37
Convention, The Rome Convention, dan The Washington IPIC Treaty Treaty on Intellectual Property in Respect of Integrated Circuits. Hasilnya adalah atau
akan menjadi sebuah sistem perlindungan internasional dengan berdasar pada prinsip non-diskriminasi dan didukung oleh basis minimum perlindungan di 117
negara penandatangan.
17
Perlindungan merek „terkenal‟ merupakan salah satu aspek penting dari hukum merek. Kepentingan ekonomi dari merek-merek terkenal diakui dalam
perjanjian internasional, WIPO Bab XX. Salah satu ciri utama dari merek terkenal adalah bahwa reputasi merek tidak harus terbatas pada produk tertentu
atau jenis produk. Contohnya, Marlboro adalah merek yang diasosiasikan dengan produk-produk tembakau. Ternyata, merek tersebut juga dipakai untuk pakaian.
Para konsumen dapat menyaksikan bahwa hampir seluruh jenis barang yang tidak berhubungan dengan merek terkenal telah di eksploitasi untuk jenis barang dan
jasa yang berbeda.
18
D. Merek Terkenal
Pengertian mengenai merek terkenal, didalam Undang-undang Nomor 15 Tahun 2001 tentang Merek, secara harfiah tidak disebutkan secara jelas, namun
dalam Pasal 6 ayat 1 huruf b Undang-undang Nomor 15 Tahun 2001
17
https:klinikhukum.wordpress.com20070718trips-dan-pengaruhnya-bagi-peraturan- perundang-undangan-indonesia. Diakses pada 17 Oktober 2015
18
Tim Lindsey, dkk, Hak Kekayaan Intelektual Suatu Pengantar,Bandung: PT. Alumni, 2013 h. 150.
38
dinyatakan bahwa permohonan pendaftaran ditolak jika mempunyai persamaan dalam pokoknya atau keseluruhannya dengan merek yang sudah terkenal milik
pihak lain untuk barang atau jasa sejenis dilakukan dengan memperhatikan pendapat umum masyarakat mengenai merek tersebut di bidang usaha yang
bersangkutan. Merek ialah suatu tanda yang memiliki daya pembeda dan digunakan dalam kegiatan perdagangan barang atau jasa.
19
Dan apabila suatu merek terkenal telah didaftarkan untuk suatu barang atau jasa tertentu dan kemudian merek tersebut dipakai untuk barang atau jasa
yang tidak sejenis dengan barang atau jasa yang pertama kali memakai merek tersebut, persyaratannya adalah yang memakai merek tersebut memberikan
indikasi adanya suatu hubungan antara barang atau jasa dan pemilik dari merek terkenal itu serta dengan ketentuan bahwa kepentingan merek terkenal tersebut
cenderung mendapat kerugian karena itu. Dalam bahasa Indonesia
kata asing “well-known” diterjemahkan menjadi terkenal begitu juga kata “famous”, sehingga pengertian “merek terkenal” tidak
membedakan arti atau tidak menentukan tingkatan arti “famous mark” dan “well-
known mark ”. Putusan dalam kasus-kasus merek terkenal. Hakim senantiasa
mengacu “merek terkenal” pada “well-known mark” yang mengaitkan pada Pasal 6 bis Konvensi Paris.
20
19
Pipin Syarifin dan Dedah Jubaedah, Peraturan Hak Kekayaan Intelektual di Indonesia, cet.I Bandung: Pustaka Bani Quraisy, 2004, h. 168.
20
Insan Budi Maulana, Perlindungan Merek Terkenal di Indonesia Dari Masa ke Masa, Bandung: PT Citra Aditya Bakti,1999,h.22-23.
