BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Belajar - UPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA KELAS VIIB SMP NEGERI 2 BANYUMAS PADA POKOK BAHASAN SEGITIGA DAN SEGIEMPAT MELALUI PEMBELAJARAN MIND MAPPING - repository perpustakaan

BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Belajar Menurut Slameto (2010 : 2) belajar adalah proses usaha yang dilakukan

  seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Perubahan tingkah laku disini dalam pengertian belajar meliputi perubahan terjadi secara sadar, perubahan dalam belajar bersifat kontinu dan fungsional, bersifat positif dan aktif, bukan bersifat sementara, bertujuan atau terarah dan mencakup seluruh aspek tingkah laku. Sedangkan menurut Sardiman (2007 : 21) bahwa belajar adalah sebagai rangkaian kegiatan jiwa raga, psiko-fisik untuk menuju ke perkembangan pribadi manusia seutuhnya, yang berarti menyangkut unsur cipta, rasa dan karsa, rannah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Kemudian menurut Aunurrahman (2010 : 35) belajar adalah suatu proses yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri di dalam interaksi dengan lingkungannya.

  Dari ketiga definisi belajar yang telah dikemukakan di atas maka dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara utuh, dan merupakan hasil dari pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Tujuan belajar menurut Sardiman (2007 : 25-28) terdiri dari tiga aspek yaitu: a) Untuk mendapatkan pengetahuan,

  b) Penanaman konsep dan keterampilan, c) Pembentukan sikap.

  Menurut Slameto (2010 : 54-60) faktor intern yang mempengaruhi belajar meliputi: kesehatan seseorang, psikologis seseorang dan kelelahan pada seseorang. Sedangkan faktor ekstern yang mempengaruhi belajar yaitu: faktor keluarga meliputi: cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi, pengertian orang tua dan latar belakang kebudayaan; faktor sekolah meliputi: metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode belajar, dan tugas rumah; dan faktor masyarakat meliputi: kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat.

  Menurut Slameto (2010 : 73-91) cara belajar yang efektif meliputi: perlunya bimbingan secara efektif, memperhatikan kondisi dan strategi belajar yang baik, dan menerapkan metode belajar yang tepat.

B. Pembelajaran Mind Mapping 1. Pengertian

  Menurut Buzan (dalam Deporter, 2003 : 175) Mind Mapping adalah metode mencatat kreatif yang memudahkan kita mengingat banyak informasi.

  Catatan yang dibuat membentuk sebuah pola gagasan yang saling berkaitan, dengan topik utama ditengan dan subtopik dan perincian menjadi cabang- cabang.

  Menurut Buzan (2011 : 4) Mind Mapping adalah cara mencatat yang kreatif, efektif, dan secara harfiah akan “ memetakan” pikiran-pikiran kita.

  

Mind Map juga sangat sederhana dimana pusat Mind Mapping mewakili ide

  terpenting. Jalan-jalan utama yang menyebar dari pusat mewakili pikiran- pikiran utama dalam proses pemikiran, jalan sekunder mewakili pikiran-pikiran sekunder. Gambar-gambar atau bentuk khusus dapat mewakili area-area uang menarik atau ide - ide menarik. Dimana otak manusia dibagi menjadi dua bagian yaitu otak kiri dan otak kakan. Otak kiri cenderung lebih memilih keterampilan pada bidang matematika, bahasa, dan ilmu pengetahuan, sedangkan untuk otak kanan bekerja untuk hal-hal yang lebih emosional, seperti seni, musik dan pengajaran keterampilan berpikir, terutama keterampilan berpikir secara kreatif.

  Sedangkan menurut Surya (2011 : 365) Mind Mapping adalah sebuah alat yang membantu dengan bebas dan dengan sadar memperluas skema asosiasi seseorang sehingga dapat membuat koneksi-koneksi imajinatif dan merangsang munculnya kekuatan kreatif. Dalam penggunaan Mind Mapping tidak memilih informasi dan tidak dibatasi berdasar kategori, tetapi merekonstruksi (menyusun) apa yang ada di dalam benak pikiran dengan bahasa simbol atau kata kunci ke atas lembar kertas.

