Metode Kuantifikasi dengan Baku Dalam

2.5.3.2.5 Fase Diam

Kebanyakan fase diam pada KCKT berupa silika yang dimodifikasi secara kimiawi, silika yang tidak dimodifikasi, atau polimer-polimer stiren dan divinil benzen. Permukaan silika adalah polar dan sedikit asam karena adanya residu gugs silanol Si-OH. Oktadesil silika ODS atau C18 merupaka fase diam yang paling banyak digunakan karena mampu memisahkan senyawa-senyawa dengan kepolaran rendah, sedang, maupun tinggi Rohman, 2007.

2.5.3.2.6 Detektor

Suatu detektor dibutuhkan untuk mendeteksi adanya komponen cuplikandi dalam aliran yang keluar dari kolom. Detektor yang baik memiliki sensitifitas yang tinggi, gangguan noise yang rendah, kisaran respon linear yang luas, dan memberi tanggapanrespon untuk semua tipe senyawa. Detektor yang paling banyak digunakan dalam KCKT adalah detektor spektrofotometer uv 254 nm. Bermacam-macam detektor dengan variasi panjang gelombang uv-vis sekarang menjadi poluler karena dapat digunakan untuk mendeteksi senyawa-senyawa dalam rentang yang luas Putra, 2007.

2.5.4 Metode Kuantifikasi dengan Baku Dalam

Baku dalam terutama merupakan ragam yang berguna karena pemakaiannya secara tepat dapat memperkecil galat yang disebabkan oleh penyiapan cuplikan, peralatan, dan cara. Secara singkat, cara ini mencakup penambahan senyawa baku yang jumlahnya diketahui. Kemudian campuran itu dibuat untuk disuntikkan ke dalam kromatograf. Berdasarkan luas puncak Universitas Sumatera Utara senyawa baku dan luas puncak komponen yang diminati, kita dapat menentukan susunan Johnson dan Stevenson, 1991. Salah satu alasan utama digunakannya baku internal adalah jika suatu sampel memerlukan perlakuan sampel yang sangat signifikan. Jika baku internal ditambahkan pada sampel sebelum dilakukan preparasi sampel, maka baku internal dapat mengoreksi hilangnya sampel-sampel ini Rohman, 2007. Menurut Rohman 2007, syarat-syarat suatu senyawa dapat digunakan sebagai baku internal adalah: - Terpisah dengan baik dari senyawa yang dituju atau puncak-puncak yang lain - Mempunyai waktu retensi yang hampir sama dengan analit. - Tidak terdapat dalam sampel. - Mempunyai kemiripan sifat-sifat dengan analit dalam tahapan-tahapan penyiapan sampel. - Tidak mempunyai kemiripan secara kimiawi dengan analit. - Tersedia dalam perdagangan dengan kemurnian yang tinggi. - Mempunyai respon detektor yang hampir sama dengan analit pada konsentrasi yang digunakan. Kebanyakan baku dalam merupakan senyawa yang secara kimia menyerupai obat yang akan diperiksa. Semakin struktur kimianya menyerupai obat, maka semakin baik kontrol variasi yang dicapai. Idealnya, baku dalam ditambahkan dalam jumlah dan konsentrasi yang sama pada semua sampel dan baku yang digunakan dalam pembuatan kurva kalibrasi. Dalam kromatografi, rasio tinggi puncak atau luas puncak senyawa terhadap baku dalam biasanya di- plot terhadap konsentrasi. Selanjutnya, perbandingan atau rasio respon detektor Universitas Sumatera Utara tinggi atau luas puncak untuk obat dan baku dalam digunakan dalam kalibrasi dan pengujian Smyth, 1992.

2.5.5 Nikotinamida Ditjen POM, 1995