39
Seperti diatur dalam penjelasan Pasal 6 ayat 1 huruf b Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 mengatur “ Penolakan Permohonan yang mempunyai
persamaan pada pokoknya atau keseluruhannya dengan Merek terkenal untuk barang danatau jasa yang sejenis dilakukan dengan memperhatikan pengetahuan
umum masyarakat mengenai merek tersebut di bidang usaha yang bersangkutan. Di samping itu, diperhatikan pula reputasi Merek terkenal yang diperoleh karena
promosi yang gencar dan besar-besaran, investasi di beberapa negara di dunia yang dilakukan oleh pemiliknya, dan disertai bukti pendaftaran Merek tersebut di
beberapa negara. Apabila hal-hal diatas belum dianggap cukup, Pengadilan Niaga dapat memerintahkan lembaga yang bersifat mandiri untuk melakukan survei
guna memperoleh kesimpulan mengenai terkenal atau tidaknya Merek yang menjadi dasar penolakan”.
Suatu merek yang terkenal mempunyai reputasi dan memiliki pemasaran yang tinggi. Presentase penjualannya tinggi di setiap pelosok dunia dan menjadi
asset kekayaan yang bernilai dapat mendatangkan keuntungan besar bagi pemiliknya.
21
Merek terkenal dalam perkembangannya mempunyai ciri yang universal yaitu:
1. Merek telah dipromosikan secara luas oleh pemiliknya sehingga menjadi
terkenal luas di lingkungan bisnis dan konsumen. 2.
Bermutu baik dan banyak digemari oleh masyarakat konsumen. 3.
Tidak dapat didaftar oleh orang lain yang bukan pemilik merek tersebut
21
Yahya Harahap, Tinjauan Merek Secara Umum dan Hukum Merek di Indonesia Berdasarkan Undang-Undang No.19 Tahun 1992,Bandung: PT.Citra Aditya Bakti,1996,h.98
40
baik untuk barang atau jasa sejenis maupun tidak sejenis. Terkait dengan pengertian merek terkenal, yurispruidensi Mahkamah
Agung telah pula memberikan kretirium sebagai berikut: 1.
Yurisprudensi Mahkamah Agung RI No. 1486 KPdt.1991 tanggal 28 Nopember 1995, yang secara tegas telah memberikan kreteria hukum sebagai
berikut: “Suatu merek termasuk dalam pengertian Well-Known Marks pada keluar dari batas-batas regional, malahan sampai kepada batas-batas trans
nasional, karenanya apabila terbukti suatu merek telah didaftar dibanyak Negara didunia, maka dikwalifisir sebagai merek terkenal karena telah
beredar sampai ke batas-batas diluar negara asalnya. 2.
Yurisprudensi Mahkamah Agung RI No. 426 PKPdt.1994, tanggal 3 Nopember 1995, yang
memberikan kreteria hukum sebagai berikut, “Kriteria terkenal atau tidaknya suatu merek yang merupakan masalah hukum dan
tunduk pada pemeriksaan kasasi, kiranya telah menjadi yurisprudensi tetap Mahkamah Agung, yang didasarkan pada apakah suatu merek telah
menembus batas-batas nasional dan regional, sehingga merek tersebut sudah berwawasan globalisasi dan dapat disebut merek yang tidak mengenal batas
dunia.
22
Perlindungan yang diberikan oleh Undang-undang Merek terhadap merek terkenal merupakan pengakuan terhadap keberhasilan pemilik merek dalam
22
Casavera, 8 Kasus Sengketa Merek di Indonesia, cet. I Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009, h. 122-123
41
menciptakan image eksklusif dari produknya yang diperoleh melalui pengiklanan atau penjualan produk-produknya secara
langsung. Teori mengenai “pencemaran” merek terkenal dilution theory tidak mensyaratkan adanya bukti telah terjadi
kekeliruan dalam menilai sebuah pelanggaran merek terkenal. Perlindungan didasarkan pada nilai komersial atau nilai jual dari merek dengan cara melarang
pemakaian yang dapat mencemarkan nilai eksklusif dari merek atau menodai daya tarik merek terkenal tersebut.
23
23
Tim Lindsey, dkk, Hak Kekayaan Intelektual Suatu Pengantar, Bandung: PT. Alumni,2013 h. 151.
42
BAB III PROFIL KASUS CARDINAL DENGAN CADINAR