104606 MQFM 2009 08 Fokus Pagi 22 Agustus 2009

Fokus Pagi
Edisi Sabtu, 22 Agustus 2009
Tema : Religi
Topik : Marhaban Ya Ramadhan
Sahabat MQ/ Waktu begitu cepat berlalu/ bulan demi bulan terus berjalan/
kemudian disampaikanlah kita pada bulan Sya‟ban/ hingga Alhamdulillaah/
sampailah kita hari ini pada Bulan Ramadhan 1430 H// Bulan diwajibkannya
berpuasa bagi orang-orang beriman/ sebagai tarbiyah untuk mengantarkan
mereka ke derajat muttaqiin//
Hikmah utama dari ibadah puasa/ adalah pengendalian diri dari hal-hal yang
merusak puasa/ dan dari memperturutkan selera hawa nafsu// Dan di antara
hikmah dari ibadah Ramadhan/ adalah adanya kebersamaan saat ifthor dan
saat memulai puasa// Juga kebersamaan dalam ibadah shalat Fardhu dan
shalat Tarawih/ serta kebersamaan dalam aktifitas ibadah lainnya//
Bulan Ramadhan datang pada saat umat muslim membutuhkan kekuatan
iman dan ruhiyah/ untuk menghadapi kondisi sulit dan berat dalam
kehidupan mereka// Dan dengan datangnya bulan Ramadhan/ Allah SWT.
memberikan tambahan energi kekuatan iman dan ruhiyah/ sehingga posisi
mereka meningkat naik jauh melebihi permasalahan yang dihadapinya//
Maka dalam suasana keimanan dan ruhiyah yang kuat/ umat muslim Insya
Alloh akan dapat dengan sukses mengatasi segala permasalahan hidupnya//

Bulan Ramadhan 1430 H kali ini/ hadir pada saat kondisi umat muslim di
dalam negeri baru saja menyelesaikan hajatan nasional yaitu pileg dan
pilpres// Bangsa kita juga tengah dalam perayaan kemerdekaan yang ke
64// Meski di tengah tensi politik dalam negeri yang masih terus memanas/
umat muslim sudah kembali disibukkan oleh peristiwa Bom Mega Kuningan/
yang menyebakan 9 orang meninggal dan dan puluhan lain korban luka//
Dan kembali/ umat muslim terutama tokoh-tokoh umat harus bekerja ekstra
keras/ untuk memulihkan citra Islam dan umatnya// Untuk terus
meneguhkan bahwa Islam agama rahmat dan cinta damai/ dan tidak pernah
mengajarkan terorisme kepada umatnya//
Sedangkan di sisi lainnya juga sahabat MQ/ kita mendapati kondisi umat
muslim di dunia Islam masih sangat memprihatinkan// Palestina yang masih
terjajah/ masjidil Aqso di bawah cengkraman penjajah Zionisme Yahudi/
begitu juga di Irak/ Afghanistan/ Mesir/ Pakistan/ Tunisia/ dll// Mereka
belum mendapatkan hak kemerdekaannya secara sempurna// Sementara itu
umat muslim yang tinggal di negara-negara minoritas muslim seperti Cina/
India/ Thailand/ Burma/ Philipina/ negara-negara Eropa dan Amerika/ masih
jauh dari nilai-nilai ideal// Atau bahkan yang baru-baru ini juga terasa

sangat kita sayangkan/ adalah ketika saudara-saudara kita yang tengah

melakukan aktivitas dakwah/ mulai ditangkap dan dicurigai//
Sahabat MQ/ dalam suasana seperti ini lah bulan Ramadhan kali ini datang//
Bulan Ramadhan bukan untuk membuat umat muslim lemah/ lesu/ dan tidak
berdaya/ karena melaksanakan ibadah shaum/ tilawah Al-Qur‟an/ dan
Tarawih// Tetapi Ramadhan harus membuat umat muslim lebih kuat/ lebih
bersatu/ bersemangat/ berani dan berjihad/ membebaskan dominasi musuhmusuhnya/ baik musuh berupa syahwat dan syetan/ maupun musuh dari
orang-orang kafir/ yang mengadakan kerusakan di muka bumi// Tidakkah
kemenangan- demi kemenangan justru berhasil diraih kaum muslimin ketika
Ramadhan?//
Memasuki momentum Ramadhan yang sangat baik ini, umat muslim harus
mempersiapkan diri dengan baik sehingga Visi Ramadhan dapat tercapai,
yaitu terealisirnya ketaqwaan. Ketaqwaan yang sebenarnya diseluruh
lapangan kehidupan. Ketaqwaan di rumah, di masjid, di kantor, di sekolah
dan kampus, di pasar, dan ketaqwaan dimana saja kita berada. Ketaqwaan
inilah yang melahirkan keberkahan dari langit dan bumi, pembuka pintu
rahmat Allah SWT dan jalan keluar dan solusi atas segala krisis
multidimensional.
“Jikalau Sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah
Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi
mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, Maka Kami siksa mereka

