Pengaruh Kinerja Keuangan, Good Corporate Governance, dan pengungkapan Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

(1)

SKRIPSI

PENGARUH KINERJA KEUANGAN, GOOD CORPORATE GOVERNANCE, DAN PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL

RESPONSIBILITY TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK

INDONESIA

OLEH :

FEBRINA MELISSA DWANTY PUTRI 080503146

PROGRAM STUDI STRATA-1 AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

LEMBAR PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul “Pengaruh Kinerja Keuangan, Good Corporate Governance, dan pengungkapanCorporate Social responsibility Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia” adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban akademik pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga, dan/atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin, dan/atau ditulis sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah.

Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Medan, April 2012

NIM: 080503146


(3)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana pengaruh kinerja keuangan, good corporate governance (GCG), dan pengungkapan corporate social responsibility (CSR) terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama tahun 2008 - 2010. Ada 5 variabel yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu price to book value (PBV) sebagai variabel dependen dan return on asset (ROA), return on equity (ROE), Komisaris Independen, dan pengungkapan CSR sebagai variabel independen.

Design dalam penelitian bersifat asosiatif kausal dengan menggunakan data sekunder. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan – perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI yang berjumlah 149 perusahaan. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling, dan diperoleh 25 perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini. Data penelitian dianalisis melalui uji regresi berganda yaitu uji F dan uji T pada tingkat signifikan 5% (α = 0.05). Penganalisaan data menggunakan softwarepengolahan data statistik yaitu SPSS 18.00.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa ROA, ROE, Komisaris Independen, dan pengungkapan CSRberpengaruh secara simultan terhadap PBV. Akan tetapi secara parsial hanya ROE, dan pengungkapan CSR yang memiliki pengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Hal ini berarti perusahaan harus terus meningkatkan kinerja laporan keuangan dan melakukan pengungkapan CSR dalam laporan tahunan agar dapat meningkatkan nilai perusahaan dimata investor, stakeholder, dan masyarakat terhadap perusahaan.

Kata Kunci : Good corporate governance (GCG), return on asset (ROA), return on equity (ROE),Komisaris Independen, pengungkapan corporate social responsibility (CSR)


(4)

ABSTRACT

This research aims to analyze how the influence of financial performance, good corporate governance (GCG), and corporate social responsibility (CSR) disclossure on corporate value at manufacturing firms listed on the Indonesian Stock Exchange during 2008 – 2010. There are 5 variables used in this research that price to book value (PBV) as dependent variable and return on asset (ROA), return on equity (ROE), Independent Commissioner and CSR disclossure as independent variables.

Design in this research is associative causal by using secondary data. The population of the research are manufacturing firms listed on Indonesian Stock Exchange, amounting 149 firms. Collecting samples are done using the purposive sampling – method and retrieved 25 firms that are to be sampled. The data research is analyzed by regression test that T – test and F – test at the level of significant 5 %. Data was analyzed using statistical data processing software, SPSS 18.

The result of this research indicates that ROA, ROE, Independent commissioner, and CSR disclossure influence simultaneously on PBV. However, only partially ROE and CSR disclossure that has significant influence on the corporate value. This means that companies have to keep financial reporting performance and increase CSR disclossure in the annual report in order to increase corporate value in the eyes of the investors, stakeholders, and public. Keywords : Good corporate governance (GCG), return on asset (ROA),

return on equity (ROE), Independent Commissioner, corporate social responsibility (CSR) disclossure


(5)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan nikmat dan kemudahannya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tepat waktu guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Sumatera Utara. Shalawat beriring salam penulis hadiahkan kepada Rasulullah SAW, semoga beliau bersedia memberikan syafa’atnya di akhirat kelak.

Skripsi ini berjudul “Pengaruh Kinerja Keuangan, Good Corporate Governance, dan pengungkapan Corporate Social responsibility Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia”. Penulis telah banyak menerima bimbingan, saran, motivasi dan doa dari berbagai pihak selama penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan bimbingan, yaitu kepada :

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, MEc. Selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, M.A.F.I.S., Ak, selaku Ketua Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dan Bapak Drs. Hotmal Ja’far, MM, selaku Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Firman Syarif, M.Si, Ak selaku Ketua Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dan Ibu Dra. Mutia Ismail, MM, Ak., selaku Sekretaris Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Sumatera Utara.

4. Bapak Sambas Ade Kesuma, S.E., M.Si selaku Dosen Pembimbing. Terima kasih atas semua waktu dan bimbingan yang telah bapak berikan kepada saya selama proses penyusunan dan penyelesaian skripsi ini.

5. Bapak Iskandar Muda, M.Si., Ak., selaku Dosen Pembaca Penilai. Terima kasih atas waktu dan kesempatan yang telah bapak berikan kepada saya dalam membaca serta menilai skripsi ini.


(6)

6. Kedua orang tua penulis, Ayahanda Bambang Herwanto dan Ibunda Lasmisem. Terima kasih atas semua kasih sayang, do’a, dukungan, didikan, dukungan dan semangat yang sangat berarti. Semoga penulis dapat menjadi anak yang dapat dibanggakan.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan dari para pembaca untuk penulisan selanjutnya. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi para pembacanya.

Medan, April 2012

NIM: 080503146


(7)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 5

1.3 Tujuan Penelitian ... 5

1.4 Manfaat Penelitian` ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Nilai Perusahaan ... 7

2.2 Kinerja Keuangan Perusahaan ... 8

2.2.1 ROA ... 11

2.2.2 ROE ... 11

2.3 GCG ... 12

2.3.1 Dewan Komisaris Independen ... 12

2.4 Pengungkapan CSR ... 14

2.5 Penelitian Terdahulu ... 16

2.6 Kerangka Konseptual ... 18

2.7 Hipotesis penelitian ... 19

2.7.1 Pengaruh Kinerja Keuangan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan ... 19

2.7.2 Pengaruh GCG Terhadap Nilai Perusahaan ... 19

2.7.3 Pengaruh Pengungkapan CSR Terhadap Nilai Perusahaan ... 20

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 21

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 21

3.3 Batasan Operasional ... 22

3.4 Definisi Operasional dan Skala Pengukuran ... 22

3.5 Populasi dan Sampel Penelitian ... 25

3.6 Jenis Data ... 27

3.7 Metode Pengumpulan Data ... 27

3.8 Teknik Analisis ... 27


(8)

3.8.1.1 Uji Normalitas ... 27

3.8.1.2 Uji Multikolinieritas ... 28

3.8.1.3 Uji Autokorelasi ... 29

3.8.1.4 Uji Heteroskedastisitas ... 29

3.8.2 Uji Hipotesis ... 30

3.8.2.1 Uji Koefisien Determinasi (R2) ... 31

3.8.2.2 Uji F ... 31

3.8.2.3 Uji T... 31

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Hasil Penelitian ... 32

4.1.1 Analisis Statistik deskriptif ... 32

4.1.2 Uji Asumsi Klasik ... 33

4.1.2.1 Uji Normalitas ... 33

4.1.2.2 Uji Multikolinieritas ... 39

4.1.2.3 Uji Autokorelasi ... 40

4.1.2.4 Uji Heteroskedastisitas ... 41

4.1.3 Uji Hipotesis ... 42

4.1.3.1 Uji Determinasi (R2) ... 43

4.1.3.2 Uji F ... 44

4.1.3.3 Uji T ... 45

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian ... 47

4.2.1 Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan .. 47

4.2.2 Pengaruh GCG Terhadap Nilai Perusahaan ... 48

4.2.3 Pengaruh Pengungkapan CSR Terhadap Nilai perusahaan 48 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 49

5.2 Saran ... 51

DAFTAR PUSTAKA ... 52


(9)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

Tabel 2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu ... 17

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian... 21

Tabel 3.2 Definisi Operasional dan Skala Pengukuran ... 23

Tabel 3.3 Populasi Sampel ... 26

Tabel 4.1 Statistik Deskriptif ... 32

Tabel 4.2Hasil Uji Normalitas ... 36

Tabel 4.3Hasil Uji Normalitas Setelah Transformasi ke Ln... 38

Tabel 4.4Hasil Uji Multikolinieritas ... 39

Tabel 4.5 Hasil Uji Durbin – Watson... 40

Tabel 4.6 Hasil Uji Glejser ... 42

Tabel 4.7Hasil Uji Determinasi... 43

Tabel 4.8 Hasil Uji F ... 44


(10)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

Gambar 2.1 Skema Kerangka Konseptual ... 18

Gambar 4.1 Grafik Histogram... 34

Gambar 4.2 Normal Probability Plot ... 34

Gambar 4.3 Grafik Histogram setelah transformasi ke Ln ... 37

Gambar 4.4 Normal Probability Plot setelah transformasi ke Ln . 37 Gambar 4.5 Hasil Uji Grafik Scatterplot ... 41


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul Halaman

Lampiran 1 Populasi dan sampel Penelitian ... 57

Lampiran 2 Data Penelitian ... 62

Lampiran 3 CSR Checklist Item ... 65

Lampiran 4 Statistik Deskriptif ... 67

Lampiran 5 Uji Normalitas ... 68

Lampiran 6 Data Transformasi Setelah Transformasi ke Ln ... 69

Lampiran 7 Uji Normalitas Setelah Transformasi ke Ln ... 72

Lampiran 8 Uji Multikolinieritas ... 73

Lampiran 9 Uji Autokorelasi ... 73

Lampiran 10 Uji Heteroskedastisitas ... 74

Lampiran 11 Uji Determinasi... 74

Lampiran 12 Uji F ... 75


(12)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana pengaruh kinerja keuangan, good corporate governance (GCG), dan pengungkapan corporate social responsibility (CSR) terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama tahun 2008 - 2010. Ada 5 variabel yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu price to book value (PBV) sebagai variabel dependen dan return on asset (ROA), return on equity (ROE), Komisaris Independen, dan pengungkapan CSR sebagai variabel independen.

Design dalam penelitian bersifat asosiatif kausal dengan menggunakan data sekunder. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan – perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI yang berjumlah 149 perusahaan. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling, dan diperoleh 25 perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini. Data penelitian dianalisis melalui uji regresi berganda yaitu uji F dan uji T pada tingkat signifikan 5% (α = 0.05). Penganalisaan data menggunakan softwarepengolahan data statistik yaitu SPSS 18.00.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa ROA, ROE, Komisaris Independen, dan pengungkapan CSRberpengaruh secara simultan terhadap PBV. Akan tetapi secara parsial hanya ROE, dan pengungkapan CSR yang memiliki pengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Hal ini berarti perusahaan harus terus meningkatkan kinerja laporan keuangan dan melakukan pengungkapan CSR dalam laporan tahunan agar dapat meningkatkan nilai perusahaan dimata investor, stakeholder, dan masyarakat terhadap perusahaan.

