KINERJA PELAYANAN PUBLIK PADA KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN PACITAN (Studi Kasus Pada Kantor Pertanahan Kabupaten Pacitan) - STIE Widya Wiwaha Repository

  KINERJA PELAYANAN PUBLIK PADA KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN PACITAN (Studi Kasus Pada Kantor Pertanahan Kabupaten Pacitan) TESIS

  Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat Sarjana S2 / gelar Magister pada Program Magister Manajemen ST IE WIDYA WIWAHA

  Wiwaha Plagiat Widya Jangan

  STIE Diajukan oleh :

  ARIEF KURNIAWAN NPM : 151202853 PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN STIE WIDYA WIWAHA YOGYAKARTA 2016

  TESIS KINERJA PELAYANAN PUBLIK PADA KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN PACITAN (Studi Kasus Pada Kantor Pertanahan Kabupaten Pacitan) Oleh :

  ARIEF KURNIAWAN NPM : 151202853 Tesis ini telah dipertahankan dihadapan Dewan Penguji Pada Tanggal Januari 2017

  Dosen Penguji I Dosen Penguji II/Pembimbing Prof. Dr. Abdul Halim, M.BA., Akt Nur Widiastuti, SE. M.Si dan telah diterima sebagai salah satu persyaratan Untuk memperoleh gelar Magister

  Yogyakarta, Januari 2017 M engetahui, PROGRAM MAGIS TER MANAJEMEN S TIE WIDYA WIWAHA YOGYAKARTA DIREKTUR ………………………..

  STIE

Widya

Wiwaha

  

Jangan

Plagiat

KATA PENGANTAR

  Dengan memenjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan

Rakhmat dan RidhoNyalah, tesis yang BERJUDUL KINERJA PELAYANAN PUBLIK

PADA KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN PACITAN dapat diselesaikan dengan

baik.

  Penulisan tesis yang dibuat dengan penuh ketekunan, ketelitian dan kesabaran dapat menjadi hikmah bagi penulis dan mudah-mudahan bermanfaat bagi orang lain. Tesis ini telah memberikan pengalaman yang sangat berarti bagi penulis karena adanya pemahaman yang banyak tentang organisasi manajemen. Sudah barang tentu di dalam penulisan tesis ini tidak terlepas dari bantuan berbagai

pihak. Tanpa bantuannya, dukungan serta dorongannya tesis ini tidak akan dapat

terselesaikan dengan baik.

  Oleh karena itu sudah sepantasnyalah jika pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang sebanyak-banyaknya kepada :

  1. Ibu Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Pacitan, Ibu NGATMISIH, SH, M. Hum, atas kesempatan yang telah diberikan kepala penulis atas kepercayaan, bantuan, saran dan masukan serta kerja samanya dalam proses pencarian data dan segala informasi mengenai Kantor Pertanahan Kabupaten Pacitan.

  2. Dosen Pembimbing Bapak Prof. Dr. Abdul Halim, M.BA., Akt dan Ibu Nur Widiastuti, SE. M .Si. atas petunjuk-petunjuk dan pengarahannya selama penulis berada dalam bimbingannya.

  3. Staf pengajar Magister Manajemen Kelas 15.1.B yang telah banyak meningkatkan kemampuan pemahaman dan penalaran penulis.

  4. Rekan-rekan Mahasiswa Magister Manajemen Kelas 15.1.B yang telah memberikan bantuannya selama masa kuliah dan proses penulisan tesis.

  5. Kepada istri, anak-anak serta seluruh keluargaku, terimakasih atas semua motivasi serta dukungan baik moril maupun material.

  STIE Widya Wiwaha

  Jangan Plagiat Semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi orang lain dan penulis menyadari bahwa

penulisan ini masih jauh dari kesempurnaan baik yang menyangkut kemampuan akademis

maupun pengalaman empiris, berakibat pada kedangkalan analisis dan kekurang sempurnaan

penulisan ini semua disebabkan keterbatasan yang penulis miliki.

  

Pacitan, November 2016

Penulis.

  Wiwaha Plagiat Widya Jangan

  STIE

  

DAFTAR ISI

HALAM AN JUDUL ……………………………………………………………………...… i

LEM BAR PENGESAHAN ……………………………………………………………...…. ii

KATA PENGANTAR …………………………………………………….……………....... iii

DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………..…. v

DAFTAR TABEL …………………………………………………………...........................vii

DAFTAR GAM BAR ………………………………………………………………….…... viii

  

INTISARI …………………………………………………………………………………… ix

ABSTRACT …………………………………………………………...………………..... x

  BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang ………………………………………………………………….. 1 B. Perumusan Masalah………………………………………………...…………… 5 C. Pertanyaan Penelitian……………………………………………...……………. 5 D. Tujuan Penelitian ………………………………………………….……………. 6 E. Manfaat Penelitian …………………………………………………………….... 6 Wiwaha BAB II : KERANGKA TEORI Plagiat A. TINJAUAN PUSTAKA ………………………………………………………... 8 B. LANDASAN TEORI ………………………………………………………….. 9 Widya 1. Kinerja Pelayanan …………………………………………………….…..... 9 2. Aparat Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan ………………………….….…….. 15 3. Iklim Organisasi .………………………………………………………..…... 23 4. Definisi Operasional ………………………………………………………... 29 Jangan STIE BAB III : M ETODE PENELITIAN A. M etode Penelitian ……………………………………………………………... 32 B. Variabel Penelitian …………………………………………….......................... 33 C. Unit Analisis ………………………………………………................................ 37 D. Teknik Pengumpulan Data ………………………………………….................. 37 E. Analisa Data ………………………………………………................................ 38 F. Tempat, Jadwal dan Anggaran Penelitian ........................................................... 38 BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEM BAHASAN A. KEBIJAKSANAAN BIDANG PERTANAHAN DAN KEGIATAN PELAYANAN KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN

  2. Kegiatan Pelayanan Kantor Pertanahan Kabupaten Pacitan ………………. 43 3.

  Proses Pengurusan Sertifikat ……………………………………………..... 44

  B. ANALISA DAN INTERPRETASI ………………………………….…………. 45

  1. Kinerja Pelayanan ………………...………………………………………… 45 a.

  Responsivitas ……………….......……………………………. ………..... 46 b.

