BAB VII KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KABUPATEN LANDAK 7.1. Arahan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Landak - DOCRPIJM 8182a4cde2 BAB VIIBAB VII KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KABUPATEN LANDAK (baru)

BAB VII KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KABUPATEN LANDAK

7.1. Arahan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Landak

  Sesuai dengan amanat UU No. 26 Tahun 2007, Kabupaten Landak telah menyusun Raperda Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Tahun 2012. Adapun arahan dalam RTRW Kabupaten Landak yang diperhatikan dalam penyusunan RPI2-JM Kabupaten Landak adalah sebagai berikut: Penetapan Kawasan Strategis Kabupaten Landak (KSK) yang didasari sudut kepentingan: 7.1.1. Pertahanan keamanan.

  Strategi untuk melaksanakan penigkatan fungsi kawasan pertahanan dan keamanan negara sebagaimana Sesuai RTRW Kabupaten Landak Tahun 2012 meliputi : a. Mendukung penetapan kawasan peruntukan pertahanan dan keamanan.

  b. Mengembangkan Budidaya secara selektif didalam dan disekitar kawasan untuk menjaga fungsi pertahanan dan keamanan.

  c. Mengembangkan kawasan lindung dan / atau kawasan Budidaya tidak terbangun disekitar kawasan pertahanan dan keamanan negara sebagai zona penyangga.

d. Turut serta memelihara dan menjaga aset – aset pertahanan dan keamanan.

  Kawasan Pertahanan dan Keamanan Kabupaten Landak : 1.

  Yon Armed

  • – 16/105 / Tarik di Kecamatan Ngabang; 2.

  Koramil 1201-02 di Kecamatan Ngabang; 3. Koramil 1201-03 di Kecamatan Sengah Temila; 4. Koramil 1201-05 di Kecamatan Air Besar; 5. Koramil 1201-06 di Kecamatan Mempawah Hulu; 6. Koramil 1201-10 di Kecamatan Menyuke; 7. Koramil 1201-11 di Kecamatan Mandor; 8. Koramil 1201-15 di Kecamatan Menjalin.

7.1.2. Ekonomi.

  KSK dari sudut kepentingan ekonomi, terdiri atas: a.

   Kawasan perkotaan Karangan, Darit, dan Pahauman yang ditetapkan sebagai PKL

Gambar 7.1. Peta Pusat Kegiatan Lokal Kabupaten Landak

  PK PK PK Sumber : RTRW Kabupaten Landak

  b. kawasan cepat tumbuh di Kecamatan Air Besar.

  c.

kawasan KUAT (Kawasan Usaha Agribisnis Terpadu) dengan komoditas

  unggulan padi karet, kelapa sawit, dan kakao di Senakin Kompleks, Sompak Kompleks, dan Sebangki Kompleks Tabel 7.1.

   Luas Tanah Sawah

Tabel 7.2. Luas Tanaman dan Produksi Karet Tabel 7.3. Luas Tanaman dan Produksi KakaoGambar 7.2 Peta Perkebunan Kabupaten Landak Tabel 5.4.

  

Luas Tanaman dan Produksi Kelapa Sawit

Sumber : RTRW Kabupaten Landak

  d.

   Lingkungan Hidup.

  Kegiatan lingkungan di Kabupaten Landak dirumuskan dan diprakarsai oleh Badan Perencanaan Daerah (Bappeda) Kabupaten Landak yang bertanggung jawab untuk melaksanakan:

  1. Perumusan draft KA-ANDAL, ANDAL dan RKL/RPL atau draft UKL/UPL, melaksanakan serta melakukan pemantauan pelaksanaannya dibantu Kantor Dinas Pertambangan dan Lingkungan Hidup Kabupaten Landak.

  2. Konsultasi dengan warga yang potensial dipengaruhi dampak lingkungan

  atau PAP dalam forum stakeholder yang mencakup; ringkasan tujuan, rincian, dan gambaran menyeluruh potensi dampaknya safeguard lingkungan.

  3. Melaporkan pelaksanaan dan pemantauan RKL/RPL kepada Kantor Dinas Pertambangan dan Lingkungan Hidup Kabupaten.

  4. Keterbukaan informasi mengenai draft ANDAL dan RKL/RPL atau UKL/UPL pada masyarakat dalam waktu yang tidak terbatas.

  5. Penanganan keluhan publik secara transparan sebelum kegiatan dimulai.

  Menurut SK Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 86/2003, dinas/instansi yang berkecimpung dalam masalah lingkungan hidup (Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Landak) bertanggung jawab untuk mengkaji dan memberikan persetujuan terhadap UPL/ UKL yang dirumuskan oleh pemrakarsa kegiatan. Dalam pelaksanaan RPIJM, Kantor Lingkungan Hidup juga bertanggung jawab untuk melakukan supervisi pelaksanaan RKL/RPL serta melakukan pemantauan terhadap lingkungan secara umum. Di Kabupaten Landak, Kantor Dinas Pertambangan dan Lingkungan Hidup merupakan anggota tetap Komisi AMDAL yang berwenang dan bertanggung jawab untuk melakukan:

  • Kajian dan persetujuan terhadap KA-ANDAL, ANDAL dan RKL/RPL yang dirumuskan oleh pemrakarsa kegiatan.
  • Penyampaian laporan hasil kajian yang dilakukan kepada Bupati yang bersangkutan (sesuai dengan PP No. 27/1999 mengenai AMDAL, pasal 8, dalam RPIJM yang dimaksudkan sebagai Komisi AMDAL adalah Komisi AMDAL tingkat Kabupaten).

  e.

   Sistem Jaringan Lingkungan

  1. Sistem jaringan pengelolaan lingkungan meliputi:

  • Sistem jaringan air minum
  • Sistem jaringan drainase
  • Prasarana pengolahan limbah  Prasarana pengelolaan persampahan.

  2. Sistem jaringan air minum sebagaimana dimaksud pada meliputi:

  • Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) terdiri dari SPAM Perpipaan dan

  SPAM Non Perpipaan terlindungi

  • SPAM perpipaan terdiri atas, jaringan pipa transmisi air baku, dan instalasi pengolahan air minum yang terdapat di Ibukota Kabupaten Landak dan seluruh kecamatan
  • SPAM non perpipaan terdiri atas sumur dangkal, sumur pompa tangan, bak penampungan air hujan, terminal air, mobil tangki air, instalasi air kemasan, atau bangunan perlindungan mata air yang terdapat di Ibukota Kabupaten Landak dan seluruh kecamatan
  • Sumber air baku untuk kebutuhan air minum Kabupaten Landak terdiri atas
    • Sungai Merasak di Dusun Selaba Desa Munguk dan sungai Landak sebagai sumber air baku PDAM Ngabang.
    • Mata air pegunungan dan sungai yang berada di seluruh kecamatan.

