Hasil Uji F

Hasil Uji F

(Motivasi Intrinsik)

ANOVA d

Regression Residual Total Regression Residual Total Regression Residual Total

Model 1

Sum of Squares

df Mean Square

F Sig.

a. Predictors: (Constant), Lama Bekerja, Jenis Kelamin, Pendidikan Terakhir, Usia Predictors: (Constant), Lama Bekerja, Jenis Kelamin, Pendidikan Terakhir, Usia,

Stres Kerja, Flex-time

b.

Predictors: (Constant), Lama Bekerja, Jenis Kelamin, Pendidikan Terakhir, Usia, Stres Kerja, Flex-time, Stres Kerja*Flex-time

c.

d. Dependent Variable: Motivasi Intrinsik

Sumber Data primer yang diolah, 2012 Seperti yang ditunjukkan Tabel IV.19, pada model 1 variabel kontrol memiliki nilai Adjusted R 2 sebesar 7,5%. Hal ini berarti 7,5% tingkat motivasi intrinsik dapat dijelaskan oleh persepsi varibabel kontrol, sedangkan 92,5% sisanya dijelaskan oleh variabel lain diluar model dalam penelitian ini. Setelah variabel stres kerja dan flex-time

dimasukkan, nilai Adjusted R 2 meningkat menjadi 24,9%. Hal ini berarti 24,9% tingkat motivasi intrinsik dapat dijelaskan oleh variabel kontrol, stres kerja dan flex-time sedangkan 75,1% sisanya dijelaskan oleh variabel lain diluar model dalam penelitian ini. Pada langkah terakhir, setelah variabel interaksi antara persepsi stres kerja dan flex- dimasukkan, nilai Adjusted R 2 meningkat menjadi 24,9%. Hal ini berarti 24,9% tingkat motivasi intrinsik dapat dijelaskan oleh variabel kontrol, stres kerja dan flex-time sedangkan 75,1% sisanya dijelaskan oleh variabel lain diluar model dalam penelitian ini. Pada langkah terakhir, setelah variabel interaksi antara persepsi stres kerja dan flex-

Selanjutnya, hasil pengujian varians pada tabel IV.20 menunjukkan hasil yang signifikan pada ketiga model. Hal ini mengindikasi bahwa secara simultan, modelnya mempunyai goodness-of-fit yang baik yang berimplikasi pada kemampuannya untuk menjelaskan fenomena yang diuji dengan baik.

b. Uji t Pengujian ini dipergunakan untuk menguji tingkat signifikansi pengaruh variabel independen (stres kerja, flex-time, dan interaksi stres kerja dengan flex-time) dalam mempengaruhi motivasi ekstrinsik dan intrinsik.

Hasil Uji t (motivasi ekstrinsik)

Coefficients a

(Constant) Jenis Kelamin Usia Pendidikan Terakhir Lama Bekerja (Constant) Jenis Kelamin Usia Pendidikan Terakhir Lama Bekerja Stres Kerja Flex-time (Constant) Jenis Kelamin Usia Pendidikan Terakhir Lama Bekerja Stres Kerja Flex-time Stres Kerja*Flex-time

Model 1

B Std. Error

t Sig.

a. Dependent Variable: Motivasi Ekstrinsik

Sumber Data primer yang diolah, 2012

Tabel IV.21 menunjukkan pada model 1, dari keempat variabel kontrol hanya variabel lama bekerja yang berpengaruh negatif pada Motivasi ekstrinsik (t=-2,572; p<0,05). Pada model 2, persepsi stres kerja berpengaruh negatif pada motivasi ekstrinsik (t=-3,362; p<0,05) dan flex-time berpengaruh positif pada motivasi ekstrinsik (t=3,218; p <0,05). Pada model 3 variabel interaksi antara persepsi stres kerja dan

Hasil Uji t (motivasi intrinsik)

Coefficients a

(Constant) Jenis Kelamin Usia Pendidikan Terakhir Lama Bekerja (Constant) Jenis Kelamin Usia Pendidikan Terakhir Lama Bekerja Stres Kerja Flex-time (Constant) Jenis Kelamin Usia Pendidikan Terakhir Lama Bekerja Stres Kerja Flex-time Stres Kerja*Flex-time