  Berdasarkan pendapat tentang Mind Mapping yang dikemukakan di atas, dapat disimpulkan bahwa Mind Mapping adalah metode mempelajari konsep atau teknik mengingat sesuatu dengan bantuan Mind map (catatan yang terdiri dari gabungan gambar dan warna yang berisi rangkuman materi) sehingga kedua bagian otak manusia dapat digunakan secara maksimal.

  Dalam penerapan pembelajaran Mind Mapping siswa diberikan permasalahan berupa LKS yang harus didiskusikan oleh siswa dengan kelompoknya. Dari LKS tersebut akan timbul gagasan atau ide untuk mengerjakan LKS tersebut sehingga siswa menjadi lebih kreatif, guru juga memberikan kesempatan siswa untuk memberikan tanggapan terhadap jawaban hasil diskusi dari kelompok lain (berkomunikasi), guru juga memberi kesempatan siswa untuk bertanya tentang hal yang belum dipahami (berkomunikasi), siswa dapat berdiskusi dengan teman kelompoknya dan aktif dalam mengerjakan tugas, serta ketika guru menyampaikan pertanyaan dan memberikan permasalahan berupa LKS siswa dapat menjawab pertanyaan tersebut (berkomunikasi).

2. Langkah-langkah

  Menurut Hamid (2011 : 227-228) adapun langkah-langkah dalam pembelajaran Mind Mapping, yaitu : 1) Guru menyampaikan kompetensi yang akan dicapai. 2) Guru mengemukakan konsep atau permasalahan yang ingin ditanggapi oleh siswa, sebaiknya permasalahan yang mempunyai alternatif jawaban.

  3) Membentuk kelompok yang beranggotakan 2-3 siswa. 4) Tiap kelompok mencatat alternatif jawaban hasil diskusi (membuat Mind Map ).

  5) Tiap kelompok membacakan hasil diskusinya dan guru mencatat di papan lalu mengelompokkan sesuai dengan kebutuhan guru.

  6) Dari data-data di papan, siswa diminta membuat kesimpulan atau guru memberi perbandingan sesuai konsep yang disediakan guru.

  7) Setelah semuanya selesai kemudian guru mengevaluasi dan menutup pembelajarannya.

3. Kelebihan dan kelemahan

  Kelebihan dari Mind Mapping dalam pembelajaran menurut Buzan (2011 : 6) yaitu:

  a. Membantu siswa dalam merencanakan suatu hal,

  b. Mempermudah siswa dalam berkomunikasi,

  c. Siswa menjadi lebih kreatif,

  d. Dapat menghemat waktu,

  e. Dapat menyelesaikan masalah,

  f. Memusatkan perhatian siswa terhadap materi yang diajarkan,

  g. Siswa dapat menyusun dan menjelaskan pikiran-pikirannya,

  h. Memudahkan siswa untuk mengingat materi pelajaran dengan lebih baik, i. Belajar lebih cepat dan efisien, dan j. Siswa dapat melihat gambar keseluruhan dari materi yang diajarkan.

  Dari kelebihan tersebut diharapkan dapat mengobati keadaan siswa, yaitu 1) kurangnya kemauan siswa untuk mengajukan pertanyaan kepada guru ataupun teman lain; 2) kurangnya daya imajinasi siswa; 3) siswa kurang berani dalam menyatakan dan menanggapi pendapat; 4) kebanyakan siswa kurang mampu dalam melihat dan memecahkan masalah pada saat mengerjakan soal yang sulit; 5) kurangnya keberanian siswa untuk mengambil resiko.

  Selain memiliki kelebihan seperti yang dikemukakan di atas, pembelajaran Mind Mapping juga memiliki beberapa kekurangan. Kekurangan dari pembelajaran Mind Mapping yaitu: a. Hanya siswa yang aktif yang terlibat.

  b. Tidak sepenuhnya murid belajar.

  Sehingga dengan pembelajaran Mind Mapping diharapkan kondisi siswa di SMP Negeri 2 Banyumas akan: 1) memiliki kemauan untuk mengajukan pertanyaan kepada guru ataupun teman lain; 2) memiliki daya imajinasi yang kuat; 3) memiliki keberanian dalam menyatakan dan menanggapi pendapat; 4) siswa mampu dalam melihat dan memecahkan masalah pada saat mengerjakan soal yang sulit; 5) memiliki keberanian untuk mengambil resiko. Untuk itu peneliti menggunakan pembelajaran Mind Mapping dalam penelitian ini, yang diharapkan dengan pembelajaran Mind Mapping ini dapat meningkatkan kreativitas belajar siswa.

