10
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
bahwa bawang putih berasal dari Asia Tengah daerah yang beriklim sedang kemudian tersebar ke daerah-daerah Laut Tengah dan negara-negara di sekitarnya
Suhaeni, 2007. Tepatnya pada tahun 1665, terjadi wabah pes di Inggris dan mewabah
sampai ke beberapa negara-negara Eropa. Dan menurut catatan sejarah, bawang putihlah yang bisa mengobatinya. Lalu pada masa Perang Dunia I maupun Perang
Dunia II, bawang putih menjadi obat yang sangat penting. Bagi bangsa Roma sendiri, bawang putih dipercaya sebagai sumber kekuatan. Hyppocrates sendiri
yang hidup selama 460 tahun Sebelum Masehi SM, memandang bahwa bawang putih dijadikan sebagai obat perangsang perspirasi untuk obat laksatif dan
pelancar pengeluaran air seni yang manjur Wibowo, 2009. Di China sendiri,bawang putih merupakan komponen kunci padamakanan
oriental.Didalam dunia kedokteran tradisional China sendiri, bawangputih merupakan bahan obat-obatan yang kompleks atau harus ada.Umur panjang
rakyat China sendiri dipercaya karena khasiat bawang putih Roser, 1991. Di Indonesia, penyebaran bawang putih berawal dari pedagang China dan
Arab yang membawa ke Indonesia. Seiring jalannya waktu, bawang putih semakin akrab dimata rakyat Indonesia karena sudah sampai marambah ke daerah
pedalaman Syamsiyah, 2003.
2.1.7 Budidaya
Budidaya bawang putih Hapsoh dan Rahmawati, 2008
: Penyiapan lahan
Penyiapan lahan dimulai dengan membuat selokan atau parit dengan lebar 30 cm-40cm dan dalamnya 30 cm - 60 cm. Tanah galian
digunakan untuk bedengan yang lebarnya 60 cm - 100 cm, panjang disesuaikan dengan kebutuhan, lalu dicangkul sedalam 15 cm - 30 cm.
Setelah 10 hari - 15 hari dicangkul kembali hingga membentuk gumpalan halus, kemudian diberi pupuk kandang 10 ton - 15
tonhektar. Sehari sebelum tanam, bedengan dibasahi.
11
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Penyiapan bibit Bibit berasal dari tanaman yang berumur cukup tua 85 hari -
135 hari, sehat dan tidak cacat. Bibit disimpan dalam ruangan kering sekitar 5 bulan - 8 bulan yang digantung pada para-para.
Penanaman Lubang tanam dibuat sedalam 3 cm - 4 cm dengan tugal. Bibit
ditanam dengan posisi tegak lurus, ujung siung di atas dan ¾ bagian siung tertanam dalam tanah lalu taburkan tanah halus dan tutup merata
dengan jerami. Jarak tanam 10 cm x 10 cm atau 15 cm x 10 cm. Pemeliharaan
Penyiangan pertama dilakukan setelah tanaman berumur 3 minggu. Penyiangan kedua dilakukan 3 minggu kemudian. Pada saat
penyiangan pertama sekaligus diberi pupuk N sebanyak 50 kgha. Pada penyiangan kedua dipupuk seperti yang pertama. Pengairan
dapat dilakukan secara leb atau dengan menggunakan gembor. Hama yang sering menyerang adalah Thrips tabaci. Biasanya
hama ini menyerang daun tanaman. Penyakit embun upas yang disebabkan jamur Peronospora destructor juga menyerang daun
tanaman. Kelembaban tinggi dan suhu rendah dapat meningkatkan intensitas serangan. Penyakit busuk bawang putih yang disebabkan
oleh jamur Sclerotium cepivorum biasanya menyerang akar dan umbi sehingga menjadi busuk.
2.1.8 Kandungan Kimia
Bawang putih Allium sativum L. mengandung lebih dari 200 senyawa kimia. Ketika bawang putih dihancurkan, dipotong, atau ditumbuk maka akan
membentuk banyak senyawa baru melalui berbagai reaksi kimia Zang et al, 2013. Kandungan senyawa-senyawakimia dalam bawang putih diantaranya
adalah citral, α-phellandrene, geraniol, -phellandrene, linalool, tannin, minyak
atsiri, enzim allinase, peroksidase dan mirasinase, karbohidrat sukrosa dan glukosa, mineral selenium, asam amino seperti sisteine, glutamin, isoleusin dan
metionin, bioflavonoid seperti quersetin and sianidin, allistatin I dan allistatin II,
12
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
serta vitamin C, E dan A yang membantu melindungi dari agen pengoksidasi dan radikal bebas, juga vitamin lain seperti niasin, B1, B2, dan beta karoten Ayaz dan
Alpsoy HC, 2007. Kandungan kimia dari Allium sativum L. yang biasanya memiliki aktivitas
biologi dan bermanfaat dalam pengobatan adalah senyawa organosulfur Martinez, 2007. Kandungan senyawa organosulfur ini antara lain:
Senyawa S-aken-il-L-Sistein sulfoksida ACSOs, contohnya alliin dan -glutamilsistein, senyawa yang paling banyak terdapat dalam
bawang putih. Alliin bertanggung jawab pada bau dan citarasa bawang putih, asam amino yang mengandung sulfur, dan digunakan sebagai
prekusor allicin. Alliin dan senyawa sulfoksida yang lain, kecuali sikloalliin, segera berubah menjadi senyawa thiosulfinat, seperti
allicin, dengan bantuan enzim alliinase ketika bawang putih segar dicincang, dipotong, maupun dikunyah secara langsung Amagase,
2006. Alliin memiliki potensi sebagai antibakteri. Senyawa sulfur yang volatil seperti allicin. Allicin merupakan
senyawa yang kurang stabil, adanya pengaruh air panas, oksigen udara, dan lingkungan basa, mudah sekali terdekomposisi menjadi
senyawa sulfur yang lain seperti dialil sulfida. Senyawa sulfur yang larut dalam lemak seperti diallyl sulfide DAS
dan diallyl disulfide DADS. Senyawa sulfur larut air yang non volatil seperti S- allil sistein SAC,
yang terbentuk dari reaksi enzimatik -glutamilsisteine ketika bawang putih diekstraksi dengan air Amagase et al, 2001. SAC banyak
terdapat dalam berbagai macam sediaan bawang putih, merupakan senyawa yang memiliki aktivitas biologis, sehingga adanya SAC
dalam sediaan bawang putih sering dijadikan standar bahwa sediaan bawang putih tersebut layak dikonsumsi atau tidak Amagase, 2006.
13
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2.1.9 Nilai Gizi