabbal’alamin
Jakarta, 17 Maret 2014
Penulis

Aufa Husnia Rosalina

iv

DAFTAR ISI
ABSTRAK ..................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ................................................................................... ii

DAFTAR ISI .................................................................................................. v
DAFTAR TABEL ......................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. x

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.......................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................. 7
C. Pembatasan Masalah dan Perumusan Masalah ........................ 7
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ............................................. 8

BAB II

KAJIAN TEORI
A. Kajian Teori .............................................................................. 10
1. Pembelajaran Koopertif Tipe Group Investigation ........... 10
a. Pengertian Pembelajaran Koopertif Tipe Group


Investigation .................................................................. 10
b. Tahap-tahap Pembelajaran Koopertif Tipe Group

Investigation ................................................................... 13
c. Fitur Dasar Kelompok Penyelidikan (Group

Investigation) ................................................................. 20
d. Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Koopertif Tipe

Group Investigation ........................................................ 22
2. Pendidikan Agama Islam ..................................................... 23
a. Pengertian Pendidikan Agama Islam ............................. 23
b. Dasar Pendidikan Agama Islam ..................................... 25
c. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam...................... 32
d. Tujuan Pendidikan Agama Islam ................................... 33
v

3. Hasil Belajar ....................................................................... 35
a. Pengertian Hasil Belajar ............................................... 35
b. Klasifikasi Hasil Belajar ............................................... 36

B. Hasil Penelitian yang Relevan .................................................. 38

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................. 41
B. Latar Penelitian ......................................................................... 41
C. Metode Penelitian ..................................................................... 42
D. Prosedur Pengumpulan dan Pengolahan Data .......................... 43
E. Pemeriksaan dan Pengecekan Keabsahan Data ........................ 45
F. Analisis Data ............................................................................ 47

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
1. Letak Geografis dan Sejarah Berdirinya SMA Negeri 7
Bekasi .................................................................................. 50
2. Visi dan Misi Sekolah .......................................................... 51
3. Ketenagaan dan Siswa ......................................................... 52

4. Sarana dan Prasarana ........................................................... 55
5. Tujuan dan Sasaran .............................................................. 56

B. Pembahasan
1. Hasil Observasi Perencanaan Pembelajaran ....................... 57
2. Hasil Observasi Proses Pembelajaran Koopertif Tipe
Group Investigation ............................................................ 62
3. Implementasi Metode Koopertif Tipe Group Investigation
pada pembelajaran PAI ....................................................... 71

vi

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Kesimpulan ............................................................................... 75
B. Implikasi ................................................................................... 76
C. Saran ......................................................................................... 77

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 78
LAMPIRAN-LAMPIRAN

vii

DAFTAR TABEL
Tabel 2.1

Proses Pembelajaran Tahap 1 ................................................ 14

Tabel 2.2

Proses Pembelajaran Tahap 2 ................................................ 15

Tabel 2.3

Proses Pembelajaran Tahap 3 ................................................ 16

Tabel 2.4

Proses Pembelajaran Tahap 4 ................................................ 17

Tabel 2.5

Proses Pembelajaran Tahap 5 ................................................ 18

Tabel 2.6

Proses Pembelajaran Tahap 6 ................................................ 19

Tabel 4.1

Data Guru Berdasar Pendidikan ............................................ 52

Tabel 4.2

Data Guru berdasar PNS / Non PNS ..................................... 52

Tabel 4.3

Data Non Kependidikan Berdasar Pendidikan ...................... 53

Tabel 4.4

Data Non Kependidikan Berdasar PNS / Non PNS............... 53

Tabel 4.5

Data Siswa SMA Negeri 7 Bekasi......................................... 53

Tabel 4.6

Sarana dan Prasarana SMA Negeri 7 Bekasi......................... 55

viii

DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1

Penggunaan Media / Alat dalam Proses Pembelajaran ..... 66

Gambar 4.2

Siswa Mengerjakan Tugas Secara Berkelompok .............. 70

Gambar 4.3

Perpustakaan Tempat Siswa Mencari Sumber belajar ...... 70

ix

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1

Instrument Pedoman Wawancara

Lampiran 2

Hasil Wawancara

Lampiran 3

Form Observasi

Lampiran 4

Hasil Obervasi

Lampiran 5

RPP PAI kelas X

Lampiran 6

Lembar Soal

Lampiran 7

Form Penilaian Kelas

Lampiran 8

Hasil penilaian

Lampiran 9

Foto-foto

Lampiran 10

Nama Guru

Lampiran 11

Surat Permohonan Izin Penelitian

Lampiran 12

Surat Permohonan Izin Observasi

Lampiran 13

Surat Keterangan Melakukan Penelitian

Lampiran 14

Uji Referensi

x

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah hal yang mendasar yang harus dimiliki setiap
bangsa. Pendidikan tidak hanya bertujuan untuk menghasilkan generasi
muda berilmu, tetapi juga dapat menjadikan manusia berakhlak mulia serta
memiliki keterampilan untuk bekal hidup dalam bermasyarakat dikehidupan
sehari-hari.
Menurut UU No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional,
pendidikan adalah:
Usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian
diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.1
Di era globalisasi saat ini menjadikan pendidikan sangat penting,
karena bila pendidikan di dalam suatu masyarakat dapat berkembang
dengan baik, maka tidak perlu diragukan lagi bahwa masyarakat tersebut
akan semakin berkualitas dan mampu bersaing terhadap kompetisi yang
semakin hari semakin ketat dalam berbagai aktivitas kehidupan.

1

Undang-undang SISDIKNAS, UU RI No. 20 th.2003, (Jakarta: Sinar Grafika, 2013), Cet.

5, h. 3

1

2

Peranan pendidikan untuk kelangsungan kehidupan bangsa dan umat,
telah digariskan dalam firman Allah swt, surah At-Taubah ayat 122:

             
          
Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan
perang). mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka
beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama
dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah
kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya.2
Pendidikan
mengembangkan

merupakan
kualitas

wahana

sumber

daya

untuk

meningkatkan

manusia.

