Kerangka Berfikir Pendekatan Penelitian

24 Koentjaraningrat menyimpulkan bahwa proses difusi tidak hanya dari sudut bergeraknya unsur-unsur kebudayaan dari suatu tempat ke tempat lain di muka bumi saja tetapi terutama sebagai suatu proses dimana unsur-unsur kebudayaan di bawa oleh individu-individu dari suatu kebudayaan dan harus diterima oleh kebudayaan lain, maka terbukti bahwa tidak pernah terjadi difusi dari satu unsur kebudayaan. Unsur-unsur itu selalu berpindah-pindah sebagai suatu gabungan atau suatu kompleks yang tidak mudah dipisahkan. Menurut Boas dalam Koentjaraningrat 1987:126 pertumbuhan kebudayaan menyebabkan timbulnya unsur-unsur baru yang akan mendesak unsur-unsur lama ke arah pinggir sekeliling daerah pusat pertumbuhan tadi.

C. Kerangka Berfikir

Kerangka berfikir memaparkan dimensi pokok, kajian-kajian utama, faktor-faktor kunci, variabel dan hubungan antara dimensi dalam bentuk narasi atau grafis.Dalam penelitian kerangka berfikir dalam penelitian yang berjudul “Faktor-faktor penyebab rendahnya kesadaran melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi” adalah sebagai berikut : 25 Bagan 01. Bagan kerangka berfikir Keterangan : : Keadaan seharusnya : Keadaan yang diharapkan Masyarakat Sekaran bermukim di sekitar lembaga pendidikan yaitu AKBID dan Universitas Negeri Semarang UNNES, di lingkungan yang sarat dengan atmosfir pendidikan ini seyogyanyalah mempunyai kesadaran pendidikan yang tinggi dalam hal ini kesadaran melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi. Akan tetapi pada faktanya ternyata kesadaran pendidikan masyarakat sekaran masih relatif rendah, hal ini disebabkan oleh adanya faktof- faktor tertentu yang melatarbelakangi sehingga kesadaran masyarakat dalam hal melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi menjadi rendah. Perguruan tinggi Tidak melanjutkan studi masyarakat Kesadaran pendidikan rendah Faktor yang melatarbelakangi 26 Dengan melihat gambar dan narasi diatas diharapkan dapat memahami kajian materi tentang “Faktor-faktor penyebab rendahnya kesadaran melanjutkan ke perguruan tinggi pada masyarakat sekaran”. BAB III METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode pendekatan kualitatif, dalam penelitian ini mengambil data dan juga penjelasan berupa uraian dan analisis yang mendalam. Menurut Bogdan dan Tylor dalam Moleong 2004:3 metode kualitatif adalah sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif yang berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Pendekatan kualitatif pada hakekatnya adalah menguasi orang dalam lingkungan hidupnya, berinteraksi dengan mereka dan berusaha memahami bahasa dan tafsiran tentang dunia sekitarnya. Penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif dilakukan untuk memahami peristiwa, kegiatan, perilaku, dan pelaku peristiwa dalam situasi tertentu dan dalam situasi alamiah natural. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif karena secara langsung dapat menyajikan hubungan antara peneliti dan respon lebih peka. Menurut Moleong pendekatan kualitatif digunakan karena beberapa pertimbangan, yaitu ; 1. Dengan pendekatan kualitatif maka peneliti lebih mudah apabila berhadapan dengan kenyataan ganda. 2. Pendekatan kualitatif menyajikan secara langsung hakikat hubungan antara peneliti dan responden. 28 3. Pendekatan kualitatif lebih peka dan dapat menyesuaikan diri dengan banyak penajaman pengaruh bersama dan terhadapa pola-pola nilai yang dihadapi. 4. Dengan pendekatan kualitatif maka peneliti melakukan penelitian pada latar ilmiah, maksudnya peneliti melihat kenyataan yang ada di lapangan. 5. Dengan pendekatan kualitatif tidak ada teori yang apriori artinya peneliti dapat mempercayai apa yang dilihat sehingga bisa sejauh mungkin menjadi netral. Penelitian kualitatif bersifat deskriptif analisis dengan menggunakan metode kualitatif yang bersifat fenomenologi. Data yang terkumpul selalu berbentuk kata-kata tulisan yang mencakup catatan, laporan dan foto-foto.

B. Lokasi Penelitian