  • Sistem jaringan drainase sebagaimana dimaksud diarahkan pada daerah perkotaan, pararel dengan pembangunan jaringan jalan.
  • Prasarana pengolahan limbah sebagaimana dimaksud pada meliputi: - Prasarana limbah domestic.
    • Prasarana limbah industri.

  • Pengembangan prasarana pengolahan limbah domestik sebagaimana dimaksud dilakukan melalui:
    • Pengembangan septik tank individual - Pengembangan sistem terpadu untuk kawasan perkotaan.

  • Pengembangan prasarana pengolahan limbah industri sebagaimana
dimaksud dilakukan melalui:

  • Pembangunan instalasi pengolahan air limbah (IPAL) secara komunal - Pengembangan IPAL secara mandiri di kawasan industri.
    • Pengembangan prasarana pengelolaan persampahan sebagaimana dimaksud dilakukan melalui: - Sistem perwadahan dilakukan pada masing-masing rumah tangga.

  • Sistem pengumpulan dilakukan pada Tempat Pembuangan Sementara (TPS) pada setiap Kecamatan dan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di Kecamatan Ngabang.
  • Sistem pengangkutan dengan menggunakan dump truk dan amrrol dari

  TPS menuju TPA

  • Sistem pengolahan sampah dilakukan di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di Kecamatan Ngabang dengan pola sanitary landfill.
    • Ketentuan lebih lanjut mengenai sistem pengelolaan sampah diatur dengan Peraturan Bupati.

Gambar 7.3 Peta Daerah Aliran Sungai Kabupaten Landak

   Sumber : RTRW Kabupaten Landak

  f.

  Jumlah penyandang rawan sosial tahun 2004 Kab. Landak sebanyak 25.031 orang yang terdiri dari Lanjut Usia sebanyak 5.530 orang dan Anak Terlantar sebanyak 19.501 seperti yang terlihat dalam Tabel 7.6. di bawah ini.

  Sumber: Landak Dalam Angka 2010

  

Jumlah 2010 40.607 413 41.020

2009 -- -- -- 2008 40.364 -- 40.364

  9 1.819 Menyuke 3.577 31 3.608 Banyuke Hulu 1.515 23 1.538 Meranti 1.180 67 1.247 Kuala Bahe 1.710 83 1.793 Air Besar 2.785 16 2.801

  5 2.410 Mempawah Hulu 4.307 70 4.377 Sompak 1.810

  Sebangki 2.090 20 2.110 Ngabang 6.395 25 6.420 Jelimpo 2.725 17 2.742 Sengah Temila 6.711 26 6.737 Mandor 3.397 21 3.418 Menjalin 2.405

Tabel 7.6. Banyaknya Penduduk Lanjut Usia dan Anak Terlantar Tahun 2010 Kecamatan Lanjut Usia Anak Terlantar Jumlah (1) (2) (3) (4)

  Sumber Data : Landak Dalam Angka Tahun 2010

   Sosial Budaya

  4 Tuna Netra 399 Jumlah 4.625

  3 Tuna Grahita 274

  2 Tuna Rungu 349

  1 Tuna Daksa 2.603

  

No. Uraian 2010

Tabel 7.5. Penderita Cacat Kab. Landak Tahun 2004

  Jumlah penyandang cacat di Kabupaten Landak cukup besar, sampai dengan tahun 2010 sebanyak.4.625 orang yang dapat dilihat pada Tabel 7.5. di bawah ini.

  Penanganan dan/atau perhatian terhadap penyandang cacat maupun penyandang rawan sosial belum banyak dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Landak. Alasannya adalah data penyandang cacat dan penyandang rawan sosial belum ditata dengan baik.

  Pemerintah Kabupaten Landak telah memberikan pelayanan dan fasilitasi kepada umat beragama dalam menjalankan aktivitas keagamaannya dengan mudah dan aman. Untuk itu Pemerintah Kabupaten Landak dalam mengembangkan kehidupan beragama diarahkan kepada peningkatan akhlak dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa membangun masyarakat yang religius dan sekaligus mengatasi berbagai masalah sosial budaya.

  Menunjang kehidupan beragama pada tahun 2010 Pemerintah Kabupaten Landak membangun berbagai prasarana ibadah antara lain masjid 107 buah, surau 63 buah, gereja Protestan 702 buah, kapel Protestan 97 buah, gereja Katolik 288 buah, kapel Katolik 62 buah, Pura 2 buah dan Vira 1 buah.

  Jumlah orang yang berkurban pada tahun 2010 sebanyak 500 orang dengan jumlah hewan kurban 132 ekor yang terdiri dari: sapi 61 ekor dan kambing 71 ekor. Jumlah orang yang berkurban terbanyak terdapat di Kecamatan Ngabang (232 orang), Mandor (83 orang) dan Menyuke (43 orang).

  Berbagai fasilitas keagamaan yang tersedia di Kabupaten Landak dapat dilihat pada Tabel 7.7.

  3

  11 Meranti

  66

  8 Sompak

  1

  7

  10

  9 Menyuke

  5

  2 33 102

  10 Banyuke Hulu

  1

  10

  15

  4

Tabel 7.7. Jumlah Sarana Tempat Ibadah Menurut Status/Fungsi di Kabupaten Landak Tahun 2009 No Kecamatan Masjid Langgar/Surau Gereja & Kapel Pura Wihara Katolik Protestan

  4

  12

  53

  12 Kuale Behe

  6

  5

  16

  40

  13 Air Besar

  8

  5

  33

  45 JUMLAH 107 63 799 350

  13

  6

  1 Sumber: Landak Dalam Angka 2010

  29

  1 Sebangki

  21

  12

  6

  25

  1

  3

  2 Ngabang

  26 20 110 159

  1

  3 Jelimpo

  1

  30

  4 Sengah Temila

  7 Mempawah Hulu

  12

  4 51 118

  1

  5 Mandor

  14

  5

  21

  93

  6 Menjalin

  2

  3

  10

  44

  2

7.1.3. Pendayagunaan Sumber daya Alam atau Teknologi Tinggi

  Teknologi budidaya yang diterapkan adalah pendekatan Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT). Bibit ditanam pada umur 18-21 hari setelah semai dengan jarak tanam 25 cm x 25 cm, ditanam 2-3 batang bibit tiap rumpun. Pemupukan dilakukan berdasarkan hasil analisa tanah menggunakan Perangkat Uji Tanah Sawah (PUTS) dengan rekomendasi pemupukan : urea = 200 kg/ha, SP36 = 75