  Responsibilitas ……………..……………………………….. ....……….. 48 c. Akuntabilitas ……………..………………………………..…………….. 52 d.

  Produktifitas ……………………………………………………………... 54 e. Kepuasan …………………………...……………………………............. 60

  

2. Keterkaitan Faktor Aparat Pelaksana Kegiatan Pelayanan Terhadap

Kinerja Pelayanan …………………...………………………………………. 61 a.

  

Hubungan Antara Komitmen Moral Aparat Terhadap Kinerja

Pelayanan ………………………………………………………………... 62 b.

  Hubungan Antara Konflik Kepentingan Terhadap Kinerja Pelayanan ...... 64 c. Keterkaitan Faktor Iklim Organisasi Terhadap Kinerja Pelayanan ............ 65 d.

  Interprestasi ……………………………………………………………… 68

  BAB V. PENUTUP A. Kesimpulan …………………………...………………………………………. 70 Wiwaha B. Saran ……..…………………………...……………………………………….. 71

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………………… 74

Plagiat

Lampiran-lampiran ………………………………………………………………………… 77

Widya Jangan STIE

  

DAFTAR TABEL

.

  1. Tabel 1. Penyelesaian Produk Sertifikat Pendaftaran Pertama Kali dari Tahun 2012 sampai dengan 2016 ......................................................................................... 54

  2. Tabel 2. Penyelesaian Produk Peralihan dan Pembebanan Hak dari Tahun 2012 sampai dengan 2016 ..................................................................................................... 56

  3. Tabel 3. Penyelesaian Permohonan Informasi Pertanahan dari Tahun 2012 sampai

dengan 2016 ..................................................................................................... 57

  4. Tabel 4. Penyelesaian Produk Pelayanan Pemeliharaan Data Pendaftaran Tanah/ Pemecahan, Penggabungan dan Pemisahan Bidang Tanah dari Tahun 2012 sampai dengan 2016 ......................................................................................... 58 5. Tabel 5. Jumlah Pegawai Kantor Pertanahan Kabupaten Pacitan dari Tahun 2012 sampai dengan 2016 ...................................................................................................... 66

  STIE Widya Wiwaha

  Jangan Plagiat

  

DAFTAR GAMBAR

  1. Gambar 1. Penyelesaian Produk Sertifikat Pendaftaran Pertama Kali dari Tahun 2012 sampai dengan 2016 ......................................................................................... 55

  

2. Gambar 2. Penyelesaian Produk Peralihan dan Pembebanan Hak dari Tahun 2012 sampai

dengan 2016 ..................................................................................................... 56

  3. Gambar 3. Penyelesaian Permohonan Informasi Pertanahan dari Tahun 2012 sampai

dengan 2016 ..................................................................................................... 57

  4. Gambar 4. Penyelesaian Produk Pelayanan Pemeliharaan Data Pendaftaran Tanah / Pemecahan, Penggabungan dan Pemisahan Bidang Tanah ............................. 59 Wiwaha Plagiat

  Widya Jangan STIE

  

INTISARI

Penelitian ini mengambil topik tentang kinerja pelayanan publik pada Kantor

Pertanahan Kabupaten Pacitan dengan studi kasus proses pelayanan sertifikat tanah di Kantor

  

Pertanahan Kabupaten Pacitan. Dalam hal ini penulis bertujuan untuk mengetahui sejauh

mana kinerja pelayanan publik serta upaya dalam meningkatkan kinerja pelayanan publik

pada Kantor Pertanahan Kabupaten Pacitan. Penulis memiliki asumsi kinerja pelayanan

dipengaruhi oleh beberapa faktor dan faktor-faktor tersebut dikedepankan menjadi variabel

pengaruh (independent), meliputi aparat pelaksanan layanan, dan iklim organisasinya.

  Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dimana data yang

dikumpulkan dari data primer dan data sekunder kemudian dianalisa secara kualitatis. Setelah

dilakukan penganalisaan dapat diketahui bahwa kinerja pelayanan di Kantor Pertanahan

Kabupetan Pacitan masih belum optimal dan belum sesuai dengan keinginan masyarakat

secara ideal. M asih terdapat kekurangan yang dapat dilihat dari variabel aparat pelaksana

layanan dan iklim organisassi Kantor Pertanahan Kabupaten Pacitan.

  Dari variabel aparat pelaksana, yang dilihat dari dimensi komitmen moral aparat dan

konflik kepentingan yang melibatkan aparat. M asih kurang maksimalnya komitmen moral

aparat pelaksana kegiatan pelayanan dan terdapatnya berbagai konflik kepentingan yang

melibatkan aparat, sebagai akibat dari kurangnya sarana dan sumber daya dan kelengkapan

persyaratan dalam pengurusan sertifikat tanah, sangat mempengaruhi buruknya kinerja

  Wiwaha pelayanan Kantor Pertanahan Kabuparten Pacitan.

  Untuk itu kedepan sebagai upaya dalam meningkatkan mutu kinerja pelayanan Kantor Plagiat

  

Pertanahan Kabupaten Pacitan, maka pimpinan harus lebih meningkatkan motivasi kerja

bawahannya agar lebih menunjukkan loyalitas dan dedikasi dalam melaksanakan tugasnya.

