TINGKAT-TINGKAT BERPIKIR KREATIF SISWA SMP KELAS VII DALAM MEMECAHKAN SOAL MATEMATIKA DAN KEAKTIFAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA MATERI BANGUN DATAR

  

TINGKAT-TINGKAT BERPIKIR KREATIF SISWA SMP

KELAS VII DALAM MEMECAHKAN SOAL MATEMATIKA

DAN KEAKTIFAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN

MATEMATIKA PADA MATERI BANGUN DATAR

  

(Studi Kasus pada Empat Siswa SMP Kelas VII)

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

  

Program Studi Pendidikan Matematika

Oleh:

Ika Murti Kristiyani

  

NIM : 071414037

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

  

2011

  

TINGKAT-TINGKAT BERPIKIR KREATIF SISWA SMP

KELAS VII DALAM MEMECAHKAN SOAL MATEMATIKA

DAN KEAKTIFAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN

MATEMATIKA PADA MATERI BANGUN DATAR

  

(Studi Kasus pada Empat Siswa SMP Kelas VII)

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

  

Program Studi Pendidikan Matematika

Oleh:

Ika Murti Kristiyani

  

NIM : 071414037

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

  

2011

       

HALAMAN PERSEMBAHAN

  

Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada

pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu

rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan

kecelakaan, untuk memberikan kepadamu

hari depan yang penuh harapan.

  

Yeremia 29:11

Dengan penuh rasa syukur skripsi ini aku persembahkan untuk:

  Bapak, Ibu, dan Adikku tercinta serta Sahabat-sahabatku yang selalu mendukungku.

     

PE RNYATAA AN KEASLI

  S Saya menya atakan denga an sesunggu uhnya bahwa a skripsi ya ang saya tuli is ini tidak memuat kary m ya atau bagi ian karya or rang lain, ke ecuali yang t telah disebut tkan dalam kutipan dafta k ar pustaka, s sebagaimana a layaknya k karya ilmiah.

  Yogyakarta, Y

  16 Septembe er 2011 Penulis P

  Ika Mu urti Kristiyan ni

                         

  

LEMB BAR PERNY YATAAN P PERSETUJ JUAN

PUBLIK KASI KARY YA ILMIAH H UNTUK K KEPENTIN NGAN AKA ADEMIS

  Y Yang bertan nda tangan di i bawah ini, saya mahasi iswa Univer rsitas Sanata Dharma: Nam ma : Ika M Murti Kristiy yani Nom mor Mahasisw wa : 0714 414037

  Demi penge D embangan il mu pengeta ahuan, saya memberikan n kepada Pe erpustakaan U Universitas Sanata Dhar rma karya ilm miah saya ya ang berjudul l:

  

“ “Tingkat-ti ngkat Berp ikir Kreatif f Siswa SMP P Kelas VII I dalam Me mecahkan

S Soal Matem matika dan n Keaktifan n Siswa da lam Pembe elajaran M Matematika

pada Mate p ri Bangun Datar (Stu udi Kasus pada Empa at Siswa SM MP Kelas

  V Dengan dem D mikian saya a memberik kan kepada Perpustakaa an Universi itas Sanata

  VII)”

  Dharma ha D ak untuk m menyimpan, mengalihk kan dalam bentuk m media lain, m mengelolany ya dalam ben ntuk pangka alan data, me endistribusik kan secara te erbatas, dan m mempublika asikannya di i internet a atau media l lain untuk k kepentingan n akademis tanpa perlu t meminta ij jin dari say ya maupun memberikan n royalti ke epada saya selama tetap s p mencantum mkan nama s aya sebagai penulis. D Demikian pe ernyatan ini yang saya b buat dengan s sebenarnya. D Dibuat di Yo ogyakarta P Pada tangga al: 25 Agustu us 2011 Yang menya Y atakan

  I Ika Murti kr ristiyani

     

  

ABSTRAK

Ika Murti Kristiyani, 2011. Tingkat-tingkat Berpikir Kreatif Siswa SMP

Kelas VII dalam Memecahkan Soal Matematika dan Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran Matematika pada Materi Bangun Datar (Studi Kasus pada Empat Siswa SMP Kelas VII). Skripsi. Program Studi Pendidikan Matematika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui tingkat-tingkat berpikir kreatif siswa kelas VII SMP N I Minggir dalam memecahkan soal matematika pada materi Bangun Datar, (2) mengetahui keaktifan siswa kelas VII SMP N I Minggir dalam pembelajaran matematika pada materi Bangun Datar (3) mengetahui hubungan antara tingkat-tingkat berpikir kreatif siswa kelas VII SMP N I Minggir dalam memecahkan soal matematika dengan keaktifan siswa dalam pembelajaran matematika pada materi Bangun Datar.

  Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian studi kasus, dengan subyek penelitian sebanyak 4 siswa, yang inisial namanya adalah R, F, IN, dan D. Penelitian dilaksanakan pada Semester II, Tahun Ajaran 2010/2011 di sekolah SMP N 1 Minggir untuk mata pelajaran Matematika pada materi Bangun Datar. Pelaksanaan pengumpulan data dilakukan sebanyak 8 kali, dengan rincian 1 pertemuan untuk observasi kelas, 4 pertemuan untuk pengamatan keaktifan 4 subyek siswa, 1 pertemuan untuk pemberian soal, 2 pertemuan untuk wawancara. Proses pembelajaran diamati oleh pengamat dan peneliti serta direkam melalui kamera video dan difoto menggunakan kamera. Data hasil penelitian dianalisis secara deskriptif kualitatif.