  • – 100 kg/ha dan KCL = 50
  • – 100 kg/ha. Pupuk urea diberikan 3 kali yaitu sebagai pupuk dasar, umur 21 Hari Setelah Tanam (HST) dan fase primordial bunga. Pemberian urea kedua dan ketiga dilakukan dengan pengukuran menggunakan Bagan Warna Daun (BWD). Sebaliknya pupuk SP36 dan KCL diberikan seluruhnya pada saat dilakukan pemupukan dasar. Pemeliharaan tanaman meliputi pengenda-lian gulma, hama dan penyakit disesuaikan dengan konsep PHT. Pengumpulan data diperoleh melalui observasi langsung terhadap variabel yang diamati. Variabel yang diamati meliputi: produksi Gabah Kering Panen (GKP). Data hasil pengamatan produksi varietas unggul baru (VUB) yang dintroduksikan dibandingkan dengan produksi Gabah Kering Panen (GKP) varietas unggul baru (VUB) existing yang telah lama diusahakan petani pada unit SL-PTT yaitu varietas ciherang.
Varietas Unggul Baru (VUB) merupakan salah satu satu komponen teknologi dalam meningkatkan hasil selain pemupukan dan pengairan. Produksi masing- masing varietas unggul baru (VUB) pada masing-masing unit SL-PTT padi yang dilakuka pada 8 kecamatan yang dilakukan pendampingan sebanyak 60 % dapat dilihat pada Tabel 2. Di kec. Ngabang produktivitas tertinggi ditampilkan oleh Inpari 1 (3,24 ton GKP/ha), dan meningkatkan produksi 1,57% dibandingkan Ciherang. Di kec. Sompak semua Inpari berproduksi lebih tinggi daripada Ciherang, dan produktivitas tertinggi ditunjukkan oleh Inpari 6 (4,67 ton GKP/ha) atau meningkatkan produksi 17,63% dari Ciherang. Demikian juga di Kec. Menyuke semua Inpari berproduksi lebih tinggi daripada Ciherang, dan produksi tertnggi Di kec. Ngabang produktivitas tertinggi ditampilkan oleh Inpari 1 (3,24 ton GKP/ha), dan meningkatkan produksi 1,57% dibandingkan Ciherang. Di kec. Sompak semua Inpari berproduksi lebih tinggi daripada Ciherang, dan produktivitas tertinggi ditunjukkan oleh Inpari 6 (4,67 ton GKP/ha) atau meningkatkan produksi 17,63% dari Ciherang. Demikian juga di Kec. Menyuke semua Inpari berproduksi lebih tinggi daripada Ciherang, dan produksi tertnggi ditunjukkan oleh Inpari 6 atau meningkatkan produksi 5,55% dari Ciherang. Di kec. Sengah Temila Inpari 6 berproduksi paling tinggi (4,16 ton/ha), sedangkan Ciherang hanya 3,43 t/ha atau Inpari 6 meningkatkan produksi 21,28 % dari Ciherang. Di Kec.Mempawah Hulu semua Inpari berproduksi lebih tinggi (Inpari 1 sebesar 3,48 t/ha, Inpari 4 sebesar 3,69 t/ha, Inpari 6 sebesar 3,58 t/ha) dan Cibogo sebesar 3,51 t/ha. Sebaliknya varietas ciherang produktivitasnya hanya 3,45 t/ha. Produktivitas tertinggi di Kec. ini adalah Inpari 4 dan menaikkan produksi 6,96 % dari Ciherang. Di Kec. Menjalin Inpari 4 juga berproduksi paling tinggi (4,43 t/ha), lebih tinggi 20,05 % dari Ciherang. Di Kec. Banyuke Hulu yang merupakan kecamatan pemekaran dari kecamatan Menyuke, semua Inpari berproduksi lebih tinggi dari Ciherang, dan produktivitas tertinggi ditunjukkan oleh Inpari 4 (3,67 ton/ha), atau meningkatkan produksi (18,39%) dari Ciherang (produktivitas 3,10 ton/ha). Di di Kec. Mandor semua Inpari juga berproduksi lebih tinggi daripada Ciherang, dan produktivitas tertinggi ditunjuk-kan oleh Inpari 4 (3,46 t/ha) atau meningkatkan produksi 7,12 % dari Ciherang.

  Keragaan produktivitas padi yang diintroduksikan cukup beragam sesuai dengan karakter dari masing-masing varietas dan pengaruh faktor lingkungan. Introduksi

  VUB di 8 kec. di Kabupaten Landak rata-rata meningkatkan produksi 21,28% dari varietas existing (Ciherang). VUB ini mendapat respon petani cukup tinggi karena produksi tinggi, tahan terhadap hama penyakit dan rasa nasinya pulen. Respon yang sama juga ditunjukkan oleh pemerintah daerah (Dinas Pertanian Kabupaten Landak), terlihat dari kunjungan Bupati dan dinas terkait lingkup pertanian pada acara panen raya padi VUB yang dintroduksikan, serta penyerahan bantuan handtraktor, alsintan, perbaikan jaringan irigasi dan perbaikan jalan usahatani guna mendukung VUB tersebut. Respon ini tentunya akan mempercepat perkembangan varietas tersebut, dan selanjutnya ketersediaan benih dapat dipenuhi melalui pembinaan penangkar benih oleh BPTP Kalbar dan BPSB.

7.1.4. Arahan Pengembangan Pola Ruang dan Struktur ruang

  7.1.4.1. Arahan Pengembangan Pola Ruang

  Adapun rencana pola ruang di Kabupaten Landak meliputi: a.

   Kawasan lindung, terdiri atas:

  1. hutan lindung; 2. kawasan lindung bawahan; 3. kawasan lindung setempat;dan 4. kawasan suaka alam; b.

   Kawasan budidaya, terdiri atas:

  1. kawasan hutan produksi; 2. pertanian; 3. pertambangan; 4. industri; 5. pariwisata;dan 6. permukiman.

  7.1.4.2. Arahan Pengembangan Kawasan Lindung dan Budidaya

  Kawasan lindung sebagaimana dimaksud meliputi: a.

  

Kawasan hutan lindung dengan Luas + 53.282 Hektar

1. Kecamatan Banyuke Hulu, 5.170,38 Ha.

  2. Kecamatan Air Besar, 21.132,92 Ha.

  3. Kecamatan Jelimpo, 2.182,35 Ha.

  4. Kecamatan Kuala Behe, 600,89 Ha.

  5. Kecamatan Mandor, 554,67 Ha.

  6. Kecamatan Mempawah Hulu, 12.773,77 Ha.

  7. Kecamatan Menyuke, 1.059,50 Ha.

  8. Kecamatan Meranti, 1.198,74 Ha.

  9. Kecamatan Sebangki, 3.197,79 Ha.

  10. Kecamatan Sengah Temila, 3.814,98 Ha.

  11. Kecamatan Sompak 1.445,44 Ha.

  b.

   Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya

  1. Kawasan resapan air/daerah imbuhan air tanah yang tersebar di Kecamatan Kuala Behe, Air Besar, Jelimpo, Banyuke Hulu, Mempawah Hulu, Menjalin dan Sengah Temila seluas kurang lebih 111.234 Ha.

  2. Kawasan gambut yang terletak di Kecamatan Sebangki, Ngabang, dan Sengah Temila seluas kurang lebih 3.491 Ha.

  c.

   Kawasan perlindungan setempat 1. Sempadan sungai, dengan luas kurang lebih 414.477 hektar.

  2. Kawasan sekitar danau/waduk.

  3. Kawasan sekitar mata air.

  4. Kawasan kearifan lokal.

  5. Ruang terbuka hijau perkotaan.

  6. Hutan kota d.

  

Kawasan suaka alam, pelestarian alam dan cagar budaya

  1. Cagar Alam Nyiut Penrissen (diusulkan menjadi taman nasional), dengan luas kurang lebih 54.990 hektar; dan

  2. Cagar Alam Mandor dengan luas kurang lebih 3.009 hektar.

  e.

   Kawasan rawan bencana alam.

  1. Kawasan rawan bencana banjir; dan Kawasan rawan bencana alam banjir sebagaimana dimaksud pada huruf a tersebar di seluruh kecamatan.

  2. Kawasan rawan bencana tanah lonsor.

  Kawasan rawan bencana tanah longsor sebagaimana dimaksud pada huruf b tersebar di Gunung Seha di Kecamatan Sengah Temila, Gunung Patimuk di Kecamatan Mandor dan Mentonyek di Kecamatan Mempawah Hulu.

Gambar 7.4 Peta Kemiringan Lahan Kabupaten Landak

  Sumber: RTRW Kabupaten Landak Tahun 2014

  f.

   Kawasan budidaya meliputi:

  1. Kawasan peruntukan hutan produksi;

  • Kawasan hutan produksi luas sekitar 139.074 hektar tersebar di :
    • Kecamatan Banyuke Hulu, 8,222,03 Ha - Kecamatan Air Besar, 5,028,89 Ha - Kecamatan Jelimpo, 1,964,82 Ha - Kecamatan Kuala Behe, 7,871,78 Ha - Kecamatan Mandor, 6,107,60 Ha - Kecamatan Mempawah Hulu, 1,890,81 Ha - Kecamatan Menyuke, 15,537,00 Ha - Kecamatan Meranti, 26,347,50 Ha - Kecamatan Ngabang, 19,696,95 Ha - Kecamatan Sebangki, 3,834,28 Ha - Kecamatan Sengah Temila, 36,110,72 Ha - Kecamatan Sompak 6,461,62 Ha.

  2. Kawasan hutan produksi terbatas

  • Kecamatan Air Besar, 12,459,10 Ha - Kecamatan Mandor, 1,383,48 Ha - Kecamatan Sebangki, 30,15 Ha.

  3. Kawasan hutan produksi konversi.

  • Kecamatan Banyuke Hulu, 1,617,46 Ha - Kecamatan Menyuke, 9,833,68 Ha - Kecamatan Meranti, 4,487,38 Ha.

Gambar 7.5 Peta Kawasan Hutan Kabupaten Landak

  Sumber: RTRW Kabupaten Landak Tahun 2014 g.

   Kawasan peruntukan hutan rakyat dan hutan desa

  1. Kawasan Peruntukan hutan rakyat dan Hutan Desa tersebar diseluruh Kecamatan yang ada di Kabupaten Landak.

  h.

   Kawasan peruntukan pertanian.

  1. Kawasan peruntukan pertanian tanaman pangan; meliputi lahan sekitar 60.000 ha

  • Sebangki Kompleks - Senakin Kompleks
  • Sompak Kompleks

  2. Kawasan peruntukan pertanian hortikultura

  • Kawasan Peruntukan Pertanian Holtikultura tersebar di seluruh Kecamatan yang ada di Kabupaten Landak.

  3. Kawasan peruntukan perkebunan meliputi lahan sekitar 300.650 hektar terdiri dari:

  • Kawasan peruntukan perkebunan dengan prioritas komoditas sawit dan karet tersebar merata di seluruh kecamatan.
  • Kawasan peruntukan perkebunan dengan prioritas komoditas kakao terutama di Kecamatan Sengah Temila, Sebangki, Menyuke, Menjalin, Mempawah Hulu, Air Besar dan Kuala Behe.
  • Kawasan peruntukan perkebunan dengan prioritas komoditas lada terutama di Kecamatan Mempawah Hulu,Menjalin, Menyuke, Banyuke Hulu,Kuala Behe dan Air Besar.

  4. Kawasan peruntukan peternakan terdiri atas:

  • Ternak besar di Kecamatan Menjalin, Sompak, Mempawah Hulu, Banyuke Hulu, Sengah Temila, Meranti, Jelimpo dan Sebangki.
  • Ternak kecil tersebar di seluruh kecamatan - Unggas tersebar di seluruh kecamatan.

  i.

   Kawasan Peruntukan Perikanan

  Kawasan peruntukan perikanan sebagaimana dimaksud meliputi:

  1. Kawasan perikanan tangkap tersebar di Sungai Landak, Sungai Sangah, dan Sungai Mempawah;

  2. Kawasan perikanan budidaya tersebar di Jelimpo, Sengah Temila, Ngabang, Mandor, Sompak, Menjalin, Mempawah Hulu, Banyuke Hulu, Menyuke, Sebangki, dan Meranti.

  j.

   Kawasan Peruntukan Pertambangan

  Kawasan peruntukan pertambangan terdiri atas:

  1. Kawasan Peruntukan Pertambangan (KPP) Mineral Logam yang tersebar pada seluruh kecamatan;

  2. Kawasan Peruntukan Pertambangan (KPP) Mineral Non Logam yang tersebar pada seluruh kecamatan;

  3. Kawasan Peruntukan Pertambangan (KPP) Batuan yang tersebar pada seluruh kecamatan; dan

  4. Kawasan Peruntukan Pertambangan (KPP) Batubara di Kecamatan Sebangki dan Air Besar k.

   Kawasan Peruntukan Industri

  Kawasan peruntukan industri terdiri atas: 1. kawasan peruntukan industri rumah tangga Kawasan peruntukan industri rumah tangga tersebar di setiap kecamatan.