  Widya

Dengan cara melarang petugas/pegawai yang tgerlibat dalam pelayanan pertanahan menerima

apapun dari masyarakat/pemohon, dan menindak tegas oknum aparat yang terang-terangan

melanggarnya. Dengan demikian aparat dapat terhindar dari praktek kolusi dalam proses

kegiatan pelayanan sertifikat pertanahan. Sehingga diharapkan Kantor Pertanahan Kabupaten

  Jangan STIE

Pacitan yang dikenal sebagai perantara/calo dapat mengubah citranya menjadi Kantor

Pertanahan yang bersih dan mengutamakan kinerja pelayanannya.

  Kata Kunci : Kinerja Pelayanan, Aparat, Kantor Pertanahan Kabupaten Pacitan

  

ASBTRACT

This research uses a topic which is about the quality of service of land affairs office

with study case land certificate in Pacitan’s land Affairs Office. In this case, the writer aimed

to determine the extent to which the permormance of public service as well as efforts to

improve the permormance of public services in the district land affairs office Pacitan. The

writer has an assumption that the quality of services is influenced by some factors and these

factors are moved to the front become influence variable (independent), comprise service

executor apparat us and its organization’s climate.

  After being analized, we will know that the quality of land affirs office’s service is

still low and not appro. This research uses qualitative description method which all of the

files are collected from primary and secondary file, then will be analized qualitatively. There

are some deficiencies that are visible from variable of service executor apparatus and

organization’s climate of land Affairs Office of Pacitan City with social’s desire ideally.

  Looking at it from variabel of service if service executor apparatus, it is visible from

dimension of morality commitment of apparatus and conflict of importance that involves

apparatus. The low morality commitment of service executor apparatus and some conflict of

importance which involve apparatus, caused by the length of bureaucracy chain in

  Wiwaha

management handling of land certificate, really influence the badness of quality of land Affirs

Office Service. The contribution factor or donation becomes the important role in handling

on-time service and iti will be really felt by notary public employees of PPAT.

  Plagiat For the next step to the front, as an effort to increase the quality of the services of land

  Widya

affairs office, the leader has to increase work’s motivation of his subordinates in order to

show more loyality and dedication in doing job, by forbididing tribute paid by any sebjects

from the clients. So the apparatus can be prevented from collusion practices in progress of is

expected that land Affairs Office of Pacitan that is famous for illegal agent, can change it is

  Jangan STIE image to be clean land Affairs Office and give top priority to its service’s quality.

   

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Badan Pertanahan Nasional (BPN) adalah lembaga pemerintah

  non kementerian di Indonesia yang mempunyai tugas melaksanakan tugas pemerintahan di bidang pertanahan secara nasional, regional dan sektoral. Badan Pertanahan Nasional dahulu dikenal dengan sebutan Kantor Agraria.

  Pada masa pemerintah saat ini fungsi dan tugas dari organisasi Badan Pertanahan Nasional dan Direktorat Jenderal Tata Ruang Kementerian Pekerjaan Umum digabung dalam satu lembaga kementerian yang bernama Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN). Atas perubahan ini sejak 27 Juli 2016 Jabatan

  Wiwaha Kepala Badan Pertanahan Nasional dijabat oleh M enteri Agraria dan Tata Ruang yaitu Bapak Sofyan Djalil, yang sebelumnya dijabat oleh Bapak Ferry M ursyidan Baldan.

  Plagiat Pada masa perkembangan zaman yang serba modernisasi dan

  Widya serta perkembangan pembangunan yang makin berkembang ini, maka banyak dibutuhkan lahan dalam perkembangan pembangunan tersebut, maka tanah dalam hal ini memiliki arti penting dan fungsi yang sentral

  Jangan dalam penggunaannya. Selain memiliki fungsi sosial, ekonomi, serta

  STIE budaya, tanah juga mempunyai fungsi politik dalam penggunannya, maka dari itu banyak kalangan yang tidak dapat dipungkiri dalam pelaksanaan pembangunan tersebut yang ikut berkecimpung didalamnya.

  Semakin banyak pembangunan yang dilaksanakan semakin banyak pula jumlah lahan yang dibutuhkan dalam pelaksanaannya. Padahal tanah memiliki sifat yang tetap dan tidak bertambah, sedangkan kebutuhan akan tanah itu sendiri semakin hari semakin bertambah seiring dengan berkembangnya zaman dan kemajuan-kemajuan pembangunan seperti sekarang ini.

  Dari berbagai aspek perkembangan pembangunan yang ada, juga dapat merubah pola hidup ataupun pola berfikir masyarakat luas baik masyarakat pedesaan maupun masyarakat perkotaan pada umumnya. Dari yang semula masyarakat Indonesia memiliki sifat kegotong-royongan serta rasa kekeluargaan yang sangat kental sekarang banyak dijumpai masyarakat yang cenderug hidup dengan sifat individual. Hal ini dikarenakan kebutuhan hidup dari masyarakat itu sendiri yang semakin hari semakin bertambah dengan seiring berkembangnya zaman maupun dengan adanya perkembangan teknologi.

  Adanya perubahan sikap yang demikian dapat dimaklumi karena tanah bagi masyarakat Indonesia merupakan sumber kemakmuran dan juga kesejahteraan dalam kehidupan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa tanah bagi masyarakat Indonesia merupakan salah satu hal yang amat penting guna menjamin kelangsungan hidupnya. M enyadari akan fungsi tersebut maka pemerintah berusaha meningkatkan

  Wiwaha pengelolaan, pengaturan dan pengurusan di bidang pertanahan yang menjadi sumber kemakmuran dan kesejahteraan sesuai dengan ketentuan

  Plagiat pemerintah yang berlaku.