disebabkan perbuatannya” (QS Al-A’raaf 96).
Pada saat yang sama, krisis inilah yang menimpa umat manusia, krisis
keimanan dan ketaqwaan. Maka terjadilah krisis susulan, seperti ;
pembunuhan atas manusia tanpa hak, pemerkosaan, perzinahan, seks bebas
dan aborsi, penggunaan NARKOBA dan minuman keras, pencurian hutan dan
perusakan alam, perampasan hak orang lain, KKN, penganiayaan dan
kezhaliman serta pelanggaran lainnya. Demikian juga musibah demi
musibah tidak kunjung berhenti. Oleh karenanya penghentian atas krisis
tersebut harus dimulai dari akar krisis dan akar permasalahannya.
Solusi atas krisis secara horizontal harus dimulai dengan mendidik manusia
menjadi insan bertqwa sehingga mampu menahan diri dari pelanggaranpelanggaran dan tunduk pada Allah dan hukum Islam. Dan solusi krisis
secara vertikal dengan menegakkan Syari‟ah Islam dalam masyarakat dan
pemerintah sehingga mereka takut akan sanksi dan tidak melanggar
larangan-Nya. Syari‟ah Islam memberi rahmat bagi manusia, menjamin hak
beragama, hak hidup, hak pemilikan harta, hak berfikir dan berpendapat,
hak terpeliharanya kehormatan dan keturunan. Kesinilah langkah harus
ditujukan, pikiran dicurahkan, gerakan reformasi diarahkan, segala tenaga

dikerahkan.
Marilah kita mempersiapkan dan memasuki bulan Ramadhan dengan bekal

yang maksimal, bekal ruhiyah, fikriyah dan jasadiyah. Persiapan ruhiyah
dengan memperbanyak ibadah, seperti memperbanyak membaca Al-Qur‟an
saum sunnah, dzikir, do‟a dll. Persiapan fikriyah dengan mendalami ilmu
yang terkait dengan ibadah Ramadhan. Dan persiapan jasadiyah dengan
menjaga kesehatan, kebersihan rumah, masjid dan lingkungan. Menyiapkan
harta yang halal untuk bekal ibadah Ramadhan.
Bulan Ramadhan adalah bulan yang terbaik (sayyidusyuhur), dan
mengandung seluruh sebutan, nama dan makna yang baik, oleh karenanya
umat muslim harus meningkatkan semua potensi kebaikannya di bulan
Ramadhan. Bulan Ramadhan adalah bulan puasa (Syahrus Siyam), bulan
ibadah (Syahrul Ibadah), bulan Al-Qur‟an (Syahrul Qur‟an), bulan ampunan
dan kembali (Syahrul Maghfirah wal Inabah), bulan kepedulian dan
solidaritas (Syahrul Muwaasaah), bulan pembinaan (Syahrut Tarbiyah), bulan
jihad (Syahrul Jihad), bulan kesabaran (Syahru Shabr) bulan ketaqwaan
(Syahrut Taqwa) dll.
Bulan Ramadhan sebagai bulan puasa (Syahrus Siyam), berarti umat muslim
harus berpuasa dengan baik dan meningkatkan ibadah puasanya.
Melaksanakan ibadah puasa (shaum) dengan hati yang ikhlas dan penuh
pemahaman serta memperhatikan segala adab dan sunnah-sunnahnya. Para
ulama berpendapat bahwa berpuasa memiliki tingkatan-tingkatan, maka

puasa kita harus terus meningkat dari tahun-ketahun. Puasa bukan hanya
menahan makan, minum dan yang membatalkan dari terbit fajar sampai
tenggelam matahari, tetapi puasa dari segala yang diharamkan Allah, dan
puasa yang dapat mengantarkan pada ketaqwaan.
Bulan Ramadhan merupakan bulan ibadah (Syahrul Ibadah), bulan yang
sangat kondusif untuk meningkatkan ibadah, pintu surga dibuka, pintu
neraka ditutup dan syetan dibelenggu. Semua ibadah di bulan ini pahalanya
dilipatgandakan. Siangnya diisi dengan siyam, malamnya diisi dengan qiyam
(sholat tarawih) . Dan diantara waktu siang dan malam diisi dengan tilawah,
dzikir, do‟a dan ibadah lainnya. Puncak ibadah Ramadhan ketika memasuki
10 hari terakhir, orang beriman sangat dianjurkan untuk beri‟tikaf di masjid.
Bahkan Allah berikan salah satu malam, yaitu Lailatul Qodar (malam
kemuliaan) lebih baik dari 1000 bulan. Rasulullah saw
bersabda:
"Sungguh, telah datang kepadamu bulan yang penuh berkah, dimana Allah
mewajibkan kamu berpuasa, dibuka pintu-pintu syurga, ditutup pintu-pintu
neraka, dibelenggu setan-setan. Di dalam Ramadhan terdapat malam yang

