Hutan Sekunder Tumbuhan Herba

dan 470 spesies. Hutan hujan tropis juga terdiri dari jutaan spesies flora dan fauna, setengah dari spesies hewan, tumbuhan dan 25 adalah arthropoda yang telah diberi nama Smith, 1992.

2.2 Hutan Sekunder

Istilah ’Hutan Sekunder’ telah digunakan di dalam nomenklatur ilmiah paling tidak sejak tahun 1950-an. Walaupun akhir-akhir ini istilah tersebut semakin sering digunakan, namun istilah ini masih belum biasa dipakai di banyak negara. Hutan- hutan yang terdiri dari jenis-jenis pohon lokal biasanya didefinisikan sebagai hutan atau hutan alami, tanpa mempedulikan apakah hutan tersebut merupakan hutan primer, hutan bekas tebangan, atau hutan hasil regenerasi. Oleh karena itu, istilah hutan sekunder dapat mempunyai arti yang sangat berbeda-beda. Hal ini disebabkan karena istilah ’hutan sekunder’, sebagai padanan dari istilah ’hutan primer’, menimbulkan asosiasi-asosiasi langsung yang subyektif, yang sulit untuk dibuat sistematikanya Irwanto, 2006. Hutan sekunder tropis sangat penting sebagai sumber kayu, bermanfaat untuk lingkungan seperti perlindungan dari erosi dan fiksasi karbon atmosfer, tempat untuk rehabilisasi hutan, perlindungan keanekaragaman tumbuhan dari fragmentasi lansekap, dan sebagai pusat penyedia lokal untuk tumbuhan yang bermanfaat dan tumbuhan obat. Area hutan sekunder tropis juga diprediksi dapat meningkatkan proses industri dan urbanisasi, karena sering terjadi aktifitas agrikultur Guariguata Ostertag, 2001.

2.3 Tumbuhan Herba

Herba merupakan salah satu jenis tumbuhan penyusun hutan yang batangnya basah, tidak berkayu dan ukurannya jauh lebih kecil jika dibandingkan dengan habit semak ataupun pohon Nadakavukaren McCraken, 1985. Tumbuhan ini memiliki organ Universitas Sumatera Utara tubuh yang tidak tetap di atas permukaan tanah, siklus hidup yang pendek dengan jaringan yang cukup lunak Wilson Loomis, 1962. Herba berupa tumbuhan pendek 0,3-2 m tidak mempunyai kayu dan berbatang basah karena banyak mengandung air. Kebanyakan herba dari famili Begoniaceae, Gesneriaceae, Melastomataceae, Rubiaceae, dan berbagai jenis famili paku-pakuan Whitmore, 1991. Jenis ini juga memiliki morfologi yang unik dan khas seperti yang diungkapkan oleh MacKinnon et al. 2000. Herba hutan basah sangat mencolok dengan bunga bewarna merah, kuning, jingga, biru keunguan, dan daun belang-belang. Tumbuhan ini banyak ditanam di lingkungan sekitar rumah tinggal, halaman perkantoran, taman-taman rekreasi ataupun sebagai tanaman hias di pinggir- pinggir jalan Suryominoto, 1997. Tumbuhan herba di hutan hujan, tergantung pada tumbuhan lain dan saling mendukung untuk mendapakan nutrisi seperti liana, epipit dan parasit. Semua kehidupan dibawah kondisi ekologi yang khusus dan spesies-spesies utamanya yang tinggi keanekaragaman dalam struktur dan fisiologi. Herba sangat menarik bagi para ahli ekologi, tidak hanya dikarenakan oleh keanekaragamannya yang tinggi atau struktur adaptasinya, tetapi juga dikarenakan oleh kesamaan dalam cara penyebarannya yang menggambarkan variasi iklim mikro Richard, 1981. Herba biasanya banyak ditemukan di tempat-tempat terbuka dan dapat juga ditemukan di tempat yang ternaungi kecuali pada tempat yang sangat gelap di hutan Richard,1981. Lapisan herba yang ternaungi atau tidak ternaungi oleh tutupan tajuk menutupi lebih dari 10 permukaan hutan, dan ini hampir sama dengan luas daratan dengan ciri khas tanaman bawah ternaung di hutan pantai Eropa Richard, 1952 dalam Longman Jenik, 1987. Polunin 1990, menjelaskan bahwa vegetasi herba dalam hutan hujan tropika kurang beraneka ragam dibandingkan dengan vegetasi pohon pada kondisi yang relatif terbuka, sehingga besar kemungkinannya membentuk satu suku saja. Ini berbeda dengan herba di lereng-lereng yang lebih terjal dengan penetrasi cahaya yang lebih Universitas Sumatera Utara banyak menyebabkan keanekaragaman herba lebih melimpah, tetapi tetap saja jauh lebih kecil daripada jenis pohon-pohonnya.

2.4 Peranan Herba