  2. Kawasan peruntukan industri kecil Kawasan peruntukan industri Kecil tersebar di setiap kecamatan.

  3. Kawasan peruntukan industri sedang Kawasan Peruntukan Industri Sedang akan diarahkan pada Kawasan Industri Kecamatan Mandor dengan Luas + 1.000 Hektar.

  4. Kawasan peruntukan industri besar Kawasan Peruntukan Industri Besar akan diarahkan pada Kawasan Industri Kecamatan Mandor dengan Luas + 1.000 Hektar.

  5. Kawasan peruntukan industri agro. Kawasan Peruntukan Industri Besar akan diarahkan pada Kawasan Industri Kecamatan Mandor l.

   Kawasan Peruntukan Pariwisata

  Kawasan peruntukan pariwisata dengan luas kurang lebih 6.500 hektar, meliputi:

1. Wisata alam;  Air terjun Panga  ak Desa Antan Rayan Kecamatan Ngabang.

  • Air terjun Angan Tembawang Jelimpo Kecamatan Jelimpo  Air terjun Sentagung Desa Mungguk Kecamatan Ngabang  Air terjun Banangar Desa Merayuh Dusun Perbua Kecamatan Air Besar.
  • Air terjun stiing Desa Tengue Kecamatan Air Besar.
  • Air terjun Pade Kembayung Desa Bentiang Kecamatan Air Besar.
  • Air terjun Remabo Desa Skendal Kecamatan Air Besar.
  • Riam Jambu Desa Jambu Kecamatan Air Besar.
  • Goa Kelelawar Desa Engkangin Kecamatan Air Besar.
  • Goa Sanjan Desa Engkangin Kecamatan Air Besar.
  • Air Terjun Morban Desa Engkangin Kecamatan Air Besar.
  • Air Terjun Entilis Desa Merayuh Keamatan. Air Besar.
  • Air Terjun Tarintikng Desa Engkangin Kecamatan Air Besar.
  • Air Terjun Ringin Desa Sepangah Kecamatan. Air Besar.
  • Air Terjun Ampar Ensot Desa Merayuh Kecamatan Air Besar.
  • Air Terjun Ampar Jawa Desa Antan Rayan Kecamatan Ngabang.
  • Pagung banban Desa Merayuh Kecamatan Air Besar.
  • Danau Nyiut Desa Bentiang Kecamatan Air Besar.
  • Air terjun Badawat Desa Dange Aji Kecamatan Air Besar.
  • Air terjun Pemayong Desa Bentiang Kecamatan Air Besar.
  • Riam Sabadak Desa Keranji Birah sebatih Kecamatan Sengah Temila.
  • Panorama Gunung Sehak Desa Paloatn/ Asong Kecamatan Sengah Temila.
  • Riam Solakng Senakin Kecamatan Sengah Temila.
  • Air terjun Tikalong Desa Salaas Kecamatan Mempawah Hulu.
  • Riam Siname Desa Tiang Tanjung Kecamatan Mempawah hulu.
  • Arung jeram di Sungai Landak.

  2. Wisata budaya  Rumah Betang Saham Desa Saham Kecamatan Sengah Temila.

  • Dayak center di Kecamatan Ngabang.

  3. Wisata sejarah  Keraton Ismahayana Ngabang Desa Raja Kecamatan Ngabang.

  • Makam Raja Landak Desa Raja Kecamatan Ngabang.
  • Makam Juang Mandor.
  • Makam Juang Pak Kasih Desa Sidas Kecamatan Sengah Temila.

  • Makam Juang Ngabang Desa Amboyo Inti Kecamatan Ngabang  Panyugu Ria Sinir Desa Jarikng Kecamatan Menyuke  32 Pantak Ria Sinir Desa Bagak Kecamatan Menyuke

  4. Wisata rohani

  • Gua Maria Bukit Marabukatn Desa Kampet Dusun Bandol Kecamatan Banyuke Hulu

5. Wisata minat khusus  Arung jeram di Kecamatan Air Besar.

  • Mendulang intan di Kecamatan Air Besar.

  6. Wisata agro.

  • Wisata panen durian tersebar diseluruh Kecamatan.
  • Wisata panen langsat tersebar diseluruh Kecamatan.
  • Wisata panen jeruk di Kecamatan Sengah Temila.

  m.

   Kawasan Peruntukan Permukiman

  1. Kawasan peruntukan permukiman perkotaan Kawasan peruntukan permukiman perkotaan berada di Kabupaten Landak dengan luas + 21.000 hektar di Kecamatan Ngabang, Karangan, Pahauman dan Darit.

  2. Kawasan peruntukan permukiman perdesaan.

  Kawasan peruntukan permukiman perdesaan berada tersebar disetiap kecamatan dengan luas sekitar + 45.320 hektar tersebar di seluruh kecamatan.

7.1.5. Arahan Pengembangan Pola Ruang Terkait Bidang Cipta Karya Seperti Pengembangan Ruang Terbuka Hijau (RTH).

  Sampai saat ini Kabupaten Landak belum mempunyai Arahan Pengembangan Pola Ruang tentang Pengembangan Ruang Terbuka Hijau.

  

7.1.6. Arahan pengembangan struktur ruang terkait keciptakaryaan seperti

pengembangan prasarana sarana air minum, air limbah, persampahan, drainase, RTH, Rusunawa, maupun Agropolitan.

  7.1.6.1. Sarana Air Minum / SPAM

  a. sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) terdiri dari SPAM Perpipaan dan SPAM Non Perpipaan terlindungi.

  b. SPAM perpipaan terdiri atas, jaringan pipa transmisi air baku, dan instalasi pengolahan air minum yang terdapat di Ibukota Kabupaten Landak dan seluruh kecamatan.

  c. SPAM non perpipaan terdiri atas sumur dangkal, sumur pompa tangan, bak penampungan air hujan, terminal air, mobil tangki air, instalasi air kemasan, atau bangunan perlindungan mata air yang terdapat di Ibukota Kabupaten Landak dan seluruh kecamatan.

  d. sumber air baku untuk kebutuhan air minum Kabupaten Landak terdiri atas: 1. sungai Merasak di Dusun Selabar Desa Munguk dan sungai Landak sebagai sumber air baku PDAM Ngabang.

  2. mata air pegunungan dan sungai yang berada di seluruh kecamatan.