  Untuk mengatur tanah-tanah yang ada di Indonesia ini, Widya pemerintah telah mengeluarkan Undang-Undang Pokok Agraria yaitu Undang-Undang No 5 Tahun 1960 yang dikeluarkan pada tanggal 24 September 1960. Ketentuan lebih lanjut mengenai Undang–Undang

  Jangan STIE Pokok Agraria ini diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah, dinyatakan 2 (dua) kewajiban pokok yaitu :

  1. Kewajiban pemerintah untuk melaksanakan pendaftaran tanah di seluruh wilayah Republik Indonesia.

  2. Kewajiban para pemegang hak atas tanah untuk mendaftarkan ha katas tanah yang di pegangnya.

  Dengan pendaftaran hak atas tanah berarti pihak yang didaftar akan mengetahui subyek atas tanah dan obyek hak atas tanah yaitu tanahnya, batas-batas tanahnya serta panjang dan lebar tanah tersebut. Hasil akhir dari pendaftaran hak atas tanah dinamakan “Sertifikat Tanah”. Untuk mewujudkan harapan-harapan yang ingin dicapai sebagaimana yang telah ditetapkan pada kebijaksanaan catur tertib bidang Pertanahan tersebut, maka dalam kenyataan praktek sehari-hari, Kantor Pertanahan sebagai institusi resmi pemerintah yang berwenang mengatur dan mengeluarkan sertifikat tanah, dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari tidak luput dari perhatian publik berkaitan dengan kinerja pelayanan yang mereka berikan bagi masyarakat yang menggunakan jasanya.

  Permasalahan dalam hal pelayanan tersebut memiliki dimensi yang sangat luas dengan aneka ragam corak pelaksanaan diberbagai keadaan. Barangkali jika kita mampu mengukur kondisi kinerja pelayanan publik, dalam hal ini tentunya bukan hanya pada Kantor Pertanahan saja tetapi pada setiap institusi pemerintah yang secara

  Wiwaha langsung memberikan pelayanan publik yang berlaku dilingkungan masing-masing, maka hasilnya adalah suatu rasa frustasi yang tidak

  Plagiat kunjung habisnya. Kalau kita sebentar pergi ke negara tetangga dan merasakan kinerja pelayanan publik mereka, kiranya rasa frustasi

  Widya tersebut semakin menjadi-jadi karena seakan-akan untuk kita menjadi sangat tidak mampu memberikan pelayanan yang berkinerja kepada masyarakat.

  Jangan STIE Sebagai contoh untuk memperlihatkan gambaran kinerja pelayanan publik di Republik ini, yang dalam hal ini sesuai dengan penelitian yang akan dilaksanakan maka difokuskan pada pelayanan Kantor Pertanahan. Dikutip dari situs Lapor.go.id atas laporan Sdr.

  Sutrisno Tanggal 16 April 2016 . 09.41 WIB Kategori Pertanahan area Kediri, Pemohon penerbitan sertifikat pengganti di Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Kediri Jawa Timur, pada awal pengurusan datang ke bagian Informasi, kemudian disarankan menemui Bpk. Toni di bagian HTPT, lalu diberi tahu untuk biaya sekitar Rp.7.500.000,-. Biaya tersebut diserahkan ke Bpk. Toni sejak sekitar bulan Juni 2015 dan berkas-berkas sudah dipenuhi serta sudah di daftarkan dengan no berkas 38470/2015, akan tetapi sampai saat ini sertifikat belum jadi dan masih dalam proses. Bahkan sudah dilaporkan ke bagian Pengaduan, tetapi tidak ada tindak lanjutnya. Begitu pula dengan yang terjadi di Kabupaten Bandung Barat yang dikutip dari situs Lapor.go.id atas laporan Sdr. Luciana Kardjono Tanggal 14 M ei 2016 . 08.37. Laporan kepada Kementerian Agraria dan Tata Ruang/BPN tentang keluhan atas kelambatan administrasi dalam pembuatan pemisahan (splitting) sertifikat tanah di daerah Cigugurgirang, Kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung Barat, Provinsi Jawa Barat. Surat permohonan tersebut atas nama Ipah Yuningsih, Hak M ilik 10.31.02.06.1.01776 dengan nomor resi pendaftaran: 18529/2015 dan waktu pengajuan bulan Agustus 2015, hingga saat ini (1 M ei 2016, atau sudah sembilan bulan), proses belum selesai. M enurut sepengetahuan Pemohon dan berdasarkan informasi dari pihak BPN, proses splitting paling lama adalah 3 (tiga)

  Wiwaha bulan. Semua proses pengukuran tanah sudah selesai dilakukan sebelum November 2015. Ketika ditanyakan kembali pada pihak BPN

  Plagiat Kabupaten Bandung Barat pada bulan M aret 2016, jawabannya adalah belum bisa dipastikan.

  Widya Berikut ini wawancara yang dilakukan dengan seorang pemohon, yang sedang mengurus sertifikat sebidang tanahnya di Desa Pringkuku,

  Kecamatan Pringkuku sebagai berikut: Jangan STIE

  ‘’ Saya sudah mengurus sertifikat tanah saya 5 bulan lalu, tapi sampai saat ini belum selesai. Ternyata setelah saya tanyakan pendaftarannya baru dilaksanaan 1 bulan lalu . M emang salah saya kenapa saya mengurus sertifikat tidak langsung ke Kantor Pertanahan dan uang pendaftarannya juga saya serahkan kepada perantara. Disini saya mau mengadu tapi pihak Kantor Pertanahan Kabupaten Pacitan juga gak bisa mempercepat, karena pengumumannya memerlukan waktu 60 hari ke depan .’’ (wawancara 1 Agustus 2016 ). Dari beberapa contoh kasus di K ant or P ert anahan ini menunjukkan bahwa permasalahan pelayanan publik dalam pembuatan sertifikasi tanah merupakan salah satu permasalahan pokok bagi institusi tersebut yang harus segera diatasi. Agar tidak mendapat sorotan yang lebih jauh di era reformasi ini maka kinerja pelayanan di Kantor Pertanahan harus segera di evaluasi, sehingga hambatan-hambatan yang mempengaruhi kinerja pelayanan pada Kantor Pertanahan dapat ditemukan dan diatasi. Disamping itu image masyarakat yang berkembang bahwa melakukan pengurusan sertifikat di Kantor Pertanahan itu mahal dan lama akan dapat dihilangkan dari pemikiran masyarakat luas.

