Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perancangan Buku Batik Plumpungan Salatiga dengan Ilustrasi Digital T1 692009009 BAB II
Bab 2
Tinjauan Pustaka
Tujuan dari penelitian ini adalah memperkenalkan kepada
khalayak ramai tentang batik Salatiga, dengan menggunakan
sarana buku. Untuk itu penting bagi peneliti memahami dengan
baik sejumlah konsep serta penyajian tentang buku yang relevan.
Sumber dat didapt dari penelitian-penelitian yang sudah ada,
buku-buku maupun jurnal-jurnal yang terkait.
2.1
Penelitian Sebelumnya
2.1.1 Shadow Theatre In Java : The Puppets Performance And
Repertoire by Alit Djajasoebrata. Buku ini membahas tentang
berkembangnya kebudayaan lokal yaitu wayang, mulai dari
zaman penjajahan sampai sekarang. Buku ini dibuat dengan
tujuan, untuk memperkenalkan serta menceritakan perkembangan
wayang dan menyuguhkan informasi tentang detail dari wayang
yang notabene adalah kebudayaan lokal yang menjadi ciri khas
dari Indonesia. Buku ini juga membahas tentang detail motif
batik yang dipakai oleh beberapa karakter wayang, baik itu
wayang kulit, wayang kayu, maupun wayang orang.
2.1.2 Perancangan Grafis Perancangan Buku Yang Berisi Batik
Tulis Khas Kota Kudus Beserta Media Pendukungnya oleh Besty
Prayogo. Jurnal ini menceritakan batik tulis Kudus merupakan
6
7
batik tulis yang pernah ada di kota Kudus, dan pada saat ini sudah
harnpir punah, sehingga perlu dimunculkan kembali dengan
tujuan untuk mengenalkan dan mempopulerkan kembali pada
masyarakat.
Pada Jurnal
ini
memiliki kesimpulan batik
merupakan salah satu warisan budaya yang perlu dilestarikan.
Bukan saja saat diakui UNESCO, namun untuk selanjutnya juga
harus dilestarikan. Karena bila tidak, siapa yang akan
melestarikan. Saat ini banyak orang yang mengenal dan
menganggap, batik hanya terdapat pada Yogyakarta, Solo,
Pekalongan, Lasem. Padahal, hampir di setiap kota saat ini
mempunyai batik daerah masing-masing. Batik pada zaman
dahulu dibedakan menjadi dua macam yaitu batik pesisir dan
mataraman. Batik pesisir adalah batik yang berada di sepanjang
pantai Laut Jawa, yang rnempunyai ciri, warna yang ada
menggunakan
warna-warna
cerah,
berbeda
dengan
batik
mataraman yang membuat batik hanya berwarna sogan, terikat
dengan
banyak
peraturan-peraturan
keraton,
motif
yang
dihasilkan bebas dan kebanyakan terpengaruh dari motif-motif
Cina,seperti bunga, naga, merak. dan lain sebagainya.
2.2
Pengertian Buku
Buku adalah kumpulan kertas atau bahan lainnya yang
dijilid menjadi satu pada salah satu ujungnya dan berisi tulisan
atau gambar. Setiap sisi dari sebuah lembaran kertas pada buku
disebut sebuah halaman. Sedangkan, kegiatan membaca dapat
8
diartikan sebagai periode aktivitas seseorang dalam suatu jangka
waktu tertentu dalam hal ini adalah membaca buku sehingga akan
diperoleh
pengetahuan
sekaligus
hiburan.
Maka
dapat
disimpulkan secara sederhana bahwa buku bacaan merupakan
karya tulis yang dikomposisikan untuk memberikan informasi
baik pengetahuan maupun yang bersifat hiburan positif namun
bisa juga negatif bagi orang yang membacanya.
2.3
Pengertian Batik
Batik dari sisi etimologi – ilmu asal-usul kata, merupakan
gabungan atas dua kata dalam bahasa Jawa; “amba” yang berarti
menulis dan “titik”. Kata batik merujuk
pada dua hal.