  7.1.6.2. Air Limbah

  Pada Pengelolaan Saluran Pembuangan Air Limbah menurut Data Badan Lingkungan Hidup didapat 10,60 % SPAL yang masih berfungsi (air mengalir),

  70,40 % air tidak dapat mengalir karena tersumbat oleh sampah dan endapan

  pasir /tanah, dan terdapat sebesar 19,00 % yang sudah tidak dapat dipakai (saluran kering). Dari ketiga klaster Daerah Area Survei, klaster 2 adalah klaster dimana semua respondennya tidak memiliki SPAL (100%), berikutnya klaster 3 sebanyak 90%, dan klaster 4 sebanyak 85%

  

Tabel 7.8.

Pencemaran SPAL Berdasarkan Klaster

  120,00 100,00 Ada

  13,62 18,25 Pencemaran

  33,45 80,00 60,00

  Tidak Ada 86,38 81,75

  40,00 Pencemaran

  66,55 20,00 0,00

  4

  3

  1

  2

  3

2 Cluster Sumber : Badan Lingkungan Hidup Kab. Landak

  Pencemaran SPAL terjadi sebagai akibat dari tidak terawatnya Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL) karena tersumbatnya Aliran SPAL dari Sampah dan Endapan Sedimentasi Tanah sehingga SPAL tidak dapat berfungsi secara maksimal bahkan tidak berfungsi sama sekali. Rendahnya pencemaran SPAL pada rumah tangga Klaster 4 disebabkan pada klaster tersebut masyarakat sudah lebih banyak memiliki SPAL.

  

Tabel 7.9.

  Resapan Data Bangunan Fisik WC Komunal terbangun

  Kebanyakan masyarakat beranggapan bahwa sampah merupakan benda atau barang yang tidak berguna dan harus dibuang. Perkembangan dewasa ini ternyata

  b. Pengelolaan Off Site adalah pengolahan limbah rumah tangga yang dilakukan secara terpusat.

  a. Pengolahan On Site menggunakan sistem septik-tank dengan peresapan ke tanah dalam penanganan limbah rumah tangga.

  Penanganan Air Limbah Rumah Tangga, yaitu : Pengolahan Air Limbah Rumah Tangga (domestik) dengan sistem :

  Belum ada sistem Sumber : Buku Putih Sanitasi Kabupaten Landak

  0.12 Presepsi SKPD Pembuangan Daur Ulang

  Pengangkutan Sal. Tersier - - PU CK Pengolahan Akhir Bidang

  

Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik yang ada di Kabupaten Landak

Kelompok Fungsi Teknologi yang digunakan Jenis Data Sekunder (Perkiraan) Nilai Data Sumber Data A B C D E Black Water User interface

  7.443 Unit Dinkes Pengaliran /

  9.153 Unit Cubluk =

  Jamban dgn Leher Angsa (Puskesmas) Tangki Septik =

  Septik / Cubluk Data Kepemilikan

  Jamban Dinkes Pengumpulan dan Penampungan Awal Tangki

  Kepemilikan Jamban 16.596

  Kloset Jongkok / Duduk Data

7.1.6.3. Persampahan Sampah merupakan merupakan produk sampingan kegiatan di rumah tangga.

  bergeser, dimana sampah dapat juga dimanfaatkan kembali, melalui pendekatan yang disebut 3R ( Reduse, Reuse dan Recycle). Sampah organik seperti daun, bekas makanan, dll dapat dimanfaatkan kembali untuk bahan pupuk. sampah an- organik dapat dipilah-pilah, dan kemudian dimanfaatkan sesuai dengan jenis dan kebutuhan. Sampah bila tidak dikelola dengan benar akan dapat merupakan perindukan vektor penyakit, yaitu Serangga dan binatang mengerat yang befungsi sebagai host penyakit menular. Pengelolaan sampah rumah tangga di Kabupaten Landak ditinjau dari Cara penanganan sampah, dan pemilahan sampah dapat dilihat dari grafik berikut ini :

Tabel 7.10 Pengelolaan Sampah Rumah Tangga

  

Di Kabupaten Landak

Dibuang ke

4 Lahan

  Kosong Dibuang ke

3 Sungai

  Dibakar

2 Ditimbun

  Sumber : Dinas Kebersihan Kabupaten Landak Sumber : Kantor Kebersihan dan Pertamanan Kab. Landak

  Penanganan Persampahan, yaitu : Kegiatan yang sistematis, menyeluruh, dan berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan sampah. Termasuk didalamnya sampah rumah tangga dan sampah sejenis rumah tangga

7.1.6.4. Drainase

  Guna memetakan kondisi riil mengenai Sistem Pengelolaan Drainase dan Teknologi yang digunakannya, maka Pokja Sanitasi melakukan identifikasi

  dengan menggunakan Metode Diagram Sistem Sanitasi. Diharapkan dengan menggunakan Metode ini, dapat diketahui berbagai sistem yang saat ini masih digunakan oleh Pemda maupun masyarakat dalam Pengelolaan Drainase, sehingga nantinya dapat dijadikan Rekomendasi Perbaikan Sistem Pengelolaan Drainase dimasa yang akan datang. Adapun Hasil Kajian menggunakan Metode Diagram Sistem Sanitasi adalah sbb

Tabel 7.11 Diagram Sistem Sanitasi Pengelolaan Drainase Lingkungan

  Pengumpulan (Semi) Pembuangan &

  User Pengangkutan/ Pengolahan Kode/Nama Input Akhir/ Daur Penampungan/

  Interface Pengaliran Akhir Aliran Ulang Pengolahan Terpusat

  Awal Grey Aliran Dapur RT Got --- --- Sungai

  Water Limbah D1 Grey

  Aliran

  • Dapur RT Pekarangan Genangan Water

  Limbah D2

Grey Kamar Saluran Saluran Aliran

Sungai ---

Water Mandi Tersier / Got Sekunder Limbah D3

  Grey Kamar Saluran Aliran

  • Genangan --- Water Mandi Tersier / Got

  Limbah D4

Air Saluran Aliran

Talang Got

  Sungai ---

Hujan Sekunder Limbah D5

Air

  Aliran Talang Got --- Genangan Sungai Hujan

  Limbah D6 Sumber : buku putih sanitasi kab. Landak

  7.1.6.5. Ruang Terbuka Hijau

  Ruang terbuka hijau perkotaan dikembangkan di setiap kawasan perkotaan dengan luas minimal 30% (tiga puluh persen) dari luas kawasan perkotaan.

  7.1.6.6. Rusunawa

  Kawasan Rusunawa saat ini masih ditunjukan pada Kawasan Industri Mandor dan yayasan yang ada di kabupaten Landak.

