TINJAUAN PUSTAKA Pengaruh Return On Investment (Roi) Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teoritis 1. Profitabilitas

Pada umumnya profitabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Menurut Sartono 2001:120, “profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannnya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri”. Para investor tetap tertarik terhadap profitabilitas perusahaan karena profitabilitas mungkin merupakan satu-satunya indikator yang paling baik mengenai kesehatan keuangan perusahaan. Pengukuran profitabilitas dapat dilakukan dengan membandingkan tingkat Return on Investment ROI yang diharapkan dengan tingkat return yang diminta para investor dalam pasar modal. Profitabilitas perusahaan biasanya diukur dengan menggunakan rasio keuangan yang diambil dari informasi akuntansi yang terdapat dalam laporan keuangan. Rasio profitabilitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba dan juga untuk mengetahui efektifitas perusahaan dalam mengelola sumber-sumber daya yang dimilikinya. Ada tiga rasio yang biasa digunakan dalam mengukur tingkat profitabilitas perusahaan. a . Profit Margin Profit margin menghitung sejauh mana kemampuan perusahaan dalam menghasilan laba bersih pada tingkat penjualan tertentu. Hanafi 2005 : 42 menyatakan bahwa rasio Universitas Sumatera Utara ini juga bisa diinterprestasikan sebagai kemampuan perusahaan menekan biaya-biaya ukuran efisiensi di perusahaan pada periode tertentu. Untuk menghitung profitabilitas perusahaan digunakan rumus sebagai berikut. Laba bersih setelah pajak Profit Margin = Penjualan Profit Margin yang tinggi menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba yang tinggi pada tingkat penjualan tertentu. Secara umum, rasio yang rendah menunjukkan ketidakefisienan manajemen.

b. Return On Investment ROI

Return On investment ROI sering disebut sebagai Return On Assets ROA. ROI mengukur kemampuan perusahaan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat aset tertentu. ROI dihitung dengan cara membandingkan laba bersih setelah pajak dengan total asset. Laba bersih setelah pajak ROI = x 100 Total Aktiva Semakin tinggi tingkat ROI suatu perusahaan, semakin baik perusahaan tersebut.

c. Return On Equity ROE

Syamsuddin 2000 : 64 menyatakan “Return On Equity ROE merupakan suatu pengukuran dari penghasilan income yang tersedia bagi para pemilik perusahaan atas modal yang mereka investasikan di dalam perusahaan.” Return On Equity ROE dihitung dengan rumus sebagai berikut. Universitas Sumatera Utara Laba bersih setelah pajak ROE = x 100 Total ekuitas Angka yang tinggi untuk ROE menunujukkan tingkat profitabilitas yang tinggi. Rasio ROE tidak memperhitungkan dividen maupun capital gain untuk pemegang saham. Karena itu, rasio ini bukan pengukur return yang diterima pemegang saham yang sebenarnya.

2. Dividen a. Pengertian Dividen

Dividen merupakan bagian dari laba yang tersedia bagi para pemegang saham biasa earning available for common stockholders yang dibagikan kepada para pemegang saham biasa dalam bentuk tunai. Stice at al 2004:902 menyatakan bahwa “dividen adalah pembagian kepada pemegang saham dari suatu perusahaan secara proporsional sesuai dengan jumlah saham yang dipegang oleh masing-masing pemilik”. Menurut Skousen et al 2001:757 ” dividen adalah pendistribusian laba secara proporsional kepada para pemegang saham sesuai dengan jumlah saham yang dimilikinya”. Distribusi laba dalam bentuk kas oleh sebuah korporasi kepada pemegang sahamnya disebut sebagai dividen tunai cash dividend. Biasanya sebuah korporasi harus memenuhi 3 kondisi terlebih dahulu agar dapat membayar dividen tunai: 1 laba ditahan yang mencukupi, 2 kas yang memadai, 3 tindakan formal dari dewan komisaris.