Model 1

B Std. Error

t Sig.

a. Dependent Variable: Motivasi Intrinsik

Sumber Data primer yang diolah, 2012 Tabel IV.22 menunjukkan pada model 1, dari keempat variabel kontrol hanya variabel jenis kelamin yang berpengaruh negatif pada

Motivasi intrinsik (t=-3,386; p<0,05). Pada model 2, persepsi stres kerja berpengaruh negatif pada motivasi intrinsik (t=-3,275; p<0,05) dan flex-time berpengaruh positif pada motivasi ekstrinsik (t=3,718; p <0,05). Pada model 3 variabel interaksi antara persepsi stres kerja dan flex-time berpengaruh positif pada motivasi ekstrinsik (2,705; p<0,05).

Berikut adalah pembahasan untuk setiap hipotesis dalam penelitian ini:

1. Hipotesis 1

H 1 : Stres kerja berpengaruh negatif pada motivasi ekstrinsik

Hasil perhitungan pada Tabel IV.21 menunjukkan nilai t stres kerja pada motivasi ekstrinsik sebesar -3,362 signifikan pada tingkat signifikansi 0,001 yang berarti p<0,05, maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis 1 didukung. Artinya, secara statistik dapat ditunjukkan bahwa stres kerja memang mempunyai pengaruh negatif pada motivasi ekstrinsik. Hal ini mengindikasikan bahwa stres kerja yang tinggi akan mengurangi motivasi ekstrinsik karyawan. Hasil ini bertentangan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Barney dan Elias (2010) tetapi sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Gallstedt (2003) yang mencatat adanya hubungan timbal balik antara stres dan motivasi, Gallstedt menjelaskan bahwa kurangnya motivasi dapat menyebabkan peningkatan terhadap stres, dan stres tersebut dapat mengakibatkan kurangnya motivasi seseorang.

2. Hipotesis 2

H 2 : Pengaruh negatif stres kerja pada motivasi ekstrinsik akan menjadi lebih lemah apabila dimoderasi oleh flex-time dimana karyawan diberikan kebebasan yang lebih besar atas jadwal kerja mereka

ini flex-time dapat memoderasi pengaruh negatif stres kerja pada motivasi ekstrinsik, dengan nilai t sebesar 2,485 signifikan pada tingkat signifikansi 0,015 yang berarti p<0,05. maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis 2 didukung. Artiya, secara statistik dapat ditunjukkan bahwa flex-time dapat memoderasi pengaruh negatif stres kerja pada motivasi ekstrinsik dan menjadi lebih lemah dimana karyawan diberikan kontrol yang lebih besar atas jadwal kerja mereka. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Barney dan Elias (2010), yang hasil penelitiannya menunjukkan bahwa terdapat interaksi yang signifikan antara stres kerja dengan flex-time. Hal tersebut menunjukkan bahwa flex-time dapat memoderasi pengaruh stres kerja pada motivasi ekstrinsik. Artinya, karyawan yang mengalami stres apabila diberikan kebebasan atas jadwal kerja mereka akan memiliki tingkat motivasi ekstrinsik tidak serendah apabila tidak diberikan kebebasan atas jadwal kerja mereka.

3. Hipotesis 3

H 3 : Stres kerja berpengaruh negatif pada motivasi intrinsik.

Hasil perhitungan pada Tabel IV.22 menunjukkan nilai t stres kerja pada motivasi intrinsik sebesar -3,275 signifikan pada tingkat signifikansi 0,001 yang berarti p<0,05, maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis 3 didukung. Artinya, secara statistik dapat ditunjukkan bahwa stres kerja memang mempunyai pengaruh negatif pada motivasi intrinsik. Hal ini Hasil perhitungan pada Tabel IV.22 menunjukkan nilai t stres kerja pada motivasi intrinsik sebesar -3,275 signifikan pada tingkat signifikansi 0,001 yang berarti p<0,05, maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis 3 didukung. Artinya, secara statistik dapat ditunjukkan bahwa stres kerja memang mempunyai pengaruh negatif pada motivasi intrinsik. Hal ini