C. Kreativitas 1. Pengertian

  Menurut Munandar (2009 : 25) bahwa kreativitas sebagai kemampuan umum untuk menciptakan sesuatu yang baru, sebagai kemampuan untuk memberikan gagasan-gagasan baru yang dapat diterapkan dalam pemecahan masalah, atau sebagai kemampuan untuk melihat hubungan-hubungan baru antara unsur-unsur yang sudah ada sebelumnya. Menurut Tjandrasa (1990 : 4) menyatakan bahwa, kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk menghasilkan komposisi, produk, atau gagasan apa saja yang pada dasarnya baru, dan sebelumnya tidak dikenal pembuatnya. Sedangkan menurut Setiadarma (2003 : 108) kreativitas adalah merupakan proses mental yang unik dapat menghasilkan sesuatu yang baru, berbeda, dan orisinial mencakup pemikiran spesifik yang disebut oleh Guilford sebagai divergent thinking. Cara pikir divergent ini menyimpang dari jalan yang telah dirintis sebelumnya dan mencari variasi.

  Berdasarkan pendapat tentang kreativitas yang dikemukakan di atas dapat disimpulkan bahwa kreativitas merupakan kemampuan seseorang untuk menciptakan atau menemukan gagasan baru, dan atau memodifikasi sesuatu yang sudah ada sehingga manfaatnya bernilai lebih dibanding sebelumnya.

  Menurut Munandar (2009 : 71) menyatakan bahwa subskala untuk kreativitas meliputi ciri-ciri: 1) rasa ingin tahu yang luas dan mendalam; 2) Sering mengajukan pertanyaan yang baik; 3) memberikan banyak gagasan atau usul terhadap suatu masalah; 4) bebas dalam menyatakan pendapat; 5) mempunyai rasa keindahan yang dalam; 6) menonjol dalam salah satu bidang seni; 7) mampu melihat suatu masalah dari berbagai segi/sudut pandang; 8) mempunyai rasa humor yang luas; 9) mempunyai daya imajinasi; 10) orisinal dalam ungkapan gagasan dan dalam pemecahan masalah.

  Sedangkan menurut Setiadarma (2003 : 110) ciri-ciri afektif orang kreatif terdiri atas: 1) rasa ingin tahu yang mendorong individu lebih banyak mengajukan pertanyaan, selalu memperhatikan orang, objek dan situasi serta membuatnya lebih peka dalam pengamatan dan ingin mengetahui atau meneliti; 2) memiliki imajinasi yang hidup, yakni kemampuan mempergerakkan atau membayangkan hal

  • –hal yang belum pernah terjadi; 3) merasa tertantang oleh kemajuan yang mendorongnya untuk mengatasi masalah-masalah yang sulit; 4) sifat berani mengambil resiko, yang membuat orang kreatif tidak takut gagal atau mendapat kritik; 5) sifat menghargai bakat- bakatnya sendiri yang sedang berkembang.

  Berdasarkan kedua pendapat dari Munandar dan Setiadarma tentang ciri- ciri kreativitas, maka peneliti menggunakan 5 indikator kreativitas dengan alasan: 1) indikator rasa ingin tahu yang mendalam dapat digabung dengan indikator sering mengajukan pertanyaan; 2) indikator memiliki imajinasi yang hidup yakni kemampuan mempergerakkan atau membayangkan hal

  • –hal yang belum pernah terjadi sama artinya dengan rasa keindahan yang dalam, memiliki rasa humor yang luas, mempunyai daya imajinasi dan menonjol dalam salah satu bidang seni; 3) sifat menghargai bakat-bakatnya sendiri yang sedang berkembang diantaranya menyampaikan gagasan termasuk dalam indikator orisinil dalam menyampaikan gagasan; 4) indikator merasa tertantang oleh kemajuan yang mendorongnya untuk mengatasi masalah-masalah yang sulit sama artinya dengan mampu melihat masalah dari berbagai segi/sudut pandang; 5) indikator sikap berani mengambil resiko termasuk dalam indikator bebas dalam menyampaikan pendapat. Dari kelima indikator ini dapat digambarkan melalui sikap siswa sebagai berikut:

Tabel 2.1. Indikator Kreativitas

  

Indikator Sikap Siswa

  1) Mempunyai rasa ingin tahu yang

  a) Bertanya mendalam b) Mencari banyak sumber pengetahuan c) Memperhatikan penjelasan dari guru

  2) Mempunyai daya imajinasi

  a) Mampu membuat hubungan- hubungan baru dari sesuatu yang sudah ada

  b) Mampu membuat dugaan

  c) Mampu mengembangkan

  d) Mampu merencanakan 3) Orisinil dalam menyampaikan

  a) Memberikan gagasan gagasan b) Mengembangkan gagasan yang disampaikan oleh siswa yang lain

  4) Mampu melihat masalah dari

  a) Mencari banyak kemungkinan berbagai sudut pandang b) Dapat melihat kekurangan

  c) Melibatkan diri dalam masalah yang sulit 5) Sikap berani mengambil resiko

  a) Mampu mempertahankan pendapat b) Memberi/menerima kritik dan saran c) Tidak takut dengan kegagalan 2.

   Cara meningkatkan kreativitas

  Menurut Gibbs ( dalam Mulyasa, 2011 : 164-165) kreativitas dapat dikembangkan dengan memberi kepercayaan, komunikasi yang bebas, pengarahan diri, dan pengawasan yang tidak terlalu ketat. Hasil penelitian tersebut dapat diterapkan atau ditransfer dalam proses pembelajaran.

  Dalam hal ini siswa akan lebih kreatif jika: 1) Dikembangkan rasa percaya diri pada siswa, dan tidak ada perasaan takut. Hal ini tercermin pada kegiatan pembelajaran siswa menulis alternatif jawaban diskusi, dan pada saat siswa diminta untuk menyampaikan hasil diskusinya.

  2) Diberi kesempatan untuk berkomunikasi ilmiah secara bebas dan terarah. Hal ini tercermin pada kegiatan pembelajaran siswa menulis alternatif jawaban ketika diskusi. Siswa dapat menyampaikan gagasan/ide pada saat diskusi dengan kelompoknya ketika mengerjakan LKS yang diberikan oleh guru. 3) Dilibatkan dalam menentukan evaluasi pembelajaran. Hal ini tercermin pada kegiatan pembelajaran tiap kelompok membacakan hasil diskusinya dan guru mencatat di papan lalu mencatatgelompokkan sesuai dengan kebutuhan guru, dan saat siswa diminta membuat kesimpulan. 4) Diberikan pengawasan yang tidak terlalu ketat dan tidak otoriter. Hal ini tercermin pada saat siswa mengerjakan LKS dimana tiap kelompok mencatat alternatif jawaban hasil diskusi, sehingga siswa saling bertukar pikiran memberikan gagasan/ide dengan teman sekelompoknya. 5) Dilibatkan secara aktif dan kreatif dalam proses pembelajaran secara keseluruhan.hal ini tercermin pada semua langkah-langkah dalam pembelajaran Mind Mapping.

3. Kendala dalam kreativitas

  Menurut Amabile (dalam Munandar: 2009 :223-225) ada empat kendala dalam mengembangkan kreativitas:

  1) Evaluasi Guru tidak boleh mengevaluasi pekerjaan siswa disaat anak sedang asyik mengerjakan karena dapat menghambat gagasan/ide yang akan muncul pada diri siswa. 2) Hadiah

  Pemberian hadiah dapat mengurangi kreativitas siswa, karena siswa hanya terpaku untuk mendapatkan hadiah sehingga dapat menghambat sifat kreatif pada diri siswa. 3) Persaingan ( Kompetisi )

  Sistem kompetisi yang diterapkan dapat menghambat kreativitas siswa karena dengan persaingan yang terjadi apabila siswa merasa bahwa pekerjaannya akan dinilai terhadap pekerjaan siswa lain dan bahwa yang terbaik akan menerima hadiah.

  4) Lingkungan yang membatasi Belajar dan kreativitas tidak dapat ditingkatkan dengan adanya paksaan.

