2 Tabel (R-O-I)
Tabel 3.2 Tabel (R-O-I)
Manusia memerepsi dasar ( ground) tanda
Tahap 1 (disebut juga respentamen ), misalnya melihat (R)
asap dari jauh. Ia mengaitkan dasar ( ground) dengan pengalaman, misalnya asap dikaitkan dengan
Tahap 2 (O) kebakaran dirunjuk oleh asap atau dasar (asap)
merunjuk pada objek (kebakaran) Kemudian ia menafsirkan kebakaran itu terjadi
(I) Tahap 3 di pertokoan yang dikenalnya. Proses ini disebut dengan interpretant . Tabel 3.2 Menjelaskan mengenai tabel analisis Representamen, Object, dan
Interpretant Sumber: (Rusmana, 2014 p. 108)
Ketiganya (R-O-I) menjadikan semiotik sebagai sesuatu yang tidak terbatas. Selama gagasan penafsir dapat dipahami oleh penafsir lain, posisi penafsir pun penting sebagai agen yang mengaitkan tanda dengan objeknya. Pemahaman terhadap struktur semiotik menjadi hal mendasar yang tidak dapat diabaikan oleh seorang penafsir.
Menurut (Vera, 2014) Charles Sanders Peirce dikenal dengan model triadic dan konsep trikonominya yang terdiri atas:
1. Respresentamen ; bentuk yang diterima oleh tanda atau berfungsi sebagai tanda (Saussure menamakannya signifer ). Respresentamen kadanng diistilahkan juga menjadi sign .
2. Interpretant ; bukan penafsir tanda, tetapi lebih merujuk pada makna dari tanda.
3. Object ; sesuatu yang menunjuk pada tanda. Sesuatu yang diwakili oleh representamen yang berkaitan dengan acuan. Object dapat 3. Object ; sesuatu yang menunjuk pada tanda. Sesuatu yang diwakili oleh representamen yang berkaitan dengan acuan. Object dapat
Berdasarkan konsep tersebut maka dapat dikatakan bahwa makna sebuah tanda dapat berlaku secara probadi, sosial atau bergantung pada konteks tertentu. Perlu dicatat bahwa tanda tidak dapat mengungkapkan sesuatu, tanda hanya berfungsi menunjukan, sang penafsirlah yang memaknai berdasarkan pengalaman masing – masing (Vera, 2014).
Model triadik dari Peirce sering disebut juga sebagai “ triangle meaning semiotics ” atau dikenal dengan teori segitiga makna, yang dijelaskan secara sederhana: “tanda adalah sesuatu yang berkaitan pada seseorang untuk sesuatu dalam beberapa hal atau kapasitas (Vera, 2014). Tanda juga menunjuk pada setara, atau suatu tanda yang lebih berkembang, tanda yang diciptakannya dinamakan interpretant dari tanda pertama. Tanda itu menunjukan sesuatu, yakni objeknya ” (Fiske,2007:63)
Gambar 3.2 Model Triadik Semiotika Charles Sanders Peirce
Gambar 3.2 Segitiga Semiotika Charles Sanders Peirce Sumber: (Vera, 2014, p. 22)
Model segitiga Peirce memperlihatkan masing – masing titik dihubungkan oleh garis dengan dua arah, yang artinya setiap istilah ( term ) dapat dipahami hanya dalam hubungan satu dengan yang lainnya. Peirce menggunakan istilah yang berbeda untuk menjelaskan fungsi tanda, yang baginya adalah proses konseptual, terus berlangsung dan tak terbatas (yang disebutnya “semiosis tak terbatas,“ rantai makna-keputusan oleh tanda – tanda baru menafsirkan tanda sebelumnya atau seperangkat tanda – tanda) (Vera, 2014).
Dalam model Peirce sendiri, makna dihasilkan melalui rantai dari tanda – tanda (menjadi interpretants ), yang berhubungkan dengan model dialoglisme Mikhail Bakhtin, dimana setiap ekspresi budaya selalu merupakan respons atau jawaban terhadap ekspresi sebelumnya, dan yang menghasilkan respons lebih lanjut dengan menjadi addressible kepada orang lain (Martin Irvine, 1998 – 2010)
Representament / sign (tanda). Object (sesuatu yang dirujuk). Interpretant (“hasil” hubungan representamen dengan objek).
Menurut Peirce, salah satu bentuk tanda ( sign ) adalah kata. Sesuatu syarat yang dapat disebut respresentamen (tanda) jika memenuhi 2 seperti berikut (Vera, 2014).