b. Jenis Dividen

Dividen yang dibagikan perusahaan kepada para pemegang saham dapat dalam beberapa jenis deviden. Dividen yang paling disukai oleh para pemegang saham adalah Universitas Sumatera Utara dividen tunai atau dividen kas. Jenis dividen Dyckman, 2001:439 adalah sebagai berikut: 1 dividen kas, yaitu distribusi laba dalam bentuk kas oleh sebuah korporasi kepada pemegang sahamnya, 2 dividen properti, yaitu deviden dalam bentuk aktiva non kas, berupa sekuritas perusahaan lain yang dimiliki perseroan, real estate, barang dagang, atau setiap aktiva non kas lainnya, 3 dividen saham, yaitu distribusi proporsional atas tambahan saham biasa atau saham preferen perseroan kepada pemegang saham, 4 dividen likuidasi, yaitu pengembalian tambahan modal disetor dan bukan modal ditahan, 5 dividen skrip atau wesel, yaitu dividen yang diberikan dalam bentuk wesel promes kepada pemegang saham dimana kondisi perseroan mengalami kekurangan kas.

c. Prosedur Pembayaran Dividen

Tanggal yang berkaitan dengan dividen adalah declaration date, date of record, ex- dividend date, date of payment. 1 Declaration date, tanggal dimana dewan direksi mengumumkan dividen. Pada tanggal ini, pembayaran pembayran dividen akan merupakan kewajiban yang legal dari korporasi. 2 Date of record, tanggal dimana pemegang saham berhak untuk menerima dividen. 3 Ex-dividend date, tanggal dimana hak atas dividen lepas dari saham. Hak atas dividen dari saham sampai 4 hari sebelum date of record. Pengertiannya, pada 4 hari sebelum record date, hak atas dividen tidak lagi ada pada saham dan penjual bukan lagi pemilik saham tersebut, yang seharusnya orang yang akan menerima dividen. Harga Universitas Sumatera Utara pasar saham mempengaruhi kenyataan dan telah berlalu dan akan turun kira-kira sejumlah dividen tersebut. 4 Date of payment, merupakan tanggal dimana korporasi akan membayarkan dengan membagikan cheque dividen kepada pemegang saham.

3. Kebijakan Deviden a. Pengertian Kebijakan Dividen

Kebijakan dividen merupakan keputusan pembayaran dividen yang mempertimbangkan maksimalisasi harga saham saat ini dan periode mendatang. Atmaja 1994: 351 menyatakan: Manajemen mempunyai 2 alternatif perlakuan terhadap penghasilan bersih sesudah pajak EAT perusahaan: 1 dibagi kepada para pemegang saham perusahaan dalam bentuk dividen, dan 2 diinvestasikan kembali ke perusahaan sebagai laba ditahan retained earning. Pada umumnya sebagai EAT earning after tax dibagi dalam bentuk dividen dan sebagian lagi diinvestasikan kembali. Artinya, manajemen harus membuat keputusan tentang dividen, ini disebut kebijakan dividen dividend policy.

b. Kebijakan Dividen bagi Perusahan

Kebijakan dividen korporasi sangat penting untuk menjaga kepentingan investor dan kepentingan korporasi dalam hal program keuangan dan capital budgeting korporasi, cash flow perusahaan, dan nilai modal saham perusahaan Tampubolon, 2005:183. 1 Menjaga kepentingan investor sebagai pemegang saham. Investor atau pemegang saham tidak mempunyai opini yang negatif tentang korporasi, seandainya dividen dipotong karena keterkaitan antara potongan tersebut dengan persoalan keuangan korporasi. Dengan demikian kebijaksanaan keuangan korporasi dari pihak manajemen harus mampu meyakinkan serta memberi jaminan akan tercapainya tujuan-tujuan bagi pemegang saham. Apabila pemegang saham dikecewakan, maka pemegang saham akan melepaskan saham-sahamnya dengan menjual yang pada gilirannya harga saham di pasar bursa akan menurun. Ketidakpuasan pemegang saham akan menimbulkan kemungkinan pengendalian korporasi akan dilakukan orang-orang diluar korporasi. 2 Kebijaksanaan dividen akan mempengaruhi program keuangan dan capital budgeting korporasi tersebut. 3 Kebijakan dividen akan mempengaruhi cash flow korporasi. Suatu korporasi dengan likuiditas rendah akan dipaksa untuk membatasi pembayaran dividen. Universitas Sumatera Utara 4 Kebijakan dividen dapat menurunkan nilai modal saham korporasi karena dividen akan dibayarkan dari laba yang ditahan sehingga akan meningkatkan utangmodal debtequity rasio korporasi.