Teknik pembuatan corak atau pewarnaan kain dengan malam.
Literatur tekstil internasional mengenal teknik ini sebagai wax-resist
dyeing. Bagian kain yang tertentu ditutupi malam atau lilin,
sehingga zat pewarna tidak akan terserap pada bagian kain itu pada
saat pewarnaan. Batik mulai dikenal dan digunakan oleh
masyarakat umum pada awal abad ke-19. semua jenis batik yang
dikenal masih berupa batik tulis. Setelah tahun 1920 M, mulai
dikenal batik cap (batik cetak). Waktu yang dibutuhkan untuk
membuat batik cetak lebih cepat. Dalam waktu satu minggu
seorang pembatik dapat menyelesaikan batiknya. Pada awal abad
ke-20 dikenal mori import dan obat-obat pewarna import, usahausaha batik semakin berkembang. Seni batik masih terus
berkembang sampai saat ini. Daerah-daerah penghasil batikpun
9
semakin banyak dengan berbagai jenis batik, baik batik tulis,
batik cap, maupun batik printing. Batik merupakan lukisan di atas
kain yang digunakan sebagai bahan dasar pembuatan pakaian.
Pada awalnya, batik hanya dikenal oleh kalangan keraton. Batik
terdiri dari berbagai motif dan setiap motif merupakan simbol
bagi pemakainya, seperti motif-motif parang dan kawung yang
hanya
boleh
dikenakan
oleh
keluarga
kerajaan.
Pada
perkembangannya, batik menyebar ke kalangan masyarakat
umum.(Sanggar batik katura, 2011)
2.4
Plumpungan
Plumpungan adalah nama suatu daerah di kota Salatiga.
Di daerah ini terdapat prasasti yang diprediksi sudah ada sejak
750M. Prasasti ini merupakan batu yang bertuliskan huruf Jawa
Kuno berbahasa Sansekerta yang menceritakan cikal bakal
lahirnya Kota Salatiga. Isi Prasasti Plumpungan ditulis dalam
Bahasa Jawa Kuno dan Bahasa Sansekerta. Tulisannya ditatah
dalam petak persegi ganda yang menjorok ke dalam dan keluar
pada setiap sudutnya pada batu tersebut tertuliskan Shir Astu
Swasti Prajabyah, yang berarti Semoga Selamat dan Sejahtera
Rakyat Sekalian. Batu bersejarah tersebut dijadikan sebagai
simbol tempat wisata pendidikan yang berada di wilayah Dukuh
Plumpungan, Desa Kauman Kidul, Kecamatan Sidorejo. Dalam
memperingati hari jadi Kota Salatiga pada tanggal 24 Juli maka
setiap tahunnya diadakan malam tirakatan dengan lokasi berada
10
di sekitar prasasti plumpungan dengan dirangkai beberapa acara
seperti kirab budaya dengan menampilkan berbagai kesenian
lokal.
2.5
Batik Plumpungan
Batik Plumpungan diciptakan tahun 2004, pada setiap
motifnya mempunyai ciri-ciri bergambar dua bulatan berukuran
besar dan kecil sedikit lonjong dalam satu kesatuan, bentuk ini
apabila dilihat dari sudut pandang atas menyerupai Prasasti
Plumpungan 750 Masehi.
Dua gambar bulatan besar dan kecil lonjong ini akan
menjadi beraneka ragam motif batik sesuai dengan keinginan,
kreatifitas dan imajimasi pendesain dan atau pembatiknya.
Gambar Prasasti
Plumpungan cukup fleksibel dibentuk
aneka ragam motif batik, dapat menyesuaikan penampilan motif
batik yang kini banyak dijumpai di pasaran. Dapat didesain untuk
pola (klowongan-jawa) atau dapat pula untuk isen-isen (pengisi
pola). Isen-isen dan pola batik berkembang atas kreasi dan variasi
si pembatiknya.
Motif dasar Batik Plumpungan sebagai hasil karya seni,
dapat dikembangkan menjadi aneka ragam motif
Batik
Plumpungan tanpa meninggalkan identitas asalnya, yaitu adanya
dua gambar bulatan besar dan kecil lonjong dalam satu kesatuan.