  Tertarik dengan masalah biaya dan waktu dalam pengurusan sertifikat tanah selama ini, maka penelitian ini memfokuskan pada kinerja pelayanan pada Kantor Pertanahan Kabupaten Pacitan. Sebagai alasan utama adanya keinginan dari masyarakat yang ingin mendapatkan pelayanan cepat sesuai dengan jadwal pelayanan tanpa adanya pungutan-

  Wiwaha pungutan liar dari oknum yang tidak bertanggung jawab sesuai dengan semangat reformasi. Belum konsistennya pelaksanaan reformasi pelayan

  Plagiat pertanahan Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Pacitan, Ngatmisih, SH.

  M .Hum setelah di konfirmasi berjanji tidak akan memberikan toleransi, Widya karena ada sanksi administratif. Jika beliau menemukan penyimpangan yang dilakukan oleh aparat Kantor Pertanahan didaerahnya. Warga juga diminta secara proaktif memberikan informasi yang lengkap atau bersedia

  Jangan STIE menjadi saksi apabila ada aparat Kantor Pertanahan yang menyimpang, seperti meminta pungutan di luar ketentuan.

B. Perumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang yang sudah dipaparka, maka dalam penelitian ini dapat dirumuskan dalam sebuah rumusan masalah yang

nantinya akan dipecahkan ataupun dijelaskan pada bab berikutnya.

  Pada kasus yang terjadi dalam penulisan ini masalah yang terjadi dalam pelayanan pada Kantor Pertanahan Kabupaten Pacitan adalah belum sesuainya kinerja pelayanan dengan prosedur yang telah ditetapkan. Walaupun kasus ini tidak terjadi pada semua proses pelayanan pendaftaran, namun hal ini bisa mempengaruhi penilaian masyarakat bahwa pelayanan pengurusan proses pendaftaran sertifikat di Kantor Pertanahan Kabupaten Pacitan terkesan berbelit-belit, mahal dan membutuhkan waktu lama.

  .

C. Pertanyaan Penelitian

  Berdasarkan perumusan masalah di atas maka pertanyaan dalam penelitian ini adalah :

  1. Bagaimana kinerja pelayanan publik yang dilaksanakan Kantor Pertanahan Kabupaten Pacitan ?

  2. Bagaimana upaya untuk meningkatkan kinerja pelayanan pada Kantor Pertanahan Kabupaten Pacitan ? Wiwaha

D. Tujuan Penelitian

  Plagiat Tujuan dalam penelitian ini adalah :

  1. Widya Untuk mengetahui kinerja pelayanan publik yang telah dilaksanakan oleh Kantor Pertanahan Kabupaten Pacitan dan pelayanan dimaksud apakah sudah sesuai dengan prosedur yang ada atau belum. Jangan

  STIE 2.

  Untuk menentukan upaya meningkatkan kinerja pelayanan dengan mencari faktor-faktor yang dapat menjadi penghambat dalam pelaksanaan pelayanan publik dan sekaligus mencari faktor-faktor yang dapat menjadi pendorong agar pelayanan yang diberikan oleh Kantor Pertanahan Kabupaten Pacitan lebih dapat efektif dan efisien. Serta membantu menawarkan memberikan suatu solusi yang intinya dapat membantu kelangsungan dan kelancaran pelaksanaan pelayanan di Kantor Pertanahan Kabupaten Pacitan.

E. Manfaat Penelitian 1.

  Menjadi sarana pembelajaran, menambah pengetahuan dan wawasan yang berguna bagi banyak kalangan yang membaca tesis ini kelak. Disamping itu dapat dijadikan sebagai wahana untuk mengaplikasikan teori yang telah diperoleh selama studi di Perguruan Tinggi dengan kasus-kasus nyata di Kantor Pertanahan Kabupaten Pacitan.

  2. Sebagai bahan pertimbangan peningkatan kualitas dan efisiensi waktu pelayanan dan memberikan tambahan informasi sebagai bahan pertimbangan dan kontribusi dalam memutuskan kebijakan strategis pada lembaga Badan Pertanahan Nasional pada umumnya.

  3. Dijadikan pembanding untuk penelitian dalam tema yang sama dan sebagai bahan informasi untuk penelitian selanjutnya serta Wiwaha memperkaya ilmu pengetahuan dalam bidang manajemen SDM .

4. Dijadikan acuan untuk membantu kelancaran kegiatan pelayanan

  Plagiat dan diusulkan untuk dasar penyusunan Standar Prosedur Operasi Pengaturan dan Pelayanan (SOPP) pada Kantor Pertanahan

  Widya Kabupaten Pacitan.

