Standar Kinerja Penilaian Kinerja

2.2. Pengertian Kinerja

Menurut Bacal 2002: 149 memberikan contoh faktor-faktor individual tersebut seperti tingkat motivasi, komitmen, keahlian, pengetahuan, keterampilan dan kemampuan berpikirnya. Namun, menurut Triffin dan McCornmick 1979:22, kinerja individu berhubungan dengan individual variable dan situasional variable. Gomez juga berpendapat adanya faktor individual yang berpengaruh pada kinerja. Menurut Gomez 1998: 152 kinerja atau performance merupakan hasil kali perkalian antara kemampuan ability dengan motivasi motivation. Menurut Wirawan 2012, konsep kinerja merupakan singkatan dari kinetika energi kerja yang padanannya dalam bahasa Inggris adalah performance. Kinerja merupakan keluaran yang dihasilkan oleh fungsi-fungsi suatu pekerjaan atas suatu profesi dalam waktu tertentu .

2.2.1. Standar Kinerja

Untuk mengetahui kinerja karyawan, harus ditetapkan standar kinerjanya terlebih dahulu. Sayle dan Strauss dalam Gomez: 2000: 47 menjelaskan bahwa standar merupakan tolak ukur yang dapat digunakan baik oleh manajer atau pimpinan untuk membandingkan kinerja yang diharapkan dengan pencapaian tingkat kinerja nyata pada akhir suatu periode baik mingguan, bulanan, maupun tahunan. Jadi standar kinerja dapat dijadikan sebuah dasar dalam menilai kinerja seseorang melalui evaluasi yang dilakukan secara periodik. Wirawan 2012 mengemukakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan adalah: 1. Faktor Internal karyawan, merupakan faktor bawaan sejak lahir dan dan faktor yang diperoleh ketika berkembang. Faktor bawaan lahir meliputi bakat, sifat pribadi, keadaan fisik dan kejiwaan. Sedangkan faktor yang diperoleh ketika berkembang adalah pengetahuan, keterampilan, etos kerja, pengalaman, dan motivasi. 2. Lingkungan internal organisasi yang kondusif mendukung dan meningkatkan kinerja karyawan. Hal ini terjadi karena dalam suasana yang kondusif, perilaku kerja seorang karyawan hanya akan dipengaruhi oleh dua faktor lainnya. Proses pembentukan iklim yang kondusif melalui serangkaian kebijakan, kegiatan, dan praktek organisasi dilakukan oleh pimpinan. 3. Faktor lingkungan eksternal adalah keadaan, kejadian atau situasi yang terjadi di eksternal organisasi. Misal budaya dapat mempengaruhi etos kerja. Budaya suku Batak menjadikan orang Batak mempunyai sifat yang keras dan pantang menyerah. Hal ini berbeda dengan budaya suku Jawa yang cenderung lembut dan halus. Budaya suku Jawa mempengaruhi etos kerja orang Jawa, yaitu penyabar.

2.2.2. Penilaian Kinerja

Penilaian kinerja menjelma menjadi sebuah proses penting dalam sebuah manajemen sumber daya manusia. Wirawan 2012 berpendapat ada beberapa kriteria dalam mengukur kinerja karyawan, yaitu: 1. Kuantitatif, yaitu mengukur seberapa banyak unit keluaran kinerja harus dicapai dalam kurun waktu tertentu. 2. Kualitatif, yaitu mengetahui seberapa baik hasil yang harus dicapai. 3. Ketepatan waktu pelaksanaan tugas atau penyelesaian produk. 4. Efektivitas penggunaan sumber organisasi. 5. Cara melakukan pekerjaan, digunakan standar kinerja jika kontak personal, sikap personal, atau perilaku karyawan merupakan faktor penentu keberhasilan dalam pekerjaan. 6. Efek atas suatu upaya. 7. Metode melaksanakan tugas. 8. Standar sejarah. 9. Standar nol atau absolut.

2.3. Pengaruh Kompetensi terhadap Kinerja