IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO KECIL MENENGAH (UMKM) DI KOTA TANGERANG

  IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO KECIL MENENGAH (UMKM) DI KOTA TANGERANG SKRIPSI

  Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial pada Konsentrasi Kebijakan Publik Program Studi Ilmu Administrasi Negara

  Oleh: Pradytia Herlyansah

  NIM. 6661120495

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA SERANG 2016

  

ABSTRAK

Pradytia Herlyansah. NIM. 6661120495 2016. Skripsi. Implementasi

Kebijakan Pemberdayaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di

Kota Tangerang. Program Studi Ilmu Administrasi Negara, Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Pembimbing I

Gandung Ismanto, MM. Pembimbing II Arenawati, M.Si.

  Fokus penelitian ini adalah Implementasi Kebijakan Pemberdayaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Kota Tangerang. Masalah yang diidentifikasi oleh peneliti dalam penelitian ini adalah Belum adanya Lembaga Keuangan Mikro yang disediakan oleh Pemerintah Kota Tangerang dalam mengatasi permodalan, Pemberdayaan yang dilakukan oleh Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi Kota Tangerang belum berjalan dengan optimal, Sosialisasi yang dilakukan oleh Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi Kota Tangerang belum efektif karena masih banyak pelaku UMKM yang belum memiliki sertifikat halal, Fasilitas yang disediakan oleh Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi Kota Tangerang belum memadai. Penelitian ini menggunakan teori Van Meter dan Van Horn dalam Implementasi yaitu : Ukuran dan tujuan kebijakan, Sumber-sumber kebijakan, Karakterikstik Agen Pelaksana, Sikap/Kecenderungan Agen Pelaksana, Komunikasi Antar Organisasi, Lingkungan sosial ekonomi dan politik. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa Implementasi Kebijakan Pemberdayaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Kota Tangerang sudah baik, namun masih perlu pembenahan dalam berbagai aspek. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, seperti: tidak adanya Lembaga Keuangan Mikro di Kota Tangerang, tidak adanya sentra oleh-oleh Kota Tangerang sebagai wadah promosi, kurangnya sumber daya manusia yang ada di Dinas Perindustrian Perdagangan dam Koperasi, belum adanya database UMKM di Kota Tangerang.

  Kata Kunci: Implementasi, Usaha Mikro Kecil dan Menengah

  

ABSTRACT

Pradytia Herlyansah. NIM. 6661120495. 2016. Implementation of Policy

Empowerment of Micro, Small and Medium Enterprises (UMKM) in the city of

Tangerang. Public Administration Departement, Social and Politic Faculty,

Sultan Ageng Tirtayasa University. First Advisor Gandung Ismanto, MM.

Second Advisor Arenawati, M.Si.

  

The focus of this research is Implementation of Policy Empowerment of Micro,

Small and Medium Enterprises (UMKM) in the city of Tangerang. Problems

identified by the researchers in this study is the absence of Microfinance

Institution provided by the Tangerang City Government in dealing with capital,

coaching is conducted by the Department of Industry, Commerce and

Cooperatives Tangerang City has not run optimally, socialization conducted by

the Department of Industry, Commerce and Cooperatives City Tangerang was not

effective because there are still many UMKM which do not have the halal

certificate, amenities provided by the Department of Industry, Commerce and

Cooperatives Kota Tangerang inadequate. This study uses the theory of Van

Meter and Van Horn in implementation are: The size and purpose of the policy,

resources policy, karakterikstik Implementing Agencies, attitude / tendency

Implementing Agencies, Inter-Organizational Communication, socio-economic

and political environment. This study used qualitative research methods. These

results indicate that the Empowerment Policy Implementation of Micro, Small and

Medium Enterprises (UMKM) in the city of Tangerang has been good, but still

need improvement in many aspects. It is caused by several factors, such as: the

absence of Microfinance Institutions in the city of Tangerang, the absence of

centers souvenirs Tangerang City as a venue for the promotion, lack of human

resources in the Department of Industry, Commerce dam Cooperative, the

absence of a database of UMKM in Tangerang.

  Keywords: Implementation, Micro Businesses Small and Medium Enterprises

  LA TAHZAN (JANGAN BERSEDIH, ALLAH SELALU BERSAMA KITA)

  SKRIPSI ini aku persembahkan untuk Bapak, Ibu, Adik dan Keluarga Tercinta

KATA PENGANTAR

  Alhamdulillah, segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberi rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Implementasi Kebijakan

  

Pemberdayaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Kota

Tangerang

  ”. Skripsi ini di susun sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ilmu Sosial pada konsentrasi Kebijakan Publik, Program Studi Ilmu Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

  Dalam penyusunan Skripsi ini penulis melibatkan banyak pihak yang senantiasa memberikan bantuan, baik berupa bimbingan, dukungan moral dan materil, maupun keterangan-keterangan yang sangat berguna hingga tersusunnya Skripsi ini. Oleh karena itu, dengan rasa hormat penulis mengucapkan terimakasih kepada:

  1. Prof. Dr. H. Sholeh Hidayat, M.Pd., Rektor Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

  2. Dr. Agus Sjafari, M.Si., Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

  3. Rahmawati, S.Sos, M.Si., Wakil Dekan I Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

  5. Kandung Sapto Nugroho, M.Si., Wakil Dekan III Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

  6. Listyaningsih, S.Sos, M.Si., Ketua Program Studi Ilmu Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

  7. Yeni Widyasuti, M.Si., Dosen Pembimbing Akademik yang telah membimbing selama perkuliahan.

  8. Gandung Ismanto, MM., Dosen Pembimbing Skripsi I terus menyemangati dan membimbing peneliti dalam menyusun proposal skripsi ini.

  9. Arenawati, M.Si., Dosen Pembimbing Skripsi II yang juga telah menyemangati dan membimbing peneliti dalam menyusun proposal skripsi ini.

  10. Seluruh Dosen dan Staf Program Studi Ilmu Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

  11. Teman-teman seperjuangan seluruh Mahasiswa Ilmu Administrasi Negara Reguler dan Non-Reguler Angkatan 2012, Khususnya teman-teman Administasi Negara Kelas C yang selama 3 tahun lebih telah banyak mengisi cerita dan kehidupan peneliti selama di bangku perkuliahan.

  12. Serta pihak lain yang membantu mendukung penelitian ini yang tidak dapat peneliti ucapkan satu per satu. Peneliti ucapkan terimakasih.

  Peneliti berharap skripsi yang telah peneliti tulis ini dapat bermanfaat bagi seluru stakeholder, dosen, mahasiswa, maupun pihak lain yang membacanya.

  Akhir kata, peneliti ucapkan terimakasih.

  Serang, 18 Oktober 2016 Pradytia Herlyansah

  

DAFTAR ISI

ABSTRAK .............................................................................................................. i

ABSTRACT ............................................................................................................ ii

LEMBAR PERSETUJUAN ................................................................................ iii

PERNYATAAN ORISINALITAS ...................................................................... iv

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................... v

KATA PENGANTAR .......................................................................................... vi

DAFTAR ISI ......................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL ............................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xiv

  BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah ............................................................................... 1 1.2. Identifikasi Masalah ................................................................................... 16 1.3. Batasan Masalah ......................................................................................... 17 1.4. Rumusan Masalah ...................................................................................... 17 1.5. Tujuan Penelitian ........................................................................................ 18 1.6. Manfaat Penelitian ...................................................................................... 19 1.7. Sistematika Penulisan ................................................................................. 20 BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN ASUMSI DASAR PENELITIAN

  2.1.2. Pengertian Kebijakan Publik .......................................................... 25 2.1.3.

  Tahap-tahap Kebijakan Publik ....................................................... 28 2.1.4. Implementasi Kebijakan Publik ..................................................... 29 2.1.5. Model-model Implementasi Kebijakan .......................................... 33

  2.1.5.1. Model Daniel Mazmanian dan Paul Sabatier .......................... 33

  2.1.5.2. Model Implementasi Kebijakan George C. Edward III .......... 34

  2.1.5.3. Model Implementasi Kebijakan Merilee S. Grindle ............... 35

  2.1.5.4. Model Donald Van Metter dan Carl Van Horn ....................... 36 2.1.6.

  Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) ....................................... 38

  2.1.6.1. Konsep dan Definisi UMKM .................................................. 38

  2.1.6.2. Landasan Hukum UMKM ...................................................... 39

  2.1.6.3. Kriteria UMKM ...................................................................... 39

  2.1.6.4. Kriteria Produk Unggulan UMKM ......................................... 40 2.1.7.

  Renstra Disperindagkop 2014-2018 ............................................... 41 2.2. Penelitian Terdahulu .................................................................................. 48 2.3. Kerangka Pemikiran Penelitian .................................................................. 49 2.4. Asumsi Dasar ............................................................................................. 52

  BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian ...................................................................................... 53 3.2. Ruang Lingkup Penelitian .......................................................................... 54 3.3. Lokasi Penelitian ........................................................................................ 55 3.4. Fenomena yang Diamati ............................................................................ 55

  3.5. Instrumen Penelitian................................................................................... 60 3.6.

  Informan Penelitian .................................................................................... 61 3.7. Teknik Pengumpulan Data dan Analisis Data ........................................... 62 3.7.1.

  Teknik Pengumpulan Data ............................................................. 62 3.7.2. Analisis Data .................................................................................. 70 3.8. Lokasi dan Jadwal Penelitian .................................................................... 74

  BAB IV PEMBAHASAN

  4.1. Deskripsi Kota Tangerang ............................................................................ 75

  4.2. Gambaran Umum Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi Kota Tangerang ... ................................................................................................. 80

  4.2.1. Visi-Misi Dinas Indagkop Tangerang ............................................... 81

  4.2.2. Tugas Fungsi dan Struktur Dinas Indagkop Tangerang ................... 82

  4.3. Deskripsi data ............................................................................................... 88

  4.3.1. Deskripsi Informan Penelitian .......................................................... 88

  4.3.1. Data Informan Penelitian .................................................................. 93

  4.4. Deskripsi dan Data Temuan Lapangan ......................................................... 95

  4.5. Implementasi Kebijakan Pembinaan UMKM di Kota Tangerang ............... 96

  4.5.1. Ukuran dan Tujuan Kebijakan .......................................................... 96

  4.5.2. Sumber-sumber Kebijakan ............................................................. 109

  4.5.2.1. Sumber Daya Manusia ...................................................... 109

  4.5.2.2. Sumber Daya Anggaran .................................................... 111

  4.5.4. Sikap/Kecenderungan Agen Pelaksana .......................................... 118

  4.5.4.1. Inisiatif .............................................................................. 118

  4.5.4.2. Partisipatif ...................................................................... 121

  4.5.5. Komunikasi Antar Organisasi ...................................................... 125

  4.5.6. Lingkungan Ekonomi, Sosial, dan Politik ...................................... 129

  4.6. Pembahasan ................................................................................................ 134

  4.6.1. Ukuran dan Tujuan Kebijakan ........................................................ 135

  4.6.2. Sumber-sumber Kebijakan ............................................................. 139

  4.6.3. Karakteristik Agen Pelaksana ......................................................... 145

  4.6.4. Sikap dan Kecenderungan Agen Pelaksana .................................... 145

  4.6.5.1. Inisiatif ............................................................................... 145

  4.6.5.2. Partisipatif .......................................................................... 146

  4.6.5. Komunikasi Antar Organisasi ......................................................... 147

  4.6.6. Lingkungan Ekonomi, Sosial, dan Politik ...................................... 148

  BAB V SIMPULAN DAN SARAN

  5.1 Kesimpulan ................................................................................................. 149

  5.2 Saran ........................................................................................................... 155

DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................

  

LAMPIRAN ..............................................................................................................

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ................................................................................

  

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Kriteria UMKM Berdasarkan Undang-Undang No.20 Tahun 2008 tentang UMKM ..................................................................................... 3Tabel 1.2 Data Perkembangan UMKM 2013 ........................................................ 4Tabel 1.3 Jumlah UMKM tahun 2008 ................................................................... 8Tabel 1.4 Data Jumlah UMKM Berdasarkan Kriteria Usaha Perkecamatan tahun 2015 ....................................................................................................12Tabel 1.5 Program Kegiatan dan Indikasi Pendanaan .....................................14Tabel 2.1 Kriteria UMKM Berdasarkan Undang-Undang No.20 Tahun 2008

  Tentang UMKM ....................................................................................40

Tabel 2.2 Indikator Sasaran dan Program Pembangunan Daerah Kota Tangerang di Disperindagkop bagi UMKM dan Koperasi 2014-2018..................47Tabel 3.1 Pedoman Wawancara Penelitian .......................................................... 59Tabel 3.2 Informan Penelitian .............................................................................. 62Tabel 3.3 Jadwal Penelitian.................................................................................. 74Tabel 4.1 Data PDRB Kota Tangerang ................................................................ 77Tabel 4.2 Data Jumlah UMKM di Kota Tangerang ............................................. 79Tabel 4.3 Daftar Informan Penelitian................................................................... 94Tabel 4.4 Jumlah UMKM yang telah difasilitasi sertifikat halal ....................... 139Tabel 4.5 Data Jumlah UMKM di Kota Tangerang ........................................... 141Gambar 2.1 Sekuensi Implementasi Kebijakan .................................................... 31Gambar 2.2 Model Implementasi Kebijakan Daniel Mazmanian dan

  Paul Sabatier ..................................................................................... 34

Gambar 2.3 Model Implementasi Kebijakan George C. Edward II ...................... 35Gambar 2.4 Model Implementasi Kebijakan Merilee S. Grindle ......................... 36Gambar 2.5 Model Implementasi Kebijakan Van Metter dan Van Horn ............. 37Gambar 2.6 Kerangka Berfikir Penelitian ............................................................. 51Gambar 3.1 Siklus Teknis Analisis data Menurut Miles dan Huberman .............. 73Gambar 4.1 Peta Kota Tangerang ......................................................................... 76Gambar 4.2 Struktur Organisasi Dinas Indagkop Tangerang ............................... 87Gambar 4.3 Sentra oleh-oleh Tangerang ............................................................ 144

  Lampiran 2 Surat Persetujuan Penelitian Lampiran 3 Pedoman Umum Wawancara Lampiran 4 Matirks Hasil Wawancara Lampiran 5 Member Check Lampiran 6 Dokumentasi Penelitian Lampiran 7 Catatan Lapangan Lampiran 8 Catatan Bimbingan Lampiran 9 Undang-Undang No.20 Tahun 2008 Lampiran 10 Daftar Riwayat Hidup

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

  Kemiskinan dan pengangguran merupakan hal yang tidak bisa dipisahkan dari masalah yang ada di Indonesia. Sumber daya manusia yang masih minim sehingga sulit mendapatkan sumber penghasilan serta kebutuhan ekonomi yang mendesak menjadikan perekonomian masyarakat menjadi sangat lemah. Ini merupakan hal yang selalu menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah dari massa ke massa.

  Setiap tahun anggaran selalu digelontorkan oleh pemerintah untuk membangun perekonomian masyarakat. Dalam merealisasikan tujuan pembangunan, maka segenap potensi alam harus digali, dikembangkan, dan dimanfaatkan sebaik-baiknya. Begitu pula dengan potensi manusianya yang harus ditingkatkan dari segi pengetahuan serta keterampilannya sehingga mampu menggali, mengembangkan dan memanfaatkan potensi alam secara maksimal dan pelaksanaan program pembangunan dapat terealisasi.

  Pada hakekatnya tujuan pembangunan suatu negara dilaksanakan adalah mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Demikian halnya dengan tujuan dibentuknya indonesia. Dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 dinyatakan bahwa tujuan Pembangunan Nasional Bangsa Indonesia adalah ketertiban dunia. Untuk mewujudkan tujuan tersebut dilaksanakan pembangunan nasional yaitu pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan masyarakat seutuhnya.

  Di Indonesia sejak pertengahan tahun 1997 krisis ekonomi yang menimpa hingga kini masih dirasakan dampaknya, baik dampak yang bersifat negatif maupun positif. Dampak negatif krisis ekonomi itu antara lain berupa tingkat pertumbuhan perekonomian rendah, banyaknya perusahaan mengalami kebangkrutan, pengangguran membengkak serta jumlah penduduk miskin makin bertambah. Sedangkan dampak positifnya berupa mengingatkan dan menyadarkan pemerintah perlunya perubahan paradigma pembangunan yang selama ini menggunakan pendekatan-pendekatan berlandaskan ekonomi konglomerat untuk dikembalikan berdasarkan ekonomi kerakyatan dengan memberikan peran yang tinggi terhadap Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).

  Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) mempunyai peran yang strategis dalam pembangunan ekonomi nasional. Pada saat krisis ekonomi yang terjadi tahun 1997, dimana banyak usaha berskala besar yang mengalami stagnasi bahkan berhenti aktifitasnya, sektor UMKM terbukti lebih tangguh dalam menghadapi krisis tersebut. Peranan UMKM, terutama sejak krisis ekonomi dapat dipandang sebagai katup pengaman dalam proses pemulihan ekonomi nasional, baik dalam mendorong laju pertumbuhan ekonomi nasional maupun penyerapan tenaga kerja.

  Berdasarkan Undang-Undang No. 20 Tahun 2008 tentang UMKM diperoleh badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria usaha kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau canbang perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau Usaha Besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini. Berikut peneliti lampirkan Kriterianya :

Tabel 1.1 Kriteria UMKM Berdasarkan Undang-Undang No.20 Tahun 2008 tentang UMKM No. Uraian Kriteria Asset Omzet

  1 Usaha Mikro Maks 50 juta Maks 300 juta

  2 Usaha Kecil >50 Juta >300 Juta

  • – 500 juta – 2,5 Milyar

  

3 Usaha Menengah >500juta – 10 Milyar >2,5 Milyar – 50 Milyar

  Kegiatan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) merupakan salah satu bidang usaha yang dapat berkembang dan konsisten dalam perekonomian nasional. UMKM menjadi wadah yang baik bagi penciptaan lapangan pekerjaan yang produktif. UMKM merupakan usaha yang bersifat padat karya, tidak membutuhkan persyaratan tertentu seperti tingkat pendidikan, keahlian (keterampilan) pekerja, dan penggunaan modal usaha relatif sedikit serta teknologi yang digunakan cenderung sederhana. UMKM masih memegang peranan penting dalam perbaikan perekonomian Indonesia, baik ditinjau dari segi jumlah usaha, segi penciptaan lapangan kerja, maupun dari segi pertumbuhan ekonomi nasional yang diukur dengan Produk Domestik Bruto.

Tabel 1.2 Data Perkembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) 2013

  NO

  INDIKATOR SATUAN JUMLAH PANGSA (%)

1 Unit Usaha (A+B) 57.900.787 100

  A. Usaha Mikro, Kecil dan 57.895.721 99,99 Menengah (UMKM)

  • Usaha Mikro (Umi) (Unit) 57.189.393 98,77
  • Usaha Kecil (UK) 654.222 1,13
  • Usaha Menengah (UM) 52.106 0,09

B. Usaha besar (UB) 5.066 0,01

2 Tenaga Kerja (A+B) 117.681.244 100

  A. Usaha Mikro, Kecil dan 114.144082 96,99 Menengah (UMKM)

  • Usaha Mikro (Umi) (Orang) 104.624.466 88,90
  • Usaha Kecil (UK) 5.570.231 4,73
  • Usaha Menengah (UM) 3.949.385 3,36

  B. Usaha besar (UB) 3.537.162 3,01

  

3 PDB atas Dasar Harga Berlaku 9.014.951,2 100

(A+B) A. Usaha Mikro, Kecil dan 5.440.007,9 60,34 Menengah (UMKM) (Rp.Milyar)

  • Usaha Mikro (Umi) 3.326.564,8 36,90
  • Usaha Kecil (UK) 876.385,3 9,72
  • Usaha Menengah (UM) 1.237.057,8 13,72

  B. Usaha besar (UB) 3.574.943,3 39,66

  Data Dinas Koperasi dan UMKM tahun 2013 menunjukkan total nilai Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia mencapai Rp. 9.014,9 triliun seperti terlihat pada tabel 1.1. UMKM memberikan kontribusi sebesar Rp. 5.440 triliun atau 60,34% dari total PDB Indonesia. Jumlah populasi UMKM Indonesia pada tahun 2013 mencapai 57,90 juta unit usaha atau 99,99% terhadap total unit usaha di Indonesia, sementara jumlah tenaga kerjanya mencapai 114,14 juta orang atau 96,9% terhadap seluruh tenaga kerja Indonesia. Data tersebut menunjukkan bahwa peranan UMKM dalam perekonomian Indonesia sangat penting dalam menyediakan lapangan pekerjaan dan menghasilkan output yang berguna bagi masyarakat.

  Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) mempunyai peranan strategis dalam pembangunan ekonomi nasional. UMKM berperan dalam pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja. Selain itu, UMKM juga berperan dalam pendistribusian hasil-hasil pembangunan. Keberadaan sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah bukan hanya dianggap sebagai tempat penampungan sementara bagi para pekerja yang belum masuk ke sektor formal, tetapi juga sebagai motor pertumbuhan aktivitas ekonomi. Hal ini dikarenakan jumlah penyerapan tenaga kerjanya yang demikian besar. Mengingat pengalaman yang telah dihadapi oleh Indonesia selama krisis ekonomi, kiranya tidak berlebihan apabila pengembangan sektor swasta difokuskan pada UMKM.

  Sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan dan peranan serta kelembagaan UMKM dalam perekonomian nasional, maka pemberdayaan dan Masyarakat secara menyeluruh, sinergis dan berkesinambungan. Untuk mewujudkan hal tersebut maka Pemerintah mengesahkan UU No 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah. Undang-undang ini disusun dengan maksud untuk memberdayakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah.

  Walaupun Usaha Mikro Kecil dan Menengah telah menunjukan peranannya dalam perekonomian nasional namun masih menghadapi berbagai hambatan dan kendala. Pada dasarnya hambatan dan kendala yang dihadapi para pelaku UMKM dalam meningkatkan kemampuan usaha sangat kompleks dan meliputi berbagai aspek yang mana satu dengan yang lainnya saling berkaitan antara lain : -kurangnya permodalan baik jumlah maupun sumbernya, - kurangnya kemampuan manajerial dan keterampilan beroperasi serta tidak adanya bentuk formil dari perusahaan, - lemahnya organisasi dan terbatasnya pemasaran.

  Disamping itu terdapat juga persaingan yang kurang sehat dan desakan ekonomi sehingga mengakibatkan ruang lingkup usaha menjadi terbatas. Beragamnya hambatan dan kendala yang dihadapi UMKM, tampaknya masalah permodalan masih merupakan salah satu faktor kritis bagi para UMKM, baik untuk pemenuhan kebutuhan modal kerja maupun modal investasi dalam pengembangan usaha.

  Untuk mengatasi persoalan yang dihadapi UMKM, Pemerintah Kota Tangerang melalui Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi melakukan berbagai upaya dalam mengatasi persoalan UMKM tersebut dengan melakukan Pemberdayaan UMKM di kota Tangerang.

  Kota Tangerang dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1993 tentang Pembentukan Kota Tangerang. Kota Tangerang memiliki letak strategis yaitu sebelah barat berbatasan langsung dengan Ibu Kota DKI Jakarta memiliki peran aktif untuk menopang kemajuan Negara. Bandara internasional Soekarno Hatta yang terletak di wilayah Kota Tangerang dengan berakses ke ruas jalan tol Jakarta-Merak dan tol Serpong-dalam Kota DKI Jakarta yang memberi akses kemudahan arusu lalu lintas manusia dan barang. Sesuai dengan Instruksi Presiden (Inpres) RI No. 13 Tahun 1976 Kota Tangerang ditetapkan menjadi

  • – daerah penyanggah DKI Jakarta, sejak saat itu Kota Tangerang tumbuh kembang secara pesat dengan mengunggulkan perekonomian yang bertulang punggung perindustrian, perdagangan dan koperasi. Sebagai daerah penyanggah Ibu Kota Negara DKI Jakarta gerak maju perekonomian Kota Tangerang sangat berkolerasi dengan gerak maju perekonomian nasional.

  Selain itu, sesuai dengan pernyataan Walikota Tangerang Bapak H. Arief Rachadiono Wismansyah yang mengatakan Tangerang tidak hanya menjadi pusat industri tetapi juga menjadi kota bisnis, perdagangan dan jasa. Hal ini memperlihatkan kesiapan Kota Tangerang untuk menghadapi persaingan global. Seiring dengan tumbuh kembangnya Kota Tangerang mendapatkan julukan garda terdepan perekonomian Provinsi Banten. Julukan ini berdasarkan hasil pendataan Pemerintah Kota Tangerang pada Oktober 2008 sebagai berikut :

Tabel 1.3 Jumlah Usaha Mikro Kecil dan Menengah Tahun 2008

  

No. Tingkatan Usaha Jenis Usaha Jumlah

  1 Usaha Mikro Industri 2.005

  2 Perdagangan 43.376

  3 Jasa 56.755

  4 Usaha Kecil Industri 1.581

  5 Perdagangan 9.777

  6 Jasa 14.030

  7 Usaha Menengah

  Indsutri

  78

  8 Perdagangan 130

  9 Jasa

  11

  

(Sumber: Profil Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota Tangerang 2009,

Pengembangan Database Informasi Potensi Unggulan Kota Tangerang)

  Melihat banyaknya usaha yang ada di Kota Tangerang, diantaranya pada sektor jasa(Travel/pariwisata, Transportasi, Pendidikan, Design Grafis/Perecetakan, Fotocopy, Sewa Mobil, Katering, Jahit,dsb), perdagangan(Buah, Makanan, Minuman,dll) dan juga industri(Pakaian Jadi, Handmade, Makanan, Minuman, Furniture, dll), maka sangat sesuai apabila Kota Tangerang mendapatkan julukan garda perekonomian Provinsi Banten. Apabila potensi unggulan dari usaha-usaha diatas dikembangkan dan dikelola dengan komitmen yang kuat oleh Pemerintah Kota Tangerang khususnya Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota Tangerang maka akan memberikan manfaat yang besar bagi Pemerintah Kota Tangerang dan masyarakat Kota Tangerang dalam memajukan pendapatan dan taraf perekonomian.

  Salah satu potensi unggulan UMKM yang ada di Kota Tangerang adalah usaha dodol lapis tangerang dan usaha kerajinan sandal. Usaha dodol yang dibuat oleh ny.fang dan ny.lauw warga kelurahan karangsari kecamatan neglasari ini sudah terkenal hingga ke luar kota bahkan penjualannya sudah mencapai ke Medan, Palembang, Lampung, Tangerang selatan dsb. Dodol ini sangat terkenal puluhan tahun lalu sehingga saat ini sudah dijadikan sebagai oleh-oleh kuliner khas kita Tangerang. Berikutnya Kerajinan berupa tas, sepatu, ikat pinggang dan kantung HP terbuat dari kulit buaya, ular, biawak, sapid dan ikan pari yang didapatkan dari Kalimantan. Usaha kerajinan sandal oleh keluarga Ny. Tio Wan Nio, keluarga keturunan Cina yang bertempat tinggal di Neglasari setelah dilatih dan dibina Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi mendapatkan kepercayaan mengerjakan pembuatan sandal kamar untuk konsumsi tamu-tamu hotel berbintang di Jakarta, Bali, Surabaya dan Lampung.

  Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi Kota Tangerang memiliki peran yang sangat signifikan dalam mengatur permasalahan-permasalahan produk dalam negeri dalam menghadapi persaingan global khususnya khususnya kesiapan produk yang dihasilkan dan kesiapan masyrakat Kota Tangerang, sehingga sangat diharapkan oleh masyarakat untuk bisa melakukan pendataan, managemen, pelatihan, pemberdayaan, Pemberdayaan, promosi, pelayanan, kualitas dan pengawasan yang sesuai agar masyarakat Kota Tangerang mampu menghadapi dan bersaing nantinya dan juga Dinas Perindsutrian Perdagangan dan Koperasi

  Rumusan kebijakan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kota Tangerang sama sebangun dengan rumusan sektor industri, perdagangan dan koperasi skala nasional. Rumusan RPJPD Kota Tangerang 2010- 2025 bidang Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi adalah (1) Memperkuat basis industri manufaktur sehingga menjadi industri kelas dunia (world class

  

industry ). (2) Memperkuat industri penggerak pertumbuhan ekonomi. (3)

  Meningkatkan sumbangan Industri Kecil Menengah (IKM) terhadap PDB dibandingkan dengan sumbangan industri besar. (4) Menguatkan jaringan kerjasama / networking antara IKM dan industri besar.

  Peneliti memfokuskan penelitian ini pada Implementasi Kebijakan Pemberdayaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Kota Tangerang.

  Karena masih banyak permasalahan yang dialami oleh para pelaku UMKM di Kota Tangerang sehingga Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi harus lebih berperan aktif dalam menghadapi masalah yang dialami oleh UMKM diKota Tangerang.

  Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2013 Tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah Pasal 2 yaitu : (1) Pemerintah dan Pemerintah Daerah sesuai dengan kewenangannya menyelenggarakan pemberdayaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah. (2) Pemberdayaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan: a. Pengembangan usaha; kewajiban bagi Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi untuk memberdayakan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) untuk keberlangsungan pelaku UMKM dalam menjalankan usahanya. Berikut ini adalah data jumlah UMKM berdasarkan Kriteria Usaha yang ada di Kota Tangerang :

  Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan oleh peneliti dalam melihat permasalahan terkait UMKM di Kota Tangerang peneliti memfokuskan pada beberapa permasalahan yang didapatkan setelah melakukan observasi lapangan dan wawancara langsung dengan pihak terkait. Temuan lapangan menunjukan bahwa terdapat beberapa faktor yang menjadi masalah dalam Pemberdayaan UMKM di Kota Tangerang ini yaitu :

  Pertama, Belum adanya Lembaga Keuangan Mikro (LKM) sehingga membuat Pemkot Tangerang belum bisa memberikan pinjaman lunak kepada pelaku UMKM. Karena masalah permodalan selalu menjadi masalah utama bagi para pelaku UMKM. Para pelaku UMKM masih menggunakan modal sendiri dan sulit mendapatkan modal dari lembaga-lembaga permodalan lain karena masih banyak pula para pelaku UMKM yang masih belum bisa membuat managemen pembukuan dan mengelola keuangan secara baik. Pelaku UMKM Kota Tangerang masih menggunakan sistem manual dan belum rapih dalam membuat laporan keuangan seperti pengeluaran dan pemasukan selama menjalankan usaha.

Tabel 1.4 Data Jumlah UMKM Berdasarkan Kriteria Usaha Perkecamatan Di Kota Tangerang Tahun 2015

  

No. Kecamatan Mikro Kecil Menengah Jumlah

  1 Batu Ceper 442

  56 4 502

  2 Benda 201

  25 5 231 Cibodas 3.617 214 8 3.839

  3 Ciledug 231

  53 25 309

  4

  5 Cipondoh 175 221

  32 428

  6 Jatiuwung 876 257

  38 1.171

  7 Karang Tengah 243

  73 7 323

  8 Karawaci 516

  30 7 553 Larangan 190 318 218 726

  9

  10 Neglasari 122

  25 2 149

  11 Periuk 452

  50 45 547

  12 Pinang 683

  78 10 771

  13 Tangerang 289

  77 27 393

  Total 8.037 1.477 428 9.942

(Sumber : Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota Tangerang)

  Tabel diatas merupakan data jumlah Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) berdasarkan kriteria usaha perkecamatan di Kota Tangerang pada tahun 2015. Dapat dilihat bahwa di Kota Tangerang masih banyak usaha yang berskala mikro daripada skala menengah. UMKM terbanyak ada pada kecamatan Cibodas sebanyak 3.839 UMKM dan terendah pada kecamatan Benda sebanyak 231 UMKM.

  Kedua, Pemberdayaan yang dilakukan oleh Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi belum optimal. Pemberdayaan yang dilakukan oleh Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi Kota Tangerang hanya sebatas seminar dan pelatihan yang sifatnya sementara. Seminar dan pelatihan diberikan 2-3 hari disebuah tempat yang telah ditentukan, sehingga tidak begitu efektif. Sebuah pelatihan yang hanya 2-3 hari tanpa adanya praktik lapangan tidak akan membuat para pelaku UMKM menjadi kreatif, inovatif dan memahami cara-cara untuk berkembang. Dana yang dianggarkan untuk Pemberdayaan UMKM cukup. Berikut ini adalah tabel program kegiatan dan indikasi pendanaan Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi Kota Tangerang :

Tabel 1.5 Program Kegiatan dan Indikasi Pendanaan Program Kegiatan Tahun 2014 Tahun 2015 Angg. (Rp) Angg. (Rp)

  

Program Kegiatan Penyelenggaraan Promosi Produk Rp. 220.000.000 Rp. 242.000.000

UMKM Melalui Pameran

  Pengembangan Kegiatan Pembangunan Pusat Layanan Usaha Rp. - Rp. 25.000.000. Sistem Pendukung Terpadu (PLUT)

  000 Usaha Bagi Mikro

  Kegiatan Sosial Program KUR Rp. - Rp. 175.000.000 Kecil Menengah

Program Kegiatan Sosialisasi Prinsip-Prinsip Pemahaman Rp. 170.000.000 Rp. 187.000.000

  Perkoperasian Peningkatan

  Kegiatan Pemberdayaan, Pengawasan dan Rp. 350.000.000 Rp. 358.000.000 Kualitas

  Penghargaan Koperasi Berprestasi Kelembagaan

  Kegiatan Revitalisasi Koperasi Rp. 150.000.000 Rp. 165.000.000 Koperasi

  Rp. 168.000.000 Rp. - Koordinasi Pelaksanaan Kebijakan dan Program Pembangunan Koperasi (Kegiatan Penyebaran Model-Model Pola Pengembangan Koperasi)

  

Program Kegiatan Memfasilitasi Penin gkatan Kemitraan Rp. 187.000.000 Rp. 205.700.000

Usaha bagi Usaha Mikro Kecil dan Menengah

  Pengembangan Kegiatan Penyelenggaraan Pelatihan Rp. 186.402.500 Rp. 205.700.000

  Kewirausahaan dan Kewirausahaan

  Keunggulan Rp. - Rp. 205.042.750 Kegiatan Pelatihan Manajemen Pengelolaan

  Koperasi Kompetitif Usaha Kecil Menengah

Program Sosialisasi Kebijakan Tentang Usaha Mikro Rp. - Rp. 200.000.000

  Kecil Menengah Penciptaan

  Perencanaan Koordinasi dari Pengembangan Rp. - Rp. 200.000.000 UMKM Iklim Usaha yang Fasilitas Pengembangan UMKM Rp. - Rp. 200.000.000 Kondusif Pendataan UMKM di Kota Tangerang Rp. - Rp. -

  

(Sumber : Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota Tangerang)

  Tabel di atas merupakan indikasi pendanaan untuk kegiatan di UMKM pada Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi. Sesuai dengan kenaikan didapatkan. Namun dalam implementasinya masih ada beberapa masalah yang membuat kebijakan Pemberdayaan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) ini masih belum bisa dikatakan optimal.

  Ketiga, Sosialisasi yang dilakukan oleh Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi masih belum efektif. Masih banyak Para pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah di Kota Tangerang yang belum memahami prosedur pembuatan ijin usaha yang berlaku di Kota Tangerang dan tidak mempunyai sertifikat halal resmi dari MUI. Banyak UMKM Kota Tangerang yang sudah memiliki produk dengan kualitas yang bagus namun masih banyak yang belum memiliki sertifikat halal dari MUI. Kendalanya karena biaya yang cukup mahal, juga waktu yang lama untuk mengurus prosedur sertifikat tersebut tidak hanya itu saja Dinas Indagkop belum memiliki database UMKM di Kota Tangerang. Biaya untuk membuat sertifikasi halal sekitar 2jt - 2,5 juta penerbitannya dilakukan oleh MUI Provinsi Banten. Kebanyakan UMKM tidak mampu membayar atau tidak punya waktu untuk mengurusnya. Tahun 2014 hanya 8 UMKM yang telah memiliki sertifikat halal dan Tahun 2015 ada 41 dan tahun ini sudah berjalan 40 UMKM.

  Keempat, Fasilitas yang disediakan oleh Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi masih kurang memadai. Contohnya pada sarana Promosi. Promosi merupakan salah satu cara untuk mempercepat penjualan produk, bila tidak melakukan promosi darimana masyarakat bisa mengetahui produk apa saja yang dihasilkan oleh UMKM Kota Tangerang. Sarana promosi tidak disediakan oleh minat pembeli baik lokal maupun pendatang. Promosi yang dilakukan oleh Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi Kota Tangerang hanya pada event tahunan seperti Tangerang Expo dan ulang tahun Kota Tangerang. Website Kota Tangerang pun tidak dimanfaatkan sebagai sarana promosi sehingga Sarana promosi masih menjadi masalah dalam Pemberdayaan UMKM di Kota Tangerang.

  Kelima, Kurangnya perhatian pemerintah terhadap para pelaku UMKM, Visi yang dibuat oleh Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi Kota Tangerang yaitu dalam rangka Memberdayakan UMKM yang sehat mandiri dan berdaya saing ini tidak sesuai dengan kenyataan yang ada dilapangan karena nyatanya para pelaku UMKM ini terlalu mandiri tanpa adanya perhatian pemerintah dalam melakukan usahanya. Seperti halnya dalam memonitoring kegiatan UMKM ini masih kurang continue, pemerintah kurang memberikan dorongan kepada pelaku UMKM, dalam pembuatan kegiatan hanya sekedar membuat tanpa ada perhatian dan belum sesuai dengan manfaatnya. Dan data yang tidak up to date karena banyak data UMKM ini yang sudah tidak aktif lagi usahanya sehingga banyak data-data yang biar.

  Berdasarkan penjelasan dan masalah-masalah yang sudah dipaparkan di atas maka penulis ingin mengetahui Implementasi Kebijakan Pemberdayaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah di Kota Tangerang.

1.2 Identifikasi Masalah

  Setelah melakukan penelitian langsung ke Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dan Dinas Perindsutrian Perdagangan dan Koperasi ditemukan masalah-masalah. Adapun yang menjadi identifikasi masalah yaitu :

  1. Belum adanya Lembaga Keuangan Mikro (LKM) yang disediakan oleh Pemkot Tangerang dalam masalah permodalan dan kurang rutinnya pelatihan keuangan karena masih banyak pelaku UMKM yang belum bisa memanage keuangannya secara baik.

  2. Pemberdayaan yang dilakukan oleh Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi Kota Tangerang belum berjalan dengan optimal.

  3. Sosialisasi yang dilakukan oleh Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi Kota Tangerang belum efektif karena masih banyak Para Pelaku UMKM yang belum memiliki seritifikat halal dan Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi Kota Tangerang belum memiliki database UMKM di Kota Tangerang.

  4. Fasilitas yang disediakan oleh Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi Kota Tangerang belum memadai terutama dalam sarana promosi.

  5. Kurangnya perhatian pemenrintah dan kurangnya monitoring dalam hal pemberdayaan UMKM di Kota Tangerang.

  1.3 Batasan Masalah

  Untuk Mempermudah penelitian, peneliti membatasi ruang lingkup permasalahan. Hal ini dikarenakan adanya fokus penelitian, maka akan memberikan batasan studi yang akan dilakukan, agar tidak terjebak dengan banyaknya data yang terdapat dilapangan. Maka fokus penelitian adalah

  

Implementasi Kebijakan Pemberdayaan Usaha Mikro Kecil Menengah