Kata Kunci : Good corporate governance (GCG), return on asset (ROA), return on equity (ROE),Komisaris Independen, pengungkapan corporate social responsibility (CSR)


(13)

ABSTRACT

This research aims to analyze how the influence of financial performance, good corporate governance (GCG), and corporate social responsibility (CSR) disclossure on corporate value at manufacturing firms listed on the Indonesian Stock Exchange during 2008 – 2010. There are 5 variables used in this research that price to book value (PBV) as dependent variable and return on asset (ROA), return on equity (ROE), Independent Commissioner and CSR disclossure as independent variables.

Design in this research is associative causal by using secondary data. The population of the research are manufacturing firms listed on Indonesian Stock Exchange, amounting 149 firms. Collecting samples are done using the purposive sampling – method and retrieved 25 firms that are to be sampled. The data research is analyzed by regression test that T – test and F – test at the level of significant 5 %. Data was analyzed using statistical data processing software, SPSS 18.

The result of this research indicates that ROA, ROE, Independent commissioner, and CSR disclossure influence simultaneously on PBV. However, only partially ROE and CSR disclossure that has significant influence on the corporate value. This means that companies have to keep financial reporting performance and increase CSR disclossure in the annual report in order to increase corporate value in the eyes of the investors, stakeholders, and public. Keywords : Good corporate governance (GCG), return on asset (ROA),

return on equity (ROE), Independent Commissioner, corporate social responsibility (CSR) disclossure


(14)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Menurut Hermuningsih (2009), “perusahaan didirikan dan dijalankan untuk mencapai tujuan kesejahteraan pemilik perusahaan, yang ditunjukkan dengan harga saham perusahaan. Harga saham menunjukkan nilai perusahaan tersebut. Nilai saham akan tinggi jika investor bersedia memberi premium atas saham perusahaan”.

Oleh karena itu, perusahaan berusaha untuk meningkatkan kinerja keuangan perusahaan. Apabila kinerja keuangan perusahaan bagus maka akan meningkatkan perolehan dividen para pemegang saham. Sehingga para pemegang saham bersedia memberi premium atas saham yang diterbitkan perusahaan. Dan hal ini akan meningkatkan nilai perusahaan.

Penelitian terhadap faktor – faktor yang mempengaruhi nilai perusahaan telah dilakukan oleh berbagai ahli. Salah satunya adalah penelitian yang dilakukan oleh Handoko (2009) yang menemukan bahwa kinerja keuangan yang diukur dengan return on asset(ROA) dan return on equity(ROE) menunjukan hasil yang positif berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

Namun, hasil yang berbeda diperoleh oleh Sasongko dan Wulandari (2006). Sasongko dan Wulandari dalam penelitiannya menemukan bahwa ROA dan ROE justru berpengaruh negatif terhadap harga saham, dimana nilai perusahaan ditentukan oleh harga saham perusahaan. Dan penelitian yang


(15)

terhadap harga saham sedangkan ROE memiliki pengaruh negatif terhadap harga saham.

Karena itu, dapat disimpulkan bahwa pengaruh kinerja keuangan yang dalam hal ini diukur denganROA danROE terhadap nilai perusahaan menunjukkan hasil yang tidak konsisten. Oleh karena itu peneliti melakukan penelitian untuk melihat bagaimana pengaruh ROA dan ROE terhadap nilai perusahaan.

Krisis ekonomi yang menghantam negara – negara di Asia, termasuk Indonesia pada tahun 1998 berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia yang ditandai dengan banyaknya perusahaan – perusahaan di Indonesia yang gulung tikar. Hal ini menimbulkan isu mengenai pentingnya penerapan good corporate governance (GCG) dalam perusahaan.Iskandar dan Chamlou ( dalam Hidayah, 2008) menyampaikan bahwa

krisis ekonomi yang terjadi di kawasan Asia Tenggara termasuk Indonesia bukan hanya akibat faktor ekonomi makro namun juga karena lemahnya GCG yang ada di negara tersebut. Lemahnya penerapan GCG dapat memicu terjadinya kecurangan (fraud) maupun keterpurukan bisnis yang terjadi sebagai akibat dari kesalahan yang dilakukan oleh pihak manajemen.

Penelitian yang dilakukan oleh Asian Development Bank (ADB) menunjukkan beberapa faktor yang menyebabkan krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia pada tahun 1998, yaitu :

1. Tingkat konsentrasi kepemilikan perusahaan yang tinggi di Indonesia 2. Ketidakefektifan fungsi pengawasan Dewan komisaris.

3. Adanya inefisiensi dan rendahnya tingkat transparansi mengenai prosedur pengendalian merger dan akuisisi perusahaan.

4. Tingginya tingkat ketergantungan terhadap pendanaan eksternal.


(16)

Dalam perusahaan, penerapan GCG merupakan tanggung jawab Dewan Komisaris. Dewan Komisaris memiliki peran penting dalam mengelola perusahaan berdasarkan prinsip – prinsip GCGagar pola fikir dan pola perilaku pimpinan dan karyawan perusahaan sesuai dengan prinsip – prinsip GCG.

Nasser (2008) dalam penelitiannya menemukan bahwa Komisaris Independen berpengaruh secara positif terhadap nilai perusahaan. Sedangkan hal sebaliknya terjadi pada penelitian yang dilakukan oleh Susanti, et al (2010), yang menemukan bahwa Komisaris Independen tidak berpengaruh secara positif terhadap nilai perusahaan.

Penerapan GCG yang dilakukan dengan dasar etos kerja yang bagus akan menghindarkan perusahaan dari berbagai macam tantangan bisnis baik tantangan internal maupun tantangan eksternal. Penerapan prinsip – prinsip GCG secara konsisten akan menjauhkan perusahaan dari risiko dan masalah yang dapat mengganggu kelancaran operasional dan kelangsungan bisnis perusahaan serta dapat meningkatkan nilai perusahaan.

Tanpa adanya penerapan GCGyang baik maka akan menimbulkan berbagai kejahatan bisnis dalam badan perusahaan seperti pengambilan keputusan oleh manajemen untuk kepentingan pribadi, penghindaran pajak, tidak melaporkan keuntungan, kolusi, membuang limbah sembarangan, dan lain sebagainya. Hal inilah yang pada akhirnya akan menurunkan nilai perusahaan di mata investor dan masyarakat.


(17)

Enron Corporation, World Com, Xerox Corporation, dan Vivendi Universal adalah beberapa contoh perusahaan yang melakukan kejahatan bisnis dikalangan internasional akibat kurang adanya kesadaran akan pentingnya penerapan GCGdalam perusahaan. Di Indonesia sendiri beberapa kejatan bisnis yang terjadi dalam perusahaan yaitu seperti kasus Freeport Indonesia dan kasus Lapindo Brantas yang tidak hanya merugikan perusahaan tetapi juga merugikan masyarakat dan lingkungan disekitar perusahaan, dan juga kasus Waskita Karya, salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) bidang jasa konstruksi yang melakukan rekayasa laporan keuangan pada saat pemerintah Indonesia sedang giat – giatnya mempromosikan pelaksaaan GCG pada perusahaan – perusahaan di Indonesia.

Nilai perusahaan akan meningkat seiring dengan pelaksanaan GCG dalam badan perusahaan. Dan GCG tersebut akan terlaksana dengan baik apabila masing – masing organ perusahaan memiliki rasa tanggung jawab (responsibility) terhadap perusahaan dan dijalankan beriringan dengan adanya kesadaran diri dari pihak manajemen dan para karyawan perusahaan. Penerapan prinsip responsibility secara berkesinambungan dalam perusahaan akan menciptakan budaya perusahaan yang baik.

Berdasarkan prinsip GCG yang dianut oleh The Organisation for Economic Co – operation and Development(OECD)menempatkan prinsip responsibility sebagai pilar tegaknya GCG dalam suatu perusahaan. Dengan adanya rasa tenggung jawab terhadap penerapan GCG dalam perusahaan, maka manajemen harus menerapkan dan menjalankan bisnis perusahaan berdasarkan


(18)

peraturan dan prinsip GCG. Implementasi prinsip responsibility salah satunya diterapkan dalam bentuk tanggung jawab sosial perusahaan atau yang biasa dikenal dengan corporate social responsibility (CSR).

Penelitian yang dilakukan oleh Nurlela dan Islahuddin (2008) menemukan bahwa CSRberpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.Penerapan Prinsip CSR dalam perusahaan nantinya akan berdampak positif terhadap citra perusahaan di mata masyarakat. Citra perusahaan yang baik di mata masyarakat sudah menjadi nilai tambah tersendiri bagi perusahaan yang nantinya akan menaikkan nilai perusahaan.

1.2 Perumusan Masalah

Dalam uraian latar belakang telah dikemukakan bahwa masalah – masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah mengenai pengaruh kinerja keuangan, GCG dan Pengungkapan CSR terhadap nilai perusahaan. Maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah bagaimana pengaruh kinerja keuangan, GCG, dan pengungkapan CSR terhadap nilai perusahaan.

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian

Berdasarkan paparan latar belakang dan rumusan masalah diatas, maka dapat dilihat bahwa yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengaruh kinerja keuangan perusahaan,GCGdan


(19)

1.3.2 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

1. Dapat memberikan kontribusi tentang bagaimana kinerja keuangan, GCG dan pengungkapan CSR perusahaan berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

2. Dapat manambah pengetahuan tentang perlunya penerapan GCG dan pengungkapan CSRdalam laporan tahunan perusahaan. Yang nantinya penerapan ini akan berpengaruh terhadap kelancaran operasional perusahaan dan keberlangsungan hidup perusahaan dan berdampak langsung terhadap nilai perusahaan yang akan semakin membaik.


(20)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 NILAI PERUSAHAAN

Nilai perusahaan merupakan harga yang bersedia dibayar oleh calon pembeli apabila perusahaan tersebut dijual. Semakin tinggi nilai perusahaan maka semakin besar pula kemakmuran yang akan diterima oleh pemilik perusahaan. Bagi perusahaan yang menerbitkan saham dipasar modal, harga saham yang diperjualbelikan di bursa menunjukkan indikator nilai perusahaan.

Nilai perusahaan dalam penelitian ini didefinisikan sebagai nilai pasar. Karena nilai perusahaan dapat memberikan kemakmuran bagi pemegang saham secara maksimum apabila harga saham perusahaan meningkat.