11
Batik Plumpungan adalah batik khas kota Salatiga dengan
motif batu dengan inspirasi batu prasasti plumpungan sebagai
dasar motifnya. Batik Salatiga memiliki dua jenis yaitu batik
plumpungan dan batik selotigo, yang masing memiliki ciri dan
corak tersendiri.( Humas Setda Kota Salatiga. 2010)
2.6
Warna
Warna dapat didefinisikan secara objektif atau fisik sebagai
sifat cahaya yang dipancarkan, atau secara subjektif atau
psikologis sebagai bagian dari pengalaman indra penglihatan.
Secara objek atau fisik, warna dapat diperikan oleh panjang
gelombang. Dlihat dari pajang gelombang, cahaya yang tampak
oleh mata merupakan salah satu bentuk pancaran energi yang
merupakan bagian yang sempit dari gelombang elektromagnetik.
(Sadjiman,2009)
2.7
Tipografi
Tipografi adalah perpaduan antara seni dan teknik mengatur
tulisan, agar maksud serta arti tulisan dapat tersampaikan dengan
baik secara visual kepada pembaca. Pengolahan tipografi tidak
hanya terbatas lewat pemilihan jenis huruf, ukuran huruf,
dekorasi, kesesuaian dengan tema, tetapi juga meliputi tata letak
vertikal atau horizontal tulisan pada sebuah bidang desain .
12
2.8
Layout
Layout adalah tataletak elemen-elemen desain terehadap
suati bidang dalam media tertentu untuk mendukung konsep atau
pesan yang dibawa. Layouting adalah atau tahapan kerja dalam
desain. Dapat dikatakan bahwa desain merupakan arsiteknya,
sedangkan layout pekerjanya. Namun definisi layout dalam
perkembangannya suadah sangat luas dan melebur dengan
definisi desain itu sendiri, sehingga banyak orang mengatakan
bahwa layouting itu sama dengan mendesain. (Rustan,2009)
Tinjauan Pustaka
Tujuan dari penelitian ini adalah memperkenalkan kepada
khalayak ramai tentang batik Salatiga, dengan menggunakan
sarana buku. Untuk itu penting bagi peneliti memahami dengan
baik sejumlah konsep serta penyajian tentang buku yang relevan.
Sumber dat didapt dari penelitian-penelitian yang sudah ada,
buku-buku maupun jurnal-jurnal yang terkait.
2.1
Penelitian Sebelumnya
2.1.1 Shadow Theatre In Java : The Puppets Performance And
Repertoire by Alit Djajasoebrata. Buku ini membahas tentang
berkembangnya kebudayaan lokal yaitu wayang, mulai dari
zaman penjajahan sampai sekarang. Buku ini dibuat dengan
tujuan, untuk memperkenalkan serta menceritakan perkembangan
wayang dan menyuguhkan informasi tentang detail dari wayang
yang notabene adalah kebudayaan lokal yang menjadi ciri khas
dari Indonesia. Buku ini juga membahas tentang detail motif
batik yang dipakai oleh beberapa karakter wayang, baik itu
wayang kulit, wayang kayu, maupun wayang orang.
2.1.2 Perancangan Grafis Perancangan Buku Yang Berisi Batik
Tulis Khas Kota Kudus Beserta Media Pendukungnya oleh Besty
Prayogo. Jurnal ini menceritakan batik tulis Kudus merupakan
6
7
batik tulis yang pernah ada di kota Kudus, dan pada saat ini sudah
harnpir punah, sehingga perlu dimunculkan kembali dengan
tujuan untuk mengenalkan dan mempopulerkan kembali pada
masyarakat.
Pada Jurnal
ini
memiliki kesimpulan batik
merupakan salah satu warisan budaya yang perlu dilestarikan.
