Zona Kebidanan | Blogger Lampung Tengah

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Tenggelam adalah suatu peristiwa dimana terbenamnya seluruh atau
sebagian tubuh ke dalam cairan. Pada umumnya tenggelam merupakan kasus
kecelakaan, baik secara langsung maupun karena ada faktor-faktor tertentu seperti
korban dalam keadaan mabuk atau dibawah pengaruh obat, bahkan bisa saja
dikarenakan akibat dari suatu peristiwa pembunuhan (Idries, 1997).
Setiap tahun, sekitar 150.000 kematian dilaporkan di seluruh dunia akibat
tenggelam, dengan kejadian tahunan mungkin lebih dekat ke 500.000. Beberapa
negara terpadat di dunia gagal untuk melaporkan insiden hampir tenggelam. Ini,
menyatakan bahwa banyak kasus tidak pernah dibawa ke perhatian medis,
kejadian di seluruh dunia membuat pendekatan akurat yang hampir mustahil
(Shepherd, 2009).
Berdasarkan data statistik yang diambil dari halaman website e-medicine,
satu pertiga daripada korban mati akibat tenggelam pernah mengikuti pelatihan
berenang. Walaupun tenggelam terjadi kepada kedua jenis kelamin, golongan
lelaki adalah tiga kali lebih sering mati akibat tenggelam berbanding golongan
wanita. Di Indonesia, kita tidak banyak mendengar berita tentang anak yang
tenggelam di kolam renang sesuai dengan keadaan sosial ekonomi di Indonesia

tetapi mengingat keadaan Indonesia yang dikelilingi air, baik lautan, danau
maupun sungai, tidak mustahil jika banyak terjadi kecelakaan dalam air seperti
hanyut dan tenggelam yang belum diberitahukan dan ditanggulangi dengan
sebaik-baiknya. Hampir setiap saat, terutama pada saat musim liburan, di objek
wisata laut. Banyak terjadi kasus wisatawan yang tenggelam, karena akibat air
pasang atau kecerobohan diri wisatawan tersebut. Selain itu, kasus tenggelam
yang lainnya adalah akibat buruknya transportasi laut di Indonesia.
Untuk bisa mengetahui serta memperkirakan cara kematian mayat yang
terendam dalam air, diperlukan pemeriksaan autopsi luar dan autopsi dalam pada

Universitas Sumatera Utara

tubuh korban serta pemeriksaan tambahan lain sebagai penunjang seperti
pemeriksaan getah paru untuk penemuan diatome dan bercak paltouf di
permukaan paru, pemeriksaan histopatologi dan penentuan berat jenis plasma
untuk menemukan tanda intravital tersebut. Hal tersebut tidak mudah, terutama
bagi mayat yang telah lama tenggelam, atau pada mayat yang tidak lengkap, atau
hanya ada satu bagian tubuhnya saja.
Pada pemeriksaan mayat terendam dalam air perlu ditentukan apakah
korban masih hidup saat tenggelam yang terdapat tanda intravital, tanda kekerasan

dan sebab kematiannya. Apabila semua ini digabungkan dapat memberikan
petunjuk kepada kita untuk memperkirakan cara kematiannya. Tanda intravital
yang ditemukan pada korban bukan merupakan tanda pasti korban mati akibat
tenggelam.
Terdapat delapan tanda intravital yang dapat menunjukkan korban masih
hidup saat tenggelam. Tanda tersebut adalah ditemukannya tanda cadaveric
spasme, perdarahan pada liang telinga, adanya benda asing (lumpur, pasir,
tumbuhan dan binatang air) pada saluran pernapasan dan pencernaan, adanya
bercak paltouf di permukaan paru, berat jenis darah pada jantung kanan dan kiri,
ada ditemukan diatome, adanya tanda asfiksia, dan ditemukannya mushroom-like
mass (Kerr, 1954).
Sedangkan tanda pasti mati akibat tenggelam ada lima yaitu terdapat tanda
asfiksia, diatome pada pemeriksaan getah paru, bercak paltouf di permukaan paru,
berat jenis darah yang berbeda antara jantung kiri dan kanan dan mushroom-like
mass (Kerr, 1954).
Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan dengan adanya penelitian
ini pihak forensik dan masyarakat umum bisa langsung mengenali kematian
tenggelam dan dapat membedakannya dengan tenggelam akibat kecelakaan atau
tenggelam karena pembunuhan.


Universitas Sumatera Utara

1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan rumusan masalah pada
penelitian ini adalah apakah pada korban-korban yang ditemukan mati tenggelam
akan selalu kita temukan tanda intravital sesuai yang disebutkan pada teori.

1.3. Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan Umum
Tujuan umum dilakukannya penelitian ini adalah mengetahui tanda
intravital yang ditemukan pada kasus tenggelam di Bagian Departemen
Kedokteran Forensik FK USU RSUP H. Adam Malik/RSUD Pirngadi
Medan.

1.3.2. Tujuan Khusus
Yang menjadi tujuan khusus dalam penelitian ini adalah:
1. Dapat mengidentifikasi para korban yang ditemukan mati tenggelam
dengan adanya tanda intravital yang khas.
2. Mendapatkan informasi secara efisien untuk menjawab permasalahan
forensik.

3. Mengidentifikasi kesenjangan dari ilmu pengetahuan yang sudah ada
dan mengembangkannya menjadi research question (pertanyaan
penelitian) yang tepat.
4. Sebagai salah satu syarat untuk meyelesaikan program studi.

1.4. Manfaat Penelitian
Hasil Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk
Departemen Forensik FK USU RSUP H. Adam Malik/RSUD Pirngadi Medan
untuk dapat mengetahui tanda intravital yang ditemukan pada kasus tenggelam di
Bagian Departemen Kedokteran Forensik FK USU RSUP H. Adam Malik/RSUD
Pirngadi Medan.

Universitas Sumatera Utara

Selain itu penelitian ini juga diharapkan dapat berguna bagi penulis dan
masyarakat luas untuk menginformasikan apa saja tanda intravital yang ditemukan
pada kasus tenggelam di Medan.

Universitas Sumatera Utara