7.1.6.7. Agropolitan

  a. Pertanian Tanaman Pangan

  Kawasan peruntukan pertanian tanaman pangan meliputi lahan sekitar 60.000

  13,6 63,70 14,20 8,50

  3

  ha tersebar di Sebangki Kompleks, Senakin Kompleks, Sompak Kompleks, dan seluruh kecamatan.

  Series1

  b. Pertanian Holtikultura Series2 2 18,90 60,60 15,50 5,00

  Kawasan peruntukan pertanian hortikultura tersebar di seluruh kecamatan.

  Series3

  c. Perkebunan Series4

  Kawasan peruntukan perkebunan meliputi lahan sekitar 300.650 hektar terdiri dari:

  1 55,40 25,50 12,70 6,40

  1. kawasan peruntukan perkebunan dengan prioritas komoditas sawit dan karet tersebar merata di seluruh kecamatan.

  0% 20% 40% 60% 80% 100%

  2. kawasan peruntukan perkebunan dengan prioritas komoditas kakao terutama di Kecamatan Sengah Temila, Sebangki, Menyuke, Menjalin, Mempawah Hulu, Air Besar dan Kuala Behe; dan. 3. kawasan peruntukan perkebunan dengan prioritas komoditas lada terutama di

  Kecamatan Mempawah Hulu,Menjalin, Menyuke, Banyuke Hulu,Kuala Behe dan Air Besar.

  

7.1.7. Ketentuan zonasi bagi pembangunan prasarana sarana bidang Cipta Karya

yang harus diperhatikan mencakup ketentuan umum peraturan zonasi untuk kawasan lindung, kawasan budidaya, sistem perkotaan, dan jaringan prasarana.

7.1.7.1. Kawasan Lindung Luas + 53.282 Hektar.

  a. Kecamatan Banyuke Hulu, 5.170,38 Ha.

  b. Kecamatan Air Besar, 21.132,92 Ha.

  c. Kecamatan Jelimpo, 2.182,35 Ha.

  d. Kecamatan Kuala Behe, 600,89 Ha.

  e. Kecamatan Mandor, 554,67 Ha.

  f. Kecamatan Mempawah Hulu, 12.773,77 Ha.

  g. Kecamatan Menyuke, 1.059,50 Ha. h. Kecamatan Meranti, 1.198,74 Ha. i. Kecamatan Sebangki, 3.197,79 Ha. j. Kecamatan Sengah Temila, 3.814,98 Ha. k. Kecamatan Sompak 1.445,44 Ha.

7.1.7.2. Kawasan Budidaya.

  12. Kecamatan Sompak 6,461,62 Ha.

  3. Kecamatan Meranti, 4,487,38 Ha.

  2. Kecamatan Menyuke, 9,833,68 Ha.

  Dengan luas kurang lebih 15.938 hektar tersebar di : 1. Kecamatan Banyuke Hulu, 1,617,46 Ha.

  c. Kawasan hutan produksi konversi

  3. Kecamatan Sebangki, 30,15 Ha.

  2. Kecamatan Mandor, 1,383,48 Ha.

  Dengan luas kurang lebih 15.938 hektar tersebar di : 1. Kecamatan Air Besar, 12,459,10 Ha.

  b. Kawasan hutan produksi terbatas

  Kawasan budidaya sebagaimana dimaksud meliputi: a. Kawasan peruntukan hutan produksi. dengan luas kurang lebih 139.074 hektar tersebar di : 1. Kecamatan Banyuke Hulu, 8,222,03 Ha.

  2. Kecamatan Air Besar, 5,028,89 Ha.

  10. Kecamatan Sebangki, 3,834,28 Ha.

  9. Kecamatan Ngabang, 19,696,95 Ha.

  8. Kecamatan Meranti, 26,347,50 Ha.

  7. Kecamatan Menyuke, 15,537,00 Ha.

  6. Kecamatan Mempawah Hulu, 1,890,81 Ha.

  5. Kecamatan Mandor, 6,107,60 Ha.

  4. Kecamatan Kuala Behe, 7,871,78 Ha.

  3. Kecamatan Jelimpo, 1,964,82 Ha.

  11. Kecamatan Sengah Temila, 36,110,72 Ha.

  d. kawasan peruntukan hutan rakyat dan hutan desa.

  Tersebar di seluruh Kecamatan Kabupaten Landak.

  e. kawasan peruntukan pertanian Tanaman Pangan.

  Meliputi lahan sekitar 60.000 ha tersebar di : 1. Senakin Kompelks.

  2. Sompak Kompleks.

  3. Sebangki Kompleks.

  f. Kawasan peruntukan pertanian hortikultura.

  Tersebar di seluruh Kecamatan Kabupaten Landak

  g. Kawasan peruntukan perkebunan

  Meliputi lahan sekitar 300.650 hektar terdiri dari: 1. kawasan peruntukan perkebunan dengan prioritas komoditas sawit dan karet tersebar merata di seluruh kecamatan.

  2. kawasan peruntukan perkebunan dengan prioritas komoditas kakao terutama di:

  • Kecamatan Sengah Temila.
  • Kecamatan Sebangki,
  • Kecamatan Menyuke,
  • Kecamatan Menjalin,
  • Kecamatan Mempawah Hulu,
  • Kecamatan Air Besar dan  Kecamatan Kuala Behe.

  3. Kawasan peruntukan perkebunan dengan prioritas komoditas lada terutama di :

  • Kecamatan Mempawah Hulu.
  • Kecamatan Menjalin.
  • Kecamatan Menyuke.
  • Kecamatan Banyuke Hulu.
  • Kecamatan Kuala Behe dan  Kecamatan Air Besar.

h. Kawasan peruntukan perikanan.

1. Kawasan perikanan tangkap :  Sungai Landak.

  • Sungai Sangah, dan  Sungai Mempawah.

i. Kawasan perikanan budidaya : 1. Kecamatan Jelimpo.

  9. Kecamatan Menyuke.

  2. Ternak kecil

  j. Kawasan Peternakan

  10. Kecamatan Sebangki, dan 11. Kecamatan Meranti.

  8. Kecamatan Banyuke Hulu.

  7. Kecamatan Mempawah Hulu.

  6. Kecamatan Menjalin.

  5. Kecamatan Sompak.

  4. Kecamatan Mandor.

  3. Kecamatan Ngabang.

  2. Kecamatan Sengah Temila.

1. Ternak besar di :  Kecamatan Menjalin.

  • Kecamatan Sompak.
  • Kecamatan Mempawah Hulu.
  • Kecamatan Banyuke Hulu.
  • Kecamatan Sengah Temila.
  • Kecamatan Meranti.
  • Kecamatan Jelimpo dan
  • Kecamatan Sebangki;
  • Tersebar di seluruh kecamatan

  3. Ternak Unggas  Tersebar di seluruh kecamatan.

  k. Kawasan peruntukan pertambangan.

