4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Hasil Belajar Mahasiswa
Hasil belajar tidak dapat dipisahkan dari perbuatan belajar, karena belajar merupakan suatu proses, sedangkan hasil belajar adalah hasil dari suatu proses pembelajaran tersebut.
Bagi seorang mahasiswa belajar merupakan suatu kewajiban. Berhasil atau tidaknya seorang mahasiswa dalam pendidikan tergantung pada proses belajar yang dialami oleh mahasiswa
tersebut. Hakikat belajar tidak hanya meliputi mata pelajaran, tetapi juga penguasaan, kebiasaan,
persepsi, kesenangan, minat, penyesuaian sosial, bermacam-macam keterampilan dan cita- cita. Seseorang belajar bila ia ingin melakukan suatu kegiatan sehingga perilakunya berubah.
Perilaku dipandang dalam arti luas yang meliputi pengamatan, pengenalan, perbuatan, ketrampilan, minat penghargaan, sikap dan lain-lain Nasution 2003. Jadi dapat diambil
kesimpulan, bahwa belajar tidak hanya mengenai bidang intelektual saja, akan tetapi seluruh pribadi anak, kognitif, afektif, maupun psikomotor.
Seperti penjelasan di atas Hamalik 2004 juga menuturkan bahwa belajar terkait dengan perubahan persepsi dan perilaku serta perbaikan perilaku, sehingga pengetahuan yang
diperoleh mahasiswa setelah belajar menjadikan mahasiswa mempunyai persepsi atau pandangan yang berbeda pada segala sesuatu yang dia kenal sebelum belajar. Perubahan
persepsi akan mempengaruhi perilakunya dengan harapan perubahan perilaku mahasiswa menjadi lebih baik dari sebelumnya.
Belajar dapat dikatakan berhasil jika terjadi perubahan dalam diri mahasiswa, namun tidak semua perubahan perilaku dapat dikatakan belajar. Menurut Makmun 2005,
perubahan tingkah laku akibat belajar memiliki ciri-ciri perwujudan yang khas antara lain, perubahan intensional, perubahan positif dan perubahan efektif. Perubahan intensional
merupakan perubahan dalam proses belajar karena pengalaman atau praktek yang dilakukan secara sengaja dan disadari dilakukannya dan bukan secara kebetulan dengan demikian,
perubahan karena kemantapan dan kematangan atau keletihan atau karena penyakit tidak dapat dipandang sebagai perubahan hasil belajar.
Perubahan dikatakan efektif apabila membawa pengaruh dan makna tertentu bagi mahasiswa setidak-tidaknya sampai batas waktu tertentu relatif tetap dan setiap saat
diperlukan dapat direproduksi dan dipergunakan seperti dalam pemecahan masalah problem solving, baik dalam ujian, ulangan dan sebagainya maupun dalam penyesuaian diri dalam
kehidupan sehari-hari dalam rangka mempertahankan kelangsungan hidupnya. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses
usaha yang dilakukan mahasiswa untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, secara sengaja, disadari dan perubahan tersebut relative menetap serta
membawa pengaruh dan manfaat yang positif bagi mahasiswa dalam berinteraksi dengan lingkungannya.
Bentuk penghargaan dari proses belajar yang sudah ditempuh mahasiswa adalah perolehan prestasi belajar. Prestasi belajar merupakan istilah yang tidak asing lagi dalam
dunia pendidikan. Istilah tersebut lazim digunakan sebagai sebutan dari penilaian hasil belajar. Dimana penilaian tersebut bertujuan melihat kemajuan belajar peserta didik dalam
hal penguasaan materi pelajaran yang telah dipelajarinya sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Prestasi belajar digunakan untuk menunjukan hasil yang optimal dari suatu
aktivitas belajar sehingga artinya pun tidak dapat dipisahkan dari pengertian belajar. Prestasi belajar sebagai hasil dari suatu proses belajar yang sudah dijalani merupakan
bentuk penghargaan yang diperoleh mahasiswa sesuai perjuangan dan usahanya. Untuk memperoleh prestasi belajar bukanlah suatu hal yang mudah karena memerlukan perjuangan
dan pengorbanan dengan berbagai tantangan yang harus dihadapi. Prestasi adalah hasil yang telah dicapai seseorang setelah melakukan suatu pekerjaan
atau aktivitas tertentu .