nilainya lebih baik dari seribu bulan. Maka barangsiapa yang tak berhasil
memperoleh kebaikan Ramadhan sungguh ia tidak akan mendapatkan itu

buat selama-lamanya." (Riwayat Ahmad, Nasaa'i dan Baihaqy).
Bulan Ramadhan adalah bulan diturunkannya Al-Qur‟an (Syahrul Qur‟an),
umat muslim harus lebih bersungguh-sungguh lagi dalam berinteraksi
dengan Al- Qur‟an. Berinteraksi secara utuh, baik secara tilawah, hafalan,
pemahaman, pengamalan dan mengajarkan. Menumbuhkan semangat
mencintai Al-Qur‟an dan ahlul Qur‟an, mensosialisasikan Al-Qur‟an di tengah
keluarga muslim dan masyarakat muslim serta menciptakan genarasi AlQur‟an. Al-Qur‟an diturunkan di bulan Ramadhan dan surat yang pertama
turun adalah surat al-Alaq yang berisi perintah membaca. Maka jadikanlah
Al-Qur‟an sebagai pedoman hidup dan pengawal kebangkitan Islam Allah
SWT. berfirman:
“Sesungguhnya Al Qur'an ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang
lebih lurus dan memberi khabar gembira kepada orang-orang Mu'min yang
mengerjakan amal saleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar” (QS AlIsraa‟ 9)
Bulan Ramadhan adalah bulan ampunan dan kembali (Syahrul Maghfirah wal
Inabah), dimana pintu ampunan terbuka lebar dan bulan kembali pada Allah
dan ajaran Islam. Suatu kesempatan tahunan yang teramat mahal jika disiasiakan untuk meraih ampunan Allah dan kesempatan untuk kembali kepada
Allah.
Dari Abu Hurairah ra, dari Nabi saw bersabda,” Siapa yang berpuasa
Ramadhan
dengan penuh keimanan dan perhitungan, diampuni dosanya yang telah

lalu. Siapayang shalat malam di Lailatul Qadr dengan penuh keimanan dan
perhitungan, diampuni dosanya yang telah lalu” (Muttafaqun „alaihi) .
“Jika awal malam Ramadhan datang, syetan dan jin jahat di belenggu, pintu
neraka di tutup, tidak ada satu pintupun yang dibuka, pintu surga dibuka,
tidak ada satupun pintu yang ditutup, dan setiap malam penyeru berkata, “
Wahai pencari kebaikan datanglah, wahai pencari keburukan, berhentilah
dan Allah memerdekakan dari api neraka, dan itu setiap malam” (HR atTirmidzi, Ibnu Majah, Al-Hakim dll).
Bulan Ramadhan adalah bulan kepedulian dan solidaritas (Syahrul
Muawaasaah), umat muslim harus meningkatkan kepedulian dan solidaritas
di bulan Ramadhan terhadap saudaranya yang kurang beruntung dari segi
ekonomi dan sosial, yang terkena musibah dan yang sedang berjihad. Lebih
khusus lagi, kepedulian dan solidaritas terhadap para mujahidin, para korban

perang, anak-anak yatim, ibu-ibu janda, orang tua dan semua yang
terzhalimi di Palestina.
Di bulan ini Rasulullah saw mencontohkan dan menganjurkan orang-orang
beriman untuk memperbanyak infak, lebih khusus lagi memberi makan
orang-orang yang berpuasa.
"Dari Ibnu Abbas ra berkata, Rasulullah saw, adalah orang yang paling
pemurah, dan lebih pemurah lagi di bulan Ramadhan ketika bertemu Jibril,