  Hasil penelitian ini adalah (1) Tingkat-tingkat Berpikir Kreatif siswa berbeda-beda, Tingkat Berpikir Kreatif (TBK) R adalah TBK 4 (siswa sangat kreatif), TBK F dan IN adalah TBK 3 (siswa kreatif), dan TBK D adalah TBK 2 (siswa cukup kreatif), (2) Keaktifan R sangat tinggi, keaktifan F cukup tinggi, keaktifan IN tinggi, dan keaktifan D kurang tinggi, (3) Ada hubungan antara tingkat-tingkat berpikir kreatif siswa dalam memecahkan masalah dengan keaktifan siswa dalam pembelajaran Matematika pada materi Bngun Datar. Keaktifan siswa yang memiliki TBK 4 lebih tinggi dari pada siswa yang mempunyai TBK 3 dan TBK 2, sedangkan siswa yang mempunyai TBK 3 mempunyai keaktifan yang lebih tinggi dari pada siswa yang mempunyai TBK 2.

       

  

ABSTRACT

Ika Murti Kristiyani, 2011. Creative Thinking Levels of JHS Students Grade

  VII in Solving Mathematics Problems and Students Being Active in Studying Geometry (A Case Study on Four JHS Students Grade VII). Thesis. Mathematics Education Study Program, Mathematics and Natural Science Education Department, Teacher Training and Education Faculty, Sanata Dharma University Yogyakarta.

  This research was aimed to (1) find out the creative thinking levels of

  SMPN

  I Minggir students grade VII in solving geometry problems, (2) find out

  SMPN

  I Minggir seventh graders’ being active in geometry study, (3) find out the correlation between the creative thinking levels of SMPN I Minggir students grade

  VII in solving geometry problems and SMPN I Minggir seventh graders’ being active in geometry study.

  The research methodology used in this research was case study, with 4 students as respondents with the initials R, F, IN, and D. This research was in Semester II 2010/2011 in SMPN I Minggir for Mathematics subject under the topic Geometry. The data gathering process was held in 8 times: 1 meeting for class observation, 4 meetings for the 4 respondents’ being active observation, 2 meetings for interview. The learning processes were observed by the observer and researcher, and recorded by a video camera. Photos were taken using a camera. The data were analyzed using descriptive Qualitative method.

  The research results were (1) The Creative Thinking Levels of students were different, Creative Thinking Level (CTL) R was CTL 4 (a very creative student), CTL F and IN was CTL 3 (creative students), and CTL D was CTL 2 (a quite creative student), (2) R was very active, F was quite active, IN was active, and D was not active enough, (3) There was a correlation between the creative thinking levels and students’ being active in geometry study. A student with CTL 4 was more active than a student with CTL 3 and CTL 2, while a student with CTL 3 was more active than a student with CTL 2.

           

KATA PENGANTAR

  Segala puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulis menyusun skripsi ini untuk memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  Dalam menyusun skripsi ini penulis telah banyak memperoleh bimbingan, pengarahan, saran, serta dorongan yang bermanfaat dan mendukung penyelesaian skripsi ini. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

  1. Rohandi, Ph.D. selaku dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

  2. Drs. A. Atmadi, M.Si. selaku ketua jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sanata Dharma.

  3. Dr. Marcellinus Andy Rudhito, S.Pd. selaku ketua Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Sanata Dharma

  4. Prof. Dr. St. Suwarsono selaku dosen pembimbing yang telah memberikan perngarahan dan membimbing dengan sabar sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

  5. Drs. Sukardjono, M.Pd. dan Drs. A. Sardjana, M.Pd. selaku dosen penguji yang bersedia membimbing dan memberikan masukan.

  6. Para dosen dan staf sekretariat Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam yang telah memberikan bantuan kepada penulis.

  7. Suwartilah, S.Pd. selaku guru Matematika kelas VII SMP N I Minggir yang telah membantu selama pelaksanaan penelitian.

  8. Bapak, Ibu, dan Adik tercinta. Terima kasih atas doa, kesabaran, semangat, cinta, dan kepercayaan yang diberikan kepada penulis untuk segera meyelesaikan skripsi.

  9. Teman-teman yang telah mendukung dan membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

  10. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna dan mempunyai beberapa kekurangan karena keterbatasan kemampuan serta pengalaman penulis. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan dan perbaikan skripsi ini.

  Penulis

             

  DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL .................................................................................. i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................ ii HALAMAN PENGESAHAN .................................................................... iii HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................ iv PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .................................................... v LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ..... vi ABSTRAK ................................................................................................. vii

  

ABSTRACT ................................................................................................. viii

  KATA PENGANTAR ............................................................................... ix DAFTAR ISI ............................................................................................. xi DAFTAR TABEL ...................................................................................... xiv DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xvi DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. xviii BAB I PENDAHULUAN .....................................................................

  1 A. Latar Belakang Masalah .....................................................

  1 B. Pembatasan Masalah ...........................................................

  4 C. Rumusan Masalah ...............................................................

  4 D. Batasan Istilah .....................................................................

  5 E. Tujuan Penelitian ................................................................

  7 F. Manfaat Penelitian ..............................................................

  8

  BAB II LANDASAN TEORI ................................................................

  9 A. Landasan Teoritik ...............................................................

  9 1. Pembelajaran Matematika ............................................

  9 2. Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran .........................

  11 3. Berpikir Kreatif Matematik .........................................

  13 4. Tingkat-tingkat Berpikir Kreatif ..................................