Menurut Makmun 2005, prestasi belajar adalah hasil penilaian pendidikan terhadap proses belajar dan hasil belajar mahasiswa sesuai dengan tujuan
intruksional yang menyangkut isi pelajaran dan perilaku yang diharapkan dari mahasiswa. Jadi prestasi belajar adalah penilaian terhadap hasil belajar mahasiswa untuk mengetahui
sejauhmana ia telah mencapai sasaran belajar. Penilaian merupakan salah satu bagian dari proses evaluasi, seperti yang diutarakan
oleh Arikunto 2006, evaluasi pendidikan selalu dikaitkan dengan prestasi belajar mahasiswa, dimana evaluasi merupakan sebuah proses pengumpulan data untuk menentukan
sejauhmana, dalam hal apa dan bagian mana tujuan pendidikan sudah dicapai. Tingkat
keberhasilan yang diperoleh mahasiswa selama mengikuti proses belajar mengajar atau kuliah sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya dan dilakukan selama periode
tertentu yang dapat diukur dengan menggunakan tes. Prestasi Belajar Mahasiswa ditunjukkan dalam indeks prestasi .
Indeks restasi kumulatif IPK adalah angka yang menunjukkan prestasi atau keberhasilan studi mahasiswa dari semester pertama sampai dengan sampai dengan semester
akhir yang telah ditempuh secara kumulatif Diah Budiati, Yuliana, Suparti 2012 . Indeks Prestasi IP adalah penilaian keberhasilan studi semester mahasiswa yang dilakukan pada
tiap akhir semester. Pencapaian prestasi belajar yang baik tidak semudah membalikkan telapak tangan,
tetapi mahasiswa harus berjuang keras untuk meraihnya. Selain itu banyak sekali faktor yang perlu diperhatikan, karena di dalam dunia pendidikan tidak sedikit mahasiswa yang
mengalami kegagalan. Mahasiswa ada yang memiliki dorongan kuat untuk berprestasi dan kesempatan untuk meningkatkan prestasi, tetapi dalam kenyataannya prestasi yang dihasilkan
di bawah kemampuannya. Menurut Syah 2001, secara global faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar
mahasiswa dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu faktor internal, faktor eksternal, strategi dan metode belajar.
1. Faktor Internal
Faktor internal faktor dari dalam siswa, yaitu keadaan atau kondisi jasmani dan rohani mahasiswa. Faktor ini meliputi dua aspek, yaitu aspek fisiologi jasmani
menyangkut kondisi umum jasmani yang menandai tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-sendinya, hal ini dapat mempengaruhi semangat dan intensitas mahasiswa
dalam mengikuti pelajaran. Kondisi jasmani yang tidak mendukung kegiatan belajar, seperti gangguan kesehatan, cacat tubuh, gangguan penglihatan dan lain sebagainya
sangat mempengaruhi kemampuan mahasiswa dalam menyerap informasi dan pengetahuan.
Banyak faktor yang termasuk dalam aspek psikologis rohani yang dapat mempengaruhi kualitas hasil belajar mahasiswa, antara lain tingkat intelegensi, sikap,
bakat, minat dan motivasi mahasiswa Syah 2001. Tingkat kecerdasan merupakan wadah
bagi kemungkinan tercapainya hasil belajar yang diharapkan, tetapi pencapaian prestasi belajar juga tidak terlepas dari faktor lain yang mempengaruhi.
Sikap mahasiswa merupakan gejala internal yang berdimensi afektif berupa kecenderungan untuk mereaksi dengan cara relatif tetap terhadap objek, baik secara
positif maupun negatif Baiduri 2003. Sikap mahasiswa yang positif terutama kepada dosen dan mata kuliah yang diterima merupakan tanda yang baik bagi proses belajar
mahasiswa. Sebaliknya, sikap negatif yang diiringi dengan kebencian terhadap dosen dan mata kuliahnya menimbulkan kesulitan belajar mahasiswa tersebut, sehingga hasil belajar
yang dicapai mahasiswa akan kurang memuaskan. Bakat merupakan kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai
keberhasilan pada masa yang akan datang. Menurut Semiawan 2002 bakat juga diartikan sebagai kemampuan individu untuk melakukan tugas tertentu tanpa banyak
bergantung pada upaya pendidikan dan latihan. Peserta didik yang kurang atau tidak berbakat untuk suatu kegiatan belajar tertentu akan mengalami kesulitan dalam belajar
dan membutuhkan tenaga serta waktu yang lebih banyak untuk menguasai kegiatan belajar tersebut Saparahayuningsih 2002.
