Pengertian Khitan Secara Terminologi

Di kalangan bangsa Arab, khitan telah menjadi tradisi sejak Nabi Ibrahim As. dan Nabi Ismail As. Sesudah tersebar Islam keseluruh dunia, maka kebiasaan tersebut juga dikukuhkan oleh ajaran Islam dan cepat diikuti oleh bangsa-bangsa penganut Islam lainnya. 13 Sedangkan nabi Muhammad Saw. sendiri, tidak dikhitan oleh ayah atau paman atau kakeknya, namun dalam banyak riwayat diceritakan bahwa beliau lahir dalam keadaan sudah terkhitan. Hal ini dapat dimaklumi karena posisi beliau sebagai nabi dan kondisi terlahir seperti ini merupakan sebagian dari kelebihan beliau. Kebiasaan orang Arab Makkah sebelum Islam datang, kemungkinan tidak dikhitan, apalagi kaum perempuannya. Namun di Madinah, selain laki-laki dikhitan ada juga kebiasaan perempuannya yang dikhitan. Hal ini nampak dari peringatan Nabi Saw. kepada Ummu „Atiyyah yang konon juga berprofesi sebagai tukang sunat tidak menyunat secara berlebihan. 14 Hadis ini diriwayatkan dengan dua versi. 1. Riwayat Pertama: ْÉعĤ يقْï̂áĖا ĝěْح€åĖا áْÉع ĝْÈ ĜÅěْيėس Åğث€áح Åğث€áح ĜاĤْåĚ Åğث€áح َÅق يعجْش ْْا ęيح€åĖا áْÉع ĝْÈ ÆŀĢĥْĖا á ْĞ ْْا ˀيطع ‚Ęأ ْĝع åْيěع ĝْÈ كėěْĖا áْÉع ْĝع يفĥēْĖا ÆŀĢĥْĖا áْÉع ĔÅق Ĝŀسح ĝْÈ á€ěحĚ ًÊأåْĚا €Ĝأ ˀيرÅص ْßÎ ْÍĞÅك أْåěْėĖ ىظْحأ كĖ⠀Ĝإف يēģْğÎ َ ę€ėسĤ ġْيėع €َ ى€ėص يɀğĖا ÅģĖ ĔÅقف ËğيáěْĖÅÈ ĝÏ ĕْعÉْĖا ىĖِ ÇحأĤ Ê àĤاàĥÈا ĠاĤر 11 Dari Ummi „Atiyyah diceritakan bahwa di Madinah terdapat seorang perempuan tukang sunat khitan, lalu Rasulallah saw bersabda kepada 13 M. Ali Hasan, Masail Fiqhiyah al-Haditsah, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada 1996, Cet. ke-1, h. 179. 14 Ahmad Lutfi Fathullah, Fiqh Khitan Perempuan, h. 4 15 Imȃm Sulaimȃn bin Asy‟ats Al-Sijistȃnȋ, Sunan Abî Dâwûd, h. 264. perempuan tersebut: jangan berlebihan, sesungguhnya hal itu lebih baikdisukai bagi perempuan dan lebih disenangi oleh lelaki.HR. Abu Daud. Had is di atas diriwayatkan oleh Abȗ Daȗd dari Sulaiman ibn Abd al-Rahman dan Abd al-Wahab – dari- Marwan – dari- Muhammad ibn Hassȃn – dari – Abd al- Malik ibn „Umayir dari Ummu „Atiyyah. Hadis ini dihukumkan oleh Abȗ Daȗd sendiri sebagai hadis da‟if dengan beberapa alasan: Pertama, Muhammad ibn Has sȃn adalah perawi yang majhul tidak diketahui, baik identitas maupun karakternya, dan diriwayatkan melalui jalan lain yang mursal dan tidak kuat. Dan menurut Al-Dzahabi Ibn H assȃn merupakan orang yang tidak dikenal la Yu‟raf. Kesimpulannya, hadis ini adalah da‟if. 16 2. Riwayat Kedua ĐÅح÷Ėا ĝع ĔÅق éيق ĝÈا ÅģĖ ĔÅقي ًÊأåْĚا ËğيáěĖÅÈ ĜÅك ģĖ ĔÅقف ĨراĥجĖا ضفßÎ Ëيطع Ęأ Å َ Ĕĥسر ġĞÅف ْيēģْğÎ َĤ ْي÷فْخا Ëيطع Ęأ Åي ęėس Ĥ ġيėع َ ىėص Ħåسا Ĥ ġْجĥėĖ ÔْĤçĖا áğع ىظْخأ ĠاĤر يقģيÉĖا 12 Dari al-Dahhak diceritakan bahwa di kota Madinah terdapat seorang perempuan tukang sunat yang bernama Ummu „Atiyyah, lalu Rasulallah saw memperingatkannya dengan bersabda: Wahai Ummu „Atiyyah, sunatilah, tapi jangan berlebihan ketika memotong, karena sesungguhnya hal itu lebih mencerahkan wajah dan lebih disukai oleh suami. HR. Baihaqȋ Hadist ini sama dengan yang pertama di atas, diriwayatkan oleh Hakim dalam al-Mustadrak, al- Baihaqȋ dalam al-Sunan al-Kubra dan al-Saghir, Abȗ Nu‟aim dalam al- Ma‟rifah, al-Tabrani dalam al-Mu‟jam al-Kabir dan Ibn „Adiy dalam al- 16 Abû Dâwûd, Sunan Abî Dâwûd, hadis nomor: 5271, h. 264. 17 al-Hafiz al- Jalȋl ibn Bakr Ahmad ibn al-Husain ibn Ali al-Baihaqȋ, al-Sunan al-Kubra, h. 324. Kamil. Kesemuanya melalui perawi yang disifatkan d a‟if. Ibn Hajar al-„Asqalani yang mengupas panjang jalur periwayatan hadis ini menyimpulkan ke da‟ifannya. 18 Hadis ini diriwayatkan juga oleh al-Tabrani dalam al- Mu‟jam al-Awsat dan al-Saghir dari Anas melalui Ahmad ibn Yahya, dari Muhammad ibn Sallam al- Jumahi, dari Za‟idah ibn Abȋ al-Ruqqad, dari Tsabit al-Bunani dari Anas dengan lafaz yang hampir sama. Al-Haitsami mengatakan bahwa sanad ini hasan. 19 Berbeda dengan kaum perempuan, setelah Islam datang, baik di Makkah maupun di Madinah, kaum lelakinya dipastikan bahwa mereka dikhitan. Adanya perintah atau penjelasan dari Rasulallah Saw. yang cukup banyak dan jelas, meskipun beberapa diantaranya merupakan hadist d a‟if, menunjukkan hal itu. Terlebih lagi banyaknya riwayat yang menjelaskan bahwa Hasan dan Husain, dua cucu Nabi Saw, dikhitan pada hari ketujuh kelahirannya. 20 Konsep khitan biasanya dilakukan atas dasar ajaran agama, bukan saja agama Islam tetapi juga beberapa agama lain. Namun yang dominan di dalam masyarakat Islam dan Yahudi bahwa khitan adalah perintah agama yang harus dilakukan. Khitan merupakan ritual keagamaan yang bersifat tradisional yang ada sebelum Islam, 18 Al- Baihaqȋ, al-Sunan al-Kubra, jil. 8, h. 324 dan al-Sunan al-Saghȋr, jilid 2, h. 281-282, hadis no. 3712;. Lihat kajian lengkapnya dalam Ibn Hajar, Talkhis al-Habir, jil. 4, h. 1408, hadist no. 1806 yang dinukil juga oleh al-Syaukani dalam Nail al-Aut ȃr, jilid 1, h. 137-139. 19 Al-Tabarani, al- Mu‟jam al-Ausat, jil. 3, h. 133, hadis no 2274; al-Tabaranȋ, al-Mu‟jam al- saghir, jilid 1, h. 47-48; al-Haytsami, Majma‟ al- Zawa‟id, jilid 5, h. 175. 20 Ahmad Lutfi Fathullah, Fiqh Khitan Perempuan, h. 4-5.