Sejalan

dan

dengan

perkembangan dunia pendidikan yang semakin pesat menuntut lembaga
pendidikan untuk lebih dapat menyesuaikan dengan perkembangan ilmu
pengetahuan.
Salah satu bentuk usaha yang dapat meningkatkan kualitas sumber
daya manusia tersebut adalah dengan meningkatkan kualitas pendidikan.
Karena melalui pendidikan inilah setiap generasi dididik dan dilatih
keterampilannya baik secara keilmuan maupun secara fisik dan mental yang
dibentuk agar dapat menjadi generasi yang berkualitas unggul. Dan pada
jalur pendidikan formal ini, berbagai pembenahan dan perbaikan terus
dilakukan baik oleh pemerintah dan sekolah-sekolah agar dapat memberikan
pendidikan yang berkualitas itu. Beberapa usaha perbaikan diantaranya
adalah kurikulum, sarana dan prasarana pendukung penyelenggaraan
pendidikan, dan perbaikan proses pembelajaran salah satunya adalah dengan
memperbaiki metode mengajar.
Pendidikan Agama Islam (PAI) selama ini banyak menerima kritik
pada pelaksanaan pendidikannya, karena PAI kurang mempunyai relevansi
terhadap perubahan sosial yang terjadi di masyarakat atau kurang ilustrasi

2 Al Kitabul Akbar Al-Qur'an dan Terjemahannya, (Jakarta: Akbar Media), h. 206

3

konteks sosial budaya dan lepas dari sejarah, sehingga peserta didik kurang
menghayati nilai-nilai agama sebagai nilai yang hidup dalam keseharian.
Hal tersebut sangat disayangkan, karena PAI merupakan salah satu
mata pelajaran yang penting untuk membangun moral dan akhlak para siswa
guna meningkatkan keimanan kepada Allah swt dan meneladani sifat Nabi
Muhammad saw serta menjadi bekal di kehidupan sehari-hari. Hal tersebut
merupakan usaha preventif dalam menanggulangi kenakalan-kenakalan
remaja pada saat ini seperti tawuran, pergaulan bebas, minum-minuman
beralkohol, merokok bahkan sampai terjerumus pada narkoba. Belum lagi
masalah-masalah yang terjadi di lingkungan keluarga, seperti membantah
dan melawan orang tua. Oleh karena itu, perlu adanya tindakan dan jalan
keluar dan jalan keluar yang harus dilakukan oleh semua pihak baik di
lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat.
Permasalahan yang sering djumpai dalam proses pembelajaran,
khususnya pembelajaran PAI adalah bagaimana cara menyajikan materi
kepada siswa secara baik sehingga diperoleh hasil yang efektif dan efisien.
Hal tersebut menjadikan tugas besar bagi para guru untuk meningkatkan
strategi dan penggunaan metode yang tepat agar dapat meningkatkan
motivasi para siswa agar bias mencerna dan memahami pelajaran yang telah
diberikan secara optimal.
Pada saat ini siswa kurang menghayati pada pelajaran PAI yang
manfaatnya itu sangat penting bagi setiap individu dalam menjalani
kehidupannya. Hal itu disebabkan pelajaran PAI menjadi tidak menarik
karena pengguanaan metode atau strategi yang kurang tepat dalam proses
pembelajarannya. Karena pemakaian metode dalam pembelajaran dapat
berdampak pada pemahaman siswa dalam memahami suatu materi
pelajaran. Oleh karena itu, perlu adanya konsep dalam merencanakan serta
menerapkan metode dan strategi apa saja yang harus diterapkan agar
suasana kelas menjadi focus dan menarik bagi para peserta didik. Dengan
harapan bahwa tidak hanya pemahaman pembelajaran PAI di sekolah, tetapi
juga penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.

4

Sejak dahulu sampai sekarang metode yang sering digunakan dalam
proses pembelajaran adalah metode ceramah, karena metode ceramah
memang harus digunakan sebagai pengantar dalam suatu pembelajaran.
Untuk menciptakan suasana yang dinamis di dalam kelas, diperlukan juga
penggunaan

metode-metode

pembelajaran

yang

lain

agar

proses

pembelajaran menjadi lebih efektif.
Begitu pentingnya suatu penggunaan strategi dan metode dalam
proses pembelajaran, maka guru harus benar-benar memikirkan suatu
strategi pembelajaran yang tepat agar esensi dari materi ajar dapat
dimengerti dan dipahami oleh seluruh siswa. Dengan begitu indikatorindikator pembelajaran yang diinginkan dapat tercapai.
Salah satu faktor penting dalam keberhasilan suatu pembelajaran di
sekolah tergantung pada penggunaan strategi yang diterapkan oleh guru.
Dalam kegiatan pembelajaran dengan memilih metode yang tepat dan sesuai
dapat mempermudah penyerapan atau pemahaman siswa terhadap
pembelajaran. Selain itu memilih model pembelajaran yang menarik juga
dapat membuat siswa nyaman dan senang selama proses pembelajaran.
Hal tersebut sesuai dengan yang tertera dalam peraturan pemerintah
Republik Indonesia No. 19 tahun 2005 tentang Standar Pendidikan Nasional
dalam pasal 19:
Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara
interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta
didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup
bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat
dan perkembangan fisik serta psikologi peserta didik. 3
Salah satu strategi pembelajaran yang efektif digunakan dalam suatu
pembelajaran

yaitu

strategi

pembelajaran

kooperatif.

Pembelajaran

kooperatif merupakan aktivitas pembelajaran kelompok yang diorganisir
oleh satu prinsip bahwa pembelajaran harus didasarkan pada perubahan
informasi secara sosial di antara kelompok-kelompok pembelajar yang di
3

UU No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Penddikan BAB IV STANDAR
PROSES. http://akademik.um.ac.id/?p=6. Bagian Pendidikan dan Kerja Sama UM. Diakses Pada
Tanggal 19 November 2013, Pukul 14:57

5

dalamnya setiap pembelajar bertanggung jawab atas pembelajarannya
sendiri dan didorong untuk meningkatkan pembelajaran anggota-anggota
yang lain. 4
Pembelajaran
mengutamakan

kooperatif

kerja

sama

adalah

untuk

model

mencapai

pembelajaran
tujuan

yang

pembelajaran.