beliau bertemu setiap malam bulan Ramdadhan membimbing bacaan AlQur’an Rasul saw. Dan Rasulullah adalah orang yang sangat pemurah dalam
kebaikan lebih dari angin yang berhembus” (HR Bukhari)
“Siapa yang memberi makan orang yang berpuasa, maka seperti pahala
orang yang berpuasa, dengan tanpa dikurangi pahala dari orang yang
berpuasa tersebut sedikitpun” (HR Ahmad, At-Tirmidzi, Ibnu Majah dan AlBaihaqi)
Dan bulan Ramdhan ditutup dengan kewajiban membayar shodaqoh atau
zakat Fitrah. Semua itu merupakan bentuk kepedualian sosial dalam Islam
kepada kaum fakir dan miskin, apalagi kebutuhan untuk belanja pada bulan
Ramadhan dan menjelang Idul Fitri biasanya meningkat, maka solidaritas ini
sangat dituntut dari para aghniya untuk berbagi dan membahagiakan kaum
fakir dan miskin.
Bulan Ramadhan merupakan bulan tarbiyah (Syahrut Tarbiyah), kesempatan
Ramadhan harus dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh seluruh orang-orang
beriman, para da‟i dan ulama untuk melakukan tarbiyah, dakwah dan
gerakan reformasi (harakatul ishlah). Membuka pintu-pintu hidayah dan
menebar kasih sayang bagi sesama. Meningkatkan kepekaan untuk menolak
kezhaliman dan kemaksiatan. Menyebarkan syiar Islam dan meramaikan
masjid dengan aktifitas ta‟lim, kajian kitab, diskusi, ceramah dll, sampai
terwujud perubahan-perubahan yang esensial dan positif dalam berbagai
bidang kehidupan. Ramadhan bukan bulan istirahat yang

menyebabkan mesin-mesin kebaikan berhenti bekerja, tetapi momentum
tahunan terbesar untuk segala jenis kebaikan, sehingga kebaikan itulah yang
dominan atas keburukan. Dan dominasi kebaikan itu terus bertahan sampai
bertemu Ramadhan kembali, bahkan meningkat secara kualitas dan
kuantitas.
Di antara keistimewaan bulan Ramadhan yaitu, bulan Jihad (Syahrul Jihad),
Jihad merupakan puncak ajaran Islam, rahasia kemulian dan kejayaan umat
Islam. Sedangkan landasan jihad adalah keimanan yang kuat, kesucian dan
kebersihan jiwa. Oleh karenannya semangat jihad tumbuh subur di bulan

Ramadhan, dan ini adalah momentum yang sangat tepat untuk
menumbuhkan ruhul jihad dalam tubuh umat Islam untuk membangkitkan
kembali kemuliaan Islam dan umatnya.
Sejarah telah membuktikan bahwa bulan Ramadhan adalah bulan yang
penuh dengan gerakan jihad. Parang Badar Al-Kubra, Fathu Makkah,
Pembebasan Palestina oleh Shalahuddin Al-Ayyubi, Perang Ain Jalut yang
dapat menaklukkan tentara Mongol, Penaklukkan Andalusia oleh pahlawan
Tariq bin Ziyaad, Kemerdekaan Indonesia dll, semuanya terjadi pada bulan
Ramadhan.
Esensi dan pesan Jihad dalam Islam adalah kehidupan, kemakmuran,

pencerahan, penyatuan, pendidikan, pembangunan dan perubahan yang
bermuara pada peningkatan kualitas kehidupan dan peradaban Islam yang
menebarkan rahmat bagi alam semesta.
Dan ciri khas dari bulan Ramadhan lainnya adalah bulan kesabaran (Syahrus
Shabr), kesabaran dalam melaksanakan seluruh bentuk ketaatan dan
kebaikan, kesabaran dalam meninggalkan kemaksiatan dan kesabaran
dalam menjalani ujian. Kesabaran dalam berjamaah dan beramal jamai,
kesabaran dalam berkeluarga, mendidik anak dan bermasyarakat, kesabaran
dalam menghadapi fitnah, kesabaran dalam berukhuwah, kesabaran dalam
memberi dan menerima nasehat Pembelajarankesabaran itu berawal dari
puasa, kemudian terus meningkat sampai pada kesabarandalam jihad, maka
sampailah pada predikat muttaqin sebagai buah dari seluruh
rangkaian ibadah Ramdahan, dan inilah hakekat dari kesuksesan yang sejati.
Allah berfirman:
”Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah
kesabaranmu
dan tetaplah bersiap siaga dan bertakwalah kepada Allah, supaya kamu
beruntung” (QS Ali Imran 200).
Semoga Allah SWT menerima shiyam dan ibadah kita dan mudah-mudahan
tarhib ini dapat membangkitkan semangat amal, dakwah dan jihad kita

sekalian sehingga membuka peluang bagi terwujudnya Indonesia dan
seluruh dunia Islam yang lebih baik, lebih aman, lebih adil dan lebih
sejahtera dengan mendapat ridha Allah.
Assalamu‟alaikum warahmatullahi wabarakaatuh
Jakarta, 14 Sya‟ban 1430 H
5 Agustus 2009 M

