Penetapan Pendapatan Dan Biaya Operasional Pada PT. Pepharin Ria Medan

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS EKONOMI

MEDAN

PENETAPAN PENDAPATAN DAN BIAYA OPERASIONAL

PADA PT. PEPHARIN RIA

MEDAN

DIAJUKAN OLEH:

NAMA : MUJTABA UMAR NST NIM : 052102166

DEPARTEMEN : AKUNTANSI PROGRAM STUDI : D-III AKUNTANSI

GUNA MEMENUHI SALAH SATU SYARAT UNTUK

MENYELESAIKAN

PENDIDIKAN PADA PROGRAM DIPLOMA III

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(2)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim...

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT , yang telah melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan satu karya kecil ini. Serta salawat beriring salam kepada Nabi Besar Muhammad SAW yang telah membawa umatnya dari alam kegelapan menuju alam yang penuh dengan ilmu pengetahuan.

Penulisan skripsi minor ini merupakan salah satu syarat dalam akhir perkuliahan dalam bidang Akuntansi yang selama ini kami terima di perkuliahan. Walaupun demikian, penulis menyadari bahwasannya masih banyak kekurangan yang ada pada penulisan skripsi ini, karena tidak ada gading yang tak retak .

Pembuatan serta penulisan skripsi minor ini tidak akan terlaksana dengan baik tanpa adanya bantuan dan dukungan baik material maupun spiritual dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar, M.Si, Ak selaku ketua Program Studi Diploma III Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dra. Nurzaimah MM, Ak selaku Dosen Pembimbing Penulis, yang telah banyak meluangkan waktunya dalam membimbing dan memberikan


(3)

4. Bapak Muhammad Simba Sembiring, SE. Selaku Kasubag Pendidikan Fakultas Ekonomi Sumatera Utara.

5. Seluruh staff dan pegawai PT. PEPHARIN RIA

6. Teristimewa untuk kedua Orang Tua tercinta (Alm) H. Umar Hamdan Nst dan Ibundaku Hj. Siti Hawa Batubara dalam mencurahkan rasa dan cinta kepada Saya, serta dukungan baik material dan spiritual.

Medan, 11 Juni 2008 Penulis

Mujtaba Umar Nasution NIM : 052102166


(4)

DAFTAR ISI

Kata Pengantar……….………..i

Daftar Isi………...……….iii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah……….………….………...1

B. Perumusan Masalah………..…………....2

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian………...2

D. Metode Penelitian………...………...3

E. Sistematika Pembahasan………..…...4

BAB II PT. PEPHARIN RIA A. Sejarah Singkat Perusahaan………....………....6

B. Struktur Organisasi Perusahaan………10

C. Pengertian Pendapatan dan Biaya Operasional…………...…15

D. Penggolongan Pendapatan dan Biaya Operasional…………..17

E. Penetapan Pendapatan ………..….21

F. Penetapan Biaya………...36

BAB III ANALISA DAN EVALUASI………...40

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan……….……….44

B. Saran……….………...45 Daftar Pustaka


(5)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada umumnya setiap perusahaan, baik perusahaan dagang, perusahaan jasa, perusahaan industri, dalam kegiatan operasionalnya selalu menghadapi berbagai masalah. Sebagaimana telah diketahui bahwa pendapatan dan biaya merupakan dua hal yang saling berkaitan dalam kegiatan operasional perusahaan, dimana pendapatan merupakan suatu hasil yang diperoleh dari kegiatan perusahaan sedangkan biaya merupakan alat yang dipergunakan untuk menghasilkan pendapatan.

Pada dasarnya setiap perusahaan mempunyai tujuan utama yang sama yaitu memperoleh profit yang maksimum dari kegiatan operasi perusahaannya. Pemimpin perusahaan yang bijaksana akan selalu berusaha untuk meningkatkan pendapatan dan berusaha untuk menekan biaya yang seefisien mungkin agar diperoleh laba yang ditargetkan lebih dulu bahkan melebihi target yang telah ditetapkan. Sebab laba yang diperoleh merupakan alat ukur dari perkembangan perusahaan, dengan meningkatnya laba dari tahun ketahun merupakan suatu kemajuan bagi perusahaan tersebut, bahkan tidak mustahil bagi seorang manajer menanggung resiko yang sangat besar untuk memperoleh pendapatan yang diramalkan cukup besar di masa yang akan datang. PT. Pepharin Ria Medan merupakan perusahaan yang bergerak dibidang farmasi. Didalam menjalankan operasi perusahaan lebih menekankan pada perolehan pendapatan dan berusaha


(6)

untuk mengefesienkan biaya, serta tetap berusaha memberikan pelayanan yang memuaskan bagi konsumen. Dalam hal pelaporan pendapatan dan biaya operasional, perusahaan ini membuat pemisahan antara laporan pendapatan dengan laporan biaya operasional.

Dari uraian tersebut penulis merasa tertarik untuk meneliti mengenai penetapan pendapatan dan biaya dalam sebuah paper dengan judul “ PENETAPAN PENDAPATAN DAN BIAYA OPERASIONAL PADA PT. PEPHARIN RIA MEDAN”.

A. Perumusan Masalah

Setiap perusahaan mempunyai cara yang tersendiri dalam menetapkan pendapatan dan beban, namun disesuaikan dengan standar akuntansi yang berlaku untuk seluruh Indonesia. Masalah pokok yang akan dibahas dalam paper ini yaitu bagaimanakah penetapan pendapatan dan biaya pada PT. PEPHARIN RIA MEDAN. Dalam mencapai sasaran yang telah ditetapkan perusahaan.

B. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang pendapatan dan biaya operasional pada PT. PEPHARIN RIA MEDAN.

2. Manfaat Penelitian

a. Mencoba menerapkan dan mengembangkan teori yang Penulis terima


(7)

b. Sebagai salah satu persyaratan akademis untuk menyelesaikan pendidikan pada Program Diploma III Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

c. Sebagai pembanding bagi penulis-penulis yang lain untuk melakukan

penelitian ditempat-tempat yang lain dimasa yang akan datang.

d. Sebagai bahan masukan bagi pihak manajemen perusahaan didalam

mengambil keputusan untuk menetapkan pendapatan dan biaya operasional dalam kegiatan perusahaan.

D. Metode Penelitian

Untuk memperoleh data dan informasi yang dibutuhkan dalam menyusun paper ini, penulis dapat melakukannya dengan menggunakan dua metode, yaitu :

1. Sumber Data.

a. Data Primer, adalah data yang dikumpulkan untuk riset tertentu yang sedang dilaksanakan. Data yang diperoleh langsung dari objeknya atau dari lapangan.

b. Data Sekunder, adalah data yang diperoleh dari sumber lain dalam

bentuk laporan atau publikasi. Data ini diambil dari luar perusahaan, seperti buku-buku.


(8)

2. Teknik Pengumpulan Data.

Riset Lapangan (Field Research), adalah penelitian yang dipilih dan dalam penelitian ini penulis langsung mengadakan wawancara dengan pihak yang ada hubungannya dengan penulisan ini.

3. Metode Analisa Data.

Metode analisa data yang digunakan adalah metode deskriptif. Metode deskriptif meliputi pengumpulan data untuk diuji hipotesis atau menjawab pertanyaan mengenai status terakhir dari subjek penelitian. Data deskriptif pada umumnya dikumpulkan melalui daftar pertanyaan dalam survei, wawancara, ataupun observasi.

E. Sistematika Pembahasan

Untuk mempermudah pemahaman dari isi paper ini dengan pembahasan yang lebih terarah dan sistematis maka penulis akan menentukan sistematika penulisan untuk memudahkan penulis dan pemahaman laporan ilmiah ini dengan sistematika penulisan sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Pada Bab ini penulis akan menguraikan tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian ini, metode penelitian, dan sistematika pembahasan.


(9)

BAB II : PT. PEPHARIN RIA MEDAN.

Pada Bab ini penulis mencoba mengemukakan tentang sejarah singkat perusahaan, struktur organisasi perusahaan, pengertian pendapatan dan biaya operasional, dan penetapan pendapatan dan biaya operasional.

BAB III : ANALISA DAN EVALUASI.

Dalam Bab ini penulis akan mencoba menganalisa dan memberikan evaluasi terhadap penetapan pendapatan dan biaya operasional pada PT. PEPHARIN RIA MEDAN. Dan selanjutnya membandingkan hasil penelitian dengan teori.

BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN.

Pada Bab ini penulis akan memberikan kesimpulan dan saran tentang penetapan pendapatan dan biaya operasional yang mungkin bermanfaat serta memberikan kemajuan pada perusahaan tersebut.


(10)

BAB II

PT. PEPHARIN RIA

A.GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Sebelum penulis menguraikan secara ringkas bagaimana gambaran umum berdirinya PT. Pepharin Ria periode demi periode, perlu diketahui bahwa sebelum 1983 perusahaan ini bernama PT. Farma Sari yang berkedudukan di Jakarta. PT. Farma Sari melakukan likuidasi perusahaan, maka perusahaan ini dijual.

Selanjutnya pada bulan Desember 1983 perusahaan ini dibeli oleh tiga perusahaan dari dalam negeri dan perusahaan asing, yaitu:

• Perusahaan dalam negeri:

1. PT. Sarida Perkasa, Jakarta yang memiliki saham sebesar 45% 2. PT. Duta Mendut, Jakarta yang memiliki saham sebesar 5%

• Perusahaan asing :

Kimberly Clark Corp., USA yang memiliki saham sebesar 50%

Asset ex PT. Farma Sari yang dibeli adalah tanah, bangunan, pabrik, gedung , kantor, dan lainnya yang berada di komplek perusahaan, semua mesin-mesin, segala sesuatu yang ditanam, ditempatkan dan didirikan di Jakarta.