Nilai perusahaan menggambarkan seberapa baik atau buruk manajemen mengelola kekayaannya, hal ini bisa dilihat dari pengukuran kinerja keuangan yang diperoleh perusahaan. Suatu perusahaan akan berusaha untuk memaksimalkan nilai perusahaannya. Peningkatan nilai perusahaan biasanya ditandai dengan naiknya harga saham di pasar.

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Soliha dan Taswan (2002) menemukan bahwa insider ownership berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Dengan demikian semakin besar kepemilikan oleh insider akan menaikkan nilai perusahaan. Temuan studi ini mengindikasikan bahwa kepemilikan insider merupakan insentif bagi peningkatan kinerja perusahaan. Hal ini didukung oleh profitabilitas yang meningkat juga memberikan nilai perusahaan


(21)

Teori yang dikemukakan oleh Modigliani dan Miller (dalam Handoko, 2010) menyatakan bahwa “nilai perusahaan ditentukan oleh earnings power dari aset perusahaan. Hasil positif menunjukkan bahwa semakin tinggi earnings power semakin efisien perputaran aset dan atau semakin tinggi profit margin yang diperoleh perusahaan. Dan hal ini akan berdampak pada nilai perusahaan”.

2.2 KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN

Pengertian kinerja keuangan menurut Yanti (2009) adalah“suatu gambaran mengenai kondisi keuangan suatu perusahaan yang dianalisis dengan alat – alat analisis keuangan, sehingga dapat diketahui mengenai baik buruknya keadaan keuangan suatu perusahaan yang mencerminkan prestasi kerja manajemen perusahaan dalam suatu periode tertentu”.

Kinerja keuangan perusahaan sangat perlu diukur agar dapat mengetahui apakah sumber daya telah digunakan secara optimal dalam menghadapi perubahan lingkungan.Bagi investor, informasi mengenai kinerja keuangan perusahaan dapat digunakan untuk melihat apakah mereka akan mempertahankan investasi mereka di perusahaan tersebut atau mencari alternatif lain.

Selain itu, pengukuran juga dilakukan untuk memperlihatkan kepada para penanam modal maupun pelanggan atau masyarakat secara umum bahwa perusahaan memiliki kreditibilitas yang baik (Munawir,1995 :85).Secara umum, semakin bagus kinerja keuangan suatu perusahaan maka akan semakin bagus pula nilai perusahaan tersebut.


(22)

Kinerja keuangan perusahaan dapat diukur dari laporan keuangan perusahaan yang dikeluarkan secara periodik dimana laporan keuangan akan memberikan suatu gambaran tentang posisi keuangan perusahaan. Informasi yang terkandung dalam laporan keuangan digunakan oleh investor untuk memperoleh perkiraan tentang laba dan dividen di masa mendatang dan risiko atas penilaian tersebut (Weston dan Brigham, 1993).

Ada beberapa rasio keuangan yang digunakan untuk mengukur kinerja perusahaan menurut Subramanyam dan Wild (2010), yaitu sebagai berikut :

1. Analisis Kredit (Risiko) a. Rasio Likuiditas

Rasio likuiditas digunakan untuk mengevaluasi kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek. Rasio likuiditas terdiri dari current ratio, acid test ratio, collection ratio, dan days to sell inventory.

b. Rasio Struktur Modal dan Solvabilitas

Rasio ini digunakan untuk menilai seberapa besar kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka panjang. Rasio struktur modal dan solvabilitas terdiri dari total debt to equity, long term debt to equity, dan times interest earned.

2. Analisis Profitabilitas

a. Tingkat Pengembalian atas Investasi (Return On Investment)

Rasio ini menunjukkan seberapa besar kompensasi keuangan perusahaan kepada penyedia pendanaaan ekuitas dan utang. Rasio ini terbagi atas ROA dan ROE.

b. Kinerja Operasi

Rasio kinerja operasi digunakan untuk mengevaluasi margin laba yang diperoleh perusahaan dari aktivitas operasi. Rasio kinerja operasi terbagi atas gross profit margin, operating profit margin, dan net profit margin.

c. Pemanfaatan Aset (Asset Utilization)

Rasio ini digunakan untuk menilai efektivitas dan intensitas aset dalam menghasilkan penjualan, yang disebut juga dengan perputaran (turnover). Rasio ini terdiri dari cash turnover, account receivable turnover, inventory turnover, working capital turnover, PPE turnover, dan total asset turnover.


(23)

3. Valuasi (Ukuran Pasar)

Rasio valuasi digunakan untuk mengestimasi nilai instrinsik perusahaan (saham). Rasio valuasi terbagi atas earning yield, dividend yield, dividendpayout rate, dan PBV.

Dalam penelitian ini, analisis profitabilitas yang digunakan untuk mengukur kinerja keuangan adalah rasio ROA dan ROE. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Handoko menemukan bahwa kinerja perusahaan yang diukur dengan ROA dan ROE menunjukkan hasil positif berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja keuangan perusahaan mempengaruhi nilai perusahaan dimata investor. Kinerja perusahaan akan menentukan tinggi rendahnya harga saham di pasar modal. Apabila kinerja keuangan perusahaan menunjukkan adanya prospek yang baik, maka sahamnya akan diminati investor dan harganya meningkat (Harianto dan Sudomo, 2001 dalam Uni, 2006).

Akan tetapi, berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Handoko. Sasongko dan Wulandari (2006) dalam penelitiannya menemukan bahwa ROA dan ROE justru berpengaruh negatif terhadap harga saham, dimana nilai perusahaan ditentukan oleh harga saham perusahaan. Hanya earnings per share saja yang berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.


(24)

2.2.1 ROA

ROA adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan menggunakan total aset (kekayaan) yang dimiliki perusahaan setelah disesuaikan dengan biaya – biaya untuk menandai aset tersebut (Hanafi, 2000). ROA menunjukkan keefisienan perusahaan dalam mengelola seluruh assetnya untuk menghasilkan pendapatan.

ROA dapat dijadikan sebagai indikator untuk mengetahui seberapa mampu perusahaan memperoleh laba yang optimal dilihat dari posisi asetnya. Asset adalah sumber daya yang dimiliki oleh entitas bisnis atau usaha, sumber daya ini dapat berbentuk fisik ataupun hak yang mempunyai nilai ekonimis (Fess, 2005).

2.2.2 ROE

ROE adalah rasio keuangan yang berfungsi untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan modal tertentu. Rasio ROE merupakan rasio dalam mengukur keuntungan perusahaan dari sudut pemegang saham (Hanafi dan Halim, 1996). ROE merupakan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan modal sendiri yang dimiliki, sehingga ROE disebut juga dengan rentabilitas modal sendiri (Sutrisno, 2000). Rasio ROE sering digunakan oleh investor sebagai salah satu alat utama dalam menilai saham suatu perusahaan. Semakin tinggi nilai ROE, maka semakin tinggi pula kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba untuk para pemegang saham.


(25)

2.3 GCG

GCGadalah suatu elemen penting dalam meningkatkan efisiensi dan efektifitas perusahaan yang meliputi serangkaian hubungan baik antara manajemen perusahaan,Dewan Komisaris, Dewan Direksi, para pemegang saham, masyarakat, dan stakeholder lainnya. GCG diharapkan dapat menjadi alat dalam meningkatkan pengawasan terhadap manajemen dan membatasi perilaku opportunistic manajemen dalam mengambil keputusan yang efektif dan tidak merugikan pihak lain.

Komite Nasional Kebijakan Governance(KNKG) menyatakan bahwa prinsip – prinsip GCG terdiri dari transparansi (transparency), akuntabilitas (acountability), tanggung jawab(responsibility), kemandirian(independency), keadilan(fairness). Penerapan prinsip – prinsip GCG dalam perusahaan merupakan tanggung jawab Dewan Komisaris.

2.3.1 DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN

Peran Dewan Komisaris Independen sangat penting dalam mengelolah perusahaan yang berdasarkan prinsip – prinsipGCG. Komisaris Independen berfungsi sebagai pengawas dalam jalannya bisnis perusahaan, menjamin terlaksananya strategi perusahaan, dan memastikan bahwa perusahaan telah melakukan praktek prinsip – prinsip GCG sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Dan kedudukan masing – masing Dewan Komisaris adalah setara termasuk Dewan komisaris Independen dan Dewan Komisaris utama.


(26)

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Nasser (2008), bahwa independensi Dewan Komisaris berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Barnhart dan Rosenstein (1998) menemukan bahwa semakin tinggi perwakilan dari outside director (Komisaris Independen) maka semakin tinggi independensi dan efektifitas corporate board sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan. Dan hasil yang berbeda ditunjukkan oleh penelitian yang dilakukan oleh Yuniasih dan Wirakusuma (2009) dimana Dewan Komisaris Independen tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan dan kinerja keuangan.

Menurut Zehnder (2001) dalam Forum of Corporate Governance in Indonesia(FCGI), “Dewan Komisaris merupakan inti dari terlaksananya prinsip – prinsip GCG, maka Dewan komisaris merupakan pusat ketahanan dan kesuksesan perusahaan”.

Agar pelaksanaan tugas Dewan komisaris dan Dewan Komisaris Independen dapat berjalan secara efektif maka perlu dipenuhi prinsip – prinsip berikut :

1. Komposisi Dewan Komisaris harus memungkinkan pengambilan keputusan secara efektif, tepat dan cepat, serta dapat bertindak independen,

2. Anggota Dewan Komisaris harus profesional, yaitu berintegritas dan memiliki kemampuan sehingga dapat menjalankan fungsinya dengan baik termasuk memastikan bahwa Direksi telah memperhatikan semua kepentingan stakeholder,


(27)

3. Fungsi pengawasan dan pemberian nasihat Dewan Komisaris mencakup tindakan pencagahan, perbaikan, sampai kepada pemberhentian sementara.

Anggota Dewan Komisaris diangkat dan diberhentikan oleh RUPS melalui proses yang transparan. Setiap anggota Dewan Komisaris harus memenuhi persyaratan dan telah lulus Penilaian Kemampuan dan Kepatuhan (Fit and Proper Test). Dan pemberhentian anggota Dewan Komisaris dilakukan oleh RUPS berdasarkan alasan yang wajar dan setelah Dewan Komisaris diberi kesempatan untuk membela diri.

2.4 PENGUNGKAPAN CSR

Saat ini CSR telah menjadi istilah yang populer dikalangan global. Dan keberadaanCSR saat ini telah menjadi pusat perhatian di berbagai kalangan. Namun sampai saat ini, pengertian CSR masih menjadi perdebatan diberbagai kalangan praktisi maupun akademis. Berikut adalah pengertian CSR, antara lain menurut :

1. World Business Council for Sustainable Development (WBCSD)

“CSR adalah suatu komitmen bisnis yang berkelanjutan bertindak secara etis, beroperasi secara legal dan memberikan kontribusi untuk pembangunan ekonomi dengan cara meningkatkan kualitas hidup dari karyawan dan keluarganya sekaligus juga peningkatan komunitas lokal dan masyarakat secara lebih luas”.