DSP PARTAI KEADILAN SEJAHTERA
KH. DR. H. SURAHMAN HIDAYAT, MA
KETUA
Sahabat MQ/ Bulan Ramadhan hari ini kembali kita tapaki// Bulan
Ramadhan/ adalah bulan yang terbaik atau sayyidusyuhur/
dan
mengandung seluruh sebutan nama dan makna yang baik// Oleh
karenanya/umat muslim harus meningkatkan semua potensi kebaikannya di
bulan Ramadhan//
bayangkan sahabat MQ/ karena istimewanya/ Bulan Ramadhan disebut
sebagai bulan puasa atau Syahrus Siyam/ bulan ibadah atau Syahrul
Ibadah/ bulan Al-Qur‟an atau Syahrul Qur’an/ bulan ampunan dan kembali
atau Syahrul Maghfirah wal Inabah/ bulan kepedulian dan solidaritas atau
Syahrul Muwaasaah/ bulan pembinaan atau Syahrut Tarbiyah/ bulan jihad
atau Syahrul Jihad/ bulan kesabaran atau Syahru Shabr/ serta bulan
ketaqwaan Syahrut Taqwa//
Waktu begitu cepat berlalu, bulan demi bulan terus berjalan, dan akhirnya
sampailah pada bulan Sya‟ban dan - insya Allah – sebentar lagi kita
menyambut datangnya bulan Ramadhan 1430 H. Bulan diwajibkan berpuasa
bagi orang-orang beriman sebagai tarbiyah untuk mengantarkan mereka ke
derajat muttaqiin.
Puasa bermakna imsak atau menahan diri dari makan, minum dan segala
sesuatu yang membatalkannya dari waktu fajar sampai tenggelam matahari.
Esensi puasa bermakna pengendalian diri dari hal-hal yang merusak dan dari
memperturutkan selera hawa nafsu. Dan di antara hikmah dari ibadah
Ramadhan adalah adanya kebersamaan saat ifthor dan saat memulai puasa,
kebersamaan dalam ibadah shalat Fardhu dan shalat Tarawih serta
kebersamaan dalam aktifitas ibadah lainnya.
Kebersamaan ini juga diharapkan terjadi pada penetapan awal Ramadhan
dan Idul Fitri. Kesiapan bersatu dalam hal yang prinsip adalah bentuk
kematangan dalam beragama, sebagaimana kesiapan berbeda dalam cabang
agama adalah bentuk toleransi dan kedewasaan dalam beragama.
Bulan Ramadhan datang pada saat umat muslim membutuhkan kekuatan
iman dan ruhiyah untuk menghadapi kondisi sulit dan berat dalam kehidupan
mereka. Dan dengan datangnya bulan Ramadhan, Allah SWT. memberikan
tambahan energi kekuatan iman dan ruhiyah, sehingga posisi mereka
meningkat naik jauh melebihi permasalahan yang dihadapinya. Maka dalam
suasana keimanan dan ruhiyah yang kuat, umat muslim dapat sukses
mengatasi segala permasalahan hidupnya. Bulan Ramadhan tahun ini,

kondisi umat muslim di dalam negeri baru saja menyelesaikan hajatan
nasional yaitu pileg dan pilpres dengan hasil yang cukup sebagai modal
untuk melanjutkan perjuangan berikutnya. Tetapi pada saat tensi politik
Indonesia menurun pasca pilpres, umat muslim sudah disibukkan kembali
oleh peristiwa Bom Mega Kuningan yang menewaskan 9 orang dan puluhan
lain korban luka. Kembali lagi umat muslim, terutama tokoh-tokoh umat
harus bekerja ekstra keras untuk memulihkan citra Islam dan umatnya,
bahwa Islam agama rahmat dan cinta damai dan tidak pernah mengajarkan
terorisme kepada umatnya. Sedangkan kondisi umat muslim di dunia Islam
masih memprihatinkan, terutama di Palestina yang masih terjajah, masjidil
Aqso di bawah cengkraman penjajah Zionisme Yahudi, begitu juga di Irak,
Afghanistan, Mesir, Pakistan, Tunisia dll. Mereka belum mendapatkan hak
kemerdekaannya secara sempurna. Sementara itu umat muslim yang tinggal
di negara-negara minoritas muslim, seperti, Cina, India, Thailand, Burma,
Philipina, negara-negara Eropa dan Amerika, masih jauh dari nilai-nilai ideal.
Dalam suasana seperti ini, bulan Ramadhan datang. Bulan Ramadhan bukan
untuk membuat umat muslim lemah, lesu dan tidak berdaya, karena
melaksanakan ibadah shaum, tilawah Al-Qur‟an dan Tarawih. Tetapi
Ramadhan harus membuat umat muslim lebih kuat, bersatu, bersemangat,
berani dan berjihad membebaskan dominasi musuh-musuhnya, baik musuh
berupa syahwat dan syetan maupun musuh dari orang-orang kafir yang
mengadakan kerusakan di muka bumi. Demikianlah yang terjadi dalam
perjalanan sejarah umat muslim di bulan Ramadhan.
Memasuki momentum Ramadhan yang sangat baik ini, umat muslim harus
mempersiapkan diri dengan baik sehingga Visi Ramadhan dapat tercapai,
yaitu terealisirnya ketaqwaan. Ketaqwaan yang sebenarnya diseluruh
lapangan kehidupan. Ketaqwaan di rumah, di masjid, di kantor, di sekolah
dan kampus, di pasar, dan ketaqwaan dimana saja kita berada. Ketaqwaan
inilah yang melahirkan keberkahan dari langit dan bumi, pembuka pintu
rahmat Allah SWT dan jalan keluar dan solusi atas segala krisis
multidimensional.
“Jikalau Sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah
Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi
mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, Maka Kami siksa mereka
disebabkan perbuatannya” (QS Al-A’raaf 96).
Pada saat yang sama, krisis inilah yang menimpa umat manusia, krisis
keimanan dan ketaqwaan. Maka terjadilah krisis susulan, seperti ;
pembunuhan atas manusia tanpa hak, pemerkosaan, perzinahan, seks bebas
dan aborsi, penggunaan NARKOBA dan minuman keras, pencurian hutan dan
perusakan alam, perampasan hak orang lain, KKN, penganiayaan dan

