Pengetahuan Responden Tentang PKRS

farmasi, kepala instalasi radiologi, kasi pelayanan medis, kasi rekam medis, ketua tim jamkesmas dan askes, loket masing-masing sebanyak 1 orang 1,4. Lingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang memperoleh pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung maupun secara tidak langsung. Berdasarkan hasil penelitian sebagian besar tingkat pendidikan diketahui bahwa responden yang memiliki tingkat pendidikan tinggi ada sebanyak 68 orang 95,8 dan yang tingkat pendidikannya rendah ada sebanyak 3 orang 4,2. Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan oleh seseorang kepada orang lain agar mereka dapat memahami. Tidak dapat dipungkiri bahwa makin tinggi pendidikan seseorang maka makin mudah pula bagi mereka untuk menerima informasi, dan pada akhirnya makin banyak pula pengetahuan yang mereka miliki.Wahid dkk, 2007. Sedangkan untuk kategori penghasilan, sebagian besar responden berada pada kategori tinggi sebanyak 37 orang 52,1, sedangkan yang pendapatannya rendah sebanyak 34 orang 47,9, hal ini dapat diketahui berdasarkan kategori umur dan jabatan responden, dimana berdasarkan umur dapat diketahui berdasarkan lamanya responden bekerja, sedangkan berdasarkan jabatan mempengaruhi tingkat penghasilan.

5.2. Pengetahuan Responden Tentang PKRS

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa tingkat pengetahuan responden tentang PKRS berada pada kategori cukup yaitu 39 orang 54,9. Dimana disini dibahas mengenai pengertian, tujuan, siapa, waktu, sasaran, metode, serta alat bantu. Berdasarkan hasil penelitian peneliti melihat hasil jawaban dari responden yang Universitas Sumatera Utara sebagian besar responden mengatakan bahwa PKRS adalah informasi yang di sampaikan kepada pasien dan keluarga untuk meningkatkan derajat kesehatannya. Penyuluhan kesehatan adalah gabungan dari berbagai kesempatan dan kegiatan yang berdasarkan prinsip-prinsip belajar untuk mencapai keadaan, dimana individu, keluarga ataupun masyarakat ingin hidup sehat, tahu bagaimana caranya dan melaksanakan apa yang bisa merekan kerjakan baik secara individu maupun secara kelompok serta mencari pertolongan bila perlu.Penyuluhan kesehatan rumah sakit adalah penyuluhan kesehatan yang khusus dikembangkan untuk membantu pasien dan keluarganya untuk bisa menangani kesehatannya, hal ini merupakan tanggung jawab bersama dan berkesinambungan dari pada petugas kesehatan dan pasien. Firzan, 1998. Sedangkan Kemenkes RI 2011, Promosi Kesehatan Rumah Sakit adalah upaya Rumah Sakit untuk meningkatkan kemampuan pasien, klien, dan kelompok- kelompok masyarakat, agar pasien dapat mandiri dalam mempercepat penyembuhan dan rehabilitasinya, klien dan kelompok-kelompok masyarakat dapat mandiri dalam meningkatkan kesehatan, mencegah masalah-masalah kesehatan, dan mengembangkan upaya kesehatan bersumber daya masyarakat, melalui pembelajaran dari, oleh, unntuk dan bersama masyarakat sesuai sosial budaya mereka, dan didukung oleh kebijakan public yang berwawasan kesehatan. Faktor yang mempermudah terjadinya perilaku seseorang, antara lain pengetahuan, sikap, keyakinan, kepercayaan, nilai-nilai, tradisi dan kemampuan, hal ini menyangkut motivasi seseorang individu atau kelompok untuk bertindak dalam domain psikologi, ini termasuk dalam domain kognitif dan efektif yaitu mengetahui, Universitas Sumatera Utara merasakan, mempercayai, menilai dan memiliki kepercayaan diri atau rasa mujarab, dapat dikatakan bahwa faktor predisposisi sebagai motivasi, hasrat atau pilihan pada individu atau kelompok yang dapat membawa kepada tindakan yang spesifik Notoatmodjo, 2005. Sebagian besar responden mengatakan bahwa metode yang digunakan dalam PKRS adalah secara lisan dan menggunakan alat bantu dari petugas ke pasien. Terwujudnya sebuah promosi kesehatan oleh rumah sakit, Hartono 2010 dalam buku panduan petunjuk teknis pelaksanaan PKRS dibutuhkan aspek pendukung yang berupa metode dan media, sumber daya manusia yang memadai. Pada prinsipnya metode yang digunakan adalah komunikasi. Diperlukan pemilihan metode yang cermat dengan mempertimbangkan kemasan informasinya, keadaan penerima informasi termasuk kemampuan baca tulis dan social budayanya dan kondisi ruang serta waktu. Kesemua faktor harus mendapat pertimbangan yang matang sebelum upaya promosi kesehatan dilaksanakan. Sumberdaya yang paling utama dalam penyelenggaraan PKRS adalah tenaga Sumber Daya Manusia atau SDM, baru kemudian sarana dan prasarana termasuk media komunikasi dan dana anggaran. Sumber daya manusia utama yang dibutuhkan dalam PKRS ini meliputi semua petugas rumah sakit yang melayani pasien klien dokter, perawat, bidan dan lain-lain, dan tenaga khusus promosi kesehatan pejabat fungsional Penyuluh Kesehatan Masyarakat. Sedangkan menurut responden alat bantu yang dibutuhkan untuk PKRS adalah media cetak dan media elektronik. Standar sarana peralatan PKRS dibutuhkan Universitas Sumatera Utara :Over Head Projector OHP, Amplifier wireless microphone, Layar yang dapat digulung, Kamera foto, Cassette recorder player, TV disetiap ruang tunggu ruang promosi kesehatan, VCD DVD playerdi tiap ruang tunggu ruang promosi kesehatan, Computer printer, Laptop LCD projector untuk presentasi, Gadgets kelengkapan laptop untuk presentasi Sangkot, 2008. Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap objek tertentu. Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Dari pengalaman dan hasil penelitian ternyata perilaku yang didasari pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari pengetahuan. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang overt behavior. Pengetahuan yang dicakup di dalam domain kognitif mempunyai enam tingkatan.Berdasarkan hasil penelitian menurut peneliti bahwa responden berada pada tingkat Tahu know,dimana tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali terhadap suatu yang spesifik dari seluruh badan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima, dalam hal ini untuk meningkatkan pengetahuan responden dalam PKRS, maka kebijakan dari Direktur rumah sakit melalui team Koordinator PKRS serta bagian Diklat sangat diharapkan dalam hal penyelenggaraan dan pelatihan PKRS, walaupun diketahui bahwa untuk menyelenggarakannya dibutuhkan biaya dan tenaga yang cukup banyak, tetapi gunanya untuk menambah pengetahuan responden tentang Universitas Sumatera Utara PKRS dapat ditempuh melalui pembekalan dengan buku-buku pedoman atau panduan dalam pelaksanaan PKRS.

5.3. Sikap Responden Tentang PKRS