34
Kelas31 Hasil-hasil produksi pertanian, perkebunan, kehutanan dan
jenis-jenis gandum yang tidak termasuk dalam kelas-kelas lain; binatang-binatang hidup; buah-buahan dan sayuran segar;
benih-benih; tanaman dan bunga-bunga alami; makanan hewan; mout.
Kelas 32 Bir dan jenis-jenis bir; air mineral dan air soda dan minuman
bukan alcohol lainnya; minum-minuman dari buah dan perasan buah; sirop-sirop dan sediaan lain untuk membuat minuman.
Kelas 33 Minum-minuman keras kecuali bir
Kelas 34 Tembakau, barang-barang keperluan perokok; korek api
b. Kelas Jasa
Kelas Keterangan
Kelas 35 Periklanan; manajemen usaha; administrasi usaha; fungsi-
fungsi kantor. Kelas 36
Asuransi; urusan keuangan; urusan moneter; urusan tanah dan bangunan.
Kelas 37 Pembangunan gedung; perbaikan; jasa-jasa pemasangan.
Kelas 38 Telekomunikasi.
Kelas 39 Angkutan; pengemasan dan penyimpanan barang-barang;
pengaturan perjalanan. Kelas 40
Perawatan bahan-bahan. Kelas 41
Pendidikan; pemberian latihan; hiburan; kegiatan olah-raga dan kebudayaan.
Kelas 42 Penyediaan makanan dan minuman, akomodasi sementara,
perawatan medis, kesehatan dan kecantikan, jasa-jasa pelayanan kedokteran hewan dan pertanian; jasa-jasa
pelayanan hukum; penelitian ilmiah dan industry; pembuatan program computer; jasa-jasa yang tidak dapat dimasukkan
dalam kelas-kelas lain.
C. Perlindungan Merek
Perlindungan hak merek diperoleh setelah dilakukan pendaftaran merek. Merek yang sudah didaftarkan disebut Merek terdaftar, sering disimbolkan ®
35
registered setelah merek atau tanda ™ trademark setelah merek.
Tujuan perlindungan hak merek dimaksudkan untuk melindungi pemilikan atas merek, investasi dan goodwill nama baik dalam suatu merek, dan
untuk melindungi konsumen dari kebingungan menyangkut asal usul suatu barang atau jasa. Perlindungan hak merek dilakukan melalui pendaftaran merek.
Justifikasi Perlindungan Merek menurut Bently dan Sherman, yaitu :
16
a. Kreatifitas. Usaha untuk membenarkan perlindungan merek dengan
argumentasi kreatifitas adalah suatu hal yang lemah, sebagaian karena pada saat hubungan antara barang dengan merek dipicu dan
dikembangkan oleh pedagang, namun peran yang sama besarnya justru diciptakan oleh konsumen dan masyarakat.
b. Informasi. Ini merupakan justifikasi utama perlindungan merek, karena
merek digunakan dalam kepentingan umum sehingga meningkatkan pasokan informasi kepada konsumen dan dengan demikian meningkatkan
efisiensi pasar. Merek merupakan cara singkat komunikasi informasi kepada pembeli dilakukan dalam rangka membuat pilihan belanja. Peran
iklan dalam dunia industry yang makin dominan menjadikan perlindungan merek menjadi semakin penting.
c. Etis. Argumetasi utama perlindungan merek didasarkan pada gagasan
Fairness atau keadilan justice. Secara khusus prinsipnya adalah seseorang tidak boleh menuai dari yang tidak ditanamnya. Secara lebih
khusus, bahwa dengan mengambil merek orang lain, seseorang telah mengambil keuntungan dari nama baik goodwill yang dihasilkan oleh
pemilik merek yang asli. Prinsip ini juga telah dipergunakan untuk membenarkan perlindungan
yang lebih luas. Sebagai contoh, dalam hal keberatan terhadap iklan yang melakukan perbandingan antar produk dengan merek yang berbeda comparative
advertising dianggap sebagai pelanggaran merek, karena meskipun tidak menimbulkan kebingungan bagi konsumen tetapi mengambil keuntungan dari
16
Syopiansyah Jaya Putra dan Yusuf Durachman, Etika bisnis Hak Kekayaan Intelektual,Jakarta :Lembaga Penelitian UIN JAKARTA ,2009,h.
36
reputasi yang telah dibangun dari merek terdahulu. Adapun peraturan HKI dengan obyek perlindungan paling luas dan paling
ketat yaitu TRIP‟s Trade Related aspects of Intellectual Property Rights
merupakan perjanjian internasional di bidang HKI terkait perdagangan. Perjanjian ini merupakan salah satu kesepakatan di bawah organisasi
perdagangan dunia atau WTO World Trade Organization yang bertujuan menyeragamkan sistem HKI di seluruh negara anggota WTO. HKI merupakan isu
perdagangan baru yang dibahas dalam perundingan perdagangan Putaran Uruguay berlangsung.
Karena merupakan bagian dari WTO maka, pelaksanan TRIP ‟s dilengkapi
dengan sistem penegakan hukum serta penyelesaian sengketa. Indonesia meratifikasi WTO melalui Undang-undang No.71994 dan sejak itu diharuskan
mengharmonisasikan perundangannya di bidang HKI guna memenuhi ketentuan TRIP
‟s. Tiga Undang-Undang baru yang disahkan adalah UU No. 312000 tentang Desain Industri, UU No. 322000 tentang Desain Tata Letak
Sirkuit Terpadu dan UU No.292000 tentang Perlindungan Varietas Tanaman. Tiga undang-undang direvisi yaitu berkaitan dengan merek UU No. 152000,
paten UU No. 142000 dan Hak Cipta UU No. 192002 Harmonisasi perundangan dilakukan lebih untuk menghindari tekanan negara maju seperti AS
dan memenuhi ketentuan internasional ketimbang kepentingan nasional dan lokal. TRIP
‟s Agreement mensyaratkan negara peserta untuk melindungi HKI yang pada dasarnya sama dengan yang diatur dalam Berne Convention, The Paris
37
Convention, The Rome Convention, dan The Washington IPIC Treaty Treaty on Intellectual Property in Respect of Integrated Circuits. Hasilnya adalah atau
akan menjadi sebuah sistem perlindungan internasional dengan berdasar pada prinsip non-diskriminasi dan didukung oleh basis minimum perlindungan di 117
negara penandatangan.
17
Perlindungan merek „terkenal‟ merupakan salah satu aspek penting dari hukum merek. Kepentingan ekonomi dari merek-merek terkenal diakui dalam
perjanjian internasional, WIPO Bab XX. Salah satu ciri utama dari merek terkenal adalah bahwa reputasi merek tidak harus terbatas pada produk tertentu
atau jenis produk. Contohnya, Marlboro adalah merek yang diasosiasikan dengan produk-produk tembakau. Ternyata, merek tersebut juga dipakai untuk pakaian.
Para konsumen dapat menyaksikan bahwa hampir seluruh jenis barang yang tidak berhubungan dengan merek terkenal telah di eksploitasi untuk jenis barang dan
jasa yang berbeda.
18
D. Merek Terkenal