(28)

2. European Commission

“CSR adalah sebuah konsep dimana perusahaan mengintegrasikan perhatian terhadap sosial dan lingkungan dalam operasi bisnis mereka dan dalam interaksinya dengan para stakeholder berdasarkan prinsip kesukarelaan”.

Berdasarkan definisi – definisi yang disampaikan oleh para ahli tersebut belum ada kesepakatan ilmiah tentang definisi CSR. Dahlsrud lewat “How CSR is Defined” mencoba untuk menyatakan bahwa debat tentang definisi CSR sudah seharusnya diakhiri. Namun, Dahlsrud tidak puas dengan metodologi yang digunakan oleh para ahli sebelumnya dalam mendefinisikan CSR. Oleh karena itu, untuk melengkapi studi pustakanya, Dahlsrud melakukan analisis isi serta pengujian atas hasil analisis isi tersebut melalui perhitungan frekuensi dunia maya. Dan hasilnya bahwa definisi CSR itu konsisten mengandung lima komponen yaitu stakeholder, ekonomi, sosial, lingkungan dan voluntarisme.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Nurlela dan Islahuddin (2008) menunjukkan bahwa CSR berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Penerapan CSR oleh perusahaan yang merupakan entitas bisnis tidak hanya mencari keuntungan belaka, tetapi perusahaan berusaha untuk mewujudkan adanya satu kesatuan ekonomi, sosial dan lingkungan dimana perusahaan beroperasi. Perusahaan yang mengabaikan persoalan CSR dalam kegiatan usahanya mungkin akan tetap memperoleh keuntungan pada saat ini, namun dikemudian hari perusahaan itu akan mendapatkan dampak negatif karena telah


(29)

mempertahankan eksistensinya. Dan hal ini pengabaian terhadap CSR akan menghilangkan keuntungan ekonomis yang dapat diperoleh dimasa mendatang. Hal ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Yuniasih dan Wirakusuma (2009), dimana Pengungkapan CSR dalam laporan tahunan berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan dan kinerja keuangan.

2.5 PENELITIAN TERDAHULU

Penelitian mengenai kinerja keuangan, GCG, CSR dan nilai perusahaan telah banyak dilakukan sebelumnya. Salah satunya adalah penelitian yang dilakukan oleh Yuniasih dan Wirakusuma (2009). Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa kinerja keuangan berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Dan pengungkapan CSR sebagai variabel pemoderasi berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan dan nilai perusahaan. Akan tetapi, kepemilikan manajerial tidak memiliki pengaruh positif.

Akan tetapi dalam penelitian yang dilakukan oleh Sasongko dan Wulandari (2006) menemukan bahwa hanya earnings per share saja yang berpengaruh positif terhadap harga saham. Sementara variabel lainnya (ROA, ROE, Return On Sales, Basic Earning Power, dan Economic Value Added) tidak berpengaruh positif terhadap harga saham. Sementara nilai perusahaan dilihat melalui harga saham perusahaan. Dari berbagai penelitian yang telah dilakukan menemukan beragam hasil yang mempengaruhi nilai perusahaan. Beberapa hasil penelitian tersebut dapat dilihat pada tabel 2.1 dibawah ini.


(30)

Tabel 2.1

Ringkasan Penelitian Terdahulu

No. Peneliti Model Penelitian Hasil

1. Ni Wayan

Yuniasih dan Made Gede Wirakusuma (2009)

Variabel Independen : Kinerja Keuangan (ROA)

Variabel Dependen :

Nilai perusahaan (Tobin’s Q).

Variabel pemoderasi : a. Pengungkapan CSR b. GCG (kepemilikan

manajerial)

Kinerja keuangan berpengaruh positif terhadap

nilai perusahaan.

pengungkapan CSR berpengaruh positif terhadap

kinerja keuangan dan nilai perusahaan. Sedangkan

GCGtidak memiliki pengaruh.

2. Yuanita Handoko (2010)

Variabel Independen : Kinerja Keuangan (ROA dan ROE)

Variabel Dependen : Nilai perusahaan Variabel pemoderasi : a. Pengungkapan CSR b. GCG (Komisaris

Independen)

Kinerja keuangan

berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.

pengungkapan CSR dan GCG berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan dan nilai perusahaan.

3. Noer Sasongko dan Nila Wulandari (2006)

Variabel Independen : a. ROA

b. ROE

c. Return On Sales d. Earning per Share e. Basic Earning Power f. Economic Value

Added

Variabel Dependen : Harga Saham

Hanya Earnings per share yang signifikan terhadap harga saham.

4. Etty M. Nasser (2008)

Variabel independen : a. Dewan Komisaris

Independen b. Kepemilikan

institusional c. Kepemilikan

manajemen Variabel dependen : a. Nilai perusahaan Variabel intervening: a. Manajemen laba

Dewan Komisaris Independen, kepemilikan

institusional, kepemilikan manajemen, kebijakan hutang dan praktek manajemen laba berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. tetapi,

Hanya kepemilikan manajerial yang berpengaruh

positif terhadap manajemen laba.


(31)

No. Peneliti Model Penelitian Hasil

5. Eriana

Kartadjumena (2010)

Variabel independen : a. Disclosure of

financial information b. CSR Discossure Variabel Dependen: Earning Response Coefficient.

Disclosure of financial information memiliki pengaruh positif signifikan terhadap Earning Responses Coeficient, sementara CSR Disclossure memiliki pengaruh negatif terhadap

Earning Responses Coeficient.

2.6 KERANGKA KONSEPTUAL

Dalam penelitian ini, terdapat variabel independen, yang terdiri atas : 1. Kinerja keuangan perusahaan yang diukur dengan rasio keuangan yang

terdiri dari ROA dan ROE.

2. GCG yang diproksikan dengan Komisaris Independen.

3. Pengungkapan CSR, yaitu pengungkapan informasi yang berkaitan dengan tanggung jawab perusahaan di dalam laporan tahunan(annual report). Instrumen pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada instrumen yang digunakan oleh Sayekti dan Wondabio (2007) dalam Simposium Nasional Akuntansi X yang terdiri atas 78 item pengungkapan.

Gambar 2.1

Skema Kerangka Konseptual

1. Kinerja Keuangan

Nilai Perusahaan 2. GCG


(32)

2.7 HIPOTESIS PENELITIAN

2.7.1 Pengaruh Kinerja Keuangan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan

Penelitian terhadap faktor – faktor yang mempengaruhi nilai perusahaan telah dilakukan oleh berbagai ahli, dan mereka menemukan bahwa ROA dan ROE memiliki pengaruh terhadap nilai perusahaan, seperti penelitian yang dilakukan oleh Handoko dan Penelitian yang dilakukan oleh Ayuk (2006) menemukan bahwa kinerja keuangan yang diukur dengan ROA dan ROE berpengaruh positif signifikan terhadap return saham. Oleh karena itu, ROA dan ROE merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

H1 : ROA berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. H2 : ROE berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.

2.7.2 Pengaruh GCG terhadap nilai perusahaan

Dalam penelitian ini, pengaruh GCG diproksikan melalui Dewan Komisaris Independen, dimana Dewan Komisaris sebagai ujung tombak terciptanya dan terlaksananya penerapan GCG dalam perusahaan dandiharapkan dapat mengurangi adanya perbedaan kepentingan antara pihak manajemen dan pihak pemegang saham serta menghindari terjadinya kecurangan (fraud) yang dilakukan pihak manajemen dalam perusahaan. Oleh sebab itu, GCG yang diproksikan melalui Dewan Komisaris Independen berpengaruh terhadap nilai perusahaan.


(33)

2.7.3 Pengaruh Pengungkapan CSR Terhadap Nilai Perusahaan.

Pengungkapan CSR dimasukkan dengan pemikiran bahwa pasar akan memberikan apresiasi positif yang ditunjukkan dengan peningkatan harga saham perusahaan. Yang kemudian peningkatan ini akan menyebabkan nilai perusahaan juga meningkat.


(34)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 JENIS PENELITIAN

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian asosiatif kausal. Penelitian asosiatif kausal merupakan jenis penelitian yang berguna untuk menganalisis hubungan-hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lainnya (Umar 2011).

3.2 TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN

Penelitian dilakukan dengan mencari data yang diperoleh dari Indonesian Capital Market Directory (ICMD), dari website BEI dan dari website perusahaan yang bersangkutan. Dan penelitian ini dilakukan mulai dari bulan September dan berakhir pada bulan Januari. Jadwal penelitian ini adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian Tahapan Penelitian Des

2011

Jan 2012

Feb 2012

Mar 2012

Pra observasi penelitian √ √

Penetapan judul √

Pengumpulan Data √ √ √

Penyelesaian Proposal √ √ √ √ √ Pengelolaan dan analisis

data


(35)

3.3 BATASAN OPERASIONAL

Batasan operasional dalam penelitian ini adalah : 1. pengukuran variabel menggunakan rasio.

2. CSR diukur dengan menggunakan 78 item pengungkapan.

3. Data yang diperlukan adalah data dalam bentuk laporan keuangan dan laporan tahunan pada perusahaan manufaktur selama periode 2008 – 2010. 4. Sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan – perusahaan manufaktur

yang terdaftar di BEI pada tahun 2008, 2009, dan 2010.

3.4 DEFINISI OPERASIONAL DAN SKALA PENGUKURAN

Variabel dalam penelitian ini terdiri dari : 1. Variabel Dependen

Nilai perusahaan (Y) diukur dengan menghitung price to book value (PBV).

2. Variabel Independen

a. Kinerja keuangan, diukur dengan ROA (X1) dan ROE (X2). b. GCG yang diproksikan dengan Komisaris Independen (X3).

c. Pengungkapan CSR(X4) yang diukur dengan CSR Disclosure Index (CSDI) yang terdiri atas 78 item pengungkapan yang meliputi : 13 item dalam kategori lingkungan, 7 item dalam kategori energi, 8 item dalam kategori kesehatan dan keselamatan tenaga kerja, 29 item dalam kategori lain – lain tenaga kerja, 10 item dalam kategori produk, 9 item dalam keterlibatan masyarakat, dan 2 item dalam


(36)

kategori umum. Perhitungan CSDI dilakukan dengan menggunakan pendekatan dikotomi, dimana setiap item CSR dalam instrumen penelitian diberi nilai 1 jika diungkapkan dan diberi nilai 0 jika tidak diungkapkan. Selanjutnya, skor dari setiap item dijumlahkan untuk memperoleh keseluruhan skor untuk setiap perusahaan. Rumus perhitungan CSDI (Haniffa dkk (2005), dalam sayekti dan Wondabio (2007)) adalah sebagai berikut :

CSDI t = ∑ ���

�� Keterangan :

• CSDI t : CSR Disclosure Index perusahaan j • Nj : Jumlah item untuk perusahaan j ; nj = 78

• Xij : 1 = jika item i diungkapkan; 0 = jika item i tidak diungkapkan. Dengan demikian, 0 < CSDI t< 1.

