Indeks Massa Tubuh TB Paru

BAB 5 PEMBAHASAN

5.1 Jenis Kelamin

Berdasarkan hasil penelitian ini, didapati 66 orang penderita spondilitis TB dengan proporsi sebanyak 36 orang laki-laki 54,5 dan 30 orang perempuan 45,5. Data ini menunjukkan bahwa penyakit ini tidak mendominasi satu jenis kelamin saja, sehingga baik laki-laki maupun perempuan dapat terkena.

5.2 Usia

Berdasarkan hasil penelitian, maka didapati bahwa usia penderita spondilitis TB bervariasi, dengan penderita termuda berusia 2 tahun, dan yang tertua berusia 65 tahun, dengan rata-rata usia penderita 28 tahun. Lebih lanjut, jika umur dikelompokkan menjadi kategori sesuai dengan Departemen Kesehatan, maka dari keseluruhan 66 orang penderita, maka didapati penderita yang termasuk kategori balita adalah sebanyak 8 orang, kategori kanak-kanak 4 orang, kategori remaja sebanyak 12 orang, kategori dewasa 35 orang, kategori lanjut usia 8 orang. Kelompok penderita terbanyak adalah kategori dewasa, yakni berusia 26 – 45 tahun, yakni sebanyak 35 orang atau 46 persen dari total sampel. Pada kelompok usia ini, terdapat penderita dengan jenis kelamin laki-laki sebanyak 22 orang dan jenis kelamin perempuan sebanyak 12 orang. Terlihat bahwa spondilitis TB banyak menyerang penderita laki-laki dengan usia yang produktif, sehingga hal ini dapat menurunkan produktivitas penderita sehingga berakibat bagi terputusnya mata pencaharian penderita dan membuat beban ekonomi keluarga yang semakin bertambah.

5.3 Indeks Massa Tubuh

Berdasarkan indeks massa tubuh, maka didapati pasien yang berada dalam kategori underweight sebanyak 11 orang 16, normoweight sebanyak 44 orang 67, overweight sebanyak 11 orang 17, dan tidak ada yang berada dalam kategori Universitas Sumatera Utara obesitas. Dari data ini terlihat bahwa mayoritas penderita berada dalam status gizi normoweight. Hal ini merupakan kebalikan dari asumsi bahwa tuberculosis erat kaitannya dengan status gizi yang buruk. Jika dilakukan tabel silang antara indeks massa tubuh dan kelompok usia, maka didapati data-data sebagai berikut. Pada kelompok balita, dari keseluruhan 8 pasien, didapati status gizi penderita yang terbanyak adalah underweight, yakni berjumlah 5 orang 62,5; lalu diikuti oleh status gizi normoweight sebanyak 2 orang 25 dan Pada kelompok kanak-kanak, dari keseluruhan 4 pasien, dijumpai 2 orang berada dalam status gizi overweight 50, 1 orang dalam status gizi underweight 25, dan 1 orang lagi dalam status gizi normoweight 25. Pada kelompok remaja, dari keseluruhan 12 pasien, maka status gizi normoweight sebanyak 8 orang 66,6, dan status gizi overweight sebanyak 3 orang 25, dan underweight sebanyak 1 orang 8,3. Pada kelompok usia dewasa, yang merupakan kelompok dengan persentase penderita terbanyak pada populasi penderita spondilitis TB, maka dari 34 orang, ditemukan status gizi yang terbanyak adalah normoweight, yakni 27 orang 79, diikuti status gizi underweight sebanyak 4 orang 11,7, lalu status gizi overweight sebanyak 3 orang 2,9. Pada kelompok usia lansia, dari 8 orang penderita, maka status gizi terbanyak adalah normoweight, sebanyak 6 orang 75, dan overweight sebanyak 2 orang 25. Dari data di atas, dapat dilihat bahwa status gizi penderita pada setiap kelompok usia didominasi oleh status gizi normoweight. Hal ini mencerminkan bahwa penderita spondilitis TB dapat saja terlihat sehat dan baik jika dinilai melalui indeks massa tubuh.

5.4 TB Paru

Berdasarkan pernah atau tidaknya penderita didiagnosa mengalami tuberculosis paru, maka sebanyak 5 orang menderita TB paru 8 dan sebanyak 61 orang tidak menderita TB paru 92. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas penderita spondilitis TB yang berobat ke poliklinik orthopaedi tidak mengalami gejala-gejala TB paru.

5.5 TB Ekstra Paru