  Jangan STIE

BAB II KERANGKA TEORI A. TINJAUAN PUSTAKA Pelay anan p ublik y ang diberikan oleh pemerintah akan mempengaruhi minat p ara masy arakat dan investor dalam menanamkan modalny a di suatu daerah. M asy arakat dan dunia usaha menginginkan p elay anan y ang cep at, tep at, mudah

  dan murah serta tarif y ang jelas dan p asti. Oleh karena itu Pemerintah telah meny usun Standard Pelay anan dan Biay a bagi Badan Pertanahan Nasional y ang tertuang dalam Peraturan Pemerintah Nomor.128 Tahun 2015 sehingga Badan Pertanahan Nasional y ang dalam hal ini dilaksanakan oleh Kantor Pertanahan y ang bertugas memberikan p elay anan kep ada masy arakat untuk p enerbitan Sertifikat dan p erubahanny a dap at memberikan p elay anan terbaik dan masy arakat

  Wiwaha

  dap at dengan jelas mengetahui subyek atas tanah dan obyek hak atas tanah, letak tanahnya, batas-batas tanahny a serta p anjang san lebar tanah tersebut. Deregulasi

  Plagiat

  dan Debirokratisasi mutlak harus terus menerus dilakukan oleh Pemda, serta p erlu dilakukan evaluasi secara berkala agar p elay anan p ublik senantiasa memuaskan

  Widya masy arakat.

  Ada hasil penelitian tentang kualitas p elay anan y ang p erlu dijadikan pedoman oleh pemerintah dalam melay ani masy arakat di daerah, Studi Internasional

  Jangan STIE

  meny atakan bahwa 3-6 dari 10 p elanggan akan bicara secara terbuka kep ada umum mengenai p erlakuan buruk yang mereka terima. Pada akhirny a 6 dari 10 p elanggan akan mengkonsumsi barang atau jasa alternative (Pabtius D, Soeling, 1997). Hasil studi The Tehnical Assistens Research Program Institute menunjukkan :

   95 % dari pelanggan yang dikecewakan tidak pernah mengeluh kepada p erusahaan.  Rata-rata pelanggan yang complain akan memberitahukan kepada 9 atau 10 orang lain mengenai p elayanan buruk y ang mereka terima.

   70% pelanggan yang complain akan berbisnis kembali dengan perusahaan kalau keluhanny a ditangani dengan cep at (Pantius D.Soeling,1997).

  Dengan demikian p elay anan memegang p eranan y ang sangat p enting dalam menjaga loy alitas konsumen, demikian pula halny a p elay anan y ang didberikan oleh Kantor Pertanahan sebagai institusi resmi p emerintah y ang berwenang mengatur dan p enerbitan sertifikat tanah, dalam melaksanakan tugasny a sehari-hari tidak lup ut dari p erhatian p ublik berkaitan dengan kinerja pelay anan y ang mereka berikan bagi masy arakat y ang menggunakan jasany a, sehingga harapan-harap an y ang ingin dicap ai sebagaimana y ang telah ditetap kan p ada kebijakasanaan catur tertib bidang Pertanahan tersebut dap at terwujud.

B. LANDAS AN TEORI

  Wiwaha

1. Kinerja Pelayanan

  Dilihat dari ilmuny a, administrasi merup akan kegiatan p elay anan dan

  Plagiat

  memang salah satu fungsi p emerintah dalam p embangunan adalah meny elenggarakan

  Widya

  p elay an p ublik. Sondang P Siagian mengatakan, teori klasik ilmu adminstrasi negara mengajarkan bahwa p emerintahan negara p ada hakikatny a meny elenggarakan dua jenis fungsi utama, y aitu fungsi pengaturan dan fungsi p elay anan. Fungsi p engaturan

  Jangan

  biasany a dikaitkan dengan hakikat negara modern sebagai suatu negara hukum (legal

  STIE state

  ) sedangkan fungsi pelay anan di kaitkan dengan hakikat negara sebagai suatu negara kesejahteraan (welfare state).

  Baik fungsi p engaturan maup un fungsi p elayanan meny angkut semua segi kehidup an dan p enghidup an bermasy arakat, berbangsa dan bernegara, dan p elaksanaanny a dip ercayakan kep ada ap aratur p emrintah tertentu y ang secara fungsional bertanggung jawab atas bidang-bidang tertentu kedua fungsi tersebut (Siagian, 1992). Istilah lain y ang sejenis dengan p elay anan itu adalah p engabdian dan p engay oman. Dari seorang administrator diharap kan akan tercermin sifat-sifat memberikan p elay anan p ublik, p engabdian kep ada kepentingan umum dan memberikan p engay oman kep ada masyarakat lemah dan kecil. Administrator lebih menekankan p ada mendahulukan kep entingan masy arakat/umum dan memberikan service kepada masy arakat darip ada kep entingan sendiri (Thoha, 1991).

  M enurut Sy ahrir, p elay anan p ublik adalah segala aktivitas y ang dilakukan oleh p emerintah maup un swasta y ang menghasilkan barang atau jasa, y ang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan p ublik (Syahrir dalam Prisma No. 12, 1986). Hamp ir sama dengan ap a yang di ungkapkan oleh Sy ahrir juga diny atakan oleh M iftah Thoha, p elay anan sosial merup akan suatu usaha y ang dilakukan seseorang atau kelomp ok orang atau institusi tertentu untuk memberikan bantuan dan kemudahan kep ada masy arakat dalam rangka mencap ai suatu tujuan tertentu (Thoha, 1991). Sedangkan berdasarkan Kep utusan Menteri Pendayagunaan Ap aratur Negara No. 81 tahun 1993 tentang Pedoman Tata laksana Pelay anan Umum, disebutkan p engertian p elay anan

  Wiwaha

  umum sebagai segala bentuk kegiatan p elay anan umum yang dilaksanakan oleh instansi p emerintah di p usat maup un di daerah dan di lingkungan BUM N/BUM D, dalam bentuk barang/jasa, baik dalam rangka upay a pemenuhan kebutuhan

  Plagiat

  masy arakat maupun dalam rangka p elaksanaan ketentuan p eraturan p erundang-

  Widya undangan (M oenir, 1992).