Bukan saja saat diakui UNESCO, namun untuk selanjutnya juga
harus dilestarikan. Karena bila tidak, siapa yang akan
melestarikan. Saat ini banyak orang yang mengenal dan
menganggap, batik hanya terdapat pada Yogyakarta, Solo,
Pekalongan, Lasem. Padahal, hampir di setiap kota saat ini
mempunyai batik daerah masing-masing. Batik pada zaman
dahulu dibedakan menjadi dua macam yaitu batik pesisir dan
mataraman. Batik pesisir adalah batik yang berada di sepanjang
pantai Laut Jawa, yang rnempunyai ciri, warna yang ada
menggunakan
warna-warna
cerah,
berbeda
dengan
batik
mataraman yang membuat batik hanya berwarna sogan, terikat
dengan
banyak
peraturan-peraturan
keraton,
motif
yang
dihasilkan bebas dan kebanyakan terpengaruh dari motif-motif
Cina,seperti bunga, naga, merak. dan lain sebagainya.
2.2
Pengertian Buku
Buku adalah kumpulan kertas atau bahan lainnya yang
dijilid menjadi satu pada salah satu ujungnya dan berisi tulisan
atau gambar. Setiap sisi dari sebuah lembaran kertas pada buku
disebut sebuah halaman. Sedangkan, kegiatan membaca dapat
8
diartikan sebagai periode aktivitas seseorang dalam suatu jangka
waktu tertentu dalam hal ini adalah membaca buku sehingga akan
diperoleh
pengetahuan
sekaligus
hiburan.
Maka
dapat
disimpulkan secara sederhana bahwa buku bacaan merupakan
karya tulis yang dikomposisikan untuk memberikan informasi
baik pengetahuan maupun yang bersifat hiburan positif namun
bisa juga negatif bagi orang yang membacanya.
2.3
Pengertian Batik
Batik dari sisi etimologi – ilmu asal-usul kata, merupakan
gabungan atas dua kata dalam bahasa Jawa; “amba” yang berarti
menulis dan “titik”. Kata batik merujuk
pada dua hal.
Teknik pembuatan corak atau pewarnaan kain dengan malam.
Literatur tekstil internasional mengenal teknik ini sebagai wax-resist
dyeing. Bagian kain yang tertentu ditutupi malam atau lilin,
sehingga zat pewarna tidak akan terserap pada bagian kain itu pada
saat pewarnaan. Batik mulai dikenal dan digunakan oleh
masyarakat umum pada awal abad ke-19. semua jenis batik yang
dikenal masih berupa batik tulis. Setelah tahun 1920 M, mulai
dikenal batik cap (batik cetak). Waktu yang dibutuhkan untuk
membuat batik cetak lebih cepat. Dalam waktu satu minggu
seorang pembatik dapat menyelesaikan batiknya. Pada awal abad
ke-20 dikenal mori import dan obat-obat pewarna import, usahausaha batik semakin berkembang. Seni batik masih terus
berkembang sampai saat ini. Daerah-daerah penghasil batikpun
9
semakin banyak dengan berbagai jenis batik, baik batik tulis,
batik cap, maupun batik printing. Batik merupakan lukisan di atas
kain yang digunakan sebagai bahan dasar pembuatan pakaian.
Pada awalnya, batik hanya dikenal oleh kalangan keraton. Batik
terdiri dari berbagai motif dan setiap motif merupakan simbol
bagi pemakainya, seperti motif-motif parang dan kawung yang
hanya
boleh
dikenakan
oleh
keluarga
kerajaan.
Pada
perkembangannya, batik menyebar ke kalangan masyarakat
umum.(Sanggar batik katura, 2011)
2.4
Plumpungan
Plumpungan adalah nama suatu daerah di kota Salatiga.