Pembelajaran kooperatif merupakan bentuk pembelajaran dengan cara siswa
belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif,
yang anggotanya terdiri dari empat sampai enam orang, dengan struktur
kelompok yang bersifat heterogen. Metode pembelajaran kooperatif
memiliki beberapa tipe diantaranya: STAD (Student Team Achievment
Division),

TGT

Individualization),

(Team
CIRC

Game

Turnament),

(Cooperative

TAI

Integreted

(Team

Assisted

Reading

and

Composition), Jigsaw, GI (Group Investigation).
Salah satu bentuk pembelajaran kooperatif adalah metode group
investigation (GI). Metode pembelajaran kooperatif tipe group investigation
ini dikembangkan oleh Sharan & Sharan pada tahun 1976 di Universitas
Tel Aviv. Group Investigation merupakan perencanaan pengaturan kelas
umum dimana para siswa bekerja dalam kelompok kecil menggunakan
pertanyaan kooperatif, diskusi kelompok, serta perencanaan dan proyek
kooperatif. Pembentukan kelompok dalam model pembelajaran ini didasari
atas minat anggotanya. Pembelajaran dengan metode group investigation
(GI) menuntut melibatkan siswa sejak perencanaan, baik dalam menentukan
topik maupun cara untuk mempelajari melalui investigasi.5
Setiap anggota berdiskusi dan menentukan informasi apa yang akan
dikumpulkan, bagaimana mengolahnya, bagaimana menelitinya, dan
bagaimana meyajikan hasil penelitiannya di depan kelas.6 Model ini

4

Miftahul Huda, Cooperative Learning, Metode, teknik, struktur dan model penerapan,
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 20013), h. 29
5
Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009),
h. 195-196
6
Miftahul Huda, Op.cit, h. 124

6

menuntut

siswa

untuk

memiliki

kemampuan

yang

baik

dalam

berkomunikasi maupun dalam keterampilan proses kelompok.
Group investigation membuka kesempatan evaluasi secara konstan
dan lebih besar terhadap siswa, baik oleh teman atau guru mereka, daripada
dalam kelas tradisional dengan pengajaran kepada seluruh kelas. Belajar
dengan cara berkelompok akan memudahkan siswa dalam memahami suatu
pelajaran dibandingkan dengan belajar secara individu. Peran guru dalam
kelas hanya sebagai fasilitator dan mengawasi proses pembelajaran antar
kelompok. Pembelajaran kooperatif tipe group investigation menuntut siswa
supaya belajar mandiri dalam mengungkapkan ide-ide serta menyelesaikan
masalah yang diberikan oleh guru secara berkelompok dan bertanggung
jawab.
Untuk membangun semangat siswa dalam mempelajari Pendidikan
Agama Islam agar tidak menjadi mata pelajaran yang membosankan maka
hal itu sangat dipengaruhi oleh pemakaian metode pembelajaran yang tepat.
Oleh karena itu penulis ingin mengadakan penelitian mengenai penggunaan
metode pembelajaran kooperatif tipe group investigation pada mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam. Dengan model pembelajaran kooperatif
tipe group investigation, guru memberikan kebebasan berpikir dan
keluasaan bertindak kepada siswa untuk memahami pengetahuan dan
memecahkan masalah. Sehingga siswa dapat memperoleh kesempatan,
memperoleh pengetahuan dengan jalan mengkonstruksi sendiri dan
mengacu pada model pembelajaran kooperatif tipe group investigation.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti akan melakuakan
penelitian dengan judul:
"Implementasi Metode Kooperatif Tipe Group Investigation (GI) Pada
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI)"

7

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis
mengidentifikasi masalah sebagai berikut:
1. Proses pembelajaran masih menggunakan metode pembelajaran yang
bersifat tradisional.
2. Pentingnya

kemampuan

dalam

merencanakan

suatu

strategi

pembelajaran
3. Kurangnya kesadaran anak didik dalam mempelajari Pendidikan
Agama Islam
4. Kurangnya

pemahaman

dan

pengaplikasian

materi

pelajaran

Pendidikan Agama Islam
5. Kurangnya variasi guru dalam memilih strategi, metode, maupun model
dalam proses pembelajaran PAI

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Dari berbagai masalah yang peneliti identifikasi di atas, peneliti
membatasi masalah penelitian pada hal-hal berikut ini:
a. Pembelajaran PAI dengan menggunakan metode kooperatif tipe group
investigation
b. Penerapan metode pada mata pelajaran PAI di sekolah tersebut
dibatasi pada materi yang sesuai dengan metode kooperatif tipe group
investigation.

2. Perumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah tersebut di atas,
maka dapat dirumuskan masalahnya sebagai berikut:
a. Bagaimana
pembelajaran?

perencanaan

dalam

mempersiapkan

kegiatan

8

b.

Bagaimana pelaksanaan proses pembelajaran yang diterapkan oleh
guru di sekolah?

c. Bagaimana

hasil

menggunakan

akhir

metode

dari

kegiatan

pembelajaran

pembelajaran
kooperatif

dengan

tipe

group

perencanaan,

proses

investigation?

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
a. Untuk

memperolah

informasi

mengenai

pembelajaran, dan hasil akhir dari penerapan strategi pembelajaran
kooperatif tipe group investigation di SMA Negeri 7 Bekasi.
b.

Untuk mengetahui bagaimana implementasi strategi pembelajaran
kooperatif tipe Group Investigation pada mata pelajaran PAI di SMA
Negeri 7 Bekasi.

2. Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:
a. Siswa
Memperkenalkan metode pembelajaran kooperatif tipe group
investigation kepada siswa dalam proses pembelajaran dan sebagai
pengalaman belajar yang berkesan bagi siswa.

b. Guru
Sebagai salah satu alternatif pembelajaran yang efektif dalam
pembelajaran PAI dan dapat dijadikan acuan bagi guru dalam
memperluas pengetahuan dan wawasannya.

c. Sekolah
Memberikan kontribusi yang baik bagi sekolah dalam rangka
peningkatan mutu proses pembelajaran, khususnya mata pelajaran PAI.

9

d. Penulis
Menambah

wawasan

kependidikan

serta

sebagai

bekal

pengetahuan mengenai strategi pembelajaran kooperatif sebagai metode
yang tepat dalam meningkatkan pembelajaran pada mata pelajaran PAI

10

BAB II
KAJIAN TEORI

A. Kajian Teori
1. Pembelajaran Koopertif Tipe Group Investigation
a. Pengertian

Pembelajaran

Kooperatif

Tipe

Group

Investigation
Pembelajaran

adalah

usaha

membimbing

peserta

didik

dan

menciptakan lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses belajar
mengajar.7 Dengan cara demikian, maka peserta didik bukan hanya
diberikan ikan, melainkan diberi alat dan cara menggunakannya untuk
menangkap ikan, bahkan diberikan juga kemampuan untuk menciptakan alat
untuk menangkap ikan tersebut.
Wahyu pertama diturunkan Allah SWT, kepada Nabi Muhammad
SAW (dalam surah al-Alaq : 1-5) memberikan isyarat bahwa Islam amat
memperhatikan soal belajar (dalam konteks menuntut ilmu), sehingga
implementasinya menuntut ilmu (belajar) itu wajib menurut Islam. 8 Belajar
dalam teori constuctivism adalah merupakan proses aktif dari peserta didik
untuk merekonstruksi makna dengan cara memahami teks, kegiatan dialog,
7

Abuddin Nata, Perspektif Islam Tentang Strategi Pembelajaran, (Jakarta: Kencana, 2009),
Cet. Ke- 1, h. 87
8
Tohirin, Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2005), h. 54

10

11

pengalaman fisik, dan sebagainya. Salah satu ciri dari pembelajaran
constuctivism

yaitu

mendorong

terbentuknya

pembelajaran

secara

kooperatif.9 Pembelajaran kooperatif itu sendiri dimaksudkan supaya siswa
dapat melakukan aktifitas belajar secara teratur dan terarah, dimana siswasiswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil untuk membantu satu sama
lain.
Pembelajaran

kooperatif

adalah

model

pembelajaran

yang

mengutamakan kerja sama untuk mencapai tujuan pembelajaran10.
Pembelajaran kooperatif muncul dari konsep bahwa siswa akan lebih mudah
menemukan dan memahami konsep yang sulit jika mereka saling berdiskusi
dengan temannya. Siswa secara rutin bekerja dalam kelompok untuk saling
membantu memecahkan masalah-masalah yang kompleks. Jadi, hakikat
sosial dan penggunaan kelompok sejawat menjadi aspek utama dalam
pembelajaran kooperatif.
Konsep pembelajaran kooperatif tertuang dalam firman Allah SWT
dalam surah al-Maidah ayat 2:

             

    

Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan
takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran.
dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah Amat berat
siksa-Nya.11
Pembelajaran
meningkatkan

kooperatif

partisipasi

aktif

menyediakan
siswa

dalam

alternatif
proses

cara

untuk

pembelajaran,

meningkatkan prestasi belajar peserta didik, sekaligus dapat meningkatkan
kemampuan hubungan sosial, menumbuhkan sikap menerima kekurangan
diri dan orang lain, serta dapat meningkatkan harga diri. Hal ini juga dapat
9

Abudin Nata, Op.Cit., h. 89
Abdul Majid, Strategi Pembelajaran, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2013) Cet. 1, h.

10

174
11

Al Kitabul Akbar Al-Qur'an dan Terjemahannya, Op.cit., h.

12

merealisasikan kebutuhan peserta didik dalam belajar berpikir, memecahkan
masalah, dan mengintegrasikan pengetahuan dengan keterampilan.
Roger, dkk. menyatakan; Pembelajaran kooperatif merupakan
aktivitas pembelajaran kelompok yang diorganisir oleh satu prinsip bahwa
pembelajaran harus didasarkan pada perubahan informasi secara sosial
diantara kelompok-kelompok pembelajar yang di dalamnya setiap
pembelajar bertanggung jawab atas pembelajarannya sendiri dan didorong
untuk meningkatkan pembelajaran anggota-anggota yang lain.12
Salah satu bentuk pembelajaran kooperatif adalah metode group
investigation (investigasi kelompok). Metode pembelajaran kooperatif tipe
group investigation dikembangkan oleh Sharan & Sharan pada tahun 1976.
Metode ini mengajak siswa untuk terlibat dalam perencanaan baik topik
yang dipelajari dan bagaimana jalannya penyelidikan mereka. Pembentukan
kelompok dalam model pembelajaran ini didasari atas minat anggotanya.
Pembelajaran dengan metode GI menuntut melibatkan siswa sejak
perencanaan, baik dalam menentukan topik maupun cara untuk mempelajari
melalui investigasi.13
Model pembelajaran kooperatif tipe group investigation merupakan
serangkaian tugas pemecahan masalah melalui penyelidikan

yang

dikerjakan oleh kelompok kecil yaitu 3 sampai 6 orang siswa heterogen
dengan mempertimbangkan keakraban dan minat yang sama dalam topik
tertentu. Siswa memilih sendiri topik yang akan dipelajari, dan kelompok
merumuskan penyelidikan dan menyepakati pembagian kerja untuk
menangani konsep-konsep penyelidikan yang telah dirumuskan. Dalam
diskusi kelas ini diutamakan keterlibatan pertukaran pemikiran siswa.
Investigasi kelompok memotivasi siswa untuk berperan aktif dalam
menentukan apa yang mereka pelajari dan bagaimana cara mereka belajar.
Dalam investigasi, para siswa mencari informasi dari berbagai sumber baik
di dalam maupun di luar kelas. Sumber-sumber seperti (bermacam buku,
12
13