  Dilihat bahwa siswa harus ditekankan pada kedisiplinan, hafalan, siswa diberitahu apa yang harus dipelajari, bagaimana mempelajarinya, dan pada ujian siswa harus mengulangi dengan tepat, ini semua merupakan pembatasan dalam belajar siswa. Dimana siswa tidak mendapat kebebasan untuk berfikir dan menciptakan ide-idenya tersendiri. Hal ini sangat menghambat kreativitas siswa dalam pembelajaran.

  D.

  

Hubungan antara Indikator Kreativitas dengan Pembelajaran Mind

Mapping

  Indikator kreativitas yang peneliti gunakan meliputi 5 indikator yaitu: 1) Mempunyai rasa ingin tahu yang mendalam, 2) Mempunyai daya imajinasi, 3) Orisinil dan menyampaikan gagasan, 4) Mampu melihat masalah dari berbagai sudut pandang, 5) Sikap berani mengambil resiko.

  Langkah-langkah dalam menerapkan pembelajaran Mind Mapping menurut Hamid (2011: 227-228) yaitu: 1) Guru menyampaikan kompetensi yang akan dicapai. 2) Guru mengemukakan konsep atau permasalahan yang ingin ditanggapi oleh siswa, sebaiknya permasalahan yang mempunyai alternatif jawaban.

  3) Membentuk kelompok yang beranggotakan 2-3 siswa. 4) Tiap kelompok mencatat alternatif jawaban hasil diskusi (membuat Mind Map ).

  5) Tiap kelompok membacakan hasil diskusinya dan guru mencatat di papan lalu mengelompokkan sesuai dengan kebutuhan guru.

  6) Dari data-data di papan, siswa diminta membuat kesimpulan atau guru memberi perbandingan sesuai konsep yang disediakan guru.

  7) Setelah semuanya selesai kemudian guru mengevaluasi dan menutup pembelajarannya.

  Tabel 2.2 Hubungan indikator kreativitas dengan pembelajaran Mind Mapping

  

Indikator Langkah pembelajaran Kegiatan siswa

yang tercermin

  1. Mempunyai rasa

  1. Tercermin pada

  1. Siswa bertanya kepada guru ingin tahu yang langkah (1), (2), dan atau teman tentang hal-hal tinggi. (5). yang belum dipahami.

  2. Siswa mencatat apa yang disampaikan guru.

  3. Siswa memperhatikan penjelasan guru.

  2. Mempunyai daya

  2. Tercermin pada

  1. Siswa mampu membuat imajinasi langkah (4), (6) dan hubungan-hubungan baru (7). dari sesuatu yang sudah ada, pada saat mengerjakan

  LKS maupun lembar soal dan siswa menulis alternatif jawaban dari hasil diskusi.

  2. Siswa mampu menyelesaikan permasalahan/LKS maupun lembar soal yang berkaitan dengan segitiga dan segi empat.

  3. Siswa mampu memahami apa yang ditanyakan dari soal.

  4. Siswa mampu menyelesaikan permasalahan/LKS maupun lembar soal dengan prosedur matematika.

  3. Orisinil dalam

  3. Tercermin pada

  1. Siswa mampu menyampaikan langkah (4), (6) dan menyampaikan dan gagasan (7). menanggapi gagasan/ide.

  2. Siswa berdiskusi dengan kelompok tentang permasalahan/LKS yang diberikan guru.

  4. Mampu melihat

  4. Tercermin pada

  1. Mampu menemukan masalah dari langkah (4) dan (5). kesepakatan jawaban berbagai sudut dengan kelompoknya. pandang.

  2. Menyampaikan gagasan/ide kepada seluruh kelompok.

  3. Menanyakan jawaban dari kelompok lain ketika kelompok lain membacakan hasil diskusinya.

  4. Menanggapi jawaban dari kelompok lain.

  5. Sikap berani

  5. Tercermin pada

  1. Siswa mampu mengambil resiko langkah (4), (5) dan mempertahankan (7). pendapatnya.

  2. Siswa mampu memberikan saran atau kritik dari teman lain.

  3. Siswa mampu menanggapi saran/kritik dari luar/dalam kelompok.

  4. Siswa berusaha mengerjakan soal yang sulit.

E. Pokok Bahasan Segitiga dan Segiempat

  Sesuai dengan silabus kurikulum KTSP, Pokok bahasan segitiga dan segiempat diajarkan pada kelas VII SMP semester 2. Pokok bahasan segitiga dan segiempat meliputi: Standar kompetensi : 6. Memahami konsep segiempat dan segitiga serta menentukan ukurannya.