Di daerah ini terdapat prasasti yang diprediksi sudah ada sejak
750M. Prasasti ini merupakan batu yang bertuliskan huruf Jawa
Kuno berbahasa Sansekerta yang menceritakan cikal bakal
lahirnya Kota Salatiga. Isi Prasasti Plumpungan ditulis dalam
Bahasa Jawa Kuno dan Bahasa Sansekerta. Tulisannya ditatah
dalam petak persegi ganda yang menjorok ke dalam dan keluar
pada setiap sudutnya pada batu tersebut tertuliskan Shir Astu
Swasti Prajabyah, yang berarti Semoga Selamat dan Sejahtera
Rakyat Sekalian. Batu bersejarah tersebut dijadikan sebagai
simbol tempat wisata pendidikan yang berada di wilayah Dukuh
Plumpungan, Desa Kauman Kidul, Kecamatan Sidorejo. Dalam
memperingati hari jadi Kota Salatiga pada tanggal 24 Juli maka
setiap tahunnya diadakan malam tirakatan dengan lokasi berada
10
di sekitar prasasti plumpungan dengan dirangkai beberapa acara
seperti kirab budaya dengan menampilkan berbagai kesenian
lokal.
2.5
Batik Plumpungan
Batik Plumpungan diciptakan tahun 2004, pada setiap
motifnya mempunyai ciri-ciri bergambar dua bulatan berukuran
besar dan kecil sedikit lonjong dalam satu kesatuan, bentuk ini
apabila dilihat dari sudut pandang atas menyerupai Prasasti
Plumpungan 750 Masehi.
Dua gambar bulatan besar dan kecil lonjong ini akan
menjadi beraneka ragam motif batik sesuai dengan keinginan,
kreatifitas dan imajimasi pendesain dan atau pembatiknya.
Gambar Prasasti
Plumpungan cukup fleksibel dibentuk
aneka ragam motif batik, dapat menyesuaikan penampilan motif
batik yang kini banyak dijumpai di pasaran. Dapat didesain untuk
pola (klowongan-jawa) atau dapat pula untuk isen-isen (pengisi
pola). Isen-isen dan pola batik berkembang atas kreasi dan variasi
si pembatiknya.
Motif dasar Batik Plumpungan sebagai hasil karya seni,
dapat dikembangkan menjadi aneka ragam motif
Batik
Plumpungan tanpa meninggalkan identitas asalnya, yaitu adanya
dua gambar bulatan besar dan kecil lonjong dalam satu kesatuan.
11
Batik Plumpungan adalah batik khas kota Salatiga dengan
motif batu dengan inspirasi batu prasasti plumpungan sebagai
dasar motifnya. Batik Salatiga memiliki dua jenis yaitu batik
plumpungan dan batik selotigo, yang masing memiliki ciri dan
corak tersendiri.( Humas Setda Kota Salatiga. 2010)
2.6
Warna
Warna dapat didefinisikan secara objektif atau fisik sebagai
sifat cahaya yang dipancarkan, atau secara subjektif atau
psikologis sebagai bagian dari pengalaman indra penglihatan.
Secara objek atau fisik, warna dapat diperikan oleh panjang
gelombang. Dlihat dari pajang gelombang, cahaya yang tampak
oleh mata merupakan salah satu bentuk pancaran energi yang
merupakan bagian yang sempit dari gelombang elektromagnetik.
(Sadjiman,2009)
2.7
Tipografi
Tipografi adalah perpaduan antara seni dan teknik mengatur
tulisan, agar maksud serta arti tulisan dapat tersampaikan dengan
baik secara visual kepada pembaca. Pengolahan tipografi tidak
hanya terbatas lewat pemilihan jenis huruf, ukuran huruf,
dekorasi, kesesuaian dengan tema, tetapi juga meliputi tata letak
vertikal atau horizontal tulisan pada sebuah bidang desain .
12
2.8
Layout
Layout adalah tataletak elemen-elemen desain terehadap
suati bidang dalam media tertentu untuk mendukung konsep atau
pesan yang dibawa. Layouting adalah atau tahapan kerja dalam
desain. Dapat dikatakan bahwa desain merupakan arsiteknya,
sedangkan layout pekerjanya. Namun definisi layout dalam
perkembangannya suadah sangat luas dan melebur dengan
definisi desain itu sendiri, sehingga banyak orang mengatakan
bahwa layouting itu sama dengan mendesain. (Rustan,2009)