kezhaliman serta pelanggaran lainnya. Demikian juga musibah demi
musibah tidak kunjung berhenti. Oleh karenanya penghentian atas krisis
tersebut harus dimulai dari akar krisis dan akar permasalahannya.
Solusi atas krisis secara horizontal harus dimulai dengan mendidik manusia
menjadi insan bertqwa sehingga mampu menahan diri dari pelanggaranpelanggaran dan tunduk pada Allah dan hukum Islam. Dan solusi krisis
secara vertikal dengan menegakkan Syari‟ah Islam dalam masyarakat dan
pemerintah sehingga mereka takut akan sanksi dan tidak melanggar
larangan-Nya. Syari‟ah Islam memberi rahmat bagi manusia, menjamin hak
beragama, hak hidup, hak pemilikan harta, hak berfikir dan berpendapat,
hak terpeliharanya kehormatan dan keturunan. Kesinilah langkah harus
ditujukan, pikiran dicurahkan, gerakan reformasi diarahkan, segala tenaga
dikerahkan.
Marilah kita mempersiapkan dan memasuki bulan Ramadhan dengan bekal
yang maksimal, bekal ruhiyah, fikriyah dan jasadiyah. Persiapan ruhiyah
dengan memperbanyak ibadah, seperti memperbanyak membaca Al-Qur‟an
saum sunnah, dzikir, do‟a dll. Persiapan fikriyah dengan mendalami ilmu
yang terkait dengan ibadah Ramadhan. Dan persiapan jasadiyah dengan
menjaga kesehatan, kebersihan rumah, masjid dan lingkungan. Menyiapkan
harta yang halal untuk bekal ibadah Ramadhan.
Bulan Ramadhan adalah bulan yang terbaik (sayyidusyuhur), dan
mengandung seluruh sebutan, nama dan makna yang baik, oleh karenanya
umat muslim harus meningkatkan semua potensi kebaikannya di bulan
Ramadhan. Bulan Ramadhan adalah bulan puasa (Syahrus Siyam), bulan
ibadah (Syahrul Ibadah), bulan Al-Qur‟an (Syahrul Qur‟an), bulan ampunan
dan kembali (Syahrul Maghfirah wal Inabah), bulan kepedulian dan
solidaritas (Syahrul Muwaasaah), bulan pembinaan (Syahrut Tarbiyah), bulan
jihad (Syahrul Jihad), bulan kesabaran (Syahru Shabr) bulan ketaqwaan
(Syahrut Taqwa) dll.
Bulan Ramadhan sebagai bulan puasa (Syahrus Siyam), berarti umat muslim
harus berpuasa dengan baik dan meningkatkan ibadah puasanya.
Melaksanakan ibadah puasa (shaum) dengan hati yang ikhlas dan penuh
pemahaman serta memperhatikan segala adab dan sunnah-sunnahnya. Para
ulama berpendapat bahwa berpuasa memiliki tingkatan-tingkatan, maka
puasa kita harus terus meningkat dari tahun-ketahun. Puasa bukan hanya
menahan makan, minum dan yang membatalkan dari terbit fajar sampai
tenggelam matahari, tetapi puasa dari segala yang diharamkan Allah, dan
puasa yang dapat mengantarkan pada ketaqwaan.
Bulan Ramadhan merupakan bulan ibadah (Syahrul Ibadah), bulan yang