c. Jenis Kebijakan Dividen

Menurut Indriyo dan Basri 2002:231, secara umum kebijakan dividen yang ditempuh perusahaan adalah salah satu dari 3 kebijakan ini, yaitu stable dividend policy, fluctuating dividend policy, kombinasi stable dividend policy dan fluctuating dividend policy. 1 Stable Dividend Policy. Pada kebijaksanaan ini besarnya dividen yang dibayarkan selalu stabil dalam jumlah yang tetap, stabil yang makin naik dan stabil yang semakin menurun. Jadi, besarnya dividen yang dibayarkan dalam jumlah yang selalu stabil walaupun terjadi fluktuasi dalam net income. Apabila pada suatu saat kondisi perusahaan mengalami kerugian, pembayaran dividen akan diambilkan dari cadangan stabilisasi dividen. 2 Fluctuating Dividend Policy. Pada kebijaksanaan ini besarnya dividen yang dibayarkan mendasarkan pada tingkat keuntungan pada setiap akhir periode. Apabila tingkat keuntungan tinggi maka besarnya dividen yang akan dibayarkan relatif tinggi, dan sebaliknya bila tingkat keuntungan rendah maka besarnya dividen yang dibayarkan juga rendah, atau bisa dikatakan selalu proporsional dengan tingkat keuntungannya. 3 Kombinasi Stable Dividend Policy dan Fluctuating Dividend Policy. Pada kebijaksanaan ini besarnya dividen yang dibayarkan sebagian ada yang bersifat stabil atau tetap, tetapi sebagian yang lain bersifat proporsional dengan tingkat keuntungan yang dicapai. Apabila perusahaan tidak mendapatkan laba para pemegang saham masih mendapatkan dividen tetap dan apabila didapatkan keuntungan dari hasil operasinya didapatkan bagian dari keuntungan. Bagian dividen yang bersifat proporsional besarnya tidak sama dengan dividen yang menggunakan kebijakan fluktuatif.

d. Teori Kebijakan Deviden

Beberapa teori yang relevan dalam kebijakan deviden adalah smoothing theory, clientele effect theory, tax preference theory, dividend irrelevance theory, bird in the hand theory, residual theory of dividens, teori signal atau isi informasi dividen information content of dividend. Tampubolon 2005:186 menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen adalah sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara 1 tingkat pertumbuhan korporasi company grow rate, 2 keterikatan dalam rapat restrictive convenant, 3 profitability, 4 stabilitas laba earning stability, 5 kontrol perbaikan maintenance control, 6 memahami pengungkit keuangan degrre of financial leverage, 7 kemampuan untuk kondisi eksternal ability to finance externally, 8 keadaan tak terduga uncertainity, 9 ukuran dan umur korporasi age and size.

e. Indikator Kebijakan Dividen

Indikator untuk mengukur kebijakan dividen yang secara luas digunakan ada dua macam. Pertama, hasil dividen dividend yield. Dividend yield adalah suatu ratio yang menghubungkan suatu dividen yang dibayar dengan harga saham biasa. Dividend yield secara matematis dapat diformulasikan sebagai berikut Warsono, 2003:275: Dividen per lembar saham Dividend Yield = Harga per lembar saham Dividend yield menyediakan suatu ukuran komponen pengembalian total yang dihasilkan dividen, dengan menambahkan apresiasi harga yang ada. Beberapa investor menggunakan dividend yield sebagai suatu ukuran risiko dan sebagai suatu penyaring investasi, yaitu mereka akan berusaha menginvestasikan dananya dalam saham yang menghasilkan dividend yield yang tinggi. Indikator kedua yang digunakan untuk mengukur kebijakan dividen adalah rasio pembayaran dividen dividend payout ratio atau DPR. DPR merupakan rasio hasil perbandingan antara dividen dengan laba yang tersedia bagi para pemegang saham biasa, dan secara sistematis dirumuskan sebagai berikut Warsono, 2003:27: Dividen per lembar saham DPR = x 100 Laba per lembar saham Universitas Sumatera Utara Besar atau kecinya payout ratio ditentukan oleh kebijakan dividen suatu perusahaan. DPR lebih populer digunakan sebagai indikator kebijakan dividen dibandingkan dengan dividend yield.