  15 5. Pemecahan Masalah Matematika ................................

  19 6. Bangun Datar ...............................................................

  21 6.1 Segi Empat ..........................................................

  21 6.2 Segi Tiga .............................................................

  27 B. Kerangka Berpikir ............................................................... 30 BAB III METODE PENELITIAN ..........................................................

  33 A. Jenis Penelitian ...................................................................

  33 B. Waktu dan Tempat Penelitian ............................................

  33 C. Subyek Penelitian ...............................................................

  33 D. Tahapan Penelitian .............................................................

  34 E. Bentuk Data ........................................................................

  34 F. Teknik Pengumpulan Data .................................................

  35 G. Instrumen Penelitian ...........................................................

  37 H. Validitas Instrumen ............................................................ 42 I. Reliabilitas Instrumen .........................................................

  42 J. Teknis Analisa Data ........................................................... 43

  BAB IV PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................................................................

  47 A. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian ........................................

  47 B. Hasil Penelitian ....................................................................

  48 C. Pembahasan .........................................................................

  63 D. Keterbatasan-keterbatasan dalam Penelitian ....................... 105

  BAB V PENUTUP ................................................................................. 107 A. Kesimpulan .......................................................................... 107 B. Saran .................................................................................... 111 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 113 LAMPIRAN ............................................................................................... 115

                       

  DAFTAR TABEL Tabel 1. Jenis-jenis Segitiga ....................................................................

  28 Tabel 2. Kuesioner Keaktifan Siswa .......................................................

  37 Tabel 3. Pengamatan Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran Matematika ................................................................................

  39 Tabel 4. Kuesioner Keaktifan R ..............................................................

  49 Tabel 5. Kuesioner Keaktifan F ...............................................................

  50 Tabel 6. Kuesioner Keaktifan IN .............................................................

  51 Tabel 7. Kuesioner Keaktifan D ..............................................................

  52 Tabel 8. Pengamatan Keaktifan Pertemuan I oleh Peneliti .....................

  54 Tabel 9. Pengamatan Keaktifan Pertemuan I oleh Pengamat ..................

  55 Tabel 10. Pengamatan Keaktifan Pertemuan II oleh Peneliti .................... 56 Tabel 11. Pengamatan Keaktifan Pertemuan II oleh Pengamat ................

  57 Tabel 12. Pengamatan Keaktifan Pertemuan III oleh Peneliti ...................

  58 Tabel 13. Pengamatan Keaktifan Pertemuan III oleh Pengamat ...............

  59 Tabel 14. Pengamatan Keaktifan Pertemuan IV oleh Peneliti ..................

  61 Tabel 15. Pengamatan Keaktifan Pertemuan IV oleh Pengamat ...............

  62 Tabel 16. Keaktifan R Berdasarkan Kuesioner .........................................

  63 Tabel 17. Keaktifan R Berdasarkan Pengamatan ......................................

  65 Tabel 18. Keaktifan F Berdasarkan Kuesioner ..........................................

  68 Tabel 19. Keaktifan F Berdasarkan Pengamatan .......................................

  69 Tabel 20. Keaktifan IN Berdasarkan Kuesioner ........................................

  72

  Tabel 21. Keaktifan IN Berdasarkan Pengamatan .....................................

  73 Tabel 22. Keaktifan D Berdasarkan Kuesioner .........................................

  76 Tabel 23. Keaktifan D Berdasarkan Pengamatan ......................................

  77 Tabel 24. Pembahasan Hasil Tes Tertulis R ..............................................

  80 Tabel 25. Pembahasan Hasil Tes Tertulis F ...............................................

  86 Tabel 26. Pembahasan Hasil Tes Tertulis IN ............................................

  92 Tabel 27. Pembahasan Hasil Tes Tertulis D ..............................................

  99

                               

  DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Jajargenjang ..........................................................................

  22 Gambar 2. Persegi panjang .....................................................................

  23 Gambar 3. Belah ketupat ........................................................................

  24 Gambar 4. Persegi ...................................................................................

  25 Gambar 5. Trapesium sembarang ........................................................... 26 Gambar 6. Trapesium siku-siku ..............................................................

  26 Gambar 7. Trapesium sama kaki ............................................................ 26 Gambar 8. Layang-layang ......................................................................

  27 Gambar 9. Segitiga lancip .......................................................................

  28 Gambar 10. Segitiga sama kaki ................................................................

  28 Gambar 11. Segitiga siku-siku ..................................................................

  28 Gambar 12. Segitiga sama sisi ...................................................................

  28 Gambar 13. Segitiga tumpul ......................................................................

  28 Gambar 14. Segitiga sembarang ...............................................................

  28 Gambar 15. Segitiga lancip sama kaki .....................................................

  29 Gambar 16. Segitiga lancip sama sisi .......................................................

  29 Gambar 17. Segitiga lancip sembarang ....................................................

  29 Gambar 18. Segitiga siku-siku sama kaki .................................................

  29 Gambar 19. Segitiga siku-siku sembarang ...............................................

  29 Gambar 20. Segitiga tumpul sama kaki ....................................................

  30 Gambar 21. Segitiga tumpul sembarang ...................................................

  30

  Gambar 22. Jajargenjang ABCD ..............................................................