Tabel 3.2

Definisi Operasional dan Skala pengukuran Variabel

Penelitian

Definisi Operasional Pengukuran Variabel Skala

Nilai perusahaan

Nilai Perusahaan merupakan persepsi investor maupun calon

investor atau masyarakat terhadap

perusahaan, yang biasanya dikaitkan dengan harga saham.

PBV

=

������������ ��������� Book Value

=

Total Asset – Total Liabilities Jumlah Saham Beredar


(37)

Variabel Penelitian

Definisi Operasional Pengukuran Variabel Skala

Kinerja Keuangan

Kinerja Keuangan merupakan kondisi keuangan suatu perusahaan yang dianalisis dengan alat – alat analisis keuangan, sehingga dapat diketahui mengenai baik dan buruknya kondisi keuangan suatu perusahaan yang mencerminkan prestasi kerja manajemen selama periode tertentu.

ROA = Net Income Total Asset ROE = Net Income Total Equity

Rasio

GCG GCG merupakan alat yang digunakan untuk mengawasi tindakan manajemen

perusahaan dalam mengelola perusahaan

dan menjaga hubungan baik antara

manajemen perusahaan,Dewan Komisaris, Dewan Direksi, para pemegang saham, masyarakat, dan stakeholder lainnya .

Komposisi Komisaris Independen

= Jumlah Komisaris Independen Jumlah Dewan Komisaris

Rasio

CSR CSR merupakan

penerapan terhadap aktifitas sosial perusahaan terhadap lingkungan,

masyarakat,

stakeholder, dan pihak

– pihak yang

berhubungan dengan perusahaan.

CSDI =

∑ ���


(38)

3.5 POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN

Populasi penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI selama periode 2008 – 2010. Pemilihan sampel berdasarkan metode nonprobability sampling tepatnya metode purposive sampling dengan tujuan mendapatkan sampel yang representatif sesuai dengan kriteria yang ditentukan. Adapun kriteria yang digunakan untuk memilih sampel pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI pada tahun 2008 – 2010 dan menerbitkan laporan tahunan dan laporan keuangan yang lengkap dan telah diaudit selama periode pengamatan.

2. Menggunakan mata uang rupiah sebagai mata uang pelaporan. 3. Perusahaan tersebut tidak delisting selama tahun 2008 – 2010. 4. Perusahaan tersebut tidak rugi selama tahun 2008 – 2010.

5. Perusahaan tidak melakukan merger / akuisisi selama tahun 2008 – 2010.

Berdasarkan kriteria – kriteria diatas maka jumlah populasi yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :


(39)

Tabel 3.3 POPULASI SAMPEL

NO KODE NAMA PERUSAHAAN

1 INTP PT Indocement Tunggal Perkasa Tbk 2 SMCB PT Holcim Indonesia Tbk

3 SMGR PT Semen Gresik Tbk 4 AMFG PT Asahimas Flat Glass Tbk 5 ARNA PT Arwana Citramulia Tbk 6 LMSH PT Lionmesh Prima Tbk 7 BUDI PT Budi Acid Jaya Tbk

8 SOBI PT Sorini Agro Asia Corporindo Tbk 9 JPFA PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk 10 MAIN PT Malindo Feedmill Tbk

11 SIPD PT Sierad Produce Tbk 12 ASII PT Astra International Tbk 13 AUTO PT Astra Otoparts Tbk

14 IMAS PT Indomobil Sukses International Tbk 15 UNIT PT Nusantara Inti Corpora Tbk

16 KBLM PT Kabelindo Murni Tbk 17 VOKS PT Voksel Electric Tbk

18 INDF PT Indofood Sukses makmur Tbk 19 ULTJ PT Ultra Jaya Milk Tbk

20 HMSP PT HM Sampoerna Tbk

21 DVLA PT Darya Varia Laboratoria Tbk 22 KLBF PT Kalbe Farma Tbk

23 MERK PT Merck Tbk

24 TCID PT Mandom Indonesia Tbk 25 UNVR PT Unilever Indonesia Tbk


(40)

3.6 JENIS DATA

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan data sekunder. Data penelitian ini diambil berdasarkan laporan keuangan yang telah diaudit dan laporan tahunan perusahaan yang telah dipublikasikan dan terdaftar di BEI. Data perusahaan ini diperoleh dari website BEI, ICMD, website perusahaan yang bersangkutan.

3.7 METODE PENGUMPULAN DATA

Metode pengumpulan data menggunakan studi pustaka dan studi dokumentasi. Studi pustaka dilakukan dengan mengumpulkan beberapa jurnal ekonomi dan buku-buku yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Kemudian setelah itu dilanjutkan dengan studi dokumentasi, yaitu peneliti mengumpulkan data sekunder berupa laporan keuangan dan laporan tahunan perusahaan manufaktur melalui media internet dengan cara mengunduh dari situs BEI yawebsite perusahaan yang bersangkutan.

.

3.8 TEKNIK ANALISIS 3.8.1 Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini yaitu uji normalitas, uji multikolinearitas, uji autokorelasi, dan uji heteroskedastisitas.

3.8.1.1 Uji Normalitas

Tujuan uji normalitas menurut Ghozali (2005) adalah untuk mengetahui apakah dalam model regresi, variabel pengganggu memiliki distribusi normal atau


(41)

A. Analisis Grafik

Untuk melihat normalitas data dapat dilakukan dengan melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dan distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal, dimanaplottingdata residual akan dibandingkan dengan garis diagonal. Normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran plottingdata residual pada sumbu diagonal. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah diagonal menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

B. Analisis Statistik

Peneliti menggunakan uji Kolmogorov Smirnov(1 sample KS)untuk menguji normalitas data. Bila signifikan ρ> 0,05, maka distribusi data dikatakan normal. Dan jika sebaliknya maka distribusi data tidak normal.

3.8.1.2 Uji Multikolinearitas

Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Multikolinearitas dapat dideteksi dengan melihat nilai Variance Inflation Factor (VIF) dan tolerance. Jika nilai VIF tidak lebih dari 5 dan nilai tolerance tidak kurang dari 0,1, maka model regresi dapat dikatakan terbebas dari multikolinearitas. Semakin tinggi VIF maka semakin rendah tolerance.


(42)

3.8.1.3 Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 atau periode sebelumnya. Pengujian autokorelasi dilakukan dengan menggunakan uji Durbin-Watson (DW-test). Kriteria untuk penilaian terjadinya autokorelasi adalah:

• angka D-W dibawah -2 berarti ada autokorelasi positif,

• angka D-W di antara -2 sampai +2, berarti tidak ada autokorelasi, • angka D-W di atas +2 berarti ada autokorelasi negatif.

3.8.1.4 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskesdastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari satu pengamatan dengan pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Uji heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan dua metode, yaitu uji grafik dan uji glejser. Uji grafik dilakukan dengan melihat grafik scatterplot dan uji glejser dilakukan dengan cara meregres seluruh variabel independen dengan nilai absolute residual (absut) sebagai variabel dependennya. Model regresi tidak terjadi heterokesdatisitas jika nilai signifikan > 0,05 akan tetapi jika nilai signifikan < 0,05 maka dalam model regresi terjadi heteroskedastisitas.


(43)

3.8.2 Uji Hipotesis

Dalam penelitian ini, uji hipotesis menggunakan analisis regresi linier berganda. Analisis persamaan regresi berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh dari beberapa variabel independen terhadap satu variabel dependen. Analisis regresi berganda dihasilkan dengan cara memasukkan input data variabel ke fungsi regresi. Persamaan regresi berganda yang digunakan dapat dinyatakan sebagai berikut:

Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + е

Keterangan:

Y = Nilai Perusahaan α = Konstanta

β1 - β5 = Koefisien regresi variabel independen

X1 = ROA

X2 = ROE

X3 = Komisaris Independen

X4 = Pengungkapan CSR

е = Variabel pengganggu (error)

Untuk menguji apakah hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak, digunakan uji F (F-test) dan uji t (T-test).


(44)

3.8.2.1 Uji Koefisien Determinasi (R2)

Pengujian koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengukur proporsi atau persentase sumbangan variabel independen yang diteliti terhadap variasi naik turunnya variabel dependen. Koefisien determinasi berkisar antara nol sampai dengan 1 (0 ≤ R 2 ≤ 1). Semakin kecil nilai R2, maka semakin kecil pengaruh variabel independen variabel terhadap variabel dependen. Dan jika nilai R2 semakin mendekati 1, menunjukkan semakin kuatnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.

3.9.2.2 Uji F (F-Test)

Uji F bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel independen secara bersama – sama terhadap variabel dependen. Uji F dapat dicari dengan melihat Fhitung dari tabel Anova output SPSS 18. Variabel independen berpengaruh

simultan terhadap variabel dependen jika probabilitas value < 0,05 (α = 0,05).

3.8.2.3 Uji T(T-Test)

Uji T bertujuan untuk mengetahui seberapa besarnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Variabel independen berpengaruh positif terhadap variabel dependen jika probabilitas value < 0,05 (α = 0,05).


(45)

BAB VI

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ANALISIS HASIL PENELITIAN

4.1.1 Analisis Statistik Deskriptif

Analisis statistik deskriptif memberikan informasi mengenai nilai minimum, nilai maksimum, nilai rata-rata(mean), dan standart deviasi(standard deviation) data yang digunakan dalam penelitian.

TABEL 4.1

STATISTIK DESKRIPTIF

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

ROA 75 .004 .407 .11915 .100157

ROE 75 .008 .837 .22299 .189747

KOMISARIS_INDEPENDEN 75 .250 1.000 .43444 .156697

PENGUNGKAPAN_CSR 75 .013 .615 .30977 .136260

PBV 75 .001 .447 .03720 .068370

Valid N (listwise) 75

Berdasarkan data dari tabel 4.1 dapat dijelaskan bahwa:

1. variabel ROA memiliki nilai minimum sebesar 0,004, nilai maksimum sebesar 0,407, meansebesar 0,119 dan standard deviationsebesar0,100,

2. variabel ROE memiliki nilai minimum sebesar 0,008, nilai maksimum sebesar0,837, meansebesar0,222dan standard deviationsebesar 0,189,

3. variabel Komisaris Independen memiliki nilai minimum sebesar 0,250, nilai maksimum sebesar1,000, meansebesar0,434dan standard deviationsebesar 0,156,


(46)

4. variabel Pengungkapan CSR memiliki nilai minimum sebesar 0,013, nilai maksimum sebesar0,615, meansebesar0,309dan standard deviationsebesar 0,136,

5. variabel PBV memiliki nilai minimum sebesar 0,001, nilai maksimum sebesar0,447, meansebesar0,372dan standard deviationsebesar 0,068.