Miftahul Huda, Op.cit, h. 29
Made Wena, Op.cit, h. 195-196

13

institusi, orang) siswa juga menawarkan sederetan gagasan, opini, data,
solusi, ataupun posisi yang berkaitan dengan masalah yang sedang
dipelajari. Para siswa selanjutnya mengevaluasi dan mengolah informasi
yang dapat menghasilkan karya dari kelompoknya.
Penting bagi goup investigation adalah perencanaan kooperatif siswa
atas apa yang dituntut dari mereka. Secara bersama mereka menentukan apa
yang mereka ingin investigasikan sehubungan dengan upaya mereka untuk
menyelesaikan masalah yang mereka hadapi, sumber apa yang mereka
butuhkan, siapa yang melakukan apa, dan bagaimana mereka akan
menampilkan proyek mereka yang sudah selesai ke hadapan kelas.
Para guru dapat memimpin diskusi dengan seluruh kelas atau dengan
kelompok-kelompok kecil, untuk memunculkan gagasan-gagasan untuk
menerapkan tiap aspek kegiatan siswa. Dalam kelas yang melaksanakan
group investigation guru bertindak sebagai narasumber dan fasilitator. Guru
tersebut berkeliling di antara kelompok-kelompok yang ada dan untuk
melihat bahwa mereka bisa mengelola tugasnya, dan membantu tiap
kesulitan yang mereka hadapi dalam interaksi kelompok, termasuk masalah
dalam kinerja terhadap tugas-tugas khusus yang berkaitan dengan proyek
pembelajaran.

b. Tahap-tahap Metode Kooperatif Tipe Group Investigation
Sharan, dkk telah menetapkan 6 (enam) tahap investigasi kelompok.
Tahap-tahap ini dan komponen-komponennya dijabarkan dibawah ini:

1) Memilih Topik
Siswa memilih subtopik khusus di dalam suatu daerah masalah umum
yang biasanya ditetapkan oleh guru. Selanjutnya siswa diorganisasikan
menjadi dua sampai enam anggota tiap kelompok menjadi kelompokkelompok yang berorientasi tugas. Komposisi kelompok hendaknya
heterogen secara akademis maupun etnis.14

14

Abdul Majid, op.cit, h.220

14

Tahap ini dimulai dengan perencanaan kooperatif yang melibatkan
seluruh kelas, yang dapat dijabarkan sebagai berikut.
a) Guru mempresentasikan sebuah permasalahan kepada seluruh kelas dan
bertanya "apa yang ingin kalian ketahui tentang masalah ini?" tiap siswa
memberikan pertanyaan mengenai aspek-aspek dari masalah tersebut
yang ingin mereka investigasi.
b) Para siswa meneliti beberapa sumber, mengusulkan sejumlah topik, dan
mengkatagorikan saran-saran. Diskusi singkat ini akan menghasilkan
daftar usulan bersama mengenai subtopik yang akan menjadi bahan
investigasi.
c) Para siswa bergabung dengan kelompoknya untuk mempelajari topik
yang telah mereka pilih.
d) Guru membantu dalam pengumpulan informasi dan memfasilitasi
pengaturan. 15
Tabel 2.1
Proses Pembelajaran Tahap 116
Peran Guru

Proses Pembelajaran





Memeriksa pilihan
Mengaitkan
pengetahuan
pribadi dengan masalah
Memilih petanyaan-pertanyaan
Menentukan subtema penelitian






Memimpin diskusi penelitian
Menyediakan materi dasar
Memfasilitasi
kepedulian
terhadap masalah
Mengkordinasi penyusunan
subtema
pilihan
untuk
diselidiki

2) Perencanaan Kooperatif
Siswa dan guru merencanakan prosedur pembelajaran, tugas dan
tujuan khusus yang konsisten dengan subtopik yang telah dipilih pada tahap
pertama. Langkah dalam perencanaan kooperatif diantaranya:
a) Para siswa merencanakan bersama mengenai apa yang akan dipelajari.
b) Para siswa merencanakan bersama mengenai bagaimana mempelajarinya.
c) Para siswa melakukan pembagian tugas.17

15

Robert E. Slavin, Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik, (Bandung: Nusamedia,
2005), h. 218
16
Sholomo Sharan, The Handbook Of Cooperative Learning, (Yogyakarta: Familia, 2012)
Cet. Ke-1, h. 176
17
Robert E. Slavin, Op.Cit., h. 218

15

Pada tahap ini anggota kelompok menentukan aspek dari subtopik
yang masing-masing (satu demi satu atau berpasangan) akan mereka
investigasi. Sebagai akibatnya, tiap kelompok harus memformulasikan
sebuah

masalah

yang

dapat

diteliti,

memutuskan

bagaimana

melaksanakannya, dan menentukan sumber-sumber mana yang akan
dibutuhkan untuk melakukan investigasi tersebut.
Table 2.2
Proses Pembelajaran Tahap 218
Peran Guru

Proses Pembelajaran








Perencanaan kooperatif
Membuat pertanyaan
Menjelaskan pemikiran kepada
teman sejawat
Mengantisipasi apa yang akan
mereka pelajari
Memilih sumber-sumber yang
relevan
Memutuskan apa yang perlu
diteliti
Menentukan peran-peran





Membantu
kelompokkelompok
merumuskan
rencana realistis
Membantu menjaga norma
koopertif
Membantu
kelompok
menemukan sumber-sumber
yang tepat

3) Implementasi
Siswa menerapkan rencana yang telah mereka kembangkan di dalam
tahap kedua. Hal-hal yang dilakukan oleh siswa yaitu:
a) Para siswa mengumpulkan informasi, menganalisis dan membuat
kesimpulan.
b) Tiap anggota kelompok berkontribusi untuk usaha-usaha yang
dilakukan kelompoknya.
c) Para siswa saling bertukar, berdiskusi, mengklarifikasi dan mensintesis
semua gagasan.19
Dalam tahap ini tiap kelompok melaksanakan rencana yang telah
diformulasikan sebelumnya. Selama tahap ini para siswa satu demi satu atau
secara berpasangan, mengumpulkan. Menganalisis, dan mengevaluasi