  Guna menemukan formula dan metode y ang tep at dalam upay a melakukan p erbaikan dan meningkatkan kinerja p elay anan y ang diberikan oleh suatu organisasi

  Jangan STIE

  p ublik, maka dibutuhkan p enilaian terhadap kinerjanya sebagai ukuran keberhasilan suatu organisasi publik dalam mencap ai misiny a.

  Untuk organisasi p elay anan p ublik, informasi mengenai kinerja tentu sangat berguna untuk menilai seberap a jauh pelay anan y ang diberikan oleh organisasi itu memenuhi harap an dan memuaskan pengguna jasa. Selain itu, p enilaian terhadap kinerja p elay anan juga penting untuk memberikan tekanan kep ada p ejabat y ang meny elenggarakan kegiatan p elayanan tersebut.

  Patut disayangkan keny ataan p enilaian terhadap kinerja p elayanan organisasi p ublik masih amat jarang diselenggarakan.Berbeda dengan sektor p rivat y ang kinerjany a dengan mudah bisa dilihat dari p rofitabilitas y ang dip erolehny a, sementara organisasi p ublik tidak memiliki tolak ukur y ang jelas dan informasi mengenai kinerja p elay anan y ang diberikan oleh suatu organisasi p ublik sukar didap atkan oleh p engguna jasa. Bahkan boleh dikatakan informasi yang akurat dan bisa dengan mudah di akses oleh p ublik mengenai kinerja p elay anan sebuah organisasi p ublik belum tersedia di dalam masy arakat, kalaup un ada hany a sebatas berita tentang ketidak p uasan masy arakat atas p elay anan birokrasi di media massa. Terbatasny a informasi mengenai kinerja p elay anan publik terjadi karena kinerja belum dianggap sebagai hal y ang penting oleh p emerintah, dan tidak tersedianya informasi mengenai indikator kinerja birokrasi p ublik dap at dijadikan bukti bahwa p emerintah belum serius menangani dan memp rioritaskan kinerja p elay anan p ublik sebagai agenda kebijakan yang utama.

  Wiwaha

  Faktor lain y ang meny ebabkan sulit didap atkan keterangan dan informasi mengenai kinerja pelay anan p ublik dikarenakan begitu komp lekny a indikator kinerja,

  Plagiat

  y ang biasa digunakan untuk mengukur kinerja birokrasi p ublik. Hal ini disebabkan

  Widya

  oleh Stakeholders y ang sangat bany ak dan memiliki kep entingan y ang berbeda-beda p ada birokrasi publik. Kondisi ini kontras dengan sektor p rivat y ang indikator kinerjany a relatif lebih sederhana. Kesulitan lainny a dalam mengukur kinerja

  Jangan

  birokrasi publik adalah dikarenakan tujuan dan misi birokrasi p ublik. Seringkali

  STIE

  menjadi absurd dan tidak jelas karena sifatny a multi dimensional. Keny ataan bahwa birokrasi publik memiliki stakeholders yang bany ak dan memiliki kep entingan y ang sering berbenturan satu dengan y ang lainny a membuat birokrasi p ublik mengalami kesulitan untuk merumuskan misi y ang jelas.

  Konsekwensiny a, Indikator p engukuran kinerja bagi tiap -tiap stakeholders juga berbeda-beda. M enurut Zeithaml, Parasuraman, dan Beri (1990) mengemukakan bahwa kinerja p elay anan p ublik y ang baik dap at dilihat melalui berbagai indikator y ang sifatny a fisik. Penyelenggaraan p elay anan p ublik y ang baik dap at dilihat melalui aspek fisik p elayanan yang diberikan, sep erti tersediany a gedung pelay anan y ang representative, fasilitas p elay anan berup a televisi, ruang tunggu y ang ny aman, p eralatan p endukung yang memiliki teknologi canggih, misalny a komp uter, p enamp ilan ap arat y ang menarik di mata pengguna jasa, sep erti seragam dan aksesoris, serta berbagai fasilitas kantor pelay anan y ang memudahkan akses p elay anan bagi masy arakat.

  Namun demikian menurut Dwiy anto (2002) ada beberap a indikator y ang dapat digunakan mengukur kinerja birokrasi p ublik, y aitu sebagai berikut :

1. Responsivitas 2.

  Responsibilitas 3. Akuntabilitas 4. Produktivitas 5. Kinerja Layanan

  Wiwaha

  Sementara itu Kumurotomo (1996) menggunakan beberap a kriteria untuk dijadikan pedoman dalam menilai kinerja organisasi p elay anan p ublik, antara lain

  Plagiat

  adalah : 1.

  Efisiensi

  Widya 2.

  Efektivitas 3. Keadilan 4. Daya Tanggap

  Jangan STIE

  Dari indikator kinerja organisasi p elayanan p ublik yang dikemukakan oleh Kumorotomo tersebut, dihubungkan dengan p endap at Dwiy anto (2002) y ang meny atakan, bahwa p enilaian kinerja birokrasi p ublik tidak cukup hany a dilakukan dengan menggunakan indikator-indikator y ang melekat p ada birokrasi itu sep erti efisiensi dan efektifitas, tetap i harus dilihat juga dari indikator-indikator y ang melekat p ada p engguna jasa, sep erti kep uasan p engguna jasa, akuntabilitas, dan resp onsivitas. Penilaian kinerja dari sisi p engguna jasa menjadi sangat p enting karena birokrasi p ublik seringkali memiliki kewenangan monop olis sehingga p ara p engguna tidak memiliki alternatif sumber p elayanan. Akibatny a, dalam p roses p elay anan birokrasi p ublik, p enggunaan p elayanan oleh p ublik sering tidak ada hubunganny a sama sekali dengan kepuasan terhadap p elayanan. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja organisasi p ublik tidak hany a bisa dilihat dari ukuran internal y ang dikembangkan oleh organisasi p ublik atau pemerintah, seperti p encap aian target semata. Sekarang ini sebaikny a kinerja harus dinilai dari ukuran eksternal, sep erti nilai dan norma y ang berlakuk dalam masy arakat agar didapatkan hasil atau terdap at hubungan antara p enggunaan p elayanan oleh p ublik dengan kep uasan terhadap pelay anan y ang diberikan. Tentuny a suatu kegiatan organisasi p ublik akan memiliki kinerja y ang tinggi, kalau kegiatan y ang dilaksanakan dan dijalankan tersebut dianggap benar dan sesuai dengan nilai dan norma y ang berkembang dalam masy arakat.

  Berdasarkan p enelitian yang dilakukan oleh Norma Ay u Permana, dengan Judul Kinerja Pelay anan p ada Kantor Pertanahan Kabup aten Pacitan (2009) menunjukkan bahwa kinerja p elay anan yang diberikan Kantor Pertanahan Kabup aten

  Wiwaha

  Pacitan masih menunjukkan hasil y ang kurang op timal, meskip un berbagai kebijakan telah diambil p roduktifitas belum op timal dan perlu segera ditingkatkan.

  Plagiat

  Dengan demikian dalam p enelitian ini, p enulis akan lebih menekankan p engukuran kinerja p elayanan pada indikator-indikator y ang melekat p ada pengguna

  Widya

  jasa sebagaimana p endap at Dwiy anto (2002). Untuk itu p enulis menetap kan indikator-indikator p engukuran kinerja pelay anan organisasi publik sebagai berikut : Resp onsivitas, Resp onsibilitas, Akuntabilitas, Produktifitas dan kep uasan p elanggan.

  Jangan STIE

  Untuk memp erjelas p enggunaan indikator tersebut, berikut ini dikemukakan satu p ersatu p enjelasan konsep dari masing-masing indikator tersebut.

1. Responsivitas

  Resp onsivitas adalah kemamp uan organisasi untuk mengenali kebutuhan masy arakat, menyusun agenda dan p rioritas p elay anan, dan mengembangkan p rogram-program p elay anan p ublik sesuai dengan kebutuhan dan asp irasi masy arakat. Secara singkat responsivitas disini menunjuk p ada keselarasan antara p rogram dan kegiatan p elay anan dengan kebutuhan dan asp irasi masy arakat. Responsivitas dimasukkan sebsgai salah satu indikator kinerja karena resp onsivitas secara langsung menggambarkan kemamp uan organisasi p ublik dalam menjalankan misi dan tujuannya, terutama untuk memenuhi kebutuhan masy arakat. Resp onsivitas y ang rendah ditunjukkan dengan ketidak selarasan antara pelay anan dengan kebutuhan masy arakat. Organisasi y ang memiliki resp onsivitas rendah dengan sendiriny a memiliki kinerja y ang jelek p ula.

  2. Responsibilitas Resp onsibilitas menjelaskan ap akah p elaksanaan kegiatan organisasi p ublik itu dilakukan sesuai dengan p rinsip -prinsip administrasi yang benar atau sesuai dengan kebijakan organisasi, baik y ang eksplisit maup un imp lisit (Lenvine,1990). Oleh sebab itu, resp onsibilitas biasa saja p ada suatu ketika berbenturan dengan resp onsivitas.

  3. Akuntabilitas

  Wiwaha

Dokumen yang terkait

ANALISIS KINERJA PELAYANAN PUBLIK DALAM PEMBUATAN KARTU TANDA PENDUDUK PADA KANTOR KECAMATAN MARON KABUPATEN PROBOLINGGO

0 28 17

ANALISIS KINERJA PELAYANAN PUBLIK DALAM PEMBUATAN KARTU TANDA PENDUDUK PADA KANTOR KECAMATAN MARON KABUPATEN PROBOLINGGO

0 8 18

KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP KUALITAS PELAYANAN KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN INDRAMAYU

0 1 10

View of PENGARUH KEPEMIMPINAN PELAYANAN TERHADAP BUDAYA ORGANISASI PADA KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN TABALONG

0 0 15

STRATEGI PELAYANAN SERTIFIKASI TANAH DI KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN KARANGANYAR

0 0 140

PENGARUH KINERJA PEGAWAI, KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PEGAWAI MELALUI ETIKA PELAYANAN PUBLIK PADA PROGRAM PTSL (PENDAFTARAN TANAH SISTEMATIS LENGKAP) DI KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN PATI TESIS

0 4 13

BAB II PERAN KANTOR PERTANAHAN DALAM RANGKA PENYELESAIAN SENGKETA TANAH SECARA MEDIASI DI KANTOR PERTANAHAN KOTA MEDAN A. Peranan Kantor Badan Pertanahan Kota Medan - Tinjaun Hukum Tentang Penyelesaian Sengketa Tanah Secara Mediasi Oleh Kantor Pertanahan

0 0 19

KUALITAS PELAYANAN PUBLIK DI KANTOR BADAN PERTANAHAN NASIONAL (BPN) SIDOARJO

7 57 16

IMPLEMENTASI GERAKAN TERPADU MENYEJAHTERAKAN MASYARAKAT PACITAN “GRINDULU MAPAN” (Studi Kasus “Grindulu Mapan” Kebutuhan Beras di Kecamatan Pacitan Kabupaten Pacitan)

0 0 20

OPTIMALISASI PERCEPATAN PELAKSANAAN PENDAFTARAN TANAH SISTEMATIS LENGKAP (STUDI DI KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN KARANGANYAR) HALAMAN JUDUL - Optimalisasi Percepatan Pelaksanaan Pendaftaran Tanah Systematise Lengkap (Studi di Kantor Pertanahan Kabupaten Kar

0 0 14