Maka untuk menjalankan aktivitas usahanya perusahaan tersebut memuat akte resmi yang dibuat oleh notaris, yaitu akte pendirian No. 427 tertanggal 24 Februari 1984 Notaris Ridwan Suselo, Jakarta No. 99, 9 Oktober 1984.


(11)

Mulai tahun. 1984 nama perusahaan ini menjadi PT. Pepharin Ria dengan status

perusahaan adalah PMA Joint Venture. Perusahaan ini bergerak dalam bidang

usaha farmasi.

Pada mulanya perusahaan ini didirikan adalah dengan menanamkan modal sebesar US $ 12 Juta. Pertengahan tahun 1984 perusahaan mengalami modifikasi farma mechine dan process, pembangunan tambahan sarana gudang finishing serta

pemasangan mesin-mesin converting yang baru. Pembangunan dan modifikasi

selesai seluruhnya pada bulan April 1985. Bulan Mei 1985 sampai dengan November 1985 perusahaan melakukan kegiatan produksi percobaan. Dan bulan Desember 1985 perusahaan memulai proses kegiatan produksi.

Dengan adanya kemajuan yang tercapai, pada bulan Maret sampai Juni 1991 perusahaan mengadakan modifikasi mesin dan perluasan produksi dengan menambah modalnya sebesar US $ 7 juta.

Adapun nama susunan Dewan Direksi / Top Execeitive adalah sebagai

berikut:

-Presiden Direktur : C.T. Peralta, Manila

-Wakil Presiden Direktur : Hans Maramis, Jakarta

-Direktur : Ibrahim Risyad, Jakarta

-Direktur : J.T. Mc.Couley, USA

-Direktur : PS. Geisler, USA

-Direktur : Arifin, Jakarta


(12)

Maksud dan tujuan didirikannya PT. Pepharin Ria adalah:

1. Berdagang dalam arti seluas-luasnya untuk pemenuhan kebutuhan akan obat-obatan dalam negeri.

2. Menjalankan perusahaan farmasi dalam arti seluas-luasnya.

3. Turut serta dengan perusahaan-perusahaan atau badan hukum lain yang maksudnya tidak melanggar hukum.

4. Menjalankan produksi farmasi dan memasarkannya ke apotik-apotik di daerah sumatera utara dan jawa.

5. Untuk menciptakan lapangan kerja. 6. Untuk meningkatkan penghasilan rakyat.

7. Untuk menghemat devisa atas import obat-obatan. 8. Untuk menjadi produsen obat-obatan yang berkualitas.

Struktur Organisasi Perusahaan

Pembentukan struktur organisasi didalam perusahaan merupakan salah satu faktor yang tidak kalah pentingnya untuk diperhatikan oleh pimpinan perusahaan. Dengan adanya stuktur organisasi yang telah disusun sesuai dengan kebutuhan aktivitas perusahaan akan dapat membantu pimpinan dalam mencapai tujuan yang telah direncanakan. Sehingga kesimpangsiuran di dalam menerima dan melaksanakan perintah atasan dapat dihindarkan.

Tujuan utama dari pengadaan struktur organisasi ini adalah upaya mengkoordinir semua kegiatan yang diarahkan dalam usaha mencapai tujuan


(13)

lancar serta berpedoman pada perangkat organisasi yang telah ditetapkan oleh perusahaan.

Di dalam suatu struktur organisasi yang baik akan dengan jelas dan tegas dapat diketahui siapa dan bagaimana hubungan tanggungjawab antara suatu jabatan dengan jabatan yang lain untuk melaksanakan suatu kegiatan yang terjadi di dalam perusahaan tersebut.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan penulis pada PT. Pepharin Ria, struktur organisasi yang dipakai adalah struktur organisasi garis, sebagaimana yang terlihat pada gambar berikut:


(14)

BAB III

ANALISA DAN EVALUASI

A. Penetapan Pendapatan

Pada bab terdahulu telah dijelaskan bahwa pendapatan dan biaya merupakan dua hal yang sangat penting untuk diperhatikan. Kelangsungan hidup perusahaan tergantung kepada pendapatan yang diperoleh, sedangkan untuk memperoleh pendapatan kita harus mengorbankan biaya, untuk mencapai efesiensi dan efektifitas sebaiknya biaya ditekan seminimal mungkin tanpa harus mengganggu kegiatan normal perusahaan. Pendapatan juga dapat dijadikan sebagai tolak ukur/ barometer atas keberhasilan dan kemunduran perusahaan.

Perkembangan teknologi yang semakin canggih dan berkembang otomatis akan semakin mudah bagi kita untuk menemukan terobosan – terobosan baru terutama dalam bidang perdagangan dan pemasaran jasa, namun dengan adanya era persaingan pasar bebas mau tidak mau kita harus bersaing/ berkompetisi untuk memberikan yang terbaik kepada konsumen agar konsumen dapat mempercayakan kebutuhannya kepada kita.

Dalam bahasa sederhana, pendapatan diakui apabila perusahaan yang menghasilkan pendapatan telah menyerahkan barang atau jasa yang dijanjikan (penyelesaiaan secara substansial) kepada pelanggan ketika pelanggan telah melakukan pembayaran atau setidaknya memberikan janji pembayaran yang pasti (dapat direalisasikan) kepada perusahaan. Jadi perusahaan telah melaksanakan


(15)

BAB II

PT. PEPHARIN RIA

A.GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Sebelum penulis menguraikan secara ringkas bagaimana gambaran umum berdirinya PT. Pepharin Ria periode demi periode, perlu diketahui bahwa sebelum 1983 perusahaan ini bernama PT. Farma Sari yang berkedudukan di Jakarta. PT. Farma Sari melakukan likuidasi perusahaan, maka perusahaan ini dijual.

Selanjutnya pada bulan Desember 1983 perusahaan ini dibeli oleh tiga perusahaan dari dalam negeri dan perusahaan asing, yaitu:

• Perusahaan dalam negeri:

1. PT. Sarida Perkasa, Jakarta yang memiliki saham sebesar 45% 2. PT. Duta Mendut, Jakarta yang memiliki saham sebesar 5%

• Perusahaan asing :

Kimberly Clark Corp., USA yang memiliki saham sebesar 50%

Asset ex PT. Farma Sari yang dibeli adalah tanah, bangunan, pabrik, gedung , kantor, dan lainnya yang berada di komplek perusahaan, semua mesin-mesin, segala sesuatu yang ditanam, ditempatkan dan didirikan di Jakarta.

Maka untuk menjalankan aktivitas usahanya perusahaan tersebut memuat akte resmi yang dibuat oleh notaris, yaitu akte pendirian No. 427 tertanggal 24 Februari 1984 Notaris Ridwan Suselo, Jakarta No. 99, 9 Oktober 1984.


(16)

Mulai tahun. 1984 nama perusahaan ini menjadi PT. Pepharin Ria dengan status

perusahaan adalah PMA Joint Venture. Perusahaan ini bergerak dalam bidang

usaha farmasi.

Pada mulanya perusahaan ini didirikan adalah dengan menanamkan modal sebesar US $ 12 Juta. Pertengahan tahun 1984 perusahaan mengalami modifikasi farma mechine dan process, pembangunan tambahan sarana gudang finishing serta

pemasangan mesin-mesin converting yang baru. Pembangunan dan modifikasi

selesai seluruhnya pada bulan April 1985. Bulan Mei 1985 sampai dengan November 1985 perusahaan melakukan kegiatan produksi percobaan. Dan bulan Desember 1985 perusahaan memulai proses kegiatan produksi.

Dengan adanya kemajuan yang tercapai, pada bulan Maret sampai Juni 1991 perusahaan mengadakan modifikasi mesin dan perluasan produksi dengan menambah modalnya sebesar US $ 7 juta.

Adapun nama susunan Dewan Direksi / Top Execeitive adalah sebagai

berikut:

-Presiden Direktur : C.T. Peralta, Manila

-Wakil Presiden Direktur : Hans Maramis, Jakarta

-Direktur : Ibrahim Risyad, Jakarta

-Direktur : J.T. Mc.Couley, USA

-Direktur : PS. Geisler, USA

-Direktur : Arifin, Jakarta


(17)

Maksud dan tujuan didirikannya PT. Pepharin Ria adalah:

1. Berdagang dalam arti seluas-luasnya untuk pemenuhan kebutuhan akan obat-obatan dalam negeri.

2. Menjalankan perusahaan farmasi dalam arti seluas-luasnya.

3. Turut serta dengan perusahaan-perusahaan atau badan hukum lain yang maksudnya tidak melanggar hukum.

4. Menjalankan produksi farmasi dan memasarkannya ke apotik-apotik di daerah sumatera utara dan jawa.

5. Untuk menciptakan lapangan kerja. 6. Untuk meningkatkan penghasilan rakyat.

7. Untuk menghemat devisa atas import obat-obatan. 8. Untuk menjadi produsen obat-obatan yang berkualitas.

Struktur Organisasi Perusahaan

Pembentukan struktur organisasi didalam perusahaan merupakan salah satu faktor yang tidak kalah pentingnya untuk diperhatikan oleh pimpinan perusahaan. Dengan adanya stuktur organisasi yang telah disusun sesuai dengan kebutuhan aktivitas perusahaan akan dapat membantu pimpinan dalam mencapai tujuan yang telah direncanakan. Sehingga kesimpangsiuran di dalam menerima dan melaksanakan perintah atasan dapat dihindarkan.