sangat kondusif untuk meningkatkan ibadah, pintu surga dibuka, pintu
neraka ditutup dan syetan dibelenggu. Semua ibadah di bulan ini pahalanya
dilipatgandakan. Siangnya diisi dengan siyam, malamnya diisi dengan qiyam
(sholat tarawih) . Dan diantara waktu siang dan malam diisi dengan tilawah,
dzikir, do‟a dan ibadah lainnya. Puncak ibadah Ramadhan ketika memasuki
10 hari terakhir, orang beriman sangat dianjurkan untuk beri‟tikaf di masjid.
Bahkan Allah berikan salah satu malam, yaitu Lailatul Qodar (malam
kemuliaan) lebih baik dari 1000 bulan. Rasulullah saw
bersabda:
"Sungguh, telah datang kepadamu bulan yang penuh berkah, dimana Allah
mewajibkan kamu berpuasa, dibuka pintu-pintu syurga, ditutup pintu-pintu
neraka, dibelenggu setan-setan. Di dalam Ramadhan terdapat malam yang
nilainya lebih baik dari seribu bulan. Maka barangsiapa yang tak berhasil
memperoleh kebaikan Ramadhan sungguh ia tidak akan mendapatkan itu
buat selama-lamanya." (Riwayat Ahmad, Nasaa'i dan Baihaqy).
Bulan Ramadhan adalah bulan diturunkannya Al-Qur‟an (Syahrul Qur‟an),
umat muslim harus lebih bersungguh-sungguh lagi dalam berinteraksi
dengan Al- Qur‟an. Berinteraksi secara utuh, baik secara tilawah, hafalan,
pemahaman, pengamalan dan mengajarkan. Menumbuhkan semangat
mencintai Al-Qur‟an dan ahlul Qur‟an, mensosialisasikan Al-Qur‟an di tengah
keluarga muslim dan masyarakat muslim serta menciptakan genarasi AlQur‟an. Al-Qur‟an diturunkan di bulan Ramadhan dan surat yang pertama
turun adalah surat al-Alaq yang berisi perintah membaca. Maka jadikanlah
Al-Qur‟an sebagai pedoman hidup dan pengawal kebangkitan Islam Allah
SWT. berfirman:
“Sesungguhnya Al Qur'an ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang
lebih lurus dan memberi khabar gembira kepada orang-orang Mu'min yang
mengerjakan amal saleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar” (QS AlIsraa‟ 9)
Bulan Ramadhan adalah bulan ampunan dan kembali (Syahrul Maghfirah wal
Inabah), dimana pintu ampunan terbuka lebar dan bulan kembali pada Allah
dan ajaran Islam. Suatu kesempatan tahunan yang teramat mahal jika disiasiakan untuk meraih ampunan Allah dan kesempatan untuk kembali kepada
Allah.
Dari Abu Hurairah ra, dari Nabi saw bersabda,” Siapa yang berpuasa
Ramadhan
dengan penuh keimanan dan perhitungan, diampuni dosanya yang telah
lalu. Siapayang shalat malam di Lailatul Qadr dengan penuh keimanan dan
perhitungan, diampuni dosanya yang telah lalu” (Muttafaqun „alaihi) .

“Jika awal malam Ramadhan datang, syetan dan jin jahat di belenggu, pintu
neraka di tutup, tidak ada satu pintupun yang dibuka, pintu surga dibuka,
tidak ada satupun pintu yang ditutup, dan setiap malam penyeru berkata, “
Wahai pencari kebaikan datanglah, wahai pencari keburukan, berhentilah
dan Allah memerdekakan dari api neraka, dan itu setiap malam” (HR atTirmidzi, Ibnu Majah, Al-Hakim dll).
Bulan Ramadhan adalah bulan kepedulian dan solidaritas (Syahrul
Muawaasaah), umat muslim harus meningkatkan kepedulian dan solidaritas
di bulan Ramadhan terhadap saudaranya yang kurang beruntung dari segi
ekonomi dan sosial, yang terkena musibah dan yang sedang berjihad. Lebih
khusus lagi, kepedulian dan solidaritas terhadap para mujahidin, para korban
perang, anak-anak yatim, ibu-ibu janda, orang tua dan semua yang
terzhalimi di Palestina.
Di bulan ini Rasulullah saw mencontohkan dan menganjurkan orang-orang
beriman untuk memperbanyak infak, lebih khusus lagi memberi makan
orang-orang yang berpuasa.
"Dari Ibnu Abbas ra berkata, Rasulullah saw, adalah orang yang paling
pemurah, dan lebih pemurah lagi di bulan Ramadhan ketika bertemu Jibril,
beliau bertemu setiap malam bulan Ramdadhan membimbing bacaan AlQur’an Rasul saw. Dan Rasulullah adalah orang yang sangat pemurah dalam
kebaikan lebih dari angin yang berhembus” (HR Bukhari)
“Siapa yang memberi makan orang yang berpuasa, maka seperti pahala
orang yang berpuasa, dengan tanpa dikurangi pahala dari orang yang
berpuasa tersebut sedikitpun” (HR Ahmad, At-Tirmidzi, Ibnu Majah dan AlBaihaqi)
Dan bulan Ramdhan ditutup dengan kewajiban membayar shodaqoh atau
zakat Fitrah. Semua itu merupakan bentuk kepedualian sosial dalam Islam
kepada kaum fakir dan miskin, apalagi kebutuhan untuk belanja pada bulan
Ramadhan dan menjelang Idul Fitri biasanya meningkat, maka solidaritas ini
sangat dituntut dari para aghniya untuk berbagi dan membahagiakan kaum
fakir dan miskin.
Bulan Ramadhan merupakan bulan tarbiyah (Syahrut Tarbiyah), kesempatan
Ramadhan harus dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh seluruh orang-orang
beriman, para da‟i dan ulama untuk melakukan tarbiyah, dakwah dan
gerakan reformasi (harakatul ishlah). Membuka pintu-pintu hidayah dan
menebar kasih sayang bagi sesama. Meningkatkan kepekaan untuk menolak
kezhaliman dan kemaksiatan. Menyebarkan syiar Islam dan meramaikan