4.1.2 Uji Asumsi klasik

Uji asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas uji normalitas, uji multikolinearitas, uji autokorelasi, dan uji heteroskedastisitas.

4.1.2.1 Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel residual memiliki distribusi data yang normal atau tidak, dengan membuat hipotesis sebagai berikut :

Ho : variabel residual berdistribusi tidak normal, Ha : variabel residual berdistribusi normal.

Ada dua cara untuk mendeteksi apakah distribusi data normal atau tidak, yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik.

A. Analisis Grafik

Analisis grafik dapat dilihat dengan menggunakan grafik histogram dan grafik normal probability plot. Dalam grafik histogram, distribusi data normal ditunjukkan oleh gambar kurva atau histogram yang tidak menceng ke kiri atau


(47)

data normal akan membentuk satu garis lurus diagonal, dan plottingdata residual akan dibandingkan dengan garis diagonal. Normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran plottingdata residual pada sumbu diagonal. Pola distribusi data dikatakan normal jika plottingdata residual menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah diagonal.

GAMBAR 4.1 GRAFIK HISTOGRAM

GAMBAR 4.2


(48)

Pada gambar 4.1, dapat dilihat bahwa grafik histogram menceng ke arah kiri yang menunjukkan distribusi data tidak normal. Hal ini didukung oleh gambar 4.2, dimana plottingdata residual tidak menyebar di sekitar garis diagonal dan plotting data residual menceng ke kiri dan ke kanan, tidak mengikuti arah diagonal. Kedua gambar tersebut menunjukkan bahwa model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

Namun, uji normalitas dengan menggunakan analisis grafik dapat menyesatkan karena terkadang data kelihatan normal, padahal belum tentu data tersebut berdistribusi normal. Dan terkadang terlihat tidak normal, padahal data tersebut berdistribusi normal. Oleh karena itu, untuk memastikan apakah data berdistribusi normal atau tidak maka dilakukan uji analisis statistik.

B. Analisis Statistik

Uji normalitas dengan metode analisis statistik menggunakan uji kolmogorov – smirnov(1 sample KS). Uji ini dilakukan untuk memastikan apakah plottingdata residual yang menyebar di sekitar garis diagonal berdistribusi normal atau tidak. Distribusi data dikatakan normal apabila nilai asymptonic significance lebih besar dari 0,05 (ρ> 0,05). Dan jika sebaliknya nilai asymptonic significance lebih kecil dari 0,05 (ρ< 0,05), maka distribusi data tidak normal. Hasil uji Kolmogorov-Smirnov dapat dilihat pada tabel 4.2.


(49)

TABEL 4.2

HASIL UJI NORMALITAS One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardiz ed Residual

N 75

Normal Parametersa,b Mean .0000000 Std. Deviation .05095736 Most Extreme

Differences

Absolute .191 Positive .191 Negative -.141

Kolmogorov-Smirnov Z 1.651

Asymp. Sig. (2-tailed) .009 a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Pada hasil uji analisis statistik yang ditunjukkan pada tabel 4.2, dapat dilihat bahwa nilai asymptonic significance sebesar 0,009 lebih kecil dari 0,05, maka dinyatakan bahwa data pada penelitian ini tidak berdistribusi secara normal (Ho diterima).

Pada uji normalitas dengan analisis grafik dan statistik diketahui bahwa data yang digunakan tidak berdistribusi normal sehingga data ini tidak dapat digunakan untuk melakukan uji hipotesis. Menurut Ghozali (2005:32), “data yang tidak terdistribusi secara normal dapat ditransformasikan agar menjadi normal”. Oleh karena itu, digunakan metode transformasi data untuk menormalkan data penelitian. Data penelitian ditransformasi kelogaritma natural (Ln). Hasil transformasi data dapat dilihat pada lampiran 6. Setelah data ditransformasi, maka dilakukan uji normalitas kembali untuk melihat apakah data penelitian ini telah berdistribusi normal atau tidak. Berikut hasil uji normalitas data setelah transformasi:


(50)

A. Analisis Grafik

GAMBAR 4.3

GRAFIK HISTOGRAM SETELAH TRANSFORMASI KE Ln

GAMBAR 4.4

NORMAL PROBABILITY PLOTSETELAH TRANSFORMASI KE Ln

Dari gambar 4.3 dan gambar 4.4 terlihat bahwa setelah dilakukan transformasi data ke Ln, grafik histogram dan normal probability plot memperlihatkan pola data yang berdistribusi normal.


(51)

B. Analisis Statistik

TABEL 4.3

HASIL UJI NORMALITAS SETELAH TRANSFORMASI KE Ln One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 75

Normal Parametersa,b Mean .0000000 Std. Deviation .71958997 Most Extreme

Differences

Absolute .055 Positive .051 Negative -.055 Kolmogorov-Smirnov Z .480 Asymp. Sig. (2-tailed) .975 a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Pada hasil uji analisis statistik dengan uji kolmogorov – smirnov(1 sample KS)pada tabel 4.3, dapat dilihat bahwa nilai asymptonic significance sebesar 0,975, yang artinya bahwa nilai asymptonic significance lebih besar dari 0,05. Dengan demikian, data pada penelitian ini telah berdistribusi secara normal dan dapat digunakan untuk melakukan Uji-T dan Uji-F (Ha diterima).


(52)

4.1.2.2 Uji Multikolinearitas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel bebas. Multikolinearitas dapat dilihat dari nilai variance inflation factor (VIF) dan tolerance. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolineritas dapat dilakukan dengan melihat nilai VIF dan tolerance variabel dengan hipotesis sebagai berikut:

Ho : terdapat multikolineritas ;VIF > 5, Tolerance< 0,1, Ha : tidak terdapat multikolineritas ; VIF < 5, Tolerance > 0,1.

TABEL 4.4

HASIL UJI MULTIKOLINIARITAS Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics B

Std.

Error Beta

Toler

ance VIF 1 (Constant)

-2.082

.344 -6.055 .000

Ln_ROA -.251 .153 -.263 -1.638 .106 .208 4.811 Ln_ROE .953 .164 .869 5.820 .000 .240 4.172 Ln_KOMISARIS_

INDEPENDEN

.190 .297 .047 .641 .523 .997 1.003 Ln_PENGUNGK

APAN_CSR

.453 .154 .262 2.952 .004 .679 1.472 a. Dependent Variable: Ln_PBV

Berdasarkan tabel 4.4, terlihat bahwa tidak ada variabel yang nilai VIF lebih besar dari 5, dan nilai tolerance yang lebih kecil dari 0,1. Dengan demikian, dapat dinyatakan bahwa model regresi pada penelitian ini terbebas dari


(53)

4.1.2.3 Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 atau periode sebelumnya. Pengujian autokorelasi dilakukan dengan menggunakan uji Durbin-Watson (D-W).Kriteria untuk penilaian terjadinya autokorelasi adalah:

• angka D-W dibawah -2, berarti ada autokorelasi positif,

• angka D-W di antara -2 sampai +2, berarti tidak ada autokorelasi, • angka D-W di atas +2, berarti ada autokorelasi negatif.

TABEL 4.5

HASIL UJI DURBIN – WATSON Model Summaryb

Model

R

R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson dimension0

1 .791a .626 .605 .73986 1.772

a. Predictors: (Constant), Ln_PENGUNGKAPAN_CSR, Ln_KOMISARIS_INDEPENDEN, Ln_ROE, Ln_ROA b. Dependent Variable: Ln_PBV

Berdasarkan tabel 4.5diketahui nilai statistik D-W sebesar 1,772. Angka ini terletak diantara -2 dan +2, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi positif maupun autokorelasi negatif dalam penelitian ini.


(54)

4.1.2.4 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari satu pengamatan dengan pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas.

Uji heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan dua metode, yaitu uji grafik dan uji glejser. Uji grafik dilakukan dengan melihat grafik scatterplot, apabila titik-titik menyebar secara acak dan tidak membentuk sebuah pola tertentu yang jelas dan tersebar diatas maupun dibawah angka nol pada sumbu Y. Hal ini berarti tidak menunjukkan tidak terjadinya heterokesdatisitas pada model regresi. Sedangkan uji glejser dilakukan dengan cara meregres seluruh variabel independen dengan nilai absolute residual (absut) sebagai variabel dependennya. Model regresi tidak terjadi heterokesdatisitas jika nilai signifikan > 0,05 akan tetapi jika nilai signifikan < 0,05 maka dalam model regresi terjadi heteroskedastisitas.

GAMBAR 4.5


(55)

TABEL 4.6 HASIL UJI GLEJSER Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 6.987E-16 .344 .000 1.000

Ln_ROA .000 .153 .000 .000 1.000

Ln_ROE .000 .164 .000 .000 1.000

Ln_KOMISARIS _INDEPENDEN

.000 .297 .000 .000 1.000 Ln_PENGUNGK

APAN_CSR

.000 .154 .000 .000 1.000 a. Dependent Variable: Unstandardized Residual

Pada gambar 4.5, grafik scatterplot menunjukkan titik-titik yang menyebar secara acak dan tidak membentuk sebuah pola tertentu yang jelas serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka nol pada sumbu Y. Dan pada tabel 4.6 diatas menunjukkan bahwa nilai signifikan semua variabel independen lebih besar dari 0,05. Hal ini berarti tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi sehingga model regresi layak dipakai untuk melihat pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.


(56)

4.1.3 Uji Hipotesis

4.1.3.1 Uji Determinasi (R2)

Koefisien determinasi digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel independen. Nilai koefisien determinasi adalah 0 – 1. Semakin besar nilai koefisien determinasi maka semakin baik. Dalam hal ini peneliti menggunakan nilaiAdjusted R2, karena peneliti meneliti lebih dari dua variabel. Adjusted R2dapat naik atau turun apabila satu variabel independen ditambahkan kedalam model. Sama halnya dengan R2, Adjusted R2 digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel independen. Hasil pengukuran koefisien determinasi dapat dilihat pada tabel 4.7 sebagai berikut:

TABEL 4.7

HASIL UJI DETERMINASI Model Summaryb

Model

R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate dimension0 1 .791a .626 .605 .73986

a. Predictors: (Constant), Ln_PENGUNGKAPAN_CSR, Ln_KOMISARIS_INDEPENDEN, Ln_ROE, Ln_ROA b. Dependent Variable: Ln_PBV

Dari hasil uji hipotesis dengan menggunakan SPSS 18 diperoleh nilai AdjustedR2 sebesar 0,605. Dengan demikian besarnya pengaruh yang diberikan oleh variabel ROA, ROE, Komisaris Independen, dan pengungkapan CSR terhadap PBV adalah sebesar 60,5%, sedangkan sisanya sebesar 39,5% dijelaskan


(57)

4.1.3.2 Uji F (F-Test)

Uji F bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel independen secara bersama – sama terhadap variabel dependen. Uji F dapat dicari dengan melihat Fhitung dari tabel Anova.

Hipotesis :

Ho : variabel independen tidak berpengaruh simultan terhadap variabel dependen Ha : variabel independen berpengaruh simultan terhadap variabel dependen. Kriteria :

• jika probabilitas value < 0,05 ; maka Ha diterima • jika probabilitas value > 0,05 ; maka Ha ditolak.

TABEL 4.8 HASIL UJI F

ANOVAb

Model Sum of

Squares df

Mean

Square F Sig. 1 Regression 64.126 4 16.032 29.287 .000a

Residual 38.318 70 .547 Total 102.444 74

a. Predictors: (Constant), Ln_PENGUNGKAPAN_CSR, Ln_KOMISARIS_INDEPENDEN, Ln_ROE, Ln_ROA b. Dependent Variable: Ln_PBV

Pada tabel 4.8 dapat diketahui nilai Fhitung sebesar 29,287 dan probabilitas

value dalam penelitian ini adalah 0,000 (probabilitas value lebih kecil dari 0,05). Dengan demikian Ha diterima yaitu ROA, ROE, Komisaris Independen, dan pengungkapan CSR berpengaruh simultan terhadap PBV.


(58)

4.1.3.3 Uji T (T – Test)

Uji T bertujuan untuk mengetahui seberapa besarnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Uji ini dilakukan dengan menggunakan hipotesis dan ketentuan sebagai berikut:

Hipotesis :

Ho: variabel independen tidak berpengaruh positif terhadap variabel dependen Ha: variabel independen berpengaruh positif terhadap variabel dependen. Kriteria :

• jika probabilitas value < 0,05 (α = 0,05) ; maka Ha diterima • jika probabilitas value > 0,05 (α = 0,05) ; maka Ha ditolak.

Jika Ha diterima artinya variabel independen secara parsial berpengaruh terhadap vartiabel dependen. Hasil uji T dapat dilihat pada table 4.9 sebagai berikut.

TABEL 4.9

HASIL UJI T (T – TEST) Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) -2.082 .344 -6.055 .000 Ln_ROA -.251 .153 -.263 -1.638 .106

Ln_ROE .953 .164 .869 5.820 .000

Ln_KOMISARIS_ INDEPENDEN

.190 .297 .047 .641 .523 Ln_PENGUNGK

APAN_CSR

.453 .154 .262 2.952 .004 a. Dependent Variable: Ln_PBV


(59)

Berdasarkan tabel 4.9 diatas, maka dapat dihasilkan persamaan regresi sebagai berikut :

Y = - 2,082 – 0,251X1 + 0,953X2 + 0,190X3 + 0,453X4 + e Dari persamaan diatas dapat diartikan bahwa :

a. Nilai konstanta sebesar – 2,082

Hal ini berarti bahwa tanpa adanya pengaruh ROA, ROE, Komisaris Independen, dan pengungkapan CSR atau jika variabel independen bernilai konstan maka akan menurunkan nilai PBV sebesar 2,082.

b. Nilai koefisien ROA sebesar – 0,251

Hal ini berarti bahwa apabila setiap terjadi kenaikan nilai ROA maka akan menurunkan nilai PBV sebesar 0,251.

c. Nilai koefisien ROE sebesar 0,953

Hal ini berarti bahwa apabila setiap terjadi kenaikan nilai ROE maka akan meningkatkan nilai PBV sebesar 0,953.

d. Nilai koefisien Komisaris Independen sebesar 0,190

Hal ini berarti bahwa apabila setiap terjadi kenaikan proporsi Komisaris Independen maka akan meningkatkan nilai PBV sebesar 0,190.

e. Nilai koefisien pengungkapan CSR sebesar 0,453

Hal ini berarti bahwa apabila setiap terjadi kenaikan perluasan pengungkapan CSR dalam laporan tahunan maka akan meningkatkan nilai PBV sebesar 0,453.


(60)

4.2 PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh kinerja keuangan, GCG, dan pengungkapan CSR terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah ROA, ROE, Komisaris Independen, dan pengungkapan CSR, dengan PBV sebagai variabel dependennya. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan – perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI selama tahun 2008 – 2010. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik purposive sampling,dimana jumlah pengamatan yang diperoleh dalam penelitian ini adalah 75 (25 sampel x 3 tahun). Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji asumsi klasik (uji normalitas, uji multikolinearitas, uji autokorelasi, dan uji heteroskedastisitas) dan uji hipotesis (uji determinasi, uji F, dan uji T) dengan menggunakan SPSS 18.

4.2.1 Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan

Berdasarkan output SPSS, hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel kinerja keuangan yang diukur dengan menggunakan rasio ROA memiliki pengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. sedangkan apabila kinerja keuangan diukur dengan menggunakan rasio ROE memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Hal ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Handoko (2010), dimana dalam penelitian yang dilakukan Handoko, ROA dan ROE memiliki pengaruh positif dan


(61)

4.2.2 Pengaruh GCG Terhadap Nilai Perusahaan

Berdasarkan output SPSS, hasil penelitian menunjukkan bahwa GCG yang diproksikan melalui Komisaris Independen tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Susanti,et al (2010). Komisaris Independen tidak memiliki pengaruh yang signifikan dalam meningkatkan nilai perusahaan baik untuk masa sekarang maupun masa yang akan datang. Akan tetapi hasil penelitian ini berbeda dengan yang dilakukan oleh Nasser (2008) yang menyatakan bahwa komposisi Komisaris Independen berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan.

4.2.3 Pengaruh Pengungkapan CSR terhadap Nilai Perusahaan

Berdasarkan output SPSS, hasil penelitian menunjukkan bahwa pengungkapan CSR memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa besar kecilnya praktik CSR dan pengungkapannya dalam laporan tahunan akan meningkatkan nilai perusahaan. Pengungkapan CSRdilakukan dengan pemikiran bahwa pasar akan memberikan apresiasi positif yang ditunjukkan dengan peningkatan harga saham perusahaan. Yang kemudian peningkatan ini akan menyebabkan nilai perusahaan juga meningkat. Akan tetapi hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Kartadjumena (2010), dimana pengungkapan CSR tidak berpengaruh positif terhadap earning response coefficient, yang berarti juga tidak memiliki pengaruh terhadap nilai perusahaan.


(62)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat diambil kesimpulan bahwa :

1. Secara simultan variabel independen yang terdiri dari ROA, ROE, Komisaris Independen dan pengungkapan CSR berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.

2. Akan tetapi, hasil yang berbeda diperoleh apabila dilakukan uji secara parsial. Berikut adalah hasil uji yang dilakukan secara parsial :

a. ROA terbukti berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. hal ini berarti bahwa ketika perusahaan memiliki nilai ROA yang tinggi maka perusahaan (manajemen) menganggap bahwa perputaran aset perusahaan tidak efisien sehingga dapat mengurangi profit margin perusahaan. Maka hal ini akan berdampak pada penurunan nilai perusahaan.

b. ROE terbukti berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan. Hal ini berarti bahwa nilai perusahaan ditentukan oleh ROEyang dihasilkan perusahaan. Hasil positif menunjukkan bahwa semakin tinggi nilai ROE berarti semakin efisien tingkat perputaran modal kerja perusahaan dan semakin tinggi pula profit margin yang diperoleh perusahaan. Maka hal ini akan berdampak pula pada


(63)

c. Proporsi Komisaris Independen terbukti tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Hasil ini menunjukkan bahwa proporsiKomisaris Independen tidak mampu meningkatkan peran Dewan Komisaris dalam menciptakan GCGdi dalam perusahaan.

d. Pengungkapan CSR terbukti berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan. Hal ini berarti bahwa pengungkapan CSR dalam laporan tahunan perusahaan akan meningkatkan nilai perusahaan. karena pengungkapan CSR dalam laporan tahunan merupakan nilai tambah perusahaan dimata investor. Laporan tahunan adalah salah satu media yang digunakan oleh perusahaan untuk berkomunikasi langsung dengan para investor. Pengungkapan informasi dalam laporan tahunan yang dilakukan oleh perusahaan diharapkan dapat mengurangi asimetri informasi dan juga mengurangi agency problems (Healy dan Palepu, 2001).


(64)

5.2 SARAN

1. Bagi perusahaan (emiten), perusahaan harus mempertimbangkan setiap aktivitas yang dilakukan perusahaan. Apakah aktivitas perusahaan mengganggu atau merusak lingkungan serta merugikan masyarakat di sekitar perusahaan beroperasi. Penting bagi perusahaan untuk menerapkan CSR dalam perusahaan dan mengungkapkannya dalam laporan tahunan sebagai nilai tambah perusahaan yang kemudian akan meningkatkan nilai perusahaan dimata investor, stakeholder, dan masyarakat.

2. Penelitian selanjutnya, diharapkan dapat memasukkan variabel lain selain ROA, ROE, Komisaris Independen, dan Pengungkapan CSR dalam mempengaruhi nilai perusahaan, misalnya menggunakan leverage untuk proksi kinerja keuangan dan menggunakan komite audit atau kepemilikan institusional untuk proksi GCG.

3. Periode pengamatan sebaiknya diperpanjang dan memperbanyak jumlah sampel untuk lebih menyakinkan hasil penelitian yang telah dibuat sebelumnya.


(65)

DAFTAR PUSTAKA

Asian Development Bank, 2010. Asia Economic Monitor. Desember 2011).

Barnhart, Scott W., dan Stuart Rosenstein, 1998. “Board Composition, Managerial Ownership, and Firm Performance: An Empirical Analysis”, The Financial Review33 pp. 1 – 16.

Bursa Efek Indonesia, 2008. Laporan Tahunan

2011).

Bursa Efek Indonesia, 2009. Laporan Tahunan

2011).

Bursa Efek Indonesia, 2010. Laporan Tahunan

2011).

Chandra, Aditiawan. 2006. Perlunya Komisaris Independen Dalam Mewujudkan Good Corporate Governance Di Korporasi.

(18 Oktober

2011).

Dahlsrud, Alexander, 2006. How is CSR Defined : An Analysis of 37 Definitions”, CSR and Environtmental Management.

European Comission, 2007. Definition of CSR (14 Desember 2011)

Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, 2011. Buku Pedoman Penulisan Skripsi Dan Ujian Komprehensif Program Strata Satu (S1), Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, Medan.

Fess, Warren Reeve, 2005. Pengantar Akuntansi, Salemba Empat, Jakarta.

Hanafi, Mamduh M dan Abdul Halim, 1996. Analisis Laporan Keuangan, Edisi 3, UPP STIM YKPN, Yogyakarta.


(66)

Handoko, Yuanita, 2010. “Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Pengungkapan Corporate Social Responsibility Dan Good Corporate Governance Sebagai Variabel Pemoderasi”, Jurnal Akuntansi, hal 1 – 15.

Healy, Paul M., dan Krishna G. Palepu, 2001. “Information Asymmetry, Corporate Disclosure, and The Capital Markets: A Review of The Empirical Disclosure Literature”,Journal of Accounting and Economics, 31, pp. 405 – 440.

Hermuningsih, Sri dan Dewi Kesuma Wardani, 2009. “Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Yang Terdaftar di Bursa Efek Malaysia dan Bursa Efek Indonesia”, Jurnal Siasat Bisnis, Volume 13 Nomor 2 hal. 173 – 183.

Hidayah, Erna, 2008. “Pengaruh Kualitas pengungkapan Informasi Terhadap Hubungan Antara Penerapan Corporate Governance dengan Kinerja Perusahaan di Bursa Efek Jakarta”, JAAI, Volume 12 Nomor 1.

Ismail, Dana. 2010. “Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Properti Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”, Skripsi, Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Kaihatu, Thomas S, 2006. “Good Corporate Governance Dan penerapannya Di Indonesia”, Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Volume 8 Nomor 1. Kartadjumena, Eriana, 2010. “Pengaruh Voluntary Disclosure of Financial

Information dan CSR Disclossure Terhadap Earning Response Coefficient”, Jurnal Ekonomi.

Munawir. 1995. Analisis Laporan Keuangan. Liberti Yogyakarta, Yogyakarta.

Murwaningsari, Etty, 2009. “Hubungan Corporate Governance, Corporate Social responsibilities dan Corporate Financial Performance Dalam satu Continuum”, Jurnal Akuntansi Dan Keuangan, Volume 11 Nomor 1. Nasser, M. Etty, 2008. Pengaruh Struktur Kepemilikan dan Dewan Komisaris


(67)

Nurlela, Rika dan Islahuddin. “Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Persentasi Kepemilikan Manajemen Sebagai Variabel Moderating”. Simposium Nasional Akuntansi XI.

PT Budi Acid Jaya Tbk, 2011. Annual Report. 2011).

PT HM Sampoerna, Tbk, 2011. Annual Report.

(16

Desember 2011).

PT JAPFA Comfeed Tbk, 2011. Annual Report. Desember 2011).

PT Kabelindo Murni Tbk, 2011. Annual Report. PT Lionmesh Prima Tbk, 2011. Annual Report.

Desember 2011).

PT Malindo Feedmill Tbk, 2011. Annual Report.

PT Sierad Produce Tbk, 2011. Annual Report.

PT Voksel Electric Tbk, 2011. Annual Report Desember 2011).

Putra, Mohamad fajri Mekka. 2009. Kasus Waskita Dan Kelemahan Implementasi GCG Indonesi Rahayu, Sri. “Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan Dengan

Pengungkapan Corporate Social Responsibility dan Good Corporate Governance Sebagai Variabel Pemoderasi”, Skripsi, Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Diponogoro Semarang.


(1)

Lampiran 6 (Lanjutan)

Ln_ROA Ln_ROE Ln_K. IND Ln_CSR Ln_PBV

-3,65 -2,11 -1,20 -1,27 -4,65

-1,73 -1,32 -1,10 -1,22 -3,89

-1,42 -,73 -1,10 -1,87 -3,12

-2,20 -1,97 -1,10 -1,31 -4,55

-2,09 -1,63 -1,10 -,92 -4,49

-1,34 -1,20 -1,10 -1,31 -3,72

-2,07 -1,96 -,92 -1,18 -4,31

-,99 -,25 -,22 -,80 -1,65

-1,58 -1,36 -,85 -,60 -3,05

-2,09 -1,31 -,85 -,55 -3,33

-1,36 -1,12 -,69 -,51 -,81

-3,38 -3,12 -,85 -1,10 -5,24

-2,55 -1,68 ,0 -1,22 -4,83

-3,41 -2,81 -1,10 -1,58 -5,15

-2,39 -1,63 -,92 -,89 -4,50

-2,08 -1,45 -1,10 -,69 -3,81

-2,01 -,95 -1,10 -,89 -4,28

-2,46 -,46 -1,10 -2,56 -3,68

-3,79 -3,45 -,92 -1,47 -5,52

-2,18 -1,38 -,69 -,92 -3,35

-1,80 -1,43 -1,10 -1,10 -4,28

-3,77 -1,31 -,85 -1,96 -3,93

-5,01 -4,12 -,69 -4,34 -7,26

-5,34 -4,88 -,69 -2,06 -5,17

-3,14 -1,95 -,69 -1,58 -4,70

-2,97 -1,59 -1,20 -1,18 -3,48

-3,34 -2,97 -1,10 -1,22 -4,26

-1,25 -,72 -,92 -1,22 -3,13

-2,38 -2,04 -1,10 -1,52 -4,17

-1,94 -1,53 -1,10 -1,06 -3,49

-1,08 -,88 -1,10 -1,27 -2,98

-2,08 -1,96 -,92 -1,18 -3,99

-,90 -,20 -,29 -,80 -1,48


(2)

Ln_ROA Ln_ROE Ln_K. IND Ln_CSR Ln_PBV

-1,68 -,36 -1,10 -2,56 -3,17

-3,52 -3,00 -,41 -1,96 -5,22

-2,06 -1,23 -,79 -,95 -3,11

-1,59 -1,22 -1,20 -,95 -3,58

-2,88 -1,05 -,85 -1,58 -2,83

-5,44 -4,56 -,69 -1,41 -7,13

-4,63 -4,06 -,69 -1,52 -5,22

-4,72 -3,65 -,92 -1,87 -4,64

-2,77 -1,74 -1,20 -,95 -3,67

-2,93 -2,49 -1,10 -1,31 -3,62

-1,16 -,46 -,92 -1,41 -2,11

-2,04 -1,75 -,69 -1,41 -3,89

-1,70 -1,43 -1,10 -1,10 -2,79

-1,30 -1,12 -1,10 -1,06 -2,82

-2,08 -1,98 -,92 -1,22 -4,18


(3)

Lampiran 7 UJI NORMALITAS SETELAH TRANSFORMASI KE Ln

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardiz ed Residual

N 75


(4)

UJI MULTIKOLINIERITAS Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standa rdized Coeffic ients

t Sig.

Collinearity Statistics B Std. Error Beta

Toler ance VIF 1 (Constant) -2.082 .344 -6.055 .000

Ln_ROA -.251 .153 -.263 -1.638 .106 .208 4.811 Ln_ROE .953 .164 .869 5.820 .000 .240 4.172 Ln_KOMISAR

IS_INDEPEND EN

.190 .297 .047 .641 .523 .997 1.003

Ln_PENGUNG KAPAN_CSR

.453 .154 .262 2.952 .004 .679 1.472 a. Dependent Variable: Ln_PBV

Lampiran 9 UJI AUTOKORELASI

Model Summaryb Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson dimension0

1 .791a .626 .605 .73986 1.772

a. Predictors: (Constant), Ln_PENGUNGKAPAN_CSR, Ln_KOMISARIS_INDEPENDEN, Ln_ROE, Ln_ROA b. Dependent Variable: Ln_PBV


(5)

Lampiran 10 UJI HETEROSKEDASTISITAS

Coefficientsa Model Unstandardized

Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 6.987E-16 .344 .000 1.000

Ln_ROA .000 .153 .000 .000 1.000

Ln_ROE .000 .164 .000 .000 1.000

Ln_KOMISARIS _INDEPENDEN

.000 .297 .000 .000 1.000 Ln_PENGUNGK

APAN_CSR

.000 .154 .000 .000 1.000 a. Dependent Variable: Unstandardized Residual

Lampiran 11 UJI DETERMINASI

Model Summaryb


(6)

UJI F ANOVAb

Model Sum of

Squares df

Mean

Square F Sig. 1 Regression 64.126 4 16.032 29.287 .000a

Residual 38.318 70 .547 Total 102.444 74

a. Predictors: (Constant), Ln_PENGUNGKAPAN_CSR, Ln_KOMISARIS_INDEPENDEN, Ln_ROE, Ln_ROA b. Dependent Variable: Ln_PBV

Lampiran 13 UJI T

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) -2.082 .344 -6.055 .000 Ln_ROA -.251 .153 -.263 -1.638 .106 Ln_ROE .953 .164 .869 5.820 .000 Ln_KOMISARIS_

INDEPENDEN

.190 .297 .047 .641 .523 Ln_PENGUNGK

APAN_CSR

.453 .154 .262 2.952 .004 a. Dependent Variable: Ln_PBV


Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan, Pengungkapan Corporate Social Responsibility dan Good Corporate Govarnance terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Perkebunan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 5 106

Pengaruh Good Corporate Governance dan Corporate Social Responsibility Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI

1 16 8

PENGARUH PROFITABILITAS, GOOD CORPORATE GOVERNANCE, DAN PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI.

0 5 29

PENGARUH FAKTOR - FAKTOR GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY Pengaruh Faktor - Faktor Good Corporate Governance Terhadap Pengungkapan Corporate Social Responsibility Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di

2 7 19

PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE, CORPORATE SOCIAL Pengaruh Good Corporate Governance, Corporate Social Responsibility, Kebijakan Manajemen Keuangan Dan Kinerja Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar

0 3 17

PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE, CORPORATE SOCIAL Pengaruh Good Corporate Governance, Corporate Social Responsibility, Kebijakan Manajemen Keuangan Dan Kinerja Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar

0 2 13

PENGARUH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.

1 2 15

PENGARUH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.

0 3 12

PENGARUH KEBIJAKAN PERUSAHAAN, PROFITABILITAS, GOOD CORPORATE GOVERNANCE DAN PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (2009-2013)

0 0 15

Pengaruh Kinerja Keuangan, Good Corporate Governance, dan pengungkapan Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 14