18
19

Sholomo Sharan, Op.Cit. h 178
Robert E. Slavin, Op.Cit., h. 219

16

informasi,

membuat

kesimpulan-kesimpulan,

dan

mengaplikasikan

pengetahuan baru yang menjadi bagian mereka untuk menciptakan sebuah
resolusi atas masalah yang diteliti kelompok.
Ketika individu atau pasangan telah menyelesaikan porsi mereka atau
tugas kelompok, maka kelompok tersebut akan berkumpul kembali dan para
anggotanya saling membagi pengetahuan mereka. Kelompok boleh memilih
salah satu anggota untuk mencatat kesimpulan mereka, atau tiap anggota
boleh mempresentesikan sebuah rangkuman tertulis dari penemuan mereka
yaitu menampilkan sebuah rangkuman singkat sebagai respon terhadap
pertanyaan yang diinvestigasi.
Tabel 2.3
Proses Pembelajaran Tahap 320
Peran Guru

Proses Pembelajaran





Menemukan informasi dari
beragam sumber
Membandingkan
dan
mengevaluasi
relevansi
sumber
Menjelaskan, memperluas dan
menyaring pengetahuan dan
membuat informasi
Merumuskan
jawaban
pertanyaan






Membantu
dengan
keterampilan meneliti
Membantu memeriksa sumbersumber
Membantu
menemukan
hubungan
baru
diantara
sumber-sumber
Membantu menjaga normanorma interaksi kooperatif

4) Analisa dan Sintesis
Siswa menganalisis dan mensintesis informasi yang diperoleh pada
tahap ketiga. Hal yang dilakukan siswa yaitu:
a) Anggota kelompok menentukan pesan-pesan dari proyek mereka.
b) Anggota kelompok merencanakan bagaimana informasi tersebut
diringkas dan disajikan dengan cara yang menarik sebagai bahan untuk
dipresentasikan kepada seluruh kelas.
c) Wakil-wakil kelompok membentuk dan mengkoordinasi rencanarencana presentasi.21

20
21

Sholomo Sharan, Op.Cit. h 182
Robert E. Slavin, Op.Cit, h. 219

17

Tahap ini merupakan transisi dari tahap pengumpulan data dan
klarifikasi ke tahap dimana kelompok-kelompok yang ada melaporkan hasil
investigasi mereka kepada seluruh kelas. Ini terutama merupakan sebuah
tahap pengaturan, seperti pada tahap pertama juga memerlukan semacam
kegiatan-kegiatan intelektual yang mengabstraksikan gagasan utama dari
proyek kelompok, mengintegrasikan semua bagiannya menjadi satu
keseluruhan, dan merencanakan sebuah presentasi yang bersifat instruktif
sekaligus menarik.
Table 2.4
Proses Pembelajaran Tahap 422
Peran Guru

Proses Pembelajaran





Menentukan gagasan utama
dari temuan-temuan yang ada
Menjelaskan, membandingkan,
mengevaluasi temuan-temuan
Menghubungkan
temuan
dengan masalah umum
Memutuskan
bagaimana
menyajikan temuan






Menyusun rencana kelompok
Bertemu dengan kelompok
pelaksana
Membantu memperoleh materi
Memastikan bahwa semua
anggota
kelompok
berpartisipasi

5) Presentasi penelitian
Beberapa atau semua kelompok menyajikan hasil penyelidikannya
dengan cara yang menarik kepada seluruh kelas, diantaranya:
a) Presentasi yang dibuat untuk seluruh kelas dibuat dalam berbagai
macam bentuk.
b) Bagian presentasi tersebut harus dapat melibatkan pendengar (siswa
lain) menjadi aktif. Hal ini juga bertujuan agar siswa yang lain saling
terlibat satu sama lain dalam pekerjaan mereka dan memperoleh
perspektif luas pada topik itu.
c) Para pendengar mengevaluasi kejelasan dan penampilan presentasi
berdasarkan kriteria yang telah ditentukan sebelumnya oleh seluruh
anggota kelas. 23
d) Presentasi dikoordinasi oleh guru.

22
23

Sholomo Sharan, Op.Cit. h 184
Robert E. Slavin, Op.Cit, h. 219

18

Untuk menyimpulkan presentasi, guru harus membiarkan kelas
berdiskusi tentang bagaimana semua tema itu digabungkan untuk
menjelaskan masalah umum yang telah diatasi di kelas. Komentar-komentar
siswa selama diskusi berlangsung akan menunjukan tingkat kemampuan
antara yang mereka dengar dan yang mereka lihat dengan subtopik mereka.
Reaksi dari siswa terhadap presentasi dan cara menyimpulkan diskusi
adalah bagian dari proses evaluasi.24
Table 2.5
Proses Pembelajaran Tahap 525
Peran Guru

Proses Pembelajaran




Menunjukan
manfaat
pengetahuan
Mengevaluasi kekelasan, daya
tarik,
dan
relevansi,
presenntasi
Membuat hubungan baru di
antara subtema







Mengkoordinasi
presentasi
kelompok
Mengarahkan
komentar
diskusi siswa
Membuat aturan-aturan untuk
membuat komentar
Mengarahkan
penyimpulan
diskusi
Menunjukan hubungan di
antara subtema

6) Evaluasi
Dalam hal ini kelompok-kelompok menangani aspek yang berbeda
dari topik yang sama, siswa dan guru mengevaluasi tiap kontribusi
kelompok terhadap kerja kelas sebagai suatu keseluruhan. Evaluasi yang
dilakukan dapat berupa penilaian individual atau kelompok. Hal yang
dilakukan yaitu:
a)