4. Hipotesis 4

H 4 : Pengaruh negatif stres kerja pada motivasi intrinsik akan menjadi lebih lemah apabila dimoderasi oleh flex-time dimana karyawan diberikan kebebasan yang lebih besar atas jadwal kerja mereka

Berdasarkan hasil perhitungan pada Tabel IV.22, dalam penelitian ini flex-time dapat memoderasi pengaruh negatif stres kerja pada motivasi intrinsik, dengan nilai t sebesar 2,485 signifikan pada tingkat signifikansi 0,015 yang berarti p<0,05. maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis 4 didukung. Artiya, secara statistik dapat ditunjukkan bahwa flex-time dapat memoderasi pengaruh negatif dari stres kerja pada motivasi intrinsik menjadi lebih lemah dimana karyawan diberikan kontrol yang lebih besar atas jadwal kerja mereka. Hasil ini bertentangan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Barney dan Elias (2010), yang hasil penelitiannya menunjukkan bahwa tidak terdapat interaksi yang signifikan antara stres kerja dengan flex-time. Hal tersebut menunjukkan bahwa flex-time dapat memoderasi pengaruh stres kerja pada motivasi intrinsik. Artinya, karyawan yang mengalami stres apabila diberikan kebebasan atas jadwal Berdasarkan hasil perhitungan pada Tabel IV.22, dalam penelitian ini flex-time dapat memoderasi pengaruh negatif stres kerja pada motivasi intrinsik, dengan nilai t sebesar 2,485 signifikan pada tingkat signifikansi 0,015 yang berarti p<0,05. maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis 4 didukung. Artiya, secara statistik dapat ditunjukkan bahwa flex-time dapat memoderasi pengaruh negatif dari stres kerja pada motivasi intrinsik menjadi lebih lemah dimana karyawan diberikan kontrol yang lebih besar atas jadwal kerja mereka. Hasil ini bertentangan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Barney dan Elias (2010), yang hasil penelitiannya menunjukkan bahwa tidak terdapat interaksi yang signifikan antara stres kerja dengan flex-time. Hal tersebut menunjukkan bahwa flex-time dapat memoderasi pengaruh stres kerja pada motivasi intrinsik. Artinya, karyawan yang mengalami stres apabila diberikan kebebasan atas jadwal

Dokumen yang terkait

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Kerja Tenaga Kerja Terdidik Pada Dunia Perbankan (Studi Kasus : PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk Kantor Unit di Kota Kabanjahe)

0 1 10

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Kerja Tenaga Kerja Terdidik Pada Dunia Perbankan (Studi Kasus : PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk Kantor Unit di Kota Kabanjahe)

0 0 10

Perencanaan dan Pengawasan Biaya Operasional Pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera

0 0 14

Analisa Modal Kerja pada PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara

0 0 42

BAB II BALAI WILAYAH SUNGAI SUMATERA II DIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIR KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT A. Sejarah Ringkas 1. Kementerian Pekerjaan Umum - Pengendalian Internal Penerimaan Dan Pengeluaran Kas Pada Balai Wilayah Sungai S

0 0 30

BAB II PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) MEDAN A. Sejarah Ringkas - Sistem Informasi Akuntansi Pada PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan

0 1 31

BAB II DINAS PERHUBUNGAN KOTA MEDAN A. Sejarah Ringkas - Sistem Akuntansi Penerimaan dan Pengeluaran Kas Pada Dinas Perhubungan Kota Medan

0 0 26

Sistem Akuntansi Penggajian Dan Pengupahan Pada PT. Auto Kencana Andalas-Ford Medan

0 1 27

BAB II PROFIL INSTANSI A. Sejarah Singkat PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk - Peranan Kepimimpinan Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT.Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk Kcu Universitas Sumatera Utara.

0 0 11

Sistem Pengendalian Intern Pembelian Bahan Baku Pada Pt Dan Liris Sukoharjo

0 1 81