  Kompetensi Dasar : 6.2 .Mengidentifikasi sifat-sifat persegi panjang, persegi, trapesium, jajargenjang, belah ketupat, dan layang-layang.

  6.3 menghitung keliling dan luas segitiga dan segi empat serta menggunakannya dalam pemecahan masalah. Indikator : 6.2.1 Menjelaskan pengertian dan sifat-sifat persegi panjang.

  6.2.2 Menjelaskan pengertian dan sifat-sifat persegi, dan jajargenjang, belah ketupat, layang-layang dan trapesium.

  6.2.3 Menjelaskan pengertian dan sifat-sifat belah ketupat.

  6.2.4 Menjelaskan pengertian dan sifat-sifat layang-layang dan trapesium.

  6.3.1 Menurunkan rumus dan menghitung keliling bangun segitiga.

  6.3.2 Menurunkan rumus dan menghitung luas bangun segitiga.

  6.3.3 Menurunkan rumus dan menghitung luas bangun persegi panjang, persegi, jajargenjang, belah ketupat, layang-layang dan trapesium.

F. Kerangka Pikir

  Permasalahan yang dialami oleh siswa kelas VIIB SMP Negeri 2 Banyumas dalam pembelajaran matematika: 1) Kurangnya kemauan siswa untuk mengajukan pertanyaan kepada guru ataupun teman lain, 2) Kurangnya daya imajinasi siswa, 3) Siswa kurang berani dalam menyatakan dan menanggapi pendapat, 4) Kebanyakan siswa kurang mampu dalam melihat dan memecahkan masalah pada saat mengerjakan soal yang sulit, 5) Kurangnya keberanian siswa untuk mengambil resiko.

  Indikator kreativitas: 1) Mempunyai rasa ingin tahu yang mendalam, 2) Mempunyai daya imajinasi, 3) Orisinil dalam menyampaikan gagasan, 4) Mampu melihat masalah dari berbagai sudut pandang, 5) Sikap berani mengambil resiko

  Berdasarkan permasalahan siswa kelas VIIB SMP Negeri 2 Banyumas ternyata sangat bertentangan dengan indikator dari kreativitas, maka dapat dikatakan bahwa kreativitas siswa masih sangat rendah.

  Karena Mind Mapping merupakan sebuah teknik mencatat yang kreatif, maka untuk meningkatkan indikator kreativitas di atas perlu diterapkan pembelajaran Mind Mapping. Adapun langkah-langkah dalam pembelajaran sebagai berikut:

  1) Guru menyampaikan kompetensi yang akan dicapai. 2) guru menyampaikan konsep atau permasalahan yang ingin ditanggapi oleh siswa, sebaiknya permasalahan yang mempunyai alternatif jawaban.

  3) membentuk kelompok yang beranggotakan 2-3 siswa 4) Tiap kelompok mencatat alternatif jawaban hasil diskusi (membuat Mind Map ).

  5) Tiap kelompok menbacakan hasil diskusinya dan guru mencatat di papan lalu mengelompokkan sesuai dengan kebutuhan guru. 6) Dari data-data di papan, siswa diminta membuat kesimpulan atau guru memberi perbandingan sesuai konsep yang disediakan guru. 7) Setelah semuanya selesai kemudian guru mengevaluasi dan menutup pembelajarannya. 8)

  Dengan adanya perlakuan pembelajaran Mind Mapping diharapkan indikator- indikator kreativitas yang telah disebutkan di atas dapat meningkatkan kreativitas siswa kelas VIIB SMP Negeri 2 Banyumas.

