29
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
badan 250-350 gram yang diperoleh dari peternakan Institut Pertanian Bogor IPB, Bogor.
3.3 Rancangan Penelitian
3.3.1 Besar Sampel
Penelitian ini merupakan eksperimen murni dengan rancangan acak lengkap RAL dengan beberapa kondisi perlakuan. Perlakuan dikelompokkan
menjadi 4 bagian dengan 5 ekor tikus putih jantan galur Sprague Dawley dalam setiap kelompok WHO, 2000. Empat kelompok tersebut terdiri dari satu
kelompok kontrol dan tiga kelompok yang diberikan serbuk kering bawang putih Allium sativum L. dengan tiga dosis berbeda.
3.3.2 Dosis dan Cara Perlakuan
Dosis pemberian mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Dixit dan Joshi 1982 yaitu 50, 100, dan 150 mgkgBB per hari perhitungan dosis
terlampir. Suspensi ekstrak diberikan secara oral menggunakan sonde, pada kelompok kontrol diberikan suspensi Na CMC tanpa kandungan ekstrak. Setiap
kali akan diberikan perlakuan, tikus ditimbang terlebih dahulu kemudian dibuat perhitungan dosis sesuai dengan berat badan tikus. Lamanya waktu perlakuan
berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Hammami, et al,. 2009, yaitu selama 30 hari.
3.4 Prosedur Kerja
3.4.1 Penyiapan Serbuk
Penyiapan serbuk dilakukan dilakukan di Laboratorium Penelitian II. Sebanayk 1 kg bulbus bawang putih dikupas kulit luarnya, kemudian dibersihkan
dari pengotor-pengotornya. Kupasan bulbus bawang putih yang sudah bersih diiris tipis-tipis kemudian didehidrasi menggunakan freeze dry dengan suhu 10
F - 12,2
C dan tekanan 10 Pa. Bawang putih kering hasil freeze dry kemudian dihancurkan. Serbuk yang didapat diayak dengan mesh 30-100. Setelah itu dibuat
suspensi dengan dosis yang telah ditentukan Li dan Ying, 2007.
30
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
3.4.2 Penapisan Fitokimia
Seluruh proses penapisan fitokimia dilakukan di Labortorium Kimia Obat. Identifikasi Alkaloid
Potong-potong 2-4 gr material tumbuhan yang telah bersih masukkan ke dalam mortar, tambahkan kloroform dan pasir bersih
secukupnya, kemudian gerus. Tambahkan 10 mL kloroform amoniakal dan diaduk rata. Campuran dipindahkan ke dalam tabung reaksi dengan
cara menyaringnya menggunakan kasa. Selanjutnya tambahkan 0,5 ml 1M asam sulfat dan kocok baik-baik, diamkan beberapa saat. Pipet
lapisan jernih yang terbentuk ke dalam 2 tabung reaksi kecil. Satu tabung ditambahkan pereaksi Dragendorff dan tabung lainnya perekasi
Mayer 2-3 tetes. Hasil positif ditunjukkan dengan terbentuknya endapan jingga dengan pereaksi Dragendorff dan endapan putih dengan
pereaksi Mayer, sebagai berikut: +
: sedikit keruh ++
: sangat keruh +++
: terjadi endapan. Chairul, 2003 Identifikasi Saponin Frothing test
Pengujian dilakukan dengan memasukkan 0,5 ml filtrate ke dalam tabung reaksi, kemudian ditambahkan dengan 5 ml aquades.
Kocok selama 30 detik. Adanya busabuih yang menetap mengindikasikan adanya saponin Evans, 1996
Identifikasi Steroid Pada uji dengan menggunakan pereaksi Liebermann-Burchard,
steroid menunjukkan warna biru kehijauan sedangkan triterpenoid menunjukkan warna merah, merah muda, atau ungu. Namun pada saat
pengujian dilapangan baik secara langsung pada simplisia maupun pada ekstrak terdapat variasi warna yang dihasilkan, tergantung pada cara
bagaimana pengujian tersebut dilakukan Farnsworth, 1966.
31
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Identifikasi Flavonoid Ekstrak lebih kurang 10 g material dengan etanol 80, saring
dan keringkan di atas penangas air. Kemudian lemaknya dihilangkan dengan pencucian heksan beberapa kali sehingga warna pigmen hilang
atau larutan heksan tidak berwarna lagi. Panaskan residu bebas lemak untuk memindahkan sisa heksana. Tambahkan residu dengan 20 ml
etanol dan pindahkan masing-masing 10 ml ke dalam 2 tabung reaksi. Setiap tabung reaksi ditambahkan 0,5 ml asam klorida pekat dan
dilakukan uji dengan pereaksi Wilstater Chairul, 2003. Salah satu tabung reaksi yang telah berisi asam klorida pekat
ditambahkan 3-4 butir logam magnesium Mg. amati perubahan warna yang terjadi dalam 10 menit. Apabila terbentuk warna, diencerkan
dengan air secukupnya dan tambahkan 1 ml oktil alcohol.kocok kuat- kuat kemudian diamkan. Amati perubahan warna pada masing0masing
pelarut. Apabila terjadi pembentukan atau perubahan warna menunjukkan reaksi positif terhadap flavonoid Chairul, 2003.
Identifikasi Tannin Timbang 2 mg serbuk bawang putih, tambahkan aquades 10 ml,
kemudian saring. Masukkan 2 ml filtrate ke dalam tabung reaksi, tambahkan
1 ml
FeCl
3
. Adanya
endapan biru
kehijauan mengindikasikan adanya tannin Evans, 1996.
Identifikasi Minyak Atsiri Identifikasi minyak atsiri dilakukan secara kualitatif dengan
mencium bau dari serbuk. Adanya bau khas aromatic bawang putih menandakan adanya minyak atsiri Evans, 1996.
32
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
3.4.3 Parameter Spesifik dan Non-spesifik 3.4.3.1