Tujuan utama dari pengadaan struktur organisasi ini adalah upaya mengkoordinir semua kegiatan yang diarahkan dalam usaha mencapai tujuan perusahaan, sehingga pelaksanaan tugas dapat dilaksanakan secara tertib dan


(18)

lancar serta berpedoman pada perangkat organisasi yang telah ditetapkan oleh perusahaan.

Di dalam suatu struktur organisasi yang baik akan dengan jelas dan tegas dapat diketahui siapa dan bagaimana hubungan tanggungjawab antara suatu jabatan dengan jabatan yang lain untuk melaksanakan suatu kegiatan yang terjadi di dalam perusahaan tersebut.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan penulis pada PT. Pepharin Ria, struktur organisasi yang dipakai adalah struktur organisasi garis, sebagaimana yang terlihat pada gambar berikut:


(19)

GAMBAR : I

PT. PEPHARIN RIA ORGANIZATION CHART

GOV`TAND EXTERNAL

AFFAIR

PERSONEL PRESIDENT

DIREKTUR

FINANCE AND SALES

MILL OPERATIONS

ACCOUN TING

GENERAL MANAGER

WARE HOUSE

SALES SERVICE

FINISHING PRODUC

TION ENGINER

ING QUALITY

CONTROL PURCAS

HING


(20)

Dimana saluran lalu lintas wewenang dan tanggung jawab berjalan secara vertikal dari atasan ke bawahan ke atasan. Jumlah unit kerja yang terbentuk adalah tergantung kepada jumlah fungsi dan tugas yang dilaksanakan untuk mencapai tujuan perusahaan. Walaupun setiap unit atau bagian dalam perusahaan itu memiliki tugas dan fungsi yang berbeda, namun setiap unit kerja merupakan satu kesatuan yang bulat dibawah pimpinan dalam usaha pencapaian tujuan perusahaan.

Pembagian kerja yang baik dengan struktur organisasi yang harmonis adalah hasil dari kecakapan pimpinan. Jadi dapat dikatakan di dalam perusahaan faktor pimpinanlah yang memegang peranan utama. Pimpinan perusahaan harus memperhatikan secara keseluruhan semua kegiatan perusahaan tersebut melalui bagian atau sub bagian yang telah ditentukan.

Pada PT. Pepharin Ria Medan pimpinan dipegang oleh seorang general

manager yang bertanggung jawab langsung kepada president direktur.

Adapun tugas dan tanggung jawab masing-masing bagian dalam struktur organisasi pada PT. Pepharin Ria Medan adalah sebagi berikut:

1. President Direktur

• Menetapkan rencana kerja perusahaan


(21)

2. General Manager

• Bertanggung jawab atas segala aktivitas dan operasi perusahaan, yaitu

mengendalikan, mengatur dan mengawasi dengan wewenang yang ada terhadap seluruh bawahan atas hidupnya perusahaan.

• Sebagai motivator menggerakkan bawahan untuk mencapai tujuan

perusahaan .

• Memonitor perusahaan secara tepat dan cepat dengan mengatasi

perubahan, baik perubahan intern, maupun perubahan ekstern untuk memperkokoh kedudukan perusahaan.

• Bertanggung jawab terhadap keseimbangan dari berbagai subsistem yang

bersaing dalam organisasi.

• Memantapkan kebijaksanaan perusahaan dan menjamin pelaksanaan

sesuai dengan yang direncanakan.

3. Administrasion Division

Bagian Administrasi membawahi beberapa bagian lain, yaitu :

a. Government and External Affair

• Yaitu bagian yang menangani import

b. Personnel

• Yaitu bagian yang tugasnya adalah mengatur seluruh kegiatan

kepegawaian, seperti : penarikan tenaga pegawai, pemilihan pegawai, penempatan pegawai, pemberhentian pegawai, masalah upah dan lain sebagainya.


(22)

• Mengatur dan melaksanakan tata usaha perkantoran dan menguasai/ menyusun arsip surat-surat menurut model-model kepegawaian.

• Mengurus tata usaha kepegawaian, mencatat dan membuat laporan

kepegawaian dan tata usaha perkantoran.

4. Mill Operation Division

Bagian Mill Operation membawahi beberapa bagian lain, yaitu :

a. Purchasing

Yaitu bagian pembelian yang tugasnya adalah mengurus pembelian untuk keperluan – keperluan perusahaan, seperti :

 Membeli bahan baku

 Membeli kertas photocopy, obat-obatan, serta alat-alat tulis dan lain

sebagainya.

 Membuat laporan kegiatan pembelian setiap hari dan setiap bulan. b. Quality Control

Yaitu bagian yang menangani dan mengadakan pengawasan terhadap kualitas produk serta mengadakan penelitian dan pengembangan produk. c. Engineering

Yaitu bagian yang menangani perawatan mesin (maintenance), agar mesin tetap dalam kondisi baik dan dapat dioperasikan.

d. Production


(23)

e. Finishing

Yaitu bagian yang menangani penyelesaian produk dan pelengkapnya.

5. Finishing and Sales Division

Bagian Financial and Sales membawahi beberapa bagian lain, yaitu : a. Accounting

Yaitu bagian yang menagani pembukuan, akuntansi keuangan, akuntansi biaya, budget, dan control, seperti :

• Mengevaluasi dan merumuskan anggaran pendapatan dan belanja

perusahaan setiap bulan.

• Membuat laporan tentang keuangan perusahaan baik bulanan maupun

tahunan.

• Mencatat transaksi yang berhubungan dengan unit pembelian dan

penjualan.

• Memeriksa semua dokumen yang diterima untuk dibukukan serta

mencatatnya kebuku harian. b. Warehouse

Yaitu bagian yang mengurus penyimpanan hasil produksi dan bahan baku di gudang.

c. Sales Service

• Melakukan penjualan atas hasil produksi.

• Meyalurkan hasil produksi kedaerah-daerah pemasaran.


(24)

keseimbangan harga pasar.

C. Pengertian Pendapatan Dan Biaya Operasional 1. Pengertian Pendapatan

Pendapatan merupakan hal yang sangat penting, karena pendapatan itu yang menjadi objek dari kegiatan perusahaan. Umumnya pendapatan diperoleh dari aktivitas-aktivitas seperti penjualan produk, produksi obat-obatan, atau pemberian izin kepada pihak lain untuk menggunakan sumber daya perusahaan yang dapat ditukar dalam bentuk royalti atau bentuk-bentuk yang telah disepakati kedua belah pihak. Secara umum, pengertian pendapatan ada bermacam-macam tergantung dilihat/ ditinjau darimana pengertian tersebut. Dalam paper ini penulis membatasi atas pengertian yang ditinjau dari :

a. Pengertian Menurut Pajak

Pengertian pendapatan menurut pajak diartikan juga sebagai penghasilan, menurut H. Moenaf Regar (2000:8) defenisi pendapatan sebagai berikut : Penghasilan adalah setiap tambahan kemampuan ekonomis (Economic Benefit) yang diterima atau diperoleh wajib pajak baik yang berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia yang dapat dipakai konsumsi atau menambah kekayaan wajib pajak dengan nama atau bentuk apapun.

b. Pengertian Pendapatan menurut Akuntansi

Pendapatan dalam bentuk suatu konsep dan defenisi juga berbeda-beda tergantung dari siapa dan akuntan mana yang mengemukakannya.


(25)

Menurut Smith Skousen ( 2000 : 119 ) defenisi pendapatan :

“Pendapatan adalah sebagai salah satu arus masuk atau kenaikan-kenaikan lainnya dari nilai harta suatu usaha atau penghentian hutang- hutangnya (atau kombinasi dari keduanya dalam suatu periode akibat dari penyerahan atau produksi barang-barang, penyerahan jasa-jasa, pelaksanaan aktivitas - aktivitas lainnya yang membentuk operasi-operasi utama atau sentral yang berlanjut terus dari satuan usaha tersebut”

Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia ( 2002: 232 ) defenisi pendapatan adalah : "Pendapatan adalah arus masuk bruto, dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal perusahaan selama suatu periode, bila arus masuk itu mengakibatkan kenaikan ekuitas, yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal"

2. Pengertian Biaya Operasional

Didalam pengelolaan perusahaan, baik perusahaan besar maupun kecil, perusahaan swasta maupun pemerintah, yang mengejar laba atau tidak, setiap harinya selalu berhadapan dengan biaya yang harus dan akan dikeluarkan.

Untuk perusahaan yang baik, diperlukan informasi biaya yang sistematis, lengkap dan komparatif. Informasi biaya yang sistematis maksudnya ialah informasi tentang biaya tersebut diurutkan sesuai dengan unsur-unsur biaya, sedangkan pengertian lengkap dan komperatif adalah informasi biaya itu harus disertai dengan dokumen-dokumen yang lengkap dan dokumen tersebut dapat dibandingkan. Sebelum penulis membahas mengenai biaya operasional ada baiknya penulis memberikan pengertian biaya itu sendiri terlebih dahulu. Adapun pengertian biaya adalah sebagai berikut : Biaya adalah kas atau nilai ekuivalen kas yang dikorbankan untuk barang dan jasa yang diharapkan


(26)

membawa keuntungan masa ini dan masa yang akan mendatang untul

organisasi. Dalam paper ini penulis membatasi biaya hanya pada biaya

operasional, dimana pengertian biaya opersional tersebut adalah keseluruhan pengorbanan yang ada hubungannya dengan operasi perusahaan tersebut, selain dari beban pembelanjaan perusahaan dan beban non operasi lainnya yang tidak dapat dikaitkan atau dibebankan kepada seluruh produk manufaktur.