Minat berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Minat terhadap suatu bidang studi dapat timbul karena berbagai alasan,
misalnya karena cakupan bidang studi yang menarik perhatian mahasiswa, pembawaan guru atau dosen dalam kegiatan belajar yang menyenangkan serta ketersediaan sarana dan
prasarana yang mendukung kegiatan mahasiswa Syah 2001. Minat mempengaruhi kualitas pencapaian hasil belajar mahasiswa. Mahasiswa yang menaruh minat besar
terhadap bidang studi tertentu akan memusatkan perhatiannya lebih banyak dari pada mahasiswa lain, sehingga memungkinkan mahasiswa tersebut untuk belajar lebih giat dan
pada akhirnya mencapai hasil belajar yang maksimal Saparahayuningsih 2002. Tanpa motivasi yang besar, peserta didik akan banyak mengalami kesulitan dalam
belajar, karena merupakan faktor pendorong kegiatan belajar. Menurut Syah 2001 motivasi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu motivasi intrinsik dan motivasi
ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah hal dan keadaan yang berasal dari dalam diri mahasiswa sendiri yang dapat mendorongnya melakukan tindakan belajar. Adapun
motivasi ekstrinsik adalah hal dan keadaan yang datang dari luar individu mahasiswa
yang mendorongnya untuk melakukan kegiatan belajar. Motivasi yang dipandang lebih esensial adalah motivasi intrinsik karena lebih murni dan langgeng serta tidak bergantung
pada dorongan atau pengaruh orang lain. 2.
Faktor eksternal Faktor eksternal faktor dari luar, yakni kondisi atau keadaan lingkungan sekitar
mahasiswa. Adapun faktor eksternal yang dapat mempengaruhi hasil belajar mahasiswa adalah lingkungan sosial dan lingkungan non sosial Syah 2001. Lingkungan sosial
mahasiswa di kampus adalah para guru atau dosen dan teman-teman, yang dapat mempengaruhi semangat belajar mahasiswa. Masyarakat, tetangga dan teman-teman
sepermainan di sekitar perkampungan mahasiswa juga termasuk lingkungan sosial bagi mahasiswa. Namun lingkungan sosial yang lebih banyak mempengaruhi kegiatan belajar
siswa ialah keluarga siswa itu sendiri. Sifat-sifat orang tua, praktik pengelolaan keluarga, ketegangan keluarga, semuanya dapat memberi dampak baik dan buruk terhadap kegiatan
belajar dan hasil yang dicapai siswa Goleman 2005. Lingkungan non sosial adalah gedung kampus dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga mahasiswa dan letaknya,
alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan mahasiswa. 3.
Strategi dan metode belajar Tercapainya hasil belajar yang baik dipengaruhi oleh aktivitas mahasiswa dalam
belajar. Strategi dan metode belajar adalah suatu upaya belajar yang digunakan mahasiswa untuk melakukan kegiatan belajar materi-materi pelajaran Rosyidi 2002.
Ketepatan dalam memilih strategi dan metode belajar akan sangat mempengaruhi cara belajar yang sesuai dengan dirinya, maka mahasiswa akan semakin mudah dalam belajar
dan mencapai tujuan belajarnya Purwanto 2003. Menurut Sumadi Suryabrata 2002, secara garis besar faktor-faktor yang
mempengaruhi hasil belajar digolongkan sebagai berikut: a.
Faktor endogen yang dibedakan menjadi dua yaitu: 1.
Faktor fisiologis, merupakan faktor yang berhubungan dengan jasmani dan panca indra.
2. Faktor psikologis, meliputi: inteligensi, bakat, motivasi dan konsentrasi.
b. Faktor eksogen adalah bahan yang dipelajari, lingkungan alami dan sosial, instrumental
kurikulum, program, saranafasilitas dan gurutenaga pengajar.
Menurut Semiawan 2002 faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar yaitu: 1.
Pemenuhan kebutuhan psikologi anak yang meliputi: kebutuhan primer, pangan, sandang dan perumahan serta kasih sayang, penghargaan terhadap dirinya serta peluang untuk
mengaktualisasi diri. 2.
Kemampuan intelektual, meliputi: a.
Kemampuan intelektual kognitif berupa intelegensi b.
Kemampuan intelektual non kognitif berupa emosi, motivasi, kepribadian serta pengaruh lingkungan.
3. Pengembangan kreativitas
B. Kecerdasan Emosional Emotional Quetion