  Berdasarkan hasil wawancara guru dan observasi yang dilakukan peneliti bahwa terdapat permasalahan yang dialami oleh siswa kelas VIIB SMP Negeri 2 Banyumas dalam proses pembelajaran matematika yaitu: 1) kurangnya kemauan siswa untuk mengajukan pertanyaan kepada guru ataupun teman lain, hal ini terbukti ketika guru memberikan kesempatan untuk bertanya; 2) kurangnya daya imajinasi siswa, hal ini terbukti pada saat mengerjakan soal latihan siswa kurang memiliki alternatif dalam menyelesaikan masalah; 3) siswa kurang berani dalam menyatakan dan menanggapi pendapat, terbukti ketika diskusi berlangsung siswa cenderung diam; 4) kebanyakan siswa kurang mampu dalam melihat dan memecahkan masalah pada saat mengerjakan soal yang sulit, terbukti ketika guru memberikan soal yang sulit siswa cenderung malas untuk mengerjakan; 5) kurangnya keberanian siswa untuk mengambil resiko, terbukti pada saat diskusi siswa kurang dapat mempertahankan pendapatnya sendiri.

  Dalam kreativitas terdapat 5 indikator yang akan dicapai. Indikator tersebut yaitu: 1) mempunyai rasa ingin tahu yang mendalam; 2) mempunyai daya imajinasi; 3) orisinil dan menyampaikan gagasan; 4) mampu melihat masalah dari berbagai sudut pandang; 5) sikap berani mengambil resiko.

  Berdasarkan permasalahan siswa kelas VIIB SMP Negeri 2 Banyumas ternyata sangat bertentangan dengan indikator dari kreativitas. Dari hasil tersebut maka dapat dikatakan bahwa kreativitas siswa masih sangat rendah.

  Pada indikator pertama yaitu mempunyai rasa ingin tahu yang mendalam, hal ini tercermin pada kegiatan siswa bertanya kepada guru saat diberi kesempatan untuk bertanya, siswa mencatat apa yang disampaikan guru, dan memperhatikan penjelasan guru. Dalam langkah pembelajaran, kegiatan ini tercermin pada saat guru menyampaikan kompetensi yang dicapai, guru menyampaikan konsep atau permasalahan yang ingin ditanggapi, ketika menyuruh siswa membacakan hasil diskusinya, dan guru mencatat di papan lalu mengelompokkan sesuai dengan kebutuhan guru.

  Pada indikator kedua yaitu mempunyai daya imajinasi, hal ini tercermin pada kegiatan siswa mencatat alternatif jawaban hasil diskusi siswa mampu membuat hubungan-hubungan baru dari sesuatu yang sudah ada dari LKS, siswa mampu memahami soal yang ditanyakan, siswa mampu menyelesaikan permasalahan/LKS atau lembar soal, dan mampu menyelesaikan soal LKS dan lembar soal dengan prosedur matematika. Dalam langkah pembelajaran, kegiatan ini tercermin pada saat guru menyuruh siswa untuk mencatat alternatif jawaban dari hasil diskusi, pada saat siswa diminta untuk membuat kesimpulan atau guru memberikan perbandingan sesuai konsep yang disediakan guru dan pada saat guru mengevaluasi siswa melalui lembar soal.

  Pada indikator ketiga yaitu orisinil dalam menyampaikan gagasan, hal ini tercermin pada kegiatan siswa mampu menyampaikan gagasan dan menanggapi gagasan atau ide teman lain pada saat berdiskusi tentang permasalahan/LKS dan ketika mengerjakan lembar soal yang diberikan guru.

  Dalam langkah pembelajaran, kegiatan ini tercermin pada saat guru menyuruh siswa untuk mencatat alternatif jawaban dari hasil diskusi, pada saat siswa diminta untuk membuat kesimpulan atau guru memberikan perbandingan sesuai konsep yang disediakan guru, pada saat guru mengevaluasi siswa melalui lembar soal.

  Pada indikator keempat yaitu mampu melihat masalah dari berbagai sudut pandang, hal ini tercermin pada kegiatan siswa mampu menemukan kesepakatan jawaban dengan kelompoknya pada saat berdiskusi tentang permasalahan/LKS, menyampaikan gagasan kepada seluruh kelompok, menanyakan jawaban dari kelompok lain ketika kelompok lain membacakan hasil diskusinya, dan menanggapi jawaban dari kelompok lain. Dalam langkah pembelajaran, kegiatan ini tercermin pada saat guru menyuruh siswa untuk mencatat alternatif jawaban dari hasil diskusi, dan pada saat siswa diminta untuk membuat kesimpulan atau guru memberikan perbandingan sesuai konsep yang disediakan guru.