D. Penggolongan Pendapatan dan Biaya Operasional 1) Penggolongan Pendapatan

Penggolongan dapat digolongkan sebagai berikut : a. Pendapatan dari Pekerjaan

Pendapatan dari pekerjaan yaitu pendapatan yang diperoleh dari pekerjaan karyawan atau buruh yang ada hubungannya dengan kegiatan-kegiatan perusahaan sehingga menimbulkan pendapatan bagi perusahaan yang bersangkutan.

b. Pendapatan dari Kegiatan Usaha

Pendapatan dari kegiatan usaha yaitu kegiatan-kegiatan yang diperoleh dari kegiatan-kegiatan utama perusahaan, yang mana kegiatan tersebut tergantung pada ruang gerak perusahaan yang bersangkutan.


(27)

1) Modal berupa harta bergerak, misalnya ;

a) Royalti. pembayaran yang dilakukan sehubungan dengan

hak cipta, hak atas alat-alat industri dan lain-lain. b) Sewa pemakaian mobil atau harta bergerak lainnya. 2) Modal berupa harta yang tidak bergerak, misalnya ;

a) Pendapatan yang diperoleh dari penyewaan gedung.

b) Pendapatan yang diperoleh dari penyewaan tanah dan lain-lain sepanjang dari kegiatan usahanya.

d. Pendapatan Lain-lain

Pendapatan lain-lain yang dimaksudkan adalah semua pendapatan yang tidak termasuk kedalam kelompok pendapatan yang telah disebutkan diatas, misalnya penghasilan karena pembebasan hutang, pemberian penghargaan, hadiah undian, perolehan tunjangan hidup yang dibayar secara berkala dan lain-lain.

Pada PT. Pepharin Ria Medan. Penggolongan pendapatan dibagi dalam dua kriteria, yaitu :

1. Pendapatan Usaha

Pendapatan Usaha yaitu pendapatan yang diperoleh dari kegiatan utama yang dilakukan setiap hari oleh PT. Pepharin Ria Medan seperti produksi obat-obatan, penjualan, serta kegiatan usaha lainnya yang mendukung.

2. Pendapatan Non Usaha

Pendapatan non usaha yaitu pendapatan yang diperoleh diluar kegiatan usaha PT. Pepharin Ria Medan seperti pendapatan yang bersumber dari pemanfaatan


(28)

aktiva lancar, dan aktiva tetap.

2) Penggolongan Biaya

Sutrisno menggolongkan biaya operasional dalam dua kategori, yaitu : 1. Biaya pemasaran atau penjualan

Biaya pemasaran ialah biaya yang dikeluarkan dalam rangka menjual produk/ pernasaran produk yang dihasilkan oleh perusahaan hingga ketangan konsumen.

Biaya ini meliputi semua biaya yang terjadi untuk mencari atau untuk menimbulkan pesanan dari pembeli kepada perusahaan, yang terdiri dari :

a. Biaya promosi dan iklan

b. Biaya penjualan meliputi gaji bagi penjualan, komisi, bonus, gaji kantor penjualan, perlengkapan kantor penjualan, biaya telepon penjualan, dll.

2. Biaya administrasi dan umum adalah biaya-biaya yang dikeluarkan dalam rangka mengelola administrasi perusahaan. Biaya administrasi dan umum terdiri dari :

a. Biaya gaji dan upah

b. Biaya untuk kesejahteraan karyawan


(29)

e. Biaya administrasi umum lainnya

Pada PT. Pepharin Ria Medan yang termasuk dalam biaya operasionalnya yaitu :

1. Biaya pemasaran atau penjualan terdiri dari :

a. Biaya pengembangan pasar bisnis penjualan, pengembangan pasar bisnis pemasaran, dan pengembangan bisnis lainnya.

b. Biaya pemasaran meliputi biaya angkutan penjualan, dan angkutan distribusi.

c. Biaya pengerjaan pemasaran meliputi honorarium agen penjualan. d. Biaya penyusutan kendaraan bermotor.

e. Biaya pengadaan meliputi pengadaan barang baku, pengadaan perlengkapan.

2. Biaya administrasi dan umum terdiri dari :

a. Biaya pegawai perusahaan meliputi biaya gaji dan tunjangan pegawai, premi untuk peningkatan prestasi kerja, uang kerja lembur dan uang transport, biaya pakaian seragam, biaya kesehatan pegawai.

b. Biaya pemeliharaan meliputi pemeliharaan gedung kantor, kendaraan bermotor, pemeliharaan inventaris.

c. Biaya bina layanan mutu.

d. Biaya penyusutan gedung, rumah dinas, penyusutan barang inventaris. e. Biaya pemakaian instalasi air, telepon, faks, listrik, gas.


(30)

E. PENETAPAN PENDAPATAN

Kegiatan ekonomis suatu perusahaan bersifat terus-menerus tanpa terputus. Ini berarti pula penciptaan barang-barang dan jasa juga merupakan proses yang terus-menerus.

Kegiatan itu merupakan suatu lingkungan yang berputar, mulai dari membeli bahan obat-obatan, memberikannya kepada pasien, menerima uang dari penjualan jasa, dan menggunakan uang tersebut untuk membeli kembali lagi bahan obat-obatan, demikian seterusnya. Pendapatan adalah penjualan barang dan jasa yang telah dinyatakan dalam uang. Pendapatan dengan demikian juga merupakan proses yang berjalan terus menerus tanpa terputus. Untuk tujuan pencatatan dalam pelaporan akuntansi diperlukan pembatas yang jelas tentang kapan suatu pendapatan harus diakui. Para akuntan dapat mamilih salah satu dari tahapan proses penciptaan jasa sebagai saat diakuinya pendapatan. Saat pengakuan pendapatan bervariasi mulai dari saat barang dan jasa tersebut selesai diproduksi sampai dengan diterimanya uang yang berasal dari penjualan jasa.

Oleh karena itu, penetapan pendapatan dan beban sangatlah penting dalam suatu perusahaan guna untuk mencapai tujuan perusahaan yang telah ditetapkan. Untuk perusahaaan yang lebih banyak memberikan jasa daripada produk, maka penetapan pendapatan mengikuti prosedur yang sama dengan transaksi barang berwujud.

Empat kriteria mendasar yang harus dipenuhi sebelum suatu item dapat diakui:


(31)

1. Definisi

Item atau kejadian dalam pertanyaan harus memenuhi definisi salah satu dari tujuh unsur laporan keuangan (aktiva, kewajiban, ekuitas, pendapatan, beban, keuntungan, atau kerugian).

2. Dapat diukur

Item atau kejadian tersebut harus memiliki atribut relevan yang dapat diukur secara andal, yaitu karakteristik, sifat, atau aspek yang dapat dikuantifikasi dan diukur. Contohnya adalah biaya historis, biaya sekarang, nilai pasar, nilai bersih yang dapat direalisasi, dan nilai sekarang bersih.

3. Relevansi

informasi mengenai item atau kejadian tersebut mampu membuat suatu perbedaan dalam keputusan pemakai.

4. Reliabilitas

informasi mengenai item tersebut dapat digambarkan secara wajar, dapat diuji, dan netral.

Demikian juga halnya dengan penetapan pendapatan maupun beban, harus terlebih dahulu memenuhi kriteria ini, barulah diakui sebagai item pendapatan maupun biaya.

Menurut SFAC No. 5 (par.83) dalam Stice & Stice Skousen (2004;504) adanya tambahan kriteria dalam prinsip pendapatan, yang menyatakan bahwa pendapatan harus diakui dalam laporan keuangan ketika ;


(32)

2. Pendapatan direalisasi atau dapat direalisasi.

Pendapatan dihasilkan ketika perusahaan secara mendasar menyelesaikan semua yang harus dilakukannya agar dikatakan menerima manfaat dari pendapatan yang terkait. Secara umum, pendapatan diakui ketika proses mengasilkan laba diselesaikan atau sebenarnya tidak diselesaikan selama biaya-biaya yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proses menghasilkan laba dapat diestimasi secara andal.

Pendapatan direalisasi ketika kas diterima untuk barang atau jasa yang dijual. Pendapatan itu dapat direalisasi ketika klaim atas kas (misalnya, aktiva nonkas seperti piutang usaha atau wesel tagih) diterima yang ditentukan dapat segera dikonversikan kedalam jumlah kas tertentu.

Pendapatan diakui segera setelah kedua kriteria ini dipenuhi. Masalah akuntansinya adalah menentukan kapan kriteria-kriteria ini dipenuhi untuk berbagai jenis transaksi yang menghasilkan pendapatan.

Pengiriman barang atau jasa kepada seseorang konsumen adalah kejadian penting yang sesungguhnya terjadi pada semua transaksi yang menghasilkan pendapatan. Dengan demikian, pengakuan mengacu pada waktu pencatatan transaksi dalam pembukuan.

Menurut Stice & Stice Skousen (2004;567) pendapatan biasanya diakui dan dicatat pada saat dua kriteria telah dipenuhi.

Kriteria pertama adalah pendapatan atau keuntungan tersebut sudah direalisasi atau dapat direalisasi, yang berarti bahwa penjual telah


(33)

dari pembeli. Kriteria kedua pendapatan atau keuntungan tersebut diperoleh dari penyelesaian secara substansial atas aktivitas-aktivitas yang terkait dengan proses menghasilkan, berarti bahwa penjual telah menyediakan barang atau jasa (atau sebagian besar dari produk atau jasa) kepada pembeli.

Menurut Stice & Stice Skousen (2004;584-609) dalam buku intermediate pengakuan pendapatan dibagi dalam dua cara, yaitu :

1. Pengakuan pendapatan sebelum pengiriman barang atau pelaksanaan jasa

2. Pengakuan pendapatan setelah pengiriman barang atau pelaksanaan jasa

1. Pengakuan Pendapatan Sebelum Pengiriman Barang atau Pelaksanaan Jasa

Pendapatan dapat dilaporkan sebelum barang jadi dikirim atau kontrak jasa diselesaikan untuk tujuan tertentu. Biasanya terjadi ketika periode kontruksi aktiva yang dijual atau periode pemberian jasanya relatif panjang, misalnya lebih dari 1 tahun. Dan contoh yang paling umum untuk hal tersebut adalah kontrak jangka panjang.

Menurut Stice & Stice Skousen (2004;587), ada 2 metode dalam pencatatan ayat jurnal pengakuan pendapatan sebelum pengiriman barang atau pelaksanaan jasa diberikan :


(34)

• Metode Persentase Penyelesaian

Yaitu sebuah alternatif terhadap metode kontrak lengkap dikembangkan untuk menghubungkan pengakuan pendapatan dari kontrak konstruksi jangka panjang dengan aktivitas perusahaan untuk memenuhi kontrak ini. Dalam penggunaan metode ini, pendapatan dapat diakui sebelum pengiriman barang atau pelaksanaan jasa jika empat kriteria dipenuhi :

1) Estimasi dapat dibuat mengenai jumlah pekerjaan yang tersisa 2) Ada suatu kontrak yang menentukan tanggung jawab setiap pihak 3) Pembeli dapat diharapkan untuk memenuhi kontrak

4) Penjual dapat diharapkan untuk memenuhi kontrak

Dengan metode ini, pendapatan diakui berdasarkan suatu estimasi mengenai tingkat penyelesaian kontrak. Dengan kontrak jangka panjang, ayat jurnal diperlukan untuk mencatat biaya yang terjadi, tagihan yang dibuat ke pelanggan, dan penagihan yang diterima dari pelanggan.

• Metode Kontrak Selesai

Menurut metode ini pendapatan diakui apabila kontrak telah dianggap selesai atau praktis selesai dikerjakan. Penetapan Pendapatan Sesudah Penyerahan Barang atau Pelaksanaan Jasa.

Dalam hal penetapan pendapatan tidak boleh ditetapkan sebelum proses pendapatan selesai atau benar-benar selesai. Biasanya proses pendapatan benar-benar selesai pada saat penyerahan barang atau pelaksanaan jasa.


(35)

sungguh-sungguh diterima. Ketidakpastian mengenai penerimaan kas memberi kesan bahwa pendapatan harus menunggu penerimaan kas yang sebenarnya.

• Metode Kerja Proporsional

Pada metode ini, pendapatan dapat diakui sebelum penyelesaian berdasarkan tingkat penyelesaian kontrak. Estimasi penyelesaian dibuat berdasarkan persentase tindakan identik atau nilai jual relatif dari tindakan yang telah diselesaikan.jumlah pendapatan yang diakui dihitung dengan cara mengalikan rasio ini dengan harga kontrak.

Menurut IAI (2007;23.5) mngenai metode persentase penyelesaian dalam penetapan pendapatan adalah:

“Pengakuan pendapatan dengan acuan pada tingkat penyelesaian dari suatu transaksi sering disebut sebagai metode persentase penyelesaian. Menurut metode ini, pendapatan diakui dalam periode akuntansi pada saat jasa yang diberikan. Pengakuan pendapatan atas dasar ini memberikan informasi yang berguna mengenai tingkat kegiatan jasa dan kinerja suatu perusahaan dalam suatu periode”. Untuk perusahaan yang lebih banyak memberikan jasa daripada produk, pengakuan pendapatan mengikuti prosedur yang sama dengan transaksi barang berwujud. Empat metode pengakuan pendapatan untuk penjualan jasa adalah : 1) Metode Kinerja Khusus

2) Metode Kinerja Proporsional 3) Metode Kinerja Selesai 4) Metode Penagihan.


(36)

I Metode Kinerja Khusus

Digunakan untuk pendapatan jasa yang dihasilkan dengan melakukan aksi tunggal. Contohnya seorang dokter gigi yang menghasilkan pendapatan atas penyelesaian penambalan gigi.

II Metode Kinerja Proporsional

Digunakan untuk mengakui pendapatan jasa yang dihasilkan oleh lebih dari aksi tunggal dan hanya ketika jasa melebihi satu periode akuntansi. Dalam metode ini, pendapatan diakui berdasarkan kinerja proporsional setiap tindakan. Metode kinerja proporsional dari akuntansi untuk pendapatan jasa sama dengan metode persentase penyelesaian. Pengukuran proporsional mengambil bentuk yang berbeda bergantung dari jenis transaksi jasa.

1. Tindakan kinerja yang sama. Jumlah pendapatan jasa yang sama diakui untuk setiap tindakan tersebut (sebagai contoh, pemrosesan pembayaran hipotik bulanan oleh banker hipotik).

2. Tindakan kinerja yang tidak sama. Pendapatan jasa yang diakui dalam proporsi biaya langsung penjual untuk melakukan setiap tindakan (misalnya, memberikan pelajaran, ujian, dan penilaian oleh sekolah koresponden)

3. Tindakan serupa dengan periode tetap untuk kinerja. Pendapatan jasa diakui oleh metode garis lurus selama periode tetap kecuali metode lain tidak lebih sesuai (misalnya, memberikan jasa pemeliharaan atas peralatan dengan biaya tetap periodik).


(37)

III Metode Kinerja Selesai

Digunakan untuk mengakui pendapatan jasa yang dihasilkan

dengan melakukan serangkaian tindakan di mana yang terakhir sangat penting dalam hubungannya dengan total transaksi jasa dimana pendapatan jasa dianggap telah dihasilkan hanya setelah tindakan terakhir terjadi. Menurut metode ini pendapatan diakui apabila kontrak telah dianggap selesai atau praktis selesai dikerjakan. Penetapan Pendapatan Sesudah Penyerahan Barang atau Pelaksanaan Jasa. Laba yang baik diakui ketika kas diterima pada saat penjualan, contohnya penjualan cicilan barang dagangan dan penjualan cicilan estate. Dalam metode penjualan cicilan penetapan laba diakui dengan menggunakan dua metode, yaitu :

a) Penetapan laba dari periode penjualan laba dapat diterapkan pada

penjualan.

b) Penetapan laba berkala dalam proporsi penagihan/ penetapan laba dalam periode penagihan per kas.

Dalam hal penetapan pendapatan tidak boleh ditetapkan sebelum proses pendapatan selesai atau benar-benar selesai. Biasanya proses pendapatan benar-benar selesai pada saat penyerahan barang atau pelaksanaan jasa.

Dalam hal tertentu timbul keadaan-keadaan yang sangat tidak pasti melingkupi suatu transaksi pendapatan yaitu mengenai apakah pembayaran sungguh-sungguh diterima. Ketidakpastian mengenai penerimaan kas memberi kesan bahwa pendapatan harus menunggu penerimaan kas yang sebenarnya.


(38)

IV Metode Penagihan

Digunakan untuk pendapatan jasa ketika ketidakpastian penagihan sangat tinggi atau estimasi beban yang terkait dengan pendapatan tidak dapat dipercaya sehingga persyaratan reliabilitas tidak dipenuhi. Pendapatan diakui hanya ketika kas diperoleh.

2. Pengakuan Pendapatan Setelah Pengiriman Barang/ Jasa

Dalam beberapa hal, mengakui pendapatan pada titik penjualan merupakan hal yang tidak tepat apabila janji pembayaran yang masih berlaku belum diterima. Dalam hal ini, pengakuan pendapatan ditangguhkan sampai kas benar-benar diterima. Menurut Stice & Stice Skousen (2004;602), ada beberapa metode untuk mengakui pendapatan, yaitu :

1) Metode penjualan cicilan

Mengakui laba berdasarkan suatu persentase laba kotor. Dari setiap

rupiah yang diterima, sebagian dicatat sebagai laba berdasarkan persentase laba kotor. Dalam metode ini, laba diakui pada saat kas dibayarkan dan bukannya pada saat penjualan. Metode penjualan cicilan paling umum digunakan dalam kasus penjual real estat dimana kontrak mungkin melibatkan sedikit atau tidak ada uang muka sama sekali, pembayaran meliputi waktu 30 sampai 40 tahun, dan tingkat kegagalan yang pembayaran yang tinggi dalam tahun-tahun awal karena investasi yang kecil di pihak pembeli dalam kontrak dan karena harga pasar properti sering kali tidak stabil.


(39)

estate. Dalam metode penjualan cicilan penetapan laba diakui dengan menggunakan dua metode, yaitu :

a) Penetapan laba dari periode penjualan laba dapat diterapkan pada

penjualan.

b) Penetapan laba berkala dalam proporsi penagihan/ penetapan laba dalam periode penagihan per kas.

2) Metode pemulihan biaya

Penerimaan kas pertama kali dianggap sebagai pengembalian atas

biaya yang berhubungan dengan penjualan tersebut. Saat biaya telah dikembalikan, setiap rupiah yang diterima kemudian dicatat sebagai laba. Tidak ada laba yang diakui untuk suatu penjualan sampai harga pokok barang yang dijual diperoleh kembali melalui penerimaan kas. Setelah itu semua penerimaan berikutnya dilaporkan sebagai pendapatan.

Metode digunakan hanya jika situasi seputar suatu penjualan sangat tidak pasti sehingga pengakuan lebih awal adalah tidak mungkin.

3) Metode kas

Ketika metode kas digunakan, laba ditentukan dengan membandingkan kas yang diterima dari pelanggan dengan kas yang dikeluarkan untuk periode tersebut berkaitan dengan persediaan atau jasa. Jika probabilitas biaya produk atau jasa adalah sangat kecil, akuntansi metode kas dapat digunakan. Namun metode ini jarang sekali dapat diterapkan untuk penjualan barang dagangan maupun real


(40)

estat karena hak pemilikan kembali akan memberikan nilai yang cukup besar untuk penjual. Namun, metode kas ini sesuai untuk kontrak jasa dengan biaya awal yang sangat besar dan ada ketidakpatian yang cukup besar terhadap penagihan dari harga kontrak. Dalam metode ini semua biaya dibukukan sebagai beban saat terjadinya, dan pendapatan diakui saat penagihan dilakukan. Menurut metode ini, pendapatan ditetapkan ketika penerimaan kas dilakukan. Pengakuan pendapatan menurut Niswonger dibagi atas 4 (empat) kriteria, yaitu :

a. Saat Penjualan (Point of sale)

Pendapatan dari penjualan barang biasanya ditentukan dengan metode saat penjualan, dimana pendapatan direalisasi pada saat hak kepemilikan berpindah kepihak pembeli. Pada saat pejualan, harga jual telah disepakati, pembeli mendapatkan hak kepemilikan atas barang tersebut, dan penjual mempunyai klaim (tuntutan) yang sah terhadap pembeli. Realisasi pendapatan dari penjualan jasa dapat juga ditentukan dengan cara ini, walaupun sering ada perbedaan waktu antara saat perjanjian disetujui dan penyelesaiaan jasa tersebut.

b. Penerimaan Pembayaran ( Receipt of Payment)

Penetapan pendapatan dapat juga ditangguhkan sampai diterimanya pembayaran. Bila digunakan kriteria ini, pendapatan baru dikatakan direalisasi pada saat uang kas telah diterima, tidak peduli kapan dilakukannya penjualan. Dasar kas (Cash Basis ) ini umumnya dipraktekkan oleh ahli-ahli hukum maupun


(41)

perorangan adalah karena pengaruh kenyataan bahwa hal ini dapat digunakan untuk menghitung penghasilan kena pajak. Akan tetapi, kriteria diatas bukanlah metode yang tepat untuk mengukur pendapatan dari penjualan barang.

c. Metode Cicilan ( Installment Sales Method )

Pada beberapa perusahaan, khususnya dalam bidang perdagangan eceran, umumnya penjualan dilakukan dengan sistem cicilan. Dalam sistem penjualan cicilan, pembeli membayar sejumlah uang muka dan sisanya, disepakati akan dibayar dengan jumlah tertentu, keadaannya sedemikian rupa sehingga penerimaan tagihan sering tidak pasti. Oleh karena itu dapat digunakan metode cicilan ( installment method ) untuk menetapkan pendapatan, dimana setiap penerimaan pembayaran dianggap sebagai pendapatan dan terdiri dari harga pokok barang yang dijual dan laba kotor penjualan.

d. Persentase Penyelesaian ( Percentage of Compleation )

Perusahaan yang mengerjakan proyek kontruksi mungkin memerlukan beberapa tahun untuk menyelesaikan kontrak tertentu. Apabila total kontrak jangka panjang serta tingkat kemajuan proyek dapat ditaksir secara layak, maka pendapatan dapat dianggap direalisasi sepanjang umur kontrak. Jumlah pendapatan yang dilaporkan untuk periode tertentu ditentukan berdasarkan estimasi persentase dari kontrak yang telah diselesaikan selama periode tertentu.

Berdasarkan riset yang penulis lakukan dan atas dasar dari teori yang penulis dapatkan, bahwa PT. PEPHARIN RIA MEDAN mengakui pendapatan perusahaannya berdasarkan Metode Kas.


(42)

Konsep penetapan pendapatan menunjukkan kapan waktu transaksi dicatat pada buku perusahaan. Penetapan itu termasuk penggambaran suatu item baik dalam kata-kata maupun dalam jumlahnya, dimana jumlah mencakup angka-angka ringkas dalam laporan keuangan melalui riset yang penulis lakukan. PT. PEPHARIN RIA MEDAN menetapkan pendapatannya menggunakan “Cash Basis“ maksudnya, pendapatan akan dicatat sebagai pendapatan pada saat kas pendapatan tersebut telah diterima. Dalam hal ini, pengakuan pendapatan terjadi bersamaan dengan pengakuan kenaikan aktiva, yaitu kas. Selama kas atas pendapatan belum diterima maka oleh perusahaan pendapatan tersebut belum diakui sebagai pendapatan. Pada umumnya pengakuan pendapatan memang menjadi masalah penting dalam akuntansi.

Dalam hal penentuan transaksi disebut pendapatan, harus ada keterkaitan antara pengakuan kenaikan aktiva perusahaan tertentu / penurunan kewajiban. Penentuan pendapatan dalam laporan laba rugi harus berdasarkan kriteria :

a) Nilai ekonomi seharusnya telah ditambahkan oleh perusahaan pada

produksinya

b) Jumlah pendapatan harus dapat diukur

c) Pengukuran harus dapat diuji secara relatif terlepas dari bias

d) Beban yang berkaitan harus sanggup ditaksir dengan tingkat ketepatan yang

wajar.

Dengan demikian, perusahaan harus dapat memilih apakah pendapatan ditetapkan pada saat periode terjadinya transaksi pendapatan, atau pada saat kas


(43)

telah diterima. Perusahaan PT. PEPHARIN RIA MEDAN memilih cara yang kedua yakni menetapkan pendapatan pada saat kas telah diterima.

Penetapan pendapatan dilakukan untuk mengetahui besarnya pendapatan yang harus disajikan dalam laporan laba rugi. Penetapan yang dilakukan terhadap pendapatan dan unsur-unsur lain dari perhitungan laba rugi akan menggambarkan laba perusahaan yang sebenarnya sekaligus akan membantu Arus Modal kearah perusahaan yang lebih menguntungkan dan efisien sehingga menimbulkan pengalokasian yang timbul dari suatu transaksi biasanya ditentukan oleh persetujuan antara perusahaan dengan konsumen atau pemakai aktiva tersebut. Jumlah tersebut diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima perusahaan dikurangi dengan jumlah potongan / keringanan bila ada. Pendapatan PT. PEPHARIN RIA MEDAN diukur dengan nilai wajar yang diterima atau yang dapat diterima.

Menurut Standar Akuntansi Keuangan permasalahan utama dalam akuntansi untuk pendapatan adalah menentukan saat pengakuan pendapatan. Pendapatan ditetapkan bila besar kemungkinan manfaat ekonomi masa depan akan mengalir keperusahaan dan manfaat ini dapat diukur dengan handal. Pernyataan ini juga memberikan pedoman praktis dalam penerapan kriteria tersebut. Pernyataan ini harus diterapkan dalam akuntansi yang timbul dari transaksi dan peristiwa ekonomi beikut ini :

a. Penjualan Barang

b. Penjualan Jasa ; dan


(44)

menghasilkan bunga, royalti dan dividen. Ad. a. Penjualan Barang

Pendapatan dari penjualan barang harus diakui bila seluruh kondisi berikut dipenuhi :

1. Perusahaan telah memindahkan resiko secara signifikan dan telah memindahkan manfaat kepemilikan barang kepada pembeli.

2. Perusahaan tidak lagi mengelola atau melakukan pengendalian efektif atas barang yang dijual.

3. Jumlah pendapatan tersebut dapat diukur dengan handal.

4. Besar kemungkinan manfaat ekonorni yang dihubungkan dengan transaksi akan mengalir kepada perusahaan tersebut, dan

5. Biaya yang terjadi atau yang akan terjadi sehubungan dengan transaksi penjualan dapat diukur dengan handal.

Ad. b. Penjualan Jasa

Pendapatan sehubungan dengan penjualan jasa harus diakui dengan acuan pada tingkat penyelesaian dari transaksi pada tanggal neraca. Hasil suatu transaksi dapat diestimasi dengan handal bila seluruh kondisi berikut ini dipenuhi :

1. Jumlah pendapatan dapat diukur dengan handal

2. Besar kemungkinan manfaat ekonomi sehubungan dengan transaksi tersebut akan diperoleh perusahaan.


(45)

ini mengakui bahwa pendapatan yang diterima, akan sah sebagai pendapatan.

Ad. c. Bunga, Royalti, dan Deviden

Pendapatan harus ditetapkan dengan dasar sebagai berikut : 1. Bunga harus ditetapkan atas dasar proporsi waktu yang

memperhitungkan hasil efektif aktiva tersebut.

2. Royalti harus ditetapkan atas dasar akrual dengan substansi perjanjian yang relevan.

2. Dalam metode biaya ( cost method), dividen tunai harus ditetapkan bila hak pemegang saham untuk menerima pembayaran ditetapkan.

E.

PENETAPAN BIAYA

Penetapan biaya juga menjadi masalah dalam suatu perusahaan. Penetapan biaya berhubungan dengan kapan suatu pengeluaran akan diakui bahkan dicatat sebagai biaya, biaya dapat juga diartikan sebagai beban yang secara langsung atau secara tidak langsung telah dimanfaatkan didalam kegiatan operasi perusahaan guna mendapatkan suatu penghasilan atau laba.

Biaya merupakan faktor pengurangan pendapatan dalam menentukan laba, oleh karena itu beban diakui dalam pelaporan laba/rugi atas dasar hubungan langsung antara biaya yang menimbulkan pendapatan tertentu yang akan diperoleh. Proses yang biasanya disebut penandingan biaya dengan pendapatan ini melibatkan pengakuan pendapatan dan beban secara gabungan atau bersamaan yang dihasilkan secara langsung dan bersama-sama dari transaksi atau peristiwa


(46)

lainnya yang sama, misalnya berbagai komponen beban yang membentuk beban pokok penjualan diakui pada saat yang sama dengan pendapatan yang diperoleh dari penjualan jasa.

Prinsip penandingan mewajibkan bahwa jika pendapatan ditentukan sesuai dengan prinsip pendapatan untuk beberapa periode pelaporan, beban yang terjadi dalam menghasilkan pendapatan harus diakui pada periode tersebut. Dasar dari prinsip penandingan adalah ketika pendapatan dihasilkan, aktiva tertentu dikonsumsi (seperti perlengkapan) atau dijual (seperti persediaan), dan jasa digunakan (seperti usaha pekerja). Harga pokok aktiva dan jasa yang digunakan harus diakui dan dilaporkan sebagai beban periode selama pendapatan terkait diakui.

Biaya dapat diklasifikasikan dalam tiga kategori :

1) Biaya Langsung, beban ini diakui berdasarkan pengakuan pendapatan yang dihasilkan secara langsung dan bersama-sama dari transaksi atau kejadian serupa lainnya sebagai beban.

2) Biaya Periodik, beban-beban ini diakui selama periode di mana kas dikeluarkan atau kewajiban terjadi untuk barang dan jasa yang digunakan secara serentak pada perolehan atau kemudian, misalnya gaji bagian administrasi.

3) Biaya Alokasi, beban-beban ini dialokasikan dengan prosedur sistematik dan rasional pada periode selama aktiva terkait diharapkan akan memberikan manfaat, misalnya penyusutan dan asuransi.


(47)

Biaya yang secara langsung berkaitan dengan penjualan Jasa merupakan biaya-biaya yang terkait dengan penjualan jasa secara langsung dapat diklasifikasikan seperti berikut :

• Biaya Langsung awal adalah terkait langsung dengan transaksi jasa negoisasi dan penyempurnaan. Biaya-biaya ini termasuk komisi, honorarium hukum, kompensasi tenaga penjualan di samping komisi, dan kompensasi karyawan nonpenjualan yang dapat diterapkan pada transaksi jasa negoisasi dan penyempurnaan.

• Biaya langsung adalah biaya yang dapat dengan mudah ditelusuri ke objek

biaya yang bersangkutan. Misalnya seluruh pengeluaran beban dalam pembelian obat-obatan dibebankan kepada bagian keuangan, maka gaji manajer keuangan pada PT. PEPHARIN RIA Medan merupakan biaya langsung perusahaan tersebut.

Semua biaya langsung awal dan biaya langsung harus diakui sebagai biaya selama periode dimana pendapatan jasa terkait diakui dengan metode kinerja khusus dan kinerja selesai untuk penandingan yang sesuai antara pendapatan dan beban. Demikian juga, biaya langsung awal dan biaya langsung yang terjadi sebelum pengakuan pendapatan dari kinerja jasa harus ditangguhkan sebagai pembayaran dimuka dan dibebankan ketika pendapatan jasa terkait diakui.

Dengan metode kinerja proporsional, biaya langsung awal harus dicatat sebagai beban ketika pendapatan jasa diakui. Namun, biaya langsung harus dibebankan ketika terjadi korelasi yang tinggi antara jumlah biaya langsung yang terjadi dan pendapatan jasa yang diakui dalam metode ini.


(48)

Dengan metode penagihan, semua biaya langsung awal dan biaya langsung harus dibebankan ketika terjadi. Oleh karena itu, setiap pengeluaran dalam hal ini kegiatan-kegiatan rumah sakit terhadap pimpinan, karyawan, keperluan kantor, keperluan pekerjaan, pemasaran jasa akan melalui bukti-bukti yang sah dan dana telah dikeluarkan untuk kegiatan tersebut. Maka saat itulah penetapan terhadap beban, karena penetapan beban pada perusahaan PT. PEPHARIN RIA MEDAN sama dengan metode penetapan pendapatannya yaitu “ Cash Basis “.

Dari riset yang penulis lakukan ditemukan bahwa pada PT. PEPHARIN RIA MEDAN Medan diketahui bahwa biaya ditetapkan terdiri atas :

a) Beban operasional yaitu biaya yang langsung berhubungan dengan kegiatan utama perusahaan, merupakan biaya fungsional

b) Beban administrasi umum yaitu biaya yang tidak langsung berhubungan dengan kegiatan operasi perusahaan, tapi masih dikategorikan biaya fungsional

c) Biaya lain-lain yaitu jenis biaya yang tidak langsung berhubungan dengan kegiatan operasional perusahaan dan terkadang tidak dapat diprediksi atau jarang mungkin satu kali setahun atau lebih.


(49)

kesepakatan, dan konsumen mempunyai kemauan untuk membayar.

PT. PEPHARIN RIA MEDAN dalam hal ini ruang geraknya adalah dalam bidang produksi dan penjualan, dimana sumber pendapatan utamanya berasal dari penjualan obat, pemasok bahan-bahan obat serta bidang usaha lainnya yang mendukung.

Pada PT. PEPHARIN RIA MEDAN mengakui pendapatan yaitu pada saat/ setiap terjadinya transaksi pembayaran yang dilakukan oleh konsumen kepada kasir yang kemudian dicatat oleh bagian akuntansi. Lebih jelasnya bahwa setiap kegiatan perusahaan yang menghasilkan pendapatan diakui pada saat pembayaran dilakukan oleh pihak yang memakai jasa dari perusahaan tersebut.

B. Penetapan Biaya Operasional

Biaya adalah bahan yang sangat penting dalam pembuatan keputusan. Dalam pembuatan keputusan sangat penting untuk memiliki pemahaman yang kuat konsep biaya diferensial, opportunity cost dan sunk cost.

Opportunity cost adalah manfaat potensial yang akan hilang apabila salah satu alternatif telah dipilih dari sejumlah alternatif yang tersedia. Opportunity cost

tidak selalu dicatat dalam catatan akuntansi organisasi, melainkan biaya yang harus dipertimbangkan dalam setiap pengambilan keputusan.

Sunk Cost adalah biaya yang telah terjadi dan tidak dapat diubah oleh keputusan apa pun yang dibuat saat ini atau pun masa yang akan datang. Karena


(50)

deferensial. Oleh karenanya sunk cost dapat dilabaikan dalam pembuatan keputusan.

Setelah pengakuan pendapatan, berikut penulis juga akan memberikan analisa dan evaluasi terhadap penetapan biaya operasi, yaitu saat kapan biaya operasional yang akan dikeluarkan tersebut diakui atau ditetapkan sebagai biaya yang berhubungan dengan kegiatan usaha perusahaan yang dilakukan. Pengakuan biaya operasional yang dilakukan oleh PT. PEPHARIN RIA MEDAN adalah pada saat kas dikeluakan oleh bagian keuangan untuk membiayai kegiatan atau aktivitas perusahaan tersebut. Pada PT. PEPHARIN RIA MEDAN, biaya yang ditandingkan dengan pendapatan adalah biaya operasional, yang mana berdasarkan riset yang dilakukan oleh penulis dapat dilihat bahwa PT. PEPHARIN RIA MEDAN dalam pengakuan biaya operasional menggunakan Acrual Basis. Adapun jurnal untuk mencatatnya adalah sebagai berikut :

Contoh 1)

Pada tanggal 1 Maret akan dikeluarkan uang untuk membayar gaji pegawai pada bulan Maret sebesar Rp. 150.000.000.

Biaya gaji pegawai Rp. 150.000.000.

Kas Rp. 150.000.000.

Contoh 2)

Pada tanggal 15 Maret dibeli seperangkat peralatan kantor sebesar Rp. 15.000.000.


(51)

Untuk memprediksi perilaku biaya, bagaimana biaya bereaksi terhadap perubahan aktivitas, manajer biasanya mengklasifikasikan biaya kedalam dua kategori, variabel dan tetap. Biaya variabel secara total berhubungan secara proporsional dengan aktivitas. Biaya tetap secara total selalu tetap dan tidak terpengaruh oleh tingkat aktivitas yang terjadi dalam cakupan yang relevan.


(52)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Dari penelitian yang penulis laksanakan, dan dari hasil yang telah penulis simpulkan, penulis mengambil beberapa kesimpulan, yaitu :

1 PT. PEPHARIN RIA MEDAN dalam menetapkan pendapatan perusahaannya memakai cara penetapan pendapatan setelah pelaksanaan jasanya telah selesai dan metode pencatatannya adalah cash basis.

2 Dalam menetapkan biayanya, PT. PEPHARIN RIA MEDAN melakukan metode cash basis, yaitu biaya akan langsung diakui pada saat telah dikeluarkan walaupun manfaat dari biaya tersebut belum semua diterima.

3. PT. PEPHARIN RIA MEDAN menggunakan metode cash basis dalam menetapkan pendapatan dan beban karena penggunaan metode ini lebih mudah dan sederhana.


(53)

B. SARAN

Dari penelitian yang penulis lakukan dan hasil yang telah penulis buat, penulis akan mencoba memberikan saran sehubungan dengan masalah yang penulis angkat, yaitu :

1. Untuk mencapai tujuannya, sebaiknya PT. PEPHARIN RIA MEDAN

menggunakan laporan keuangan yang disusun berdasarkan atas dasar akrual. Karena dengan dasar ini, pengaruh transaksi dan peristiwa lain diakui pada saat kejadian (dan bukan pada saat kas atau setara kas diterima atau dibayar) dan dicatat dalam catatan akuntansi serta dilaporkan dalam laporan keuangan pada periode yang bersangkutan.

2. Sebaiknya PT. PEPHARIN RIA MEDAN dalam menetapkan

pendapatan dan bebannya juga dengan menggunakan metode akrual basis, yang sesuai dengan PSAK No 1 tahun 2007. Karena laporan yang disusun atas dasar akrual akan memberikan informasi kepada pengguna tidak hanya transaksi masa lalu yang melibatkan penerimaan dan pembayaran kas tetapi juga kewajiban pembayaran kas dimasa depan serta sumber daya yang merepresentasikan kas yang akan diterima dimasa depan. Oleh karena itu, laporan keuangan yang disusun dengan metode akrual basis akan menyediakan jenis informasi transaksi masa lalu dan peristiwa lainnya yang paling berguna bagi pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi.


(54)

DAFTAR PUSTAKA

Mulyadi, Akuntansi Manajemen, Edisi Ketiga, Salemba Empat, Jakarta, 2001.

Niswonger, Rollin, Warren, James M, Reeve & Philip. E. Fess, Prinsip – prinsip Akuntansi, Edisi sembilan belas, Terjemahan Alfonus Sirait & Helda Gunawan, Erlangga , Jakarta, 2000.

Stice, Skousen, Intermediate Accounting, Edisi kelima belas, Terjemahan Ariyanto Salemba Empat, Jakarta, 2005.

Niswonger, C, R, dan Fess P.E, Dasar-Dasar Akuntansi, Penerjemah Soemarsono, Edisi Revisi, Penerbit PT. Rineka Cipta, Jakarta, 2000.

Abdul Hakim, akuntansi Intermediate, Edisi Kesepuluh, Penerbit Erlangga, Jakarta, 2000.

Garrison, R, H dan Noreen, Eric W, Akuntansi Manajerial, Terjemahan A. Totok Budisantoso, Salemba Empat, Jakarta, 2000.

Carter Usry, Thomson, Akuntansi Biaya, Penerbit Salemba Empat, Terjemahan Krista SE, Ak, Jakarta, 2004.

Ikatan Akuntan Indonesia, Standar Akuntansi Keuangan, Salemba Empat, Jakarta, 2002.


(1)

kesepakatan, dan konsumen mempunyai kemauan untuk membayar.

PT. PEPHARIN RIA MEDAN dalam hal ini ruang geraknya adalah dalam bidang produksi dan penjualan, dimana sumber pendapatan utamanya berasal dari penjualan obat, pemasok bahan-bahan obat serta bidang usaha lainnya yang mendukung.

Pada PT. PEPHARIN RIA MEDAN mengakui pendapatan yaitu pada saat/ setiap terjadinya transaksi pembayaran yang dilakukan oleh konsumen kepada kasir yang kemudian dicatat oleh bagian akuntansi. Lebih jelasnya bahwa setiap kegiatan perusahaan yang menghasilkan pendapatan diakui pada saat pembayaran dilakukan oleh pihak yang memakai jasa dari perusahaan tersebut.

B. Penetapan Biaya Operasional

Biaya adalah bahan yang sangat penting dalam pembuatan keputusan. Dalam pembuatan keputusan sangat penting untuk memiliki pemahaman yang kuat konsep biaya diferensial, opportunity cost dan sunk cost.

Opportunity cost adalah manfaat potensial yang akan hilang apabila salah satu alternatif telah dipilih dari sejumlah alternatif yang tersedia. Opportunity cost tidak selalu dicatat dalam catatan akuntansi organisasi, melainkan biaya yang harus dipertimbangkan dalam setiap pengambilan keputusan.

Sunk Cost adalah biaya yang telah terjadi dan tidak dapat diubah oleh keputusan apa pun yang dibuat saat ini atau pun masa yang akan datang. Karena sunk cost tidak dapat diubah oleh keputusan apa pun, sunk cost bukanlah biaya


(2)

deferensial. Oleh karenanya sunk cost dapat dilabaikan dalam pembuatan keputusan.

Setelah pengakuan pendapatan, berikut penulis juga akan memberikan analisa dan evaluasi terhadap penetapan biaya operasi, yaitu saat kapan biaya operasional yang akan dikeluarkan tersebut diakui atau ditetapkan sebagai biaya yang berhubungan dengan kegiatan usaha perusahaan yang dilakukan. Pengakuan biaya operasional yang dilakukan oleh PT. PEPHARIN RIA MEDAN adalah pada saat kas dikeluakan oleh bagian keuangan untuk membiayai kegiatan atau aktivitas perusahaan tersebut. Pada PT. PEPHARIN RIA MEDAN, biaya yang ditandingkan dengan pendapatan adalah biaya operasional, yang mana berdasarkan riset yang dilakukan oleh penulis dapat dilihat bahwa PT. PEPHARIN RIA MEDAN dalam pengakuan biaya operasional menggunakan Acrual Basis. Adapun jurnal untuk mencatatnya adalah sebagai berikut :

Contoh 1)

Pada tanggal 1 Maret akan dikeluarkan uang untuk membayar gaji pegawai pada bulan Maret sebesar Rp. 150.000.000.

Biaya gaji pegawai Rp. 150.000.000.

Kas Rp. 150.000.000.

Contoh 2)

Pada tanggal 15 Maret dibeli seperangkat peralatan kantor sebesar Rp. 15.000.000.

Biaya perlengkapan kantor Rp. 15.000.000.


(3)

Untuk memprediksi perilaku biaya, bagaimana biaya bereaksi terhadap perubahan aktivitas, manajer biasanya mengklasifikasikan biaya kedalam dua kategori, variabel dan tetap. Biaya variabel secara total berhubungan secara proporsional dengan aktivitas. Biaya tetap secara total selalu tetap dan tidak terpengaruh oleh tingkat aktivitas yang terjadi dalam cakupan yang relevan.


(4)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Dari penelitian yang penulis laksanakan, dan dari hasil yang telah penulis simpulkan, penulis mengambil beberapa kesimpulan, yaitu :

1 PT. PEPHARIN RIA MEDAN dalam menetapkan pendapatan perusahaannya memakai cara penetapan pendapatan setelah pelaksanaan jasanya telah selesai dan metode pencatatannya adalah cash basis.

2 Dalam menetapkan biayanya, PT. PEPHARIN RIA MEDAN melakukan metode cash basis, yaitu biaya akan langsung diakui pada saat telah dikeluarkan walaupun manfaat dari biaya tersebut belum semua diterima.

3. PT. PEPHARIN RIA MEDAN menggunakan metode cash basis dalam menetapkan pendapatan dan beban karena penggunaan metode ini lebih mudah dan sederhana.


(5)

B. SARAN

Dari penelitian yang penulis lakukan dan hasil yang telah penulis buat, penulis akan mencoba memberikan saran sehubungan dengan masalah yang penulis angkat, yaitu :

1. Untuk mencapai tujuannya, sebaiknya PT. PEPHARIN RIA MEDAN menggunakan laporan keuangan yang disusun berdasarkan atas dasar akrual. Karena dengan dasar ini, pengaruh transaksi dan peristiwa lain diakui pada saat kejadian (dan bukan pada saat kas atau setara kas diterima atau dibayar) dan dicatat dalam catatan akuntansi serta dilaporkan dalam laporan keuangan pada periode yang bersangkutan. 2. Sebaiknya PT. PEPHARIN RIA MEDAN dalam menetapkan

pendapatan dan bebannya juga dengan menggunakan metode akrual basis, yang sesuai dengan PSAK No 1 tahun 2007. Karena laporan yang disusun atas dasar akrual akan memberikan informasi kepada pengguna tidak hanya transaksi masa lalu yang melibatkan penerimaan dan pembayaran kas tetapi juga kewajiban pembayaran kas dimasa depan serta sumber daya yang merepresentasikan kas yang akan diterima dimasa depan. Oleh karena itu, laporan keuangan yang disusun dengan metode akrual basis akan menyediakan jenis informasi transaksi masa lalu dan peristiwa lainnya yang paling berguna bagi pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Mulyadi, Akuntansi Manajemen, Edisi Ketiga, Salemba Empat, Jakarta, 2001.

Niswonger, Rollin, Warren, James M, Reeve & Philip. E. Fess, Prinsip – prinsip Akuntansi, Edisi sembilan belas, Terjemahan Alfonus Sirait & Helda Gunawan, Erlangga , Jakarta, 2000.

Stice, Skousen, Intermediate Accounting, Edisi kelima belas, Terjemahan Ariyanto Salemba Empat, Jakarta, 2005.

Niswonger, C, R, dan Fess P.E, Dasar-Dasar Akuntansi, Penerjemah Soemarsono, Edisi Revisi, Penerbit PT. Rineka Cipta, Jakarta, 2000.

Abdul Hakim, akuntansi Intermediate, Edisi Kesepuluh, Penerbit Erlangga, Jakarta, 2000.

Garrison, R, H dan Noreen, Eric W, Akuntansi Manajerial, Terjemahan A. Totok Budisantoso, Salemba Empat, Jakarta, 2000.

Carter Usry, Thomson, Akuntansi Biaya, Penerbit Salemba Empat, Terjemahan Krista SE, Ak, Jakarta, 2004.

Ikatan Akuntan Indonesia, Standar Akuntansi Keuangan, Salemba Empat, Jakarta, 2002.