  1. Pertambangan (KPP) Mineral Logam :  Tersebar di seluruh Kecamatan.

  2. Peruntukan Pertambangan (KPP) Mineral Non Logam.

  • Tersebar di seluruh Kecamatan.

  3. Peruntukan Pertambangan (KPP) Batuan.

  • Tersebar di seluruh Kecamatan.

  4. Peruntukan Pertambangan (KPP) Batubara.

  • Kecamatan Sebangki  Kecamatan Air Besar l. Kawasan peruntukan industry.

  1. Kawasan peruntukan industri rumah tangga :  Tersebar di Seluruh Kecamatan.

  2. Kawasan peruntukan industri Sedang dan Besar :  Kecamatan Mandor seluas kurang lebih 1000 hektar.

  3. Kawasan peruntukan industri agro :  Kecamatan Mandor.

  4. Kawasan peruntukan pariwisata luas + 6.500 ha  Kawasan Peruntukan Wisata Alam.

  » ARUNG JERAM DI SUNGAI LANDAK. Gambar 7.6 Foto Dokumentasi Arung Jeram Sungai Landak Sumber : Dokumentasi Pemda Kabupaten Landak

  » KECAMATAN NGABANG

i. Air terjun Panga ‟ak Desa Antan Rayan.

  Untuk menuju lokasi wisata Riam Pangga‟ak perjalanan diawali dari Kota Ngabang menuju Desa Amang menggunakan mobil dengan lama perjalanan sekitar 1 jam. Kemudian mengganti kendaraan mobil dengan motor karena jalan yang lebarnya hanya cukup untuk sepeda motor. Sekitar 30 menit menggunakan motor menaiki gunung, kemudian perjalanan dilanjutkan dengan berjalan kaki naik turun bukit

yang cukup terjal hingga tiba di lokasi riam tersebut berada

Gambar 7.7 Foto Dokumentasi Air Terjun Panga’ak

  Sumber : Dokumentasi Pemda Kabupaten Landak ii. Air terjun Sentagung Desa Mungguk.

Gambar 7.8 Foto Dokumentasi Air Terjun Sentanggung

   Sumber : Dokumentasi Pemda Kabupaten Landak iii. Air Terjun Ampar Jawa Desa Antan Rayan.

  » KECAMATAN SENGAH TEMILA i. Riam Sabadak Desa Keranji Birah sebatih. Gambar 7.9 Foto Dokumentasi Riam Sabadak Sumber : Dokumentasi Pemda Kabupaten Landak ii. Panorama Gunung Sehak Desa Paloatn/ Asong. iii. Riam Solakng Senakin.

Gambar 7.10 Foto Dokumentasi Riam Solakng

   Sumber : Dokumentasi Pemda Kabupaten Landak » KECAMATAN MEMPAWAH HULU i. Air terjun Tikalong Desa Salaas.

  Peta dan Koordinat GPS: 0° 33' 54.05" N 109° 23' 1.79" E 0° 38' 57.15"

  N 109° 23' 45.67" E

  Berjarak tempuh sekitar 3,5 jam dari Pontianak dengan kondisi jalan sebagian besar sudah mulus namun hanya sekitar 4 km terakhir saja yang rusak. Jika dari Pontianak arahkan kendaraan menuju ke Sui Pinyuh kira-kira 1,5 jam perjalanan. Setiba di persimpangan Singkawang - Mandor (dekat dengan SPBU) ambil ke arah Mandor. Ikuti jalan tersebut kira-kira 2 jam hingga tiba di pintu gerbang wisata Air Terjun Tikalong. Pintu gerbang ini berada di sebelah kanan jalan. Setelah memarkitan kendaraan di area parkir di depan pintu gerbang. Perjalanan di lanjutkan dengan berjalan kaki kira-kira 5 menit masuk ke dalam hingga tiba di lokasi air terjun berada. Bagi yang membawa kendaraan roda dua dapat dibawa dekat lokasi air terjun.

Gambar 7.11 Foto Dokumentasi Air Terjun Tikalong

  Sumber : Dokumentasi Pemda Kabupaten Landak ii. Riam Siname Desa Tiang Tanjung.

  » KECAMATAN JELIMPO i. Air terjun Angan Tembawang Jelimpo. » KECAMATAN AIR BESAR i. Air terjun Banangar Desa Perbua. Gambar 7.12 Foto Dokumentasi Air Terjun Banangar Sumber : Dokumentasi Pemda Kabupaten Landak ii. Air terjun stiing Desa Tengue.

Gambar 7.13 Foto Dokumentasi Air Terjun Stiing

   Sumber : Dokumentasi Pemda Kabupaten Landak iii. Air terjun Pade Kembayung Desa Bentiang.

  iv. Air terjun Remabo Desa Skendal.

Gambar 7.14 Foto Dokumentasi Air terjun Remabo/Dait

   Sumber : Dokumentasi Pemda Kabupaten Landak v. Riam Jambu Desa Jambu. vi. Goa Kelelawar Desa Engkangin.

Gambar 7.15 Foto Dokumentasi Goa Kelelawar

   Sumber : Dokumentasi Pemda Kabupaten Landak vii. Goa Sanjan Desa Engkangin.

Gambar 7.16 Foto Dokumentasi Goa Sanjan

   Sumber : Dokumentasi Pemda Kabupaten Landak viii. Air Terjun Morban Desa Engkangin.

  ix. Air Terjun Entilis Desa Merayuh. x. Air Terjun Tarintikng Desa Engkangin.

  Air Terjun Terinting atau penduduk setempat menyebutnya Rombo Terinting Tujuh Tingkat. Air terjun ini memiliki tujuh tingkatan dan berasal dari patahan Sungai Ensiang. Potensi wisata alam Air Terjun Terinting ini masih alami, Berjarak lebih kurang 50 km dari Serimbu (ibu kota Kecamatan). Untuk pergi kesana ditempuh dengan cara jalan kaki sekitar 5 jam atau 2 jam kalau pakai jalan pintas.

Gambar 7.17 Foto Dokumentasi Air Terjun terintikng

  Sumber : Dokumentasi Pemda Kabupaten Landak xi. Air Terjun Ringin Desa Sepangah.

  xii. Air Terjun Ampar Ensot Desa Merayuh. xiii. Pagung banban Desa Merayuh. xiv. Danau Niut Desa Bentiang. xv. Air terjun Badawat Desa Dange Aji.