4. Laporan Keuangan a.

Pengertian Laporan Keuangan Menurut Syahyunan 2004:22, ”laporan keuangan adalah produk dari manajemen dalam rangka mempertanggungjawabkan stewardship penggunaan sumber daya dan sumber dana yang dipercayakan kepadanya”. Menurut Kamus Akuntansi edisi kedua oleh Abdullah 1993:176, ”laporan keuangan adalah laporan-laporan yang berisi informasi tentang kondisi keuangan dari hasil operasi perusahaan pada periode tertentu”. Laporan keuangan disusun dan disajikan sekurang-kurangnya satu tahun sekali untuk memenuhi kebutuhan sejumlah besar pemakai. Beberapa diantaranya pemakai ini memerlukan dan berhak memperoleh informasi tambahan disamping yang tercakup dalam laporan keuangan namun, banyak pemakai yang sangat tergantung pada laporan keuangan sebagai sumber utama informasi keuangan tersebut, sehingga laporan keuangan tersebut seharusnya disusun dan disisipkan dengan mempertimbangkan kebutuhan mereka. Informasi laporan keuangan menjadi sebuah keputusan penting oleh para pemakai ataupun yang berkepentingan stakeholders dalam mengambil keputusan bisnis.

b. Tujuan Laporan keuangan

Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi. Laporan Universitas Sumatera Utara keuangan yang disusun untuk tujuan ini memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pengguna walaupun laporan keuangan tidak menyediakan semua informasi yang mungkin dibutuhkan pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi karena secara umum menggambarkan pengaruh keuangan dari kejadian di masa lalu, dan tidak diwajibkan untuk menyediakan informasi non keuangan. Laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah dilakukan mamajemen stewardship, atau pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya. Pengguna yang ingin menilai apa yang telah dilakukan atau pertanggungjawaban manajemen berbuat demikian agar mereka dapat membuat keputusan ekonomi yang mencakup keputusan untuk menahan atau menjual investasi mereka dalam perusahaan atau keputusan untuk mengangkat kembali atau mengganti manajemen.

