BAB IV PEMBAHASAN
Rumah Sakit Umum Daerah dr. Pirngadi Kota Medan adalah Rumah Sakit milik pemerintah berbentuk Badan Layanan Umum Daerah berdasarkan salinan
Keputusan Walikota Medan No. 9001847.K, tanggal 13 Oktober 2011. Rumah Sakit ini merupakan Rumah Sakit kelas B pendidikan yang mempunyai fasilitas dan
kemampuan medis spesialis dasar, spesialis luas, dan beberapa subspesialis. Kepegawaiannya meliputi tenaga medis, tenaga penunjang medis dan tenaga
nonmedis. RSUD dr. Pirngadi Kota Medan dipimpin oleh seorang direktur yang dalam
melaksanakan tugasnya dibantu oleh 3 wakil direktur yaitu wakil direktur bidang administrasi umum, wakil direktur bidang pelayanan medis dan keperawatan dan
wakil direktur bidang sumber daya manusia dan pendidikan. IFRS memiliki tiga sub instalasi yaitu: kesekretariatan, distribusi, dan
perlengkapan. Setiap bagian mempunyai tugas dan fungsi masing-masing yang saling berkaitan satu sama lain.
Sebelum dilakukan pencabutan SK. Walikota Medan No. 440006.k2004 Instalasi Farmasi Rumah Sakit menggunakan sistem swakelola dana bergulir
revolving fund system, dimana setiap penerimaan uang yang berasal dari penjualan perbekalan farmasi tidak disetor sebagai penerimaan rumah sakit, tetapi langsung
digunakan untuk mengadakan perbekalan farmasi yang sudah hampir habis. Setelah dilakukan pencabutan SK. Walikota Medan No. 440006.k2004, pengadaan
perbekalan farmasi dilakukan dengan sistem E-Purchasing.
Universitas Sumatera Utara
Pengelolaan perbekalan farmasi yang tidak dapat ditentukan jumlah satuannya seperti penggunaan plester, antiseptik, kapas, dan alatbahan habis pakai
dibuat dalam sistem unit cost. Sistem ini diberlakukan pada pasien rawat inap, rawat jalan, tindakan medis, operasi, dan lain-lain. Besarnya biaya unit cost yang
ditentukan untuk tiap-tiap tindakan berbeda, sesuai dengan jumlah biaya yang dikeluarkan dan ditetapkan oleh SK dari Direktur.
Hasil penghitungan unit cost setiap bulan akan dimasukkan ke dalam neraca rugilaba bulanan. Selanjutnya dari neraca rugilaba bulanan akan dibuat neraca
tahunan sehingga dapat diketahui besarnya keuntungan atau kerugian yang diperoleh. Apabila dari hasil penghitungan rugilaba tersebut diketahui instalasi farmasi telah
mendapat keuntungan, maka sistem operasional yang sedang dijalankan dalam periode ini akan dipertahankan untuk periode selanjutnya. Tetapi jika mengalami
kerugian maka akan dilakukan evaluasi dan revisi pada bagian yang mengalami kerugian. Revisi biaya unit cost perbekalan farmasi dilakukan untuk mengantisipasi
kerugian, misalnya karena kenaikan harga perbekalan farmasi atau adanya pemakaian perbekalan farmasi yang berlebihan.
Perbekalan farmasi di RSUD dr. Pringadi Kota Medan sudah didistribusikan dengan baik. Untuk pasien rawat jalan PBI, Non – PBI dan Medan SehatPemprovsu
digunakan kartu kendali yang disimpan di apotek. Kartu ini akan memudahkan petugas untuk memonitor penggunaan obat terutama untuk pasien yang
membutuhkan pengobatan dalam jangka waktu yang lama. Misalnya pasien diabetes mellitus dan penyakit degeneratif. Untuk pasien rawat jalan umum, obat diberikan
menggunaan individual prescription dimana obat sesuai dengan jumlah yang tertera dalam resep yang diberikan dokter.
Universitas Sumatera Utara
Pasien rawat inap PBI, NPBI, Medan SehatPemprovsu dan umum untuk sediaan injeksi dilakukan berdasarkan One Day Dose Dispensing ODDD, yaitu
untuk satu hari pemakaian. Untuk sediaan oral tablet diberikan untuk tiga hari pemakaian.