  41 Gambar 23. Penyelesaian “Baru” R ..........................................................

  82 Gambar 24. Masalah “Baru” R .................................................................

  83 Gambar 25. Pemecahan Masalah R ..........................................................

  83 Gambar 26. Penyelesaian “Baru” F ..........................................................

  88 Gambar 27. Masalah “Baru” F ..................................................................

  89 Gambar 28. Pemecahan Masalah F ..........................................................

  89 Gambar 29. Penyelesaian “Baru” IN .......................................................

  95 Gambar 30. Masalah “Baru” dan Pemecahan Masalah IN .......................

  96 Gambar 31. Masalah “Baru” D ................................................................. 102 Gambar 32. Penyelesaian Masalah D ....................................................... 103

                           

  DAFTAR LAMPIRAN

  Lampiran 1. Kuesioner Keaktifan R ....................................................... 116 Lampiran 2. Kuesioner Keaktifan F ........................................................ 118 Lampiran 3. Kuesioner Keaktifan IN ...................................................... 120 Lampiran 4. Kuesioner Keaktifan D ....................................................... 122 Lampiran 5. Pengamatan Keaktifan Siswa oleh Peneliti ........................ 124 Lampiran 6. Pengamatan Keaktifan Siswa oleh Pengamat ..................... 132 Lampiran 7. Soal Tes Tertulis ................................................................. 140 Lampiran 8. Jawaban Tes Tertulis R ...................................................... 141 Lampiran 9. Jawaban Tes Tertulis F ....................................................... 143 Lampiran 10. Jawaban Tes Tertulis IN ..................................................... 144 Lampiran 11. Jawaban Tes Tertulis D ...................................................... 145 Lampiran 12. Transkip Wawancara R ...................................................... 146 Lampiran 13. Transkip Wawancara F ....................................................... 149 Lampiran 14. Transkip Wawancara IN ..................................................... 152 Lampiran 15. Transkip Wawancara D ...................................................... 157 Lampiran 16. Gambar-gambar Penelitian ................................................. 164 Lampiran 17. Hasil Uji Coba Tes ............................................................. 173 Lampiran 18. Surat Permohonan Ijin Penelitian ........................................ 177

   

BAB II LANDASAN TEORI A. Landasan Teoritik 1. Pembelajaran Matematika Istilah pembelajaran merupakan istilah baru yang digunakan

  untuk menunjukkan kegiatan guru dan siswa (Winataputra dkk., 2008: 1.19). Pembelajaran mengacu pada segala kegiatan yang berpengaruh secara langsung terhadap proses belajar mengajar di sekolah. Bell- Gredler dalam Winataputra, dkk (2008: 1.5) menjelaskan bahwa belajar adalah proses yang dilakukan oleh manusia untuk mendapatkan aneka ragam competencies (kemampuan), skills (keterampilan), dan attitudes (sikap). Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, mengajar adalah memberi pelajaran. Pelajaran tersebut dapat berupa pengalaman belajar yang berkaitan dengan pengetahuan, keterampilan dan sikap.

  Pembelajaran matematika hendaknya menjadi pengalaman belajar yang dapat membantu siswa untuk memahami dan memecahkan masalah matematika dengan mendalam, seperti halnya yang diungkapkan Muhsetyo (2008: 1.26) bahwa pembelajaran matematika adalah proses pemberian pengalaman belajar kepada peserta didik melalui serangkaian kegiatan yang terencana sehingga peserta didik memperoleh kompetensi tentang bahan matematika yang dipelajari. Pembelajaran matematika yang bermutu akan terjadi jika proses belajar matematika yang dialami siswa dan proses mengajar yang dilakukan oleh guru dapat berjalan secara efektif. Efektif artinya adalah berhasil mencapai tujuan sebagaimana yang diharapkan.

  Dengan kata lain dalam pembelajaran telah terpenuhi apa yang menjadi tujuan dan harapan yang hendak dicapai (Ahmadi & Amri, 2011: 30).

  Pusat Pengembangan Penataran Guru (PPPG) (dalam http://www.docstoc.com/docs/18531303/PEMBELAJARAN- MATEMATIKA) menyebutkan bahwa tujuan pembelajaran matematika itu sendiri adalah terbentuknya kemampuan bernalar pada diri siswa yang tercermin melalui kemampuan berpikir kritis, logis, sistematis dan memiliki sifat obyektif, jujur, disiplin dalam memecahkan suatu permasalahan baik dalam bidang matematika, bidang lain, maupun dalam kehidupan sehari-hari. Berpikir kritis adalah suatu proses berpikir yang terjadi pada seseorang serta bertujuan untuk membuat keputusan-keputusan yang masuk akal mengenai sesuatu yang dapat ia yakini kebenarannya serta yang akan dilakukan nanti (Ennis dalam Sabandar, 2009: 4).

  Pembelajaran matematika juga harus dapat menanamkan konsep matematika yang dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah matematika. Oleh karena itu pembelajaran matematika bukan hanya berorientasi pada peningkatan prestasi belajar siswa, tetapi juga berorientasi pada peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa. Salah satu cara yang dapat digunakakan untuk meningkatkan kemampuan proses berpikir kreatif siswa adalah pemecahan masalah matematika.

  Pembelajaran matematika dalam penelitian ini mengacu pada proses pemberian pengalaman belajar kepada siswa melalui serangkaian kegiatan yang terencana sehingga siswa memperoleh kompetensi tentang bahan matematika yang dipelajari, yaitu tentang Bangun Datar.

2. Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran

  Keaktifan berasal dari kata aktif. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, keaktifan berarti kegiatan. Dalam pembelajaran selalu menekankan keaktifan siswa agar tercapai hasil belajar yang optimal dengan mempertimbangkan minat dan kemampuan siswa. Hasil belajar itu berupa perubahan tingkah laku, baik berbentuk kecakapan berpikir, sikap, maupun keterampilan melakukan suatu kegiatan tertentu (Narwanti, 2011: 24). Minat merupakan aspek penting motivasi yang mempengaruhi perhatian, belajar, berpikir dan berprestasi (Pintrich & Schunk dalam Mikarsa dkk., 2007: 3.3).

  Kegiatan pembelajaran yang bervareasi dapat meningkatkan keaktifan siswa di dalam kelas, selain itu siswa juga dapat termotivasi untuk melakukan kegiatan belajar. Siswa tidak akan belajar dengan giat jika ia tidak memiliki motivasi. Narwanti (2011: 79) menjelaskan bahwa motivasi merupakan kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motivasi belajar setiap siswa tidak sama antara satu dengan yang lainnya. Hal ini muncul karena perbedaan individual yang akan menyebabkan keaktifan setiap siswa juga berbeda.

  Menurut Ahmadi & Amri (2011: 30) bahwa dalam pembelajaran peserta didik aktif secara fisik dan mental dalam hal mengemukakan penalaran (alasan), menemukan kaitan yang satu dengan yang lain, mengkomunikasikan ide/gagasan, mengemukakan bentuk representasi yang tepat dan menggunakan semua itu untuk memecahkan masalah. Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran akan menyebabkan interaksi yang tinggi antara guru dengan siswa ataupun dengan siswa lainnya. Hal ini akan mengakibatkan suasana kelas menjadi kondusif, dimana masing-masing siswa dapat melibatkan kemampuannya secara maksimal. Keaktifan yang timbul dari siswa akan mengakibatkan pula terbentuknya pengetahuan dan keterampilan yang akan mengarah pada peningkatan prestasi. Siswa dikatakan memiliki keaktifan dalam pembelajaran apabila ditemukan ciri-ciri perilaku seperti: sering bertanya kepada guru atau siswa lain, mau mengerjakan tugas yang diberikan guru, mampu menjawab pertanyaan, senang diberi tugas belajar, dan lain sebagainya.

  Di dalam penelitian ini, keaktifan siswa dalam pembelajaran mengacu pada segala keterlibatan siswa secara fisik yang dapat diamati langsung saat mengikuti kegiatan belajar mengajar, antara lain: siswa mencatat materi yang disampaikan guru, siswa menanyakan materi yang belum jelas, siswa mengerjakan soal yang diberikan guru, siswa berani menuliskan jawaban beserta cara penyelesaian yang diperolehnya di depan kelas dan lain sebagainya. Keaktifan siswa yang berupa keterlibatan secara mental mengacu pada motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran matematika dengan materi Bangun Datar.

3. Berpikir Kreatif Matematik

  Istilah berpikir matematik (mathematical thinking) diartikan sebagai cara berpikir berkenaan dengan proses matematika (doing

  math ) atau cara berpikir dalam menyelesaikan tugas matematik

  (mathematical task) baik yang sederhana maupun yang kompleks (Sumarmo, 2010: 4). Dalam berpikir matematik, diperlukan kreativitas yang dimiliki oleh masing-masing siswa agar dapat membantu dalam menyelesaikan masalah matematika, terutama yang bersifat kompleks. Menurut Utami Munandar dalam Mikarsa dkk. (2007: 3.25) kreativitas merupakan kemampuan untuk membuat kombinasi baru, berdasarkan data, informasi dan unsur-unsur yang ada.

  Kreativitas seseorang memuat adanya proses berpikir kreatif. Proses berpikir kreatif adalah tahapan berpikir yang meliputi tahap mensintesis ide-ide, membangun suatu ide, kemudian merencanakan dan menerapkan ide tersebut untuk menghasilkan sesuatu (produk) yang “baru” secara fasih (fluency) dan fleksibel (Budayasa, 2009: 5).

  Mensintesis ide artinya menghubungkan ide-ide yang diperoleh dari pembelajaran di kelas maupun pengalamannya sehari-hari.

  Membangun suatu ide artinya mengolah hasil dari proses sintesis ide sebelumnya untuk memunculkan ide yang berkaitan dengan masalah yang diberikan. Merencanakan ide artinya memilih ide tertentu untuk digunakan dalam menyelesaikan masalah. Menerapkan ide artinya menggunakan ide yang direncanakan untuk menyelesaikan masalah. Fasih (fluency) mengacu pada kelancaran siswa dalam menjawab, memunculkan gagasan atau pertanyaan yang beragam, ataupun merencanakan dan menggunakan berbagai strategi penyelesaian pada saat menghadapi masalah. Fleksibel dipandang sebagai suatu kemampuan siswa dalam memecahkan masalah dengan menunjukan kekayaan ide atau alternatif jawaban yang berbeda-beda. Suatu produk yang bersifat “baru” merupakan hasil berpikir orisinal, yaitu berbeda dari apa yang pernah diajarkan guru dalam pembelajaran sebelumnya atau tidak biasa dibuat seseorang pada tingkat berpikir pada umumnya.

  Berpikir kreatif dalam matematika memuat kemampuan berpikir divergen yang didasarkan pada intuisi tetapi dalam kesadaran yang memperhatikan fleksibilitas, kefasihan dan kebaruan. Proses berpikir divergen merupakan proses berpikir ke berbagai macam arah dan menghasilkan banyak alternatif jawaban (Mikarsa dkk., 2007: 3.29). Dengan melakukan investigasi masalah matematika dari berbagai perspektif, siswa dapat mengkontruksi kemungkinan penyelesaian dan melakukan berbagai penyelesaian yang telah ia temukan. Oleh karena itu untuk menentukan kriteria tingkat-tingkat berpikir kreatif dalam matematika yang mempunyai objek abstrak perlu ditunjukkan komponen kreativitas (kefasihan, fleksibilitas, kebaruan) agar aspek berpikir divergen dalam menyelesaikan masalah dapat diketahui.

  Berdasarkan uraian di atas, berpikir kreatif matematik yang dimaksud dalam penelitian ini adalah suatu proses mental yang digunakan siswa untuk memunculkan suatu ide yang “baru” secara fasih dan fleksibel untuk memecahkan masalah matematika pada materi Bangun Datar. Komponen penting dalam berpikir kreatif adalah kefasihan, fleksibilitas, dan kebaruan dalam memecahkan masalah matematika.

4. Tingkat-tingkat Berpikir Kreatif

  Siswa dengan karakteristik, kemampuan, dan latar belakang yang berbeda akan mempunyai kemampuan berpikir yang berbeda pula, sesuai dengan dengan tingkat kemampuan ataupun pengaruh lingkungannya. Dengan demikian memungkinkan adanya tingkatan dalam berpikir kreatif sesuai dengan kemampuan siswa dalam mencapai komponen penting dari berpikir kreatif, yaitu: kefasihan, fleksibilitas, dan kebaruan. Mungkin akan terdapat siswa yang memenuhi semua komponen berpikir kreatif tersebut, dua komponen atau satu komponen saja.

  Untuk mengetahui tingkat-tingkat berpikir kratif siswa, Tatag Yuli Eko Siswono mengembangkan draf tingkat berpikir kreatif yang terdiri dari 5 tingkat. Karakter proses berpikir kreatif untuk setiap tingkat mempunyai ciri-ciri yang berbeda. Dalam Budayasa (2009: 3- 4) draf tingkat berpikir kreatif yang dikembangkan oleh Tatag Yuli Eko Siswono tersebut adalah sebagai berikut:

  Tingkat Berpikir Kreatif 4

  Siswa mampu menyelesaikan suatu masalah dengan lebih dari satu alternatif jawaban maupun cara penyelesaian atau membuat masalah yang berbeda-beda dengan lancar (fasih) dan fleksibel.Siswa yang mencapai tingkat ini dapat dinamakan sebagai siswa sangat kreatif.

  Tingkat Berpikir Kreatif 3

  Siswa mampu menunjukkan suatu jawaban yang baru dengan cara penyelesaian yang berbeda (fleksibel) meskipun tidak fasih atau membuat berbagai jawaban yang baru meskipun tidak dengan cara yang berbeda (tidak fleksibel). Selain itu, siswa dapat membuat masalah yang berbeda dengan lancar (fasih) meskipun jawaban masalah tunggal atau membuat masalah yang baru dengan jawaban divergen. Siswa yang mencapai tingkat ini dapat dinamakan sebagai siswa kreatif.

  Tingkat Berpikir Kreatif 2

  Siswa mampu membuat satu jawaban atau masalah yang berbeda dari kebiasaan umum meskipun tidak dengan fleksibel atau fasih, atau mampu menunjukkan berbagai cara penyelesaian yang berbeda dengan fasih meskipun jawaban yang dihasilkan tidak baru. Siswa yang mencapai tingkat ini dapat dinamakan sebagai siswa cukup kreatif.

  Tingkat Berpikir Kreatif 1

  Siswa tidak mampu membuat jawaban atau membuat masalah yang berbeda (baru), meskipun salah satu kondisi berikut dipenuhi, yaitu cara penyelesaian yang dibuat berbeda-beda (fleksibel) atau jawaban/masalah yang dibuat beragam (fasih). Siswa yang mencapai tingkat ini dapat dinamakan sebagai siswa kurang kreatif.

  Tingkat Berpikir Kreatif 0

  Siswa tidak mampu membuat alternatif jawaban maupun cara penyelesaian atau membuat masalah yang berbeda dengan lancar (fasih) dan fleksibel. Siswa yang mencapai tingkat ini dapat dinamakan sebagai siswa tidak kreatif.

  Dalam Budayasa (2009: 12-13) draf tingkat berpikir kreatif dari Tatag Yuli Eko Siswono tersebut diperbaiki dan diberi nama

  perbaikan tingkat berpikir kreatif, yaitu sebagai berikut: Tingkat Berpikir Kreatif 4 (Sangat Kreatif)

  Siswa mampu menyelesaikan suatu masalah dengan lebih dari satu alternatif jawaban maupun cara penyelesaian dan membuat masalah yang berbeda-beda dengan lancar (fasih) dan fleksibel. Dapat juga siswa hanya mampu mendapat satu jawaban yang baru (tidak biasa dibuat siswa pada tingkat berpikir umumnya) tetapi dapat menyelesaikan dengan berbagai cara (fleksibel).

  Tingkat Berpikir Kreatif 3 (Kreatif)

  Siswa mampu menunjukkan suatu jawaban yang baru dengan fasih, tetapi tidak dapat menunjukkan cara berbeda (fleksibel) untuk mendapatkannya atau dapat menunjukkan cara yang berbeda (fleksibel) untuk mendapatkan jawaban yang beragam, meskipun jawaban tersebut tidak baru. Selain itu, siswa dapat membuat masalah yang berbeda (baru) dengan lancar (fasih) meskipun cara penyelesaian masalah itu tunggal atau dapat membuat masalah yang beragam dengan cara penyelesaian yang berbeda-beda, meskipun masalah tersebut tidak baru.

  Tingkat Berpikir Kreatif 2 (Cukup Kreatif)

  Siswa mampu membuat satu jawaban atau masalah yang berbeda dari kebiasaan umum (baru) meskipun tidak dengan fleksibel ataupun fasih, atau mampu menunjukkan berbagai cara penyelesaian yang berbeda meskipun tidak fasih dalam menjawab maupun membuat masalah dan jawaban yang dihasilkan tidak baru.

  Tingkat Berpikir Kreatif 1 (Kurang Kreatif)

  Siswa tidak mampu membuat jawaban atau membuat masalah yang berbeda (baru), dan tidak dapat menyelesaikan masalah dengan cara berbeda-beda (fleksibel), tetapi mampu menjawab atau membuat masalah yang beragam (fasih).

  Tingkat Berpikir Kreatif 0 (Tidak Kreatif)

  Siswa tidak mampu membuat alternatif jawaban maupun cara penyelesaian atau membuat masalah yang berbeda dengan lancar (fasih) dan fleksibel.

  Dalam penelitian ini menggunakan perbaikan tingkat berpikir

  kreatif , karena tingkat-tingkat berpikir kreatif tersebut menekankan

  pada pemikiran divergen dengan didasarkan pada komponen berpikir kreatif siswa, yaitu kefasihan, fleksibilitas, dan kebaruan dalam memecahkan masalah matematika. Tingkat-tingkat berpikir kreatif dalam penelitian ini mengacu pada tingkat-tingkat kemampuan siswa dalam pencapaian ketiga komponen tersebut. Urutan tertinggi atau komponen yang paling penting dalam perbaikan tingkat berpikir

  kreatif tersebut adalah kebaruan, karena kebaruan merupakan ciri

  utama dalam menilai suatu produk pemikiran kreatif. Kebaruan dalam penelitian ini berdasarkan pada pembelajaran yang diberikan oleh guru, yaitu berbeda dengan apa yang telah diajarkan sebelumnya atau tidak biasa dibuat seseorang pada tingkat berpikir pada umumnya.

  Fleksibilitas ditempatkan sebagai posisi penting berikutnya, karena menunjukkan pada banyaknya ide yang digunakan untuk menyelesaikan suatu masalah, sehingga diperoleh banyak penyelesaian yang beragam atau banyak alternatif jawaban. Kefasihan diletakkan pada urutan yang terakhir, karena kefasihan lebih menunjukkan pada kelancaran siswa memproduksi ide dalam memecahkan masalah.

5. Pemecahan Masalah Matematika

  Pilar utama dalam mempelajari matematika adalah pemecahan masalah (Sabandar, 2009: 1). Pemecahan masalah merupakan langkah-langkah pemikiran atau tindakan seseorang untuk mengatasi masalah berdasarkan strategi yang dipikirkan oleh orang tersebut.

  Teori pemecahan masalah dari George Polya dalam Muhsetyo dkk. (2008: 1.12) menyatakan bahwa pemecahan masalah merupakan realisasi dari keinginan meningkatkan pembelajaran matematika sehingga peserta didik mempunyai pandangan atau wawasan yang luas dan mendalam ketika mereka menghadapi suatu masalah.

  Pembelajaran matematika yang bernuansa pemecahan masalah dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk menggunakan konsep dan ketrampilan berpikir matematik secara bersama. Disinilah pentingnya pemahaman konsep matematika dalam proses belajar mengajar diperlukan, yaitu untuk membantu siswa dalam memecahkan masalah. Dalam hal ini pemecahan masalah matematika tidak semata-mata bertujuan untuk mencari sebuah jawaban yang benar, tetapi bertujuan bagaimana mengkonstruksi segala kemungkinan pemecahannya. Dalam mempelajari matematika siswa harus berpikir agar ia mampu memahami konsep matematika yang dipelajari serta mampu menggunakan konsep tersebut secara tepat ketika ia memecahkan soal matematika. Saat mengerjakan soal matematika siswa perlu memiliki ketrampilan berpikir agar dapat menemukan cara yang tepat untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi.

  Pemecahan masalah matematik mempunyai dua makna yaitu: pertama, pemecahan masalah sebagai suatu pendekatan pembelajaran, yang digunakan untuk menemukan kembali (reinvention), memahami materi, konsep, dan prinsip matematika. Pembelajaran diawali dengan penyajian masalah atau situasi yang kontekstual kemudian melalui induksi, siswa menemukan konsep/prinsip matematika. Kedua, pemecahan masalah sebagai kegiatan yang meliputi: mengidentifikasi kecukupan data untuk pemecahan masalah; membuat model matematik dari suatu situasi atau masalah sehari-hari dan menyelesaikannya; memilih dan menerapkan strategi untuk menyelesaikan masalah matematika dan atau di luar matematika; menjelaskan atau menginterpretasikan hasil sesuai permasalahan asal, serta memeriksa kebenaran hasil atau jawaban; menerapkan matematika secara bermakna (Sumarmo, 2010: 5).

  Berdasarkan uraian di atas, yang dimaksud dengan pemecahan masalah matematika dalam penelitian ini adalah kegiatan memillih dan menerapkan strategi untuk menyelesaikan soal matematika berdasarkan konsep matematika dan keterampilan berpikir siswa. Dalam pemecahan masalah tidak hanya terfokus pada penemuan sebuah jawaban, tetapi bagaimana mengkontruksi berbagai kemungkinan penyelesaian.