c. Elemen-Elemen Laporan Keuangan

1 Neraca Neraca adalah suatu daftar aktiva, kewajjiban, dan ekuitas pemilik pada tanggal tertentu, biasanya pada akhir bulan atau akhir tahun. Sisi sebelah kiri menunjukkan aktiva, sedangkan sisi sebelah kanan menunjukkan kewajiban dan ekuitas atau klaim terhadap aktiva tersebut. Aktiva dicantumkan sesuai dengan urutan likuiditasnya atau lamanya waktu yang dibutuhkan untuk mengkonversi aktiva tersebut menjadi kas. Pada perusahaan manufaktur terdapat klasifikasi pada pos persediaan berdasarkan tingkat penyelesaiannya menuju tahap siap dijual, yaitu bahan baku, barang dalam proses, dan barang jadi. 2 Laporan Laba Rugi Laporan laba rugi adalah ikhtisar suatu pendapatan dan beban selama periode waktu tertentu misalnya sebulan atau setahun. Penjualan bersih disajikan pada bagian atas dari Universitas Sumatera Utara setiap laporan, setelah berbagai biaya termasuk pajak, dikurangi untuk mendapatkan laba bersih yang tersedia bagi pemegang saham biasa. Laporan laba rugi dapat mencakup setiap periode waktu, tetapi laporan ini biasanya dibuat secara bulanan, kuartalan, atau tahunan. Untuk tujuan perencanaan dan pengendalian, manajemen biasanya meramalkan laporan laba rugi secara bulanan atau mungkin secara kuartalan dan kemudian membandingkan hasil aktual dengan laporan yang dianggarkan. 3 Laporan Ekuitas Pemilik Laporan ekuitas pemilik adalah suatu ikhtisar perubahan ekuitas pemilik yang terjadi selama periode tertentu, misalnya sebulan atau setahun. Laba ditahan menunjukkan klaim terhadap aktiva dan bukannya aktiva per ekuitas pemegang saham. Perusahaan menahan laba terutama untuk memperluas usaha dan ini berarti menginvestasikan dalam pabrik dan peralatan, dalam persediaan, dan lain sebagainya, bukan menimbun kas dalam rekening bank. Perubahan laba ditahan terjadi karena pemegang saham biasa mengijinkan perusahaan untuk menginvestasikan kembali dana yang tidak didistribusikan sebagai dividen. 4 Laporan Arus Kas Laporan arus kas statement of cashflow menjelaskan perubahan pada kas atau setara kas dalam periode tertentu. Setara kas adalah investasi jangka pendek yang amat likuid yang bisa segera ditukar dengan kas. Dalam laporan arus kas, penerimaan dan pengeluaran kas diklasifikasikan menurut tiga kategori utama, yaitu aktivitas operasi, aktivitas investasi, dan aktivitas pendanaan. Aktivitas operasi adalah aktivitas penghasil utama pendapatan perusahaan dan aktivitas lain yang bukan merupakan aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan. Aktivitas investasi adalah perolehan dan pelepasan aktiva jangka panjang serta investasi lain yang tidak termasuk setara kas. Aktivitas pendanaan Universitas Sumatera Utara adalah aktivitas yang mengakibatkan perubahan dalam jumlah serta komposisi modal dan pnjaman perusahaan. Kegunaan informasi arus kas dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan PSAK No. 2 paragraf 3 IAI, 2002 dijelaskan bahwa laporan arus kas dapat memberikan informasi yang memungkinkan para pemakai untuk mengevaluasi perubahan dalam aktiva bersih perusahaan, struktur keuangan termasuk likuiditas dan solvabilitas dan kemampuan untuk mempengaruhi jumlah serta waktu arus kas dalam rangka adaptasi dengan perubahan keadaan dan peluang. Informasi arus kas berguna untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas dan memungkinkan para pemakai mengembangkan model untuk menilai dan membandingkan nilai sekarang dari arus kas masa depan future cash flow dari berbagai perusahaan. Informasi tersebut juga meningkatkan daya banding pelaporan kinerja operasi berbagai perusahaan karena dapat meniadakan pengaruh penggunaan perlakuan akuntansi yang berbeda terhadap transaksi dan peristiwa yang sama. a Arus Kas dari Aktivitas Operasi Aktivitas operasi operating activities merupakan aktivitas perusahaan yang terkait dengan laba. Selain pendapatan dan beban yang disajikan dalam laporan laba rugi, aktivitas operasi juga meliputi arus kas masuk dan arus kas keluar bersih yang berasal dari aktivitas operasi terkait, seperti pemberian kredit kepada pelanggan, investasi dalam persediaan, dan perolehan kredit dari pemasok. Aktivitas operasi terkait dengan pos-pos laporan laba rugi dengan beberapa pengecualian kecil dan dengan pos-pos operasi dalam neraca, umumnya pos modal kerja seperti piutang, persediaan, pembayaran dimuka prepayment, utang, dan beban akrual. Aktivitas operasi juga meliputi transaksi dan Universitas Sumatera Utara peristiwa yang tidak cocok untuk dikelompokkan ke dalam aktivitas investasi atau aktivitas pendanaan. Stice, stice, dan Skousen 2004: 320 menjelaskan berbagai aktivitas yang termasuk dalam aktivitas operasi adalah sebagai berikut: Tabel 2.1 Aktivitas Operasi Kas Dierima dari: Kas dikeluarkan untuk: 1. penjualan barang atau jasa, 1. pembelian persediaan, 2. penjualan efek yang diperdagangkan, 2. gaji dan upah, 3. pendapatan bunga, 3. pajak, 4. pendapatan dividen. 4. beban bunga, 5. beban lainnya, 6. pembelian efek. Sumber: Stice, Stice, Skousen Dalam PSAK No. 2 paragraf 12 IAI : 2002 dinyatakan bahwa jumlah arus kas yang berasal dari aktivitas operasi merupakan indikator yang menentukan apakah dari operasinya perusahaan dapat menghasilkan arus kas yang cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi perusahaan, membayar dividen dan melakukan investasi baru tanpa mengandalkan pada sumber pandanaan dari luar. Informasi mengenai unsur tertentu arus kas historis bersama dengan informasi lain, berguna dalam memprediksi arus kas operasi masa depan. Jumlah arus kas bersih dari aktivitas operasi dapat dihitung dan dilaporkan dengan menggunakan salah satu dari dua metode, yaitu metode langsung dan metode tidak lansung. Dalam metode langsung kelompok utama dari penerimaan kas bruto dan pengeluaran kas bruto diungkapkan, sedangkan dalam metode tidak langsung, laba atau rugi bersih disesuaikan dengan mengoreksi pengaruh dari transaksi bukan kas, Universitas Sumatera Utara penangguhan deferral atau akrual dari penerimaan atau pembayaran kas untuk operasi di masa lalu dan di masa depan, dan unsur penghasilan atau beban yang berkaitan dengan arus kas investasi atau pendanaan. Kedua metode tersebut menghasilkan jumlah yang sama, yaitu jumlah arus kas bersih yang disediakan oleh arus kas operasi. Metode tidak langsung lebih disukai dan digunakan oleh kebanyakan perusahaan karena relatif mudah digunakan dan merekonsiliasikan perbedaan antara laba bersih dengan arus kas bersih dari aktivitas operasi. Pemakai laporan keuangan juga banyak yang menyukai metode langsung karena metode ini melaporkan secara langsung sumber dari arus kas masuk dan keluar tanpa harus dibingungkan dengan penyesuain-penyesuaian dengan laba bersih. Ikatan Akuntan Indonesia secara khusus mengatur arus kas dari bunga dan dividen yang diterima dan dibayarkan. PSAK No. 2 paragraf 32-33 IAI, 2002 menyatakan bahwa bunga yang dibayar dan bunga serta dividen yang diterima oleh lembaga keuangan biasanya diklasifikasikan sebagai arus kas operasi. Namun demikian, bagi perusahaan lain belum ada kesepakatan mengenai kualifikasi arus kas. Bunga yang dibayarkan dan bunga serta dividen yang diterima dapat diklasifikasikan sebagai arus kas operasi karena mempengaruhi laba dan rugi bersih. Sebagai alternatif, bunga yang dibayar dan bunga serta dividen yang diterima dapat diklasifikasi, masing-masing sebagai arus kas pendanaan, dan arus kas investasi karena merupakan biaya perolehan sumber daya keuangan atau sebagai hasil investasi return on investment. Dividen yang dibayar dapat diklasifikasikan sebagai arus kas pendanaan karena merupakan biaya perolehan sumber daya keuangan. Sebagai alternatif, dividen yang dibayar dapat diklasifikasikan sebagai komponen arus kas dari aktivitas operasi dengan maksud untuk membantu para pengguna laporan arus kas dalam menilai kemampuan perusahaan membayar dividen dari arus kas operasi. Universitas Sumatera Utara

5. Catatan atas Laporan Keuangan

Catatan atas laporan keuangan merupakan catatan-catatan yang berisi penjelasan dari bagian-bagian dalam laporan keuangan yang disajikan.

B. Tinjauan Peneliltian Terdahulu Nama Judul

Variabel yang digunakan Hasil Penelitan Michell Suharli 2007 Pengaruh Profitabilitas dan Investment Oppurtunity Set terhadap Kebijakan Dividen Tunai dengan Likuiditas sebagai Variabel Penguat Studi pada Perusahaan yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta periode 2002-2003. ROI Return On Equty, Fixed Asset, CR Current Ratio, DPR. ROI berpengaruh terhadap kebijakan dividen tunai perusahaan, fixed assets tidak berpengaruh terhadap kebijakan dividen tunai perusahaan dan CR dapat digunakan sebagai variabel penguat karena mempunyai pengaruh yang signifikan. Pradhono Yulius Jogi Christiawan 2004 Pengaruh Economic Value Added, Residual Income, Earnings, dan Arus Kas Operasi terhadap Return yang diterima oleh Pemegang Saham Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta Economic Value Added, Residual Income, Earnings, dan Arus Kas Operasi, DPR, capital gain. Arus kas dari aktivitas opersi mempunyai pengaruh paling signifikan terhadap return yang diterima oleh pemegang saham, kemudian diikuti variabel earning. EVA dan RI tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap return yang diterima pemegang saham. Universitas Sumatera Utara Rara Putri Emmayati 2008 Pengaruh Profitabilitas dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Kebijakan Dividen pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Profitabilitas, Pertumbuhan Perusahaan, Kebijakan Dividen. Profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap kebijakan dividen. Sedangkan pertumbuhan perusahaan berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap kebijakan dividen. Indah Agustina Manurung 2009 Pengaruh Laba Bersih dan Arus Kas operasi terhadap Kebijakan Dividen pada Perusahaan Manufaktur yang go public laba bersih, arus kas operasi, dividend payout ratio DPR Secara parsial laba bersih tidak berpengaruh terhadap dividend payout ratio, sedangkan arus kas operasi berpengaruh positif signifikan terhadap dividend payout ratio.

C. Kerangka konseptual dan Hipotesis A.

Kerangka Konseptual Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh Retun on Investment ROI dan arus kas operasi terhadap kebijakan dividen. Dalam memutuskan kebijakan dividen, perusahaan akan dipengaruhi oleh beberapa faktor yang secara teori dapat mempengaruhi kebijakan dividen. Faktor-faktor yang akan diteliti dalam penelitan ini adalah profitabilitas yang akan diukur dengan ROI dan arus kas perusahaan yang berasal dari aktivitas operasi. Profitabilitas pada dasarnya merupakan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Profitabilitas yang tinggi menggambarkan laba perusahaan yang meningkat yang berarti perusahaan mampu untuk membayar dividen atau bahkan dividen yang akan dibayarkan juga meningkat. Seperti penjelasan sebelumnya, teori yang mendukung bahwa profitabilitas yang tinggi akan membayar dividen dalam jumlah yang besar adalah teori persinyalan. Demikian juga dengan tersedianya kas perusahaan melalui Universitas Sumatera Utara operasinya yang berarti juga mampu menghasilkan kas bagi perusahaan dan kemudian akan dibagikan kepada para pemegang saham. Maka hubungan antara Retun on Investment ROI, arus kas operasi, dan kebijakan dividen dapat digambarkan dalam kerangka dibawah ini. H3 H1 H2

B. Hipotesis Penelitian

H1 : Return on Investment ROI secara parsial berpengaruh terhadap kebijakan dividen. H2 : Arus kas operasi perusahaan secara parsial berpengaruh terhadap kebijakan dividen. H3 : Return on Investment ROI dan arus kas operasi perusahaan secara simultan berpengaruh terhadap kebijakan dividen. Return on Investment ROI X1 Arus Kas Operasi X2 Kebijakan Dividen DPR Y Universitas Sumatera Utara

BAB III METODE PENELITIAN

Dokumen yang terkait

Pengaruh Return on Investment dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

1 59 82

Pengaruh Kebijakan Modal Kerja Terhadap Return On Investment Pada Industri Rokok Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

1 38 88

PENGARUH RETURN ON INVESTMENT (ROI), INVESTMENT OPPURTUNITY SET (IOS), DAN ARUS KAS OPERASI TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 1 18

Pengaruh Roi (Return On Investment) Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahan Properti Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 1

Pengaruh Roi (Return On Investment) Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahan Properti Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 2

Pengaruh Roi (Return On Investment) Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahan Properti Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 10

Pengaruh Roi (Return On Investment) Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahan Properti Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 22

Pengaruh Roi (Return On Investment) Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahan Properti Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

1 3 3

Pengaruh Roi (Return On Investment) Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahan Properti Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 9

SKRIPSI PENGARUH ROI (RETURN ON INVESTMENT) DAN ARUS KAS OPERASI TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 0 10