Pendistribusian perbekalan kesehatan terutama obat dikendalikan dengan menggunakan CPO Catatan Pemberian Obat dan kartu kendali obat. Hal ini
memungkinkan pemberian obat dengan dosis dan jumlah yang tepat sehingga lebih efektif bagi pasien. Untuk pasien umum, tidak menggunakan CPO hanya
menggunakan kartu obat. Selain itu, tersedia juga individual prescription ada di lemari-lemari emergency di ruangan yang dapat mempermudah kebutuhan pasien
dalam mendapatkan obat. Pembagian pelayanan pasien atas beberapa unit pelayanan farmasi
dimaksudkan untuk memudahkan pelayanan kepada pasien, sistem ini dikenal dengan istilah sistem desentralisasi. Unit pelayanan farmasi rawat inap untuk pasien
PBI, Medan SehatPemprovsu, Non - PBI dan umum terletak di lantai 3. Untuk pasien PBI, Medan SehatPemprovsu rawat jalan dan VCT rawat jalan terletak di
sebelah utara rumah sakit yang berdampingan dengan tempat pendaftaran pasien. Untuk unit pelayanan farmasi pasien umum rawat jalan berada di lantai 1 berdekatan
dengan poliklinik gigi. Pelayanan perbekalan farmasi di unit IBS Instalasi Bedah Sentral terletak di lantai 4. Untuk pelayanan perbekalan farmasi di instalasi gawat
darurat, terletak di luar unit IGD, hal ini mengakibatkan pelayanan kurang optimal. Namun hal ini dapat diatasi oleh pihak rumah sakit dengan menempatkan lemari
emergencylemari gantung di unit IGD yang dikelola oleh seorang petugas farmasi.
Universitas Sumatera Utara
Hal ini dimaksudkan untuk mendekatkan pelayanan kefarmasian pada pasien di ruang IGD.
Kegiatan administrasi di Instalasi Farmasi RSUD dr. Pirngadi Kota Medan telah dilaksanakan dengan baik, yaitu pengelolaan pembukuan dan pelaksanaan
fungsi kontrol obat-obatan melalui sistem cross-check pemeriksaan silang pada setiap sub instalasi farmasi dengan membuat laporan rangkap tiga, sebagai arsip di
administrasi, arsip di bagian penerimaan dan arsip di bagian pembelian. Pengelolaan administrasi di Instalasi Farmasi sudah melibatkan sistem
komputerisasi SIRS yang terhubung ke setiap bagian sehingga lebih memudahkan petugas dalam hal proses penagihan dan pembayaran langsung pasien, pengecekan
perbekalan farmasi dan lain-lain. Instalasi Farmasi Rumah Sakit seharusnya merupakan satu-satunya unit di
rumah sakit yang menyediakan dan mendistribusikan perbekalan farmasi serta menyajikan informasi obat pada pasien rawat jalan dan rawat inap yang dikenal
dengan sistem satu pintu. Namun, di RSUD dr. Pirngadi Kota Medan tidak melaksanakan sistem pelayanan farmasi satu pintu, hal ini dikarenakan adanya
apotek lain di luar Instalasi Farmasi Rumah Sakit, yaitu apotek Kimia Farma yang juga melayani perbekalan farmasi di RSUD dr. Pirngadi Kota Medan.
Pelaksanaan farmasi klinis di RSUD dr. Pirngadi Kota Medan yang telah dilaksanakan meliputi pemberian informasi obat dan konseling, pengkajian
kerasionalan pemberian obat, penanganan obat sitotoksik, pengkajian penggunaan obat, analisa efektivitas biaya, serta Penyuluhan Kesehatan Masyarakat Rumah Sakit
PKMRS yang merupakan bagian dari Pelayanan Informasi Obat PIO juga dilaksanakan. Namun pelaksanaan farmasi klinis lainnya seperti pencampuran obat
Universitas Sumatera Utara
suntik secara aseptis, penentuan kadar obat dalam darah, monitoring efek samping obat MESO, penyiapan total parenteral nutrisi TPN, masih belum dilaksanakan
karena keterbatasan sumber daya manusia dan peralatan. Instalasi CSSD telah melakukan upaya sterilisasi alat-alat untuk operasi yang
disesuaikan dengan tindakan operasi yang dilakukan. Alat-alat kesehatan habis pakai dan bahan-bahan keperluan sterilisasi dipesan dengan menggunakan surat pesanan
yang disetujui oleh RSUD dr. Pirngadi Kota Medan kepada PBF. Sedangkan untuk alat-alat inventaris disediakan oleh pihak rumah sakit. Penggantian alat-alat yang
rusak dan alat baru akan terus dilakukan untuk memaksimalkan pelayanan.
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN