STRES KERJA KARYAWAN BAGIAN SIARAN JOGJA TV

  

STRES KERJA KARYAWAN BAGIAN SIARAN JOGJA TV

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

  

Program Studi Psikologi

Disusun Oleh :

Nama : Bagus Alit Arya Yudhistira

  NIM : 049114031

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

  20 Juni 2011

  

“Orang-orang yang berhasil di bumi ini adalah mereka yang bangkit dan

mencari keadaan seperti yang mereka inginkan, dan jika mereka tidak

menemukannya, mereka akan menciptakannya.”

  

(George Bernard Shaw)

“Kesuksesan adalah kegagalan yang belum terjadi.”

  

(Anonim)

  Skripsi ini kupersembahkan kepada Kedua orang tuaku Keluargaku, dan Kekasihku

  Terima kasih untuk waktu, pengorbanan, semangat dan Kasih sayang kalian Sehingga aku bisa bertahan sejauh ini….

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

  Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa yang saya tulis tidak memuat

karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan

daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.

  Yogyakarta, 20 Juni 2011 Penulis Bagus Alit Arya Yudhistira

STRES KERJA KARYAWAN BAGIAN SIARAN JOGJA TV

  

Bagus Alit Arya Yudhistira

ABSTRAK

  Penelitian ini bertujuan untuk seberapa besar stres kerja dan faktor-faktor apa sajakah yang menyebabkan stres kerja pada karyawan Bagian Siaran JogjaTV. Karyawan yang bekerja di sebuah stasiun televisi, khususnya pada bagian siaran berbeda dengan karyawan pada umumnya. Pekerja televisi dituntut untuk tetap kreatif meski bekerja di bawah tekanan. Hal-hal tersebut biasanya dapat memicu timbulnya stres. Penelitian dalam skripsi ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah stres kerja karyawan dan faktor-faktor penyebab stres kerja pada karyawan Bagian Siaran Jogja TV. Subyek dalam penelitian ini adalah karyawan Bagian Siaran Jogja TV, baik laki-laki maupun perempuan dan sudah bekerja minimal 1 tahun. Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif, meliputi rata-rata hitung (mean) dan analisis prosentase. Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan dengan menggunakan teknik analisis deskriptif, diketahui bahwa tingkat stres kerja pada karyawan Bagian Siaran Jogja TV secara umum masuk kategori rendah. Dari hasil analisis diketahui pula bahwa faktor yang paling dominan menyebabkan stres kerja pada karyawan Bagian Siaran Jogja TV adalah faktor individu. Adapun faktor yang paling rendah menyebabkan stres adalah faktor yang berhubungan dengan tugas.

  Kata kunci: stres kerja, faktor penyebab stres kerja, karyawan televisi

  

JOB STRESS OF BROADCAST DEPARTMENT EMPLOYEES

OF JOGJA TV

Bagus Alit Arya Yudhistira

  

ABSTRACT

  This research was aimed to analyze the employee’s job stress of the broadcast department employees of Jogja TV and to found out the causing factors of the job stress. Employees of a TV station, especially on the broadcast department were unlike any other employees. They were insisted to work creatively even under heavy pressure. This condition may cause job stress among the employees. This research was applying descriptive method with quantitative approach. The variables used in this research are the employees’ job stress and its causing factors. The employees of Jogja TV were used as the subject of the research. They are male or female that had been worked at least a year. The data analysis method conducted in this research was descriptive analysis. The result of the descriptive analysis showed that the job stress of the broadcast department employees of Jogja TV was at low level. From the result of the research could be found out that the dominant causing factor of the job stress of the broadcast department employees of Jogja TV was individual factor. Meanwhile, the factor that had least effect on causing job stress among the broadcast department employees of Jogja TV was task-related factor.

  Keywords: job stress, job stress factors, TV station employee

  

LEMBAR PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma Nama : Bagus Alit Arya Yudhistira

  Nomor Mahasiswa : 049114031

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

  

Stres Kerja Karyawan Bagian Siaran Jogja TV

beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan

kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan

dalam bentuk media lain, mengelolanya di internet atau di media lain untuk

kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti

kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta, Pada tanggal: 20 Juni 2011 Yang menyatakan, (Bagus Alit Arya Yudhistira)

KATA PENGANTAR

  Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan berkat dan rahmat-

Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, dengan judul Stres Kerja

Karyawan Bagian Siaran Jogja TV”. Penulisan ini merupakan salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Psikologi pada Fakultas Psikologi Universitas Sanata

Dharma.

  Penulis menyadari bahwa selama persiapan, penyusunan, hingga terselesainya

skripsi ini, tidak lepas dari bantuan, dukungan dan bimbingan berbagai pihak untuk

memperlancar skripsi ini. Untuk itu, dengan ketulusan dan kerendahan hati, penulis

mengucapkan terima kasih kepada :

  1. Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan karunia yang diberikanNya kepada penulis.

  2. Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dhama, terimakasih atas semua fasilitas yang telah diberikan kepada penulis dalam menuntut ilmu.

  3. Bapak Dra. Lusia Pratidarmanastiti M.S, selaku dosen pembimbing, yang dengan segala kesabaran, kerelaan dan keihklasan hati memberikan saran, membimbing, mengoreksi, mendukung dan menjadi teman diskusi dalam proses penyelesaian karya tulis. Terima kasih atas waktu dan kesempatan untuk bimbingan disela-sela kesibukan Bapak.

  4. Ibu Dra. Lusia Pratidarmanastiti M.S, selaku dosen pembimbing akademik

  5. Seluruh dosen Fakultas Psikologi, baik dosen-dosen biasa maupun dosen- dosen luar biasa yang pernah memberikan ilmu, wawasan, pengetahuan, dan membuat pola pikir peneliti lebih bijaksana agar dapat berusaha dan berbuat yang terbaik.

  6. Pihak manajemen PT. Yogyakarta Tugu Televisi (Jogja TV) yang telah membantu dan memberikan ijin serta kesempatan kepada penulis untuk melaksanakan penelitian.

  7. Kedua orangtua yang selalu memberi semangat, pencerahan dan memfasilitasi segala kebutuhan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

  8. Teman-teman Fakultas Psikologi atas dukungan selama penyusunan skripsi ini.

  Besar harapan, semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua, khususnya bagi

pembaca untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuan serta berguna untuk

penelitian selanjutnya.

  Yogyakarta, Februari 2011 Penulis

  

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................. i

HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................... iii

MOTTO .................................................................................................................... iv

PERSEMBAHAN ..................................................................................................... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................................... vi

ABSTRAK ................................................................................................................ vii

ABSTRACT ................................................................................................................ viii

PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ................................................... ix

KATA PENGANTAR .............................................................................................. x

DAFTAR ISI ............................................................................................................. xii

DAFTAR TABEL ..................................................................................................... xv

  

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 1

A. Latar Belakang ................................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .............................................................................................. 6

C. Tujuan Penelitian ............................................................................................... 6

D. Manfaat Penelitian ............................................................................................. 6

  

1. Manfaat Teoritis ........................................................................................... 6

  

2. Manfaat Praktis ............................................................................................. 6

  

A. Stres .................................................................................................................... 7

  1. Pengertian Stres ............................................................................................ 7

  2. Gejala-gejala Stres ....................................................................................... 9

  

B. Stres Kerja .......................................................................................................... 11

  1. Pengertian Stres Kerja .................................................................................. 11

  2. Indikator-indikator Stres Kerja ..................................................................... 13

  3. Dampak Stres Kerja ...................................................................................... 19

  4. Faktor-faktor Penyebab Stres Kerja ............................................................. 22

  

C. Karyawan Jogja TV ............................................................................................ 33

  1. Gambaran Singkat Perusahaan ..................................................................... 33

  2. Struktur Organisasi ...................................................................................... 34

  3. Sumber Daya Manusia ................................................................................. 41

  

D. Stres Kerja Pada Karyawan Jogja TV ................................................................ 42

  

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................................. 44

A. Jenis Penelitian ................................................................................................... 44

B. Variabel Penelitian ............................................................................................. 44

C. Definisi Operasional Variabel Penelitian ........................................................... 44

D. Subyek Penelitian ............................................................................................... 47

E. Metode Pengumpulan Data ................................................................................ 47

  1. Skala Stres Kerja .......................................................................................... 47

  2. Skala Penyebab Stres Kerja .......................................................................... 48

  

G. Pengujian Instrumen Penelitian .......................................................................... 50

  1. Validitas ....................................................................................................... 50

  2. Seleksi Item .................................................................................................. 51

  3. Reliabilitas ................................................................................................... 51

  

H. Analisis Data ...................................................................................................... 52

  

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ......................................... 53

A. Pelaksanaan Penelitian ....................................................................................... 53

  1. Deskripsi Subyek .......................................................................................... 54

  2. Hasil Uji Coba Skala Penelitian ................................................................... 56

  

B. Analisis Data ...................................................................................................... 59

  1. Analisis Tingkat Stres Kerja ......................................................................... 60

  2. Analisis Penyebab Stres Kerja ...................................................................... 61

  

C. Pembahasan ........................................................................................................ 62

  

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................... 69

A. Kesimpulan ........................................................................................................ 69

B. Keterbatasan Penelitian ....................................................................................... 69

C. Saran ................................................................................................................... 70

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 71

LAMPIRAN .............................................................................................................. 73

  

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Data Jumlah Karyawan Jogja TV ............................................................ 42

Tabel 2. Distribusi Item Pra Uji Coba Skala Stres Kerja ...................................... 47

Tabel 3. Distribusi Item Pra Uji Coba Skala Penyebab Stres Kerja ...................... 48

Tabel 4. Deskripsi Subyek Berdasarkan Jenis Kelamin ........................................ 54

Tabel 5. Deskripsi Subyek Berdasarkan Usia ....................................................... 55

Tabel 6. Deskripsi Subyek Berdasarkan Pendidikan ............................................. 56

Tabel 7. Item Valid dan Gugur Skala Stres Kerja ................................................. 57

Tabel 8. Distribusi Item Skala Stres Kerja yang Digunakan untuk Penelitian ..... 58

Tabel 9. Item Valid dan Gugur Skala Penyebab Stres Kerja ................................ 58

Tabel 10. Distribusi Item Skala Stres Penyebab Kerja yang Digunakan untuk

  Penelitian ................................................................................................. 59

Tabel 11. Hasil Analisis Deskriptif Variabel Stres Kerja ....................................... 60

Tabel 12. Hasil Uji T Satu Sampel Variabel Stres Kerja ........................................ 60

Tabel 13. Hasil Analisis Deskriptif Variabel Penyebab Stres Kerja ....................... 61

Tabel 14. Hasil Analisis Persentase Faktor Penyebab Stres Kerja .......................... 62

BAB I PENDAHULUAN E. Latar Belakang Dewasa ini industri pertelevisian di Indonesia mengalami perkembangan

  yang pesat. Hal ini ditandai oleh berdirinya berbagai stasiun TV swasta, baik yang berskala nasional maupun lokal Tercatat ada 10 stasiun televisi swasta nasional dan 174 televisi lokal yang tersebar di seluruh Indonesia (Asosiasi Televisi Lokal Indonesia, 2010). Perkembangan industri pertelevisian tersebut tentu berpengaruh pula pada perkembangan perusahaan yang memberikan konsekuensi meningkatnya tuntutan kerja. Individu juga dituntut untuk mampu bersaing dan bersikap profesional dalam bekerja. Persaingan dan tuntutan profesionalitas yang semakin tinggi menimbulkan banyaknya tekanan kerja yang harus dihadapi individu dalam lingkungan kerja. Selain tekanan yang berasal dari lingkungan

kerja, lingkungan di luar pekerjaan juga potensial menimbulkan tekanan kerja.

  Pekerja televisi yang andal adalah mereka yang bisa tetap kreatif meski bekerja di bawah tekanan. Mereka dituntut bekerja profesional, kreatif, tanpa kesalahan, tepat waktu dan siap bekerja pada shift kerja siang atau malam. Setiap proses produksi siaran biasanya merupakan sederetan proses yang panjang dan rumit. Selama proses produksi ada berbagai masalah yang mungkin timbul, terutama pada saat pengambilan gambar (shooting) dan pada saat penayangan.

  

khususnya kru bagian siaran tidak hanya harus bisa tetap tenang dalam mencari

pemecahan yang terbaik bagi aneka masalah yang terjadi, tetapi juga harus kreatif

dalam mengantisipasi serta mengadaptasi tugasnya dengan kenyataan di lapangan.

Hal-hal tersebut biasanya dapat memicu timbulnya stres.

  Menurut Riggio (1990), stres yang terjadi di tempat kerja atau stres kerja

merupakan hasil reaksi emosi dan fisik akibat dari kegagalan individu beradaptasi

dengan lingkungan kerja di mana terjadi ketidaksesuaian antara harapan dan

kenyataan. Stres dapat terjadi pada setiap karyawan. Stres yang dialami seorang

karyawan dapat bervariasi dengan karyawan yang lain, karena stres merupakan

proses persepsi yang bersifat individual.

  Karyawan yang mengalami stres mungkin mengalami kelelahan fisik,

emosional dan mental di lingkungan kerja. Peristiwa-peristiwa dari dalam dan di

luar tempat kerja dapat memicu terjadinya stres kerja pada karyawan. Stres yang

dialami individu merupakan hubungan timbal balik antara sesuatu yang berada di

dalam diri individu dengan sesuatu yang berada di luar individu tersebut

(Atwater, 1983).

  Kata “stres” telah digunakan sejak awal tahun 1900-an untuk

menggambarkan situasi yang menimbulkan perubahan secara fisik dan psikis

dalam diri seseorang. Sulit untuk mengartikannya karena stres muncul dalam

begitu banyak bentuk. Tiap orang memandang stres secara berbeda-beda. Stres

dapat menjadi berbahaya atau bahkan dapat membantu, tergantung keadaan

  Stres kerja dapat menimbulkan dampak negatif bagi seseorang, oleh karena

itu yang harus dilakukan bukanlah menghilangkan seluruh stres tetapi membatasi

dampak negatif dari stres tersebut. Stres dan keadaan tegang yang

berkepanjangan, tanpa adanya penyelesaian yang adekuat, akan mengganggu

kesehatan fisik dan/atau mental pekerja yang muncul dalam bentuk keluhan-

keluhan psikosomatik. Selanjutnya, gangguan kesehatan tersebut akan menjadi

suatu stres baru, dan membentuk suatu lingkaran setan. Pada gilirannya,

kesehatan yang terganggu tersebut juga akan mengganggu tampilan kerja

individu. Perhatian pekerja menjadi kurang dapat dipusatkan, motivasi kerja

menurun, dan tingkat keterampilannya menurun. Selain itu, biaya pemeliharaan

kesehatanpun menjadi meningkat. Hal ini tentu akan mengganggu proses

produksi secara umum.

  Tingkat stres kerja yang berlebihan dapat berdampak negatif terhadap

prestasi kerja karyawan pada akhirnya dapat merugikan perusahaan. Dampak

negatif tersebut dapat berupa rendahnya tingkat produktivitas, minimnya

kreativitas, kurangnya motivasi, pengambilan keputusan yang tidak efektif,

kualitas komunikasi antar karyawan yang rendah, tingkat absensi/ketidakhadiran

pegawai yang tinggi bahkan munculnya tindakan kekerasan dalam lingkungan

kerja (Quick dan Quick, 2002).

  Menurut Cooper (dalam Rini, 2002) sumber stres kerja dapat muncul karena

kondisi pekerjaan, masalah peran, hubungan interpersonal, kesempatan

  

(stressors) yang dapat dikategorikan dalam aspek organisasi, aspek pekerjaan dan

aspek sosial. Jadwal yang padat, beban kerja yang berlebihan, prosedur kerja yang

sangat rinci, rekan kerja maupun atasan merupakan faktor-faktor yang terkait

dengan pekerjaan. Faktor-faktor pemicu stres yang berasal dari aspek pekerjaan

tersebut sering disebut sebagai stressors pekerjaan. Sedangkan faktor-faktor

pemicu tsres yang berasal dari kondisi lingkungan organisasi disebut sebagai

stressors organisasi. Stressor organisasi ini antara lain meliputi pelaksanaan

supervisi yang ketat dari unsur pimpinan, struktur organisasi formal yang

birokratis, politik kantor dan kurangnya peluang bagi pengembangan sumber daya

manusia. Di samping itu, berbagai aspek kehidupan pribadi seseorang di luar

pekerjaan dan lingkungan organisasi juga merupakan faktor-faktor pemicu stres

kerja yang dialami karyawan. Konflik keluarga, kondisi kesulitan keuangan,

kemacetan lalu lintas dan interaksi sosial di lingkungan rumah yang buruk

misalnya, secara psikologi dapat terbawa dalam lingkungan kantor dan

mengganggu kelancaran aktivitas pekerjaan apabila tidak segera diatasi. Faktor-

faktor yang disebutkan di atas dikenal dengan istilah stressor sosial.

  Jogja TV merupakan salah satu institusi penyiaran televisi lokal di

Yogyakarta. Sejak diresmikan pada 17 September 2004, Jogja TV merupakan

televisi lokal yang memiliki 3 pilar utama, yaitu pariwisata, pendidikan dan

budaya. Di tengah persaingan industri pertelevisian Indonesia, Jogja TV berusaha

menjadi etalase kearifan lokal budaya Nusantara dan menjadi televisi yang

  

tercermin dalam pemilihan program serta berita yang diangkat. Jogja TV yang

juga tergabung dalam Indonesia Network hadir menyapa pemirsa setiap hari

mulai pukul 06.00 s/d 24.00. Sebagai perusahaan televisi lokal yang masih relatif

baru, Jogja TV dituntut mampu memberikan informasi dan hiburan kepada

masyarakat Yogyakarta dan sekitarnya.

  Persaingan dan tuntutan profesionalitas yang dialami pekerja televisi

khususnya kru bagian siaran Jogja TV tersebut tidak dipungkiri tentu dapat

menimbulkan stres kerja. Stres kerja yang dialami para kru televisi terjadi ketika

seseorang tidak dapat memenuhi tuntutan atau kebutuhan dari pekerjaannya.

  

Tekanan dan tuntutan pekerjaan yang melebihi kemampuan yang dimiliki, baik

berupa tuntutan fisik atau lingkungan dan situasi sosial yang mengganggu

pelaksanaan tugas, serta yang muncul dari interaksi antara individu dengan

pekerjaannya dapat menimbulkan perubahan fungsi fisik maupun psikis.

  

Timbulnya stres kerja tersebut dapat disebabkan oleh faktor-faktor yang berasal

dari pekerjaan itu sendiri, faktor di luar pekerjaan maupun karakterisitik karyawan

sendiri. Para kru bekerja dengan waktu yang lebih panjang dan mulai timbul

banyak gejala stres secara fisik maupun mental, namun beberapa stres kadang

menguntungkan karena memotivasi para kru untuk meningkatkan kinerja dan

membuat perubahan-perubahan dalam mengatasinya. Jika tidak memiliki stres,

individu mungkin tidak akan melakukan fungsi apapun. Jika seseorang

dihadapkan pada tuntutan pekerjaan yang melampaui kemampuan individu, maka uraian di atas penulis tertarik untuk meneliti stres kerja yang dialami karyawan bagian Siaran Jogja TV.

  F. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas, rumusan masalah penelitian ini adalah: “Seberapa besar stres kerja dan faktor-faktor apa yang mengakibatkan timbulnya stres kerja pada karyawan Bagian Siaran Jogja TV?”

  G. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang dipaparkan, maka tujuan penelitiannya adalah untuk mengetahui seberapa besar stres kerja dan faktor-faktor apa yang

mengakibatkan timbulnya stres kerja pada karyawan Bagian Siaran Jogja TV.

  H. Manfaat Penelitian

  1. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi perkembangan ilmu psikologi, khususnya psikologi industri berkaitan dengan stres kerja dan faktor-faktor penyebabnya.

  2. Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi tambahan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan stres kerja, sehingga dapat menjadi kerja yang dialami karyawan. Lebih jauh dapat menekan dampak negatif stres kerja bagi perusahaan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stres

1. Pengertian Stres

  Berbagai definisi mengenai stres telah dikemukakan oleh para ahli dengan versinya masing-masing. Pada dasarnya antara satu definisi dengan definisi lainnya terdapat inti persamaannya. Hariandja (2002) mendefinisikan stres sebagai situasi ketegangan atau tekanan emosional yang dialami seseorang yang sedang menghadapi tuntutan yang sangat besar, hambatan- hambatan, dan adanya kesempatan yang sangat penting yang dapat mempengaruhi emosi, pikiran, dan kondisi fisik seseorang. Menurut penelitian Baker dkk (Rini, 2002) stres yang dialami oleh seseorang akan merubah cara kerja sistem kekebalan tubuh. Brealey (2002) memberikan definisi stres sebagai suatu respon psikologis dari tubuh terhadap tekanan yang diterimanya, khususnya berbagai kejadian yang mengancam, menantang, atau mengandung unsur perubahan. Ketika tuntutan yang dibebankan pada seseorang berlebihan atau melebihi kemampuan yang dimiliki maka akan membuat seseorang tersebut berada di bawah stres yang berlebihan.

  Menurut Morgan (Karman dan Suyasa, 2004) stres adalah suatu keadaan internal yang ditimbulkan oleh adanya tuntutan fisik atau disebabkan oleh atau mengancam keberdayaan diri seseorang. Keadaan internal disini merupakan suatu kondisi atau perasaan subjektif yang hanya dirasakan oleh individu yang mengalaminya.

  Sarafino (Karman dan Suyasa, 2004) mendefinisikan stres sebagai suatu kondisi yang dihasilkan bila transaksi antara individu dengan lingkungan mengarahkan individu pada kondisi yang saling bertentangan, baik secara nyata ataupun tidak nyata, antara tuntutan situasi dengan sumber daya yang dimiliki individu baik secara biologis, psikologis, maupun sosial. Sumber daya disini mengacu pada kemampuan individu dalam menangani suatu permasalah yang sedang dihadapi.

  Menurut Selye (Smet, 1994) stres adalah respon non fisik dari badan terhadap setiap tuntutan yang dibuat atasannya. Respon yang dimaksud akan timbul ketika ada tuntutan terhadap tubuh, baik berupa suatu kondisi lingkungan yang harus diatasi supaya tetap hidup atau suatu tuntutan yang dibuat sendiri untuk mencapai tujuan. Reaksi pertama yang akan timbul pada setiap jenis stres adalah kecemasan. Stres juga dihubungkan oleh berbagai masalah emosional dan psikologis, seperti kegelisahan, kepanikan, sulit berkonsentrasi, ingatan yang lemah dan sampai pada depresi.

  Dari beberapa definisi di atas tampak bahwa stres didefinisikan sebagai respon individu terhadap tuntutan yang melebihi kemampuannya sehingga dapat mempengaruhi emosi, pikiran, dan kondisi fisiknya.

2. Gejala-gejala Stres

  Stres yang dialami seseorang dapat diketahui dengan melihat gejala- gejala. Menurut Munandar (2001), stres ditunjukkan melalui gejala-gejala umum, seperti tidak dapat tidur, merokok berat, peminum minuman keras, khawatir, mudah tersinggung, gelisah, sulit berkonsentrasi dalam pengambilan keputusan.

  Menurut Everly dan Girdano (Munandar, 2001) gejala-gejala dari stres adalah sebagai berikut : a. Tanda-tanda suasana hati (mood), yaitu menjadi over-excited, cemas, merasa tidak pasti, sulit tidur pada malam hari (somnabulisme), menjadi mudah bingung dan lupa, menjadi sangat tidak enak (uncomfortable), gelisah, dan menjadi gugup.

  b. Tanda-tanda otot kerangka (musculoskeletal), yaitu jari-jari dan tangan gemetar, tidak dapat duduk diam dan berdiri di tempat, mengembangkan gerakan tidak sengaja (tic), kepala mulai sakit, merasa otot menjadi tegang atau kaku, menggagap jika berbicara, serta leher menjadi kaku.

  c. Tanda-tanda organ dalam badan (visceral), yaitu perut terganggu, merasa jantung berdebar, banyak berkeringat, tangan berkeringat, merasa kepala ringan atau akan pingsan, mengalami kedinginan (cold chills), wajah menjadi panas, mulut menjadi kering, mendengar bunyi berdengung dalam telinga, dan mengalami apa yang disebut sinking feeling.

  Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa stres dapat dilihat dari gejala-gejala psikologis maupun fisiologis.

3. Tingkatan dan Jenis Stres

  Tingkatan stres ada bermacam-macam, dan oleh Brealey (2002) dibagi dalam empat tingkatan yaitu sebagai berikut : a. Stres yang terlalu rendah : kurangnya tantangan akan menimbulkan kebosanan, produktifitas rendah dan kurangnya prestasi pribadi. Hal ini akhirnya akan berkontribusi pada kepercayaan diri yang rendah, dan lemahnya tujuan hidup.

  b. Stres yang optimal : jumlah stres yang tepat dalam hidup akan memampukan seseorang untuk memanfaatkan peluang, bangkit untuk menghadapi tantangan, dan memperluas batasan seseorang. Seseorang akan memutuskan untuk menghadapi berbagai masalah dalam langkah- langkahnya dan memperoleh kepuasan dari sebuah pekerjaan atau dari pekerjaan yang telah diselesaikan dengan baik.

  c. Terlalu banyak stres : selain kelelahan mental dan fisik, individu akan mendorong dirinya sendiri untuk terus bekerja. Dengan mendorong diri sendiri secara terus-menerus sampai melewati batas, akan membuatnya terus menambah kecepatan dan akhirnya menyadari bahwa tidak dapat berhenti dan rileks.

d. Kelelahan : tanda-tanda peringatan yang menyatakan bahwa individu

  mengindahkannya, maka akan sangat berpeluang untuk jatuh sakit, baik secara mental maupun fisik.

  Menurut Anorogo dan Widiyanti (1993) ada dua macam jenis stres yaitu sebagai berikut:

a. Stres yang baik (tekanan positif) : tekanan yang mendorong seseorang untuk berprestasi.

  b. Tekanan yang merusak (tekanan negatif) : stres yang merusak atau negatif, akan merusak kehidupan sehari-hari seseorang yang normal dan hanya akan mengakibatkan trauma pada diri sendiri.

  Tingkatan dan jenis stres yang dialami seseorang ditunjukkan dari gejala-gejala yang timbul. Dampak yang dihasilkan pun berbeda-beda sesuai dengan tingkatan stres yang dialami.

B. Stres Kerja

1. Pengertian Stres Kerja

  Lingkungan kerja, sebagaimana lingkungan-lingkungan lainnya, juga menuntut adanya penyesuaian diri dari individu yang menempatinya, dengan demikian dalam lingkungan kerja ini individu memiliki kemungkinan untuk mengalami suatu keadaan stres. Stres kerja terjadi ketika individu tidak dapat memenuhi tuntutan atau kebutuhan dari pekerjaannya (Losyk, 2005). Greenberg (2002) mengatakan bahwa stres kerja adalah konstruks yang sangat sumber-sumber pada pekerjaan, karakteristik individual dan stresor di luar organisasi.

  Menurut Ubaidilah (2007) stres kerja dapat dipahami sebagai suatu keadaan dimana seseorang menghadapi tugas atau pekerjaan yang tidak bisa atau belum bisa dijangkau oleh kemampuannya. Menurut Newman (Diahsari, 2001) stres kerja diartikan sebagai suatu interaksi antara kondisi kerja dengan sifat-sifat pekerja yang mengubah fungsi fisik maupun fungsi psikis yang normal. Definisi tersebut menunjukkan bahwa stres kerja merupakan tuntutan pekerjaan yang tidak dapat diimbangi oleh kemampuan karyawan.

  Schult dan Schult (Bachroni dan Asnawi, 1999) mengatakan bahwa stres kerja merupakan gejala psikologis yang dirasakan mengganggu dalam pelaksanaan tugas sehingga dapat mengancam eksistensi diri dan kesejahteraan. Stres kerja pada intinya merujuk pada kondisi dari pekerjaan yang mengancam individu. Stres kerja timbul sebagai bentuk ketidakharmonisan individu dengan lingkungan kerja.

  Berdasarkan uraian pengertian stres kerja di atas, dapat disimpulkan bahwa stres kerja merupakan bentuk respon psikologis dari tubuh terhadap tekanan-tekanan, tuntutan-tuntutan pekerjaan yang melebihi kemampuan yang dimiliki, baik berupa tuntutan fisik atau lingkungan dan situasi sosial yang mengganggu pelaksanaan tugas, yang muncul dari interaksi antara individu dengan pekerjaannya, dan dapat merubah fungsi fisik serta psikis yang

2. Indikator-indikator Stres Kerja

  Stres kerja yang terjadi pada karyawan dapat diketahui dengan melihat indikator-indikatornya, sehingga dapat menentukan apa yang harus dilakukan.

  Cooper dan Straw (1995) mengemukakan indikator-indikator stres kerja dapat berupa: a. Fisik, yaitu nafas memburu, mulut dan kerongkongan kering, tangan lembab, merasa panas, otot-otot tegang, pencemaan terganggu, sembelit, letih yang tidak beralasan, sakit kepala, salah urat dan gelisah.

  b. Perilaku, yaitu bingung, cemas dan sedih, jengkel, salah paham, tidak berdaya, tidak mampu berbuat apa-apa, gelisah, gagal, tidak menarik, kehilangan semangat, sulit konsentrasi, sulit berfikir jemih, sulit membuat keputusan, hilangnya kreatifitas, hilangnya gairah dalam penampilan dan hilangnya minat terhadap orang lain.

c. Watak dan kepribadian, yaitu sikap hati-hati yang berlebihan, lekas panik, kurang percaya diri, rasa jengkel yang meledak-ledak.

  Menurut Braham (dalam Handoyo, 2001), indikator stres kerja dapat berupa hal-hal berikut ini: a. Fisik, yaitu sulit tidur atau tidur tidak teratur, sakit kepala, sulit buang air besar, gangguan pencernaan, radang usus, kulit gatal-gatal, punggung sakit, urat-urat bahu dan leher tegang, keringat berlebihan, berubah selera makan, tekanan darah tinggi atau serangan jantung, kehilangan energi. b. Emosional, yaitu marah-marah, mudah tersinggung dan terlalu sensitif, gelisah dan cemas, suasana hati mudah berubah-ubah, sedih, mudah menangis dan depresi, gugup, agresif terhadap orang lain dan mudah bermusuhan serta mudah menyerang, dan kelesuan mental.

  c. Intelektual, yaitu mudah lupa, kacau pikirannya, daya ingat menurun, sulit untuk berkonsentrasi, suka melamun berlebihan, pikiran hanya dipenuhi satu pikiran saja.

  d. Interpersonal, yaitu acuh dan mendiamkan orang lain, kepercayaan pada orang lain menurun, mudah mengingkari janji pada orang lain, senang mencari kesalahan orang lain atau menyerang dengan kata-kata, menutup diri secara berlebihan, dan mudah menyalahkan orang lain.

  Menurut Jewell dan Siegall (1998) ada beberapa indikator stres, yaitu sebagai berikut :

a. Dalam Pekerjaan 1) Mengalami lebih banyak kecelakaan daripada biasanya.

  2) Tidak menepati batas waktu akhir, pertemuan dan perjanjian yang lain. 3) Membuat kesalahan yang ceroboh. 4) Mengalami kesukaran dalam mengambil keputusan. 5) Kuantitas dan/atau kualitas kerja menurun. 6) Kerja terlambat atau lebih obsesif dari pada biasanya. 7) Pidato dan/atau laporan tertulis kualitasnya kabur dan terputus-putus.

b. Dengan Rekan Sekerja 1) Kelihatannya kehilangan rasa humor.

  2) Menampilkan kemarahan, permusuhan, dan sikap yang meledak-ledak. 3) Tiba-tiba mengalami kesukaran dalam berkomunikasi dan bergaul dengan orang lain.

  4) Memperlihatkan sikap irasional dan kurang percaya terhadap rekan sekerja yang berlebihan.

c. Pribadi 1) Biasanya lelah dan kelihatannya sukar “beristirahat”.

  2) Apatis terhadap kehidupan, tidak berminat terhadap apapun. 3) Seringkali merasa sakit dan hampir sakit.

  Menurut Brealey (2002) indikator-indikator stres dibagi kedalam lima kelompok yaitu : a. Tanda-tanda Awal 1) Mudah marah, tidak sabar, tidak tenang, dan tegang, membentak- bentak orang lain, cenderung untuk menyalahkan orang lain karena suasana hati yang kurang baik.

  2) Terlalu sensitif, mudah tersinggung, melihat segala sesuatu secara negatif.

  3) Merasa lelah tetapi tidak bisa tidur, atau tidur berlebihan tetapi bangun dalam keadaan tidak segar.

  4) Terjadi perubahan dalam pola makan normal, baik menjadi makan lebih banyak maupun lebih sedikit, dan seringkali mengganti makanan sehat dengan makanan cepat saji serta coklat.

5) Semakin bergantung pada alkohol, rokok, atau obat-obatan lain.

6) Merasa sakit, merasa tidak nyaman diperut, diare, atau sembelit.

7) Gugup dan mulai muncul kebiasaan menggigit kuku, menggaruk, atau menggoyang-gayangkan lutut.

b. Gejala Mental dari Stres 1) Kurang konsentrasi atau perhatian, dan mulai mudah lupa.

  2) Tidak mampu berpikir jernih, kesulitan dalam mengambil keputusan- keputusan mudah.

  3) Kehilangan sudut pandang, terlalu obsesif terhadap hal-hal yang mendetail.

  4) Merasa kesal karena berada dibawah tekanan. 5) Kelelahan mental dan merasa terkuras habis.

c. Gejala Emosional dari Stres 1) Meningkatnya kegelisahan dan mulai merasa panik.

  2) Kehilangan rasa percaya diri. 3) Depresi dan bersifat negatif. 4) Merasa dimusuhi dan tertolak. 5) Suasana hati mudah berubah dan mudah menangis.

d. Gejala Fisik dari Stres 1) Ketegangan pada otot dan merasa kelelahan.

  2) Merasa sakit pada kepala, bahu, leher, dan punggung. 3) Mata lelah dan ujung mata yang berkedut. 4) Mulut kering dan rahang kaku. 5) Telapak tangan berkeringat, jari-jari dingin. 6) Masalah pencernaan, rasa panas dalam perut. 7) Semakin sering buang air kecil, infeksi kandung kemih. 8) Sesak napas, pernapasan yang tidak teratur, bernapas cepat. 9) Jantung berdebar. 10) Pilek dan sakit kepala yang terlalu sering. 11) Kehilangan atau bertambah berat badan. 12) Impotensi, kehilangan gairah seksual.

e. Gejala Perilaku dari Stres 1) Ledakan dan penumpukan kemarahan.

  2) Berbicara tanpa henti dan sering menyela pembicaraan orang lain. 3) Kebiasaan gugup seperti menggigit kuku, menarik rambut, menjentikkan jemari, menggoyang-goyangkan lutut.

  4) Menjadi gila kerja atau berhenti bekerja sama sekali. 5) Menarik diri dari kehidupan sosial. 6) Mengabaikan penampilan atau kebersihan.

7) Perilaku obsesif-kompulsif, seperti memeriksa pintu sudah terkunci secara berulang-ulang, atau mencuci tangan berulang-ulang.

  Menurut Beehr dan Newman (Rini, 2002) indikator-indikator stres kerja dapat dibagi dalam 3 aspek, yaitu : a. Gejala psikologis Kecemasan, ketegangan, bingung, marah, sensitive, memendam perasaan, komunikasi tidak efektif, mengurung diri, depresi, merasa terasing dan mengasingkan diri, kebosanan, ketidakpuasan kerja, lelah mental, menurunnya fungsi intelektual, kehilangan daya konsentrasi, kehilangan spontanitas dan kreatifitas, kehilangan semangat hidup, serta menurunnya harga diri dan rasa percaya diri.

  b. Gejala fisik Meningkatnya detak jantung dan tekanan darah, meningkatnya sekresi adrenalin dan noradrenalin, gangguan lambung (gangguan gastrointestinal), mudah terluka, mudah lelah secara fisik, kematian, gangguan kardiovaskuler, gangguan pernafasan, lebih sering berkeringat, gangguan pada kulit, kepala pusing (migrain), kanker, ketegangan otot serta problem tidur (seperti sulit tidur, terlalu banyak tidur).

  c. Gejala perilaku Menunda ataupun menghindari pekerjaan/tugas, penurunan prestasi dan produktivitas, meningkatnya penggunaan minuman keras dan mabuk, tidak normal (kebanyakan atau kekurangan), kehilangan nafsu makan dan penurunan drastis berat badan, meningkatnya kecenderungan perilaku beresiko tinggi, seperti kebut-kebutan, berjudi, meningkatnya agresivitas dan kriminalitas, penurunan kualitas hubungan interpersonal dengan keluarga dan teman, serta kecenderungan bunuh diri.

  Berdasarkan uraian diatas maka penulis menentukan indikator-indikator stres kerja menurut pendapat Braham (dalam Handoyo, 2001), yang meliputi gejala fisik, emosional, intelektual dan interpersonal. Hal ini karena menurut penulis, indikator-indikator dari Braham lebih lengkap dari pada pendapat ahli lainnya.

3. Dampak Stres Kerja

  Secara umum stres kerja memiliki dampak yang merugikan baik bagi individu maupun bagi perusahaan tempat karyawan tersebut bekerja. Ada beberapa dampak stres kerja yang diungkapkan oleh Rini (2002), yaitu:

  a. Dampak Terhadap Perusahaan Schuller (Rini, 2002) mengidentifikasi beberapa perilaku negatif karyawan yang berpengaruh terhadap organisasi. Lebih jauh, Schuller (Rini, 2002) mengatakan bahwa stres yang dihadapi oleh karyawan berkorelasi dengan penurunan prestasi kerja, peningkatan ketidakhadiran kerja, serta tendensi mengalami kecelakaan. Secara singkat dampak negatif yang ditimbulkan oleh stres kerja adalah :