Selain itu, penataan meja table setting merupakan hal yang sangat erat kaitannya dengan tata atur dan tata ruang jamuan. Pelaksanaan table setting antara
lain, pemasangan table cloth skirting, buffet display, melengkapi meja dengan table accessories seperti ashtray, nomor meja, lampu meja, condiments, vas
bunga dengan bunganya, serta nama tamu yang akan duduk di masing-masing kursi. Set up meja dilakukan secara elaborate cover karena menu sudah diketahui
sebelumnya. b.
Persiapan Food Beverage Service Persiapan bahan dan pengolahan makanan oleh kitchen berdasarkan
komposisi menu yang disepakati oleh Banquet Departement, meminta bahan dari store departement atau permintaan pembelian kepada bagian purchasing.
Persiapan minuman oleh bagian bar service meliputi portable bar, chasseur, alcoholic beverage, bumbu-bumbu, dan sebagainya berdasarkan jenis dan jumlah
minuman yang diminta.
1. Pelaksanaan Banquet
Pelaksanaan banquet meliputi pelayanan yang sudah disepakati oleh panitia dan pihak hotel Banquet, misalnya American Service, Russian Service, French
Service, atau salah satu dari Typical Service. Jumlah tenaga kerja yang ditempatkan, baik untuk pramusaji maupun untuk bartender pramutama, bila
tenaga banquet tidak mencukupi dapat digunakan tenaga casual, yaitu tenaga temporer yang mampu melaksanakan tugas banquet tersebut.
Universitas Sumatera Utara
2.4 Peranan Banquet Dalam Meningkatkan Pelayanan di F B Departement Hotel
Pelayanan banquet di zaman sekarang ini sudah mulai dikenal dan pelaksanaannya mempunyai pengaruh yang besar bagi sebuah hotel, apalagi hotel
yang bertaraf internasional dengan fasilitas banquet yang begitu memadai. Banquet tidak hanya mempengaruhi pendapatan F B Departement,
presentase biaya makanan Food Cost Presentage banquet service lebih rendah karena mudah dihitung terlebih dahulu, dan sisa dari kelebihan produksi
berjumlah minim Goodman J. 2003:228 .
Universitas Sumatera Utara
BAB III
TINJAUAN UMUM HOTEL DANAU TOBA INTERNASIONAL MEDAN 3.1 Sejarah berdirinya
Ide untuk mendirikan perusahaan dan menjalankan usaha perhotelan lahir sebagai akibat dari Surat Keputusan Bersama Menteri Keuangan RI dan Menteri
Perhubungan RI No. 101 bulan September 1968, yaitu keputusuan tentang pemberian fasilitas sebesar- besarnya kepada pengusaha-pengusaha yang berminat
untuk berusaha di bidang perhotelan, sebagai upaya untuk mendorong kemajuan pariwisata Indonesia. Oleh karena itu T.D. Pardede mengambil keputusan untuk
mendirikan usaha perhotelan sebagai tambahan bidang-bidang usahanya yang telah ada, antara lain :
1. Perikanan, perkebunan, ekspor, yang tergabung dalam Group Surya Sakti
2. Pendidikan, kesehatan, kerohanian, yang tergabung dalam Group
Foundation 3.
Pertekstilan yang tegabung dalam Group Pertekstilan 4.
Perbankan yang tergabung dala Group Perbankan Keseluruhan bidang yang disebut di atas tergabung dalam T.D. Pardede
Holding Company. Secara berturut-turut didirikan beberapa hotel yang semuanya tergabung dalam suatu group dengan nama Pardede International Hotel Group
PIHG, yang unit-unitnya terdiri dari : 1.
Hotel Danau Toba dan Copa Cobana Club
Universitas Sumatera Utara
2. Mini Hotel Danau Toba International
3. Pardede International Hotel
4. New Belawan International Hotel
5. Hotel Danau Toba International – Parapat
6. Hotel Danau Toba International – Medan
7. Hotel Danau Toba International – Tebing Tinggi
8. Jhonny International Hotel – Jakarta
Hotel Danau Toba International Medan dibuka secara resmi untuk umum pada tanggal 10 Juni 1972, dengan General Manager pertama Stanley Allinson
dari London. Hotel ini beroperasi dengan 200 kamar di jalan Imam Bonjol No. 17 Medan.
Pada mulanya pendirian Hotel Danau Toba International Medan ini mengakibatkan turunnya tingkat hunian kamar dari unit – unit yang tergabung
dalam Pardede International Hotel Group yang telah berdiri sebelumnya. Pada akhir tahun 1972 Hotel Danau Toba International Medan ini hanya mempunyai
Occupancy Rate sebesar 25 , Break Event Point jauh dari jangkauan. Masa itu adalah masa yang paling sulit untuk mengoperasikan hotel bila ditinjau dari motif
profit. Oleh karena itu, pada tanggal 1 April 1973 diadakan kontrak manajemen
antara PT. Aeropacific Hotel Coorperation dengan General Manager R.E Scelling dengan ketentuan bahwa dibawah pimpinan manajemen PT. Aeropacific Hotel
Universitas Sumatera Utara
Coorperation harus dapat dicapai Occupancy Rate hotel rata-rata 50 sampai akhir tahun 1973. Ternyata target tersebut tidak bisa dicapai sehingga kontrak
tersebut diakhiri dengan General Manager tetap R.E. Scelling yang bersedia memperpanjang kontrak kerjanya.
Sampai saat ini, disamping perbaikan mutu operasional juga ditingkatkan service agar dapat menarik perhatian dan menyenangkan tamu-tamu yang
menginap di hotel dari check-in sampai check-out. hasil wawancacra dengan Bapak Drs, J Hutajulu, Chief HRD. Hotel Danau Toba International Medan.
3.2 Klasifikasi Hotel
Hotel Danau Toba International Medan dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
1. Berdasarkan Harga Jual Kamar Plan System