Para siswa saling memberikan umpan balik mengenai topik tersebut,
mengenai tugas yang telah mereka kerjakan, mengenai keefektifan
pengalaman-pengalaman mereka.
b) Guru dan siswa berkolaborasi dalam mengevaluasi pembelajaran
siswa.
c) Penilaian atas pembelajaran harus mengevaluasi pemikiran paling
tinggi.26
24
25

Sholomo Sharan. Op.Cit. h. 186
Ibid, h. 186

19

Pada proses evaluasi, guru harus mengevaluasi pemikiran paling
tinggi siswa mengenai subjek yang dipelajari, bagaimana mereka
menginvestigasi aspek-aspek tertentu dari subjek, bagaimana mereka
mengaplikasikan pengetahuan mereka terhadap solusi dari masalah-masalah
baru, bagaimana mereka menggunakan kesimpulan dari apa yang mereka
pelajari dalam mendiskusikan pertanyaan yang membutuhkan analisis dan
penilaian, dan bagaimana mereka sampai pada kesimpulan dari serangkaian
data. 27
Group investigation membuka kesempatan evaluasi secara konstan
dan lebih besar terhadap siswa, baik oleh teman atau guru mereka, daripada
dalam kelas tradisional dengan pengajaran kepada seluruh kelas. Dalam
kelas group investigation guru harus mampu membentuk evaluasi siswa
yang didasarkan pada percakapan dan observasi yang sering dilakukan
terhadap aktivitas akademik siswa. Pengalaman efektif para siswa selama
masa belajar mereka juga harus dievaluasi, termasuk tingkat motivasi dan
keterlibatan mereka. Umpan balik dari para siswa sendiri harus mampu
memperlihatkan bagaimana perasaan mereka mengenai topik yang
bersangkutan dan mengenai pekerjaan yang telah mereka lakukan.28
Tabel 2.6
Proses Pembelajaran Tahap 629
Peran Guru

Proses Pembelajaran





26

Mengevaluasi gagasan hasil
penelitian
Mengevaluasi pengetahuan
Menggabungkan semua temuan
kelompok
Memperlihatkan
prestasi
sebagai peneliti dan sebagai
anggota kelompok

Robert E. Slavin, op.cit. h. 218-220
Ibid., h. 226
28
Ibid., h. 226-227
29
Sholomo Sharan, Op.Cit. h 189
27






Mengevaluasi
pemahaman
atas gagasan utama
Mengevaluasi pengetahuan
atas fakta dan istilah baru
Mengevaluasi penggabungan
semua temuan kelompok
Memfasilitasi refleksi siswa
tentang proses dan isi
penelitian

20

c. Fitur Dasar Kelompok Penyelidikan (Group Investigation)
Karakter unik investigasi kelompok ada pada integrasi dari empat
fitur dasar seperti investigasi, interaksi, penafsiran, dan motivasi
interinsik.30

1) Investigasi
Investigasi, yang pertama dari empat komponen investigasi
kelompok, mengacu kepada orientasi umum terhadap pembelajaran yang
diambil oleh para guru dan siswa. Ketika kelas menjalankan proyek
investigasi kelompok, kelas itu menjadi "komunitas penelitian", dan tiaptiap siswa meruppakan peneliti yang mengkoordinasi penelitian mereka
dengan tujuan bersama kelas itu.
Investigasi dimulai ketika guru memberikan masalah yang
menantang dan rumit kepada kelas. Proses investigasi menekan inisiatif
siswa, dibuktikan dengan pertanyaan-pertanyaan yang mereka ajukan
dengan sumber-sumber yang mereka temukan, dan dengan jawaban yang
mereka rumuskan. Siswa mencari informasi dan gagasan dengan
bekerjasama dengan rekan mereka dan menggabungkannya bersama
pendapat, informasi, gagasan, ketertarikan, dan pengalaman yang masingmasing mereka bawa untuk mengerjakan tugas.31

2) Interaksi
Investigasi kelompok terjadi di kelas yang diorganisir sebagai
komunitas penelitian yang di dalamnya terdapat kontak, percakapan, saling
membantu, dan saling mendukung di antara siswa dalam kelompok kecil.
Pada tiap-tiap tahap siswa memiliki kesempatan yang cukup untuk
berinteraksi: mereka mendiskusikan rencana penelitian mereka, mempelajari
berbagai sumber dan bertukar gagasan dan informasi, mereka bersama-sama
memutuskan bagaimana cara meringkas dan menggabungkan temuan-

30
31

Ibid, h. 167
Ibid., h. 168

21

temuan mereka, dan mereka merencanakan bagaimana menyajikan temuantemuan mereka itu kepada teman sekelas mereka.32
Group investigation telah mengembangkan dan memperbaiki daftar
panjang tentang latihan dan aktivitas yang memungkinkan siswa untuk
menerima dan menjalankan interaksi yang efektif dalam kelompok.

3) Penafsiran
Pada saat menjalankan penelitian siswa secara individu maupun
dalam kelompok kecil mengumpulkan dan menemukan informasi.dari
berbagai sumber berbeda. Dan bersama-sama mereka membuat penafsiran
atas hasil penelitian mereka. Penafsiran yang telah mereka gabungkan
merupakan proses sosial-intelektual diantara masing-masing anggota karena
didalamnya terdapat gabungan dari berbagai pengetahuan pribadi dengan
pengetahuan baru yang dihasilkan, dan antara tiap-tiap siswa dengan
gagasan dan informasi yang diberikan oleh anggota lain dalam kelompok
itu.33
Penafsiran informasi kooperatif yang dikumpulkan oleh anggota
kelompok ini meningkatkan kemampuan mereka untuk menyusun,
menegaskan, dan mengkonsolidasikan temuan-temuan mereka dan dengan
demikian membuatnya bermakna.