6. Bangun Datar

  Bangun datar merupakan sebutan untuk bangun-bangun dalam dua dimensi.

6.1. Segi Empat

  Segi empat adalah bangun datar yang dibatasi oleh empat garis lurus sebagai sisinya. Bangun datar segi empat meliputi: a. Jajargenjang

  Jajargenjang adalah segi empat dengan kekhususan yaitu kedua pasang sisi yang berhadapan sejajar.

  Sifat-sifat jajargenjang: sisi-sisi yang berhadapan sama panjang dan sejajar; sudut-sudut yang berhadapan sama besar; mempunyai dua buah diagonal yang berpotongan di satu titik dan saling membagi dua sama panjang; mempunyai dua simetri putar; dan tidak mempunyai simetri lipat.

  Gambar 1. Jajargenjang

  tinggi (t) alas (a)

  Keliling suatu bangun adalah jumlah panjang sisi (Budhi, 2006: 113). Menentukan keliling jajargenjang dapat dilakukan dengan cara menjumlahkan semua sisinya atau dua kali jumlah panjang sisi-sisi yang berlainan. Luas bangun datar adalah besar ukuran daerah tertutup suatu permukaan bangun datar (Sukino & Simangunsong, 2006: 287).

  b. Persegi Panjang Persegi panjang adalah jajargenjang yang memiliki sebuah sudut siku-siku.

  Sifat-sifat persegi panjang: sisi-sisi yang berhadapan sejajar dan sama panjang; semua sudutnya siku-siku; diagonal-diagonal persegi panjang saling membagi dua sama panjang; mempunyai dua sumbu simetri.

  Gambar 2. Persegi panjang

  ‐  =  =  lebar (l)

  ‐  panjang (p)

  Keliling persegi panjang sama dengan jumlah seluruh panjang sisinya.

  2

  2

  2

  2

  2 Luas persegi panjang sama dengan hasil kali panjang dan lebar.

  c. Belah Ketupat Belah ketupat adalah jajargenjang yang dua buah sisinya berturut-turut sama panjang.

  Sifat-sifat belah ketupat: semua sisinya sama panjang dan sepasang-sepasang sejajar; sudut-sudut yang berhadapan sama besar dan dibagi dua sama besar oleh diagonal-diagonalnya; kedua diagonalnya saling membagi sama panjang dan saling tegak lurus; diagonal-diagonalnya merupakan sumbu simetri.

  Gambar 3. Belah ketupat

  =  b

  =  =  a

  = 

  4

  2

  1

  2

  d. Persegi Persegi adalah persegi panjang yang semua sisinya sama panjang.

  Sifat-sifat persegi: semua sisinya sama panjang dan sisi-sisi yang berhadapan sejajar; setiap sudutnya siku-siku; mempunyai dua buah diagonal yang sama panjang, berpotongan di tengah-tengah; kedua diagonalnya saling berpotongan tegak lurus; setiap sudutnya dibagi dua sama besar oleh diagonal-diagonalnya; dan memiliki empat sumbu simetri.

  Gambar 4. Persegi

  = = = sisi (s)

  =  sisi (s)

  Keliling persegi adalah jumlah panjang seluruh sisi- sisinya, yaitu:

  4

  4 Luas persegi sama dengan perkalian panjang sisinya.

  e. Trapesium Trapesium adalah segi empat yang memiliki tepat sepasang sisi berhadapan sejajar.

Dokumen yang terkait

IDENTIFIKASI TINGKAT KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMP DI JEMBER KOTA DALAM MEMECAHKAN DAN MENGAJUKAN MASALAH MATEMATIKA PADA MATERI GEOMETRI

0 3 16

IDENTIFIKASI TINGKAT KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMP DI JEMBER KOTA DALAM MEMECAHKAN DAN MENGAJUKAN MASALAH MATEMATIKA PADA MATERI GEOMETRI

0 3 16

ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR ALJABAR DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DALAM MATEMATIKA PADA SISWA SMP KELAS VII

20 90 540

PENINGKATAN KESIAPAN DAN KEAKTIFAN SISWA DALAM BELAJAR MATEMATIKA BANGUN RUANG SISI DATAR PENINGKATAN KESIAPAN DAN KEAKTIFAN SISWA DALAM BELAJAR MATEMATIKA BANGUN RUANG SISI DATAR DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN VAN HIELE (PTK Pembelajaran Siswa

0 0 17

KATEGORI BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 SURAKARTA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH MATEMATIKA PADA MATERI POKOK HIMPUNAN.

0 0 13

ANALISIS PROSES BERPIKIR SISWA KELAS VII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DALAM MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIKA MATERI POKOK BANGUN DATAR BERDASARKAN PERSPEKTIF GENDER.

0 0 15

PROFIL BERPIKIR LATERAL DALAM MENYELESAIKAN MASALAH MATEMATIKA MATERI BANGUN DATAR PADA SISWA KELAS IX DI SMP NEGERI 1 SIDOARJO.

9 51 119

ANALISIS PROSES BERPIKIR KREATIF DALAM MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIKA MATERI ARITMATIKA SOSIAL SISWA SMP BERKEMAMPUAN TINGGI Nandya Paramitha

0 1 12

KEMAMPUAN METAKOGNISI SISWA DALAM PEMECAHAN MASALAH PADA MATERI BANGUN DATAR DI KELAS VII SMP

0 5 13

KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DALAM PENYELESAIAN SOAL OPEN-ENDED MATERI STATISTIKA PADA KELAS IX SMP

0 0 8