  Pada indikator kelima yaitu sikap berani mengambil resiko, hal ini tercermin pada kegiatan siswa mampu mempertahankan pendapatnya pada saat diskusi, siswa mampu memberi dan menanggapi saran/kritik dari teman lain ketika diskusi atau ketika membacakan hasil diskusi dari kelompoknya,dan siswa berusaha mengerjakan soal yang sulit baik dari LKS atau lembar soal. Dalam langkah pembelajaran, kegiatan ini tercermin pada saat guru menyuruh siswa untuk mencatat alternatif jawaban dari hasil diskusi, pada saat siswa diminta untuk membuat kesimpulan atau guru memberikan perbandingan sesuai konsep yang disediakan guru dan pada saat guru mengevaluasi siswa melaui lembar soal yang diberikan guru.

  Dengan adanya perlakuan pembelajaran Mind Mapping diharapkan indikator-indikator kreativitas yang telah disebutkan di atas dapat meningkatkan kreativitas belajar matematika siswa kelas VIIB SMP N 2 Banyumas.

G. Hipotesis Tindakan

  Berdasarkan kerangka pikir di atas, maka diajukan hipotesis dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan pembelajaran Mind Mapping dapat meningkatkan kreativitas belajar siswa kelas VIIB SMP Negeri 2 Banyumas pada pokok bahasan segitiga dan segiempat.

Dokumen yang terkait

ANALISIS KETERAMPILAN METAKOGNISI BERPIKIR KREATIF DALAM MENYELESAIKAN MASALAH MATEMATIKA POKOK BAHASAN SEGIEMPAT SISWA KELAS AKSELERASI DI MTs NEGERI 2 JEMBER

0 18 48

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FISIKA MELALUI MODEL MIND MAPPING PADA SISWA KELAS X MAS KAPITA KABUPATEN JENEPONTO

0 0 8

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MIND MAPPING UNTUK MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VIII F SMP NEGERI 15 YOGYAKARTA

0 8 8

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN IPS POKOK BAHASAN SUMBER DAYA ALAM MELALUI TEKNIK MIND MAPPING PADA SISWA KELAS IV DI MADRASAH IBTIDAIYAH AL-ITTIHAD SEMOWO, KECAMATAN PABELAN, KABUPATEN SEMARANG TAHUN AJARAN 2014 2015 SKRIPSI

0 1 194

PENERAPAN PEMBELAJARAN MIND MAPPING UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA PADA IPA KELAS IV SDN II KEPADANGAN - Repository Universitas Muhammadiyah Sidoarjo

0 0 7

BAB I PENDAHULUAN BAB II LANDASAN TEORI - PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS KONTEKSTUAL SEBAGAI SUMBER BELAJAR DI SMPN 2 SEMAKA UNTUK KELAS VII POKOK BAHASAN SEGIEMPAT - Raden Intan Repository

0 0 114

BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Manajemen - BAB II LANDASAN TEORI

0 0 29

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN GUIDED DISCOVERY LEARNING (GDL) DENGAN MIND MAPPING PADA MATERI SEGIEMPAT DAN SEGITIGA DITINJAU DARI GAYA BELAJAR DAN JENIS KELAMIN SISWA KELAS VII SMP NEGERI SE-KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN AJARAN 20162017 TESIS

0 0 17

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION DE-NGAN PENDEKATAN RECIPROCAL TEACHING PADA SUBPOKOK BAHASAN SEGITIGA DAN SEGIEMPAT DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS VII SMP 2 JATEN TAHUN PELAJARAN 2016/ 2017 - UNS Institutio

0 0 20

UPAYA MENINGKATKAN KOMUNIKASI MATEMATIKA DENGAN METODE DRILL PADA POKOK BAHASAN SEGITIGA DAN SEGIEMPAT KELAS VII MTs RAUDLATUL ‘ULUM KAPEDI TAHUN PELAJARAN 2014/2015 - Repositori STKIP PGRI Sumenep

0 0 13