1. Bisa dipersepsi, baik dengan panca-indera maupun dengan pikiran/perasaan
2. Berfungsi sebagai tanda (mewakili sesuatu yang lain) (Vera, 2014). Objek adalah sesuatu yang dirujuk tanda, bisa beupa materi yang
tertangkap panca-indera, bisa juga bersifat mental atau imajiner. Apabila ketiga elemen makna itu berinteraksi dalam benak seseorang, maka muncullah makna tentang sesuatu yang diwakili oleh tanda tersebut (Vera, 2014).
Sebenarnya titik sentral dari teori semiotika Charles Sanders Peirce adalah sebuah trikonomi yang terdiri atas 3 tingkat dan 9 sub-tipe tanda.
Tabel 3.3 Tiga Trikonomi Charles Sanders Peirce
1 2 3 Representament (R1) Qualisign
Sinsign
Legisign
Object (O2)
Argument Tabel 3.3 Menjelaskan mengenai tabel trikonomi semiotika Charles Sanders
Interpretant (I3)
Rhema
Dicisign
Peirce Sumber: (Vera, 2014, p. 23)
Sebagaimana disebutkan bahwa Peirce memandang bahwa bahasa sangat berkaitan dengan realitas karena semiosis merupakan konfigurasi metode memaknai realitas secara bertahap (Rusmana, 2014). Dalam rangka memaknai realitas, subjek memahaminya berdasarkan keberlakuan tanda. Keberlakuan tanda bersifat trikotomis, yaitu:
Firstness : Tingkat pemahaman subjek dan eksistensi tanda – tanda masih potensial, penuh probabilitas dan perasaan. Tahap ini dapat
disebut sebagai tahap pencerapan potensi. Secondness : Tingkat pemahaman dan eksistensi tanda sudah
berhadapan atau konfrotasi dengan realitas ketika subjek memahami eksistensi realitas. Pada tahap ini disebut sebagai pencerapan aktualitas.
Thirdness : Tingkat pemahaman dan eksistensi tanda ketika sudah terformulasasikan aturan atau hukum yang berlaku umum untuk Thirdness : Tingkat pemahaman dan eksistensi tanda ketika sudah terformulasasikan aturan atau hukum yang berlaku umum untuk
Selanjutnya, dalam mengkaji objek, Peirce melihat segala sesuatu dari tiga jalur logika, yaitu sebagai berikut (Rusmana, 2014).
1. Hubungan Representament (R) dengan jenis Representament :
a. qualisign (dari quality sign ): representament yang bertalian dengan kualitas atau warna;
b. sinsign (dari singular sign ): representament yang berkaitan dengan fakta real;
c. legisgn (dari legitatif sign ; lex = hukum): representament yang bertalian dengan kaidah atau aturan.
2. Hubungan Object (O) dengan jenis Representament (R; Dasar/ Ground ):
a. Icon . Hubungan representament (R) dan Object (O) yang memiliki keserupaan ( semilitude atau resemblance ) atau “tiruan tak serupa” dengan bentuk objek (terlihat pada
gambar atau lukisan). Peirce juga membagi icon dalam tiga bentuk, yaitu icon image , icon diagram , dan icon metafora .
b. Indeks. Hubungan representament (R) dan Object (O) yang terjadi karena keterkaitan atau hubungan kausal antara dasar dan objeknya.
c. Symbol atau tanda sebenarnya. Hubungan representament (R) dan Object (O) yang terbentuk karena adanya konvensi. Dalam tradisi Semiotik Peirce, keberadaan ikon dan indeks ditentukan oleh hubungan referen – referennya, sementara c. Symbol atau tanda sebenarnya. Hubungan representament (R) dan Object (O) yang terbentuk karena adanya konvensi. Dalam tradisi Semiotik Peirce, keberadaan ikon dan indeks ditentukan oleh hubungan referen – referennya, sementara
3. Hubungan Interpretant (I) dengan jenis Representament (R):
a. Rhame or seme : Representament yang masih memiliki berbagai kemungkinan (probabilitas) yang diinterpretasi oleh interpreter;
b. Dicent or dicisign : Representament yang sudah dapat dijadikan fakta real dan memiliki makna tertentu;
c. Argument : Representament yang sudah dihubungkan dengan kaidah atau preposisi tertentu.
Tabel 3.4 Trikotomi Semiotika Charles Sanders Peirce
Trikotomi (Kategori) Relasi ke
Representament
Relasi ke Objek Interpretan
Fistnes ( Kualitas) Qualisign
Icon
Rhema
Secondness (Fakta real )
Argument (Kaidah/aturan)