masjid dengan aktifitas ta‟lim, kajian kitab, diskusi, ceramah dll, sampai
terwujud perubahan-perubahan yang esensial dan positif dalam berbagai
bidang kehidupan. Ramadhan bukan bulan istirahat yang
menyebabkan mesin-mesin kebaikan berhenti bekerja, tetapi momentum
tahunan terbesar untuk segala jenis kebaikan, sehingga kebaikan itulah yang
dominan atas keburukan. Dan dominasi kebaikan itu terus bertahan sampai
bertemu Ramadhan kembali, bahkan meningkat secara kualitas dan
kuantitas.
Di antara keistimewaan bulan Ramadhan yaitu, bulan Jihad (Syahrul Jihad),
Jihad merupakan puncak ajaran Islam, rahasia kemulian dan kejayaan umat
Islam. Sedangkan landasan jihad adalah keimanan yang kuat, kesucian dan
kebersihan jiwa. Oleh karenannya semangat jihad tumbuh subur di bulan
Ramadhan, dan ini adalah momentum yang sangat tepat untuk
menumbuhkan ruhul jihad dalam tubuh umat Islam untuk membangkitkan
kembali kemuliaan Islam dan umatnya.
Sejarah telah membuktikan bahwa bulan Ramadhan adalah bulan yang
penuh dengan gerakan jihad. Parang Badar Al-Kubra, Fathu Makkah,
Pembebasan Palestina oleh Shalahuddin Al-Ayyubi, Perang Ain Jalut yang
dapat menaklukkan tentara Mongol, Penaklukkan Andalusia oleh pahlawan
Tariq bin Ziyaad, Kemerdekaan Indonesia dll, semuanya terjadi pada bulan
Ramadhan.
Esensi dan pesan Jihad dalam Islam adalah kehidupan, kemakmuran,
pencerahan, penyatuan, pendidikan, pembangunan dan perubahan yang
bermuara pada peningkatan kualitas kehidupan dan peradaban Islam yang
menebarkan rahmat bagi alam semesta.
Dan ciri khas dari bulan Ramadhan lainnya adalah bulan kesabaran (Syahrus
Shabr), kesabaran dalam melaksanakan seluruh bentuk ketaatan dan
kebaikan, kesabaran dalam meninggalkan kemaksiatan dan kesabaran
dalam menjalani ujian. Kesabaran dalam berjamaah dan beramal jamai,
kesabaran dalam berkeluarga, mendidik anak dan bermasyarakat, kesabaran
dalam menghadapi fitnah, kesabaran dalam berukhuwah, kesabaran dalam
memberi dan menerima nasehat Pembelajarankesabaran itu berawal dari
puasa, kemudian terus meningkat sampai pada kesabarandalam jihad, maka
sampailah pada predikat muttaqin sebagai buah dari seluruh
rangkaian ibadah Ramdahan, dan inilah hakekat dari kesuksesan yang sejati.
Allah berfirman:
”Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah
kesabaranmu
dan tetaplah bersiap siaga dan bertakwalah kepada Allah, supaya kamu

beruntung” (QS Ali Imran 200).
Semoga Allah SWT menerima shiyam dan ibadah kita dan mudah-mudahan
tarhib ini dapat membangkitkan semangat amal, dakwah dan jihad kita
sekalian sehingga membuka peluang bagi terwujudnya Indonesia dan
seluruh dunia Islam yang lebih baik, lebih aman, lebih adil dan lebih
sejahtera dengan mendapat ridha Allah.
Assalamu‟alaikum warahmatullahi wabarakaatuh
Jakarta, 14 Sya‟ban 1430 H
5 Agustus 2009 M
DSP PARTAI KEADILAN SEJAHTERA
KH. DR. H. SURAHMAN HIDAYAT, MA
KETUA