4) Motivasi Interinsik
Investigasi kelompok memotivasi siswa untuk berperan aktif dalam
menentukan apa yang mereka pelajari dan bagaimana cara mereka belajar.
Hal ini mengundang mereka untuk membuat pilihan bersama berdasarkan
pada pertanyaan-pertanyaan yang mereka ajukan dan masalah yang mereka
amati. Garis panduan yang mereka buat dipakai untuk landasan bertindak,
sehingga mereka memilih kontrol yang kuat atas pembelajaran mereka, oleh

32
33

Ibid., h. 169
Ibid., h. 170

22

karena itu mereka bersedia memberikan upaya yang lebih besar untuk
mempelajarinya.34
Melalui investigasi kelompok dapat mempertinggi minat pribadi
mereka untuk mencari informasi yang mereka perlukan untuk memecahkan
masalah. Hal ini mengundang mereka untuk membuat pilihan serta
keputusan individu dan pilihan bersama berdasarkan pertanyaan-pertanyaan
yang mereka ajukan dan masalah yang mereka amati.

d. Kelebihan dan Kelemahan Metode Kooperatif Tipe Group
Investigation (GI)
1) Kelebihan :
a) Menciptakan cara belajar siswa lebih aktif
b) Menumbuhkan motivasi belajar mandiri bagi siswa
c) Menumbuhkan minat dan kreatifitas siswa
d) Tiap siswa berkontribusi terhadap kelompoknya, dan tiap
kelompok berkontribusi terhadap pembelajaran seluruh kelas atas
unit yang lebih besar.35

2) Kelemahan:
a) Bahan ajar yang banyak tetapi waktu yang disediakan sedikit
b) Siswa yang malas akan tetap pasif dalam kelompoknya dan
memungkinkan akan mempengaruhi kelompoknya sehingga usaha
kelompok tersebut gagal.
c) Pembagian materi membuat siswa terfokus hanya pada materi yang
menjadi tanggung jawabnya.
d) Model pembelajaran kooperatif yang paling kompleks dan paling
sulit untuk diterapkan.36

34

Ibid., h.171
Robert E. Slavin, op.cit. h. 222
36
Abdul Majid, op.cit, h. 189

35

23

2. Pendidikan Agama Islam (PAI)
a. Pengertian Pendidikan Agama Islam
Pendidikan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah "proses
perubahan skala dan tata laku serta mendewasakan manusia melalui upaya
pengajaran dan pelatihan; proses, cara, perbuatan mendidik37. Pendidikan
adalah upaya sadar dan terencana dalam proses pembimbingan dan
pembelajaran bagi individu agar tumbuh berkembang menjadi manusia yang
mandiri, bertanggung jawab, kreatif, berilmu, dan berakhlak mulia.38
Agama Islam adalah agama yang ajaran-ajarannya bersumber
kepada wahyu dari Allah SWT. yang disampaikan kepada umat manusia
melalui Nabi Muhammad SAW. Untuk kesejahteraan hidup manusia di
dunia dan akhirat. Pendidikan agama Islam adalah usaha yang berupa
bimbingan dan asuhan terhadap murid agar kelak setelah selesai
pendidikannya dapat memahami, menghayati dan mengamalkan ajaranajaran agama Islam secara keseluruhan serta menjadikannya sebagai way of
life (pandangan hidup) bagi dirinya, keluarganya dan masyarakat
lingkungannya.39
Pendidikan agama Islam diartikan sebagai usaha sadar untuk
menyiapkan peserta didik dalam meyakini, memahami, menghayati dan
mengamalkan agama Islam melalui kegiatan, bimbingan, pengajaran dan
atau latihan dengan memperhatikan tuntunan untuk menghormati agama
lain dalam hubungan antar umat beragama dalam masyarakat untuk
mewujudkan persatuan nasional.40
Menurut Zakiyah Darajat, pendidikan agama Islam adalah suatu
usaha untuk membina dan mengasuh peserta didik agar senantiasa dapat
37

Depertemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai
Pustaka, 1997), h. 204
38
Suyadi. Strategi Pembelajaran Pendidikan Karakter. (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2013), Cet. 1, h. 4
39
Team Penyususn Petunjuk Pelaksanaan Kurikulum Pendidikan Agama Islam untuk
Sekolah Dasar tahun 1981/1982, Petunjuk Pelaksanaan KurikulumPendidikan Agama Islam untuk
Sekolah Dasar, (Jakarta: Karya Manunggal, 1982), h. 1
40
Abdul Rachman Shaleh, Pendidikan Agama dan Keagamaan, (PT. Gemawindu
Pancaperkasa), h. 31.

24

memahami ajaran Islam secara menyeluruh. Lalu menghayati tujuan, yang
pada akhirnya dapat mengamalkan serta menjadikan Islam sebagai
pandangan hidup.
Tayar Yusuf mengartikan pendidikan agama Islam sebagai usah

Dokumen yang terkait

Peningkatkan Kemampuan Penalaran Induktif Matematik Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif tipe Group Investigation

0 15 189

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (Gi) Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Siswa Kelas V Sdit Bina Insani ( Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Sdit Bina Insani Kelas V Semester Ii Serang-Banten )

0 3 184

Peningkatan kemampuan berpikir kritis matematis melalui model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation siswa kelas IV SD Negeri Sukamaju 3 Depok

0 6 189

Perbandingan hasil belajar biologi dengan menggunakan metode pembelajaran cooperative learning tipe group investigation (GI) dan think pair share (TPS)

1 5 152

Penerapan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) dalam meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas VII Smp Islamiyah Ciputat : penelitian tindakan kelas di SMP Islamiyah Ciputat

0 8 0

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN SOSIAL DAN HASIL BELAJAR

0 11 49

Perbedaan Sikap Ilmiah Siswa antara yang Menggunakan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing dengan Group Investigation (GI) pada Konsep Fungi

0 18 288

Pengaruh Strategi Pembelajaran Kooperatif tipe Group Investigation terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran PAI di SMP N 3 Tangerang Selatan

1 7 202

EKSPERIMEN PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI STRATEGI KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) DAN TEAM Eksperimen Pembelajaran Matematika Melalui Strategi Kooperatif Tipe Group Investigation (GI) Dan Team Assisted Individualization (TAI) Ditinjau Dari Akt

0 1 14

Penerapan Model Pembelajaran Group Investigation (GI) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam

0 0 15